Anda di halaman 1dari 30

BAB I

GAMBARAN UMUM GEOMETRI FRAKTAL

1. Latar Belakang Adanya Geometri Fraktal


Setelah membuat definisi tentang 4 unsur primitif dan 5 postulat, Euclidus
menurunkan berbagai dalil tentang geometri bidang datar. Tetapi ternyata geometri
ini hanya bisa digunakan untuk menerangkan secara konsepsional objekobjek linear
atau objek-objek buatan manusia, bukan objek-objek alam. Sebenarnya sejak lama
para ahli matematika telah berupaya untuk merumuskan objek-objeknon linear seperti
yang dilakukan oleh Bolyai, Lobachevski, maupun Riemann. Pada dasarnya mereka
ingin mengubah postulat ke 5 (postulat kesejajaran) dari Euclidus agar dapat keluar
dari paradigma linearitas.
Bolyai menunjukkan bahwa dari 29 dalil ternyata 28 dalil pertama dari
Euclidus dapat dibuktikan tanpa menggunakan postulat yang ke 5. Dengan
menggunakan 4 yang pertama dari 5 postulat Euclidus, Bolyai mampu membuktikan
bahwa melalui suatu titik B di luar garis lurus bdapat dilukis paling sedikit 1 garis
lurus yang sejajar dengan garis b. Kemudian lebih jauh Lobachevski juga
menggantikan postulat ke 5 dari Euclidus dengan postulat: melalui 1 titik di luar
suatu garis lurus paling sedikit dapat dilukis 2 buah garis lurus yang sejajar. Dengan
postulat pengganti ini, Lobachevski ingin membuktikan bahwa postulat ke 5 dari
Euclidus itu hanya merupakan akibat dari 4 postulat lainnya. Walaupun Lobachevski
tidak berhasil membuktikan itu, tetapi dengan postulat pengganti yang tampaknya
tidak masuk akal itu (beserta4 postulat pertama dari Euclidus) Lobachevski malah
berhasil membangun suatu geometri lain yang juga konsisten. Geometri Lobachevski
tidak menggunakan bidang datar melainkan bentuk terompet.
Selain itu Riemann membuat postulat: tidak ada 2 buah garis lurus yang
sejajar. Postulat ini sejalan dengan fenomena dalam membatasi bidang permukaan
yang berbentuk bola. Geometri Riemann yang semula dipandang aneh ini ternyata
kemudian melandasi lahirnya Teori Relativitas Einstein.
Sekalipun upaya telah banyak dilakukan, kenyataannya Geometri Euclidus
tetap mengobsesi para ahli untuk melinearkan objek-objek alam ataupun sistem
dinamis sampai akhir abad 20. Sebagai implikasi dari Geometri Euclidus, setiap
objek alam merupakan tumpukan dadudadu dalam sistem salib sumbu 3 dimensi yang
saling tegak lurus. Sebagai implikasi dari itu maka kalkulus terobsesi untuk
1
melinearkan setiap objek (baik itu buatan manusia ataupun objek alam) melalui
pembuatan fungsi-fungsi kurva dan menggunakan operasi yang sangat terkenal
dengan istilah diferensialintegral. Memang dengan kemajuan seperti yang dicapai
dalam Persamaan Diferensial maupun Teori Fuzzy dalam memformulasikan sistem
dinamis, kalkulus juga mencapai kemajuan yang sangat mengesankan yang pada
puncaknya dapat mendeskrispsikan Teori Kekacauan (Chaos Theory). Tetapi, kedua
teori ini tidak mempunyai basis yang konsepsional melainkan dengan menggunakan
aproksimasi numerik.
Suatu ironis bahwa Geometri Euclidus merupakan geometri yang paling
banyak digunakan tetapi paling jarang dijumpai di alam. Penemuan Himpunan Debu
Cantor, Kurva Koch, Media Berpori seperti Spon, Karpet dan GasketSierpinski
(Gambar 2 - 6) merupakan teka-teki (puzzles)bagi kalkulus yang merupakan anak
kandung (offspring) dari Geometri Euclidus. Semua objek tersebut adalah objek-objek
kontinyu tetapi tidak diferensialble. Artinya objek-objek selalu dikeluarkan dari
pembahasan kalkulus. Himpunan Debu Cantor (Cantor Set) tidak bisa dikatakan
sebagai objek berdimensi 1 (garis lurus) ataupun 0 (titik). Kurva Koch, Gasket dan
Karpet Sierpinski tidak bisa dikatakan sebagai objek berdimensi 1 ataupun 2 (bidang
datar). Sedangkan media berpori spon (Menger Sponge) bukanlah objek berdimensi 2
ataupun 3.
Para matematikawan waktu itu (sebelum Mandelbrot, 1982) menyebut objek-
objek tersebut sebagai monster yang mengerikan berhubung dengan sifatnya yang
kontinyu tetapi tidak terdiferensial. Bahkan monster-monster itu semakin banyak bila
dihadapkan pada keharusan untuk memformulasikan geometri dari objek-objek alam.
Dengan demikian diperlukan geometri lain yang dapat memperluas Geometri
Euclidus agar bisa menjelaskan secara konsepsional perilaku objek-objek monster
yang berada dimana-mana seperti bentuk-bentuk penjalaran halilintar, jaringan saraf,
jaringan pembulu darah, jaringan sungai, pola percabangan pohon, percabangan
perakaran, turbulensi fluida, media berpori seperti jaringan spon, jaringan makluk
hidup, keramik, batuan maupun tanah dan untuk semua objek alam lainnya. Geometri
itu dikenal sebagai Geometri Fraktal ataupun yang disebut oleh Peigent, Jurgen dan
Saupe sebagai Geometri Kekacauan atau Geometry of Chaos. Geometri ini secara
konsepsional mampu memformulasikan objek-objek monster, objek-objek alam
maupun sistem dinamis non linear. Sebagai contoh kekacauan geometri daun paku

2
dapat dipecahkan dengan Gasket Sirpinskie. Begitu pula model pertumbuhan
populasi.

