Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA IDE

GEOMETRI EUCLID DAN NON-EUCLID

“GEOMETRI FRAKTAL”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

CINDY AMELIA SITORUS 4173111009

ELLY YULITA 4173111019

FANNISA RAHMADANI 4172111029

HENGKI KADIRMAN SILAEN 4171111023

MATEMATIKA DIK B 2017

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULATAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia Nyalah penulis dapat menyelesaikan rekayasa ide tentang geometri fraktal ini
.Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai bentuk penyelesaian tugas dari mata kuliah
geometri eucid dan non-euclid. Rekayasa ide ini telah penulis susun dengan maksimal.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
rekayasa ide ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Penulis menyadari bahwa rekayasa ide ini masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu , penulis harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga materi yang ada dalam
rekayasa ide ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, April 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geometri fraktal adalah cabang matematika yang mempelajari sifat-sifat dan


perilaku fraktal. Kata fraktal pertama kali dicetuskan oleh Mandelbrot pada tahun
1975, ketika makalahnya yang berjudul “ A Theory of Fractal Set “ dipublikasikan.
Bahasa Inggris dari fraktal adalah fractal. Sedangkan akar kata fraktal berasal dari
kata latin frangere yang berarti terbelah menjadi fragmen-fragmen yang tidak teratur.

Fraktal adalah bentuk apa saja yang jikalau bagian-bagian dari bentuk itu
diperbesar akan terkuak rincian yang sebanyak-banyaknya seperti bagian fraktal
keseluruhannya. Berbeda dengan garis lurus yang biasa kita gambar, fraktal tidaklah
mudah dibuat dengan goresan tangan.

Berbagai jenis fraktal pada awalnya dipelajari sebagai benda-benda matematis.


Ada banyak bentuk matematis yang merupakan fraktal, antara lain Sierpinski triangle,
Koch snowflake, Peano curve, Mandelbrot set, dan Lorenz attractor. Fraktal juga
banyak menggambarkan objek-objek di dunia nyata, seperti awan, pegunungan,
turbulensi, dan garis pantai, yang mempunyai bentuk geometri yang rumit.

Secara umum fraktal bentuknya tidak teratur (tidak halus), merupakan bentuk
yang tidak berdasarkan linearitas, jadi bukan termasuk benda yang terdefinisikan oleh
geometri tradisional. Fraktal memiliki detil yang tak hingga dan dapat memiliki
struktur serupa diri pada tingkat perbesaran yang berbeda. Pada banyak kasus, sebuah
fraktal bisa dihasilkan dengan cara mengulang suatu pola, biasanya dalam proses
rekursif atau iteratif.

Fraktal bisa membantu menjelaskan banyak situasi yang sulit dideskripsikan


menggunakan geometri klasik, dan sudah cukup banyak diaplikasikan dalam sains,
teknologi, dan seni karya komputer. Karena keindahannya, fraktal banyak dipakai
dalam computer graphics untuk menciptakan bentuk-bentuk yang alami bahkan
menakjubkan.
Keberadaan geometri fraktal menunjukkan bahwa matematika bukanlah
subjek yang kering dan datar, tetapi merupakan suatu subjek yang indah dan dapat
menghasilkan karya-karya yang memiliki citra seni dan nilai intelektual yang tinggi.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Barnsley (1993:1) seorang pakar fraktal yang
terkenal saat ini bahwa    geometri fraktal merupakan bahasa baru. Begitu terucapkan,
kita dapat menggambarkan awan sama persisnya seperti seorang arsitek dapat
menggambarkan rumah.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana sejarah geometri fraktal?


1.2.2 Siapa sajakah tokoh-tokoh pencetus geometri fraktal?
1.2.3 Bagaimana aplikasi geometri fraktal dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui sejarah geometri fraktal
1.3.2 Mengetahui tokoh-tokoh pencetus geometri fraktal
1.3.3 Mengetahui aplikasi geometri fraktal dalam kehidupan sehari-hari

1.4 Manfaat Penulisan


Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai
geometri fraktal, sejarah, tokoh-tokohnya, serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-
hari.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Geometri Fraktal

Benda-benda yang sekarang disebut fraktal sudah ditemukan dan dipelajari


jauh sebelum kata fraktal muncul. Berbagai jenis fraktal pada awalnya dipelajari
sebagai benda-benda matematis. Sebelum Mandelbrot memperkenalkan istilah fraktal,
nama umum untuk struktur semacamnya (misalnya bunga salju koch) adalah kurva
monster. Selanjutnya ide-ide konsepsual fraktal muncul saat definisi-definisi tradisional
geometri Euclid dan kalkulus gagal melakukan berbagai pengukuran pada benda-benda
monster tersebut.

