Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

APRESIASI BENTUK & RUANG

Apresiasi Struktur Kebentukan:

TEORI DAN SISTEM FRAKTAL


TEORI DAN SISTEM FRAKTAL

Teori Fraktal merupakan satu teori yang dapat kita jadikan dasar dalam melihat
fenomena kebentukan. Teori ini membantu kita dalam memahami pola kebentukan yang tak
beraturan dan acak(chaos). Fractal merupakan salah satu sub teori dari teori Chaos yang
berakar pada teori kompleksitas. Untuk lebih memahami dasar teori ini ,Secara singkat dapat
kita telusuri sebagai berikut.

Kompleksitas merupakan kajian atas studi terhadap system kompleks. Kata


“kompleksitas” berasal dari bahasa latin complexice yang berarti totalitas atau keseluruhan,
sebuah ilmu yang mengkaji totalitas system dinamik secara keseluruhan (Dimitrov, 2013).
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa sebuah system dikatakan kompleks jika system itu
sendiri terdiri dari banyak komponen atau sub unit yang saling berinteraksi dan mempunyai
perilaku yang menarik. Namun, secara bersamaan tidak kelihatan terlalu jelas jika dilihat
sebagai hasil dari interaksi antar sub-unit yang diketahui (Parwani, 2002). Mungkin terasa
janggal apalagi denan kata ‘menarik’ dan ‘jelas’ pada defenisi di atas. Bruce Edmonds(1999)
dalam disertasinya menawarkan definisi kompleksitas yang lebih integrative sebagai sifat dan
sebuah model yang membuatnya sulit untuk menformulasikan perilaku keseluruhan dalam
repreesentasi bahasa yang baik bahkan jika dengan informasi yang lengkap tentang komponen-
komponen dan interelasi di dalamnya. Parvard Dugdale(2002) memberikan defenisi bahwa
system kompleksitas adalah system yang sulit, yang tidak mungkin untuk membuat deskripsi
tentang system tersebut dengan beberapa variable penyusun tanpa kehilangan hal fungsional
dan esensialnya secara keseluruhan.

A.Mappadjantji Amien (2005) dalam bukunya KEMANDIRIAN LOKAL- Konsepsi


Pembangunan, Organisasi, dan Pendidikan dari Perspektif Sains Baru menjelaskan mengenai
teori kompleksitas. Teori kompleksitas mungkin merupakan satu-satunya teori yang tersedia
yang digunakan untuk memahami kompleksitas semesta. Dengan bantuan teori ini, kita akan
dapat menelusuri rahasia semesta dari sisi pemanfaatan rasionalitas kita. Di samping itu, teori
kompleksitas merupakan titik temu antara paradigma holisme dan ontologi informatisme,
karena kedua paradigma ini bergulat dengan masalah atau fenomena kompleksitas semesta
yang menjadi objek kajian teori ini. Teori ini telah melengkapi dirinya dengan berbagai
perangkat dari sains baru seperti teori chaos, teori fraktal, sistem swatata dan lain-lain.

DEFENISI FRAKTAL

Terdapat beberapa definisi fractal yang dicetuskan beberapa orang yang berbeda, antara lain:

1. Gambar yang dibangkitkan oleh computer berdasarkan pengulangan dalam fungsi

matematika, dengan cara mengulang pola yang sama dengan dirinya sendiri secara
terus menerus. (anonym, www.levity.com/mavericks/glossary.htm)
2. Fractal adalah sebuah pola didalam pola, didalam pola. (aninim,
http://www.Enchantedlearning.com/dictionarysubjects/shapes.shtml)
3. Sebuah obyek yang mempunyai dimensi fractal yaitu sesuatu yang mempunyai variasi
yang sama dengan dirinya sendiri dalam berbagai skala, sehingga detail maksimal tidak
akan pernah dapat dicapai dengan meningkatkan skala. (hans Zuurins,
www.forestry.umt.edu/academics/courses/for503/stats_glossary.htm).

