Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI DASAR

POKOK BAHASAN MINGGU 5 : ORIENTASI RELATIF DAN ABSOLUT

Disusun oleh :
RIBHAN NAFIZ SIREGAR (119230081)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
A. MATA ACARA PRAKTIKUM
Praktikum ke-5 Fotogrametri Dasar pada Kamis, 14 Oktober 2020 pukul 19:30-
Selesai WIB. Secara online, untuk membahas mengenai orientasi relatif dan absolut.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum Fotogrametri Dasar kali ini adalah untuk:
1) Mengisi tabel vxy dari proses orientasi relatif dan menjelaskan maksud dari nilai
vxy pada prosesorientasi relatif tersebut!
2) Melakukan hal yang sama dengan nomor pertama namun hanya dengan
menggunakan 5 titik. Lalu menganalisis apa yang terjadi pada nilai vxy dari setiap
titik!
3) Mengisi tabel parameter orientasi luar untuk setiap foto pada tabel dibawah! Dan
menjelaskan mengapa nilai parameter orientasi luar dari foto 1 memiliki nilai 0!
4) Menjelaskan maksud dari RMSE yang didapat dari proses transformasi orientasi
absolut! Dan menjelaskan juga yang dimaksud dengan nilai sigma0 yang terdapat
pada menu transformasi!
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
- Australis
- Laptop
b. Bahan
- Data GCP,
- Data kalibrasi
- Data prakktikum.
- Modul Orientasi relatif dan absolut
D. LANDASAN TEORI
a. GCP (Ground Control Point)
Ground Control Point (GCP) atau yang biasa disebut dengan titik kontrol adalah
titik-titik yang berada di lapangan yang dapat digunakan untuk mentransformasikan
sistem koordinat udara dengan sistem koordinat tanah suatu objek yang dipetakan. Titik
kontrol ini nantinya akan digunakan pada saat pengolahan foto udara tahap triangulasi
udara ( Naula Husna, Subiyanto, & Hani’ah, 2016)
b. ICP (Independent Check Point)
ICP (Independent Check Point) yakni titik yang digunakan untuk menguji
kualitas hasil dan tidak diikutkan pada proses pengolahan foto udara. Pengukuran titik-
titik GCP dan ICP dapat dilaksanakan dengan metode pengukuran satelit GPS (Global
Positioning System). Pengukuran ini umumnya terbagi menjadi dua jenis baik secara

1
absolut (satu receiver GPS) ataupun differensial (dua receiver GPS) ( Naula Husna,
Subiyanto, & Hani’ah, 2016)
c. Orientasi Luar
Most systems calculate the relative and absolute orientations by the simul- taneous
use of the collinearity equation. Even though the measure of pointsof relative orientation
is assisted by image matching, or even completely automatic in cases where one uses a
theoretical distribution of points, it is always imperative that an operator marks by hand
the position of reference points.

The elimination of the parallax in X and in Y is generally performed by blocking one of


the two images, and by moving the other with the positioning system (cranks, mouse).
Once the choice of the fixed image is made, one can ask for a pointing by image matching.
In certain cases, this one can fail (vegetation, periodic textures, homogeneous zones); the
use of the image matching does not dispense with a pointing by the operator, even if it is
not so precise, because it remains more reliable in spite of everything.

As soon as enough points are measured (six points to have residues of relative orientation,
three ground points), one can launch a first calculation. Then the function ‘ground →
image’ is known, and allows one to move automatically, for example on a supplementary
control point. When measures are sufficiently overabundant, the examination of
calculation residues allows one to control the quality of the setting up, and to validate it.
(Kasser & Egels, 2002)

e. Australis
Dirancang untuk melakukan pengukuran koordinat 3D yang sangat otomatis dan
kalibrasi kamera fotogrametri dari jaringan gambar digital multi-stasiun (misalnya
konfigurasi gambar stereo multi-tampilan dan konvergen) yang terdiri dari satu atau
beberapa kamera.
Perangkat lunak Australis 6.05 akan menghasilkan nilai dari bundle adjusment
yang akan digunakan juga pada proses pembuatan algoritma orientasi relatif. (Prasetya,
2019)
f. Orientasi Relatif
Relative orientation is the recovery of the position and orientation of one imaging
system relative to another from correspondences among five or more ray pairs. It is one
of four core problems in photogrammetry and is of central importance in binocular stereo
as well as in long-range motion vision. (Horn, 1991)

2
g. Orientasi Absolut
Absolute orientation is a fundamental and important task in photogrammetry and
robotics. It aims to find the best transformation parameters which relate the stereo model
coordinates and geodetic coordinates (Zeng & Yi, 2010)

E. LANGKAH KERJA

1. Tahapan Persiapan
-Siapkan Aplikasi Australis
-Siapkan data Kalibrasi, GCP dan Data Praktikum
2. Tahapan Pelaksanaan
-Membuka Aplikasi Australis
-Kemudian pilih file>new>pada define projection pilih meter

-Kemudian Klik Kanan camera database, lalu masukkan nilai sesuai yang ada pada modul
dan data Kalibrasi. Kemudian centang metrix, lalu klik kanan, add data Fiducialmark.

