Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Berkat, Rahmat, karunia
dan izin-Nya-lah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mini research ini yang berjudul
“tugas perkembangan dewasa”. Tak lupa pula saya kirimkan salam dan shalawat kepada
Nabi Besar junjungan kita nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari alam kegelapan
ke alam terang-benderang. Laporan ini saya susun secara praktis, objektif, ilmiah serta
disesuaikan berdasarkan fakta yang ada di lapangan melalui sebuah penelitian, sehingga
pembaca dapat dengan mudah memahami, mengkaji dan menganalisis keseluruhan isi
makalah ini.
Terima kasih kepada Ibu Dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan atas ilmu dan bimbingan
yang diberikan untuk kelancaran melakukan kegiatan mini research. Terima kasih juga
kepada rekan-rekan mahasiswa yang ikut membantu dalam penyelesaian tugas makalah
Psikologi Pendidikan ini. saya menyadari bahwa laporan ini tidaklah dapat dikatakan
sempurna, saya masih membutuhkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun agar
laporan ini bisa menjadi bahan bacaan yang berguna, berbobot, menarik dan bermanfaat
sesuai dengan tujuan disusunnya laporan ini sebagaimana layaknya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Seorang individu dalam rentang kehidupannya di dunia ini harus melalui berbagai macam
fase atau masa seiring perkembangan usia mereka. Dalam setiap fase memiliki tugas-tugas
perkembangan masing-masing, hal ini berbeda antara fase satu dengan fase yang lainnya.
Masing-masing individu dituntut untuk dapat menyelesaikan setiap tugas perkembangannya
sesuai dengan tahapan fase yang dilaluinya dan rentang usia yang sudah ditentukan pada tiap
fase tersebut. Seorang individu dapat dikatakan normal apabila ia dapat menyelesaikan tugas
perkembangannya dengan tepat waktu. Apabila individu tersebut tidak dapat atau mengalami
hambatan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, maka individu tersebut akan
mengalami gangguan dalam aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, maupun spiritualnya.
Pada umumnya usia dewasa dimulai dari usia 18 tahun, dimana pada usia ini seorang
individu memiliki kematangan yang bagus baik itu kematang dalam aspek berfikir, emosi,
spiritual, kognitif, serta social. Menurut para ahli terdapat tiga jenis usia dewasa yaitu 18-21
tahun merupakan usia dewasa awal, 21-25 tahun usia dewasa tengah, serta 25-selanjutnya
merupakan usia dewasa akhir. Terlepas dari pembagian tersebut usia dewasa memiliki tugas
perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik.

1.2. Rumusan masalah


a. Apa itu tugas perkembangan usia dewasa?
b. Hal apa saja yang perlu di lakukan untuk membantu tugas perkembangan usia
dewasa?
c. Mengapa seorang individu tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan usia
dewasanya dengan baik?

1.3. Tujuan
a. Memenuhi tugas mata kuliah mini research
b. Memahami konsep tugas perkembangan usia dewasa
c. Menentukan penyebab terhambatnya tugas perkembangan usia dewasa individu
BAB II
ISI
1.1. Tinjauan teoritis
A. Periode Perkembangan Masa Dewasa Awal
Individu yang menginjak usia 24 tahun sampai usia 30 tahun termasuk
kedalam periode dewasa awal. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian
diri terhadap pola-pola kehidupan baru mulai dari segi fisik hingga segi psikis.
Adapun periode penyesuaian dari segi fisik dan psikis tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Periode Penyesuaian Diri Dewasa Awal dalam Segi Fisik
Puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan dua puluhan,
namun kemudian terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia empat puluhan.
Dengan demikian dalam periode penyesuaian, secara fisik orang mampu menghadapi
dan mengatasi masalah-masalah yang sukar dan paling banyak jumlahnya dalam
periode ini.
Ketika orang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah belajar
untuk menerima perubahan-perubahan fisik. Meskipun terkadang penampilan
seseorang secara fisik tidak sebagaimana yang diharapkan, namun orang tersebut
dapat berusaha untuk menjadikan dirinya menarik dan bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran fisiknya. Contohnya saja dengan melakukan olah raga agar fisik tetap
bugar dan melakukan diet tertentu, tidak hanya pada orang yang menderita
kegemukan, namun juga diet pada makanan tertentu juga dilakukan pada orang yang
ingin menjaga kesehatannya. Seperti orang yang menderita penyakit diabetes
melakukan diet makan atau minuman yang mengandung kadar gula yang tinggi yang
bertujuan untuk menjaga kesehatannya.
