Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MATEMATIKA INTEGRAL

Disusun Oleh :

1. Febri Rizqi Galistan (3360191250001)


2. Rifal Turmudji (3360191250005)
3. Rayka Fitria (360191250014)
4. Ahmad Romdhoni (3360191250015)

Mata Kuliah :
Matematika bisnis

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Kadek ayu susiani dewi, S.T.,M.M.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
JAKARTA
APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan limpahan
karunia dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. sehingga
pada hari ini penulis telah menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“INTEGRAL”  dengan tepat waktu.

Dan saya berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta
ilmu.Sehingga untuk kedepannya sanggup memperbaiki dan meningkatkan
makalah sehingga menjadi makalah yang memiliki wawasan yang luas dan lebih
baik lagi.

Cukup itu kiranya kata pengantar dari saya apabila ada kesalahan atau kekurangan
dalam penulisan silahkan memberikan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan penulisan makalah ini, jika ada benarnya itu semua datangnya
dari Allah swt  Yang Maha Benar. Terimakasih semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca.

Jakarta, 6 April 2020

Penulis
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung) adalah
cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret
takterhingga. Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan,
sebagaimana geometri adalah ilmu mengenai bentuk dan aljabar adalah ilmu
mengenai pengerjaan untuk memecahkan persamaan serta aplikasinya. Kalkulus
memiliki aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan teknik;
serta dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan
dengan aljabar elementer.
Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus
integral yang saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran
kalkulus adalah pintu gerbang menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih
tinggi, yang khusus mempelajari fungsi dan limit, yang secara umum
dinamakan analisis matematika.
Karena kalkulus ini mempunyai dua cabang utama, tapi disini saya ingin
membahas tentang kalkulus integralnya. Seperti yang kita ketahui bahwa kalkulus
integral juga memiliki banyak aplikasi, baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun
bidang ekonomi
Tujusan dan rumusan

http://www.marthamatika.com/2015/04/sejarah-penemuan-integral.html
https://rumuspintar.com/integral/
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI

2.1 Sejarah Integral


Pada zaman pertengahan, matematikawan India, Aryabhata, menggunakan konsep
kecil takterhingga pada tahun 499 dan mengekspresikan masalah astronomi dalam
bentuk persamaan diferensial dasar. Persamaan ini kemudian mengantar Bhāskara
II pada abad ke-12 untuk mengembangkan bentuk awal turunan yang mewakili
perubahan yang sangat kecil takterhingga dan menjelaskan bentuk awal dari
"Teorema Rolle". Sekitar tahun 1000, matematikawan Irak Ibn al-Haytham (Al
hazen) menjadi orang pertama yang menurunkan rumus perhitungan hasil jumlah
pangkat empat, dan dengan menggunakan induksi matematika, dia
mengembangkan suatu metode untuk menurunkan rumus umum dari hasil
pangkat integral yang sangat penting terhadap perkembangan kalkulus integral.
Pada abad ke-12, seorang Persia Sharaf al-Din al-Tusi menemukan turunan
dari fungsi kubik, sebuah hasil yang penting dalam kalkulus diferensial. Pada
abad ke-14, Madhava, bersama dengan matematikawan-astronom dari mazhab
astronomi dan matematika Kerala, menjelaskan kasus khusus dari deret Taylor,
yang dituliskan dalam teks Yuktibhasa.
Pada zaman modern, penemuan independen terjadi pada awal abad ke-17 di
Jepang oleh matematikawan seperti Seki Kowa. Di Eropa, beberapa
matematikawan seperti John Wallis dan Isaac Barrow memberikan terobosan
dalam kalkulus. James Gregory membuktikan sebuah kasus khusus dari teorema
dasar kalkulus pada tahun 1668.

Gottfried Wilhelm Leibniz pada awalnya dituduh menjiplak dari hasil kerja Sir
Isaac Newton yang tidak dipublikasikan, namun sekarang dianggap sebagai
kontributor kalkulus yang hasil kerjanya dilakukan secara terpisah. Leibniz dan
Newton mendorong pemikiran-pemikiran ini bersama sebagai sebuah kesatuan
dan kedua orang ilmuwan tersebut dianggap sebagai penemu kalkulus secara
terpisah dalam waktu yang hampir bersamaan. Newton mengaplikasikan
kalkulus secara umum ke bidang fisika sementara Leibniz mengembangkan
notasi-notasi kalkulus yang banyak digunakan sekarang.