Sadar atau tidak, selama ini telah tertanam pengertian geometri dari suatu
bentuk berdasarkan gagasan yang dicetuskan oleh Euclid dari Alexandria (300 SM) dan
Descartes dari Perancis (permulaan abad 16). Euclid membuat aksioma bahwa garis
adalah ”panjang yang tak bertebal”. Dari aksioma ini kemudian dapat dibuat aturan
-aturan logika konsisten yang dapat menerangkan tentang titik, garis lurus, dan bentuk-
bentuk sederhana. Descartes memajukan gagasan bahwa alam raya ini seharusnya dapat
diukur melalui tiga buah garis yang tegak lurus satu sama lain. Dengan tiga garis lurus
ini lokasi benda apa saja dapat diketahui dengan tepat. Sebagai konsekuensinya, semua
benda dapat dilihat sebagai suatu susunan raksasa dari kubus-kubus yang sangat kecil.
Gagasan ini telah membentuk suatu pandangan ilmiah modern mengenai dunia.

Berdasarkan kesimpulan logis dari pandangan di atas, Sir Isaac Newton dan
Baron Gottfried von Leibnitz menemukan kalkulus diferensial. Dalam diferensial
kalkulus semua bentuk lengkung atau kurva berubah menjadi lurus,  sehingga
persamaan linier dapat digunakan untuk kurva. Leibnitz mengajukan gagasan bahwa
semua kurva terdiri dari segmen-segmen yang kecil tidak berhingga yang disebutnya
sebagai ”garis-garis tangen atau diferensial ”. Jika sisi suatu kurva diperbesar akan
semakin terlihat seperti sebuah garis lurus.

Kalkulus memberikan suatu ”limit” untuk proses pembesaran ini yaitu : kurva
akan menyerupai garis lurus pada perbesaran yang tidak hingga. Hingga saat ini semua
orang menggunakan teknik ”diferensiasi” dan kebalikannya, yaitu ’integrasi” untuk
merumuskan dan memahami kejadian alam. Walaupun tidak diketahui apakah gagasan
Leibnitz itu benar, semua orang tetap bersandar dan percaya bahwa sebuah kurva tidak
lebih dan tidak bukan terdiri dari sejumlah tak berhingga segmen-segmen garis lurus.
Pencarian kebenaran akan hal ini terus memperdebatkan antara ”limit” ketika
perbesaran ” mendekati’ tidak berhingga dan apa yang terjadi ketika terjadi perbesaran
yang tak berhingga.

Pada tahun 1872 Karl Theodor Wilhelm Weierstrass, seorang jenius jerman
menemukan contoh fungsi dengan sifat yang tidak intuitif yaitu kontinyu di manapun
namun tidak terdiferensiasi di manapun-grafik dari fungsi tersebut akan disebut fraktal
di masa sekarang. Perdebatan dimulai ketika pada tahun 1875 ketika Karl Weirstrass,
menjelaskan bahwa kurva kontinyu tidak dapat dideferensiasi, dengan demikian jelas
tidak ada garis-garis tangen.

Memasuki abad berikutnya sejumlah kurva-kurva aneh tiba-tiba muncul ke


permukaan. Waclaw Sierpinski, matematikawan polandia membuat sebuah segitiga
sama sisi yang kemudian dibaginya menjadi empat belahan berukuran sama. Dengan
cara yang sama Sierpinski meneruskan pembagian tersebut untuk segitiga-segitiga lain
yang lebih kecil. Bentuk yang sangat terkenal ini dinamakan orang segitiga Sierspinski.
Jika pembagian dilanjutkan hingga jumlah yang tak hingga, maka sulit untuk
membayangkan bentuk detilnya walau tidak ada satupun hukum-hukum matmatika
yang dilanggar. Yang jelas jika salah satu bagian yang gelap diambil dan kemudian
diperbesar mendekati tak berhingga, maka akan didapatkan bentuk segitiga seperti
bentuk keseluruhanya. Segitiga Sierspinski mungkin adalah bentuk dari ”pra-fraktal
pertama yang paling terkenal. Segitiga Sierpinski, suatu fraktal, bisa dipecah menjadi
tiga segitiga Sierpinski (masing-masing diberi warna berbeda).

Cara lain untuk membuat segitiga Sierspinski adalah dengan mula-mula


membuat segitiga yang berisi, kemudian segitiga ini dilubangi di tengah-tengahnya dan
di ketiga bagian sudut-sudutnya dengan segitiga yang berukuran lebih kecil.
Selanjutnya proses pelubangan yang sama untuk setiap sisa segitiga yang masih berisi
diulangi terus hingga jumlah yang tak berhingga. Sehingga akan diperoleh segitiga
yang sama yang dikenal dengan nama Gasket Sierspinski.

Sierspinski mempertanyakan apakah luas yang ditutupi oleh bentuk tersebut


nol atau tidak. Inilah teka-teki yang membingungkan yang mirip dengan ketidakpastian
Leibnitz akan gagasannya sendiri tentang kurva yang menjadi garis lurus pada
perbesaran mendekati tak berhingga.

Dalam setiap langkah hanya ¼ dari luas daerah berisi saja yang diambil, dan ¾
bagian sisanya atau sebagian besar masih tetap berisi. Berapapun banyaknya proses
pelubangan yang dilakukan akan tetap didapatkan luas daerah berisi yang lebih besar
dari luas yang diambil setiap kalinya. Jadi luas bentuk ini tidak akan pernah mencapai
nol.

Di tahun 1904 Helge von Koch, tidak puas dengan definisi Weierstrass yang
sangat abstrak dan analitis, memberikan definisi yang lebih geometris untuk fungsi
yang mirip. Ia menemukan bentuk yang terkenal dengan Garis Pantai Koch. Koch
memulai pembentukan garis pantai matematisnya dengan sebuah garis kemudian di atas
garis tersebut dibangun sebuh segitiga sama sisi dengan panjang sisi 1/3 dari garis yang
pertama. Kemudian pada setiap segmen garis dibangun lagi segitiga sama sisi dengan
panjang sisi 1/3 dari segment garis. Proses ini dilakukan terus hingga kepengulangan
yang tidak berhingga.

Masih terdapat lagi bentuk-bentuk geometri aneh misalnya Debu Cantor,


Fourniers’s Multinuiverse, dan Devil Staircase, dan lain-lain. Semua bentuk-bentuk
tersebut pada dasarnya mempertanyakan gagasan Euclid dan Descartes. Bentuk-bentuk
tersebut adalah bentuk yang sekarang dikenal dengan nama geometri fraktal.

Ide mengenai kurva-kurva serupa diri dikembangkan lebih jauh oleh Paul
Pierre Lévy, yang mengenalkan kurva fraktal baru bernama kurva Lévy C dalam
tulisannya pada tahun 1938 berjudul Plane or Space Curves and Surfaces Consisting of
Parts Similar to the Whole.

Georg Cantor memberi contoh tentang berbagai himpunan bagian dari garis
riil dengan sifat yang tidak wajar-himpunan Cantor tersebut juga sekarang dikenal
sebagai fraktal. Fungsi teriterasi di bidang kompleks telah diselidiki pada akhir abad 19
dan awal abad 20 oleh Henri Poincaré, Felix Klein, Pierre Fatou, dan Gaston Julia.
Namun tanpa bantuan grafika komputer modern, mereka tidak dapat melihat keindahan
visual benda-benda yang mereka temukan. Dalam usahanya untuk memahami benda-
benda seperti himpunan Cantor, matematikawan seperti Constantin Carathéodory dan
Felix Hausdorff menggeneralisasi konsep intuitif dimensi agar memungkinkan nilai
nonbulat. Ini termasuk bagian dari gerakan di pertengahan awal abad kedua puluh yang
bertujuan menciptakan teori himpunan deskriptif, yaitu kelanjutan dari arah riset Cantor
yang dapat mengklasifikasi himpunan titik-titik pada ruang Euclid. Definisi dimensi
Hausdorff secara alami adalah geometris, walaupun didasarkan pada perkakas dari
analisis matematis. Pendekatan ini digunakan oleh beberapa orang termasuk
Besicovitch, yang berbeda dengan investigasi logis yang membangun sebagian besar
teori himpunan deskriptif masa 1920-an dan 1930-an. Kedua bidang tersebut ditelusuri
selama beberapa waktu setelahnya, terutama oleh para spesialis.

