Anda di halaman 1dari 5

KALKULUS

Oleh Dhea Atika Risnawati XI MIA 6 / 07

A. ASAL USUL
Diferensial merupakan ilmu cabang dari kalkulus. Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya
"batu kecil", yang digunakan untuk menghitung) adalah cabang ilmu matematika yang
mencakup limit, turunan, integral, dan deret tak terhingga. Kalkulus adalah ilmu mengenai
perubahan, sebagaimana geometri adalah ilmu mengenai bentuk dan aljabar adalah ilmu
mengenai pengerjaan untuk memecahkan persamaan serta aplikasinya. Kalkulus memiliki
aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan teknik; serta dapat memecahkan
berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan aljabar elementer.

Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus integral yang saling
berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah pintu gerbang menuju
pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi yang khusus mempelajari fungsi dan limit, yang
secara umum dinamakan analisis matematika.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN

Sir Isaac Newton adalah salah seorang penemu dan kontributor kalkulus yang terkenal.
Sejarah perkembangan kalkulus bisa dilihat pada beberapa periode zaman, yaitu zaman
kuno, zaman pertengahan, dan zaman modern. Pada periode zaman kuno, beberapa pemikiran
tentang kalkulus integral telah muncul, tetapi tidak dikembangkan dengan baik dan sistematis.
Perhitungan volume dan luas yang merupakan fungsi utama dari kalkulus integral bisa ditelusuri
kembali pada Papirus Moskwa Mesir (1800 SM). Pada papirus tersebut, orang Mesir telah
mampu menghitung volume piramida terpancung. Archimedes mengembangkan pemikiran ini
lebih jauh dan menciptakan heuristik yang menyerupai kalkulus integral.
Pada zaman pertengahan, matematikawan India, Aryabhata, menggunakan konsep kecil
tak terhingga pada tahun 499 dan mengekspresikan masalah astronomi dalam bentuk
persamaan diferensial dasar. Persamaan ini kemudian mengantar Bhāskara II pada abad ke-12
untuk mengembangkan bentuk awal turunan yang mewakili perubahan yang sangat kecil tak
terhingga dan menjelaskan bentuk awal dari "Teorema Rolle". Sekitar tahun 1000,
matematikawan Irak Ibn al-Haytham (Alhazen) menjadi orang pertama yang menurunkan
rumus perhitungan hasil jumlah pangkat empat, dan dengan menggunakan induksi matematika,
dia mengembangkan suatu metode untuk menurunkan rumus umum dari hasil pangkat integral
yang sangat penting terhadap perkembangan kalkulus integral. Pada abad ke-12, seorang Persia
Sharaf al-Din al-Tusi menemukan turunan dari fungsi kubik, sebuah hasil yang penting dalam
kalkulus diferensial. Pada abad ke-14, Madhava, bersama dengan matematikawan-astronom
dari mazhab astronomi dan matematika Kerala, menjelaskan kasus khusus dari deret Taylor,
yang dituliskan dalam teks Yuktibhasa.

Pada zaman modern, penemuan independen terjadi pada awal abad ke-17 di Jepang
oleh matematikawan seperti Seki Kowa. Di Eropa, beberapa matematikawan seperti John Wallis
dan Isaac Barrow memberikan terobosan dalam kalkulus. James Gregory membuktikan sebuah
kasus khusus dari teorema dasar kalkulus pada tahun 1668.

Gottfried Wilhelm Leibniz pada awalnya dituduh menjiplak hasil kerja Sir Isaac Newton
yang tidak dipublikasikan, namun sekarang dianggap sebagai kontributor kalkulus yang hasil
kerjanya dilakukan secara terpisah.
Leibniz dan Newton mendorong pemikiran-pemikiran ini bersama sebagai sebuah
kesatuan dan kedua orang ilmuwan tersebut dianggap sebagai penemu kalkulus secara terpisah
dalam waktu yang hampir bersamaan. Newton mengaplikasikan kalkulus secara umum ke
bidang fisika sementara Leibniz mengembangkan notasi-notasi kalkulus yang banyak digunakan
sekarang.

Ketika Newton dan Leibniz mempublikasikan hasil mereka untuk pertama kali, timbul
kontroversi di antara matematikawan tentang mana yang lebih pantas untuk menerima
penghargaan terhadap kerja mereka. Newton menurunkan hasil kerjanya terlebih dahulu,
tetapi Leibniz yang pertama kali mempublikasikannya. Newton menuduh Leibniz mencuri
pemikirannya dari catatan-catatan yang tidak dipublikasikan, yang sering dipinjamkan Newton
kepada beberapa anggota dari Royal Society.

Pemeriksaan secara terperinci menunjukkan bahwa keduanya bekerja secara terpisah,


dengan Leibniz memulai dari integral dan Newton dari turunan. Sekarang, baik Newton dan
Leibniz diberikan penghargaan dalam mengembangkan kalkulus secara terpisah. Leibniz yang
memberikan nama kepada ilmu cabang matematika ini sebagai kalkulus, sedangkan Newton
menamakannya "The science of fluxions".

C. PENGARUH PENTINGNYA KALKULUS


Walau beberapa konsep kalkulus telah dikembangkan terlebih dahulu di Mesir, Yunani,
Tiongkok, India, Iraq, Persia, dan Jepang, penggunaaan kalkulus modern dimulai di Eropa pada
abad ke-17 sewaktu Isaac Newton dan Gottfried Wilhelm Leibniz mengembangkan prinsip dasar
kalkulus. Hasil kerja mereka kemudian memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan fisika.

