1.1. Pendahuluan
1.1.1. Deskripsi Singkat
Pemotretan udara merupakan salah satu tahap pemetaan fotogrametri
yang cukup penting. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pemotretan udara perlu
dilakukan perencanaan yang matang dan detail sedemikian rupa, sehingga
pelaksanaan pemotretan udara dapat berjalan lancar. Foto udara yang
digunakan untuk pemetaan fotogrametri adalah foto udara tegak dimana pada
saat pemotretan udara sumbu kamera udara tegak lurus permukaan bumi.
Untuk keperluan perencanaan pemotretan udara terlebih dahulu harus
ditentukan skala foto udara, spesifikasi teknik jenis film, kamera udara dan
pesawat terbang yang akan digunakan. Selain itu juga harus ditentukan besaran
overlap dan sidelap foto udara.
1.1.2. Relevansi
Materi pada bab ini akan memberikan keahlian bagi ahli geodesi
mengenai syarat-syarat dan spesifikasi teknik untuk pemotretan udara.
Disamping itu akan memberikan keahlian bagi mahasiswa dalam membuat
perencanaan pemotretan udara.
Pemetaan Fotogrametri 45
Perencanaan Pemotretan Udara
1.2. Penyajian
1.2.1. Uraian dan Contoh
1. Pesawat terbang
2. Kamera udara
3. Film
Kriteria dan spesifikasi teknik dari pesawat terbang, kamera udara dan film
untuk keperluan pemotretan udara telah dibahas pada sub pokok bahasan foto
udara. Oleh karena itu disini tidak akan dibahas lagi, selanjutnya yang akan
dibahas adalah tahap pekerjaan pemotretnan udara.
Tahap pekerjaan pemotretan udara dapat dibagi dalam :
1. Perencanaan
2. Persiapan
3. Pelaksanaan
4. Proses fotografi
Pemetaan Fotogrametri 46
Perencanaan Pemotretan Udara
1. Perencanaan Pemotretan
1. Besarnya overlap
2. Besarnya sidelap
3. Basis udara
4. Jarak antara dua jalur terbang yang berurutan ( strip )
5. Banyaknya foto tiap jalur
6. banyaknya jalur terbang
7. Luas model
8. Luas efektif
9. Jumlah total foto udara
Untuk keperluan pembuatan perencanaan pemotretan udara, maka dibuat
gambar geometri pemotretan udara. Selain itu juga dibuat notasi-notasi yang
akan dipergunakan untuk kelerluan perencanaan pemotretan udara.
Pemetaan Fotogrametri 47
Perencanaan Pemotretan Udara
Gambar geometri pemotretan udara dapat dilihat pada Gambar 3.1, dan
notasi-notasi untuk perencanaan pemotretan udara adalah sebagai berikut :
Fn = Luas efektif
Pemetaan Fotogrametri 48
Perencanaan Pemotretan Udara
Fm = Luas model
p = overlap
q = sidelap
B = Basis udara
1. Besarnya overlap
S - B
P = x 100 %
S
2. Besarnya sidelap
S - A
q = x 100 %
S
3. Basis udara
B = S ( 1 - p )
Pemetaan Fotogrametri 49
Perencanaan Pemotretan Udara
A = S ( 1 - q )
Lp
np = +1
B
Lq - S
nq = +1
A
7. Luas model
Fm = ( S - B ) S
Fn = A • B = S2 ( 1 - p ) ( 1 - q )
Fa
n =
Fn
Contoh soal :
Dalam rangka pembuatan peta topografi Kota Semarang akan dilakukan
pemotretan udara skala 1 : 10.000. Kamera udara wide angle WILD RC 10
dengan fokus kamera 151,79 mm ndengan film ukuran 23 cm X 23 cm. Elevasi
rata-rata daerah yang dipotret 200 m diatas MSL. Overlap 60 % sidelap 25 %.
Ukuran wilayah yang akan dipotret 30 km X 20 km.
a. Hitung berapa besarnya basis udara !
b. Hitung berapa jarak antar 2 jalur pemotretan udara !
c. Hitung berapa jumlah foto setiap jalur terbang !
d. Hitung berapa jumlah jalur pemotretan !
e. Hitung berapa jumlah total foto udara yang diperlukan !
Penyelesaian :
a. Hitungan besarnya basis udara :
Besarnya S = 23 cm X 10.000 = 2.300 m
Pemetaan Fotogrametri 50
Perencanaan Pemotretan Udara
2. Persiapan
a. Pesawat Terbang
b. Kamera udara
c. Film
d. Larutan pencuci dan bahan-bahan fotografis untuk pencetakan sementara
Pesawat Terbang
Pemetaan Fotogrametri 51
Perencanaan Pemotretan Udara
Kamera Udara
Pemilihan jenis kamera udara untuk misi pemotretan udara tergantung
pada keadaan lapangan yang akan dipotret.
Kamera udara yang digunakan dalam pemotretan udara dapat dibagi dalam
tiga macam, yaitu :
1. Kamera udara bersudut normal ( Normal Angle )
2. Kamera udara bersudut lebar ( Wide Angle )
3. Kamera udara bersudut sangat lebar ( Super Wide Angle )
Film
Film yang digunakan untuk keperluan pemotretan udara harus yang
berkualitas tinggi. Yang biasa digunakan dalam pemotretan umumnya film hitam
putih pankhromatis.
Perlengkapan surat-surat yang diperlukan antara lain meliputi :
- Surat izin melakukan terbang pemotretan ( Security Clearance ) yang
dikeluarkan oleh instansi HANKAM
- Surat izin memasuki daerah proyek dari pejabat pemerintah di lingkungan
daerah proyek tersebut.
- Surat perintah kerja dari pihak pemilik pekerjaan
- Surat perintah kerja untuk tiap personil di lapangan.
3. Pelaksanaan
Pemetaan Fotogrametri 52
Perencanaan Pemotretan Udara
4. Proses Fotografis
Yang dimaksud dengan proses fotografis hasil pemotretan yaitu
pencucian dan pencetakan. Setiap roll film yang baru selesai dilakukan
pemotretan, selekasnya dilakukan pencucian. Tujuannya ialah untuk
menghindari terjadinya perubahan kimiawi dari emulsi yang dapat
mengakibatkan berkurangnya kualitas citra.
Pemetaan Fotogrametri 53
Perencanaan Pemotretan Udara
Hal-hal yang dapat diketahui dari navigasi print antara lain meliputi :
besarnya overlap, besarnya sidelap, drift, crab, tilt, tinggi terbang, jumlah awan
dan kualitas citra.
1.2.2. Latihan
1. Jelaskan unsur-unsur utama pemotretan udara !
2. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan jenis pesawat
terbang untuk pekerjaan pemotretan udara !
3. Jelaskan jenis kamera udara yang dapat digunakan untuk pemotretan udara !
1.3. Penutup
Foto udara yang diperoleh dari hasil pemotretan udara dengan
menggunakan kamera udara tertentu merupakan salah satu data yang sangat
penting dalam pekerjaan pemetaan metode fotogrametri. Foto udara yang
diperoleh dari pemotretan udara mempunyai berbagai kesalahan, sehingga
untuk keperluan pemetaan fotogrametri perlu dilakukan serangkaian proses
untuk membetulkan skala, agar dapat diperoleh peta yang memenuhi
speseifikasi teknik tertentu.
Pemetaan Fotogrametri 54
Perencanaan Pemotretan Udara
1.3.4. Rangkuman
Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat rangkuman sebagai berikut :
Pemetaan Fotogrametri 55
Perencanaan Pemotretan Udara
Pemetaan Fotogrametri 56
Perencanaan Pemotretan Udara
4. Penyelesaian :
a. Hitungan rencana tinggi terbang pada pemotretan udara :
Skala foto udara dinyatakan sebagai berikut :
f
Skala foto udara =
H – hrata
151,79 mm
1 : 10.000 =
H – 300 m
H – 300 m = 151,79 mm X 15.000
H = (2276,8 + 300 ) m = 2576,8 m
Tinggi terbang = H = 2576,8 m diatas MSL.
Pemetaan Fotogrametri 57
Perencanaan Pemotretan Udara
d. Hitungan jumlah total foto udara yang diperlukan pada pemotretan udara :
Fa = 40 km X 30 km = 1.200 km2
Fn = A X B = 1,38 km2 X 2,5875 km = 3,571 km2
Fa 1.200 km2
n = = = 337 buah.
Fn 3,571 km2
DAFTAR PUSTAKA
1. Avery, T. Eugene, 1990, ” Penafsiran Potret Udara”, Akademika Pressindo,
Jakarta.
2. Brinker, Russel C and Wolf, Paul R., 1997, ” Dasar-Dasar Pengukuran
Tanah ”, Erlangga, Jakarta.
3. Ligterink, G.H, ”Dasar-Dasar Fotogrametri – Interpretasi Foto Udara ”, UI
– Press, Jakarta, 1987.
4. Moffit, F.H., and Mikhail, E.M., 1980, ” Photogrammetry”, Third Edition,
Harper Co, USA.
5. Sosrodarsono, Suyono., dan Takasaki Matayoshi, 1981, ” Pengukuran
Topografi dan Teknik Pemetaan ”, Pradyana Paramita, Jakarta.
6. Wolf, Paul R., 1974, ” Element of Photogrametry ”, Mc. Graw Hill
Kagakusha Ltd, Tokyo, Japan.
SENARAI
1. Pada pekerjaan pemetaan fotogrametri diperlukan adanya pemotretan
udara dengan menggunakan pesawat terbang, film dan kamera udara
dengan fokus tertentu. Foto udara yang diperoleh dari pemotretan udara
selain untuk keperluan untuk pemetaan fotogrametri dapat juga digunakan
untuk interpretasi foto yang akan akan menghasilkan data kwalitatif.
Pemetaan Fotogrametri 58
Perencanaan Pemotretan Udara
Pemetaan Fotogrametri 59