Periode Penyesuaian Diri Dewasa Awal dalam Segi Psikis
Periode dewasa awal mengalami perubahan-perubahan secara psikis,
diantaranya dapat dipaparkan dalam berbagai segi yaitu sebagai berikut ini:
1. Intelegensi / Kognitif
Intelegensi merupakan Kemampuan berfikir lebih realistis dan berfikir
jauh kedepan, strategis dan selalu bersemangat untuk  berwawasan luas.
Usia dewasa  awal adala masa pengoptimalan intelegensi setiap individu.
Terlebih lagi jika seseorang berkecimpung dalam dunia perkuliahan, akan
banyak sekali perubahan signifikan yang terjadi dari segi intelegensi dan
pemikiran. Dewasa awal adalah masa dimana seseorang dapat berpikir luas
dan dapat mengembangkan segala hal yang terdapat dalam pemikirannya.
Biasanya seseorang akan langsung dapat menuangkan segala
pemikirannya dalam sebuah perbuatan. 
2. Moral
Dalam teori Kohlberg, perkembangan moral anak-anak dan remaja
mengiringi kematangan kognisi. Pada masa dewasa, penilaian moral
seringkali menjadi lebih kompleks. Pengalaman mungkin mengarahkan
orang dewasa untuk mengevaluasi kembali criteria mereka tentang bener
dan salah. Sebagian orang secara spontan menyebut pengalaman personal
sebagai alasan jawaban mereka terhadap dilemma moral. Misalnya, orang-
orang yang mengidap kanker atau saudara yang memiliki penyakit
tersebut, berkecenderungan lebih besar memaafkan pria yang mencuri obat
mahal semi istrinya yang sedang sakit sekarat, dan menjelaskan pandangan
ini dari pengalaman mereka sendiri (Bielby&Papalia, 1975). Pengalaman
seperti ini amat di warnai oleh emosi, memicu pemikiran ulang dengan
cara yang tidak biasa dilakukan oleh diskusi impersonal dan hipotesis, dan
pengalaman ini lebih mungkin membuat orang melihat sudut pandang
orang lain.
3. Emosional
Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan orang
muda telah mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup
baik sehingga menjadi stabil dan tenang secara emosional. Apabila emosi
yang menggelora yang merupakan cirri tahun-tahun awal kedewasaan
masih tetap kuat pada usia tiga puluhan, maka hal ini merupakan tanda
bahwa penyesuaian diri pada kehidupan orang-orang dewasa belum
terlaksana secara memuaskan.
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tiga puluhan, hal
itu umumnya tampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan
orang-orang muda itu tergantung dari masalah-masalah penyesuaian diri
yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka dalam upaya
penyelesaian itu. Kekhawatiran-kekhawatiran utama mungkin terpusat
pada pekerjaan mereka, karena mereka merasa bahwa mereka tidak
mengalami kemajuan secepat mereka harapkan atau kekhawatiran mereka
mungkin terpusat pada masalah-masalah perkawinan atau peran sebagai
orang tua. Apabila seseorang merasa tidak mampu mengatasi masala-
masalah utama dalam kehidupan mereka, mereka sering sedemikian
terganggu secara emosional sehingga mereka memikirkan atau mencoba
untuk bunuh diri.
4. Sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke
dalam pola kehidupan orang dewasa yaitu karier, perkawinan dan rumah
tangga hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja
menjadi renggang dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan
kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk
pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populer pun, akan
mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “
krisis keterasingan”. 
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan
hasrat kuat untuk maju dalam karier – dengan demikian keramah tamahan
masa remaja diganti dengan persaingan dalam masyarakat dewasa – dan
mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk
pekerjaan mereka, sehingga mereka dapat menyisihkan waktu sedikit
untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan
yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi egosentris dan ini tentunya
menambah kesepian mereka.
5. Bahasa
Usia dewasa awal adalah masa seseorang dapat lebih berfikir matang
dibandingkan masa remaja dan anak-anak. Segala sesuatu yang akan
dilakukan pasti sudah dipikirkan secara matang. Dengan demikian, dalam
segi berbahasapun, orang yang menginjak masa dewasa awal akan lebih
anggun dalam bertutur kata. Orang yang menginjak masa dewasa awal
dapat lebih pandai menggunakan bahasa yang tepat sesuai dengan lawan
bicaranya. Rata-rata kosa kata bahasa yang digunakan pada usia dewasa
awal lebih banyak dibandingkan masa sebelumnya, apalagi bagi orang
yang sedang atau pernah berkecimpung dalam dunia perkuliahan.
6. Kepribadian
Ketika seseorang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa
telah belajar untuk menerima perubahan-perubahan fisik dan telah tahu
pula memanfaatkannya. Meskipun penampilannya tidak sebagaimana yang
diharapakn, namun orang sudah menyadari kekurangan-kekurangan
dirinya dan menyadari bahwa ia tidak dapat menghapus kekurangan
sekalipun dapat berusaha untuk memperbaiki penampilannya. Kesadaran
tersebut menimbulkan minat mereka akan hal-hal yang menyangkut
kecantikan ,diet, dan olahraga.
Minat untuk meningkatkan penampilan mulai berkurang menjelang
umur tiga puluhan, ketika ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga
terasa kuat namun minat akan penampilan muncul lagi jika mulai ada
tanda-tanda ketuaan.
7. Rasa Keinginan
Akhir masa remaja, keinginan untuk keluar dari lingkungan rumah
menjadi semakin besar lagi. Mereka semakin terdorong dengan keinginan
untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi di tempat lain, atau bekerja di
tempat yang baru.  Dalam bersosialisasi mereka umumnya sudah
cukup  nyaman dengan kemampuan dirinya dan sudah mulai menemukan
identitas  dirinya. Dalam berinteraksi  dengan orang lain bahkan mereka
sudah berani untuk lebih serius, misalnya dengan menjalin hubungan
dengan lawan jenisnya dalam bentuk berpacaran.
8. Keagamaan
Biasanya, sesudah orang menjadi dewasa ia telah dapat mengatasi
keragu-raguan di bidang kepercayaan atau agamanya, yang menggangunya
pada waktu ia masa remaja. Setelah menjadi dewasa ia biasanya sudah
mempunyai suatu pandangan hidup, yang didasarkan pada agama, yang
member kepuasan baginya. Atau dapat terjadi bahwa orang yang
meninggalkan agama yang dianut keluarga, karena agama itu tidak
memberi kepuasan baginya. Bagaimana pun juga, orang dewasa muda
tampaknya kurang memperhatikan masalah agama dibandingkan dengan
sewaktu mereka masih lebih muda dulu. Itulah sebabnya mengapa Peacock
menamakan periode usia dua puluhan ini sebagai “periode dalam
kehidupan yang paling tidak religious”. Sikap kurang meminat agama ini
tampak pada jarangnya orang pergi ke tempat ibadah atau sikap acuh
terhadap ibadah.
Apabila seseorang sudah berkeluarga, umunya ia kembali kepada
agama, atau setidak-tidaknya ia tampak menaruh cukup perhatian. Orang
tua dengan anak-anak kecil, sring merasa bahwa ,mengajarkan dasar-dasar
agama yang dianut kepada anak-anak merupakan tanggung jawab moral
sebagai orang tua, dan kewajiban untuk memberi teladan bagi anak-
anaknya. Oleh sebab itu, orang berupaya membiasakan diri lagi untuk
beribadah serta melakukan praktek-praktek agama dan ikut serta dalam
kegiatan-kagiatan organisasi agama.
B. Periode Perkembangan Masa Dewasa Madya
Individu yang berusia 30 tahun sampai 55 tahun disebut sebagai masa dewasa
madya. Usia ini secara keseluruhan kondisi kejiwaannya (psikis) semakin stabil,
namun pada kondisi fisiknya semakin menurun dengan bertambahnya usia. Kondisi
fisik maupun psikis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
Penyesuaian Terhadap Perubahan Kondisi Fisik
Perubahan kondisi secara fisik ini meliputi penerimaan dan penyusuaian
dengan berbagai perubahan fisik. Penyusuaian yang sulit pada pria dan wanita berusia
madya karena adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan
semakin diintensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap
perubahan norma yang muncul bersama pada tahun-tahun selanjutnya.
Pada usia ini dapat teridentifikasi berbagai kemunduran-kemunduran yang
terjadi, seperti pada laki-laki mulai timbul kerutan-kerutan pada wajah, rambut yang
semakin memutih, stamina yang semakin menurun dengan ditandai sering pegal-
pegal, kesemutan, capek, ataupun terkena rematik. Sedangkan pada perempuan terjadi
hal yang serupa juga pada laki-laki dan ditambah dengan terhentinya menstruasi dan
terjadinya manopouse (tidak menghasilkan sel telur lagi) pada perempuan. Dengan
adanya kemunduran fisik tersebut, dapat berakibat pada penyesuaian psikis seseorang
dan akan berpengaruh terhadap mentalnya. 
