Anda di halaman 1dari 8

Rekayasa Ide

MK : Matematika Diskrit

PRODI : S-1 Pendidikan Matematika B 2017

Skor Nilai :

“Penggunaan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Pemahaman


Tentang Relasi dan Fungsi”

NAMA MAHASISWA : HENGKI KADIRMAN SILAEN


NIM : 4171111023
KELOMPOK : 3 (TIGA)
DOSEN PENGAMPU : Dr. ASRIN LUBIS, M.Pd.
MATA KULIAH : MATEMATIKA DISKRIT

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan juga
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas “Rekayasa Ide” ini.
Penulis juga berterima kasih atas bimbingannya kepada dosen pengampu mata kuliah
“Matematika Diskrit” yaitu Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd..

Harapan kami semoga tugas ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga tugas ini berguna bagi pembaca sebagaimana mestinya.

Medan, Oktober 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang


paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung
pada bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Dalam mengembangkan kreatifitas dan
kompetensi siswa, maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan
efisien, sesuai dengan kurikulum dan pola pikir siswa. Dalam mengajarkan matematika, guru
harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta tidak semua siswa
menyenangi mata pelajaran matematika.

Menurut Sriyanto (2008: 1) pembelajaran matematika di Indonesia ini masih didominasi


oleh pembelajaran konvensional. Siswa diposisikan sebagai objek, siswa dianggap tidak tahu
atau belum tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri sebagai yang mempunyai
pengetahuan. Guru ceramah dan menggurui, dan otoritas tertinggi adalah guru. Penekanan yang
berlebihan pada isi dan materi diajarkan secara terpisah-pisah. Materi pembelajaran matematika
diberikan dalam bentuk jadi. Hal tersebut terbukti tidak berhasil membuat siswa memahami
dengan baik apa yang mereka pelajari. Oleh karena itu tidak sedikit siswa yang merasa tidak
mengerti ataupun bosan dengan pelajaran matematika, bahkan merasa takut jika menghadapi
matematika. Hal tersebut akan terus terjadi seperti itu apabila pembelajaran di kelas tidak
diperbaiki.

Ausebel (Abdul Tian A, 2008:4) menyatakan bahwa faktor tunggal yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan metakognisi siswa adalah apa yang telah
diketahui oleh siswa berupa materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Cara penyampaian materi
sangat beragam, salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran.

Pada pembelajaran dengan menggunaan alat peraga, siswa tidak hanya melihat guru
menjelaskan materi tapi juga siswa dapat berkreasi untuk menggunakan alat peraga tersebut
bahkan siswa juga dapat membuat sendiri alat peraga tersebut, sehingga siswa lebih kreatif lagi
dan memiliki pengalaman dalam pembelajaran. Jenis alat peraga bermacam-macam, salah
satunya yaitu papan fungsi.

BAB II

ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIALNYA

Adapun Ide yang diutarakan oleh penulis dalam makalah ini didapat dari artikel dan dari
berbagi pengalaman yang dialami oleh penulis selama melaksanakan magang 3. Dimana minat
dan motivasi siswa dalam belajar masih rendah. Hal itu dapat penulis katakan dari observasi dan
artikel yang penulis baca. Dimana pada proses pembelajaran masih banyak terpusat ke guru
dengan menggunakan metode ceramah yang membuat siswa kurang berminat dan sering
mengantuk disekolah ketika pembelajaran berlangsung.

Oleh karena itu, dengan adanya ide yang dikemukakan oleh penulis dalam makalah ini
dapat memacu para siswa untuk semakin termotivasi dalam mengikuti pembelajaran terutama
dalam hal relasi dan fungsi. Karena dengan menggunakan alat peraga ini, siswa dapat lebih aktif
lagi dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan mempraktekkan kedepan kelas. Selain itu
dengan menggunakan alat peraga ini, siswa dapat diajak berpikir kreatif dan inovasi. Karena
dizaman sekarang siswa diharapkan tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi tetapi
juga memiliki kreatifitas dan dapat berinovasi sendiri.
BAB III

PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI

Perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan inovasi ini adalah “alat peraga papan
fungsi”. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat peraga ini adalah:

Alat :

1. Penggaris 6. Gergaji
2. Spidol 7. Carter
3. Pensil 8. Kuas
4. Lem Fox 9. Paku Mading

5. Lem Doubletipe 10. Paku

Bahan

1. Styrofoam (Putih dan Orange) 5. Cat Warna


2. Tripleks 6. Tiner
3. Gelas es buah 7. Kertas HVS
4. Stick 8. Kertas Origami

Untuk langkah – langkah dalam menggunakannya adalah:

1. Menjelaskan tentang Fungsi


2. Menunjukkan Fungsi pada alat peraga
3. Menjelaskan tentang daerah domain ,kodomain dan range pada diagram Fungsi
4. Menjelaskan sifat-sifat fungsi dari
BAB IV

IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA

a. Peluang Keterwujudan
Untuk terwujudnya ide yang dikemukakan oleh penulis ini sangat besar untuk
terwujud. Karena untuk membuat alat peraga ini tidak terlalu sulit. Selain itu, bahan dan
alat yang diperlukan juga tidak terlalu sulit untuk didapatkan karena sudah sering kita
jumpai dikehidupan kita sehari-hari. Dibawah ini merupakan contoh alat dan bahan yang
diperlukan:

b. Nilai-nilai Inovasi
Adapun nilai-nilai inovasi yang terdapat dalam ide yang dikemukakan oleh
penulis adalah alat peraga ini dapat menjadi sarana dalam memahamkan tentang fungsi
dan relasi. Selain itu siswa bukan hanya menulis saja dibuku tapi dapat juga
mempraktekkannya sehingga daya imajinasi siswa dapat berkembang.

c. Perkiraan Dampak
Dengan adanya ide ini, penulis memperkirakan dampak yang akan terjadi yaitu
siswa lebih termotivasi untuk belajar dan tidak hanya menjadi pelengkap didalam
kegiatan belajar mengajar tetapi dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga
tujuan pembelaran yang ingin disampaikan dapat tercapai.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Alat Peraga adalah media pembelajaran yang dapat meningkatkan inovasi dalam hal
kegiatan belajar mengajar. Selain itu dengan menggunakan alat peraga dapat menjadikan proses
kegiatan belajar mengajar dikelas tidak monoton hanya terpusat kepada guru. Diharapakan
melalui alat peraga ini, siswa lebih memahami tentang materi yang diajarkan oleh guru terutama
materi tentang fungsi dan relasi. Sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat sampai
kepada siswa dengan maksimal.

4.2 Saran

Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan diatas, maka penulis menyarankan kepada guru-
guru ataupun mahasiswa yang ingin menjadi seorang guru matematika agar dapat menerapkan
alat peraga ini dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta proses belajar mengajar yang
aktif dan inovatif.
DAFTAR PUSTAKA

Siti, Annisah. 2014. Alat Peraga Pembelajaran Matematika. Jurnal Tarbawiyah. Vol (1) No(1):
Hal 1-15

Cholik, Sugiyono. 2015. Penerapan Alat Peraga Pada Pembelajaran Matematika . Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai