Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TEKNIK IRIGASI PERMUKAAN DAN DRAINASE

TENTANG
PEMBUATAN PETA KONTUR

OLEH :

ALI SAHBANA
NIM : 1401343037

DOSEN PEMBIMBING :

Ir. AMRIZAL MP

PROGRAM STUDI TATA AIR PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan laporan praktek Teknik
Irigasi Permukaan dan Drainase (TIPD).

Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan dan sebagai persyaratan
untuk mendapat nilai.Dan juga bertujuan untuk mengetahui pembelajaran tentang peta kontur
serta pembelajaran untuk membuat laporan yang baik.

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada:.

1. Bapak Ir.Amrizal.MP yang sudah memberikan pelajaran dan membantu


mahasiswa untuk mengetahui tentang Teknik Irigasi Permukaan dan Drainase.
2. Bapak/ibu teknisi PLP yang sudah membantu berjalannya proses praktek di
lapangan.
3. Kawan-kawan 1 kelompok yang sudah berpartisipasi dan bekerja sama dalam
proses belajar Teknik Irigasi Permukaan dan Drainase (TIPD).

Mungkin dalam membuat laporan ini masih banyak terdapat kekurangan atau
ketidaksesuaian dalam prosedur pembuatan laporan, dan juga masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran nya dari pembaca.

Tanjung Pati, 05 Mei 2017

Ali Syahbana Nasution


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masa pembangunan dewasa ini, ketersediaan peta menjadi suatu hal yang tidak dapat
ditinggalkan, terlebih untuk pembangunan fisik. Sebagaimana kemajuan di bidang ilmu
teknologi yang demikian pesat, teknik pemetaan pun sudah sedemikian berkembang, baik
dalam hal teknik pengumpulan data maupun proses pengolahan dan penyajian baik secara
spasial maupun sistem informasi kebumian lainnya. Pemetaan teristris adalah proses
pemetaan yang pengukurannya langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan
tertentu. Teknik pemetaan mengalami perkembangan sesuai dengan berkembangnya ilmu dan
teknologi. Dengan perkembangan peralatan ukur tanah secara elektronis, maka proses
pengukuran menjadi semakin cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Setiap teknik
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga dalam pemilihannya sangat
bergantung dengan tujuan pemetaan, tingkat kerincian obyek yang harus disajikan, serta
cakupan wilayah yang akan dipetakan. Dalam pengukuran di lapangan menggunakan
peralatan pengukuran, seperti :GPS, theodolit, rambu ukur, pita ukur, dan lain lain. Agar
pengukuran dapat diwujudkan dalam bentuk peta, setelah semua data dihitung, meliputi
perhitungan koordinat (x,y), titik-titik kerangka pemetaan (poligon), perhitungan ketinggian
titik-titik poligon (z), sudut arah dan jarak titik-titik detil serta ketinggiannya. Langkah
selanjutnya penggambaran dengan garis kontur.

1.2 Tujuan

Praktikum pembuatan peta kontur bertujuan untuk :


1. Mengukur luas wilayah seberang air.
2. Membuat peta kontur wilayah yang telah diukur.
3. Menentukan kelerengan kontur pada peta kontur.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Peta adalah gambaran permukaan bumi yang digambar pada permukaan datar, dan
diperkecil dengan skala tertentu dan juga dilengkapi simbol sebagai penjelas. Beberapa ahli
mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun pada dasarnya peta mempunyai arti
yang sama. Berikut pengertian peta dari para ahli.

1. Menurut ICA (International Cartographic Association)


Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih
dari pemukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa,
yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
2. Menurut Aryono Prihandito (1998)
Peta adalah gambaran permukaaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada
bidang datar melalui system proyeksi tertentu.
3. Menurut Erwin Rainsz (1948)
Peta adlah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil
seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan
ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.
4. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,
merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada
tahapan pada tingkatan pembangunan.

Dewasa ini sudah dikenal adanya peta digital (Digital Map), yaitu peta yang berupa
gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer. Biasanya peta
digital ini dibuat dengan menggunakan software GIS (Geography Information System). Ilmu
yang mempelajari tentang peta dan pemetaan disebut dengan kartografi dan orang yang ahli
dalam bidang peta dan pemetaan disebut kartograf.
Jenis-jenis Peta sebagai berikut :

1. Berdasarkan Sumber Datanya

a. Peta Induk (Basic Map)


Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.Peta induk ini
dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan
pula sebagai peta dasar (basic map).Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam
pembuatan peta-peta lainnya.

b. Peta Turunan

Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada,
sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.Peta turunan ini tudak bisa
digunakan sebagai peta dasar.