Penyesuaian Terhadap Perubahan Kondisi Psikis
Usia dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari sudut
posisi usia, terjadi perubahan-perubahan  fisik. Selain itu adapula perubahan-
perubahan psikologis yang dialami, diantaranya sebagai berikut:
1. Intelegensi / Kognitif
Perkembangan pada tahap ini intelektual dewasa sudah mencapai titik
akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya
(tahap pemuda). Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan
perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini. Orang
dewasa madya mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak
dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang dewasa dalam
menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu
mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat
langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
Orang dewasa madya mampu menyadari keterbatasan baik yang ada
pada dirinya maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan
hidupnya. Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga
memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya
dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar
analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian
secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu
yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi
antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal
generativity vs stagnasi. Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa
yang mereka harap guna membantu generasi muda mengembangkan dan
mengarahkan kehidupan yang berguna melalui generativitas / bangkit.
Sebaliknya, stagnasi (berhenti), yaitu ketika individu tidak melakukan apa-
apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-
anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian,
mengembangkan warisan diri yang positif dan membimbing orang yang
lebih muda.
Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan
antara generativity dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang
sudah lebih dewasa dan luas dari pada intimacy (keakraban) karena rasa
kasih ini telah men"generalize" (menyamaratakan) ke kelompok lain,
terutama generasi selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam
hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita,
maka dengan generativity kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja,
sebagian sangat besar dari para orang tua tidak keberatan untuk menderita
atau meninggal demi keturunannya, walau perkecualian pasti ada.

2. Moral
Pada masa ini aspek-aspek perkembangan moral dan keagamaan
tumbuh dengan pesat. Tentu hal ini tidak lepas dari kesadaran terhadap
dirinya untuk menjadi serang individu yang utuh dan terintegrasi. Masa
dewasa ini selalu memiliki keinginan untuk bisa mengikuti niliai-nilai adat
istiadat yang berlaku, begitu pula dengan nilai keagamaan yang memiliki
tempat tersendiri di hati orang dewasa, namun sering kali dewasa muda
belum bisa mengikuti nilai-nilai tersebut secara sempurna.
Menurut fowler, pada masa ini individu mampu mengambil dan
melakukan tanggung jawab secara penuh terhadap yang diyakininnya.
Sering kali konsekuensi yang paling buruk akibat dari keyakinan tersebut
harus ditanggungnya. Masa dewasa ini telah memasuki masa post-
conventional yaitu mampu menguji secara mandiri keyakinan atau
kepercayaan yang terlepas dari pengaruh rang lain atau kelompok
masyarakat.
3. Emosional
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal
generativity vs stagnasi Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa
yang mereka harap guna membantu generasi muda mengembangkan dan
mengarahkan kehidupan yang berguna melalui generativitas / bangkit.
Sebaliknya, stagnasi (berhenti), yaitu ketika individu tidak melakukan apa-
apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-
anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian,
mengembangkan warisan diri yang positif dan membimbing orang yang
lebih muda.
Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan
antara generativity dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang
sudah lebih dewasa dan luas dari pada intimacy (keakraban) karena rasa
kasih ini telah men"generalize" (menyamaratakan) ke kelompok lain,
terutama generasi selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam
hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita,
maka dengan generativity kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja,
sebagian sangat besar dari para orang tua tidak keberatan untuk menderita
atau meninggal demi keturunannya, walau perkecualian pasti ada.
4. Sosial
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa Dewasa
madya ( Middle Adulthood)  ini antara lain:
- Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari
seluruh kehidupan manusia.
- Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan
wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya
dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan prilaku yang baru.
- Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson,
selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau
sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
- Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat
dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi
dan sosial.
5. Bahasa
Menguasai bahasa adalah salah satu cara terjalinnya komunikasi yang
lebih dekat. Antara satu individu dengan individu lain dapat terjalin
keakraban ketika satu dengan yang lain menjalin komunikasi yang intensif.
