Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM LINIER

MAKALAH

“PENERAPAN METODE SIMPLEKS DALAM KEHIDUPAN NYATA”

DOSEN PENGAMPU :

Dr. FAIZ AHYANINGSIH, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh :

Hengki Kadirman Silaen (4171111023)

Fenny Riszka Enn Miya (4173111022)

Triana Ardianti (4172111045)

MATEMATIKA DIK B 2017

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang “Penerapan Metode Simpleks Dalam kehidupan Nyata”. Penulis berterima
kasih kepada Ibu Dr. Faiz Ahyaningsih, S.Si selaku dosen mata kuliah Program
Linier yang memberikan tugas ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah


wawasan serta pengetahuan kita mengenai Penerapan Metode Simpleks Dalam
kehidupan Nyata dalam mata kuliah Program Linear. Penulis juga menyadari
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu , penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah penulis buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, dan memohon kritik dan
saran yang membangun.

Medan, 7 Oktober 2019

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 4

A.Latar Belakang.............................................................................................. 4

B. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 4

C. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 6

A. Kasus 1 ........................................................................................................6
B. Kasus 2.......................................................................................................10
C. Kasus 3.......................................................................................................13

BAB III PENUTUP.............................................................................................18

A. Kesimpulan................................................................................................18

B. Saran............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan penentuan jumlah produksi dari beberapa produk disuatu


perusahaan sering dihadapi oleh manager produksi. Penentuan jumlah produksi
untuk memasimalkan keuntungan perusahaan dengan melihat keterbatasan sumber
daya perusahaan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan model program
linier. Ada beberapa cara menyelesaikan masalah dengan model program linier,
diantaranya yaitu diselesaikan secara grafik. Secara umum metode grafik dapat
memberi masukan berharga untuk program linier dan pemecahannya, tetapi
metode ini hanya berlaku untuk dua variabel saja. Suatu teknik yang dapat
memecahkan masalah-masalah program linier secara umum yaitu metode
simpleks. Dalam metode simpleks model diubah ke dalam bentuk suatu tabel
kemudian dilakukan beberapa langkah matematis pada tabel tersebut. Langkah-
langkah matematis ini merupakan replikasi proses pemindahan dari suatu titik
ekstrem ke titik ekstrem lainnya pada daerah solusi.

Pada tahun 1947 seorang ahli matematik dari Amerika Serikat, George B.
Dantzig menemukan suatu cara untuk memecahkan persoalan linear programming
tersebut dengan suatu metode yang disebut “simplex method”. Metode simpleks
merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan
sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berhubungan
dengan pengalokasian sumberdaya secara optimal. Metode simpleks digunakan
untuk mencari nilai optimal dari program linier yang melibatkan banyak
constraint (pembatas) dan banyak variabel (lebih dari dua variabel). Penemuan
metode ini merupakan lompatan besar dalam riset operasi dan digunakan sebagai
prosedur penyelesaian dari setiap program computer.Penyelesaian masalah
optimalisasi dengan metode simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss
Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim satu
persatu dengan cara perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal
dengan simpleks dilakukan tahap demi tahap yang disebut dengan iterasi. Iterasi
ke-i hanya tergantung dari iterasi sebelumnya (i-1). (Taylor. 2001).

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah program linier dan untuk mengetahui penyelesaian kasus ataupun
permasalahan dalam kehidupan nyata misalnya dalam menghitung keuntungan
(laba) suatu produksi dan sebagainya dengan menggunakan metode simpleks.

4
C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai penyelesaian permasalahan maupun kasus yang
ada didalam kehidupan nyata dengan menggunkan metode simpleks.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. KASUS 1 PENERAPAN METODE SIMPLEK DALAM KEHIDUPAN.

OPTIMASI KEUNTUNGAN PRODUKSI KEMPLANG PANGGANG


MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING MELALUI METODE
SIMPLEKS

Adapun bahan-bahan utama dalam pembuatan kemplang panggang sebagai


berikut :

1. Ikan Giling.

Ikan yang digunakan adalah ikan berdaging putih seperti ikan tenggiri,gabus,
belida dan beledang. Ikan lain yang tidak putih dagingnya juga dapat digunakan.
Pengunaan ikan tidak berdaging putih menghasilkan kerupuk yang berwarna
cuklat atau keabu-abuan.

