Teori Fraktal merupakan satu teori yang dapat kita jadikan dasar dalam melihat
fenomena kebentukan. Teori ini membantu kita dalam memahami pola kebentukan yang tak
beraturan dan acak(chaos). Fractal merupakan salah satu sub teori dari teori Chaos yang
berakar pada teori kompleksitas. Untuk lebih memahami dasar teori ini ,Secara singkat dapat
kita telusuri sebagai berikut.
DEFENISI FRAKTAL
Terdapat beberapa definisi fractal yang dicetuskan beberapa orang yang berbeda, antara lain:
matematika, dengan cara mengulang pola yang sama dengan dirinya sendiri secara
terus menerus. (anonym, www.levity.com/mavericks/glossary.htm)
2. Fractal adalah sebuah pola didalam pola, didalam pola. (aninim,
http://www.Enchantedlearning.com/dictionarysubjects/shapes.shtml)
3. Sebuah obyek yang mempunyai dimensi fractal yaitu sesuatu yang mempunyai variasi
yang sama dengan dirinya sendiri dalam berbagai skala, sehingga detail maksimal tidak
akan pernah dapat dicapai dengan meningkatkan skala. (hans Zuurins,
www.forestry.umt.edu/academics/courses/for503/stats_glossary.htm).
Teori fraktal merupakan geometri yang dibangun oleh pengulangan dan perangkaian
bentuk primitif geometri tersebut. Sistem fraktal ini berlaku sebagai prinsip Imaginatif yang
membantu seniman dalam memvisualisasikan bentuk baru yang diperoleh dari
pengetahuan/pengalaman sebelumnya. Fraktal memiliki empat sifat dalam aplikasinya, antara
lain:
a. Self Similarity yaitu memiliki bentuk serupa.
b. Self Affinity yaitu disusun atas bagian-bagian yang saling terangkai satu sama lainnya.
c. Self Inverse yaitu dapat sebagai susunan terbalik dari susunan lainnya.
d. Self Squaring yaitu bagian bangunan fraktal yang merupakan peningkatan kerumitan
dari bagian terdahulu.
Fraktal pada awalnya didahului dengan adanya proses chaos. Proses rangkaian fraktal ini
lama-kelamaan akan menunjukkan/ membentuk suatu keteraturan tertentu. Dengan demikian,
akan ditemukan adanya struktur dalam proses chaos pada penciptaan karya seni (dalam Rifki
Aswan,2016:22-23).
+ +
Meskipun konsep-konsep kunci yang berkaitan dengan fraktal telah dikaji selama bertahun-
tahun oleh para ahli matematika, dan banyak contoh, seperti kurva kepingan salju (snowflake)
Koch sudah lama diketahui, Mandelbrotlah yang pertama kali menyatakan bahwa fraktal
dapat menjadi alat ideal dalam matematika terapan untuk memodelkan beraneka ragam
fenomena, mulai dari obyek-obyek fisik sampai perilaku pasar stok. Sejak diperkenalkan pada
tahun 1975, konsep fraktal telah membentuk sebuah sistem geometri baru yang telah nyata
memiliki sumbangan berarti dalam berbagai bidang seperti kimia fisika, fisiologi, dan
mekanika fluida.
Banyak fraktal memiliki sifat menyerupai dirinya, paling tidak hampir, jika tidak persis. Sebuah
obyek yang menyerupai dirinya adalah suatu obyek yang memiliki bagian-bagian pembentuk
yang sama dengan bentuk keseluruhan. Pengulangan detil atau pola ini terjadi pada skala yang
lebih kecil secara progresif, dan untuk kasus entitas abstrak murni, kontinyu secara terus-
menerus, sehingga setiap bagian dari setiap komponen jika diperbesar akan tampak seperti
bagian tetap dari keseluruhan obyek. Akibatnya, obyek-obyek yang serupa dirinya tetap tidak
berubah bentuk sekalipun skalanya diubah, yakni obyek tersebut memiliki skala simetris.
Fenomeka fraktal sering dapat dideteksi pada obyek-obyek seperti bongkahan-bongkahan salju
(snowflake) dan kulit pohon. Semua fraktal alam jenis ini, dan juga beberapa fraktal serupa
dirinya dalam matematika bersifat stokastik, atau acak; bentuk-bentuk tersebut berkembang
secara statistiks.
Karakteristik kunci lain sebuah fraktal adalah sebuah parameter matematika yang
disebut dimensi fraktal. Tidak seperti dimensi dalam geometri Euclid, dimensi fraktal pada
umumnya dinyatakan dengan bilangan bukan bulat – yakni berupa bilangan pecahan. Dimensi
fraktal dapat digambarkan dengan melihat sebuah contoh khususmisalnya kurva bongkahan
salju yang didefinisikan oleh Helge von Koch pada 1904. Contoh fraktal ini merupakan gambar
matematika secara murni dengan enam simetri lipat, seperti kepingan salju alami. Fraktal
ini bersifat menyerupai dirinya, dalam arti bahwa bentuk ini terdiri atas tiga bagian identik,
masing-masing pada gilirannya tersusun dari empat bagian dan secara persis merupakan
bentuk secara keseluruhan dalam skala kecil. Jadi setiap bagian dari empat bagian itu sendiri
terdiri atas empat bagian yang juga merupakan bentuk keseluruhan dalam skala kecil.
Tidaklah mengherankan apabila faktor skalanya empat, karena sifat demikian benar untuk
sebuah segmen garis atau busur lingkaran. Akan tetapi, untuk kurva bongkahan salju, faktor
skala pada setiap tahap adalah tiga. Dimensi fraktal, dinyatakan dengan huruf D, adalah
pangkat untuk bilangan 3 sehingga menghasilkan 4, yakni 3D = 4. Dimensi dari fraktal
Halaman 3 dari 5 bongkahan salju adalah D = log 4/log 3, atau sekitar 1,26 (satu koma dua
enam). Dimensi fraktal merupakan sebuah sifat kunci dan sebagai indikator kekomplekannya.
Geometri fraktal dengan konsep-konsep serupa diri sendiri dan dimensi pecahan
telah diterapkan secara meluas di dalam mekanika statistika yang membahas sistem-
sistem fisik yang memiliki sifat-sifat yang kelihatan acak. Sebagai contoh, simulasi fraktal
telah digunakan untuk menggambar distribusi gugusan galaksi di seluruh alam semesta
dan untuk mengkaji masalah-masalah yang berkaitan dengan gerak tak beraturan fluida.
Geometri fraktal juga telah memberikan sumbangan pada grafik komputer. Algoritma
fraktal telah memungkinkan pembuatan gambar hidup dengan komputer dari obyek-obyek
alam yang sangat tak beraturan dan rumit, seperti lereng pegunungan berbatu dan sistem
lapisan kulit pohon yang rumit.
Titik balik kajian tentang fraktal dimulai dengan penemuan geometri fraktal oleh ahli
matematika Perancis kelahiran Polandia Benoit B. Mandelbrot pada tahun 1970. Mandelbrot
menggunakan definisi dimensi yang lebih bastrak daripada yang digunakan dalam geometri
Euclid (geometri biasa yang diajarkan di sekolah), dengan menyatakan bahwa dimensi sebuah
fraktal harus digunakan sebagai pangkat pada saat mengukurnya. Hasilnya adalah bahwa
sebuah fraktal tidak mungkin diperlakukan seperti benda-benda geometris lain yang berdimensi
satu, dua, atau bilangan-bilangan bulat lain. Akan tetapi, fraktal harus diperlakukan
secara matematis sebagai bentuk-bentuk geometris yang berdimensi pecahan. Sebagai
contoh, kurva fraktal snowflake Koch memiliki dimensi 12618.
Geometri fraktal bukanlah sekedar sebuah teori abstrak. Sebuah garis pantai, jika
diukur sampai ketidakberaturannya akan cenderung memiliki panjang tak berhingga seperti
halnya kurva kepingan salju. Mandelbrot sudah menduga bahwa pegunungan, awan,
pertumbuhan agrigasi, gugusan galaksi, dan fenomena-fenomena alam lainnya pada
hakekatnya merupakan fraktal. Selanjutnya, keindahan fraktal telah membuatnya merupakan
sebuah elemen kunci dalam perkembangan grafik komputer.
asni jatiningasih | Rabu, 26 November 2008, 00:21:44 | Lihat foto berita ini
Faktor yang berperan besar menghadirkan fraktal pada batik adalah teknik dekoratif
yang berhubungan dengan makna simbolis pada batik, yaitu isen atau mengisi motif besar
dengan motif kecil yang mirip dengan kesamaan diri pada fraktal. Kehadiran fraktal dalam batik
menunjukan bahwa batik merupakan suatu sistem yang kompleks, hasil interaksi antara
manusia dengan lingkungannya. Manusia memahami alam lingkungan dan menerjemahkannya
dengan melukis pada kain dengan teknik batik. Dari sini dapat dilihat bahwa terdapat
keterhubungan antara teknologi, sosial, budaya, dan kepercayaan yang menyebabkan batik
memiliki unsur fraktal. Dalam perkembangannya, batik banyak mendapat pengaruh
kebudayaan-kebudayaan. Namun demikian, seperti yang dikatakan Yun, batik tetap mampu
mempertahankan dimensi fraktalnya pada sekitar 1.5.
Dalam software JBatik, software yang mendesain pola batik, mula-mula gambar batik
diolah dan dibuat distribusi frekuensinya. Kemudian dimensinya dihitung dan dibuat fraktalnya.
"Dari satu rumus saja, bisa dihasilkan banyak motif desain," ujar Yun.
Software JBatik sebagai kombinasi seni, sains, dan teknologi telah mendapat
penghargaan Asia Pacific ICT Award (APICTA) 2008, kategori "Tourism and Hospitality" di
Jakarta; penghargaan luar biasa dari UNESCO, Bangkok, Thailand; 100 Best Indonesia
Innovations 2008, Istana negara, Jakarta; dan Indonesia ICT Award (INAICTA)2008.
Daftar Pustaka
Aswan, Rifki. 2016. Analisis Ideologi Kekaryaan pada karya patung Beetle Sphere Ichwan
Noor.Thesis, Yogyakarta: ISI Yogyakarta.
Bastomi, Suwaji. 1992. Wawasan Seni, Semarang: IKIP Semarang Press.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2009. NIRMANA, Elemen-elemen seni dan desain. Yogyakarta:
Jalasutra
Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni; Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni, Yogyakarta: ISI
Yogyakarta.
Ensiklopedi Microsoft Encarta Deluxe 2001