Disusun oleh :
RIBHAN NAFIZ SIREGAR (119230081)
1
absolut (satu receiver GPS) ataupun differensial (dua receiver GPS) ( Naula Husna,
Subiyanto, & Hani’ah, 2016)
c. Orientasi Luar
Most systems calculate the relative and absolute orientations by the simul- taneous
use of the collinearity equation. Even though the measure of pointsof relative orientation
is assisted by image matching, or even completely automatic in cases where one uses a
theoretical distribution of points, it is always imperative that an operator marks by hand
the position of reference points.
As soon as enough points are measured (six points to have residues of relative orientation,
three ground points), one can launch a first calculation. Then the function ‘ground →
image’ is known, and allows one to move automatically, for example on a supplementary
control point. When measures are sufficiently overabundant, the examination of
calculation residues allows one to control the quality of the setting up, and to validate it.
(Kasser & Egels, 2002)
e. Australis
Dirancang untuk melakukan pengukuran koordinat 3D yang sangat otomatis dan
kalibrasi kamera fotogrametri dari jaringan gambar digital multi-stasiun (misalnya
konfigurasi gambar stereo multi-tampilan dan konvergen) yang terdiri dari satu atau
beberapa kamera.
Perangkat lunak Australis 6.05 akan menghasilkan nilai dari bundle adjusment
yang akan digunakan juga pada proses pembuatan algoritma orientasi relatif. (Prasetya,
2019)
f. Orientasi Relatif
Relative orientation is the recovery of the position and orientation of one imaging
system relative to another from correspondences among five or more ray pairs. It is one
of four core problems in photogrammetry and is of central importance in binocular stereo
as well as in long-range motion vision. (Horn, 1991)
2
g. Orientasi Absolut
Absolute orientation is a fundamental and important task in photogrammetry and
robotics. It aims to find the best transformation parameters which relate the stereo model
coordinates and geodetic coordinates (Zeng & Yi, 2010)
E. LANGKAH KERJA
1. Tahapan Persiapan
-Siapkan Aplikasi Australis
-Siapkan data Kalibrasi, GCP dan Data Praktikum
2. Tahapan Pelaksanaan
-Membuka Aplikasi Australis
-Kemudian pilih file>new>pada define projection pilih meter
-Kemudian Klik Kanan camera database, lalu masukkan nilai sesuai yang ada pada modul
dan data Kalibrasi. Kemudian centang metrix, lalu klik kanan, add data Fiducialmark.
3
-Lalu drag Kamera RC30 kedalam Project 1, lalu klik kanan kamera RC30, lalu Set Image
File Directory.
-Klik Adjust >Relative Orientation untuk membuka menu RO. Tahap ini untuk
melakukan proses orientasi relative
-Selanjutnya, pilih Image001 sebagai left image dan Image002 sebagai right image.
4
-Setelah itu lakukan compute RO, Maka akan muncul nilai vxy dari foto kanan dan foto
kiri.
5
- Setelah itu , klik Accept lalu akan muncul koordinat relatif dari titik-titik Von Grubber.
- Maka orientasi Luar dari foto satu dan dua sudah dapat dilihat
6
-Selanjutnya pada menu 3D Transformation . Terdapat 6 titik yang akan dilakukan
transformasi. Klik Go untuk melakukan transformasi
-Jika sudah, maka akan muncul nilai RMSE dari hasil transformasi tersebut. Lalu klik
Accept.
-Nilai koordinat hasil transformasi dapat dilihat pada folder 3D Data > trans
-Lakukan hal yang sama dengan nomor pertama namun hanya dengan menggunakan 5
titik
3. Tahapan Penyelesaian
-Melakukan pengisian laporan terkait hasil dan pembahasan
7
Hasil dari orientasi relative 6 titik von grubber dapat dilihat pada tabel diatas,
seharusnya nilai vxy pada kiri dan kanan bernilai sama, akan tetapi dikarenakan
kemungkinan ada kesalahan, salah satunya saaat penitikan, sehingga nilai tidak sama
persis, melainkan hampir mendekati, ini juga ada kaitan dengan nilai RMSE nya dimana
yang kanan memiliki nilai yang lebih tinggi, ini mungkin dikarenakan penitikan dimulai
dengan gambar yang dikanan, sehingga posisi relative terhadap posisi relative itu sendiri
cenderung kepada foto yang pertama, dan foto kedua hanya mengikuti nilainya.
Point Left vxy Right vxy
1 0.000 0.000
2 0.000 0.000
3 0.000 0.000
4 0.000 0.000
5 0.000 0.000
Dapat dilihat pada pemrosesan orientasi relatife dengan menggunakan 5 titik Von
Grubber mengasilakan vxy pada foto kanan dan kiri bernilai nol, ini disebabkan salah satu
titik foto tidak memiliki pasang sinar yang fungsinya sebagai ukuran lebih. Sehingga
memang diperlukan 6 titik untuk melakukan orientasi relative, ini berkaitan dengan
konsep 6 titik Von Grubber, dimana 6 titik Von Grubber digunakan sebagai proses
penempatan perpotongan berkas sinar untuk menghilangkan paralaks pada 6 titik tersebut,
sehingga jika dikurangi, maka nilai akan menjadi nol
No Foto X Y Z Azimuth Elevation Roll
1 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
2 999.879 -15.420 1.854 -0.118 -1.967 0.634
Hasil Orientasi absolut yang didapatkan adalah bahwa foto pertama bernilai nol,
sedangkan foto dua tidak, ini dikarenakan orientasi absolut hanya terjadi pada foto
pertama, maka foto pertama akan menjadi pusat koordinat, sehingga tidak ada kesalahan
yang terjadi akibat pergerakan orientasi sensor. Maka dar itu nilai nya nol
8
G. SUMBER PUSTAKA
Naula Husna, S., Subiyanto, S., & Hani’ah. (2016). PENGGUNAAN PARAMETER
ORIENTASI EKSTERNAL (EO) UNTUK OPTIMALISASI DIGITAL
TRIANGULASI FOTOGRAMETRI UNTUK KEPERLUAN ORTOFOTO.
Jurnal Geodesi Undip, 180.
Horn, B. K. ( 1991). Relative orientation revisited. Optical Society of America, 1.
Kasser, M., & Egels, Y. (2002). Digital Photogrammetry. London and New York:
Taylor & Francis.
Prasetya, F. (2019). PARAMETER ORIENTASI RELATIF DENGAN
MENGGUNAKAN TITIK KONTROL GPS. Skripsi Thesis, ITN Malang.
Wolf, P., Dewitt, B., & Wilkinson, B. (2014). Elements of Photogrammetry with
Applications in GIS. United States: Cenveo.
Zeng, H., & Yi, Q. (2010). Simple and Efficient Direct Solution to Absolute Orientation.
2010 International Conference on Remote Sensing (ICRS), 8.
9
H. LAMPIRAN
Saat melakukan Compute RO beberapa kali, hasil yang didapatkan Computation Failed
10