3
-Lalu drag Kamera RC30 kedalam Project 1, lalu klik kanan kamera RC30, lalu Set Image
File Directory.

-Klik Adjust >Relative Orientation untuk membuka menu RO. Tahap ini untuk
melakukan proses orientasi relative
-Selanjutnya, pilih Image001 sebagai left image dan Image002 sebagai right image.

4
-Setelah itu lakukan compute RO, Maka akan muncul nilai vxy dari foto kanan dan foto
kiri.

5
- Setelah itu , klik Accept lalu akan muncul koordinat relatif dari titik-titik Von Grubber.

- Maka orientasi Luar dari foto satu dan dua sudah dapat dilihat

- Melakukan orientasi absolut dengan melakukan transformasi koordinat relatif yang


sudah didapat dari proses orientasi luar dengan menggunakan koordinat dari titik GCP.
Klik kanan pada ROArray >Lalu klik Transform.

6
-Selanjutnya pada menu 3D Transformation . Terdapat 6 titik yang akan dilakukan
transformasi. Klik Go untuk melakukan transformasi

-Jika sudah, maka akan muncul nilai RMSE dari hasil transformasi tersebut. Lalu klik
Accept.
-Nilai koordinat hasil transformasi dapat dilihat pada folder 3D Data > trans
-Lakukan hal yang sama dengan nomor pertama namun hanya dengan menggunakan 5
titik

3. Tahapan Penyelesaian
-Melakukan pengisian laporan terkait hasil dan pembahasan

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

Point Left vxy Right vxy


1 5.344 5.358
2 3.022 2.909
3 2.965 3.100
4 5.344 5.379
5 3.278 3.178
6 2.711 2.855

7
Hasil dari orientasi relative 6 titik von grubber dapat dilihat pada tabel diatas,
seharusnya nilai vxy pada kiri dan kanan bernilai sama, akan tetapi dikarenakan
kemungkinan ada kesalahan, salah satunya saaat penitikan, sehingga nilai tidak sama
persis, melainkan hampir mendekati, ini juga ada kaitan dengan nilai RMSE nya dimana
yang kanan memiliki nilai yang lebih tinggi, ini mungkin dikarenakan penitikan dimulai
dengan gambar yang dikanan, sehingga posisi relative terhadap posisi relative itu sendiri
cenderung kepada foto yang pertama, dan foto kedua hanya mengikuti nilainya.
Point Left vxy Right vxy
1 0.000 0.000
2 0.000 0.000
3 0.000 0.000
4 0.000 0.000
5 0.000 0.000

Dapat dilihat pada pemrosesan orientasi relatife dengan menggunakan 5 titik Von
Grubber mengasilakan vxy pada foto kanan dan kiri bernilai nol, ini disebabkan salah satu
titik foto tidak memiliki pasang sinar yang fungsinya sebagai ukuran lebih. Sehingga
memang diperlukan 6 titik untuk melakukan orientasi relative, ini berkaitan dengan
konsep 6 titik Von Grubber, dimana 6 titik Von Grubber digunakan sebagai proses
penempatan perpotongan berkas sinar untuk menghilangkan paralaks pada 6 titik tersebut,
sehingga jika dikurangi, maka nilai akan menjadi nol
No Foto X Y Z Azimuth Elevation Roll
1 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
2 999.879 -15.420 1.854 -0.118 -1.967 0.634
Hasil Orientasi absolut yang didapatkan adalah bahwa foto pertama bernilai nol,
sedangkan foto dua tidak, ini dikarenakan orientasi absolut hanya terjadi pada foto
pertama, maka foto pertama akan menjadi pusat koordinat, sehingga tidak ada kesalahan
yang terjadi akibat pergerakan orientasi sensor. Maka dar itu nilai nya nol

8
G. SUMBER PUSTAKA

Naula Husna, S., Subiyanto, S., & Hani’ah. (2016). PENGGUNAAN PARAMETER
ORIENTASI EKSTERNAL (EO) UNTUK OPTIMALISASI DIGITAL
TRIANGULASI FOTOGRAMETRI UNTUK KEPERLUAN ORTOFOTO.
Jurnal Geodesi Undip, 180.
Horn, B. K. ( 1991). Relative orientation revisited. Optical Society of America, 1.
Kasser, M., & Egels, Y. (2002). Digital Photogrammetry. London and New York:
Taylor & Francis.
Prasetya, F. (2019). PARAMETER ORIENTASI RELATIF DENGAN
MENGGUNAKAN TITIK KONTROL GPS. Skripsi Thesis, ITN Malang.
Wolf, P., Dewitt, B., & Wilkinson, B. (2014). Elements of Photogrammetry with
Applications in GIS. United States: Cenveo.
Zeng, H., & Yi, Q. (2010). Simple and Efficient Direct Solution to Absolute Orientation.
2010 International Conference on Remote Sensing (ICRS), 8.

9
H. LAMPIRAN
Saat melakukan Compute RO beberapa kali, hasil yang didapatkan Computation Failed

10

Anda mungkin juga menyukai