2. Berdasarkan isi Data yang disajikan

a. Peta Umum
Peta umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur topografi di permukaan
bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta menggambarkan keadaan
relief permukaan bumi yang dipetakan.

Peta umum dibagi menjadi 3 sebagai berikut.

1. Peta Topografi
peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya.
Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis
kontur. Garis kontur yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai ketinggian yang sama.
Sifat-sifat garis kontur pada peta topografi antara lain sebagai berikut.
a. Semakin rapat jarak antargaris kontur, menunjukan semakin curam daerah tersebut.
Begitu juga sebaliknya, bila jarak antargaris konturnya jarang, maka tempat tersebut
adalah landai.
b. Bila ditemukan ada garis kontur yang bergigi, hal tersebut menunjukkan di daerah
tersebut terdapat depresi atau lembah.

2. Peta Chorografi
peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaaan bumi yang
bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta chorografi adalah atlas.

3. Peta Dunia
Peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat
luas.

b. Peta Tematik
Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema
tertentu/khusus.Misal peta Geologi, peta pegunungan lahan, peta persebaran objek
wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.Salah satu contoh peta Tematik
yaitu peta pegunungan lahan.Peta ini merupakan peta yang khusus menunjukan
persebaran penggunaan lahan suatu wilayah yang dipetakan.Perhatikan contoh peta
penggunaan lahan di bawah ini.
4. Berdasarkan Skalanya
a. Peta Kadaster/teknik
Peta ini mempunyai skala sangat besar antara 1 : 100 - 1 : 5.000 peta kadaster
ini sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya
untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan sebagiannya.
b. Peta skala besar
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta
ini digunakan untuk perencanaan wilayah.
c. Peta skala sedang
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000.
d. Peta skala kecil
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000.
e. Peta Geografi/Dunia
Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

Fungsi Pembuatan Peta


a. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif ( letak suatu tempat dalam hubungannya
dengan tempat lain ) di permukaan bumi
b. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya
bentuk benua dan gunung) sehingga dimensi terlihat dari peta.
c. Menyajikan data tentang potensi suatu daeah.
d. Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak
jarak di atas permukaan bumi.
Beberapa metode penarikan garis kontur, antara lain metode langsung, yaitu : titik-
titik yang sama tinggi di lapangan secara langsung oleh alat penyipat datar, rambu ukur, dan
patok-patok yang jumlahnya banyak. Cara ini kurang praktis dan membutuhkan waktu yang
banyak di lapangan.Metode tidak langsung, yaitu digambar atas dasar ketelitian detail hasil
plotting yang tidak merupakan kelipatan dari interval kontur yang diperlukan, sehingga
diperlukan penentuan posisi titik-titik yang mempunyai ketinggian kelipatan dari interval
kontur. (Basuki 2006)
Menurut Basuki (2006), metode tidak langsung dapat dilakukan dengan metode
matematis dengan menggunakan interpolasi linier, interpolasi yang sebanding dengan
jaraknya. Perhitungannya sangat tepat dan diperlukan alat bantu hitung kalkulator. Metode
semi segitiga menggunakan mistar segitiga dengan ada angka pembagian sampai millimeter
atau alat interpolasi radialgraph yang terbuat dari kertas transparan. Metode grafis digunakan
untuk peta-peta skala menengah dan kecil. Cara metode ini memberi angka ketinggian pada
setiap garis kontur dan setiap lima buah kontur atau angka kelipatan tertentu garis kontur
dibuat agak tebal. Untuk menghindari kesalahan morfologi dari garis kontur, distribusi dari
detail ketinggian harus disesuaikan dengan kondisi topografi medan dan skala peta yang
dibuat. Apabila medan bergelombang, maka untuk medan yang beda tingginya lebih besar
daripada besarnya kontur interval harus diukur, namun pada medan kemiringannya seragam
cukup diukur pada awal dan akhir kemiringan tersebut walaupun jaraknya cukup jauh.
Garis kontur mempunyai arti yang penting bagi perencanaan rekayasa, karena dari
peta kontur dapat direncanakan, antara lain : penentuan rute, saluran irigasi, bentuk irisan,
tampang pada arah yang dikehendaki, gambar isometrik dari galian/timbunan, besar volume
galian/timbunan, penentuan batas genangan pada waduk, dan arah drainase. (Basuki 2006)
Agar pengukuran dapat diwujudkan dalam bentuk peta, setelah semua data di
lapangan dihitung, meliputi perhitungan koordinat (x,y), titik-titik kerangka pemetaan
(poligon), perhitungan ketinggian titik-titik poligon dari pengukuran sipat datar, penarikan
garis-garis kontur, dan editing. (Basuki 2006)
Kesalahan yang terjadi pada saat penggambaran peta adalah kesalahan plotting titik
kontrol, ketelitian yang diisyaratkan sebesar 0,1 mm. Ketelitian penggambaran peta yang
disebabkan oleh alat-alat penggambaran diusahakan tidak melebihi 0,2 mm. (Basuki 2006)
Pengukuran detil merupakan pekerjaan dimana posisi bentuk-bentuk planimetris dan
garis-garis kontur berdasarkan pada titik-titik kontol tertentu. Gambar detil dibuat disekitar
titik-titik kontrol tertentu. Gambar detil dibuat di sekitar titik-titik kontrol pembantu, yang
akhirnya pengukuran detail dari gambar tersebut. (Basuki 2006)
Bentuk permukaan tanah dapat dinyatakan dengan susunan garis-garis lengkung
horizontal dengan interval tinggi tertentu.Elevasi lapangan dapat diukur dengan garis-garis
lengkung horizontal. Peta-peta topografi mempunyai ketinggian garis-garis lengkung
horizontal yang sama disebut jarak antara garis-garis lengkung horizontal. (Sastrodarsono,
2005)
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan tempat praktikum