2. Pengertian dengan Geometri Fraktal


Bahasa Inggris dari fraktal adalah fractal. Istilah fractal dibuat oleh Benot
Mandelbrot pada tahun 1975 dari kata Latin fractus yang artinya "patah", "rusak",
atau "tidak teratur". Sebelum Mandelbrot memperkenalkan istilah tersebut, nama
umum untuk struktur semacamnya adalah kurva monster.
Menurut Mandelbrot, setiap objek alam berperilaku sebagai fraktal dalam hal
ini merupakan hasil kerja gaya yang sama yang bekerja pada berbagai tingkatan skala
pada suatu objek sehingga mengakibatkan iterasi atau pengulangan bentuk dasar
(fractal seed atau fractal generator) yang hasilnya menyatu dalam satu objek yang
bersangkutan. Proses itu dikenal sebagai proses self similiarity yang bersifat scale
invariant: artinya diamati dengan skala berapapun bentuk geometrinya maupun
dimensinya tetap sama dengan benih fraktalnya.

3. Kegunaan Geometri Fraktal dalam Kehidupan


Geometri Fraktal ini telah dipergunakan hampir di semua bidang bahkan untuk
ilmu social, ekonomi maupun bidang seni Dalam ilmu tanah penggunaan Geometri
Fraktal masih terbatas pada bidang fisika tanah. Dalam hal ini pertama kali dipelopori
oleh Tyler dan Wheatcraft untuk menentukan parameter percabangan pori-pori tanah
dalam usaha untuk meniadakan pekerjaan fitting parameter dan untuk mereduksi
pekerjaan empiris di laboratorium ataupun di lapangan sehingga pemodelan retensi
ataupun pergerakan air tanah beserta bahan-bahan polutan yang terlarut di dalamnya
dapat dikerjakan secara konsepsional, dalam arti secara matematika absah dan
mempunyai landasan hukum-hukum fisika yang telah diterima secara universal serta
cepat, murah dan tidak banyak memakan waktu.

4. Pengelompokan Fraktal
Fraktal dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Fraktal deterministik. Fraktal deterministik dihasilkan oleh aturan-aturan
deterministik yang terus diulang dan memiliki kecenderungan bentuk yang
simetris. Contoh: sebuah segitiga terdiri dari iterasi berbagai segitiga lainnya

3
yang lebih kecil. Tetapi benda-benda alam tidak pernah betul-betul simetris
sehingga fraktal deterministik kurang realistis.
2. Fraktal random. Fraktal random dihasilkan oleh kombinasi aturan-aturan yang
dipilih secara random pada skala yang berbeda. Contoh: sebuah garis pantai. Dari
pesawat terbang, garis pantai terlihat seperti garis tak teratur yang mulus. Makin
rendah pesawat terbang, makin bergerigi garis pantai itu, sampai pada jarak dekat
setiap batas terlihat. Semakin dekat, semakin jelas terlihat detail garis pantai
tersebut. Harga saham mirip dengan garis pantai tersebut. Makin dekat kita
melihat (makin kecil unit waktunya), makin banyak detail yang terlihat.
Fraktal bisa juga dikelompokkan menjadi tiga kategori luas. Pengelompokan
berikut didasarkan pada cara pendefinisian atau pembuatannya.
1. Iterated Function System - memiliki aturan geometris tetap. Misalnya himpunan
debu Cantor , karpet Sierpinski, gasket Sierpinski, kurva Peano, bungasalju Koch,
kurva naga Harter-Highway, T-Square , sponsMenger
2. Escape-time fractals - ditentukan dengan formula atau relasirekursi di setiap titik.
Contoh himpunan Mandelbrot, himpunan Julia , fraktal Burning Ship, fraktal
Nova dan fraktal Lyapunov
3. Random fractals - dibentuk oleh proses stokastik bukan dari proses
deterministik.Contoh lintasan gerak Brown , penerbangan Levy , fraktal
lanskapfraktal dan pohon Brownian .
Fraktal juga bisa dikelompokkan berdasarkan keserupa diriannya. Ada tiga
tingkat keperupadirian pada fraktal:
Serupa diri secara persis Ini adalah keserupa dirian yang paling kuat.
Fraktalnya terlihat sama persis pada berbagai skala. Fraktal yang didefinisikan
oleh sistem fungsi teriterasi biasanya bersifat serupa diri secara persis.
Serupa diri secara lemah Ini adalah keserupa dirian yang tidak terlalu ketat.
Fraktalnya terlihat mirip (tapi tidak persis sama) pada skala yang berbeda. Fraktal
jenis ini memuat salinan dirinya sendiri dalam bentuk yang terdistorsi maupun
rusak.
Serupa diri secara statistik Ini adalah kererupadirian yang paling lemah.
Fraktalnya memiliki ukuran numeris atau statistik yang terjaga pada skala yang
berbeda. Kebanyakan definisi fraktal yang wajar secara trivial mengharuskan
suatu bentuk keserupa dirian statistik. Dimensi fraktal sendiri adalah ukuran
numeris yang nilainya terjaga pada berbagai skala. Fraktal acak adalah contoh
4
fraktal yang serupa diri secara statistik, tapi tidak serupa diri secara persis
maupun lemah.