2. Tepung Tapioka.

Tepung Tapioka yang digunakan adalah yang berwarna putih


mengkilat.Tapioka mutu rendah, yaitu tepung yang kurang atau tidak mengkilat,
lembab atau berbau akan menghasilkan kerupuk yang rendah mutunya.

3. Gula, Garam dan penyedap

Pada dasarnya pemberian gula dan garam dalam pembuatan kemplang


berperan sebagai penambah cita rasa dan menambah umur simpan kemplang
tunu. Karena kemplang yang dibuat tidak menggunakan pengawet maka
digunakan gula dan garam sebagai pengawet. Monosodium glutamat (MSG) atau
penyedap rasa dapat digunakan sebagai pengganti rempah-rempah tetapi jumlah
yang digunakan harus sesuai dengan peraturan pemakaian yang berlaku.

4. Air

Air untuk industri pangan memegang peranan penting karena dapat


mempengaruhi kualitas makanan yang diproduksi. Jenis air yang digunakan
berbedabeda tergantung jenis bahan yang diolah. Air yang digunakan harus
memenuhi syaratsyarat tidak berwarna, tidak berbau, jernih, dan tidak mempunyai
rasa.

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer yang
dilakukan dengan wawancara serta observasi langsung kepada pengrajin dan

6
penjual kemplang panggang di Kampung Kemplang Panggang Jalan Pipareja
Kemuning Palembang.

a. Penentuan fungsi tujuan.

Penentuan nilai Z (tujuan) suatu permasalahan didapat dari selisih antara


pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan. Kendala-kendala dalam produksi
kemplang panggang adalah bahan baku. Berdasarkan hasil survey terhadap
pengrajin produk kemplang panggang di kampung kemplang panggan Jalan
pipareja kemuning palembang diperoleh data-data produksi sekali produksi seperti
ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Kebutuhan Bahan Baku Satu Kali Produksi Kemplang Panggang

No Uraian Kebutuhan produksi (kg) Stok tersedia


Kemplang tunu (kg) Kemplang (kg)
lidah badak
(kg)
1 Ikan giling 5 3 10
2 Tepung tapioka 10 6 30
3 Garam 0,4 0,2 2
4 Gula 0,2 0,1 2

Keuntungan produksi kemplang panggang

No Uraian (Rp x 1 kali produksi) Jumlah


Kemplang tunu Kemplang lidah
badak
1 Pendapatan 450.000 360.000
2 Biaya produksi 300.000 175.000
3 Keuntungan 150.000 185.000

Variabel Keputusan :

X1 = Jumlah produksi kemplang tunu

X2 = Jumlah produksi kemplang lidah badak

Adapun keuntungan yang didapatkan untuk penjualan Kemplang tunu (X 1)


adalah sebesar Rp.150.000 per sekali produksi, dan kemplanglidah badak (X 2)
adalah sebesar Rp 185.000 per sekali produksi. Oleh karena itu, dapat
diformulasikan fungsi tujuan sebagai berikut :

Maksimumkan ( Z ) : 150.000X1 + 185.000X2

7
b. Menetukan fungsi batasan

Data dalam fungsi batasan diambil dengan melihat banyaknya bahan baku
yang digunakan dalam tiap jenis produk kemplang dan kapasitas bahan baku yang
dimiliki dalam satu kali produksi.

Ikan Giling : 5 X1 + 3 X2 ≤ 10

Tepung Tapioka : 10X1 + 6 X2 ≤ 30

Garam : 0,4X1 + 0,2X2 ≤ 2

Gula : 0,2X1 + 0,1X2 ≤ 2

c. Pendekatan melalui metode simpleks dengan langkah-langkah :


i. Merubah fungsi pembatas dari pertidaksamaan menjadi persamaan
dengan menambahkan slack variabel
5 X1 + 3 X2 + s1 ≤ 10
10X1 + 6 X2 + s2 ≤ 30
0,4X1 + 0,2X2 + s3 ≤ 2
0,2X1 + 0,1X2 + s4 ≤ 2
ii. Memasukkan persamaan kedalam tabel.
Hasil perhitungan Awal Simpleks

Variabel Z X1 X2 S1 S2 S3 S4 S5 Nilai
Z 1 -150.000 -185.000 0 0 0 0 0 0
S1 0 5 3 1 0 0 0 0 10
S2 0 10 6 0 1 0 0 0 30
S3 0 0,4 0,2 0 0 1 0 0 2
S4 0 0,2 0,1 0 0 0 1 0 2

iii. Memilih kolom kunci,baris kunci dan menghitung indeks.

Untuk melihat kolom kunci ditentukan oleh nilai Z yang paling kecil
(negatif) maka kolom kunci terletak pada kolom X2.

Untuk melihat baris kunci ditentukan berdasarkan nilai indeks yang


terkecil yaitu terletak pada baris s1.

Untuk menentukan indeks = nilai( nilai kanan)/ kolom kunci .

Variabel Z X1 X2 S1 S2 S3 S4 S5 Nilai Indeks


Z 1 -150.000 -185.000 0 0 0 0 0 0 0
S1 0 5 3 1 0 0 0 0 10 3,33
S2 0 10 6 0 1 0 0 0 30 5
S3 0 0,4 0,2 0 0 1 0 0 2 10
S4 0 0,2 0,1 0 0 0 1 2 20

8
iv. Melakukan iterasi
 Membuat baris kunci baru
baris kuncilama
Baris kunci baru =
elemen cell
Elemen cell yaitu nilai perpotongan antara kolom kunci dan baris kunci.
0 5 3 1 0 0 0 0 10
Baris kunci baru =
33333333 3

Baris kunci baru (X2) = 0 1,67 1 0,3 0 0 0 0 3,33


 Membuat baris Z baru
Baris Z baru = baris Z lama – (nilai kolom kunci baris yang sesuai x baris
kunci baru )
Baris Z baru = ( 1 -150.0000 -185.0000 0 0 0 0 0 0 ) – (-185.0000)( 0
1,67 1 0,3 0 0 0 0 3,3).
Baris Z baru = 1 158.950 0 61.050 0 0 0 616.050
 Membuat baris variabel baru
Baris S1 baru = baris S1 lama - (nilai kolom kunci baris yang sesuai x baris
kunci baru )
Baris S1 baru = ( 0 5 3 1 0 0 0 10) – ( 3)( 0 1,67 1 0,3 0 0 0 3,3)
Baris S1 baru = 0 -0,01 0 0,01 0 0 0 0,01
Baris S3 baru = ( 0 0,4 0,2 0 0 1 0 2) – (0,2) (0 1,67 1 0,3 0 0 0
3,3)
Baris S3 baru = 0 -0,10 1 -0,099 0 1 0 1,334
Baris s4 baru = ( 0 0,2 0,1 0 0 0 1 2) – ( 0,1) (0 1,67 1 0,3 0 0 0
3,3)
Baris s4 baru = 0 0,033 1 0 0 0 1 2

Sehingga tebel iterasi- 1

Vb Z X1 X2 S1 S2 S3 S4 Nilai
Z 1 158.950 0 61.05 0 0 0 616.050
0
S1 0 -0,01 0 0,01 0 0 0 0,01
X2 0 1,67 1 0,3 0 0 0 3,33
S3 0 -0,10 1 -0,99 0 1 0 1,334
S4 0 0,033 1 0 0 0 1 2

Karena nilai-nilai pada baris z sudah tidak ada yang negatif, berarti iterasi
telah selesai maka fungsi telah optimal. sehingga perhitungan dihentikan setelah
nilai pada fungsi tujuan semua bernilai positif. Dengan hasil penyelesaian nilai
variabel X1= 0,01 dan X2= 3,33.

Z = 150.000 X1 + 185.000 X2

9
= 150.000(0,01) + 185.000(3,33)

= 1500 + 616.050

= 617.550

Home industry kampung kemplang panggang di kemuning Palembang


harus meningkatkan produksi kemplang panggang jenis kemplang lidah badak
(X2) 3 kali lebih banyak dari produksi sebelumnya sehingga terjadi peningkatan
keuntungan dari keuntungan awal sebesar Rp.335.000 mencapaikeuntungan
maksimal (Zmaks) sebesar Rp. 617.550. Maka didapat selisih keuntungan dari
sebelum dan setelah dilakukan optimasi sebesar Rp. 282.550.

(Aprilyanti, S, dkk. 2018)

B. KASUS 2 PENERAPAN METODE SIMPLEK DALAM KEHIDUPAN.

METODE SIMPLEKS DALAM OPTIMASISASI HASIL PRODUKSI


Linear programming merupakan salah satu cara dalam menyelesaikan
masalah optimasi produksi. Salah satu masalah yang dihadapi oleh CV Irah
Sidarasa adalah menentukan jumlah produksi yang optimum sehingga diperoleh
keuntungan yang maksimum. Masalah optimasi produksi CV Irah Sidarasa adalah
menentukan keuntungan maksimum dari dua jenis produk yang dihasilkan yaitu
kue panada dan bola-bola ragout. Kendala yang dihadapi berupa keterbatasan
sumber daya produksi yaitu bahan baku tepung terigu, telur ayam dan tenaga
kerja. Masalah ini dapat diselesaikan dengan menerapkan linear programming.
Dengan pemecahan masalah menggunakan metode simplex secara manual.

Berdasarkan data dari CV Irah Sidarasa dapat dilakukan pengelompokan


atau identifikasi terhadap variabel keputusan yaitu :

1. Kue panada

a. Tepung terigu 500 gram


b. Telur ayam 5 butir
2. Bola-bola ragout

a. Tepung terigu 300 gram


b. Telur ayam 4 butir
Bahan baku ini diperlukan untuk setiap kue panada dan bola-bola ragout yang
diasumsikan bahwa permintaan konsumen sesuai dengan jumlah produksi.

10
Sementara keuntungan per kemasan yang diperoleh adalah :

1. Kue panada

2. Bola-bola ragout

Sedangkan persediaan bahan baku adalah :

1. Tepung terigu 25 Kg = 25.000

2. Telur ayam 5 peti = 150 butir

Untuk menentukan formulasi diatas, digunakan symbol X1, X2, dan Z


dimana :

X1 = Jumlah kue panada bahan yang akan dibuat setiap hari.

X2 = Jumlah bola-bola ragout yang akan dibuat setiap hari.

Zmax = Jumlah keuntungan kue panada dan bola-bola ragout.

Tujuan CV Irah Sidarasa adalah memperoleh keuntungan sebesar-besarnya


dari kendala keterbatasan sumberdaya yang dimiliki. Maka formulasi model
matematisnya adalah:

Memaksimumkan Z = 2000X1 + 1000X2

Keterbatasan sumber aya dapat dibuat formulasi batasan-batasan sebagai


berikut:

1. Terigu yang digunakan adalah 500 gram untuk kue panada (X 1), dan 300
gram untuk bola-bola ragout (X2) kapasitas yang tersedia adalah 25 Kg.
2. Telur yang digunakan adalah 5 butir untuk kue panada (X 1), dan 4 butir
untuk bola-bola ragout (X2) kapasitas yang terseda adalah 5 peti.

Tabel 1. Jenis Produk, laba dan stok yang dimiliki


Jenis Produk
Bahan Baku Kue Bola- Kapasitas
Panada Bola
Keju
Tepung
Terigu 500 300 25000
Telur Ayam 5 4 150
Keuntungan 2000 1000 -

11
Dari data tabel 1. dapat dibuat penyelesaian linear programming persoalan
maksimum, langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagi berikut:
1. 500X1 + 300X2 ≤ 25.000
500X1 + 300X2 =25.000

2. 5X1 + 4X2 ≤ 150


5X1 + 4X2 = 150
Fungsi tujuan diubah menjadi fungsi implisit yaitu menggeser elemen dari sebelah
kanan ke sebelah kiri, sehingga fungsi tujuan ini menjadi:
Z – 2000X1 –1000X2 = 0
Fungsi batasan diubah dengan memberikan variable slack yang berguna untuk
mengetahui batasan-batasan dalam kapasitas dengan menambah variabel
tambahan menjadi:

1. 500X1 + 300X2 + S1≤ 25000 diubah menjadi 500X1 + 300X2 + S1= 25000
2. 5X1 + 4X2 + S2 ≤ 150 diubah menjadi 5X1 + 4X2 + S2 = 150

Persamaan-persamaan diatas disusun dalam tabel simplex. Setelah formulasi


diubah kemudian disusun ke dalam tabel literasi pertama sebagai berikut :

Tabel 2. Literasi Pertama

variabel nilai
dasar Z X1 X2 S1 S2 kolom index

Z 1 -2000 -1000 0 0 0 0

S1 0 500 300 1 0 25000 50


S2 0 5 4 0 1 150 30

Baris kunci baru :


(0 5 4 0 1 150 : 5
0 1 4/5 0 1/5 30

Untuk Z:
1 -2000 -1000 0 0 0
( 0 1 4/5 0 1/5 30) x -2000 (-)
1 0 600 0 400 60.000

12
Untuk S1:

0 500 300 1 0 25000


(0 1 4/5 0 1/5 30) x 500 (-)
0 0 -100 1 -100 10.000

Tabel 3. Literasi
kedua

variabel nilai
dasar Z X1 X2 S1 S2
kolom
Z 1 0 600 0 400 60.000
S1 0 0 -100 1 -100 10.000
X2 0 1 4/5 0 1/5 30

Berdasarkan tabel 2. baris Z tidak lagi ada yang bernilai negatif sehingga solusi
yang diperoleh optimal, artinya CV Irah Sidarasa ingin memperoleh keuntungan
yang maksimal maka hanya menambahkan 30 kue panada.

Untuk memperoleh keuntungan optimal maka perusahaan harus memproduksi


sebanyak :

1. Penambahan kue panada (X1) sebanyak 30 buah kue. Selama ini setiap hari CV
Irah Sidarasa hanya memproduksi 50 buah jenis kue. Bila perusahaan ingin
mencapai keuntungan maksimal harus menambah produksinya hingga 80 buah
jenis kue.

2. Jika bola-bola ragout (X2) untuk tidak diproduksi kembali jika perusahaan ingin
mendapatkan keuntungan maksimal dengan persediaan bahan baku tetap pada
setiap harinya dan keuntungan tetap setiap jenis kuenya.

3. Keuntungan maksimum akan dicapai sebesar : 2000(30) + 1000(0) = Rp 60.000


setiap harinya.

( Saryoko, A. 2016)

C. KASUS 3 PENERAPAN METODE SIMPLEK DALAM KEHIDUPAN.

Pengoptimalan Keuntungan Badan Usaha Karya Tani di Deli Serdang dengan


Metode Simpleks

a. Model Matematika Metode Simpleks


Memaksimumkan Fungsi Objektif ( fungsi tujuan)

13
z−c 1 x1 −c 2 x 2−c 3 x3 =0 … … …(1)

Dengan batasan (kendala)


a 11 x 1 +a12 x 2 +a 13 x 3+ s 4=l 1 (2)
a 21 x1 + a22 x 2+ a23 x 3 + s5=l 2
a 31 x1 +a 32 x 2+ a33 x 3 +s 6=l 3
a 41 x 1+ a42 x 2 +a 43 x 3+ s 7=l 4
a 51 x1 +a 52 x 2+ a53 x 3 +s 8=l 5

