Anda di halaman 1dari 29

GEOMETRI ELIPTIK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Geometri
Dosen Pembimbing: Tomy Stafrudin, M.Pd.

Oleh:
Siti Farihatun Nafa’ (2421007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS BISNIS, BAHASA, DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb.


Puji Syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT .Atas berkat
rahmat dan hidayahnya pulalah makalah tentang geometri eliptik ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas mata kuliah system
geometri disemester 5 sebagai tugas kelompok. penulis mengucapkan terimakasih
kepada Dosen Pengampu mata kuliah ini yang telah memberi materi kepada
penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi
dukungan dan semangat kepada kami dalam membuat makalah ini. Semoga
makalah yang begitu singkat ini dapat menambah pengetahuan kami sebagai
mahasiswa dan dapat menjadi referensi baru dalam pembelajaran mata kuliah
system geometri.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memaklumi dan
memberikan kritik serta saran untuk perbaikan makalah yang akan penulis buat
pada masa mendatang. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca makalah yang
dibuat ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jombang, 13 Desember 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................


B. RUMUSAN MASALAH ...............................................................................
C. TUJUAN ........................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN .........................................................................................


A. Sejarah Geometri Eliptik ................................................................................
B. Pengantar Geometri Eliptik ............................................................................
C. Teorema Dalam Geometri Eliptik ..................................................................

BAB III : PENUTUP .................................................................................................


A. KESIMPULAN ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Geometri yang pertama-tama muncul sebagai suatu sistem deduktif adalah


Geometri dari Euclides. Kira-kira tahun 330 SM, Euclides menulis buku sebanyak
13 buah. Dalam bukunya yang pertama Euclid menjelaskan mengenai definisi,
postulat, aksioma dan dalil (Moeharti, 1986: 1.9). Namun Geomerti Euclid ini
memiliki kelemahan, salah satu kelemahanya ada pada postulat kelima dari Euclid
2 yang terkenal dengan Postulat. Parallel atau Postulat Kesejajaran yang terlalu
panjang sehingga merisaukan para matematikawan. Sehingga beberapa
matematikawan menganggap bahwa postulat kelima Euclid bukan postulat dan
dapat dibuktikan dengan keempat postulat yang lain.
Usaha untuk membuktikan postulat kelima ini berlangsung sejak Euclid masih
hidup sampai kira-kira tahun 1820. Tokoh yang berusaha membuktikan ini antara
lain Proclus dari Aleksandria (410 - 485) Girolamo Saccheri dari Italia (1607 -
1733), Karl Friedrich Gauss dari Jerman (1777 - 1855), Wolfgang (Farkas) Bolyai
dari Hongaria (1775 - 1856), dan anaknya Yanos Bolyai (1802 - 18060) dan juga
Nicolai Ivanoviteh Lobachevsky (1793 – 1856) (Moeharti, 1986: 1.13). Menurut
Moeharti (1986: 1.12), postulat kesejajaran kelima Euclid adalah sebagai berikut:
“ Jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-sudut dalam
sepihak kurang dari dua sudut siku-siku, kedua garis itu jika diperpanjang tak
terbatas, akan bertemu dipihak tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari
sudut siku-siku”. Gambar 1. Ilustrasi Postulat ke Lima Pada gambar 1 garis c
memotong garis a dan garis b yang mengakibatkan sudut 1 dan sudut 2 kurang
dari 180°, garis a dan garis b akan bepotongan pada pihak sudut yang kurang dari
180°, yang pada gambar adalah perpanjangan yang ke kanan. Postulat kelima ini
masih sukar diterima dan dipahami maka beberapa matematikawan berusaha
untuk membuktikan dan menggantikannya dengan postulat yang ekuivalen. Salah
satu postulat yang paling terkenal dan sederhana adalah Aksioma Playfair oleh
John Playfair (Prenowitz, 1965:25) yang bunyinya: “Hanya ada satu garis sejajar
(parallel) pada garis yang melalui titik bukan pada garis tersebut” Matematikawan
lain, yaitu Proclus yang menulis komentar dari The Elements yang menyebutkan
usaha pembuktian untuk menyimpulkan dari postulat kelima. Proclus kemudian
memberikan bukti sendiri, dan memberikan postulat yang ekuivalen dengan
postulat kesejajaran “Jika suatu garis lurus memotong salah satu dari dua garis
parallel ia juga akan memotong yang lain, dan garis-garis lurus yang parallel
dengan suatu garis lurus yang sama, adalah parallel satu sama lain”. Sedangkan
John Wallis menggantikan postulat kesejajaran Euclid dengan postulat Wallis.
John Wallis menyerah mencoba membuktikan dalil paralel dalam Geometri
Netral. Sebaliknya, ia mengusulkan sebuah postulat baru, yang ia merasa lebih
masuk akal daripada postulat kelima Euclid (Prenowitz, 1965:28). Geometri Non
Euclid timbul karena para matematikawan berusaha untuk membuktikan postulat
kelima dari Euclides. Sehingga Geometri Non Euclid masih berdasarkan empat
postulat pertama dari Euclides dan hanya berbeda pada 4 postulat kelimanya. Ada
dua macam Geometri Non Euclid yang pertama adalah ditemukan hampir
bersamaan oleh 3 tokoh berlainan dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri.
Tokoh-tokoh tersebut adalah Karl Friedrich Gauss dari Jerman, Yonos Bolyai dari
Hongaria, dan Nicolai Ivanovitch Lobachevsky dari Rusia, Geometri ini disebut
Geometri Hiperbolik atau Geometri Lobachevsky. Geometri Non Euclid yang
kedua adalah Geometri yang diketemukan oleh G.F.B. Bernhard Riemann dari
Jerman, Geometri ini disebut Geometri Eliptik atau Geometri Riemann (Moeharti,
1986: 1.20)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sejarah perkembangan geometri eliptik?
2. Apa saja teorema yang ada di geometri eliptik ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui Sejarah perkembangan geometri eliptik
2. Mengetahui dan memahami teorema yang ada di geometri eliptik
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH GEOMETRI ELIPTIK