5
BAB II
MACAM-MACAM GEOMETRI FRAKTAL

1. Himpunan Mandelbrot
Mandelbrot, Benoit B. (20 November 1924 14
October 2010) adalah seorang matematikawan Perancis
kelahiran Polandia, yang mengembangkan geometri
fraktal sebagai salah satu cabang baru
matematika.Mandelbrot dilahirkan di Warsawa dan
mengenyam pendidikan sekolah di Perancis dan USA,
meraih gelar doktor dalam bidang matematika dari
Universitas Paris pada tahun 1952.Ia mengajar ekonomi di
Universitas Harvard, teknik di Universitas Yale, psikologi
di Albert Einstein College of Medicine, matematika di
Paris dan Genewa. Sejak 1958 ia berkerja sebagai anggota
IBM di Pusat Riset Thomas B. Watson di New York.

Pada tahun 1960-an Benot Mandelbrot mulai menyelidiki keserupa dirian dalam
berbagai tulisannya seperti How Long Is the Coast of Britain? Statistical Self-Similarity and
Fractional Dimension.Penyelidikannya merupakan pengembangan dari penelitian Lewis Fry
Richardson.Dengan pendekatan yang sangat visual, Mandelbrot mendapatkan hubungan dari
berbagai topik matematika yang sebelumnya tidak berkaitan.Di tahun 1975, Mandelbrot
menggunakan kata fractal untuk mendeskripsikan benda-benda serupa diri yang tidak
memiliki dimensi yang jelas. Dia menurunkan kata fractal dari kata Latin fractus yang
artinya "patah", "rusak", atau "tidak teratur". Kata fractal bukan diturunkan dari
katafractional (pecahan), seperti yang dipercaya banyak orang.Katafractional sendiri juga
diturunkan dari fractus.

Mandelbrot menggunakan definisi dimensi yang lebih abstrak daripada yang


digunakan dalam geometri Euclid (geometri biasa yang diajarkan di sekolah), dengan
menyatakan bahwa dimensi sebuah fraktal harus digunakan sebagai pangkat pada saat
mengukurnya. Hasilnya adalah bahwa sebuah fraktal tidak mungkin diperlakukan seperti
benda-benda geometris lain yang berdimensi satu, dua, atau bilangan-bilangan bulat lain.
Akan tetapi, fraktal harus diperlakukan secara matematis sebagai bentuk-bentuk geometris

6
yang berdimensi pecahan.Sebagai contoh, kurva fraktal snowflake Koch memiliki dimensi
1.2618.

Himpunan Mandelbrotadalahhimpunan titik-titikpada bidangkompleks.Untuk


membangunhimpunanMandelbrot, kita menggunakanalgoritmaberdasarkanrumusrekursif:

memisahkanpoindaribidang kompleksmenjadi dua kategori:


titik di dalamhimpunanMandelbrot,
titik di luar himpunanMandelbrot.

Gambar di bawah menunjukkansebagian daribidang kompleks.Titik-titikdari


himpunanMandelbrottelahberwarnahitam.

Cara membuat himpunan Mandelbrot

7
Untuk membuathimpunanMandelbrotkita harusmemilih titik(C) padabidang
kompleks.Bilangan kompleks yang berkorespondensi dengantitik inimemilikibentuk:

Setelahmenghitungnilai dari ekspresisebelumnya:

Kita misalkan 0 = 0 , lalu kita tentukan nilai C sebagai hasilnya. Langkah


selanjutnyaadalahmenetapkanhasil dari 1 , dan ulangi perhitungan hingga didapat hasil
2 + . Setelah itu kita harus menentukan nilai untuk 2 dan ulangi prosesnya lagi.

Proses ini dapat direpresentasikan sebagai"migrasi" darititik awalC pada bidang.

Apa yang terjadi padatitik ketikakitaberulang kali melakukan iterasi pada fungsi tersebut?
Apakah akantetapdekatke asalatauakanpergijauh dari itu, bertambahnya jarakdari titik
asaltanpabatas? Dalamkasus pertama, kita mengatakan bahwaCtermasuk
himpunanMandelbrot(itu adalah salah satutitik hitampada gambar); sebaliknya,kita
mengatakan bahwa titikini menuju tak hinggadan kitamenentukanwarnauntukCtergantung
padakecepatan di manatitik tersebut"pergi"/ menjauh dari titik asal.

Kita bisa melihat pada algoritma dari sudut pandang yang berbeda . Mari kita bayangkan
bahwa semua titik bidang ditarik pada : tak hingga dan himpunan Mandelbrot. Membuat ini
mudah untuk memahaminya:

Titik-titik yang jauh dari himpunan Mandelbrot bergerak dengan cepat bergerak
menuju tak hingga.
Titik-titik yang dekat dengan himpunan Mandelbrot secara perlahan bergerak
menuju tak hingga.
Titik-titik dalam himpunan Mandelbrot tidak pernah bergerak menuju tak hingga.

2. Segitiga Sierpinski

8
Sierpinski Triangle dinamai oleh matematikawan Polandia, Waclaw Sierpinski
tahun 1916. Cara Membuat Segitiga Sierpinski :
1. Buat segitiga sama sisi

2. Hubungkan masing-masing titik tengah sisi segitiga

3. Hilangkan segitiga yang di tengah

4. Ulangi langkah 1,2,3 untuk 3 buah segitiga yang ada

5. Setelah dilakukan berkali-kali tahap di atas, hasilnya adalah:

9
Cara menghitung luas segitiga sierpinski adalah sebagai berikut.
Setelah iterasi/pengulangan ke-n,
Luas segitiga sierpinski = (0,75) x luas segitiga sama sisi awal
Cara menghitung banyaknya segitiga yang masih ada setelah iterasi ke-n?:
Tabel 1. Daftar Jumlah Segitiga Pada Interasi ke-n

Banyaknya segitiga tersisa

2. Kurva Von Koch


Kurva Von Koch dihasilkan oleh prosedur geometris sederhana yang dapat
diiterasikan tak terbatas dengan membagi segmen garis lurus menjadi tiga bagian
yang sama dan mengganti bagian tengah dengan dua segmen yang sama panjang.
Von Koch The Curve adalah contoh yang sangat dasar dari fraktal, karena mengikuti
aturan sederhana konstruksi.
a) Melukis Edge Koch
1. Mulailah dengan sebuah garis lurus.

2. Garis lurus dibagi menjadi 3 bagian yang sama, dan bagian tengah digantikan
oleh dua segmen linier pada sudut 60 dan 120 .

10
60 120

3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk empat segmen garis.

4. Iterasi selanjutnya akan menghasilkan kurva berikut.

Di ulang 3 Di ulang 4

b) Sifat-sifat Edge Koch


Kurva Von Koch jelas menunjukkan kesamaan-diri fraktal. Pola yang sama
selalu muncul sepanjang kurva dalam skala yang berbeda, dari yang dapat terlihat
sampai yang sangat kecil.
Idealnya proses iterasi (pengulangan) tanpa batas dan iterasi juga dapat
dihentikan.
Total Panjang Edge Koch
Untuk mempertahankan perpindahan di antara dua titik konstan, ukuran
4
panjang dikalikan dengan 3 di setiap iterasinya.

Dari aturan sederhana iterasi, kita dapat menggunakan rumus panjang total
dari Edge Koch pada iterasi ke-n.
4
=( )
3
Untuk menghitung dimensi Kurva Koch, kita melihat citra fraktal dan
mengetahui bahwa Kurva Koch memiliki faktor pembesaran tiga dan setiap
iterasi dibagi menjadi empat bagian yang lebih kecil. Sehingga didapatkan:
ln 4 1,3863
= = = 1,2619
ln 3 1,0986

11
Jadi, Kurva Koch memiliki dimensi 1,2619.

Jumlah Edge Koch


Setelah iterasi, setiap sisi tunggal berubah menjadi empat segmen berukuran
1
sama dengan panjang 3 dari panjang aslinya.

Dengan demikian, setelah iterasi n, jumlah Edge Koch adalah 4 .

c) Contoh Lain Kurva Koch


Koch Snowflake
Jika kita menerapkan proses di atas pada dua sisi suatu segitiga sama sisi
(tidak termasuk bagian dalam), kita akan memiliki pola sebagai berikut.

Level 0 Level 1 Level 2 Level 3

Gambar 1. Koch Snowflake

Pada tingkat yang sangat tinggi, kita akan memiliki gambar di bawah ini:

Gambar 2. Kurva Snowflake

Kurva Koch ini disebut kurva snowflake.

Koch Star
Selain segitiga sama sisi, proses yang sama dapat diterapkan pada sisi
sembarang polygon.
Salah satu contohnya adalah heksagram. Pada setiap tingkat, heksagram baru
yang lebih kecil dihasilkan di enam simpul dari heksagram asli. Hasil dari
heksagram yang baru mirip dengan heksagram yang asli.

12
Level 0 Level 1 Level 2 Level 3

Gambar 3. Heksagram

3. Kurva Hilbert
Kurva Hilbert pertama kali diperkenalkan oleh David Hilbert (1862-1943).
Kurva ini disebut kurva pengisi ruang, karena pada akhirnya akan menutupi seluruh
bidang setelah beberapa iterasi.
a) Melukis Kurva Hibert
Mulailah dengan bentuk dasar seperti berikut.

Perkecil kurva sebelumnya menjadi setengah ukurannya. Secara bersamaan,


perkecil ukuran grid oleh dua faktor. Tempatkan empat salinan dari kurva
tersebut pada grid. Dua salinan kurva yang berada di bawah tetap seperti
sebelumnya, dan dua salinan kurva yang di atas harus diputar sebuah 90O , satu ke
kiri dan yang lainnya ke kanan. Terakhir, menghubungkan empat potong pendek
segmen untuk mendapatkan kurva langkah berikutnya, dapat dihubungkan
segmen horizontal maupun vertikal.

Semua sisa kurva dibuat secara berurutan satu dari yang lain dengan
menggunakan algoritma yang sama.

13
b) Sistem-L
Berbeda dengan segitiga Sierpinski dan kurva Von Koch, dalam proses melukis
kurva Hilbert, bentuk pokok yang sama akan menyusut dan berubah di tempat
lain dan beberapa dari kurva diputar 90 . Algoritma ini disebut Lindenmayer
System (L-sistem). Ini adalah langkah-langkah menulis ulang sistem yang
terutama digunakan untuk menghasilkan fraktal dengan dimensi antara 1 dan 2.
Setelah transformasi, kurva harus dihubungkan dengan memperkenalkan
beberapa baris segmen. Itulah sebabnya, setelah beberapa iterasi (sekitar ke-7
sampai ke-9), kurva akan menutupi seluruh bidang.

Gambar 4. Sistem-L

c) Panjang Kurva
Setiap iterasi, fraktal menjadi 2 unit lebih panjang. Setelah iterasi n, panjang
kurva akan bertambah sampai dengan 2n unit yang lebih panjang.

14
BAB III
APLIKASI FRAKTAL

1. Aplikasi Fraktal dalam Kehidupan Sehari-Hari


Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak sekali aplikasi fraktal dari banyak
aspek. Seperti membuat komputer dengan bantuan mammograpy, membuat gambar
nyata, membuat musik fraktal dan sebagainya. Pada makalah ini akan dibahas
beberapa aplikasi dari fraktal.
A. Pengubinan
Karena keindahan gambar dari fraktal, maka fraktal-fraktal sering digunakan
untuk mengisi suatu bidang. Gambar fraktal terkadang ditemukan di lantai,
jendela yang antik, atau pada karpet.
Pengisian dengan Von Koch Curves
The Koch Snowflake yang kita diskusikan sebelumnya ternyata sangat bagus
untuk dijadikan sebagai pengubinan. Dibawah ini merupakan gambar dari
Koch Snowflakes dengan perbandingan 1:3 pada sebuah bidang.

Gambar 5. Von Koch Curves

Ketika kita menggunakan The Koch Snowflakes sebagai pengubinan, maka


kita akan mengetahui bahwa Snowflakes berbentuk hexagon dan kemudian

15
pengubinan hexagon memiliki banyak jalan. Disini ada beberapa contoh dari
pengubinan dengan menggunakan Koch Snowflakes.

Gambar 6. Pengubinan Koch Snowflakes


Diatas adalah gambar dengan ukuran yang sama pada The Koch Star.
Kemudian pengubinan dengan semua hexagon pada bidang akan diperoleh

Gambar 7. Hexagon The Koch Star

Jenis diatas biasanya ditemukan pada jendela kuno di negara China.

16
Gambar 8. Pengubinan Jendela Kuno di China

Pengisian Ruang Fraktal


Terdapat tipe fraktal yang berfungsi untuk membuat gambar yang berwarna
penuh tanpa ada lubang dengan interasi yang terus menerus. Kita
menyebutnya pengisian ruang fraktal. The Hibert Curve yang kita bahas
sebelumnya merupakan contoh yang bagus dalam pengisian ruang fraktal.
Jenis lain yang menarik dari pengisian ruang fraktal adalah The Peano Curve.
Tidak seperti The Hibert Curveyang dibentuk dari persegi. The Peano Curve
dibentuk dengan persegi panjang.

Gambar 9. The Peano Curve

Pengisian ruang fraktal lainnya seperti Peano-Gosper Curve,Dragon Curve


terdapat pada gambar dibawah ini.

Gambar 10. Dragon Curve (kiri) dan Peano-Gosper Curve (kanan)

17
B. Gambar Yang Nyata
Aplikasi yang sangat penting adalah membuta gambar nyata
seperti awan, pohon, gunung, dan sebagainya. Ini dikarenakan
banyak benda-benda alam seperti tumbuhan sangat kompleks dan
beberapa bagian mirip dengan aslinya. Kompleksnya fraktal dan
kelengkapan fraktal dalam mengulang-ulang bentuknya ternyata
berperan besar dalam membuat gambar nyata.

The Koch Snowflake yang telah kita bahas sebelumnya ternyata


dapat digunakan untuk mendesain gambar alami yang lengkap.
The Koch Snowflakes itu sendiri sangat umum sebagai
Snowflakes di gambar alami.
The Koch Snowflakesyang didiskusikan sebelumnya ternyata
adalah awal yang bagus untuk memulai titik dalam
Gambar 11. Realistic mendesain kurva alami yang kompleks. The Koch Snowflake
Image
itu sendiri sudah sangat umum di dunia alami.
Gambar dibawah ini akan menunjukkan pembuatan pohon dengan fraktal.
Tabel 2. Alur Pembentukan Pohon dengan Fraktal

1. 2. 3.

4. 5. 6.

18
BAB IV
FRAKTAL KOMPRESI DAN BATIK FRAKTAL

1. Fraktal Kompresi
Kita sudah mengetahui bahwa fraktal dapat digunakan untuk membuat gambar
yang menyerupai objek dalam kehidupan nyata, dan kita telah membahas cara
kerjanya juga. Untuk mengubah sebuah gambar ke dalam fraktal diperlukan suatu
pendekatan.Dengan komputer yang lebih cepat saat ini, kita dapat memampatkan
ambar nyata ke dalam gambar fraktal.Fraktal biasanya digambar oleh komputer
dengan perangkat lunak fraktal. Fraktal acak memiliki kegunaan praktis yang terbesar
sebab dapat digunakan untuk mendeskripsikan banyak benda di alam. Teknik-teknik
fraktal juga telah digunakan pada kompresi gambar fraktal dan berbagai disiplin sains.
Keuntungan menggunakan kompresi fraktal adalah bisa untuk memperbesar
fraktal tanpa mendapatkan gambar gumpal. Kita bisa mengatakan fraktal
"menghaluskan detil," sehingga jauh lebih baik untuk gambar yang diperlukan
semacam zoom. Itu karena fraktal sangat jauh lebih rinci dan begitu memperhatikan
pembesaran yang disebabkan oleh kehalusan dari bintik-bintik kasar.
Bandingkan dua gambar pakis di bawah ini:

Gambar 12. Kompresi Daun


Jika Anda membandingkan dua dekat, Anda akan menemukan bahwa satu di
sebelah kanan memiliki lebih banyak detail. Yang satu di sebelah kiri hanya sebuah
pembesaran bitmap. Yang merupakan gambar kompresi (di sebelah kanan) adalah
yang lebih detail.

19
2. Kegagalan Euclidean
Perkembangan geometri fraktal berbeda dengan pandangan geometri Euclid
yang selama ini dikenal. Euclid menyederhanakan alam menjadi objek-objek yang
simetris dan murni: titik, garis satu dimensi, ruang dua dimensi, dan bangun ruang
tiga dimensi. Objek tersebut tidak ada yang memiliki lubang di dalamnya dan tidak
ada yang kasar. Semuanya adalah bentuk yang mulus dan murni. Mungkin kegagalan
geometri euclidean untuk menggambarkan bentuk alam karena tidak dapat
menunjukkan bentuk selanjutnya. Dalam geometri euclidean, semakin dekat
seseorang melihat pada objek, semakin sederhana objek tersebut. Bentuk tiga dimensi
menjadi bentuk datar dua dimensi menjadi satu dimensi sampai akhirnya kelihatan
menjadi titik. Sedangkan objek alam, memperlihatkan semakin detail seseorang
melihatnya, seluruhnya terlihat sampai level subatomik. Ternyata fraktal memiliki
sifat ini. Semakin dekat diuji, semakin detail terlihat.
Misalkan selembar kertas dua dimensi tanpa ketebalan, diremas menjadi
sebuah bola, bola kertas itu tidak lagi dua dimensi karena memiliki ketebalan. Namun
bola kertas itupun tidak menjadi tiga dimensi, walaupun berada di ruang tiga dimensi,
karena memiliki lubang dan lipatan. Dimensinya antara 2 dan 3. Makin padat bola
diremas, makin dekat ke 3 dimensi, atau benda padat. Bola yang diremas memiliki
dimensi berupa bilangan pecahan atau dimensi fraktal. tidak berupa bilangan bulat.
Geometri euclidean, atas kemurnian, bentuk halus tidak dapat menggambarkan bola
kertas diremas tersebut. Bola kertas tidak dapat ditiru menggunakan geometri
euclidean, kecuali melalui sejumlah besar interpolasi linear.

3. Karakteristik Fraktal
Salah satu karakteristik fraktal ialah kesamaan diri, artinya masing-masing
bagian berkaitan dengan keseluruhannya. Sebagai contoh, pohon bercabang memiliki
ranting-ranting kecilnya, mirip dengan bentuk keseluruhan pohon, tetapi tiap-tiap
cabang itu unik. Bentuk fraktal menunjukkan kesamaan diri dalam ruang.
Secara umum fraktal bentuknya tidak teratur (tidak halus), jadi bukan
termasuk benda yang terdefinisikan oleh geometri tradisional. Ini berarti bahwa
fraktal cenderung memiliki detil yang signifikan, terlihat dalam skala berapapun, saat
ada keserupa dirian, ini bisa terjadi karena memperbesar fraktal tersebut akan
menunjukkan gambar yang mirip. Himpunan-himpunan tersebut biasanya
didefinisikan dengan rekursi. Pohon dan pakis adalah contoh fraktal di alam dan dapat
20
dimodel pada komputer menggunakan algoritmarekursif. Sifat rekursifnya bisa dilihat
dengan mudah misalkan dengan mengambil satu cabang dari suatu pohon dan akan
terlihat bahwa cabang tersebut adalah miniatur dari pohonnya secara keseluruhan
(tidak sama persis, tapi mirip).
Sebagai perbandingan, ambil benda Euclid biasa, misalnya lingkaran.
Lengkung pada lingkaran akan terlihat semakin datar jika diperbesar. Pada perbesaran
tak terhingga tidak mungkin lagi terlihat perbedaan antara lengkung lingkaran dengan
garis lurus. Fraktal tidak seperti ini. Ide konvensional kurvatur, yang merupakan
resiprokal dari jari-jari lingkaran aproksimasi, tidak bisa digunakan. Pada fraktal,
meningkatkan perbesaran akan menunjukkan detil yang tidak terlihat sebelumnya.
Beberapa contoh fraktal yang umum adalah himpunan Mandelbrot, fraktal
Lyapunov, himpunan Cantor, segitiga Sierpinski, karpet Sierpinski, spons Menger,
kurva naga, kurva Peano, dan kurva Koch. Sistem dinamikal chaotis sering (bahkan
mungkin selalu) dihubungkan dengan fraktal.

Gambar 13. Himpunan Mandelbrot Gambar 14. Menger Sponge

Gambar 15. Dragon Curve Gambar 16. Fraktal Lyapunov

21
Gambar 17. Segitiga Sierpinski Gambar 18. Kurva Koch

Contoh yang relatif sederhana adalah himpunan Cantor, di mana selang


terbuka yang pendek dan semakin pendek tersebar pada selang dasar [0, 1],
menyisakan himpunan yang mungkin serupa diri, dan mungkin memiliki dimensi d
yang memenuhi 0 <d< 1. Suatu resep sederhana, yaitu menghilangkan digit 7 dari
ekspansi desimal, menghasilkan himpunan Cantor yang serupa diri pada perbesaran
lipat 10.

Gambar 19.Cantor set

Benda-benda yang mendekati fraktal bisa ditemukan dengan mudah di alam.


Benda-benda tesebut menunjukkan struktur frakral yang kompleks pada skala
tertentu. Contohnya adalah gunung, jaringan sungai, sistem pembuluh darah, awan,
turbulensi, kilatan petir, salju (snow flake), kristal, ngarai (Grand Canyon), gunung,
fosil, lidah api, dedaunan, brokoli, kulit salak dan bonggol nanas. Ron Eglash
mengungkapkan bahwa karya budaya bangsa Afrika juga banyak yang berbau fraktal.
Fraktal afrika dapat ditemukan pada rumah, patung, tekstil hingga cornrow yaitu
tatanan rambut tradisional mereka.

22
Brokoli yang Suatu himpunan Julia, Fraktal yang mirip
merupakan fraktal fraktal yang bunga.
alami. berhubungan dengan
himpunan Mandelbrot.