Keterangan

Z : Laba maksimal
x 1 :banyaknya produksi opak persegi
x 2: banyaknya produksi pakan ternak
x 3: banyaknya produksi opak bulat
c 1 , c2 , c 3 :laba 1 kg produk
a 11 ,a 12 , a13 : Bahan A untuk 1 kg produk
a 21 , a22 ,a 23 :Bahan B untuk 1 kg produk
a 31 , a32 , a 33 :Bahan C untuk 1 kg produk
a 41 , a 42 , a43 :Bahan D untuk 1 kg produk
a 51 , a52 , a 53 :Bahan E untuk 1 kg produk
l 1 ,l 2 ,l 3 , l 4 ,l 5 : Batasan sumber daya
s4 , s5 , s 6 , s7 , s 8: Variabel slack

b. Variavel Keputusn
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel keputusan, yaitu :

x 1=¿banyak produk opak persegi


x 2= banyak produk pakan ternak (gaplek)
x 3= banyak produk opak bulat

c. Fungsi tujuan
No Produk Laba per 1 kg produk (Rp)
1 Opak Persegi 6850
2 Pakan ternak 1000
3 Opak bulat 4700

Maksimalkan
z=6850 x 1+ 1000 x 2 +4700 x 3 (3)

d. Fungsi Kendala

14
No Produk Bahan A Bahan B Bahan Bahan Bahan E
C D
1 Opak 3 3,75 0,9 0,45 0
persegi
2 Pakan 3,333333 0 0 0 0
ternak 3
3 Opak 3 6 2 0,45 1
bulat
91500 kg 67500gr 17600 7425 gr 2500 gr
gr

Dengan batasan
3 x 1+3,33333 x 2+ 3 x 3 ≤ 91500 (4)
3,75 x 1+6 x 3 ≤67500
0,9 x 1+2 x 3 ≤ 17600
0,45 x 1+ 0,45 x 3 ≤ 7425
x 3 ≤ 2500

Formulasi fungsi tujuan dan fungsi kendala dengan menambahkan variabel slack
sebagai berikut :

Maksimalkan
z−6850 x 1−1000 x2 −4700 x 3=0 (5)

Dengan batasan

3,75 x 1+3,33333 x 2+ 3 x 3 + s1=91500 (6)

3,75 x 1+6 x 3 + s2 ≤67500


0,9 x 1+2 x 3 +s 3 ≤ 17600
0,45 x 1+ 0,45 x 3 + s4 ≤ 7425
x 3+ s 5 ≤ 2500
x1 , x2 , x3 ≥ 0

e. Penyelesaian dengan metode simpleks


Tabel awal maksimasi

VB Z x 1 x2 x3 s1 s2 s3 s4 s5 S Rs
Z 1 - -1000 4700 0 0 0 0 0 0
6850
s1 0 3 3,333 3 1 0 0 0 0 91500 30500
3
s2 0 3,75 0 6 0 1 0 0 0 67500 18000
s3 0 0,9 0 2 0 0 1 0 0 17600 19555,556

15
s4 0 0,45 0 0,45 0 0 0 1 0 7425 16500
s5 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2500

Iterasi pertama
Baris kunci baru
=[0,4500,45000107425] / 0,45
=[1 0 1 0 0 0 2,222222222 0 16500]
Tansformasi baris z
=[−6850−1000−4700 0 0 0 0 0]−
[−6850×[1 0 1 0 0 0 2,222222222 0 16500]]
=[0−1000 2150 0 0 0 15222,22222 0 113025000]

Transformasi baris 𝑠1
=[33,333333333 3 1 0 0 0 0 91500]−
[3×[1 0 1 0 0 0 2,222222222 0 16500]] =[0 3,333333333 0 1 0 0 −6,666666667 0
42000]

Transformasi baris 𝑠2
=[3,75060100067500] − [3,75×[1010002,222222222016500]]
=[002,25010−8,33333333305625]

Transformasi baris 𝑠3
=[0,9020010017600]− [0,9×[1010002,222222222016500]]
=[001,1001−202750]

Transformasi baris 𝑠5
=[001000012500]− [0×[1010002,222222222016500]]
=[001000012500]