Pada usia dewasa madya, terdapatnya suatu kesulitan dalam
berkomunikasi. Usia madya ini mulai mengalami kemunduran dalam segi
bahasa setelah mengalami pucaknya. Kosa kata tinggi yang dulu pernah
dimengerti, kini sedikit-sedikit mulai terlupakan akibat faktor kemunduran
ingatan. Sehingga dalam berkomunikasipun sedikit terganggu apalagi
terhadap generasi yang lebih muda yang sering menggunakan bahasa gaul
masa kini. Usia dewasa madya lebih sering menuturkan bahasa yang
sedikit agak kaku dan baku, dibandingkan generasi yang lebih muda
darinya.
6. Kepribadian
Usia madya cenderung mulai terlihat sifat yang sedikit seperti
kekanak-kanakan. Orang yang menginjak usia madya ini lebih suka untuk
lebih diperhatikan oleh orang-orang sekitar. Hal ini dikarenakan dengan
menyadarinya adanya kemunduran-kemunduran fisik yang dialami
sehingga timbul perasaan membutuhkan keberadaan orang lain untuk
membantu beberapa aktivitas tertentu.
7. Rasa Keinginan
Rasa keinginan pada usia dewasa madya sedikit lebih berkurang
daripada masa sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya perasaan sudah
terpenuhinya segala kebutuhan, ambisi, dan cita-cita yang sudah dicapai.
Adanya kepuasan ini menimbulkan berkurangnya motivasi untuk mengejar
karier terus-menerus seperti masa sebelumnya. Bagi individu yang telah
bekerja keras di masa mudanya, pada masa inilah ia dapat merasakan hasil
kerja keras yang pernah ia lakukan dan menikmati hasil usahanya.
8. Keagamaan
Masa dewasa madya menunjukkan tanda positiv pada aspek
keagamaan. Seseorang yang menginjak masa ini lebih meningkatkan diri
dalam melakukan ibadah dengan khusuk kepada Tuhan. Orang pada masa
dewasa madya ini menyadari bahwa ketenangan dan kedamaian hanya
didapat dengan kedekatannya dengan Tuhan. Sekaya apapun seseorang,
seterkenal apapun seseorang, hal yang paling membahagiakan adalah
ketika jiwa merasa damai dan dekat dengan Tuhan.
C. Periode Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Masa dewasa akhir disebut juga  usia lanjut. Masa dewasa akhir adalah
periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Periode perkembangan masa dewasa
akhir dari usia 55 – 60 tahun. Usia dewasa akhir ini ditandai dengan adanya
perubahan fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang
berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah sebagai berikut;
perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, peruban kekuatan fisik, perubahan
dalam fungsi psikologis, perubahan dalam system syaraf, perubahan penampilan.
1. Perubahan fisik
Perubahan fisik yang dialami oleh dewasa akhir atau usia lanjut terjadi dengan
ditandai dengan menurunnya dan memburuknya fungsi dan keadaan fisik. Perubahan
ini pasti terjadi pada usia lanjut hanya saja berbeda untuk setiap individu. Perubahan
penampilan pada usia lanjut sangat terlihat dari wajah individu, wajah akan mulai
mengendor dan memunculkan ciri penuaan lainnya. Selain pada wajah perubahan
secara fisik juga dapat dilihat dari individu yang kulit nampak keriput dan otot
terlihat. Perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa akhir, pada umumnya terjadi
pada penurunan beberapa fungsi organ tubuh seperti menurunnya kemampuan otak
dan sistem syaraf, yang meliputi; hilangnya sejumlah neuron yang merupakan unit-
unit sel dasar dari sistem syaraf, serta kemampuan otak yang semakin menurun, dan
melemahnya daya ingat, seperti:
Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan
kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori
(speed of information retrieval from memory). Dalam hal ini adalah sangat penting
untuk menjaga agar memori itu tetap eksis dan karenanya perlu digunakan secara
terus-menerus dan jangan dibuat menganggur atau diistirahatkan. Untuk itu membaca,
mendengar berbagai berita, atau cerita melalui berbagai media sangat penting bagi
lansia. Namun bagi lansia yang “mengistirahatkan diri,” atau dipaksa untuk istirahat
tanpa kegiatan apapun, tidak mau membaca Koran, maunya ongkang-ongkang kaki,
enak-enak, apalagi sambil merenungi nasibnya diyakini akan semakin mempercepat
kemunduran fungsi ingatan dan fungsi mentalnya. Hal semacam ini menjadi bahaya
bagi lansia, karena hal-hal lain pun mengalami kemunduran secara cepat.
Indera penglihatan, ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk
melihat objek pada tingkat penerangan rendah dan menurunnya sensitivitas terhadap
warna. Orang berusia lanjut pada umumnya menderita presbyopia atau tidak dapat
melihat jarak jauh dengan jelas, yang terjadi karena elastisitas lensa mata berkurang.
