Anda di halaman 1dari 3

Flyover Jombor

Jembatan layang atau yang biasa disebut dengan flyover adalah model jembatan
yang melintas di atas jalan. Sedangkan Flyover Jombor adalah jembatan layang yang
terletak di persimpangan Jombor, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelum flyover Jombor dibangun, terdapat permasalahan di persimpangan
Jombor, yaitu banyaknya arus kendaraan dari beberapa arah yang menyebabkan
persimpangan tersebut padat lalu lintas. Persimpangan Jombor merupakan pintu masuk
kendaraan dari luar kota seperti Semarang atau Jakarta dari arah utara, pintu keluar
dari Kota Yogyakarta untuk menuju kota Surabaya atau Solo ke arah timur, dan juga
pintu keluar menuju kota Bandung atau Purworejo ke arah barat. Kendaraan-kendaraan
yang melintas tidak hanya mobil penumpang saja, namun banyak juga truk gandeng
ataupun kontainer yang panjangnya lebih dari 15 meter yang melintasi persimpangan
Jombor tersebut. Hal ini menyebabkan persimpangan semakin macet dan semakin
padat. Terbatasnya lahan untuk pembangunan jalan memaksa pemerintah untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi di khususnya persimpangan Jombor dengan
membangun jembatan layang atau flyover.
Proyek pembangunan flyover Jombor ini dimulai pada tahun 2010 yang ditangani
langsung oleh Dinas Pekerjaan Umum DIY dengan kontraktor PT. Adikarya
membutuhkan sejumlah lahan warga sekitar Jombor. Sejumlah warga dari tiga dusun
(Mraen, Jombor Kidul, dan Jombor Lor) dikumpulkan di Kelurahan Sinduadi untuk
menerima sosialisasi pembangunan jembatan layang untuk kelancaran lalu lintas.
Untuk mempermudah proses negosiasi dibentuklah tim. Tahun 2011 dilakukan
negosiasi tanah barat ring road selama sekali pertemuan, para warga setuju dengan
harga Rp 3.100.000,00. Selanjutnya untuk sisi timur perempatan disamakan harganya
dengan sisi barat. Kemudian untuk sisi utara (Jombor Lor) dalam sekali pertemuan
ternyata belum dapat menyetujui harga yang ditawarkan dinas PU.

3
Flyover Jombor ini ditargetkan selesai pada tahun 2013, namun karena ada
beberapa kendala maka proyek pembangunan Flyover Jombor baru selesai pada bulan
April tahun 2014. Adapun kendala yang dijumpai dalam pembangunan Fyover Jombor
ini seperti masalah pembebasan lahan, transparansi anggaran, konflik sosial,
penurunan tingkat pendapatan ekonomi masyarakat di sekitar flyover, sampai tidak
adanya ketepatan waktu dalam proyek flyover.
Proyek flyover Jombor ini bertujuan untuk menunjang kelancaran pergerakan arus
lalu lintas di persimpangan Jombor. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan
ESDM DIY, Rani Sjamsinarni menjelaskan, tujuan pembangunan jalan layang
mencakup beberapa aspek, diantaranya menunjang tata ruang kawasan Borobudur,
Prambanan, dan Keraton Yogyakarta, mengurangi kepadatan lalu lintas, mendukung
peningkatan sub-terminal Jombor menjadi terminal kelas A, serta akan menjadi ikon
baru di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ada beberapa dampak positif dan negatif dari pembangunan flyover yang
dihadapi masyarakat Kecamatan Mlati yang bermukim di sekitar flyover Jombor.
Adapun dampak negatif menurut ibu Eko seorang pemilik warung makan di terminal
Jombor adalah sejak adanya pembangunan Flyover Jombor, perekonomian para
pedagang di area Jombor menjadi menurun. Barang dagangan kurang begitu laku
semenjak dibangunnya flyover.
Tidak berbeda dari apa yang dikatakan oleh bu Eko, Pak Sopyan seorang agen
jasa bis pariwisata di terminal Jombor juga menuturkan bahwa setelah dibangun
Flyover Jombor perekonomian di daerah Jombor merosot. Banyak pedagang
dirugikan karena area dagang menjadi sempit. Beberapa pedagang akhirnya memilih
untuk tidak berjualan lagi sehingga jumlah pedagang di area Jombor berkurang.
Seorang pegawai Dinas Perhubungan, Bapak Hirman juga menuturkan bahwa
semenjak adanya Flyover Jombor jumlah pedagang yang menjajakan dagangannya
semakin berkurang. Bahkan tidak hanya pedagang makanan saja yang berkurang,
namun juga armada bis yang singgah di terminal Jombor juga berkurang. Beberapa

4
bis dengan jurusan Semarang menuju Jogja jarang masuk ke terminal Jombor karena
jalur yang dilalui menjadi terlalu rumit setelah adanya flyover Jombor.
Adapun dampak positif dibangunnya flyover Jombor menurut bapak Budi adalah
lancarnya arus lalu lintas di persimpangan Jombor. Flyover Jombor ini sangat
bermanfaat mengurangi kemacetan diperempatan Jombor terutama yang sering terjadi
pada musim liburan dan mudik lebaran. Dibangunnya flyover ini juga berdampak
positif terhadap estetika di Jombor. Jalanan di Jombor terlihat menjadi lebih rapi,
indah, dan tertata.

Anda mungkin juga menyukai