Tabel Iterasi Pertama Maksimasi

VB Z x 1 x 2 x3 s1 s2 s3 s4 s5 S Rs
Z 1 0 -1000 2150 0 0 0 15222,22 0 113025000
2
s1 0 0 3,3333 0 1 0 0 6,666667 0 42000 12600
s2 0 0 0 2,25 0 1 0 8,33333 0 5625
s3 0 0 0 1,1 0 0 1 -2 0 2750
s4 0 0 0 1 0 0 0 2,22222 0 16500
s5 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2500

Baris kunci baru


=[03,3333333330100−6,666666667042000] / 3,333333333
=[0100,300−2012600]

Transformasi baris z

16
= [0−1000215000015222,222220113025000]−
[(−1000)×[0100,300−2012600]]
=[0021503000013222,222220125625000]

Transformasi baris 𝑠2
=[002,25010−8,33333333305625]−
[0×[0100,300−2012600]]
=[002,25010−8,33333333305625]

Transformasi baris 𝑠3
=[001,1001−202750]−
[0×[0100,300−2012600]]
=[001,1001−202750]

Transformasi baris 𝑥1
= [1010002,222222222016500]−
[0×[0100,300−2012600]]
=[1010002,222222222016500]

Transformasi baris 𝑠5
=[001000012500] –
[0×[0100,300−2012600]]
=[001000012500]

Tabel Iterasi Kedua Maksimasi

VB Z x1 x2 x3 s1 s2 s3 s4 s5 S
Z 1 0 0 2150 30 0 0 13222,22 0 125625000
0 2
X2 0 0 1 0 0,3 0 0 -2 0 12600
s2 0 0 0 2,25 0 1 0 -8,33333 0 5625
s3 0 0 0 1,1 0 0 1 -2 0 2750
x1 0 0 0 1 0 0 0 2,22222 0 16500
s5 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2500
Dari hasil perhitungan metode simpleks menghasilkan nilai maksimum z =
125625000 pada saat x1 = 16500, x2 =12600, dan x3=0 dengan s2= 5625,
s3=2759, s5= 2500 yang merupakan bahan berlebih. Peningkatan keuntungan
sebesar Rp 5.375.000 dari Rp 120.250.000 menjadi Rp. 125.625.000

(Firmansyah,dkk,2018)

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah penerapan metode simpleks dalam


kehidupan nyata adalah:

Untuk kasus 1 dimana pada jurnal ini membahas tentang optimasi keuntungan
produksi kemplang panggang menggunakan linear programing melalui metode
simpleks dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keuntungan penjualan
sebesar Rp. 617.550 jika produksi pada kemplang panggang jenis kemplang lidah
badak ditingkatkan sebanyak 3 kali dari jumlah produksi sebelumnya. Adapun
selisih antara keuntungan sebelum dan setelah optimasi sebesar Rp. 282.550.

Untuk kasus 2 dimana jurnal ini membhasa tentang metode simpleks dalam
optimalisasi hasil produksi dapat disimpulkan bahwa Produk yang menghasilkan
keuntungan lebih besar yaitu kue panada dengan keuntungan Rp 2000,- per kue.
Sedangkan untuk bola-bola ragout, keuntungan yang dihasilkan adalah Rp 1.000,-
per kue. Kemudian Berdasarkan hasil analisis dengan menerapkan model linear
programming dengan metode simpleks, keuntungan maksimal yang dapat
diperoleh CV Irah Sidarasa yaitu sebesar Rp 40.0000,- per hari dari kombinasi
jumlah produksi kue panada dan bola-bola ragout. Dan Jumlah masing-masing
produk yang harus diproduksi agar memperoleh keuntungan maksimal adalah 70
kue dalam 1 hari.

Untuk kasus 3 dimana jurnal ini membhasa tentang pengoptimalan


keuntungan badan usaha karya tani di Deli Serdang dengan metode simpleks
dapat disimpulkan bahwa Laba Badan Usaha akan meningkat sebesar Rp
5.375.000/ bulan jika memproduksi 16500 kg opak persegi dan 12600 kg pakan
ternak. Dan Metode simpleks dapat dijadikan solusi dalam pemecahan masalah
sistem produksi untuk mendapatkan nilai terbaik dalam memaksimalkan
keuntungan.

18
B. Saran

Penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,


oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk
menyempurnakan makalah ini agar lebih baik lagi. Untuk menambah pengetahuan
serta wawasan kita memahami materi penerapan metode simpleks dalam
kehidupan nyata, kita dapat membaca makalah ini dan mencari referensi tambahan
lainnya. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan
mendalam bagi penulis khusunya dan bagi pembaca umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilyanti,S, dkk. 2018. Optimasi Keuntungan Produksi Kemplang Panggang


Linear Programing Melalui Metode Simpleks. Seminar dan Konferensi
Nasional IDEC. ISSN 2579-6429.

Firmansyah,dkk. 2018. Pengoptimalan Keuntungan Badan Usaha Karya Tani Di


Deli Serdang Dengan metode Simpleks. JISTech. ISSN 2528-5718.

Saryoko,A. 2016. Metode Simpleks Dalam Optimalisasi Hasil Produksi.


Informatics For Educators And Professional. ISSN 2548-3412.

Taylor III, Bernard W. 2001. Introduction to Management Science. Jakarta:


Salemba Empat.

19
KUIS

1. Suatu perusahaan menghasilkan dua produk, meja dan kursi yang diproses
melalui dubagian fungsi : perakitan dan pemolesan. Pada bagian perakitan
tersedia 60 jam kerja, sedangkan pada bagian pemolesannya hanya 48 jam
kerja. untuk menghasilkan 1 meja diperlukan 4 jam kerja perakitan dan 2
jam kerja pemolesan, sedangkan untuk menghasilkan 1 kursi diperlukan 2
jam kerja perakitan dan 4 jam kerja pemolesan. Laba untuk setiap meja
dan kursi yang dihasilkan masing-masing 80.000 dan 60.000. Berapa
jumlah meja dan kursi yang optimal dihasilkan ?
2. Suatu pabrik akan memproduksi dua jenis produk yaitu vanila dan violette.
Untuk memproduksi kedua bahan baku tersebut diperlukan bahan baku A
dan bahan baku B dan jam tenaga kerja. Maksimum pengerjaan bahan
baku A adalah 60 kg perhari , bahan baku B 30kg perhari dan tenaga kerja
40 jam perhari, kedua jenis produk memberikan sumbangan keuntungan
sebesar Rp.40,- untuk vanila dan Rp.30,- untuk violette. Masalah yang
dihadapi adalah bagaimana menentukan jumlah untit setiap produk yang
akan dipeoduksi setiap hari. Dapat dilihat dari tabel berikut:

Jenis bahan baku dan Kg bahan baku dan jam tenaga Maksimum
tenaga kerja kerja penyediaan
Vanilla violette
Bahan baku A 2 3 60kg
Bahan baku B - 2 30kg
Tenaga kerja 2 1 40jam
Sumbangan Rp.40,- Rp.30,-
keuntungan

3. Perusahaan X mengghasilakan 2 jenis sepatu yaitu sepatu dengan merk


italy dan felix. Merk italy dibuat dengan sol dari bahan karet. Sedangkan
felix dibuat dengan sol dari bahan kulit. Untuk membuat sepatu tersebut
diperlukan 3 jenis mesin yaitu A(khusus untuk sol karet), B (khusus untuk

20
sol kulit), dan C (untuk finishing). Untuk setiap lusin sepatu dibutuhkan
waktu. Italy bekerja pada mesin A selama 2 jam tanpa melalui mesin B
dan di mesin C selama 6 jam. Felix dikerjakan tanpa melalui mesin A,
melalui mesin B selama 3 jam dan mesin C 5 jam. Jam kerja maksimum
setiap hari untuk mesin A= 8jam, melalui mesin B=15 jam, dan mesin C
=30jam. Perolehan keuntungan untuk setiap lusin sepatu italy Rp.30.000,-
dan Felix Rp.50.000,-. Tentukan jumlah produksi sepatu yang
menghasilkan laba maksimal.

21

Anda mungkin juga menyukai