Ilmu tentang astronomi telah banyak dipelajari berabad-abad
sebelum masehi, hal ini terlihat dengan adanya bukti-bukti peninggalan sejarah
tentang system penanggalan kuno dan peramalan untuk memperkirakan fenomena
alam, masa kesuburan pertanian dan sifat seseorang dipandang dari segi rasi
bintang. Semakin lama, ilmu perbintangan semakin menarik untuk dipelajari
hingga ke hal-hal yang bersifat teoretik. Namun misteri perbitangan secara
teoretik tidak dapat dipecahkan karena teori yang diakui pada masa itu adalah
teori yang berpegang pada postulat Euclid yang membangun konsep bidang datar.
Untuk memecahkan kesulitan tersebut para astronom dan matematikawan
membuat terobosan baru dalam bidang geometri. Sejak saat itu, para astronom
mulai mengumpulkan berbagai referensi sejarah untuk mendukung terobosan baru
tersebut.
Berdasarkan catatan sejarah yang ditulis oleh Claudius Ptolemy
(150 SM), seorang ahli geografi, astronomi, dan astrologi berkebangsaan Yunani,
menuliskan pada bukunya Geographica bahwa “untuk menempuh jarak terdekat
antara dua titik pada bumi, maka seseorang harus mengikuti lingkaran yang
memuat dua titik tersebut”. Selain itu, Nicolaus Copernicus (1473-1543)
menyatakan dalam bukunya bahwa “bumi berputar pada porosnya, ….”, dan dari
ekspedisi penjelajahan mengelilingi dunia yang dilakukan oleh Christoper
Colombus (1451-1506) dan pendahulu-pendahulunya membuktikan bahwa bumi
berbentuk bulat. Referensi ini membuka ide baru bidang geometri eliptik yang
kemudian memberikan pengaruh besar pada bidang astronomi, geografi, dan
fisika modern.
Berdasarkan referensi sejarah tersebut dan beberapa referensi lain,
maka untuk pertamakalinya, matematikawan Benhard Riemann (1826-1866)
memperkenalkan geometri bola sebagai geometri non-Euclid. Dalam pandangan
Riemann pada geometri bola, garis merupakan lingkaran besar pada bola yang
memuat dua titik. Riemann menganalisis postulat kesejajaran Euclid dan
menemukan kejanggalan-kejanggalan. Dari kejanggalan tersebut Riemann
mengembangkan teori geometri bola yang dapat membuktikan postulat
kesejajaran Riemann dan memenuhi definisi titik dan garis yang didefinisikan
oleh Euclid. Pandangan Riemann ini kemudian dimodifikasi oleh Christian Klein
(1849-1925) dengan memandang bahwa setiap pasang titik antipodal (titik yang
berlawanan pada lingkaran besar) merupakan titik yang identik/sama. Klein
mengembangkan model geometri bola dan menyebutnya dengan variasi geometri
eliptik.
Selanjutnya disajikan secara singkat tokoh-tokoh penemu dan pengembang
geometri eliptik.
1. George Friedrich Benhard Riemann (September 17, 1826 – July 20, 1866)
Riemann lahir di Breselenz, sebuah desa
dekat Dannenberg di Kerajaan Hanover ketika masa
Republik Federal Jerman. Ayahnya, Friedrich
Bernhard Riemann, adalah seorang pendeta
Lutheran miskin di Breselenz yang berjuang dalam
Perang Napoleon. Ibunya, Charlotte Ebell,
Bernhard Riemann
(1826-1866) meninggal dunia sebelum anak-anaknya mencapai
usia dewasa.
Riemann merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Riemann dikenal
dengan kepribadiannya yang cenderung pemalu dan menderita banyak kerusakan
saraf. Riemann menunjukkan kemampuan matematika luar biasa, seperti
kemampuan kalkulasi yang fantastis, meskipun sejak usia dini ia memiliki sikap
pemalu dan takut untuk berbicara di depan umum.
Pada tahun 1840, Riemann pergi ke Hanover untuk tinggal bersama
neneknya dan mengikuti lyceum (sekolah menengah). Setelah kematian neneknya
pada tahun 1842, Riemann menghadiri sekolah tinggi di Johanneum Lüneburg. Di
sekolah tinggi tersebut, Riemann mempelajari Alkitab secara intensif, tetapi ia
sering terganggu oleh matematika. Untuk tujuan memenuhi rasa penasarannya
pada matematika, ia mencoba untuk membuktikan kebenaran matematis dari
Book of Genesis. Gurunya kagum oleh kemampuannya yang mahir untuk
menyelesaikan operasi matematika yang rumit, oleh sebab itu Riemann sering
melampaui pengetahuan instrukturnya. Pada tahun 1846, ketika usianya
menginjak 19 tahun, Riemann mulai belajar filologi dan teologi untuk menjadi
imam dan membantu keuangan keluarga.
Selama musim semi tahun 1846, ayahnya Friedrich Riemann, mengirim
Riemann ke universitas, dia berhenti belajar teologi dan mulai menekuni
matematika. Ia dikirim ke Universitas terkenal Göttingen, dimana ia pertama kali
bertemu Carl Friedrich Gauss, dan menghadiri kuliah pada metode kuadrat
terkecil. Pada tahun 1847, Riemann pindah ke Berlin, tempat dimana ilmuwan
seperti Jacobi, Dirichlet, Steiner, dan Enstein mengajar. Dia tinggal di Berlin
selama dua tahun dan kembali ke Göttingen pada 1849.
Bernhard Riemann menyelenggarakan kuliah perdananya pada tahun 1854
yang menemukan bidang Geometri Riemann. Bidang ini kemudian dipakai oleh
Einstein menjadi perangkat untuk menguji teori umum relativitas Einstein.
Ceramahnya berjudul Über die Hypothesen welche der Geometrie zu Grunde
liegen ("Dasar-Dasar Geometri"; atau lebih tepatnya, "Hipotesis yang Mendasari
Geometri").
Pada tahun 1857, ada upaya untuk mempromosikan Riemann ke status
profesor luar biasa di Universitas Göttingen. Upaya ini gagal dan hal itu
mengakibatkan Riemann akhirnya diberikan gaji biasa. Pada 1859, setelah
kematian Dirichlet, ia dipromosikan menjadi kepala departemen matematika di
Göttingen. Dia juga orang pertama yang menyarankan menggunakan dimensi
yang lebih tinggi dari sekadar tiga atau empat dimensi dalam rangka untuk
menggambarkan realitas fisik – sebuah ide yang pada akhirnya terbukti benar
dengan kontribusi Einstein di awal abad 20. Pada tahun 1862 ia menikahi Elise
Koch dan memiliki seorang putri.
Riemann melarikan diri dari Göttingen ketika tentara Hanover dan Prusia
bentrok pada tahun 1866. Ia meninggal akibat tuberkulosis pada perjalanan
ketiganya ke Italia di Selasca (sekarang dusun Verbania di Lake Maggiore) dan ia
dimakamkan di pemakaman di Biganzolo (Verbania). Sementara itu, di Göttingen
pengurus akademik merapikan beberapa kekacauan di kantornya, termasuk
banyak pekerjaan yang tidak dipublikasikan. Riemann menolak untuk
menerbitkan karya yang tidak lengkap, oleh karena itu beberapa wawasannya
yang mendalam mungkin telah hilang selamanya bersama kematiannya.
Beberapa karya Riemann yang dipublikasikan membuka penelitian-
penelitian yang menggabungkan analisis dengan geometri. Ini kemudian menjadi
bagian utama dari teori geometri Riemann, geometri aljabar, dan teori manifold
kompleks. Teori permukaan Riemann ini diuraikan oleh Klein. Daerah
matematika ini menjadi bagian dari dasar topologi, yang masih dan terus
diterapkan dengan cara baru untuk fisika matematika.
Riemann juga membuat kontribusi besar untuk analisis riil. Ia
mendefinisikan integral Riemann dengan cara jumlah Riemann, mengembangkan
teori trigonometri seri yang tidak Fourier seri – langkah pertama dalam
generalisasi teori fungsi – dan mempelajari Riemann-Liouville differintegral.
Selain itu, Riemann membuat beberapa sumbangan terkenal untuk teori bilangan
modern analitik. Dalam sebuah makalah singkat tunggal (satu-satunya yang ia
terbitkan tentang masalah teori bilangan), dia memperkenalkan fungsi zeta
Riemann yang penting untuk memahami distribusi bilangan prima. Dia membuat
serangkaian dugaan tentang sifat-sifat fungsi zeta, salah satunya yang terkenal
adalah hipotesis Riemann.
Riemann menerapkan prinsip Dirichlet dari variasi kalkulus untuk efek
yang besar ini, kemudian terlihat menjadi heuristik kuat dari metode yang ketat.
Pembenarannya mengambil setidaknya satu generasi. Karyanya pada monodromy
dan fungsi hipergeometrik dalam domain kompleks membuat kesan yang besar,
dan mendirikan dasar cara bekerja fungsi dengan pertimbangan hanya singularitas
mereka.
Felix Christian Klein (25 April 1849 - 22 Juni 1925)