Praktikum pembuatan peta kontur dilaksanakan pada tanggal 25 April 2017 yang
dimulai pada pukul 08.00 - 15.00 WIB bertempat di Seberang Air, kec. Lareh Sago Halaban,
kab. Lima Puluh Kota, prov. Sumatera Barat.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
a. GPS Garmin

Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:


a. Lokasi kampus II Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
b. Buku
c. Bolpoint

3.3 Prosedur praktikum


1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Menentukan dan menandai rute yang akan di telusuri untuk mendapatkan data
koordinat (x,y) dan beda tinggi (z).
3. Melakukan pengukuran sesuai jalur yang ditetapkan
4. Pengambilan titik koordinat sesuai dengan jarak yang ditentukan, yaitu setiap 5 meter.
5. Lakukan pencatatan x,y dan z setiap 5 meter sampai seluruh areal selesai.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

X Y Z
695989 9969619 487
696017 9969639 501
696037 9969620 501
696058 9969647 497
696100 9969651 509
696109 9969633 511
696138 9969616 512
696151 9969590 510
696169 9969585 509
696185 9969592 512
696219 9969593 515
696245 9969549 515
696253 9969525 519
696268 9969510 528
696277 9969486 530
696278 9969389 530
696266 9969377 493
696148 9969339 532
696094 9969343 534
696061 9969343 526
696043 9969342 518
696023 9969337 509
695994 9969345 503
695966 9969370 493
695961 9969398 492
695966 9969432 492
695984 9969461 489
695998 9969498 488
696000 9969524 486
696004 9969538 487
695992 9969603 498
696014 9969593 501
696039 9969602 491
696046 9969606 500
696074 9969611 507
696121 9969613 515
696171 9969580 523
696223 9969417 519
696173 9969408 510
696147 9969399 522
696125 9969381 518
696063 9969381 522
696032 9969376 508
696006 9969405 499
696009 9969481 500
696014 9969535 494
695996 9969586 488
696023 9969589 485
696052 9969592 489
696091 9969593 492
696115 9969576 501
696140 9969577 505
696192 9969572 506
696209 9969544 509
696217 9969524 514
696220 9969489 509
696233 9969465 507
696227 9969443 508
696239 9969419 503
696206 9969409 502
696166 9969418 497
696140 9969421 499
696122 9969389 496
696100 9969378 495
696077 9969388 477
696046 9969399 497
696029 9969408 496
696002 9969421 491
696027 9969477 492
696034 9969514 492
696025 9969531 491
695995 9969566 448
696020 9969574 490
696063 9969580 493
696100 9969563 498
696120 9969561 496
696163 9969557 500
696194 9969545 503
696203 9969520 501
696287 9969498 504
696198 9969477 500
696182 9969463 502
696200 9969435 505
696170 9969437 504
696138 9969436 449
696115 9969432 495
696075 9969410 499
696052 9969418 499
696028 9969443 496
696072 9969310 495
696050 9969512 495
696052 9969538 495
696005 9969562 490
696034 9969561 497
696074 9969574 503
696095 9969547 498
696133 9969532 500
696164 9969510 501
696152 9969473 501
696131 9969466 501
696091 9969460 499
696088 9969468 499
696070 9969462 498
696067 9969466 498
696059 9969478 497
696059 9969478 496
4.2 Pembahasan

