Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang ukuran dalam konteksnya tidak lepas dari hubungannya


dengan suatu bangun atau obyek benda. Pada jaman yunani, ukuran telah
dirumuskan menjadi suatu ilmu yang dikenal dengan Geometri yaitu, 𝑔𝑒 yang
berarti bumi dan 𝑚𝑒𝑡𝑟𝑒 berarti ukuran. Sedangkan geometri menurut kamus besar
bahasa Indonesia berarti ilmu ukur atau cabang matematika yang menerangkan
sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang (Sugono, 2008). Jadi geometri merupakan
cabang matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bidang, ruang dan
hubungan dari keempatnya. Ilmu geometri sudah digunakan sejak jaman romawi
kuno untuk mengkonstruksi bangunan-bangunan penting dalam kehidupan.
Benda-benda geometri dengan mudah ditemukan di sekitar kehidupan ini,
seperti sumpit, piring, gelas dan sebagainya. Benda-benda seperti sumpit, piring
dan gelas dapat didefinisikan dengan mudah bentuknya. Jika didefinisikan secara
matematis maka benda-benda itu termasuk ke dalam benda-benda geometri ruang.
Sumpit berbentuk seperti garis tebal, piring berbentuk bulat, dan gelas berbentuk
tabung.
Akan tetapi tidak semua benda atau obyek dapat didefinisikan dengan baik.
Ada beberapa benda atau obyek yang sulit untuk didefinisikan. Obyek-obyek
seperti akar, ranting, daun pohon, dan corak tanah akan sulit didefinisikan secara
ilmiah bentuknya. Namun pada tahun 1975, Benoit Mandelbrot menciptakan istilah
fraktal yang berasal dari kata fractus yang berarti hancur atau tidak rata (Schovanec,
2010). Istilah tersebut kemudian digunakan untuk mendefinisikan benda atau obyek
seperti daun, akar, dan ranting pohon yang biasanya berasal dari fenomena yang
kacau(chaotic).
Walaupun tergolong ilmu baru, namun banyak peneliti yang telah mengkaji
tentang geometri fraktal. Bagaimana cara terbentuknya, sampai penghitungan

1
tentang dimensi dari fraktal itu sendiri. M. T Barlow adalah salah satu ilmuwan
yang telah melakukan penelitian tentang Geometri fraktal secara khusus, dengan
judul Analysis on the Sierpinski Carpet. Barlow memperoleh bahwa sierpinski
carpet mempunyai pola pembentukan yang konvergen. Ilmuwan lain yang juga
meneliti tentang fraktal adalah Ferdinand Chovanec dengan judul Cantor Sets.
Ferdinand menghubungkan himpunan cantor dengan pembentukan fraktal dari
himpunan tersebut. Hasil penelitiannya memperoleh bahwa himpunan cantor
adalah salah satu bentuk fraktal dan menyimpulkan bahwa himpunan fraktal
tersebut adalah konvergen.
Obyek-obyek fraktal ini mempunyai proses pembentukan yang unik. Secara
bertahap obyek fraktal merupai diri seperti membentuk suatu barisan jika diamati
dan dicermati lebih jauh. Barisan yang terbentuk merupakan akibat dari sifat
pembentukan fraktal yang menduplikasi bentuk awal namun ada penghapusan,
penggandaan, ataupun percabangan bentuk yang sama dari bentuk awal. Proses
tersebut jika diteliti lebih jauh akan membentuk suatu barisan. Bagaimana bentuk
awal u1 menjadi patokan untuk iterasi pertama atau u2 , dan u2 akan menjadi

patokan iterasi kedua atau u3 , begitu seterusnya sampai proses tersebut selesai.

Proses iterasi dari u1 menjadi u2 , dan dari u2 menjadi u3 , mempunyai pola yang
tetap. Dari pola-pola yang tersebut, yang bisa dikonstruksikan adalah pola-pola
un1 un
yang mempunyai rasio. Jika dituliskan secara umum maka rasio   atau
un un1
r adalah perbandingan yang tetap.
Jika menilik dari tulisan di atas, maka proses pembentukan fraktal bisa saja
dibawa kearah deret geometri dimana mempunyai pola pembentukan yang tetap
antara unsur un dengan unsur sebelumnya atau un1 . Deret geometri adalah barisan
dengan aturan tertentu yang mempunyai rasio/perbandingan yang tetap.
Benda fraktal dengan mudah dijumpai disekitar manusia, mulai dari skala
mikro, makro, bahkan hingga skala yang lebih besar(mega). Dalam skala mikro
contohnya jaringan pembuluh, jaringan otak, dan perembesan suatu zat cair dalam
tanah. Dalam skala makro misalnya percabangan akar dan ranting, daun cemara,

2
dan motif-motif batik. Sedangkan dalam skala yang lebih besar lagi ada gugusan
kepulauan, bentuk galaksi dan juga nebula.
Benda fraktal suka berpola sendiri oleh karena itu geometri fraktal
mempunyai 5 karakter yaitu, a) bagian kecilnya adalah bentuk atau struktur dari
keseluruhan, namun skalanya berbeda, b) pembentukannya tidak beraturan, c)
mempunyai elemen-elemen yang berbeda dimana skalanya sangat bervariasi dan
luas, d) pembentukannya secara iterasi e) mempunyai dimensi yang kecil (Chen
Ting, Huang Liming, 2002). Hal tersebut menyebabkan ukurannya tidak tentu.
Mandelbrot mendefinisikan dimensi fraktal seperti dimensi-dimensi benda lain,
tetapi bukan dalam bentuk bilangan bulat, melainkan pecahan (Anton, 2010). Ciri-
ciri dari fraktal yang biasa dijumpai adalah bahwa bagian terkecil dari benda
tersebut merupakan cerminan dari keseluruhan bentuknya (the part is reminiscent
of the whole), artinya di dalam suatu himpunan fraktal, bagian dari himpunan
tersebut merupakan skala kecil dari keseluruhannya.
Karena fraktal merupakan obyek yang tak tentu, maka jumlah deretnya juga
tak menentu. Beberapa fraktal bisa didefinisikan dengan jelas tentang sifat
kekonvergenannya. Tergantung pada obyek pertama pembentuknya.
Uraian di atas merupakan gambaran dari suatu konsep hubungan antara
barisan, deret, dan geometri fraktal. Bahwa fraktal walaupun mempunyai ciri-ciri
yang rumit, namun bukan tidak mungkin untuk dikaji tentang bagaimana cara
pembentukannya melalui barisan dan deret dan bagaimana sifat kekonvergenannya.
Ini akan menjadi suatu kajian yang unik melihat keterkaitan deret terhadap geometri
fraktal sederhana. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pembentukan
geometri fraktal sederhana dan bagaimana sifat kekonvergenannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana proses terbentuknya suatu geometri fraktal sederhana?
b. Bagaimana perhitungan geometri fraktal sederhana dengan menggunakan
deret geometri?
c. Apakah geometri fraktal tersebut divergen atau konvergen?

3
1.3 Pembatasan Masalah
Geometri fraktal ada banyak pengkajiannya, oleh karena itu obyek yang
akan diteliti pada penelitian ini adalah pembentukan bangun fraktal dan sifat
konvergensinya. Penelitian ini memfokuskan masalah hanya pada pembentukan
geometri fraktal sederhana. Juga meneliti tentang sifat dari bentuk geometri fraktal
tersebut.
1.4 Tujuan Penelitian
Setiap penyusunan karya ilmiah mempunyai suatu tujuan. Tujuan dari
penulisan karya ilmiah ini adalah:
a. Mendeskripsikan bagaimana proses terbentuknya suatu geometri fraktal
sederhana.
b. Memberikan penjelasan bagaimana deret geometri dapat membentuk
geometri fraktal sederhana.
c. Mendeskripsikan apakah geometri fraktal sederhana tersebut konvergen
atau divergen.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca ataupun
peneliti lain yang ingin mengkaji tentang geometri fraktal dan manfaat penelitian
ini adalah:
a. Untuk lebih memahami tentang geometri fraktal khususnya geometri
fraktal sederhana.
b. Mendeskripsikan proses terbentuknya geometri fraktal sederhana.
c. Mendeskripsikan sifat konvergensi beberapa geometri fraktal sederhana.

Anda mungkin juga menyukai