2.2 Kontribusi Mandelbrot

Benoît B. Mandelbrot (lahir di Warsawa, Polandia, 20 November


1924 – meninggal di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, 14 Oktober 2010
pada umur 85 tahun) adalah seorang matematikawan berkebangsaan Perancis dan
Amerika Serikat. Namanya dikenal sebagai penggagas Himpunan Mandelbrot dan
dianggap sebagai “Bapak Geometri Fraktal” karena memperkenalkan dan
memopulerkan istilah “fraktal“. Ia dilahirkan di Warsawa, Polandia, dari keluarga
Yahudi, namun kemudian bermigrasi ke Perancis.

Pada tahun 1960-an Benoît Mandelbrot mulai menyelidiki keserupa dirian


dalam berbagai tulisannya seperti How Long Is the Coast of Britain? Statistical Self-
Similarity and Fractional Dimension. Penyelidikannya merupakan pengembangan dari
penelitian Lewis Fry Richardson. Dengan pendekatan yang sangat visual, Mandelbrot
mendapatkan hubungan dari berbagai topik matematika yang sebelumnya tidak
berkaitan. Pada tahun 1975, Mandelbrot menggunakan kata fractal untuk
mendeskripsikan benda-benda serupa diri yang tidak memiliki dimensi yang jelas. Dia
menurunkan kata fractal dari kata Latin fractus yang artinya “patah”, “rusak”, atau
“tidak teratur”. Kata fractal bukan diturunkan dari kata fractional (pecahan), seperti
yang dipercaya banyak orang. Kata fractional sendiri juga diturunkan dari fractus.

Setelah visualisasi komputer diaplikasikan pada geometri fraktal, dapat


disajikan argumen-argumen visual nan ampuh untuk menunjukkan bahwa geometri
fraktal menghubungkan banyak bidang matematika dan sains, jauh lebih besar dan luas
dari yang sebelumnya diperkirakan. Bidang-bidang yang terhubungkan oleh geometri
fraktal terutama adalah dinamika nonlinier, teori chaos, dan kompleksitas. Salah satu
contoh adalah menggambar metode Newton sebagai fraktal yang ternyata menunjukkan
bahwa batas antara penyelesaian yang berbeda adalah fraktal dan penyelesaiannya
sendiri adalah atraktor aneh. Geometri fraktal juga telah digunakan untuk kompresi data
dan memodel sistem geologis dan organis yang kompleks, seperti pertumbuhan pohon
dan perkembangan lembah sungai.

2.3 Definisi Fraktal

Karakteristik fraktal, walaupun mudah dimengerti secara intuitif, ternyata


sangat susah untuk dibuat definisi matematisnya. Terdapat beberapa definisi  fraktal,
beberapa definisi diantaranya memakai ketentuan matematik dan statistik yang sukar
dimengerti pembaca awam. Mandelbrot mendefinisikan fraktal sebagai “himpunan
yang dimensi Hausdorff Besicovitchnya lebih besar dari dimensi topologisnya“. Untuk
fraktal yang serupa diri secara persis, dimensi Hausdorffnya sama dengan dimensi
Minkowsi Bouligandnya.

Bransley, seorang pakar fraktal ternama saat ini, enggan mendefinisikan apa
itu fraktal. Dia hanya mengatakan bahwa fraktal adalah subset (sub himpunan) dari
sebuah set (himpunan). Set biasanya dari geometri euclidean yang sederhana seperti
bentuk segibanyak, lingkaran, kubus, bola, sedangkan subset berbentuk yang sangat
”rumit”.

Selanjutnya Bransley mendefinisikan bahwa suatu ruang X adalah set


(himpunan). Titik-titik pada ruang adalah anggota himpunan tersebut. Dalam bukunya
yang berjudul ”Fractal Everywhere”, Bransley membahas secara detil mengenai ruang
metrik yang terkait dengan geometri fraktal. Hal-hal yang dibahas pada ruang metrik
meliputi ekivalen pada ruang metrik, topologi pada ruang metrik, serta transformasi
pada ruang metrik. Selain itu, Bransley juga mengkaji mengenai dinamical chaostik,
dimensi fraktal, interpolasi fraktal, himpunan Julia, Parameter ruang dan himpunan
mandelbrot, pengukuran pada fraktal, aplikasi untuk komputer grafis, dan sistem fungsi
iterasi yang dapat digunakan untuk membangun suatu fraktal.

2.4 Dimensi Fraktal.


Persoalan membandingkan panjang yang tidak berhingga dan luas yang kecil
tidak berhingga sebenarnya adalah seperti persoalan membandingkan dua sisi dari
sebuah uang logam yang sama. Abad ke 20 telah membawa pemikiran manusia kepada
kebutuhan yang sangat mendesak terhadap suatu cara baru dalam mengukur ruang dan
dimensi. Dua orang matematikawan yaitu Felix Hausdroff dan Abram S. Besicovith
telah menjawab persoalan pelik ini. Mereka bukan saja secara harfiah menguak dimensi
yang baru tetapi juga telah mendefinisikan ulang dimensi itu sendiri. Setiap bentuk,
oleh karena tradisi yang dilandasi oleh gagasan Descartes, memiliki dimensi misalnya 0
(titik), 1 (garis lurus dan kurva), 2 (bidang), atau 3 (ruang).

Secara teoritis, dimensi ini telah diperluas termasuk dimensi keempat dan
dimensi-dimensi yang lebih tinggi yang sulit untuk dibayangkan. Dengan memperluas
karya dari Hausdroff, Besicovitch memajukan gagasan bahwa sebuah bentuk
sebenarnya dapat memiliki ”dimensi pecahan”, seperti misalnya 1.5 atau 2.3. Dimensi
kurva-kurva seperti segitiga Sierspinski dan garis pantai Koch harus dinyatakan dengan
dimensi pecahan. Dengan demikian, tingkah laku yang ganjil dari kurva-kurva tersebut
dapat dijelaskan. Dimensi pecahan ini dapat dihitung dengan tepat berdasarkan
pengukuran dari sebuah kurva.

Dimensi Hausdroff/Besicovith didefinisikan sebagai nisbah dari logaritma


jumlah salinan ukuran dari bentuk benih relatif terhadap setiap salinan. Karena ada 4
salinan (4 segmen garis ) dan setiap salinan memiliki ukuran 1/3 ukuran benih, maka
menurut definisi ini dimensi garis pantai Koch adalah log(4)/log (3) = 0.6021/0.4771 =
1.262.

Jika ada dua bentuk yang memilki dimensi pecahan yang berbeda misalnya
1.26 dan 1.46, maka tidak dapat dikatakan bahwa bentuk yang pertama ”memiliki
panjang yang tak berhingga lebih panjang” atau ”mengisi luasan yang kecil tak
berhingga lebih banyak” dari yang kedua. Untuk lebih mudah dipahami, hal itu hanya
dapat dinyatakan bahwa dimensi bentuk itu ”lebih dekat dengan dua dimensi”. Lebih
lanjut lagi dapat dikatakan sampai seberapa jauh bentuk itu ”mengisi bidang”.

Dalam kenyataannya, penggunaan gagasan dimensi pecahan telah melangkah


lebih jauh dari apa yang dibayangkan oleh pencetusnya. Karena alam berlimpah dengan
bentuk-bentuk swa-reflektif (self-reflecif) seperti garis pantai. Maka kebanyakan dari
alam sekitar dapat  dicirikan dengan indeks yang baru ini. Pegunungan, awan, pohon-
pohon, dan bunga-bunga semuanya memiliki dimensi antara dua dan tiga, dan ciri dari
suatu bentuk dapat dibaca dari dimensinya. Garis pantai pulau Sulawesi yang kasar
memiliki dimensi pecahan yang lebih besar dari pada garis pantai Bali yang halus.
Gumpalan awan”mengisi ruang” lebih banyak dari kabut tipis, dan bangunan indah
seperti Borobudur memiliki dimensi pecahan yang lebih besar dari pencakar lagit di
Jakarta.

Istilah dimensi pecahan kemudian oleh Benoit Mandelbrot diganti


menjadi”dimensi fraktal”. Dimensi ini jauh lebih penting artinya bagi matematikawan
karena mereka mendadak saja mampu mengukur keseluruhan bentuk-bentuk dalam
jagad raya yang sebelumnya tidak bisa diukur. Untuk pertama kalinya sejak Descartes,
sebuah meter pengukur ruang yang baru telah tercipta, meskipun apa yang telah diukur
tetap belum diketahui secara pasti. Yang pasti Sierspinski, Koch, dan Hausdroff, tidak
mengira bahwa perjalanan mereka ke tempat tak berhingga dari bentuk-bentuk abstrak
dan ”tidak alamiah” akan kembali kepada ”geometri alam” sejati yang pertama.

