MATEMATIKA INTEGRAL
Disusun Oleh :
Mata Kuliah :
Matematika bisnis
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan limpahan
karunia dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. sehingga
pada hari ini penulis telah menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“INTEGRAL” dengan tepat waktu.
Dan saya berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta
ilmu.Sehingga untuk kedepannya sanggup memperbaiki dan meningkatkan
makalah sehingga menjadi makalah yang memiliki wawasan yang luas dan lebih
baik lagi.
Cukup itu kiranya kata pengantar dari saya apabila ada kesalahan atau kekurangan
dalam penulisan silahkan memberikan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan penulisan makalah ini, jika ada benarnya itu semua datangnya
dari Allah swt Yang Maha Benar. Terimakasih semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca.
Penulis
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
http://www.marthamatika.com/2015/04/sejarah-penemuan-integral.html
https://rumuspintar.com/integral/
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI
Gottfried Wilhelm Leibniz pada awalnya dituduh menjiplak dari hasil kerja Sir
Isaac Newton yang tidak dipublikasikan, namun sekarang dianggap sebagai
kontributor kalkulus yang hasil kerjanya dilakukan secara terpisah. Leibniz dan
Newton mendorong pemikiran-pemikiran ini bersama sebagai sebuah kesatuan
dan kedua orang ilmuwan tersebut dianggap sebagai penemu kalkulus secara
terpisah dalam waktu yang hampir bersamaan. Newton mengaplikasikan
kalkulus secara umum ke bidang fisika sementara Leibniz mengembangkan
notasi-notasi kalkulus yang banyak digunakan sekarang.
Misalkan terdapat suatu fungsi sederhana axn. Integral dari fungsi tersebut adalah
RUMUS INTEGRAL
Keterangan:
k : koefisien
x : variabel
n : pangkat/derajat dari variabel
C : konstanta
Misalkan terdapat suatu fungsi f(x). Jika kita akan menentukan luas daerah yang
dibatasi oleh grafik f(x) maka dapat ditentukan dengan
dengan a dan b merupakan gari vertikal atau batas luasan daerah yang dihitung
dari sumbu-x. Misalkan integra dari f(x) disimbolkan dengan F(x) atau jika
dituliskan
Maka
Keterangan:
a, b : batas atas dan batas bawah integral
f(x) : persamaan kurva
F(x) : luasan di bawah kurva f(x)
Keterangan :
Pembahasan
b. Integral Tentu
Integral tentu didefinisikan sebagai jumlahan suatu daerah yang dibatasi kurva
atau persamaan tertentu. Berbeda dari integral tak tentu, integral tentu memiliki
nilai tertentu karena batas yang ditentukan sudah jelas.
Secara umum, integral tentu didefinisikan sebagai
Keterangan:
f(x) : persamaan kurva
a, b : batas bawah dan batas atas integral
F(b), F(a) : nilai integral untuk x = b dan x = a.
Pembahasan
c. Integral Pecahan
Fungsi pecahan dapat didefinisikan sebagai f(x)/g(x). Penyelesaian integral
fungsi pecahan dapat dilakukan dengan memecah fungsi yang kompleks
menjadi beberapa fungsi yang lebih sederhana. Perhatikan contoh berikut.
Contoh soal
Pembahasan
Lanjutan...
(A + B) x + B – A = 1
Sehingga
B – A = 1 , dan A + B = 0
Didapatkan B = ½ dan A = – ½
Maka, dengan menggunakan sifat integral diperoleh
= ½ (- ln |x + 1| + ln |x – 1| + C1)
= – ½ ln |x + 1| + ½ ln |x – 1| + C, dengan C = ½ C1
BAB III
APLIKASI INTEGRAL DALAM EKONOMI
a) Surplus Konsumen
Surplus konsumen ȋconsumerǯs surplusȌ mencerminkan suatu keuntungan
lebih atau surplus yang dinikmati oleh konsumen tertentu berkenaan dengan
tingkat harga pasar suatu barang. Fungsi permintaan P = f(Q) menunjukkan
jumlah suatu barang yang akan dibeli oleh konsumen pada tingkat harga
tertentu. Jika tingkat harga pasar adalah Pe, maka bagi konsumen tertentu yang
sebetulnya mampu dan bersedia membayar dengan harga lebih tinggi dari Pe,
hal tersebut akan menjadi keuntungan baginya, sebab ia cukup membayar
barang tadi dengan harga Pe. Keuntungan lebih inilah yang oleh Alfred
Marshall disebut surplus konsumen. Secara geometri, besarnya surplus
konsumen ditunjukkan oleh luas area di bawah kurva permintaan tetapi di atas
tingkat harga pasar.
Surplus konsumen atau Cs (Consumer’s surplus) tak lain adalah segitiga PeDE,
dengan rentang wilayah yang dibatasi oleh Q = 0 sebagai batas bawah dan Q =
Qe sebagai batas atas. Sehingga besarnya surplus konsumen adalah:
Contoh:
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 48 –
0,03 P2. Hitunglah surplus konsumen jika tingkat harga pasar adalah 30.
Q = 48 – 0,03 P2
Jika P = 0, Q = 48
Jika Q = 0, P = 40 = P’
Jika P = Pe = 30, Q = Qe = 21
b) Surplus Produsen
Surplus produsen (Consumer’s surplus) mencerminkan suatu keuntungan lebih
atau surplus yang dinikmati oleh produsen tertentu berkenaan dengan tingkat
harga pasar suatu barang yang ditawarkannya. Fungsi permintaan P = f(Q)
menunjukkan jumlah suatu barang yang akan dijual oleh produsen pada tingkat
harga tertentu. Jika tingkat harga pasar adalah Pe, maka bagi produsen tertentu
yang sebetulnya bersedia menjual dengan harga yang lebih rendah dari Pe, hal
tersebut akan menjadi keuntungan baginya, sebab ia kini dapat menjual
barangnya dengan harga Pe yang lebih tinggi dari harga jual yang
direncanakannya . Keuntungan lebih inilah yang disebut surplus produsen.
Secara geometri, besarnya surplus produsen ditunjukkan oleh luas area di atas
kurva penawaran tetapi di bawah tingkat harga pasar.
Surplus produsen atau Ps (Producer’s surplus) tak lain adalah segitiga PeDE,
dengan rentang wilayah yang dibatasi oleh Q = 0 sebagai batas bawah dan Q =
Qe sebagai batas atas. Sehingga besarnya surplus produsen adalah:
Jika dalam hal fungsi permintaan berbentuk Q = f (P); P’ adalah nilai P untuk
Q = 0 atau penggal kurva penawaran pada sumbu harga.
Dengan demikian:
Contoh:
Penawaran dan permintaan akan suatu barang di pasaran masing-masing
ditunjukkan oleh Q = -30 + 5P dan Q = 60 – 4P. Hitunglah masing-masing
surplus yang diperoleh konsumen dan produsen.
Penawaran:
Q = -30 + 5 P
P = 6 + 0,2 Q
Permintaan:
Q = 60 – 4P
P = 15 – 0,25Q
Keseimbangan pasar:
Qd = Qs
-30 + 5P = 60 – 4P
P = 10 → Pe
Q = 60 – 4P = 60 – 4 (10) = 20 → Qe
Surplus konsumen:
Surplus Produsen:
Contoh:
Diketahui suatu perusahaan fungsi biaya marginalnya MC = 12Q-9Q2,
maka carilah fungsi biaya total dan biaya rata-rata dimana c ( konstanta )
sebesar 4?
Jawab :
TC = ∫ MC dQ
= ∫ 12Q - 9Q2 dQ
= 6Q2 – 3Q3 + c
Jika c = 4
TC = 6Q2 – 3Q3 + 4 AC = TC / Q = 6Q – 3Q2 + 4/Q
Analisa : dari perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa fungsi biaya
total adalah TC = 6Q2 – 3Q3 + 4 dan fungsi biaya rata-rata adalah
AC = TC / Q = 6Q – 3Q2 + 4/Q.
b) Fungsi Penerimaan
Penerimaan total (TR) adalah integral dari penerimaan marginal (MR).
Contoh :
Diketahui MR suatu perusahaan adalah 15Q2 + 10Q – 5. Tentukan
penerimaan totalnya (TR)
Jawab :
TR = ∫ MR dQ
= ∫ 15Q2 + 10Q – 5 dQ
= 5Q3 + 5Q2 – 5Q + c
Pada saat Q = 0, maka:
TR = 5Q3 + 5Q2 – 5Q + C → TR = 5(0)3 + 5(0)2 – 5(0) + c = 0 → c = 0
Sehingga fungsi dari Penerimaan Totalnya adalah:
TR = 5Q3 + 5Q2 – 5Q
c) Fungsi Produksi
Produk Total : Q = f(L), dimana Q = output (quantity product) dan L =
input (Labour : Tenaga kerja)
Produk Marginal : MP = Q’ = dQ / dL = f’(L)
Produk Total adalah integral dari produk marginal.
Contoh :
Diketahui produk marginalnya 2L2 + 4, maka produk totalnya jika c = 0 ?
Jawab:
P = ∫ MP dL = ∫ (2L2 + 4)dL
= 2/3 L3 + 4L + c
jika c = 0,
P = 2/3 L3 + 4L
Analisa : Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi total
produksi adalah P = 2/3 L3 + 4L
Contoh :
Diketahui MRPL=150 dari fungsi MRPL = (350-4Q).3, Tentukan fungsi
Revenue dan fungsi Produksinya, dan tentukan pada tingkat penambahan
tenaga kerja berapakah nilai MRPL tersebut?
Jawab :
Pada saat tidak ada tambahan tenaga kerja atau L = 0 → maka tidak ada
tambahan produk yang dihasilkan atau Q = 0 → jadi: 3(0) + c = 0 → c = 0
sehingga fungsi produksinya adalah:
Interpretasi:
Untuk setiap penambahan Tenaga Kerja sebanyak 25 orang akan
menyebabkan penambahan pendapatan sebanyak 150 satuan, dan
sebaliknya.
Berdasarkan kaidah integrasi, konsumsi (C) adalah integral dari MPC dan
tabungan (S) adalah integral dari MPS.
1. k = a = Autonomous Consumption : konsumsi otonom menunjukkan
besarnya konsumsi nasional pada saat Pendapatan Nasional sebesar nol
2. k = a = Autonomous Saving : Tabungan otonom menunjukkan besarnya
tabungan nasional pada saat Pendapatan Nasional sebesar nol (0).
3. MPC (Marginal Propensity to Consume) : Perbandingan antara besarnya
perubahan konsumsi (ΔC) dengan perubahan Pendapatan Nasional (ΔY)
yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi tersebut.
Keterangan :
MPC selalu positif, karena jika pendapatan naik, konsumsi akan naik.
Contoh :
Dimana C = ∫ MPC dY = 0.7 dY + c, bila pendapatan = 0 dan konsumsi
autonomsnya adalah 50, maka fungsi konsumsi, tabungan dan Pendapatan
Nasionalnya adalah?
Jawab :
Analisa : Dari perhitungan di atas dapat kita ketahui bahwa fungsi konsumsi
adalah C = 0.7Y + 50, fungsi tabungan adalah S = 0.3 Y – 50, dan fungsi
pendapatan nasionalnya adalah Y = ( 0.7 Y + 50 ) + ( 0.3 Y – 50 ).
Contoh :
Dimana S = ∫ MPS dY = 0.3 dY – c, bila pendapatan = 0 dan tabungan
autonomosnya adalah 50, maka fungsi tabungan, konsumsi dan Pendapatan
Nasionalnya adalah?
Jawab :
Analisa : Dari perhitungan di atas dapat kita ketahui bahwa fungsi konsumsi
adalah C = 0.7Y + 50, fungsi tabungan adalah S = 0.3 Y – 50, dan fungsi
pendapatan nasionalnya adalah Y = ( 0.7 Y + 50 ) + ( 0.3 Y – 50 ).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dengan makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca untuk lebih banyak
membacaagar tahu kegunaan integral dalam kehidupan karena masih banyak lagi
kegunaan integraldalam kehidupan yang tidak hanya yang penulis jelaskan dalam
makalah ini. Dan jika perlu,gunakanlah integral ini untuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu dalam kehidupan