Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH MATEMATIKA
“KARYA EUCLIDES”

Oleh :
Kelompok 7

Nama kelompok :

 Andi Putri Nooryn Azyka

 Wayan Yuliani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas
limpahan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Sejarah Matematika yang berjudul “Karya Euclides”

Adapun tugas ini telah kami usahakan semaksimal mungkin. Untuk itu
tidak lupa kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pembuatan tugas ini.

Namun tidak lepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena
itu kami membutuhkan kritik dan saran bagi pembaca terutama guru mata
pelajaran. Sehingga kami bisa memperbaiki tugas-tugas selanjutnya.

Kolaka , 07 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1


1.2 Rumusan masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . 1
1.3 Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Euclides. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2 Buku elemen euclides. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.3 Geometri non euclides. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.2 Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Euclide hidup sekitar abad ke-4 sebelum masehi. Euclide adalah
matematikawan dari Alexandria, mesir.
Dalam bukunya yang berjudul Elemen, ia - sebagai bapak geometri -
mengemukakan teori bilangan dan geometri. Menurutnya satu hal yang paling
penting untuk dicatat, bahwa dalam pembuktian teorema-teorema geometri tak
diperlukan adanya contoh dari dunia nyata tetapi cukup dengan deduksi logis
menggunakan aksioma-aksioma yang telah dirumuskan.
Euclides menulis 13 jilid buku tentang geometri. Dalam buku-bukunya ia
menyatakan aksioma (pernyataan-pernyataan sederhana) dan membangun
semua dalil tentang geometri berdasarkan aksioma-aksioma tersebut. Contoh
dari aksioma Euclides adalah, "Ada satu dan hanya satu garis lurus garis lurus,
di mana garis lurus tersebut melewati dua titik". Buku-buku karangannya
menjadi hasil karya yang sangat penting dan menjadi acuan dalam
pembelajaran Ilmu Geometri.
Bagi Euclides, matematika itu penting sebagai bahan studi dan bukan
sekedar alat untuk mencari nafkah. Ketika ia memberi kuliah geometri pada
seorang raja, baginda bertanya, "Tak adakah cara yang lebih mudah bagi saya
untuk mengerti dalam mempelajari geometri?". Euclides menjawab, "Bagi raja
tak ada jalan yang mudah untuk mengerti geometri. Setiap orang harus
berpikir ke depan tentang dirinya apabila ia sedang belajar".
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa saja karya-karya euclides?
B. Bagaimana geometri non euclides?
1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui karya-karya Euclides.
B. Untuk mengetahui geometri non euclides.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Euclides

Tidak banyak orang yang beruntung memperoleh kemasyhuran yang abadi


seperti Euclid. Sayangnya, selain kemasyhurannya, hampir tidak ada keterangan
terperinci tentang kehidupan Euclid yang bisa dikeatahui. Ada keterangan yang
menyebutkan bahwa ia adalah seorang guru besar di Universitas Alexandria dan
ternyata merupakan pendiri sekolah matematika Alexandria yang terkenal. Akan
tetapi tanggal dan tempat kelahirannya tidak diketahui. Selama hidup di
kota Alexandria inilah Euclides menemukan dan menulis teorinya tentang
geometri.

Akan tetapi hidup di Alexandria pada masa tuanya tidak membuat ia gembira.
Hal ini dikarenakan banyak matematika aplikasi yang digunakan seperti pompa
air, air terjun, bahkan motor uap. Baginya matematika bukanlah untuk aplikasi,
akan tetapi untuk dipelajari dan dibuktikan.Pekerjaan dan
kemampuan menggabungkan semua idenya dalam format yang besar inilah yang
akhirnya membuat Euclides menyandang gelar sebagai Bapak Geometri.

Subjek yang dibahas oleh Euclides mencakup bentuk-bentuk, teorema


Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran, tangen, geometri ruang, teori
proposisi, bilangan prima, bilangan sempurna, integer positif, bilangan irrasional,
dan gambar tri-marta. Euclid memberikan warisan yang sangat besar untuk
pengembangan matematika dewasa ini.

Kompilasi hasil-hasil karya matematikawan sebelumnya lewat


bukunya The Elements menunjukkan "benang merah" bahwa pengembangan
matematika tidak lepas dari peran pemikir Yunani. Kritik terhadap Euclid justru
memicu munculnya non-Euclidian yang melengkapi bahasan Bentuk
parabola, hiperbola, dan elips sehingga mulai mendapatkan perhatian dari para
matematikawan.
Arti penting buku The Elements tidaklah terletak pada pernyataan rumus-
rumus pribadi yang dilontarkannya. Hampir semua teori yang terdapat dalam buku
itu sudah pernah ditulis orang sebelumnya, dan juga sudah dapat dibuktikan
kebenarannya. Sumbangan Euclid terletak pada cara pengaturan dari bahan-bahan
dan permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh dalam perencanaan
penyusunan buku. Di sini tersangkut, yang paling utama, pemilihan dalil-dalil
serta perhitungan-perhitungannya, misalnya tentang kemungkinan menarik garis
lurus diantara dua titik. Sesudah itu dengan cermat dan hati-hati dia mengatur dalil
sehingga mudah difahami oleh orang-orang sesudahnya. Bila perlu, ia
menyediakan petunjuk cara pemecahan hal-hal yang belum terpecahkan dan
mengembangkan percobaan-percobaan terhadap permasalahan yang terlewatkan.

Kendati Euclides sudak tidak ada, namun namanya masih tercatat sebagai
ilmuwan dunia dan termasuk Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam
Sejarah urutan ke-22 (Michael H. Hart, 1978; Terjemahan H. Mahbub Djunaidi,
1982).

2.2 Buku Elemen Euclides

Buku karya Euclide terdiri dari 13 jilid. Buku-buku itu berisi pelajaran mengenai
teori bilangan, aljabar dans geometri. Isi buku itu tersusun secara sistemantis
menurut urutan logis. Terdapat 465 dalil atau proposisi dalam buku-buku itu.
Diberikan beberapa catatan mengenai isi dari 13 buku itu.

Buku I :

Sebagai buku permulaan, maka isinya mulai dri aksioma, definisi, dan
dalil-dalil geometri. Terdapat 48 dalil geometri dalam buku itu, 26 dalil yang
pertama mengenai segitiga, antara lain tetang dalil 2 segitiga yang kongruen. Dalil
27 sampai dengan 32 mengenai kesejajaran dan jumlah sudut segitiga adalah
180. Dalil 33 sampai dengan 48 mengenai jajaran genjang, segitiga siku dan
bujursangkar dan luasnya. Dalil 47 adalah mengenai theorem Phytagoras, dan
dalil 48 mengenai kebalikan theorem itu.
Buku II :

Dalam buku II terdapat mengenai transformasi luas dan beberapa dalil


mengenai aljabar geometri dan identitas aljabar.

Buku III :

Dalam buku III, terdapat dalil-dalil mengenai lingkaran, tali busur, garis
singgung dan pengukur sudut.

Buku IV :

Di dalam buku ini dibahas mengenai lukisan geometri, menggunakan alat


Euclides. Dengan alat Euclides melukis segitiga, segi empat, segi lima, segi enam,
dan segi lima belas beraturan. Dengan membagi-bagi busur lingkaran, melukis
segi 2n, 3(2n) beraturan. Sehingga sampai abad 18 dianggap bahwa semua segi
banyak beraturan dapat dilukis dengan alat Euclides. Tetapi pada tahun 1796, Carl
Fredeerich Gauss membuktikan suatu segi banyak beraturan yang banyak sisinya
bilangan prima dapat dilukis hanya bila bilangan prima itu f(n) = 22n+1. Untuk n =
0, 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut didapat segi 3, 5, 17, 257, 65.537 beraturan.

Sebagai pengembangan lukisan segi banyak beraturan itu dapat dicatat


menurut sejarahnya, pada tahun 1832, Richelot menerbitkan penelitiannya tentang
segi 257 beraturan. Dan Prof. Hermes selama 10 tahun menyelidiki lukisan segi
56.537 beraturan.

Dapat divatat bahwa Gauss pada usia 19 tahun membuktikan bahwa segi
17 beraturan dapat dilukis hanya menggunakan alat Euclides. Sebagai
kebanggaanya ia meminta agar pada kuburannya dilukis kelak segi 17 beraturan,
namum tak pernah dikerjakan orang, tetapi dilukis ada suatu tugu di kota
Brunswick, kota kelahirannya sebagai peringatan akan kehebatan Gauss.

Buku V :

Buku ini berisi landasan tentag perbandingan teori Eudoxian mengenai


perbandingan, diperjelas sehingga kehebohan penemuam bilangan Irrasional oleh
sekolah Pytagoras dapat dipecahkan. Perbandingan dua besaran A dan B yang
sejenis (sama-sama ruas garis, luas dan sebagainya). Sama dengan perbandingan
dari besar C dan D ynag sejenis. Jika terdapat bilangan positif m dan n yang bulat
sehingga untuk m A n B sesuai dengan m C n D atau A : B = C : D = m :
n.

Teori Eudox inilah di kemudian hari dikembangkan oleh Dedekind dan


Weirstrass.

Buku VI :

Di dalam buku ini dijelaskan pemakaian teori, perbandingan Eudoxian x


dalam geometri bidang datar. Berdasarkan teori itu dibuktikan dalil-dalil
kesebangunan segitiga. Lukisan ruas-ruas garis yang memenuhi perbandingan-
perbandingan seharga. Aljabar geometri dari persamaan kuadrat yang diuraikan
terdahulu terdapat dalam buku ini. Dalil mengenai perbandingan sisi suatu
segitiga yang terbagi oleh garis bagi dari sudut dihadapan dijelaskan dalam buku
ini. Dalil mengenai perbandingan luas segitiga dihubungkan dengan perbandinga
alas dan tinggi segitiga itu dijelaskan juga dalam buku ini.

Secara khusus untuk 2 segitiga yang alas dan tingginya maka luasnya pun
sama. Baiklah kita bandingkan konsep perbandingan dua besaran dalam geometri
menurut Pythagoras dan teori perbandingan menurut Eudoxus pada luas dua
segitiga.
Pada gambar 2.5, B C dan D E dua garis yang dapat dibandingkan atau
mempunyai ukuran persekutuan a. Sebut BC dan DE = n a. Maka buatlah titik-
titik bagi dari BC dan DE sehingga ABC terbagi atas m ( ACC1) dan  ADE atas
n ( ADD1) dan tiap segitiga kecil itu mempunya luas yang sama. Berarti luas
ABC : luas ADE = BC : DE = m : n. bila BC dan DE tidak mempunyai ukuran
persekutuan atau BC tak dapat dibandingkan bagaimana membuktikan bahwa
luasnya berbanding sebagai perbandingan alasnya kalau diambil tinggi kedua
segitiga itu sama. Secara gemilang Eudoxus member bukti sesuai dengan dalil
perbandingan yang disebut terdahulu sebagai berikut.

Pada gambar 2.6 terdapat ABC dan ADE alas pada garis g.
Bila BC tidak dapat dibandingkan, maka arah CB dibuat titik-titik bagi B2. . . Bm
sehingga CB =B B2 = B2 B3 = . . . Bm-1 Bm atau terdapat ruas-ruas garis yang sama
menjadi alas m buah segitiga yang luasnya sama dengan luas dengan luas ADE.

Sehingga terdapat luas ACBm = luas ADEn sesuai dengan CBm = DEn yaitu
m X luas ACB = n X luas ADE sesuai dengan m (CB) = = n (DE).

Jadi perbandingan luas segitiga ACB : luas segitiga ADE = CB : DE.


Dalam pengajaran geometri sekolah menengah tidak perlu lagi disebut apakah sisi
segitiga itu mempunyai perbandingan atau tidak.

Buku VII :

Antara lain isi buku ini mengenai pembagi persekutuan terbesar dari dua
bilangan atau lebih sebagai cara menguji apakah dua bilangan prim relative.

Buku VIII :

Antara lain isi buku ini mengenai perbandingan bersambung,


perbandingan tengah dalam bentuk a : b = b : c = c : d. pembanding ini
dihubungkan dengan barisan geometri, atau perbandingan bersambung ini
menentukan a, b,c, d sebagai suku-suku barisan geometri.
Buku IX :

Buku ini berisi dalil-dalil mengenai dua teorema pokok, dalil aritmetika,
mengenai rumus jumlah n suku pertama dari suku barisan geometri. Juga berisi
rumus-rumus untuk bilangan prima. Bukti bahwa banyaknya bilangan prima
adalah tak berhingga dikerjakan tak langsung atau dengan bukti kemustahilan.
Andaikan banyaknya bilangan itu terbatas, tentu dapat disebut misalnya sebagai a,
b, c, . . . k.

Sebut hasil kali bilangan-bilangan prim itu N = A, B, C, . . . k. jelas bahwa


N terbatas. Ambi bilangan berikutnya N + 1. N + 1 lebih besar dari tiap a, b, c,. .
kyang prim, tentu bukan bilangan prim. Tetapi karena N +1 bukan prim pastilah
ada suatu bilangan prim p menjadi factor dari N+1 dan p haruslah salah satu dari
a, b, c. . .k. berarti p menjadi pembagi atau factor dari P. atau p sekaligus factor
dari P dan P + 1 ini mustahil. Jadi pengandaian bahwa bilangan prim itu terbatas
banyaknya adalah salah. Berarti yang benar adalah tak berhingga.

Buku X :

Didalam buku ini diuraikan mengenai ruas garis yang tak dapat
dibandingkan, sehubungan dengan bilangan irrasional. Didalam didapati banyak
karya dari Theaetetus. Isi buku ini sudah mulai dengan hasil-hasil pemikiran
abstrak walaupun belum memakai notasi-notasi seperti pada matematika modern.

Buku XI, XII, XIII

Didalam buku ini dimulai dari Buku XI dilanjutkan ke XII diuraikan


mengenai metode menghabiskan yang sudah diuraikan terdahulu. Juga diuraikan
lagi mengenai tigaan Pythagoras. Buku XI juga memuat theorema mengenai
parallel epipedum. Metode menghabiskan dalam buku XII dipakai untuk
menentukan rumus isi benda-benda geometri. Secara berkelanjutan uraian
geometri dari buku XI, XII ke buku XIII adalah dasar dari pengajaran geometri
ruang di sekolah menengah berabad-abad berikutnya.
Dalam buku XIII lebih khusus diuraikan mengenai bidang banyak
beraturan dalam bola. Pentingnya karya euclides dalam 13 buku itu ialah keahlian
luar biasa menyusun sistematika buku itu secara logis yang merupakan sistem
deduktif. Terutama geometri yang tersusun sesui sistem aksiomatik modern.
Bahwa pernyataan-pernyataan dimulai dari suatu aksioma atau postulat dan
rangkaian pernyataan-pernyataan atau dalil-dalil berikutnya selalu didasarkan
pada pernyataan sebelumnya. Menurunkan pernyataan yang satu ke pernyataan
berikutnya tidak boleh dilakukan berputar-putar. Artinya jika pernyataan kedua
diturunkan dari pernyataan pertama, tidak dapat dibalik pertama diturunkan ke
kedua.

Dalam buku euclides dan dalam pengertian ilmu pada gerik purbakala
masih dibedakan postulat dengan aksioma. Ada penafsiran bahwa aksioma
menurut gerik adalah kebenaran umum tanpa bukti yang berlaku bagi semua ilmu
pengetahuan pada zaman itu. Sedangkan postulat adalah kebenaran tanpa bukti
yang berlaku lagi suatu jenis ilmu secara khusus. Dalam pengertian modern,
pengertian aksioma dan postulat adalah sama saja. Penafsiran diatas dapat dilihat
dari sistem geometri yang disusun oleh euclides sebagai berikut.

Dimulai dengan lima aksioma :

A1 = Semua benda-benda yang sama dengan suatu benda satu sama lain adalah
sama.

A2 = Jika kepada yang sama diberi tambahan yang sama maka hasilnya akan
menjadi sama.

A3 = Jika dari yang sama dikurangi bagian yang sama maka sisanya menjadi
sama.

A4 = Tiap-tiap benda yang berimpit dengan suatu benda tentu satu sama lain
sama.
A5 = Keseluruhannya itu lebih besar dari bagiannya.

Jelas kita lihat aksioma 1 sampai 5 itu berlaku umum untuk besaran apa saja.

Berikan diberikan postulat 1 samai 5 :

P1 = Selalu dapat menarik suatu garis dari suatu titik ke suatu titik yang lain.

P2 = Selalu dapat membuat ruas garis tak terbatas banyaknya pada suatu garis.

P3 = Selalu dapat melukis sustu lingkaran berpusat di suatu titik dengan jari-jar
ruas garis yang ditentukan.

P4 = Semua sudut siku-siku satu sama lain sama besar.

P5 = Jika dua garis dipotong oleh garis ketiga sehingga jumlah susut dalam
sepihak kurang dari dua sudut siku-siku, maka kedua garis itu akan berpotongan
pada pihak sudut yang jumlahnya kurang dari dua sudut siku.

Demikian kita liat bahwa postulat itu disusun khusus pada geometri itu.
Untuk menyusun geometrinya euclides memulai dengan pengertian pokok yang
disebut elemen atau unsur. Maka unsur-unsur yang didefinisikan adalah ialah:

1. Titik ialah unsure yang tak mmpunyai bagian.


2. Garis ialah panjang yang tak mempunyai lebar.
3. Garis lurus ialah garis yang menjadi jarak terdekat antara dua titik.
4. Bidang ialah dua unsur yang mempunyai panjang dan lebar.

Dengan pengertian pokok, aksioma dan postulat itu ia menyusun pernyataan-


pernyatraan pada geometri yang kita kenal sekarang sebagai geometri euclides.

2.3 Geometri non euclides


Geometri non euclides adalah jenis geometri yang menggunakan postulat yang
berbeda dengan postulat euclides. Geometri non euclides tidak menganggap benar
postulat kelima euclides.

Macam-macam geometri non euclides

1. Spherical geometry
 Garis lutus selalu berpotongan di dua titik
 Postulat ke 5 : jika diberikan sebuah garis 1 dan sebuah titik p maka tidak
ada garis yang sejajar 1 melalui p.
 Besar sudut segitiga > 180
2. Hyperbolic geometry
 Mengganti aksioma ke 5 euclides dengan “lobachevsky’sparralel
postulate”: jika diberikan sebuah garis 1 dan sebuah titik p maka tidak ada
garis yang sejajar 1 melalui p.
 Sudut segitiga < 180.

Tokoh-tokoh geometri non euclides

1. Girolamo saccheri
Ia mengasumsikan postulat kelima euclides salah kemudian mencoba
mengembangkan sebuah kontradiksi. Ia juga mempelajari hipotesis tentang
sudut lancip menurunkan banyak teorema non euclides tanpa disadarinya.
2. Lambert
Mempelajari ide yang sama dengan sacchari dan mencatat bahwa dalam
geometri ini, jumlah sudut segitiga meningkat seiring berkurangnya luas
daerah segitiga.
3. Legendre
Menghabiskan waktu 40 tahun untuk mempelajari 5 postulat euclides,
sehingga menghasilkan buku “elements de geometrie”. Ia membuktikan
bahwa postulat 5 euclides ekuivalen dengan jumlah sudut-sudut sebuah
sebuah segitiga sama dengan jumlah dua sudut siku-siku dan tidak bisa lebih
dari dua segitiga siku-siku.
4. Gauss
Gauss adalah orang pertama yang menyadari dan memahami
permasalahan garis sejajar(postulat kelima euclides). Pertama kali mengkaji
postulat kelima euclides di usia 15 tahun dan mencoba membuktikan postulat
kesejajaran dari keempat postulat lainnya. Pada tahun 1817 ia percaya bahwa
postulat kelima adalah independen terlepas dari keempat postulat euclides
lainnya. Ia tidak pernah mempublikasikan buah pikirannya dan tetap
menjadikannya rahasia.
5. Farkas dan Janos Bolyai
Mereka bekerja secara terpisah dengan gauss(tidak pernah mendiskusikan
teorinya). Farkas Bolyai menemukan pembuktian kesalahan-kesalahan
postulat kelima euclides.
Janos Bolyai pada tahun 1823 menuliskan apa yang diucapkan farkas
bolyai sang ayah “I have discovered things do wonderfulthat I was astounded,
out of nothing I have created a strange new world”. Butuh 2 tahun untuk
menuliskan semuanya dan diterbitkan dalam 24 halaman. Gauss membaca
appendix nya dan menulis surat kepada temannya, farkas bolyai, ia
mengatakan “I regard this young geometer Bolyai as agenius of the first
order”.
3. Lobachevsky
 Mempublikasikan hasil kerjanya dalam geometri non euclides tahun 1829.
 Gauss dan bolyai tidak saling mengenal.
 Dia tidak banyak menerima pengakuan publiksebagaimana bolyai.
 Pemikirannya yaitu mengganti postulat kelima euclide dengan
lobachevsky’s parallel postulate. Dan mengembangkan identitas
trigonometri untuk segitiga dalam geometry non euclides.
4. Beltrami
 Pemikiran bolyai dan lobachevsky belum dibuktikan secara konsisten.
 Beltrami adalah orang yang menjadikan geometri bolyi dan lobachevsky
selevel dengan geometri euclides.
 Tahun 1968 menulis paper “essay on the interpretation of non Euclidean
geometry”.
5. Riemann
 Menulis disertasi doctor dibawah supervise gauss.
 Memberikan kuliah perdananya, 10 juni 1854 yang memformulasikan
keseluruhan konsep geometri.
6. Klein
 Tahun 1871 menyelesaikan pekerjaan Beltrami.
 Memberikan model-model geometri sperikal-riemann.
 Menunjukkan bahwa ada 3 model geometri:
- Bolyai-Lobachhevsky
- Riemann
- Euclidean

Anda mungkin juga menyukai