2.5 Pengelompokan Fraktal

Fraktal bisa dikelompokkan menjadi tiga kategori luas. Pengelompokan


berikut didasarkan pada cara pendefinisian atau pembuatannya.

 Sistem fungsi teriterasi-Contohnya adalah himpunan Cantor, karpet Sierpinski, kurva


Peano, garis pantai Koch,  kurva naga Harter-Heighway, kotak T, dan spons Menger.
 Fraktal waktu lolos-Contohnya adalah himpunan Mandelbrot dan fraktal Lyapuanov.
 Fraktal acak, dihasilkan melalui proses stokastik, misalnya landskap fraktal dan
penerbangan Levy.

Fraktal juga bisa dikelompokkan berdasarkan keserupa diriannya. Ada tiga tingkat
keperupa dirian pada fraktal:

 Serupa diri secara persis-Ini adalah keserupa dirian yang paling kuat. Fraktalnya
terlihat sama persis pada berbagai skala. Fraktal yang didefinisikan oleh sistem fungsi
teriterasi biasanya bersifat serupa diri secara persis.
 Serupa diri secara lemah-Ini adalah keserupa dirian yang tidak terlalu ketat.
Fraktalnya terlihat mirip (tapi tidak persis sama) pada skala yang berbeda. Fraktal jenis
ini memuat salinan dirinya sendiri dalam bentuk yang terdistorsi maupun rusak.
 Serupa diri secara statistik-Ini adalah keserupadirian yang paling lemah. Fraktalnya
memiliki ukuran numeris atau statistik yang terjaga pada skala yang berbeda.
Kebanyakan definisi fraktal yang wajar secara trivial mengharuskan suatu bentuk
keserupa dirian statistik. Dimensi fraktal sendiri adalah ukuran numeris yang nilainya
terjaga pada berbagai skala. Fraktal acak adalah contoh fraktal yang serupa diri secara
statistik, tapi tidak serupa diri secara persis maupun lemah.

Perlu dicatat bahwa tidak semua benda yang serupa diri adalah fraktal-
misalnya garis riil (garis Euclid lurus) bersifat serupa diri, tapi argumen bahwa benda-
benda Euclid adalah fraktal merupakan minoritas. Mandelbrot berargumen bahwa
definisi “fraktal” sepatutnya menyertakan tidak hanya fraktal “sebenarnya”, namun
juga benda-benda Euclid tradisional, karena bilangan irasional di garis bilangan
memiliki sifat-sifat kompleks dan tidak berulang.

2.6 Contoh-contoh Fraktal

Beberapa contoh fraktal yang umum adalah himpunan Mandlebrot, fraktal


Lyapunov, himpunan Cantor, segitiga Sierpinski, karpet Sierpinski, spons Menger,
kurva naga, kurva Peano, dan kurva Koch. Fraktal bisa deterministik maupun stokastik.
Sistem dinamikal chaotis sering (bahkan mungkin selalu) dihubungkan dengan fraktal.

Benda-benda yang mendekati fraktal bisa ditemukan dengan mudah di alam. Benda-
benda tersebut menunjukkan struktur fraktal yang kompleks pada skala tertentu.
Contohnya adalah awan, gunung, jaringan sungai, dan sistem pembuluh darah. Pohon
dan pakis, juga merupakan contoh fraktal di alam dan dapat dimodel pada komputer
menggunakan algoritma rekursif. Sifat rekursifnya bisa dilihat dengan mudah-ambil
satu cabang dari suatu pohon dan akan terlihat bahwa cabang tersebut adalah miniatur
dari pohonnya secara keseluruhan (tidak sama persis, tapi mirip). Berikut adalah contoh
fraktal, baik yang alami maupun yang dimodel dengan komputer.

Secara umum fraktal bentuknya tidak teratur (tidak halus), jadi bukan
termasuk benda yang terdefinisikan oleh geometri tradisional. Ini berarti bahwa fraktal
cenderung memiliki detail yang signifikan, terlihat dalam skala berapapun; saat ada
keserupa dirian, ini bisa terjadi karena memperbesar fraktal tersebut akan menunjukkan
gambar yang mirip. Himpunan-himpunan tersebut biasanya didefinisikan dengan
rekursi.

Sebagai perbandingan, ambil benda Euklid biasa, misalnya lingkaran.


Lengkung pada lingkaran akan terlihat semakin datar jika diperbesar. Pada perbesaran
tak terhingga tidak mungkin lagi terlihat perbedaan antara lengkung lingkaran dengan
garis lurus. Fraktal tidak seperti ini. Ide konvensional kurvatur, yang merupakan
resiprokal dari jari-jari lingkaran aproksimasi, tidak bisa digunakan. Pada fraktal,
meningkatkan perbesaran akan menunjukkan detail yang tidak terlihat sebelumnya.

2.7 Aplikasi Fraktal

Setelah visualisasi komputer diaplikasikan pada geometri fraktal, dapat


disajikan argumen-argumen visual yang ampuh untuk menunjukkan bahwa geometri
fraktal menghubungkan banyak bidang matematika dan sains, jauh lebih besar dan luas
dari yang sebelumnya diperkirakan. Bidang-bidang yang terhubungkan oleh geometri
fraktal terutama adalah dinamika nonlinier, teori chaos, dan kompleksitas. Salah satu
contoh adalah menggambar metode Newton sebagai fraktal yang ternyata menunjukkan
bahwa batas antara penyelesaian yang berbeda adalah fraktal dan penyelesaiannya
sendiri adalah atraktor aneh. Geometri fraktal juga telah digunakan untuk kompresi data
dan memodel sistem geologis dan organis yang kompleks, seperti pertumbuhan pohon
dan perkembangan lembah sungai.

Fraktal banyak diaplikasikan  pada bidang:

 Klasifikasi slide histopatologi di ilmu kedokteran


 Pembuatan musik jenis baru
 Pembuatan berbagai bentuk karya seni baru
 Kompresi data dan sinyal
 Seismologi
 Kosmologi

2.8 Program Penghasil Fraktal


Fraktal biasanya digambar oleh komputer dengan perangkat lunak fraktal. Berikut ini
adalah beberapa software yang dapat digunakan untuk menghasilkan program fraktal.

Multi-platform

  Xaos-Generator realtime — Windows, Mac, Linux, dll


 Fractint-Tersedia untuk sebagian besar platform
 FLAM3-Untuk mendesain dan merender iterated function system (IFS), tersedia
untuk semua platform
 Fract-Program berbasis web untuk mengeksplorasi fraktal
 Online Fractal Generator-Membutuhkan plugin Java

Linux.

 Gnfract4d-Penyunting interaktif yang bisa menggunakan banyak rumus Fractint

Windows

 Fractovias’s listing of fractal generators-Berisi daftar yang cukup lengkap tentang


program penghasil fraktal gratis
 Ultra Fractal- Perangkat lunak populer untuk Microsoft Windows
 ChaosPro
 MSPlotter-Program Windows gratis yang menggunakan fraktal untuk membuat
gambar bitmap dan klip video AVI
 FractalExplorer
 Sterling Fractal- Program penghasil fraktal tingkat lanjut oleh Stephen Ferguson.
 Ktaza: freeware by S. Ferguson.

Mac

 Altivec Fractal Carbon-Program benchmark untuk Mac, menggunakan fraktal untuk


mengukur kemampuan.
 Zone Explorer-dapat membuat rumus dan pewarnaan sendiri

 
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Geometri Fraktal adalah perluasan dari geometri Euclidus yang menjelaskan
secara konsepsional mengenai perilaku objek-objek monster yang berada dimana-mana
seperti bentuk-bentuk penjalaran halilintar, jaringan saraf, jaringan pembulu darah,
jaringan sungai, pola percabangan pohon, percabangan perakaran, turbulensi fluida,
media berpori seperti jaringan spon, jaringan makluk hidup, keramik, batuan maupun
tanah dan untuk semua objek alam lainnya. Tokoh-tokoh pencetus Gometri Fraktal yaitu
Mandelbrot, Waclaw Sierpinski, Von Koch, dan David Hilbert. Aplikasi geometri ini
dapat dilihat pada pengubinan, gambar di alam, dan batik fractal.

3.2 Saran
Bagi pembaca disarankan agar makalah ini dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran dalam rangka peningkatan pemahaman tentang Geometri Fraktal. Dan bagi
penulis-penulis lain diharapkan agar makalah ini dapat dikembangan lebih lanjut guna
menyempurnakan makalah yang telah dibuat sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai