Nim: 119230081
Fotogrametri Dasar
Fotogramteri adalah secara bahasa adalah sebuah photo, graphen dan metry, yang berarti
sebuah penyajian foto yang bisa diukur. Dan secara istilah fotogramteri adalah sebuah Teknik
survei dalam pemetaan dengan cara pengambilan data melalui foto udara tanpa menyentuh objek
atau dengan istilah untouching dan dari data tersebut dilakukan pengukuran matematis untuk
dapat menghasilkan gambaran spasial di daerah tertentu yang nantinya bisa dilalakukan analisis
dan memenuhi kebutuhan data spasial.
Fotogrametri sendiri sudah berkembang sejak tahun 1851 dan jauh sebelum itu ini
bermula dari sejarah ditemuakannya fotografi, berupa sistem pemroyeksian citra secara optis
oleh Aristoteles tapat nya pada tahun 350 SM, dari yang menggunakan teknologi kuno, hingga
sekarang yang menggunakan teknologi canggih, seperti penggunaan UAV (unnamed aerial
vehichle) atau biasa disebut pesawat tanpa awak/drone, sebegai wahana terbang untuk membawa
kamera. Di Indonesia sendiri penyedian data dan informasi spasial masih sedikit sekali, maka
dari itu adanya fotogrametri sangat membantu dalam penyedian data dan informasi, karena
terhitung lebih murah, efisien, proses cepat dan dapat mencakup wilayah besar dengan ketelitan
yang cukup baik.
Kemudian pada tahun 1950 an tidak terlihat adanya perkembangan yang signifikan, akan
tetapi pada tahun 60-an, perkembangan mulai terjadi, di Indonesia sendiri muncullah Lembaga
survei udara, yang kemudian berkembang menjadi badan usaha milik negara, yang dikenal
dengan PENAS pada tahun 1961 dan mulai saat itu, kegiatan foto udara semakin digencarkan.
Contoh keberhasilan fotogramtri pada periode ini adalah dengan adanya keberhasilan jalan raya
trans-sumatera akibat perencanaan dengan menggunakan foto udara, kemudian juga contoh
lainnya adalah dengan penentuan batas antara irian jaya dan papua nugini pada tahun 1967,
survei ini diperintahkan oleh kedua negara. Dalam periode ini sangat terlihat bahwa fotogrametri
secara teknologi dan secara sains, sudah bisa untuk menentukan batas antara negara, dan dalam
perencanaan yanga akurat dalam pembangunan jalan raya trans sumatera.
Fotogramtri dalam sisi sains, dapat dikatan begitu karena behind/dibelakang hasil-hasil
output fotogrametri disitu terdapat banyak hitungan, metodologi untuk menghitung data yang
didapat, dan itu semua menggunakan perhitungan yang sangat matematis, selain itu juga
dibutuhkan banyak ilmu sains lagi seperti pengetahuan tentang foto, pixel, kenampakan alam dan
lain sebagainya, untuk bisa melakukan sebuah interpretasi terhadap foto udara yang diambil. Dan
ini erat hubunganya juga dengan seni yang ada dalam fotogrametri, mengapa begitu, karena
setiap manusia memiliki template yang berbeda diotaknya dan itu berdasarkan apa yang pernah
dialami, dilihat, didengar dirasakan oleh manusia, dan itu berbeda satu orang, berbeda juga isi
nya, kemudian wawasan yang berbeda, ilmu latar belakang yang berbeda, dan pengaruh
lingkungan dan lain sebagainya, yang mana Ketika melakukan interpretasi foto, maka setiap
orang akan berbeda beda, akan menggunakan seni nya masing-masing, misalnya yang satu
menggambarkan jalan itu bergaris satu, mungkin ada orang lain yang menggambarkan nya
dengan garis dua sejajar, jadi itu semua tergantung seni orang yang melakukan interpretasi,
tergantung wawasan yang dia miliki.
Kemudian dari sisi teknologi, ini erat kaitanya dengan pekembangan zaman, yang mana
diketahui bahwa dahulu fotoframetri masih menggunakan plan table, kemudian berkemabang
zaman, digunakanlah analog fotogrametri, berkembang lagi menjadi analytical fotogramtri,dan
hingga sekarang menggunakan digital fotogrametri dengan wahana yang sudah menggunakan
UAV yaitu biasa disebut drone, padahal dahulu masih menggunakan burung untuk membawa
kamera, menggunakan balon udara untuk membawa kamera, dan lain sebagainya. Dan juga jauh
sebelum itu semua , ini berkaitan dengan ditemukannya alat optis berupa kamera. Yang mana
tidak terlepas dari sejarahnya fotografi, yaitu sistem foto pertama yang dilakukan oleh
Aristoteles. Di Indonesia tepatnya sampai pada tahun 1998 masih menggunakan fotogrametri
analog, yang menggunakan kamera udara metrik dengan film sebesar 23 x 23 cm, menggunakan
slotted template untuk melakukan triangulasi dan alat ploting stereo. Kemudian hingga sampai
sekrang sudah menjadi fotogrametri digital, pengolahan nya menggunakan software computer
dan wahana nya menggunakan pesawat nir awak. Ini semua bekaitan dengan teknologi yang ada,
semakin berkembang nya zaman maka teknologi yang ada di zaman tersebut akan dilakukan
penyesuaian dengan fotogrametri, maka dari itu fotogramteri berkaitan dengan teknologi, karena
setiap ada teknologi baru, maka fotogrametri bisa semakin canggih, dan tidak akan terlibas oleh
zaman.
SUMBER
Fitriawan, D., Senov, H. T., & Permana, R. (2020). PEMANFAATAN TEKNOLOGI FOTO UDARA
PENGINDERAAN JAUH UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) UNTUK PENGUMPULAN
DATAGEOSPASIAL DI AREA A WARISAN DUNIA TAMBANGBATUBARA OMBILIN SAWAHLUNTO
(WTBOS). JURNAL AZIMUT Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50), 37.
Rachmanto, D. H., & Ihsan, M. (2020). PEMANFAATAN METODE FOTOGRAMETRI UNTUK PEMETAAN
SKALA 1 : 1000 (STUDI KASUS : UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA). ENMAP Vol. 1 No.2
September 2020, 81.
https://www.inovamap.com/index.php/2020/04/25/topo-mapping/
http://spig.upi.edu/2018/05/07/status-dan-pemanfaatan-drone-di-indonesia-kontrol-kualitas-
produk-pemetaan/
Paul_R._Wolf,_Bon_A._Dewitt]_Elements_of_Photogra(b-ok.xyz)
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/0031866378900017