Kalkulus juga digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci mengenai
ruang, waktu, dan gerak. Selama berabad-abad, para matematikawan dan filsuf berusaha
memecahkan paradoks yang meliputi pembagian bilangan dengan nol ataupun jumlah dari
deret tak terhingga. Seorang filsuf Yunani kuno memberikan beberapa contoh terkenal seperti
paradoks Zeno. Kalkulus memberikan solusi, terutama di bidang limit dan deret tak terhingga,
yang kemudian berhasil memecahkan paradoks tersebut.

D. MANFAAT DIFERENSIAL

Penerapan Turunan
1. Manfaat Turunan dalam Ilmu Kimia.
Salah satu aplikasi diferensial dalam ilmu kimia, yaitu laju reaksi. Dalam riset operasi,
turunan menentukan cara paling efisien dalam memindahkan bahan dan desain pabrik.
Dengan menerapkan teori permainan, turunan dapat memberikan strategi yang paling
baikuntuk perusahaan yang sedang bersaing.
Laju reaksi memiliki kemampuan untuk meramalkan kecepatan campuran reaksi
mendekati keseimbangan. Untuk menghitung laju reaksi dalam orde reaksi dapat dgunakan
secara praktis persamaan diferensial. Hukum laju reaksi adalah persamaan yang menyatakan
laju reaksi v sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produknya.
2. Untuk menentukan nilai maksimum dan minimum suatu permasalahan.
Sebagai contoh, seorang petani ingin memilih kombinasi tanaman yang dapat
menghasilkan keuntungan yang besar. Seorang dokter ingin memilih dosis terkecil suatu
obat yang akan menyembuhkan penyakit tertentu. Seorang kepala pabrik akan menekan
sekecil mungkin biaya distribusi barangnya. Kadangkala salah satu dari masalah di atas dapat
dirumuskan sehingga melibatkan pemaksimuman dan peminimuman suatu fungsi pada
suatu himpunan yang rinci.
Jika f adalah fungsi yang dapat diturunkan pada R (atau interval terbuka) dan x adalah
maksimum lokal ataupun minimum lokal dari f, maka turunan dari f di titik x adalah nol; titik-
titik di mana f '(x) = 0 disebut titik kritis atau titik pegun (dan nilai dari f di x disebut nilai kritis).
(Definisi dari titik kritis kadang kala diperluas sampai meliputi titik-titik di mana turunan suatu
fungsi tidak eksis.) Sebaliknya, titik kritis x dari f dapat dianalisa dengan menggunakan turunan
ke-dua dari f di x:
1. Jika turunan ke-dua bernilai positif, x adalah minimum lokal;
2. Jika turunan ke-dua bernilai negatif, x adalah maksimum lokal;
3. Jika turunan ke-dua bernilai nol, x mungkin maksimum lokal, minimum lokal, ataupun tidak
kedua-duanya. (Sebagai contohnya, f(x)=x³ memiliki titik kritis di x=0, namun titik itu bukanlah
titik maksimum ataupun titik minimum; sebaliknya f(x) = ±x4 mempunyai titik kritis di x = 0 dan
titik itu adalah titik minimum maupun maksimum)
Ini dinamakan sebagai uji turunan ke dua. Sebuah pendekatan alternatif lainnya, uji turunan
pertama melibatkan nilai f ' di kedua sisi titik kritis.
Menurunkan fungsi dan mencari titik-titik kritis biasanya merupakan salah satu cara yang
sederhana untuk mencari minima lokal dan maksima lokal, yang dapat digunakan untuk
optimalisasi. Sesuai dengan teorema nilai ekstremum, suatu fungsi yang kontinu pada interval
tertutup haruslah memiliki nilai-nilai minimum dan maksimum paling sedikit satu kali. Jika
fungsi tersebut dapat diturunkan, minimal dan maksimal hanya dapat terjadi pada titik kritis
atau titik akhir.
Hal ini juga mempunyai aplikasi tersendiri dalam proses sketsa grafik: jika kita mengetahui
minimal dan maksimal lokal dari fungsi yang dapat diturunkan tersebut, sebuah grafik perkiraan
dapat kita dapatkan dari pengamatan bahwa ia akan meningkat dan menurun di antara titik-
titik kritis.
3. Manfaat Turunan dalam Terapan Ekonomi.
Misalnya perusahaan PT ABC yang menghasilkan dan memasarkan sebuah barang;
mungkin bisa berupa televisi, aki kendaraan, atau sabun dalam kemasan. Jika ABC menjual x
satuan barang tahun ini, ABC akan mampu membebankan harga, p(x) untuk setiap satuan.
Kita tunjukkan bahwa p bergantung pada x karena bilamana ABC akan perlu mengurangi
harga tiap satuan agar dapat menjual seluruh hasil keluarannya. Pendapatan total yang
dapat diharapkan ABC diberikan oleh R(x) = xp(x), jumlah satuan kali tiap satuan.
Untuk memproduksi dan memasarkan x satuan, ABC akan mempunyai biaya total, C(x). Ini
biasanya berupa jumlah dari biaya tetap (keperluan kantor, pajak bangunan dan sebagainya)
ditambah biaya tidak tetap, yang secara langsung bergantung pada banyaknya satuan yang
diproduksi.
Secara garis besarnya, aplikasi kalkulus diferensial meliputi perhitungan kecepatan dan
percepatan, kemiringan suatu kurva, dan optimalisasi. Sedangkan aplikasi dari kalkulus integral
meliputi perhitungan luas, volume, panjang busur, pusat massa, kerja, dan tekanan. Aplikasi
lebih jauh meliputi deret pangkat dan deret Fourier.

Sumber :
http://ririramadhani.blogspot.co.id/2012/06/diferensial-dan-aplikasinya-dalam-kimia.html

Anda mungkin juga menyukai