2.1.1 Sekilas Newton Vs Leibniz


Ketika Newton dan Leibniz mempublikasikan hasil mereka untuk pertama kali,
timbul kontroversi di antara matematikawan tentang mana yang lebih pantas
untuk menerima penghargaan terhadap kerja mereka. Newton menurunkan hasil
kerjanya terlebih dahulu, tetapi Leibniz yang pertama kali mempublikasikannya.
Newton menuduh Leibniz mencuri pemikirannya dari catatan-catatan yang tidak
dipublikasikan, yang sering dipinjamkan Newton kepada beberapa anggota
dari Royal Society.
Pemeriksaan secara terperinci menunjukkan bahwa keduanya bekerja secara
terpisah, dengan Leibniz memulai dari integral dan Newton dari turunan.
Sekarang, baik Newton dan Leibniz diberikan penghargaan dalam
mengembangkan kalkulus secara terpisah. Adalah Leibniz yang memberikan
nama kepada ilmu cabang matematika ini sebagai kalkulus, sedangkan Newton
menamakannya "The science of fluxions".

Walau beberapa konsep kalkulus telah dikembangkan terlebih dahulu di Mesir,


Yunani, Tiongkok, India, Iraq, Persia, dan Jepang, penggunaaan kalkulus
modern dimulai di Eropa pada abad ke-17 sewaktu Isaac Newton dan Gottfried
Wilhelm Leibniz mengembangkan prinsip dasar kalkulus. Hasil kerja mereka
kemudian memberikan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan fisika.
Aplikasi kalkulus diferensial meliputi perhitungan kecepatan dan
percepatan, kemiringan suatu kurva, dan optimalisasi. Aplikasi dari kalkulus
integral meliputi perhitungan luas, volume, panjang busur, pusat massa, kerja, dan
tekana. Aplikasi lebih jauh meliputi deret pangkat dan deret Fourier.
Kalkulus juga digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci
mengenai ruang, waktu, dan gerak. Selama berabad-abad, para matematikawan
dan filsuf berusaha memecahkan paradoks yang meliputi pembagian bilangan
dengan nol ataupun jumlah dari deret takterhingga. Seorang filsuf Yunani kuno
memberikan beberapa contoh terkenal seperti paradoks Zeno. Kalkulus
memberikan solusi, terutama di bidang limit dan deret takterhingga, yang
kemudian berhasil memecahkan paradoks tersebut.

2.2 Pengertian Integral


Integral dapat di artikan sebagai menyusul ditemukannya masalah dalam
diferensiasidi mana matematikawan harus berpikir bagaimana menyelesaikan
masalah yang berkebalikan dengan solusi diferensiasi.
Lambang integral adalah  ‘ ∫ ’ Agar lebih dapat di mengerti perhatikan pernyataan
berikut:
F1 (x) = x2 + 5x – 6 maka F1’ (x) = 2x + 5
F2 (x) = x2 + 5x + 12 maka F2’ (x) = 2x + 5
F3 (x) = x2 + 5 maka F3’ (x) = 2x + 5

Pada fungsi-fungsi yang berbeda konstanta di peroleh bentuk turunan / derivatif


yang sama. Operasi dari F(x) menjadi F’(x)  sebaliknya dari F’(x) menjadi F(x)
disebut dengan INTEGRAL (anti turunan)

2.2.1 Rumus Integral

Misalkan terdapat suatu fungsi sederhana axn. Integral dari fungsi tersebut adalah

RUMUS INTEGRAL

Keterangan:
k  : koefisien
x   : variabel
n   : pangkat/derajat dari variabel
C   : konstanta
Misalkan terdapat suatu fungsi f(x). Jika kita akan menentukan luas daerah yang
dibatasi oleh grafik f(x) maka dapat ditentukan dengan

dengan a dan b merupakan gari vertikal atau batas luasan daerah yang dihitung
dari sumbu-x. Misalkan integra dari f(x) disimbolkan dengan F(x) atau jika
dituliskan

Maka

Keterangan:
 a, b  : batas atas dan batas bawah integral
 f(x)  : persamaan kurva
 F(x)  : luasan di bawah kurva f(x)

2.3 Jenis-Jenis Integral


Berikut adalah Jenis-Jenis Integral

a. Integral tak tentu


Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, integral tak tentu
merupakan suatu kebalikan dari turunan. Kalian dapat menyebutnya sebagai anti
turunan atau antiderivative.
Integral tak tentu dari suatu fungsi menghasilkan fungsi baru yang belum
memiliki nilai yang tentu karena masih terdapat variabel dalam fungsi baru

tersebut. Bentuk umum integral tentu  ʃ f (x) dx


Rumus Integral Tak Tentu

Keterangan :

 f(x)  : persamaan kurva


 F(x)  : luasan di bawah kurva f(x)
 C     : konstanta

Contoh soal integral tak tentu

 Carilah hasil integral tak tentu dari ʃ 8x3 – 6x2 + 4x – 2 dx.

Pembahasan

Jadi hasil dari ʃ 8x3 – 6x2 + 4x – 2 dx adalah 2x4 – 2x3 + 2x2 – 2x + C.

b. Integral Tentu
Integral tentu didefinisikan sebagai jumlahan suatu daerah yang dibatasi kurva
atau persamaan tertentu. Berbeda dari integral tak tentu, integral tentu memiliki
nilai tertentu karena batas yang ditentukan sudah jelas.
Secara umum, integral tentu didefinisikan sebagai

Rumus Integral Tentu

Keterangan:
 f(x)  : persamaan kurva
 a, b   : batas bawah dan batas atas integral
 F(b), F(a) : nilai integral untuk x = b dan x = a.

Contoh soal Integral Tentu

 Tentukan hasil integral tentu dari ʃ-1-4 7 dx !

Pembahasan

Jadi,  hasil integral tentu dari ʃ-1-4 7 dx adalah 21.

c. Integral Pecahan
Fungsi pecahan dapat didefinisikan sebagai f(x)/g(x). Penyelesaian integral
fungsi pecahan dapat dilakukan dengan memecah fungsi yang kompleks
menjadi beberapa fungsi yang lebih sederhana. Perhatikan contoh berikut.

 Contoh soal

Pembahasan

Penyelesaian integral tersebut yaitu sebagai berikut.

Lanjutan...

Fungsi pecahan tersebut dapat dipisah menjadi

(A + B) x + B – A = 1
Sehingga
B – A = 1 , dan A + B = 0
Didapatkan B = ½  dan A = – ½
Maka, dengan menggunakan sifat integral diperoleh

= ½ (- ln |x + 1| + ln |x – 1| + C1)
= – ½ ln |x + 1| + ½ ln |x – 1| + C, dengan C = ½ C1

BAB III
APLIKASI INTEGRAL DALAM EKONOMI

3.1 Aplikasi Integral Tertentu dalam Ekonomi

a) Surplus Konsumen
Surplus konsumen ȋconsumerǯs surplusȌ mencerminkan suatu keuntungan
lebih atau surplus yang dinikmati oleh konsumen tertentu berkenaan dengan
tingkat harga pasar suatu barang. Fungsi permintaan P = f(Q) menunjukkan
jumlah suatu barang yang akan dibeli oleh konsumen pada tingkat harga
tertentu. Jika tingkat harga pasar adalah Pe, maka bagi konsumen tertentu yang
sebetulnya mampu dan bersedia membayar dengan harga lebih tinggi dari Pe,
hal tersebut akan menjadi keuntungan baginya, sebab ia cukup membayar
barang tadi dengan harga Pe. Keuntungan lebih inilah yang oleh Alfred
Marshall disebut surplus konsumen. Secara geometri, besarnya surplus
konsumen ditunjukkan oleh luas area di bawah kurva permintaan tetapi di atas
tingkat harga pasar.
Surplus konsumen atau Cs (Consumer’s surplus) tak lain adalah segitiga PeDE,
dengan rentang wilayah yang dibatasi oleh Q = 0 sebagai batas bawah dan Q =
Qe sebagai batas atas. Sehingga besarnya surplus konsumen adalah:

Jika dalam hal fungsi permintaan berbentuk P = f (Q) atau

Jika dalam hal fungsi permintaan berbentuk Q = f (P);666 P’ adalah nilai P


untuk Q = 0 atau penggal kurva permintaan pada sumbu harga. Dengan
demikian:

Contoh:
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 48 –
0,03 P2. Hitunglah surplus konsumen jika tingkat harga pasar adalah 30.
Q = 48 – 0,03 P2
Jika P = 0, Q = 48
Jika Q = 0, P = 40 = P’
Jika P = Pe = 30, Q = Qe = 21

= {48 (40) – 0,01 (40) 3} – {48 (30) – 0,01 (30) 3}


= (1920 – 640) – (1440 –270) = 110

b) Surplus Produsen
Surplus produsen (Consumer’s surplus) mencerminkan suatu keuntungan lebih
atau surplus yang dinikmati oleh produsen tertentu berkenaan dengan tingkat
harga pasar suatu barang yang ditawarkannya. Fungsi permintaan P = f(Q)
menunjukkan jumlah suatu barang yang akan dijual oleh produsen pada tingkat
harga tertentu. Jika tingkat harga pasar adalah Pe, maka bagi produsen tertentu
yang sebetulnya bersedia menjual dengan harga yang lebih rendah dari Pe, hal
tersebut akan menjadi keuntungan baginya, sebab ia kini dapat menjual
barangnya dengan harga Pe yang lebih tinggi dari harga jual yang
direncanakannya . Keuntungan lebih inilah yang disebut surplus produsen.
Secara geometri, besarnya surplus produsen ditunjukkan oleh luas area di atas
kurva penawaran tetapi di bawah tingkat harga pasar.
Surplus produsen atau Ps (Producer’s surplus) tak lain adalah segitiga PeDE,
dengan rentang wilayah yang dibatasi oleh Q = 0 sebagai batas bawah dan Q =
Qe sebagai batas atas. Sehingga besarnya surplus produsen adalah:

Jika dalam hal fungsi permintaan berbentuk P = f (Q) atau

Jika dalam hal fungsi permintaan berbentuk Q = f (P); P’ adalah nilai P untuk
Q = 0 atau penggal kurva penawaran pada sumbu harga.
Dengan demikian:

Contoh:
Penawaran dan permintaan akan suatu barang di pasaran masing-masing
ditunjukkan oleh Q = -30 + 5P dan Q = 60 – 4P. Hitunglah masing-masing
surplus yang diperoleh konsumen dan produsen.
Penawaran:
Q = -30 + 5 P
P = 6 + 0,2 Q
Permintaan:
Q = 60 – 4P
P = 15 – 0,25Q
Keseimbangan pasar:
Qd = Qs
-30 + 5P = 60 – 4P
P = 10 → Pe
Q = 60 – 4P = 60 – 4 (10) = 20 → Qe

Surplus konsumen:

= {(15) (20) – 0,125 (20)2} – 200 = 250 – 200 = 50

Surplus Produsen:

= 200 – {6(20) + 0,1(20)2}


= 200 – 160 = 40

3.2 Aplikasi Integral Tak Tentu dalam Ekonomi


Penerapan integral tak tentu yaitu untuk mencari persamaan fungsi total dari suatu
variabel ekonomi apabila persamaan fungsi marginalnya diketahui. Karena fungsi
marginal pada dasarnya merupakan turunan dari fungsi total, maka dengan proses
sebaliknya yaitu integrasi dapat dicari fungsi asal dari fungsi turunan (fungsi
total).

Macam-macam penerapan integral tak tentu dalam ekonomi :


a) Fungsi Biaya
Biaya total (TC) adalah integral biaya marginal (MC) :

Contoh:
Diketahui suatu perusahaan fungsi biaya marginalnya MC = 12Q-9Q2,
maka carilah fungsi biaya total dan biaya rata-rata dimana c ( konstanta )
sebesar 4?

Jawab :
TC = ∫ MC dQ
= ∫ 12Q - 9Q2 dQ
= 6Q2 – 3Q3 + c
Jika c = 4
TC = 6Q2 – 3Q3 + 4 AC = TC / Q = 6Q – 3Q2 + 4/Q
Analisa : dari perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa fungsi biaya
total adalah TC = 6Q2 – 3Q3 + 4 dan fungsi biaya rata-rata adalah
AC = TC / Q = 6Q – 3Q2 + 4/Q.

b) Fungsi Penerimaan
Penerimaan total (TR) adalah integral dari penerimaan marginal (MR).
Contoh :
Diketahui MR suatu perusahaan adalah 15Q2 + 10Q – 5. Tentukan
penerimaan totalnya (TR)

Jawab :
TR = ∫ MR dQ
= ∫ 15Q2 + 10Q – 5 dQ
= 5Q3 + 5Q2 – 5Q + c
Pada saat Q = 0, maka:
TR = 5Q3 + 5Q2 – 5Q + C → TR = 5(0)3 + 5(0)2 – 5(0) + c = 0 → c = 0
Sehingga fungsi dari Penerimaan Totalnya adalah:
TR = 5Q3 + 5Q2 – 5Q

c) Fungsi Produksi
Produk Total : Q = f(L), dimana Q = output (quantity product) dan L =
input (Labour : Tenaga kerja)
Produk Marginal : MP = Q’ = dQ / dL = f’(L)
Produk Total adalah integral dari produk marginal.

Contoh :
Diketahui produk marginalnya 2L2 + 4, maka produk totalnya jika c = 0 ?

Jawab:
P = ∫ MP dL = ∫ (2L2 + 4)dL
= 2/3 L3 + 4L + c
jika c = 0,
P = 2/3 L3 + 4L
Analisa : Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi total
produksi adalah P = 2/3 L3 + 4L

d) Fungsi Pendapatan (Revenue) dan fungsi Produksi dari Marginal


Revenue Product of Labour (MRPL)
MRPL adalah mengandung arti bahwa Untuk setiap penambahan input
tenaga kerja sebanyak L orang akan menyebabkan penambahan pendapatan
sebanyak R satuan, dan sebaliknya. Secara rumus didefinisikan sebagai
diferensial berantai antara fungsi pendapatan dengan fungsi produksi dari
tenaga kerja sebagai berikut:

Contoh :
Diketahui MRPL=150 dari fungsi MRPL = (350-4Q).3, Tentukan fungsi
Revenue dan fungsi Produksinya, dan tentukan pada tingkat penambahan
tenaga kerja berapakah nilai MRPL tersebut?

Jawab :

Pada Q = 0 → R = 0 →350(0) – 2(0)2 + c = 0 → c = 0


Sehingga fungsi Revenue (pendapatannya) adalah :

Pada saat tidak ada tambahan tenaga kerja atau L = 0 → maka tidak ada
tambahan produk yang dihasilkan atau Q = 0 → jadi: 3(0) + c = 0 → c = 0
sehingga fungsi produksinya adalah:

Interpretasi:
Untuk setiap penambahan Tenaga Kerja sebanyak 25 orang akan
menyebabkan penambahan pendapatan sebanyak 150 satuan, dan
sebaliknya.

e) Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan


Dalam ekonomi makro, konsumsi (C) dan tabungan (S) dinyatakan dalam
fungsional terhadap pendapatan nasional (Y).

Berdasarkan kaidah integrasi, konsumsi (C) adalah integral dari MPC dan
tabungan (S) adalah integral dari MPS.
1. k = a = Autonomous Consumption : konsumsi otonom menunjukkan
besarnya konsumsi nasional pada saat Pendapatan Nasional sebesar nol
2. k = a = Autonomous Saving : Tabungan otonom menunjukkan besarnya
tabungan nasional pada saat Pendapatan Nasional sebesar nol (0).
3. MPC (Marginal Propensity to Consume) : Perbandingan antara besarnya
perubahan konsumsi (ΔC) dengan perubahan Pendapatan Nasional (ΔY)
yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi tersebut.

4. MPS (Marginal Propensity to Saving) : Perbandingan antara besarnya


perubahan saving (ΔS) dengan perubahan Pendapatan Nasional (ΔY)
yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi tersebut.

Keterangan :

MPC < 1, menunjukkan sebagian besar penggunaan tambahan pendapatan


digunakan untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan sisanya yaitu
sejumlah kecil merupakan tambahan tabungan.

MPC > ½, menunjukkan lebih dari 50 % pendapatan yang diperoleh


digunakan untuk konsumsi.

MPC selalu positif, karena jika pendapatan naik, konsumsi akan naik.

Contoh :
Dimana C = ∫ MPC dY = 0.7 dY + c, bila pendapatan = 0 dan konsumsi
autonomsnya adalah 50, maka fungsi konsumsi, tabungan dan Pendapatan
Nasionalnya adalah?

Jawab :
Analisa : Dari perhitungan di atas dapat kita ketahui bahwa fungsi konsumsi
adalah C = 0.7Y + 50, fungsi tabungan adalah S = 0.3 Y – 50, dan fungsi
pendapatan nasionalnya adalah Y = ( 0.7 Y + 50 ) + ( 0.3 Y – 50 ).

Contoh :
Dimana S = ∫ MPS dY = 0.3 dY – c, bila pendapatan = 0 dan tabungan
autonomosnya adalah 50, maka fungsi tabungan, konsumsi dan Pendapatan
Nasionalnya adalah?

Jawab :

Analisa : Dari perhitungan di atas dapat kita ketahui bahwa fungsi konsumsi
adalah C = 0.7Y + 50, fungsi tabungan adalah S = 0.3 Y – 50, dan fungsi
pendapatan nasionalnya adalah Y = ( 0.7 Y + 50 ) + ( 0.3 Y – 50 ).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

Dengan makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca untuk lebih banyak
membacaagar tahu kegunaan integral dalam kehidupan karena masih banyak lagi
kegunaan integraldalam kehidupan yang tidak hanya yang penulis jelaskan dalam
makalah ini. Dan jika perlu,gunakanlah integral ini untuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu dalam kehidupan

Anda mungkin juga menyukai