23
Gambar 20. Kumpulan Benda-Benda yang Mendekati Fraktal

Lahir dari matematika, saat ini geometri fraktal geometri fraktal dapat
diterapkan di banyak bidang sains. Fraktal banyak diaplikasikan pada bidang:
Klasifikasihistopatologi di ilmu kedokteran
Pembuatan musik jenis baru
Pembuatan berbagai bentuk karya seni baru
Kompresi data dan sinyal
Seismologi
Kosmologi
Metode pemampatan gambar digital
Industri kimia
Metreologi
Fisika

4. Batik Fraktal
Batik fraktal adalah batik yang sentuhan desainnya (corak dan ragam hiasnya)
dibuat dengan rumus-rumus matematika yang dikerjakan dengan teknologi
komputer. Secara proses pembuatan batik fraktal dibagi menjadi 2 tahap, tahap
pertama adalah pembuatan desain yang dilakukan oleh tim desain fraktal, dan tahap
kedua dilakukan oleh tim pembuat batik. Pengembangan sofware Batik Fraktal
dilakukan di Bandung oleh Tim Pixel People dan Bandung Fe Institute, sedangkan
produksi batiknya dilakukan oleh Batik Komar di Bandung pula.
Pada tahap pertama hanya menghasilkan sampai batas pola gambar (warna) yang
dicetak pada selembar kertas dengan ukuran Folio. Tahap berikutnya akan dilanjutkan
pada proses batik yang dikerjakan oleh tim produksi batik.
Sebelum membuat batik, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengukur
DNA batik tersebut. Mengukur keteraturan motif dan ciri khas batik dengan
24
menggunakan alat yang disebut Dimensi Fraktal. Hasil pengukuran tersebut
selanjutnya disebut DNA batik. Sebagai contoh motif parang rusak dari
Yogyakarta. Pertama-tama, motif batik tersebut ditransformasikan dalam rumus
matematika fraktal dengan bahasa L-System. Rumus tersebut kemudian dimodifikasi
dengan mengubah parameter-parameternya sehingga menghasilkan rumus yang lebih
kompleks dan rumit.
Selanjutnya, rumus tersebut diolah dengan program JBatik, sebuah aplikasi
yang dibangun dengan basis open source software. Rumus ini akan menghasilkan
gambar motif batik yang berbeda dari motif asli. Desainer dapat terus mengubah
parameter rumusnya sehingga gambar yang dihasilkan sesuai dengan estetika
desainer. Setelah desainer mendapatkan motif yang diharapkan, motif tersebut
kemudian diberikan kepada pembatik tradisional untuk dicanting di atas kain.
Berangkat dari teori Chaos, yaitu teori yang membahas kesensitifan pada
kondisi awal, Tim berhasil mengaplikasikan matematika dalam software JBatik.
Fraktal muncul sebagai tanda keteraturan dalam kekacauan (chaos) dalam suatu
sistem yang kompleks. Salah satu cara untuk memahami fraktal adalah dengan
menggunakan penggaris dimensi fraktal yang membutuhkan geometri baru, geometri
yang mampu mengakomodasi konsep tentang kesamaan diri (Geometri Fraktal,
Mendelbrot 1967).
Geometri fraktal mengakomodasi objek yang berdimensi pecahan, misalnya
0.7, 1.5, atau 2.75. Dengan penggaris dimensi fraktal, tingkat fraktal suatu benda
dapat dibandingkan. Dalam penjelasannya, hasil perhitungan dimensi fraktal pada
batik dengan sampel 200 motif batik menunjukan bahwa batik memiliki dimensi
fraktal 1.5. Hal ini menunjukkan bahwa motif batik tidak cukup digambarkan oleh
benda berdimensi satu namun berlebihan jika digambarkan benda berdimensi dua.
Tahapan proses produksi batik fraktal relatif lebih panjang dan membutuhkan waktu
yang cukup lama dibandingkan dengan proses produksi batik tradisional. Walaupun
pasti ada sisi lebih dan kurangnya bila dibandingkan antara pembuatan batik
tradisional versus batik fraktal.

25
Proses Produksi Batik Fraktal
1. Persiapan Peralatan
Untuk mendesain awal batik fraktal beberapa alat canggih yang
diperlukan seperti seperangkat komputer dengan kemampuan yang tinggi,
printer dan harus ada jasa layanan mesin foto copy yang bisa memperbesar
gambar hingga ukuran A0. Untuk mendesain motif fraktal harus memiliki
kemampuan mengoperasikan komputer dan mengerti logika pemrograman
komputer. Seorang desainer batik fraktal harus mampu menggunakan
beberapa sofware komputer, diantaranya software Jbatik yang telah dibuat
khusus untuk merancang desain fraktal, dan diharapkan harus orang yang
memiliki kemampuan yang cukup dengan teknologi komputer, sains dan art.
Sementara untuk desainer batik tradisional cukup dengan menggunakan pensil
atau pena jenis rapido. Kalau sekedar gambar atau sketsa yang bentuknya asal
kiranya dengan adanya sofware Jbatik tersebut bisa sedikit memudahkan, akan
tetapi bila motif-motif yang diinginkan harus bagus dan menarik kiranya
seorang desainer batik fraktal harus bekerja keras dengan memutar otaknya.
2. Pembuatan Desain
Contoh penggalan rumus desain fraktal dengan tema Patran Kangkung
motif batik Tradisional Cirebonan yang pernah dicoba dibuat sebagai berikut:
E=[A][B][C][D],A=C+FAE,B=C-FBE,C=C?FCE, D=C&FDE artinya
lambang [ ] menandakan percabangan, +, -, &, ?, menandakan sudut
dalam 3 dimensi.
Kelebihan dari sofware Jbatik ini yang kami rasakan adalah jika kita
telah mendapatkan beberapa modul gambar (rumus), maka pengolahan dan
pengembangan desain selanjutnya akan lebih mudah dan lebih banyak
mendapatkan variasi desain yang berbeda dan sangat cepat sekali bila
dibandingkan dengan langkah mendesain secara manual. Kita bisa membuat
simulasi desain dengan komposisi layout motif, detail motif (lengkap dengan
variasi isen-isen), visualisasi desain dengan tiga dimensi, memperbesar dan
memperkecil gambar, simulasi warna yang sangat cepat dan indah sesuai
dengan yang kita inginkan.

26
Gambar 21. Gambar dibuat dengan Komputer

Gambar 22. Gambar yang sudah disederhanakan

3. Pencetakan Desain pada Kertas


Gambar atau desain yang telah dibuat oleh desainer batik fraktal
kemudian dicetak pada selembar kertas ukuran Folio. Langkah selanjutnya
gambar atau desain tersebut harus kita perbesar dengan menggunakan mesin
fotokopi terlebih dahulu untuk mendapat ukuran yang semestinya dengan lebar
kain yang digunakan. Kain yang digunakan umumnya berukuran lebar 110 cm
hingga 120 cm sedangkan panjang kain tergantung dari jenis batik yang akan
diproduksi, misalnya untuk bahan kemeja maka perlu panjang kain 270 cm.
Khusus untuk desain fraktal yang akan dikerjakan dengan proses batik cap,
maka desainnya tidak perlu dilakukan pembesaran terlebih dahulu, desain
fraktal cukup di cetak dengan ukuran maksimal 20 cm x 20 cm.

27
4. Penyalinan Desain Fraktal
Desain fraktal yang telah diperbesar dengan mesin fotokopi, kemudian
harus disalin ke kertas transparan ukuran A0 dengan menggunakan spidol
gambar atau pena rapido. Pekerja yang menyalin (penterjemah) gambar asli
fraktal harus memiliki kemampuan proses membatik tradisional dan mengerti
membuat desain-desain batik. Desain fraktal bentukan software Jbatik harus
sedikit direduksi dan disesuaikan dengan pola-pola kerja proses perajin batik
dalam menggunakan canting batik. Jika orang yang menyalin gambar desain
fraktal belum mengerti proses mencanting dengan mengggunakan lilin batik
maka desain fraktal akan sulit dikerjakan oleh perajin batik tradisional.
5. Penulisan Desain Fraktal pada Kain
Setelah desain fraktal (gambar) tersalin di kertas transparan dengan
ukuran A0, maka proses selanjutnya desain fraktal dituliskan pada selembar
kain putih (bahan katun atau kain sutra), dengan cara bisa menggunakan
ballpoint atau dengan di lengreng (langsung digambar dengan menggunakan
canting lilin/malam). Tukang salin gambar (tukang lengreng) harus mengerti
betul pola-pola tentang produk batik, misalkan untuk produk kemeja maka
harus bisa menghitung ukuran layout dan tata letak gambar yang diperlukan.
6. Proses Pelilinan
Proses selanjutnya, kain putih yang telah ada gambarnya kemudian
dikerjakan dengan menggunakan canting batik. Canting yang digunakan
biasanya akan disesuaikan dengan besar kecilnya garis-garis gambar. Ukuran
lubang ujung canting sangat bervariasi, dan goresan canting akan mengikuti
dengan bentuk detil gambar, baik berupa pengerjaan isen-isen atau penutupan
(nembok).

Gambar 23.Proses pelilinan

28
7. Pewarnaan
Setelah proses pelilinan selesai dikerjakan, kemudian kain diberi warna
dengan teknik rintang celup sesuai dengan yang kita inginkan. Setelah kain
dijemur hingga kering, kemudian kita tutupi lagi pada bagian detil gambar
dengan menggunakan canting yang diisi lilin, setelah selesai penutupan lilin
kemudian dilakukan pewarnaan kembali dengan unsur warna yang berbeda.
Langkah selanjutnya bisa dilakukan berulang-ulang sesuai dengan proses
pewarnaan yang kita perlukan hingga diakhiri dengan proses pelorodan lilin
(menghilangkan lilin dengan cara direbus dengan air yang mendidih).

Gambar 24.Produk Batik


Proses pengerjaan batik fraktal tidak semudah mengerjakan batik-batik
tradisional pada umumnya dan membutuhkan biaya produksi yang cukup
besar, namun hasilnya pun tidak kalah menariknya dengan desain-desain batik
tradisional. Batik fraktal merupakan pelengkap ragam hias motif-motif batik
tradisional dan memberikan pilihan baru bagi pecinta batik Indonesia. Waktu
yang dibutuhkan untuk mengerjakan satu desain batik fraktal hampir sama
dengan pengerjaan batik tulis motif tradisional, ada yang memerlukan waktu 2
hingga 6 bulan untuk menghasilkan kualitas batik yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Fraktal. http://id.wikipedia.org/wiki/Perangkat_lunak_aplikasi. (Diakses 14 Mei 2014).

29
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.fractal.org/Bewus
tzijns-Besturings-Model/Fractals-Useful-Beauty.htm. (Diakses 14Mei)

http://www.amazon.com/Fractal-Geometry-Nature-Benoit-Mandelbrot/dp/0716711869.
(Diakses 14Mei 2014).

http://en.wikipedia.org/wiki/Fractal. (Diakses 14Mei 2014).

http://www.scientificamerican.com/blog/post.cfm?id=benoit-mandelbrot-dead-at-85-2010-
10-18. (Diakses Mei 2014)

http://sains-anak.blogspot.com/2010/07/kupu-kupu-fraktal.html

http://www.metasains.com/fraktal-di-batik-jawa-ketika-sains-dan-tradisi-saling-
menginspirasi.html

http://en.wikipedia.org/wiki/fractal-compression

http://www.cs.queensu.ca/home/xiao/doc/coding.pdf

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://library.thinkquest.org/2
6242/full/fm/fm14.html

30

Anda mungkin juga menyukai