Felix Christian Klein adalah seorang


matematikawan Jerman. Klein dilahirkan di
Düsseldorf, ayahnya adalah seorang sekretaris
pejabat pemerintah Rusia yang ditempatkan di
Provinsi Rhine. Dia menghadiri Gymnasium di
Düsseldorf, kemudian memutuskan untuk belajar
matematika dan fisika di Universitas Bonn (1865-
Felix Christian Klein
1866) dan berniat untuk menjadi seorang fisikawan.
(1849 - 1925)
Pada saat itu, Julius Plücker mengadakan kursi Bonn tentang matematika
dan fisika eksperimental, namun pada saat Klein menjadi asistennya, pada tahun
1866, Plücker tertarik pada geometri. Klein menerima gelar doktornya, diawasi
oleh Plücker, dari Universitas Bonn pada tahun 1868.
Plücker meninggal pada 1868, meninggalkan buku tentang dasar-dasar
garis geometri yang tidak lengkap. Klein adalah orang yang menyelesaikan bagian
kedua dari Neue Geometrie des Raumes Plücker, dan dengan demikian berkenalan
dengan Alfred Clebsch, yang telah pindah ke Göttingen pada 1868. Klein
mengunjungi Clebsch tahun berikutnya, bersama dengan kunjungan ke Berlin dan
Paris. Pada bulan Juli 1870, pada pecahnya Perang Perancis-Prusia, ia berada di
Paris dan harus meninggalkan negara itu. Untuk waktu yang singkat, ia menjabat
sebagai tertib medis di tentara Prusia sebelum diangkat sebagai dosen di
Göttingen pada tahun 1871 awal.
Erlangen menunjuk Klein sebagai profesor pada tahun 1872, ketika dia
berusia 23. Dalam hal ini, ia sangat didukung oleh Clebsch, yang menganggapnya
menjadi ahli matematika terkemuka pada zamannya. Klein membangun sebuah
sekolah di Erlangen dimana ada beberapa mahasiswa, dan dia begitu senang
ditawarkan kursi di Munich Technische Hochschule pada 1875. Di sana ia dan
Alexander von Brill mengajar mata kuliah lanjutan untuk siswa yang sangat baik,
misalnya, Adolf Hurwitz, Walther von Dyck, Karl Rohn, Carl Runge, Max
Planck, Luigi Bianchi, dan Gregorio Ricci-Curbastro. Pada tahun 1875 Klein
menikah dengan Anne Klein Hegel, cucu dari filsuf Georg Wilhelm Friedrich
Hegel.
Setelah lima tahun di Technische Hochschule, Klein diangkat ke kursi
geometri di Leipzig. Koleganya antara lain Walther von Dyck, Rohn, Eduard
Studi dan Friedrich Engel. Klein di Leipzig tahun 1880-1886, mengubah
fundamental hidupnya. Pada tahun 1882, kesehatannya menurun, dalam 1883-
1884, ia diganggu oleh depresi. Meskipun demikian penelitiannya berlanjut,
pekerjaannya pada sigma fungsi hyperelliptic menentukan tanggal dari seluruh
periode ini, yang diterbitkan pada tahun 1886 dan 1888.
Klein menerima kursi di Universitas Göttingen pada 1886. Sejak saat itu
sampai 1913 pensiun, ia berusaha membangun kembali Göttingen sebagai pusat
penelitian terkemuka di dunia matematika. Namun dia tidak pernah berhasil untuk
mentransfer perannya sendiri sebagai pemimpin sebuah sekolah geometri dari
Leipzig ke Göttingen. Di Göttingen, ia mengajarkan berbagai kursus, terutama
dibidang matematika dan fisika, seperti mekanik dan teori potensial.
Pusat penelitian Klein didirikan di Göttingen yang menjabat sebagai model untuk
pusat penelitian terbaik di seluruh dunia. Dia memperkenalkan pertemuan diskusi
mingguan, dan menciptakan ruang baca matematika dan perpustakaan. Pada tahun
1895, Klein menyewa David Hilbert dari Königsberg; penunjukan ini terbukti
naas, karena Hilbert dapat melanjutkan kemuliaan Göttingen, hingga pensiun
sendiri pada tahun 1932.
Di bawah redaktur Klein, Mathematische Annalen menjadi salah satu
jurnal matematika yang terbaik di dunia. Didirikan oleh Clebsch, di bawah
manajemen Klein, ia melakukan persaingan untuk melampaui Journal Crelle yang
berbasis di Universitas Berlin. Klein membentuk tim kecil dari editor yang
bertemu secara teratur, membuat keputusan demokratis. Jurnal khusus dalam
analisis kompleks, aljabar geometri, dan teori invarian (setidaknya sampai Hilbert
meninggal dunia). Hal ini juga menyediakan outlet penting untuk analisis riil dan
teori grup baru.
Sebagian berkat upaya Klein, Göttingen mulai mengakui perempuan pada
tahun 1893. Dia juga mensupervisi Ph.D. pertama tesis dalam matematika yang
ditulis di Göttingen oleh seorang wanita, Grace Chisholm Young, seorang
mahasiswa Arthur Cayley's Inggris, yang dikagumi Klein. Sekitar tahun 1900,
Klein mulai menaruh minat pada instruksi matematika di sekolah-sekolah. Pada
tahun 1905, ia memainkan peran penting dalam merumuskan rencana
merekomendasikan bahwa dasar-dasar diferensial dan kalkulus integral dan fungsi
konsep diajarkan di sekolah menengah. Rekomendasi ini secara bertahap
diterapkan di banyak negara di seluruh dunia. Pada 1908, Klein terpilih menjadi
ketua Komisi Internasional tentang Instruksi Matematika pada Kongres
Matematika Internasional di Roma. Di bawah pimpinannya, cabang Jerman dari
Komisi menerbitkan banyak buku pengajaran matematika di semua tingkatan di
Jerman.
Masyarakat Matematika London memberikan Klein medali De Morgan
pada tahun 1893. Ia terpilih menjadi anggota Royal Society tahun 1885, dan
dianugerahi medali Copley yang pada tahun 1912. Dia pensiun pada tahun
berikutnya karena sakit, tapi terus mengajar matematika di rumahnya untuk
beberapa tahun lagi. Dia meninggal di Göttingen pada tahun 1925.
Klein merancang botol yang dinamai setelahnya, satu sisi tertutup
permukaan yang tidak dapat tertanam dalam ruang Euclidean tiga dimensi, tetapi
mungkin dibenamkan sebagai suatu silinder melingkar kembali melalui dirinya
sendiri untuk bergabung dengan ujung lainnya dari "dalam". Ini mungkin tertanam
dalam ruang Euclides dimensi 4 dan lebih tinggi.
Pada 1890-an, Klein beralih ke fisika matematika, subjek yang tidak
melenceng jauh, menulis pada giroskop dengan Arnold Sommerfeld. Dalam nada
yang sama, ia membantu mengedit (bersama dengan K Müller) empat volume
pada mekanisme der Encyklopädie Mathematischen Wissenschaften.
Pada 1871, ketika di Göttingen, Klein membuat penemuan besar dalam
geometri. Ia menerbitkan dua makalah di Geometri Non-Euclidean yang
menunjukkan bahwa Euclid dan geometri non-Euclidean bisa dianggap kasus
khusus dari permukaan proyektif dengan irisan kerucut tertentu yang disatukan.
Hal ini memiliki konsekuensi yang luar biasa bahwa geometri non-Euclidean
konsisten jika dan hanya jika geometri Euclidean ada, menempatkan Euclid dan
geometri non-Euclidean pada pijakan yang sama, dan berakhir semua kontroversi
seputar geometri non-Euclidean. Cayley tidak pernah menerima argumen Klein,
percaya itu akan melingkar.
Sintesis geometri Klein sebagai studi tentang sifat ruang yang tidak
berubah dalam grup transformasi tertentu, yang dikenal sebagai Program Erlangen
(1872), sangat mempengaruhi evolusi matematika. Program ini ditetapkan dalam
kuliah perdana Klein sebagai profesor di Erlangen, meskipun tidak berpidato, ia
memberikannya pada kesempatan tersebut. Program ini mengusulkan pendekatan
terpadu untuk geometri yang menjadikan pandangan diterima. Klein menunjukkan
bagaimana sifat penting dari suatu geometri yang diberikan dapat diwakili oleh
kelompok transformasi yang melestarikan properti tersebut. Jadi definisi Program
geometri mencakup baik geometri Euclid dan non-Euclidean.
Klein melihat karyanya pada teori berfungsi sebagai kontribusi besar untuk
matematika, khusus karyanya pada (1) hubungan antara ide-ide Riemann tertentu
dan teori invarian, (2) teori bilangan dan abstrak aljabar, (3) teori grup, (4)
Geometri dengan lebih dari 3 dimensi dan persamaan diferensial, terutama ia
menemukan persamaan, yaitu fungsi modular dan fungsi eliptik automorphic.
Pada tahun 1884 dalam bukunya tentang Icosahedron, Klein menetapkan sebuah
teori fungsi automorphic, menghubungkan aljabar dan geometri. Namun Poincaré
menerbitkan sebuah garis besar teori fungsi automorphic pada 1881, yang
menyebabkan persaingan yang bersahabat antara dua laki-laki. Keduanya
berusaha untuk negara dan membuktikan teorema uniformization besar yang akan
berfungsi sebagai batu penjuru untuk teori yang muncul. Klein berhasil
merumuskan seperti teorema dan dalam membuat sketsa strategi untuk
membuktikan itu. Tapi saat melakukan pekerjaan ini kesehatannya jatuh, seperti
yang disebutkan di atas. Klein meringkas karyanya pada fungsi modular
automorphic dan eliptik dalam sebuah risalah, volume empat ditulis dengan
Robert Fricke selama sekitar 20 tahun.
B. PENGANTAR GEOMETRI ELIPTIK
Berdasarkan uraian singkat sejarah geometri eliptik di atas, munculnya
geometri ini berawal dari analisis Riemann terhadap postulat kesejajaran Euclid.
Penemuan ini merupakan bagian dari disertasi Riemann yang disajikan pada tahun
1854 di Jerman.
Postulat kesejajaran Riemann
Tidak ada garis-garis yang sejajar dengan garis lain.

Berdasarkan postulat tersebut, Riemann mengemukakan bahwa dua garis selalu


berpotongan dan tidak ada dua garis sejajar (Budiarto dan Masriyah, 2007: 172).
Dalam geometri Euclid, postulat kesejajaran Euclid, dua garis yang tegak lurus
terhadap garis yang sama adalah sejajar.
Diketahui: Dua garis yang berbeda 𝑙 dan 𝑚 yang tegak lurus terhadap garis 𝑛.
(Lihat Gambar 1 (a))
Akan dibuktikan: 𝑙 dan 𝑚 adalah sejajar.
Bukti:
Andaikan 𝑙 ∦ 𝑚, maka 𝑙 dan 𝑚 bertemu atau berpotongan pada suatu titik, misal
𝐶 (lihat Gambar1(b)).
Misalkan 𝐴dan 𝐵berturut-turut merupakan titik potong garis 𝑙 dan 𝑚 terhadap
garis 𝑛.
𝑙 𝑚 𝐶

𝑚
𝑙
𝑛 𝐵
A
𝑛
𝐴 𝐵
𝐶′
(a) (b)
Gambar 1
Langkah Alasan
̅̅̅̅sedemikian hingga
1. Perpanjang 𝐶𝐴 1. Postulat 2: Ruas garis dapat
diperoleh 𝐶𝐴 = 𝐴𝐶′, dimana 𝐶′ terletak diperpanjang secara kontinu.
di perpanjangan 𝐶𝐴̅̅̅̅.
̅̅̅̅̅.
2. Melalui 𝐶′ dan 𝐵 dapat dibuat 𝐶′𝐵 2. Postulat 1: Melalui sebarang
dua titik dapat dibuat garis
Langkah Alasan
lurus.
3. ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∆𝐴𝐵𝐶′ 3. Proposisi 4: Sisi, sudut, sisi.
4. ∠𝐴𝐵𝐶 = ∠𝐴𝐵𝐶 ′ 4. Akibat ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∆𝐴𝐵𝐶′, maka
sudut-sudut yang bersesuaian
adalah sama (proposisi 4).
5. 𝐵𝐶 = 𝐵𝐶′ 5. Akibat ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∆𝐴𝐵𝐶′, maka
sisi-sisi yang bersesuaian
adalah sama (proposisi 4).
6. ∠𝐴𝐵𝐶 = ∠𝐴𝐵𝐶 ′ = 90°, maka 𝐵𝐶dan 6. Diketahui.
𝐵𝐶′ tegak lurus terhadap 𝐴𝐵.
7. 𝐵𝐶 ̅̅̅̅̅ berhimpit, dengan kata lain
̅̅̅̅ dan 𝐵𝐶′ 7. Aksioma 1: Hal-hal yang
𝐶dan 𝐶′ adalah titik yang sama. sama dengan hal yang sama,
maka satu dengan yang
lainnya juga sama.
8. 𝑙 dan 𝑚serupa 8. Definisi 3: Ujung-ujung suatu
garis adalah titik.
Definisi 4: Garis lurus adalah
garis yang terletak secara rata
dengan titik-titik pada dirinya.

Hal ini kontradiksi dengan yang diketahui bahwa 𝑙 dan 𝑚 adalah dua garis yang
berbeda. Jadi, pengandaian salah dan terbukti bahwa 𝑙 ∥ 𝑚.
Analisis Riemann terhadap pembuktian teorema di atas adalah sebagai
berikut.
a. Pandangan penting bahwa “𝑙 dan 𝑚serupa” karena pada langkah sebelumnya
̅̅̅̅̅ berhimpit, dengan kata lain 𝐶dan 𝐶′ adalah titik
̅̅̅̅ dan 𝐵𝐶′
diperoleh bahwa 𝐵𝐶
yang sama. Langkah ini dalam pembuktian akan gagal apabila 𝐶dan 𝐶′ adalah
dua titik yang berbeda.
b. Euclid mendefinisikan suatu prinsip pemisahan (separation principle)yaitu
setiap garis “memisahkan” bidang menjadi dua sisi yang berhadapan, yang
tidak mempunyai titik persekutuan (Budiarto dan Masriyah, 2007: 173).
c. Dalam pandangan prinsip pemisahan, konstruksi pada langkah 1 pemisahan di
̅̅̅̅sedemikian hingga diperoleh 𝐶𝐴 = 𝐴𝐶′, dimana 𝐶′
atas (memperpanjang 𝐶𝐴
terletak di perpanjangan ̅̅̅̅
𝐶𝐴) menjamin bahwa 𝐶dan 𝐶′ terletak pada sisi
sehadap dari 𝑛dan merupakan dua titik yang berbeda.
d. Tanpa memperhatikan prinsip pemisahan, maka 𝐶dan 𝐶′ dapat berhimpit dan
pembuktian teorema di atas tidak dapat diterima.
Berdasarkan analisis Riemann di atas, maka muncul dua teori baru yang
berangkat dari dua kemungkinan berikut.
a. Jika prinsip pemisahan diterima, maka 𝐶dan 𝐶′harus merupakan titik yang
berbeda. Dengan kata lain, setiap dua garis berpotongan pada dua titik dan
setiap garis memisahkan bidang.
b. Jika mengabaikan prinsip pemisahan, maka 𝐶dan 𝐶′ merupakan titik yang
sama. Dengan kata lain, setiap dua garis berpotongan pada satu titik dan tidak
ada garis yang memisahkan suatu bidang.
Kemungkinan pertama di atas yang mendasari munculnya geometri eliptik ganda
(double elliptic geometry)dan kemungkinan kedua mendasari munculnya geometri
eliptik tunggal (single elliptic geometry).Gambar berikut ini berturut-turut
merupakan model dari geometri eliptik tunggal dan geometri eliptik ganda.

(a) (b)
Gambar 2

Geometri eliptik tunggal (single elliptic geometry)


Dua garis berpotongan dalam tepat satu titik, dan setiap garis tidak memisahkan
bidang; 2 titik yang berlawanan terhadap diameternya dianggap sebagai satu
titik.
Geometri eliptik ganda (double elliptic geometry)
Dua garis berpotongan pada dua titik, dan setiap garis memisahkan bidang.
Untuk semesta pembicaraan geometri eliptik, maka diperlukan sebuah
model untuk merepresentasikan bidang tersebut. Representasi dibuat dengan
tujuan agar dalam membuktikan aspek di bidang geometri eliptik tidak terjadi
kontaminasi dengan bidang Euclid dan hiperbolik yang diterapkan sebelumnya.
Representasi ini dikembangkan oleh Klein dengan ide dasar dari bola dunia yang
dikembangkan oleh Riemann.
Sebelum kita mempelajari teorema-teorema geometri eliptik, ada baiknya
kita memahami deskripsi singkat berikut terlebih dahulu untuk mengenal beberapa
representasi aspek dalam bidang geometri eliptik. Selanjutnya disajikan deskripsi
singkat tentang beberapa konsep dasar dari geometri eliptik serta representasinya
pada bola Euclid.
1. Garis Sebagai Bangun Tertutup (Lines as Closed Figures)
Bagian ini menyajikan secara singkat uraian yang mendeskripsikan bahwa
garis pada geometri eliptik tunggal maupun geometri eliptik ganda merupakan
suatu bangun tertutup (closed figure).
Untuk geometri eliptik tunggal, perhatikan kembali situasi yang
digambarkan oleh Gambar 1(b) di atas mengenai pembuktian teorema bahwa dua
garis yang tegak lurus pada garis yang sama akan sejajar.
Karena ide geometri eliptik tunggal berangkat dari prinsip pemisahan,
maka ketika geometri ini berlaku, titik 𝐶 pada Gambar 1 (b)(pembuktian di atas)
sama dengan 𝐶’. Akibatnya, ketika ̅̅̅̅
𝐶𝐴 diperpanjang akan diperoleh bahwa
perpanjangan tersebut kembali pada 𝐶. Dengan kata lain, dalam geometri eliptik
tunggal suatu garis merupakan suatu bangun tertutup. Dengan demikian berlaku
pernyataan bahwa suatu titik tidak memisahkan garis menjadi dua bagian. Akan
tetapi, dua titik pada suatu garis akan memisahkan garis tersebut menjadi dua ruas
garis. Sehingga penentuan pada garis tersebut tidak pada satu ruas garis saja tetapi
pada dua ruas garis yang merupakan titik-titik ujung yang sama.
Untuk geometri eliptik ganda, menggunakan konsep di atas sebagai
apersepsi awal.

A B m

(a) (b)
Gambar 3
Dalam geometri eliptik ganda, suatu garis juga merupakan suatu bangun
tertutup. Pandangan ini disajikan dalam uraian berikut.
Diberikan sebuah garis 𝑙 dan titik 𝐴 pada garis tersebut. 𝑚tegak lurus 𝑙 di
𝐴 dan bertemu di 𝐵. Maka, 𝐴 dan 𝐵 seharusnya adalah titik akhir dari suatu ruas
garis yang dimuat oleh 𝑙, misal ruas garis 𝑠. Karena 𝑚 membagi bidang dan
memotong 𝑙 di dua titik, maka 𝑠 terletak pada salah satu sisi 𝑚.
Sehingga setiap titik di 𝑙, yang terletak pada sisi 𝑚 yang diberikan, terletak
pada ruas garis 𝑠, dan setiap titik di 𝑙 yang tidak terletak di 𝑠, seharusnya terletak
pada perpanjangan 𝑠 melalui 𝐴 atau 𝐵. Tapi jika 𝑠 diperpanjang melewati 𝐴 atau
𝐵, maka 𝑠 akan memotong 𝑚 dan memasuki sisi 𝑚 yang berseberangan dengan 𝑠.
Dengan demikian, sebarang titik di 𝑙 pada sisi 𝑚 yang sama dengan 𝑠, pasti
terletak di 𝑠.
Selain itu, teori kesimetrisan dalam geometri eliptik ganda tetap
dipertahankan. Sehingga akan ada ruas garis 𝑠’ yang simetri dengan ruas garis 𝑠,
yang menghubungkan 𝐴dan 𝐵 pada sisi 𝑚 yang berseberangan dengan 𝑠. Jika 𝑠
tegak lurus m maka 𝑠’ juga tegak lurus 𝑚. Jika 𝑠 dan 𝑠’ ruas garis yang tegak
lurus terhadap garis yang sama pada titik yang sama, maka kedua ruas garis
tersebut terletak pada satu garis. Dengan kata lain, 𝑠 dan 𝑠’ termuat di 𝑙. Jadi
𝑙dibentuk oleh ruas garis 𝑠 dan 𝑠’. Dengan demikian, dapat diterima bahwa garis
dalam geometri eliptik ganda merupakan bangun yang tertutup.
2. Representasi Geometri Eliptik pada Bola Euclid
Postulat kesejajaran Riemann akan terpenuhi dalam representasi bahwa
setiap duagaris (lingkaran besar) bertemu tepat pada dua titik. Selanjutnya,
postulat pemisahan terpenuhi, karena setiap lingkaran besar akan memisahkan
bola pejal tersebut menjadi dua belahan bola (hemispheres). Sebagai contoh,
equator membagi sebuah globe (model bumi) menjadi dua belahan, yaitu, belahan
utara dan selatan, sedemikian hingga sebarang busur dari lingkaran besar
menghubungkan sebuah titik pada salah satu belahan dengan sebuah titik pada
belahan yang lain dimana busur tersebut berpotongan dengan equator. Jadi, setiap
garis tampak sebagai bangun yang tertutup.
Representasi geometri eliptik tunggal diturunkan dari geometri eliptik
ganda. Sebuah lingkaran besar pada bola tidak merepresentasikan secara tepat
sebuah garis pada geometri eliptik tunggal. Hal ini disebabkan dua lingkaran besar
selalu berpotongan pada dua titik yang berlawanan terhadap diameternya.
Selanjutnya, kita dapat merepresentasikan
A’ B’
geometri eliptik tunggal seperti layaknya geometri
eliptik ganda. Dengan demikian, sebuah garis
pada geometri eliptik tunggal direpresentasikan
sebagai sebuah lingkaran besar (dengan
B A
kesepakatan bahwa titik-titik yang berlawanan ’ ’
diidentifikasi). Sebuah ruas garis Gambar4

direpresentasikan sebagai busur kecil dari sebuah lingkaran besar, karena busur
besar atau setengah lingkaran direpresentasikan sebagai sebuah garis utuh. Untuk
menentukan jarak antara dua titik, A dan B, ingat bahwa A dan lawannya, A’,
dipandang sebagai titik yang sama. Hal ini juga berlaku pada B. (Lihat Gambar
̂,
4). Dengan demikian, jarak merupakan lintasan terpendek dari busur minor 𝐴𝐵
̂ . Sudut dan besarnya pada geometri eliptik tunggal direpresentasikan sama
𝐴𝐵’
seperti pada geometri eliptik ganda.
Berikut ini merupakan tabel yang menyajikan representasi konsep dasar
geometri eliptik ganda pada bola Euclide.
Geometri Eliptik Ganda Representasi Euclide
Titik Titik pada bola
Garis Lingkaran besar bola
Bidang Bola
Ruas garis Busur dari suatu lingkaran besar
Jarak antara dua titik Panjang busur terpendek dari lingkaran besar
yang melalui kedua titik itu
Sudut antara dua garis Sudut pada bola yang dibentuk oleh dua
lingkaran besar
Ukuran sudut Ukuran sudut pada bola

3. Sifat Kutub pada Bidang Geometri Eliptik


Seperti halnya dalam geometri Eucliddan Lobachevski, geometri eliptik
memenuhi beberapa hal berikut.
a. Hanya ada satu garis yang tegak lurus terhadap garis yang melalui sebuah titik
yang diberikan, jika titik tersebut terletak pada garis yang diberikan.
b. Tetapi sifat di atas tidak terpenuhi, jika titik tersebut tidak berada pada garis
yang diketahui, karena sebarang dua garis yang tegak lurus dengan garis yang
sama akanberpotongan.
c. Untuk setiap garis l pada bidang geometri eliptik, ada titik polar K sedemikian
sehingga semua garis yang melalui K akan tegak lurus dengan l.
Jadi, semualingkaranbesarpada bola duniamelaluikutubutara yang
tegaklurusdenganekuatornya.
SifatKutub
Misalkan 𝑙 adalah suatu garis.Maka ada suatu titik 𝐾
yang disebut kutub dari 𝑙 sedemikian hingga:
a. setiap segmen yang menghubungkan 𝐾 dengan
suatu titik pada 𝑙 tegak lurus pada 𝑙,
b. 𝐾 berjarak sama dari setiap titik pada 𝑙.
Gambar5
Jarak𝐾 sampai sebarang titik pada 𝑙 disebut “jarak polar”.Jarak polar suatu kutub
sampai garisnya adalah konstan.
C. TEOREMA-TEOREMA DALAM GEOMETRI ELIPTIK
Selanjutnya disajikan secara singkat beberapa teorema dalam geometri
eliptik.
Teorema 1
“Dua garis yang tegaklurus pada suatu garis
berpotongan pada suatu titik”
Diketahui: 1. a dan b adalah dua garis yang tegak
lurus pada suatu garis m.
2. U dan S merupakan kutub dari ekuator Gambar 6
m.
Akan dibuktikan: dua garis itu berpotongan pada suatu titik.
Pembuktian:
Berdasarkan sifat dari eliptik ganda yaitu setiap 2 garis berpotongan pada 2 titik,
maka:
a berpotongan denganm di dua titik yaitu A dan A’
b berpotongan dengan m di dua titik yaitu B dan B’
A, A’, B’ dan B merupakan titik-titik yang terletak pada m dan garis a serta b
tegak lurus m maka berdasarkan sifat kutub, ruas garis yang melalui titik A, A’, B,
dan B’ terhubung dengan titik U dan S.
Jadi garis a dan b berpotongan pada titik yang sama yaitu U dan S.
(terbukti)
Teorema 2
“Semua garis yang tegaklurus pada suatu garis,
berpotongan pada titik yang disebut kutub dari
garis itu dan sebaliknya setiap garis melalui kutub
suatu garis tegaklurus pada garis itu”
Diketahui: 1. a dan b adalah dua garis yang tegak
lurus pada suatu garis m.
2. U dan S merupakan kutub dari ekuator m. Gambar 7
Akan dibuktikan: 1. Semua garis tegak lurus pada suatu garis, berpotongan pada
titik yang disebut kutub dari garis itu.
2. Setiap garis melalui kutub suatu garis tegak lurus pada garis
itu.
Pembuktian 1
Berdasarkan teorema 1, maka dapat disimpulkan bahwa tiap diambil 2 titik pada
mdapat dibuat 2 garis yang tegak lurus m& bertemu di titik yang disebut kutub
dari garis m.
Karena ada banyak titik di mmaka pada setiap titik tersebut dapat dibuat garis
yang tegak lurus terhadap mdan bertemu di kutub ekuator m.
Jadi setiap garis yang tegak lurus pada suatu garis, berpotongan pada titik yang
disebut kutub dari garis itu.
(terbukti)
Pembuktian 2
U dan S kutub dari ekuator m, berdasarkan sifat kutub, maka setiap ruas garis
yang menghubungkan U dengan titik pada m& setiap ruas garis yang
menghubungkan S dengan titik pada m, akan selalu tegaklurus m.
Ambil sebarang titikdi m, misal A, A’, B & B’ maka:
BU tegaklurusm, B’U tegaklurusm,
BS tegaklurusm, B’S tegaklurusm,
A’U tegaklurusm, AU tegaklurusm,
AS tegaklurusm, A’S tegaklurusm.
BU, B’U, BS, B’S adalah ruas garis-ruas garis yang termuat pada garis b, dan
A’U, AU, AS, A’S adalah ruas garis-ruas garis yang termuat pada garis a. Maka
garis-garis tersebut (a&b) melalui kutub garis m yaitu U dan S, tegaklurus pada
garis m.
(terbukti)
Kesimpulan: Karena pembuktian 1 dan 2 telah terbukti maka teorema 2 terbukti.

Teorema 3
“Dalam sebarang segitiga ABC dengan C = 90 0 , sudut A kurang dari, sama
dengan, atau lebih dari 900, tergantung dari ruas garis BC kurang dari, sama
dengan, atau lebih dari jarak polar q.”
Diketahui: Segitiga ABC dengan C = 90 0.

Akan dibuktikan: 1. A  90 0 , bila segmen BC  jarak polar q

2. A = 90 0 , bila segmen BC = jarak polar q

3. A  90 0 , bila segmen BC  jarak polar q


Pembuktian 1
K adalah kutub dari garis m, sehingga KAC = 90 0

dan KCA = 90 0
Ruas garis BC < jarak polar
KAC  BAC (keseluruhan lebih besar dari

sebagian)
Karena KAC = 90 0 maka BAC  90 . Gambar 8
Pembuktian 1
Jadi A  90 0 . (terbukti)
Pembuktian 2
Ruas garis BC = jarak polar,
B adalah titik kutub dari garis m, sehingga
BCA = 90 0 dan BAC = 90 0 . Atau dapat

dikatakan A = 90 0
(terbukti)

Gambar 9
Pembuktian 2
Pembuktian 3
K adalah kutub dari garis m, sehingga
KAC = 90 0 dan KCA = 90 0
Ruas garis BC > jarak polar.
BAC  KAC (keseluruhan lebih besar dari

sebagian).
Karena KAC = 90 0 maka BAC  90 Gambar 10
Pembuktian 3
Jadi A  90 0
(terbukti)
Teorema 4
“Jumlah besar sudut-sudut suatu segitiga lebih besar 1800”
Diketahui: garis l, m dan n dimana garis m dan n
P
tegak lurus l di titik A dan B.
Akan Dibuktikan: A + B + P  180 0
Pembuktian:
Berdasarkan postulat kesejajaran eliptik, garis m dan A B l
n akan berpotongan di P yang merupakan kutub dari
l. m n

Berdasarkan sifat kutup, setiap diberikan sebuah


Gambar 11
garis maka dapat ditentukan kutub dari garis
tersebut. Dengan demikian, jika ditentukan sebuah titik pada garis yang diberikan,
maka ada garis yang melalui kutub dan titik tersebut yang tegak lurus terhadap
garis yang diberikan.Sedangkan segitiga pada geometri eliptik dibentuk oleh tiga
garis (lingkaran besar) yang saling berpotongan.
Perhatikan bahwa PAB adalah segitiga sama kaki.Maka kondisi ini sesuai dengan
segitiga pada Gambar 9 di atas, sehingga diperoleh ( A = B = 90 0 ), sehingga
PA = PB dan P positif.Maka jumlah sudut segitiga PAB adalah
A + B + P = 90 0 + 90 + P = 180 0 + P  180 0 (terbukti)
Sedangkan untuk segitiga pada Gambar 10 adalah sebagai berikut.
∡𝐴 = 90° dan ∡𝐵 > 90° dan ∡𝐶 positif, maka:
∡𝐴 + ∡𝐵 > 90 + 90 = 180
Sehingga ∡𝐴 + ∡𝐵 + ∡𝐶 juga akan lebih dari 180° .
(Terbukti)
Teorema 5
“Jumlah besar sudut-sudut suatu segiempat lebih besar dari 3600
Diketahui: Segiempat ABCD.
A
Akan dibuktikan: A + B + C + D  360 0
1 2
Pembuktian: D

Perhatikansegiempat ABCD padaGambar 12 di B


1 2
atas.
C
Terdapat  ABC dan  ACD.
Gambar 12
PernyataanAlasan
A1 + B + C1  180 0 Teorema 4

A2 + D + C 2  180 0 Teorema 4 +

A1 + A2 + B + C1 + C 2 +D  180 + 180


A + B + C + D  360

(terbukti)

Teorema 6
“Sudut-sudut puncak dari segiempat
Saccheri sama dan tumpul”
Konstruksi garis 𝑝⊥𝑚 dan 𝑞 ⊥ 𝑚,
sedemikian hingga 𝐾1 dan 𝐾2 merupakan
kutub dari 𝑞 dan 𝑃1 dan 𝑃2 merupakan
kutub dari 𝑚. Misal, 𝑝 ⊥ 𝑚 di 𝐸 serta 𝑞 ⊥
𝑚 di 𝐹. Gambar 13

Selanjutnya, konstruksi 𝑘 dan 𝑙 sedemikian hingga 𝑚 merupakan sumbu simetri 𝑘


dan 𝑙.
Misal, 𝑘 dan 𝑙 berpotongan dengan 𝑞 berturut-turut di 𝐴 dan 𝐵, dan berpotongan
dengan 𝑝 berturut-turut di 𝐷 dan 𝐶.
Akan dibuktikan: ∡𝐶 = ∡𝐷 > 90°
Akan dibuktikan bahwa segiempat saccheri 𝐴𝐵𝐶𝐷, ∡𝐶 = ∡𝐷 > 90° .
Perhatikankembali∆𝐾1 𝐶𝐷 pada gambar di atas.
KarenaK1 D < K1 A, maka berdasarkan Teorema 3 diperoleh bahwa∡K1 𝐷𝐶 <
90° . Dengan kata lain, ∡𝐴𝐷𝐶 > 90° . Berdasarkan Proposisi 5maka∡𝐴𝐷𝐶 =
∡𝐴𝐶𝐷 > 90° .
Jadi, terbukti bahwa sudut-sudut puncak pada segitiga adalah tumpul.

Teorema 7
“Dalam segiempat Lambert ABCD dengan
A = B = C = 90 0 , maka sudut keempat D
tumpul”
Bukti:
Konstruksi garis 𝑝⊥𝑚 dan 𝑞 ⊥ 𝑚,
sedemikian hingga 𝐾1 dan 𝐾2 merupakan
kutub dari 𝑞 dan 𝑃1 dan 𝑃2 merupakan kutub
Gambar 14
dari 𝑚. Misal, 𝑝 ⊥ 𝑚 di 𝐶 serta 𝑞 ⊥ 𝑚 di 𝐵.
Selanjutnya, konstruksi 𝑘.
Misal, 𝑘 berpotongan dengan 𝑞 dan 𝑝 berturut-turut di 𝐴 dan 𝐷.
Akan dibuktikan:∡𝐷 > 90°
Perhatikangambar di atas.
KarenaK1 𝐷 < K1 A, maka berdasarkan Teorema 3diperolehbahwa∡K1 𝐷𝐶 < 90° .
Dengan kata lain, ∡𝐴𝐷𝐶 > 90° .
Jadi, terbukti∡𝐷 > 90° .

Teorema 8
”Tidak ada bujursangkar dalam geometri Eliptik”
Bukti:
Andaikan ada bujursangkar dalam geometri eliptik.
Berarti ada segiempat ABCD dengan semua sisinya sama panjang dan semua
sudutnya siku-siku.
Jadi jumlah besar sudut segiempat ABCD
= A + B + C + D
= 90 + 90 + 90 + 90
= 360o
Hal ini bertentangan dengan Teorema 5 yaitu jumlah besar sudut-sudut suatu
segiempat lebih besar dari 360o.Jadi pengandaian salah. Seharusnya tidak ada
bujursangkar dalam geometri Eliptik. (terbukti)

Teorema 9:
”Dua segitiga yang sebangun adalah kongruen”

Teorema 10:
”Luas suatu segitiga adalah kelipatan konstan dari aksesnya yaitu
 =  (A + B + C −  ) ”
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Geometri Eliptik Ganda Representasi Euclide


Titik Titik pada bola
Garis Lingkaran besar bola
Bidang Bola
Ruas garis Busur dari suatu lingkaran besar
Jarak antara dua titik Panjang busur terpendek dari lingkaran besar
yang melalui kedua titik itu
Sudut antara dua garis Sudut pada bola yang dibentuk oleh dua
lingkaran besar
Ukuran sudut Ukuran sudut pada bola

Geometri eliptik ini memiliki 10 teorema dan beberapa model.


DAFTAR PUSTAKA

Morgan, Frank M. ___.Plane and Spherical Trigonometry. American Book


Company. Dartmounth Collage: New Hampshire

Prenowitz, Walter dan Meyer Jordan. ___. Basic Concepts of Geometry.London:


Blasdel Publishing Company

RohanadanAfgani, Win. 2006. Geometri Riemann. UniversitasSriwijaya:


Palembang.Makalah, dosenpengampu Prof. DR. Zulkardi, M.I.Komp,
M.Scdkk.
http://www.geocities.ws/m_win_afgani/PresentasiGeometriRiemann.pdf
diaksestanggal 27 Oktober 2015

-------. Sejarah Claudius Ptolemy, Nicholaus Copernicus, ChristoperColombus.


http://www.apprendre-
math.info/indonesien/historyDetail.htm?id=Ptolemydiaksestanggal 20
November 2015

Anda mungkin juga menyukai