Teori fraktal merupakan geometri yang dibangun oleh pengulangan dan perangkaian
bentuk primitif geometri tersebut. Sistem fraktal ini berlaku sebagai prinsip Imaginatif yang
membantu seniman dalam memvisualisasikan bentuk baru yang diperoleh dari
pengetahuan/pengalaman sebelumnya. Fraktal memiliki empat sifat dalam aplikasinya, antara
lain:
a. Self Similarity yaitu memiliki bentuk serupa.
b. Self Affinity yaitu disusun atas bagian-bagian yang saling terangkai satu sama lainnya.
c. Self Inverse yaitu dapat sebagai susunan terbalik dari susunan lainnya.
d. Self Squaring yaitu bagian bangunan fraktal yang merupakan peningkatan kerumitan
dari bagian terdahulu.

Fraktal pada awalnya didahului dengan adanya proses chaos. Proses rangkaian fraktal ini
lama-kelamaan akan menunjukkan/ membentuk suatu keteraturan tertentu. Dengan demikian,
akan ditemukan adanya struktur dalam proses chaos pada penciptaan karya seni (dalam Rifki
Aswan,2016:22-23).

MEKANISME PEMBENTUKAN FRAKTAL

+ +

Geometric Shape Self Affinity (bentuk daun)


Self Inverse & Self Squaring(bentuk dahan) Self Simmilarity(bentuk ranting)
Figure 1. Struktur fractal sebuah tanaman

Di dalam matematika, fraktal merupakan sebuah kelas bentuk geometri kompleks


yang umumnya mempunyai "dimensi pecahan", sebuah konsep yang pertama kali
diperkenalkan oleh matematikawan Felix Hausdorff pada tahun 1918. Sering bentuk-bentuk
fraktal bersifat menyerupai diri sendiri (self-similar) – artinya setiap bagian kecil dalam sebuah
fraktal dapat dipandang sebagai replikasi skala kecil dari bentuk keseluruhan. Fraktal berbeda
dengan gambar-gambar klasik sederhana atau geometri Euclid – seperti bujur sangkar,
lingkaran, bola, dsb. Fraktal dapat digunakan untuk menjelaskan banyak obyek yang bentuknya
tak beraturan atau fenomena alam yang secara spasial tak seragam, seperti bentuk pantai
atau lereng gunung. Istilah fraktal (fractal) berasal dari kata Latin fractus (berarti "terpenggal"
atau "patah"), dan diperkenalkan oleh matematikawan kelahiran Polandia Benoit B.
Mandelbrot.

Kurva bongkahan salju Koch

Figure 2. Bentuk fraktal snowflake Kohc


Sebuah fraktal snowflake Koch dibentuk dengan membuat penambahan secara
terus menerus bentuk yang sama pada sebuah segitiga sama sisi. Penambahan dilakukan
dengan membagi sisi-sisi segitiga menjadi tiga sama panjang dan membuat segitiga sama
sisi baru pada tengah-tengah setiap sisi (luar). Jadi, setiap frame menunjukkan lebih
banyak kompleksitas, namun setiap segitiga baru dalam bentuk tersebut terlihat persis seperti
bentuk semula. Refleksi bentuk yang lebih besar pada bentuk-bentuk yang lebih kecil
merupakan karakteristik semua fraktal. Secara teoritis proses tersebut akan meng-hasilkan
sebuah gambar yang luasnya ber-hingga namun dengan batas yang panjangnya tak
berhingga, yang terdiri atas tak berhingga titik. Dalam istilah matematika, kurva demikian
tidak dapat diturunkan (dideferensialkan). Pada setiap tahap pembentukan, panjang sisi-
sisinya bertambah dengan rasio 4 banding 3. Ahli matematika Benoit Mandelbrot telah
menggeneralisasi istilah dimensi, disimbolkan dengan D, untuk menyatakan pangkat pada
bilangan 3 yang menghasilkan 4, yakni 3D = 4. Dimensi fraktal snowflake Koch, dengan
demikian, adalah log 4/log 3 atau mendekati 1,26.

Meskipun konsep-konsep kunci yang berkaitan dengan fraktal telah dikaji selama bertahun-
tahun oleh para ahli matematika, dan banyak contoh, seperti kurva kepingan salju (snowflake)
Koch sudah lama diketahui, Mandelbrotlah yang pertama kali menyatakan bahwa fraktal
dapat menjadi alat ideal dalam matematika terapan untuk memodelkan beraneka ragam
fenomena, mulai dari obyek-obyek fisik sampai perilaku pasar stok. Sejak diperkenalkan pada
tahun 1975, konsep fraktal telah membentuk sebuah sistem geometri baru yang telah nyata
memiliki sumbangan berarti dalam berbagai bidang seperti kimia fisika, fisiologi, dan
mekanika fluida.

