PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini memaparkan beberapa rumusan masalah yang ada di antaranya:
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang adanya aliran logisisme
2. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan aliran logisisme
3. Untuk mengenal para tokoh yang menganut aliran logisisme
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mulai meninggalkan desain alam semesta yang metematis.Meskipun
merupakan suatu kebenaran bahwa metematika telah tersedia di alam semesta
dan orang tinggal menemukannya,keyakinan tersebut harus ditinggalkan dan
beralih pada matematika yang merupakan hasil kontraksi pemikiran bebas
manusia yang kebenarannya tidak perlu harus sesuai dengan apa yang terjadi
dialam semesta,cukup kebenaran karena kesepakatan.Tetapi,lagi-lagi muncul
kontradiksi yang mencemari logika matematika dalam rekontruksi baru
tersebut,misalnya paradok Russel dan paradok Burali-Forti.
3. Krisis matematika
Munculnya filsafat matematika disebabkan oleh adanya
kontradiksi,paradok dan terjadinya krisis matematika.setidaknya,pernah
tercatat tiga kali krisis dalam matematika:
(1) Abad ke-5 SM,tidak semua besaran geometri yang sejenis,tidak
memiliki satuan ukuran yang sama (Sukardjono,2000).Krisis ini menyebabkan
teori proporsi Pythagoras harus dicoret dari matematika.Krisis yang didasari
sangat terlambat,lima abad kemudian baru dapat diatasi oleh Eudoxus dengan
karyanya yang membahas bilangan irasional.
(2) Abad ke-17, Newton dan Leibniz menemukan kalkulus yang
didasarkann pada konsep infinitesimal,tetapi tidak dapat dijelaskan dengan
baik.Namun,hasil-hasil penerapan kalkulus justru digunakan untuk
menjelaskan konsep infinitesimal,suatu penjelasan yang tidak seharusnya
dilakukan.Baru awal abad ke-19,Cauchy memperbaiki konsep infinitesimal
sebagai landasan kalkulus dengan konsep liimt.Weierstrass membuat konsep
limit lebih kokoh.
(3) Georg Cantor menemukan teori himpunan yang digunakan secara luas
pada cabang-cabang matematika dan menjadi landasan matematika.Namun
demiikinan, penemuan ini juaga menghasilkan paradok misalnya paradok
Burali-Forti dan paradok Russel.
3
Beberapa karyanya menjadi pemantik bagi perkembangan filsafat bahasa di
kemudian hari.
Dalam tulisannya Die Grundgesetze der Arithmetik (Basic Laws of
Arithmatic) ia membangun aritmetika dari suatu system logika dengan prinsip
pemahaman yang umum, yang disebut “Basic Law V” (untuk konsep F dan G,
perluasan dari F sama dengan perluasan G jika dan hanya jika untuk semua
objek a, Fa jika dan hanya jika Ga), sebuah prinsip yang dapat diterima
sebagai bagian dari logika.
2. Bertrand Arthur William Russell dan AN Whitehead
Russell menemukan bahwa Basic Law V tidak konsisten. (disebut dengan
paradox Russell). Setelah frege meningggalkan ahli-ahli program logikanya,
kemudian diteruskan oleh Russell dan Whitehead dengan menghubungkan
paradoks “lingkaran setan” tersebut dan kemudian membangun apa yang
mereka sebut dengan jenis teori yang bercabang (ramified type theory) untuk
menanganinya. Dalam system ini, mereka akhirnya mampu membangun
banyak matematika modern, tetapi bentuknya berubah dan kebanyakkan
kompleks (sebagai contoh, ada bilangan asli yang berbeda dalam setiap jenis,
dan banyak jenis yang tak hingga). Mereka juga telah membuat beberapa
kompromi untuk mengembangkan begitu banyak matematika, seperti “axiom
of reducibility”. Bahkan Russell mengatakan bahwa aksioma ini tidak benar-
benar termasuk logika.
Logisme dipelopori oleh filsuf Inggris Bertrand Arthur William Russell
menerima logisisme adalah yang paling jelas, pernyataan penting yang
dikemukakannya, yaitu semua konsep matematika secara mutlak dapat
disederhanakan pada konsep logika dan semua kebenaran matematika dapat
dibuktikan dari aksioma dan aturan melalui penarikan kesimpulan secara
logika semata. Dengan demikian logika dan matematika merupakan bidang
yang sama karena seluruh konsep dan dalil matematika dapat diturunkan dari
logika. Secara sederhana B.Russel menyimpulkan matematika adalah masa
kedewasaan
3. G.Leibniz
Ada dua konsep pemikiran yang digagaskan oleh G.Leibniz, yaitu:
a. Semua konsep secara matematika secara mutlak dapat disederhanakan
pada konsep logika.
b. Semua kebenaran matematika dapat dibuktikan dari aksioma dan aturan
melalui penarikan kesimpulan secara logika semata.
4. Wittgenstein
Matematika merupakan metode berpikir logis, berdasarkan
perkembangannya masalah logika semakin lama semakin rumit dan
membutuhkan suatumetode yang sempurna.
5. Rudolf Carnap
Memperkenalkan desertasi para ahli logika yang terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Konsep-konsep matematika dapat diturunkan dari konsep logika melalui
definisi yang jelas.
4
b. Teorema-teorema matematika dapat diturunkan dari aksioma-aksioma
logika melalui pengambilan kesimpulan murni.
Matematika dapat dinyatakan dalam istilah murni logis dan terbukti dari
prinsip-prinsip logis saja, maka kepastian matematika dapat dikurangi
dengan logika. Logika dianggap dapat memberi landasan tertentu untuk
kebenaran, terlepas dari upaya untuk memperluas logika.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logisisme adalah aliran matematika yang dilatar belakangi oleh 3 faktor yaitu
Kontradiksi, paradok, dan krisis matematika. Aliran ini didukung oleh beberapa tokoh
antara lain G.Leibniz,G.Frege (1893),B.Russel (1919), Wittgenstein dan R.Carnap
(1931). Dalam aliran ini, para tokoh menyatakan bahwa logika adalah bagian
terpenting dari matematika. Meskipun demikian terdapat beberapa gagasan yang
masih menentang aliran ini.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
6
DAFTAR PUSTAKA
http://hujjahhanifah.blogspot.com/2017/04/makalah-filsafat-matematika-logisisme.html?
m=1
https://www.slideshare.net/mobile/maulanamaulana36/formalismelogikalisme-dan-
intuisionisme
http://hardymath.blogspot.com/2013/10/logisisme-formalisme-dan-fiksionalisme.html?m=1