Praktikum pembuatan kontur merupakan praktikum yang dilakukan pada mata kuliah
Teknik Irigasi Permukaan dan Drainase. Praktikum kali ini, yaitu praktikum yang
menggunakan metode dalam proses pengukuran, seperti metode poligon terbuka. Akhir dari
praktikum kali ini yaitu pembuatan peta kontur.
Kontur adalah garis khayal yang menggambarkan semua titik yang mempunyai
ketinggian yang sama dari bidang referensi tertentu, umumnya bidang yang digunakan adalah
permukaan air laut. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler.Interval kontur
adalah jarak vertikal antara dua garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan
skalanya.Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk suatu permukaan lahan yang
sebenarnya.Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, kontur-
kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai.Garis kontur menunjukkan
tinggi suatu tempat di atas permukaan laut, menunjukkan bentuk relief, menunjukkan bentuk
lereng.Fungsi garis kontur di bidang kehutanan dapat menunjukan rute jalan/irigasi, arah
drainase, bentuk irisan atau tampang pada arah yang dikehendaki.
Peta kontur itu sendiri merupakan peta yang menggambarkan sebagian bentuk-bentuk
permukaan bumi yang bersifat alami dengan menggunakan garis-garis kontur.Peta kontur
merupakan salah satu contoh dari peta khusus atau peta tematik.Ada beberapa karakteristik
garis-garis kontur, yaitu garis yang tertutup, tidak berpotongan, berhimpit pada tempat lereng
tegak, kondisi normal ketinggiannya semakin naik, dan meruncing ke arah hulu. Interpretasi
peta kontur memberikan informasi tentang ketinggian tempat, bentuk lereng (apakah
berbentuk cekung, cembung, atau seragam ?), serta juga dapat menunjukkan kemiringan
lereng (apakah lereng tersebut landai atau terjal ?).
Selain itu dari peta kontur juga dapat digunakan untuk menentukan inversibility atau
daerah yang tampak yang diperoleh dari pembuatan profil atau diagram penampang. Profil
atau penampang adalah gambaran kenampakan suatu daerah apabila dipotong secara vertikal
oleh bidang tegak lurus terhadap permukaannya.Berdasarkan gambar peta yang terdapat pada
lampiran, terlihat bahwa semakin rapat garis antarkontur, maka kemiringan lereng semakin
terjal.Sebaliknya, semakin jarang garis antarkontur, maka kemiringan lereng semakin landai.
Selain untuk mengetahui kemiringan lereng, identifikasi tentang garis kontur juga
dapat untuk mengetahui bentuk lereng.Berdasarkan bentuknya, lereng dapat berbentuk
seragam, cekung, ataupun cembung.Lereng dapat pula berbentuk tegak lurus atau tebing,
sehingga bila digambarkan menunjukkan garis kontur yang saling berimpit.
Praktikum kali ini dimulai dengan menggunakan metode poligon terbuka.Yaitu
menyisir seluruh areal deangan membawa GPS Garmin sebagai alat, dan pencatatan
koordinat di lakukan setiap jarak 5 meter sampai seluruh areal selesai. Hasilyang didapatkan
dari praktikum ini sangat dipengaruhi oleh ketelitian pada proses praktikum, baik ketelitian
dari alat maupun ketelitian dari praktikan. Kondisi lingkungan juga berpengaruh pada proses
praktikum yang nantinya mempengaruhi juga hasil yang didapatkan.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini yaitu dalam
melakukan pengukuran suatu wilayah dapat menggunakan beberapa metode sehingga akan
memudahkan dalam proses pengukuran dan proses pembuatan peta.Dalam pengukuran peta
sebenarnya lebih baik menggunakan jarak yang lebih pendek untuk setiap titik koordinat,
karna semakin kecil jarak maka semakin bagus ketelitiannya. Dan hasil pengukuran
menggunakan GPS Garmin tersebut dapat dituangkan hasil praktikum ke dalam sebuah peta
kontur dengan aplikasi ArcGis.93
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Slamet. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sastrodarsono, Suyono. 2005. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. Jakarta: Pradnya
Paramita.
http://jajangroni.blogspot.co.id/2012/03/laporan-akhir-peta-kontur-iutpw.html

Anda mungkin juga menyukai