Banyak fraktal memiliki sifat menyerupai dirinya, paling tidak hampir, jika tidak persis. Sebuah
obyek yang menyerupai dirinya adalah suatu obyek yang memiliki bagian-bagian pembentuk
yang sama dengan bentuk keseluruhan. Pengulangan detil atau pola ini terjadi pada skala yang
lebih kecil secara progresif, dan untuk kasus entitas abstrak murni, kontinyu secara terus-
menerus, sehingga setiap bagian dari setiap komponen jika diperbesar akan tampak seperti
bagian tetap dari keseluruhan obyek. Akibatnya, obyek-obyek yang serupa dirinya tetap tidak
berubah bentuk sekalipun skalanya diubah, yakni obyek tersebut memiliki skala simetris.
Fenomeka fraktal sering dapat dideteksi pada obyek-obyek seperti bongkahan-bongkahan salju
(snowflake) dan kulit pohon. Semua fraktal alam jenis ini, dan juga beberapa fraktal serupa
dirinya dalam matematika bersifat stokastik, atau acak; bentuk-bentuk tersebut berkembang
secara statistiks.

Karakteristik kunci lain sebuah fraktal adalah sebuah parameter matematika yang
disebut dimensi fraktal. Tidak seperti dimensi dalam geometri Euclid, dimensi fraktal pada
umumnya dinyatakan dengan bilangan bukan bulat – yakni berupa bilangan pecahan. Dimensi
fraktal dapat digambarkan dengan melihat sebuah contoh khususmisalnya kurva bongkahan
salju yang didefinisikan oleh Helge von Koch pada 1904. Contoh fraktal ini merupakan gambar
matematika secara murni dengan enam simetri lipat, seperti kepingan salju alami. Fraktal
ini bersifat menyerupai dirinya, dalam arti bahwa bentuk ini terdiri atas tiga bagian identik,
masing-masing pada gilirannya tersusun dari empat bagian dan secara persis merupakan
bentuk secara keseluruhan dalam skala kecil. Jadi setiap bagian dari empat bagian itu sendiri
terdiri atas empat bagian yang juga merupakan bentuk keseluruhan dalam skala kecil.
Tidaklah mengherankan apabila faktor skalanya empat, karena sifat demikian benar untuk
sebuah segmen garis atau busur lingkaran. Akan tetapi, untuk kurva bongkahan salju, faktor
skala pada setiap tahap adalah tiga. Dimensi fraktal, dinyatakan dengan huruf D, adalah
pangkat untuk bilangan 3 sehingga menghasilkan 4, yakni 3D = 4. Dimensi dari fraktal
Halaman 3 dari 5 bongkahan salju adalah D = log 4/log 3, atau sekitar 1,26 (satu koma dua
enam). Dimensi fraktal merupakan sebuah sifat kunci dan sebagai indikator kekomplekannya.

Geometri fraktal dengan konsep-konsep serupa diri sendiri dan dimensi pecahan
telah diterapkan secara meluas di dalam mekanika statistika yang membahas sistem-
sistem fisik yang memiliki sifat-sifat yang kelihatan acak. Sebagai contoh, simulasi fraktal
telah digunakan untuk menggambar distribusi gugusan galaksi di seluruh alam semesta
dan untuk mengkaji masalah-masalah yang berkaitan dengan gerak tak beraturan fluida.
Geometri fraktal juga telah memberikan sumbangan pada grafik komputer. Algoritma
fraktal telah memungkinkan pembuatan gambar hidup dengan komputer dari obyek-obyek
alam yang sangat tak beraturan dan rumit, seperti lereng pegunungan berbatu dan sistem
lapisan kulit pohon yang rumit.

Titik balik kajian tentang fraktal dimulai dengan penemuan geometri fraktal oleh ahli
matematika Perancis kelahiran Polandia Benoit B. Mandelbrot pada tahun 1970. Mandelbrot
menggunakan definisi dimensi yang lebih bastrak daripada yang digunakan dalam geometri
Euclid (geometri biasa yang diajarkan di sekolah), dengan menyatakan bahwa dimensi sebuah
fraktal harus digunakan sebagai pangkat pada saat mengukurnya. Hasilnya adalah bahwa
sebuah fraktal tidak mungkin diperlakukan seperti benda-benda geometris lain yang berdimensi
satu, dua, atau bilangan-bilangan bulat lain. Akan tetapi, fraktal harus diperlakukan
secara matematis sebagai bentuk-bentuk geometris yang berdimensi pecahan. Sebagai
contoh, kurva fraktal snowflake Koch memiliki dimensi 12618.

Geometri fraktal bukanlah sekedar sebuah teori abstrak. Sebuah garis pantai, jika
diukur sampai ketidakberaturannya akan cenderung memiliki panjang tak berhingga seperti
halnya kurva kepingan salju. Mandelbrot sudah menduga bahwa pegunungan, awan,
pertumbuhan agrigasi, gugusan galaksi, dan fenomena-fenomena alam lainnya pada
hakekatnya merupakan fraktal. Selanjutnya, keindahan fraktal telah membuatnya merupakan
sebuah elemen kunci dalam perkembangan grafik komputer.

Mandelbrot, Benoit B. (1924) adalah seorang matematikawan Perancis kelahiran


Polandia, yang mengembangkan geometri fraktal sebagai salah satu cabang baru
matematika. Mandelbrot dilahirkan di Warsawa dan mengenyam
pendidikan sekolah di Perancis dan USA, meraih gelar doktor dalam
bidang matematika dari Universitas Paris pada tahun 1952. Ia
mengajar ekonomi di Universitas Harvard, teknik di Universitas
Yale, psikologi di Albert Einstein College of Medicine, matematika
di Paris dan Genewa. Sejak 1958 ia berkerja sebagai anggota IBM di
Pusat Riset Thomas B. Watson di New York.

Geometri fraktal dibedakan dengan geometri konvensional


dalam pen-dekatan yang lebih abstrak tentang konsep dimensi daripada pengertian
dimensi yang lebih nyata pada geometri konvensional (Euclid). Di dalam geometri knvensional,
dimensi sebuah obyek dinyatakan dengan bilangan bulat, misalnya sebuah garis berdimensi
satu dan bidang berdimensi dua. Di dalam geometri fraktal, obyek geometri dapat memiliki
dimensi pecah-an. Sebagai contoh, sebuah citra fraktal boleh jadi mempunyai batas yang dapat
diperinci secara terus-menerus, sehingga dimensinya antara satu dan dua. Fraktal sedang
menemukan berbagai aplikasinya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Mulai tahun 1950-an Mandelbrot dan


para ilmuwan lain telah mengkaji secara intensif
kurva-kurva patologis yang serupa dirinya, dan
mereka telah menerapkan teori fraktal dalam
memodelkan fenomena-fenomena alam. Gejala
fluktuasi acak mengandung keserupaan terhadap
diri sendiri pada pola-pola alam. Analisis terhadap
pola-pola ini dengan menggunakan teknik
Mandelbrot telah membantu peng-kajian berbagai
bidang seperti mekanika fluida, geo-morfologi,
psikologi manusia, ekonomi, dan linguistik.
Sebagai contoh khusus, karakteristik permukaan tanah yang diperlihatkan secara
mikroskopik dalam kaitannya dengan gerak Brown, jaringan veskular, dan bentuk-bentuk
molekul polimer semuanya berkaitan dengan fraktal.

Fraktal yang ditunjukkan pada gambar di


saping merupakan grafik sebuah fungsi
matematika dan disebut himpunan Julia. Nama
fraktal tersebut diambil nama matematikawan
Perancis Gaston Julia, yang mengkaji matematika
fraktal awal abad ke-20, sebelum istilah “fraktal”
diperkenalkan oleh Mandelbrot pada tahun 1975.
Pola-pola keseluruhan bentuk sebuah fraktal
berulang pada setiap bagian yang kecil, sehingga memperbesar bagian yang lebih kecil akan
meng-hasilkan bentuk yang serupa dengan aslinya.

"Mathematics in Batik Fractal", Kombinasi Seni, Sains, dan Teknologi

 asni jatiningasih |  Rabu, 26 November 2008, 00:21:44 |  Lihat foto berita ini

Figure 3. Pola Batik

  BANDUNG, itb.ac.id- Dalam kerangka acara "Mathematical Challenge Festival" yang


diadakan Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) ITB, diselenggarakan seminar
"Mathematics in Batik Fractal", aplikasi matematika dalam software pembuatan batik, Minggu
(23/11). Salah satu pembicara, Yun Hariadi, banyak menjelaskan mengenai bagaimana pola
batik dapat dipetakan dengan matematika dan diterjemahkan ke dalam software sehingga
dapat menciptakan pola-pola yang baru. Berangkat dari teori Chaos, yaitu teori yang membahas
kesensitifan pada kondisi awal, Yun beserta Tim berhasil mengaplikasikan matematika dalam
software JBatik. Disebutkan bahwa fraktal muncul sebagai tanda keteraturan dalam kekacauan
(chaos) dalam suatu sistem yang kompleks. Salah satu cara untuk memahami fraktal adalah
dengan menggunakan penggaris dimensi fraktal yang membutuhkan geometri baru, geometri
yang mampu mengakomodasi konsep tentang kesamaan diri (Geometri Fraktal, Mendelbrot
1967). Geometri fraktal mengakomodasi objek yang berdimensi pecahan, misalnya 0.7, 1.5,
atau 2.75. Dengan penggaris dimensi fraktal, tingkat fraktal suatu benda dapat dibandingkan.
Dalam penjelasannya, hasil perhitungan dimensi fraktal pada batik dengan sampel 200 motif
batik menunjukan bahwa batik memiliki dimensi fraktal 1.5. Hal ini menunjukan bahwa motif
batik tidak cukup digambarkan oleh benda berdimensi satu namun berlebihan jika digambarkan
benda berdimensi dua.

  Faktor yang berperan besar menghadirkan fraktal pada batik adalah teknik dekoratif
yang berhubungan dengan makna simbolis pada batik, yaitu isen atau mengisi motif besar
dengan motif kecil yang mirip dengan kesamaan diri pada fraktal. Kehadiran fraktal dalam batik
menunjukan bahwa batik merupakan suatu sistem yang kompleks, hasil interaksi antara
manusia dengan lingkungannya. Manusia memahami alam lingkungan dan menerjemahkannya
dengan melukis pada kain dengan teknik batik. Dari sini dapat dilihat bahwa terdapat
keterhubungan antara teknologi, sosial, budaya, dan kepercayaan yang menyebabkan batik
memiliki unsur fraktal. Dalam perkembangannya, batik banyak mendapat pengaruh
kebudayaan-kebudayaan. Namun demikian, seperti yang dikatakan Yun, batik tetap mampu
mempertahankan dimensi fraktalnya pada sekitar 1.5.

Dalam software JBatik, software yang mendesain pola batik, mula-mula gambar batik
diolah dan dibuat distribusi frekuensinya. Kemudian dimensinya dihitung dan dibuat fraktalnya.
"Dari satu rumus saja, bisa dihasilkan banyak motif desain," ujar Yun.

Software JBatik sebagai kombinasi seni, sains, dan teknologi telah mendapat
penghargaan Asia Pacific ICT Award (APICTA) 2008, kategori "Tourism and Hospitality" di
Jakarta; penghargaan luar biasa dari UNESCO, Bangkok, Thailand; 100 Best Indonesia
Innovations 2008, Istana negara, Jakarta; dan Indonesia ICT Award (INAICTA)2008.
Daftar Pustaka

Amien, A. Mappadjantji. 2005. Kemandirian Lokal-Konsepsi Pembangunan, Organisasi, dan


Pendidikan dari Perspektif Sains Baru. Yogyakarta: ISACBOOK

Aswan, Rifki. 2016. Analisis Ideologi Kekaryaan pada karya patung Beetle Sphere Ichwan
Noor.Thesis, Yogyakarta: ISI Yogyakarta.
Bastomi, Suwaji. 1992. Wawasan Seni, Semarang: IKIP Semarang Press.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2009. NIRMANA, Elemen-elemen seni dan desain. Yogyakarta:
Jalasutra

Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni; Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni, Yogyakarta: ISI
Yogyakarta.
Ensiklopedi Microsoft Encarta Deluxe 2001

Ensiklopedi Britanica Deluxe 2002

Anda mungkin juga menyukai