Indera pendengaran, orang berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar
bunyi nada yang sangat tinggi, sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan syaraf
dan berakhirnya pertumbuhan organ basal yang mengakibatkan matinya rumah siput
di dalam telinga (cochlea), walaupun mereka pada umumnya tetap dapat mendengar
pada suara yang lebih rendah daripada nada C sejelas orang yang lebih muda. Menuru
Hurlock pria cenderung lebih banyak kehilangan pendengaran pada masa tuanya
dibandingkan wanita.
Terjadi perubahan penting dalam alat perasa pada usia lanjut adalah sebagai
akibat dari berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak di lidah dan di
permukaan bagian dalam pipi. Syaraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin
bertambah banyak sejalan dengan bertambahnya usia.
Indera penciuman menjadi kurang tajam sejalan dengan bertambahnya usia,
sebagian karena oleh pertumbuhan sel dalam hidung berhenti dan sebagian lagi
karena semakin lebatnya buku rambut di lubang hidung.
Karena kulit menjadi semakin kering dan keras, maka indera peraba di kulit
semakin kurang peka.

2. Perubahan Psikis
Akibat perubahan fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan
sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan
lingkungannya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-
angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai
keterbatasan yang dimilikinya ini mengakibatkan interaksi sosial para
lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini
secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal
yaitu : kehilangan peran di tengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan
berkurangnya komitmen. Adapun perubahan-perubahan psikis tersebut
adalah sebagai berikut:
A. Intelegensi/Kognitif
Usia dewasa akhir dilihat dari segi kognitif menglami
kemunduran dengan ditandai munculnya penyakit lupa atau pikun.
Dengan timbulnya penyakit lupa ini, membuat individu dalam
kehidupannya mengalami ketidak teraturan. Pada usia inilah
diperlukan perhatian yang lebih dari orang-orang terdekat untuk
mengarahkan dan menuntun orang dewasa akhir dalam melakukan
suatu hal, seperti mengarahkan dalam menaruh benda sesuai dengan
tempatnya dan mengingatkannya menaruh benda itu dimana ketika
dibutuhkan. Ataupun mengingatkan sudah sholat atau belum, atau
bahkan menuntunnya pada saat membaca bacaan sholat.
B. Moral
Secara segi moral, usia dewasa akhir lebih cenderung tidak
perduli lagi dengan norma-norma atau aturan-aturan yang ada di
lingkungan tersebut. Hal ini dikarenakan banyaknya terjadi
kemunduran dalam fisiknya yang berakibat berdampak pada moralnya.
Contohnya saja usia dewasa akhir tidak lagi memikirkan perasaan
malu ketika mandi bahkan buang air besar atau buang air kecil dibantu
oleh orang lain. Usia dewasa akhir ini hanya bisa pasrah dengan
keadaan kemunduran fisik yang terjadi pada dirinya dan justru ia
menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan orang lain dalam berbagai
hal.
C. Emosional
Usia dewasa akhir lebih tempramen dalam segi emosional. Hal
ini dikarenakan berawal dari faktor fisik yang semakin mengalami
kemunduran sehingga berpengaruh pada segi psikis termasuk
emosionalnya. Beberapa orang yang mencapai usia dewasa akhir
mengalami ketidaksiapan dalam menghadapi segala kemunduran fisik
yang terjadi baik dilihat dari luar maupun fungsi organ-organ tubuh
yang dimiliki. Sebelum menginjak usia dewasa akhir, seseorang pernah
mengalami kemajuan yang sangat pesat dan pernah melakukan
berbagai prestasi. Sedangkan ketika orang tersebut menginjak usia
dewasa akhir, ia hampir tidak percaya bahwa dirinya tidak lagi dapat
berkarya secara maksimal seperti dulu sehingga timbul perasaan kesal
pada dirinya sendiri karena segala sesuatu harus dibantu oleh orang
lain. Ditambahlagi terkadang orang yang membantu tidaklah sesuai
dengan yang diharapkannya. Oleh karena itulah usia dewasa akhir
lebih cepat temperamental.
D. Sosial
Akibat adanya kemunduran dari segi aspek fisik, moral,
intelegensi, dan lebih cepat temperamental, maka usia dewasa akhir
semakin jauh dari lingkungan masyarakat dan mulai terkucilkan. Usia
dewasa akhir lebih sedikit berinteraksi dengan lingkungan masyarakat.
Pada usia ini justru lebih membutuhkan perhatian yang lebih dari
keluarga terdekat untuk menguatkan diri dan membantu memunculkan
kepercayadirian agar tetap bersemangat dalam menjalankan kehidupan
meskipun mulai terjauh dari lingkungan masyarakat.
E. Bahasa
Usia dewasa akhir dari segi bahasa juga mengalami
kemunduran dengan ditandai pelafalan kosa kata yang kurang jelas.
Hal ini dikarenakan telah menanggalnya beberapa gigi yang membuat
artikulasi kurang jelas. Selain itu, terkadang  pada beberapa orang yang
telah menginjak usia dewasa akhir kurang dapat berkomunikasi dengan
baik terhadap lawan bicaranya.
F. Kepribadian
Segi kepibadian usia dewasa akhir lebih cenderung seperti
kekanak-kanakan. Orang yang menginjak usia ini lebih manja seperti
anak-anak dikarenakan ia sendiri menyadari bahwa ia membutuhkan
bantuan dari orang-orang terdekat dan berharap orang-orang terdekat
tersebut dapat mengindahkan keinginannya tersebut. Oleh karena
itulah peran orang-orang sekitar sangatlah dibutuhkan untuk
membangun semangat hidup orang yang berada pada masa dewasa
akhir ini. Kunci dari menangani hal seperti ini adalah antara orang
yang berusia dewasa akhir dan orang yang lebih muda darinya harus
bisa mengambil peranannya masing-masing dan saling mengerti
dengan keadaan.
G. Rasa Keinginan
Usia dewasa akhir cenderung lebih mengalami kemunduran
dalam rasa keinginan dan motivasi. Pada usia ini bahkan ada yang
begitu saja pasrah dengan ketidak berdayaan melakukan berbagai hal.
Tidak ada lagi rasa ingin mengejar karier seperti saat ia muda an tidak
ada lagi keinginan untuk mencapai sesuatu. Disinilah peran kelurga
dan orang terdekat sangat penting untuk membangkitkan gairah
hidupnya. Orang-orang sekitar dapat memotivasi untuk melakukan
suatu hal yang bermakna di sisa hidup orang dewasa akhir.
H. Keagamaan
Berbeda halnya dari segi aspek psikologis lainnya yang
mengalami banyak kemunduran, justru dari segi agama semakin
adanya kemajuan yang pesat. Usia dewasa akhir lebih memfokuskan
diri terhadap hal – hal yang bersifat spiritual. Ada pula Menurut
Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan
tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
I. Perkembangan keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka.
Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang
lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini
merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki
masa dewasa akhir.
J. Perkembangan generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh
yang dialami individu selama masa pertengahan kedewasaan. Ketika
seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka menganai
jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang
kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak
muda memandang kahidupan, tetapi mereka mulai memikirkan
mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang
yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian
prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu
yang masih tersisa.
K. Perkembangan integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson
yang terakhir. Integritas paling cepat dilukiskan sehingga suatub
keadaan yang dicapai seseorang setelah memlihara benda-benda,
orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil
melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan
kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah
keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus
kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi.
1.2. Metode penelitian
Metode penelitian yang saya buat adalah metode dengan memberikan sebuah angket
kepada beberapa individu sebagai sampelnya, yang lebih tepatnya terdapat tiga sampel
yang saya ambil pada usia dewasa. Dimana didalam angket tersebut terdapat beberapa
pertanyaan yang harus di jawab oleh setiap individu. Dalam segi pembuatan pertanyaan
disana saya memasukkan pertanyaan mengenai tugas perkembangan diusia dewasa
seperti mengenai perkembangan fisisk, emosi, social, dan spiritual. Dimana nantinya
angket tersebut akan saya telaah lagi apakah tugas perkembangan dari individu itu sendiri
telah berhasil atau dapat dikatakan telah sesuai.

1.3. Pembahasan
Dari tiga orang yang saya wawancarai saya memperoleh data sebagai berikut:
NAMA : siti nurjannah
ALAMAT : letda sudjono
UMUR : 21
JENIS KELAMIN : perempuan
NO ASPEK B CB KB BB
1 Menerima keadaan jasmani 1
2 Memperoleh hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis 1
3 Menerima segala kondisi apapun yang selama ini dijalanin 1
4 Memiliki kebebasan emosional dan kebebasan dalam 1
mengekspresikan segala tindakan
5 Memperoleh kesanggupan dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri 1
berkaitan dengan ekonomi
6 Memperoleh nilai-nilai dan filsafat hidup 1
7 Memahami dan menjalankan nilai-nilai norma yang ada 1
8 Telah mempersiapkan diri untuk melaksanakan pernikahan 1
9 Berani bertanggung jawab untuk segala sesuatu yang di perbuat 1
10 Berfikir mengenai tujuan yang harus diperoleh dimasa yang akan 1
datang demi kesuksesan
NAMA : nurul ulya
ALAMAT : gang pertama jalan willeam
UMUR : 21
JENIS KELAMIN : perempuan
NO ASPEK B CB KB BB
1 Menerima keadaan jasmani 1
2 Memperoleh hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis 1
3 Menerima segala kondisi apapun yang selama ini dijalanin 1
4 Memiliki kebebasan emosional dan kebebasan dalam 1
mengekspresikan segala tindakan
5 Memperoleh kesanggupan dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri 1
berkaitan dengan ekonomi
6 Memperoleh nilai-nilai dan filsafat hidup 1
7 Memahami dan menjalankan nilai-nilai norma yang ada 1
8 Telah mempersiapkan diri untuk melaksanakan pernikahan 1
9 Berani bertanggung jawab untuk segala sesuatu yang di perbuat 1
10 Berfikir mengenai tujuan yang harus diperoleh dimasa yang akan 1
datang demi kesuksesan
NAMA : nurkholida pohan
ALAMAT : gang pertama jalan willeam
UMUR : 19 tahun
JENIS KELAMIN : perempuan
NO ASPEK B CB KB BB
1 Menerima keadaan jasmani 1
2 Memperoleh hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis 1
3 Menerima segala kondisi apapun yang selama ini dijalanin 1
4 Memiliki kebebasan emosional dan kebebasan dalam 1
mengekspresikan segala tindakan
5 Memperoleh kesanggupan dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri 1
berkaitan dengan ekonomi
6 Memperoleh nilai-nilai dan filsafat hidup 1
7 Memahami dan menjalankan nilai-nilai norma yang ada 1
8 Telah mempersiapkan diri untuk melaksanakan pernikahan 1
9 Berani bertanggung jawab untuk segala sesuatu yang di perbuat 1
10 Berfikir mengenai tujuan yang harus diperoleh dimasa yang akan 1
datang demi kesuksesan

Keterangan
B : berkembang
C : cukup berkembang
KB : kurang berkembang
BB : belum berkembang

1.4. Hasil penelitian


Dari data yang diperoleh di atas dapat di hasilkan bahwa:

Nama Usiah BB KB CB B jumlah perkembangan (%) Hasil


Siti 21 tahun - - 3 7 37 35 B
× 100 %=87,5 %
nurjannah 40
Nurul ulya 21 tahun - 3 4 3 30 30 CB
× 100 %=75 %
40
Nurkholida 19 tahun 4 - 4 2 24 24 CB
× 100 %=60 %
pohan 40
Keterangan :
jumlah skor yang diperoleh
rumus perkembangan (%) = ×100 %
jumlah skor keseluruhan
Maka dalam menyelesaikan tugas perkembangannya siti nurjannah dapat dikatakan
telah berkembang dengan presentase perkembangan sebesar 87,5 %, sedangkan nurul
ulya dan nurkholida pohan masih dalam tahapan cukup berkembang dengan persentase
sebesar 75 % dan 62,5 %. Dengan rata-rata perkembangan sebesar 74,16 %.
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Berbagai pendapat mengenai permulaan usia dewasa banyak sekali seperti halnya
dalam buku hurlook yang menyatakan bahwa usia dewasa dimulai dari usia 18 tahun.
Sedangkan pendapat lainnya menyatakan bahwa usia dewasa dimulai dari 21 tahun.
Dari mini research dapat disimpulkan bahwa dari tiga orang yang berusia dewasa
hanya seorang saja telah berkembang sedangkan dua orang lainnya masih cukup
berkembang sehingga diperoleh perbandingan 1:2. Dengan presentase rata-rata
perkembangan dari ketiganya adalah 74,16 %.

1.2. Saran
Untuk memenuhi usia perkembangan seseorang yang lambat, kita dapat membantu
banyak hal. Seperti memberikan beberapa saran dan motivasi serta arahan mengenai
pentingnya tugas perkembangan itu, apalagi ketika berusia kanak-kanak. Seorang anak
harus dibantu agar perkembangannya dapat mencapai titik maksimum yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai