Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP RUANG DAN WAKTU

Disusun oleh :
Desi Safitri (1712040009)
Pendidikan Fisika A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN FISIKA
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Tahun 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana makalah ini membahas
tentang kajian teori ruang dan waktu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah
ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat dan
mampu menambah wawasan bagi semua orang.
Akhir kata saya meminta semoga makalah ilmiah tentang kajian teori ruang dan waktu ini
bisa memberi manfaat utaupun inspirasi pada pembaca.
 

.                                                                              Makassar,  30 Oktober 2018

 
.                                       Penyusun,

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN     
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Konsep Ruang Dan Waktu Mutlak Fisika Klasik..........................................5
2.2 Konsep Ruang Dan Waktu Modern..............................................................5
2.3 Ruang Dan Waktu Menurut Alquran............................................................7
BAB III. PENUTUP
3.1 Simpulan........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12

BAB I

3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah ruang dan waktu ataupun ruang waktu terkadang digunakan dalam dua konteks
yang berbeda akan tetapi dengan pengertian yang sama sehingga membuat bingung sebagian
orang yang belum paham dengan kedua konteks tersebut. Konteks yang pertama adalah
pengertian ruang dan waktu dalam lingkup cultural studies yaitu seperti pendapat dari
Elisabeth Stroker dalam investigations in Philosopy of space, yang menjelaskan tentang
ketidak terpisahan antara konsep ruang dan dunia. Ketika kita mengatakan bahwa hidup di
dalam sebuah ruang maka itu mempunyai makna semantic yang sama dengan hidup di dalam
sebuah dunia. Maka mengatakan hidup di ruang lain (ruang mimpi, ruang mistik) sama
artinya dengan mengatakan hidup di dunia lain (dunia mimpi, dunia hantu).
Berbeda ketika konteks yang digunakan adalah fisika maka konsep ruang dan waktu
hanya sebatas ruang dan waktu secara fisis. Dalam fisika, ruang dan waktu mempunyai
pengertian yang berkembang sejalan dengan perkembangan kerangka berpikir manusia. Dan
tentu saja kerangka berpikir manusia berkembang berdasarkan atas analisis mendalam dari
gejala alam yang ditemui serta teori yang sudah diakui.
Islam sebagai agama yang diakui juga mempunyai referensi khusus untuk memahami
konsep ruang dan waktu baik itu secara kultural maupun sains. Maka, selain mencoba untuk
mencari konsep ruang dan waktu menurut sains maka makalah ini juga akan mencari
hubungan antara konsep yang ditelurkan sains dengan konsep dari islam (Alquran).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa konsep ruang dan waktu mutlak fisika klasik ?
2. Apa konsep runag dan waktu modern ?
3. Apa konsep ruang dan waktu menurut Al-Quran ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui konsep ruang dan waktu mutlak fisika klasik
2. Mengetahui konsep ruang dan waktu modern
3. Mengetahui konsep ruang dan waktu menurut Al-Quran

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Ruang Dan Waktu Mutlak Fisika Klasik


Pada bagian pengantar buku Principia karangan Newton dibeberkan sejumlah definisi bahwa
ruang dan waktu adalah mutlak. Ruang mutlak adalah ruang dimana setiap tempat dapat dibagi
menjadi tiga koordinat lepas dari adanya benda sebagai acuan atau tidak. Ruang angkasa
dibayangkan memiliki sumbu-sumbu matematis yang menentukan kedudukan setiap titik.
Menurut Newton waktu pun mengalir tanpa mengacu pada peristiwa tertentu. Pemutlakan ruang
waktu ini bertahan sampai dimandulkan oleh albert Enstein pada tahun 1905.
Pandangan paham Newton ini telah memberi suatu kerangka nalar dasar yang membantu kita
memahami sejumlah besar gejala alam. Pandangan tentang alam ini yang sebenarnya berasal dari
Galileo, mengatakan bahwa ruang dan waktu adalah mutlak. Juga dikemukakan bahwa setiap
percobaan yang dilakukan dalam kerangka acuan (pengamatan) kita barulah bermakna fisika
apabila dapat dikaitkan dengan dengan percobaan serupa yang dilakukan dalam kerangka acuan
mutlak.
Yaitu suatu system koordinat kartesius semesta yang padanya tercantelkan jam-jam mutlak.
Sebagai contoh, pernyataan yang lazim dikenal sebagai asas kelembaman (inersia) Galileo,
mengatakan bahwa sebuah benda yang diam cenderung diam kecuali jika padanya dikenakan
gaya luar. Jika kita mencoba menguji asas ini dalam sebuah kerangka acuan yang mengalami
percepatan, seperti sebuah mobil yang berhenti secara mendadak, atau sebuah komidi putar yang
sangat cepat perputarannya, akan didapati bahwa asas ini tidak berlaku lagi. Jadi hukum-hukum
newton (termasuk asas kelembaman) tidak berlaku dalam kerangka acuan yang mengalami
percepatan, kecuali dalam kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap.

2.2 Konsep Ruang Dan Waktu Modern


Konsep ruang dan waktu yang mutlak dicoba untuk diuji kebenarannya oleh einstein.
Berangkat dari dua asumsi, yaitu asas relativitas kedua asas kecepatan cahaya yang konstan.
Menurut asas relativitas tidak mungkin untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain
jika kedua-duanya bergerak dengan kecepatan tetap. Sebagai contoh seseorang yang berada
dalam gerbong kereta api yang diam kemudian melihat kereta api lain yang bergerak melalui

5
jendela, maka orang itu tidak akan yakin kereta api mana yang sebenarnya bergerak sampai
melongok sendiri ke luar jendela. Artinya baik mekanika maupun elektromagnetik, berlaku tanpa
perubahan dalam setiap kerangka yang kecepatannya tetap.
Asumsi kedua,kecepatan dalam ruang kosong selalu tetap, bebas dari gerakan sumber cahaya
maupun pengamat. Kedua asumsi tersebut mengantarkan pada dua kesimpulan, pertama, yaitu
dua peristiwa yang terjadi serempak dalam satu kerangka acuan belum tentu terjadi serentak
dalam kerangka acuan yang lain. Kedua terjadi penyusutan panjang benda dan dilasi waktu
ketika benda tersebut menempuh perjalanan dengan kecepatan yang mendekati kecepatan
cahaya.
Dengan teorinya itu berarti Einstein secara radikal merombak pengertian ruang dan waktu
mutlak. Ruang dan waktu tidak mutlak lagi atau dengan kata lain menjadi relatif. Atas
kekonsistennya, Einstein berhasil mengantarkan suatu cara pandang mengenai alam semesta
yang samasekali baru dengan teori relativitas khususnya ini. Setelah terbukti einstein mencoba
lagi membuktikan prinsip relativitas umum, yakni bahwa hukum-hukum fisika akan sama untuk
semua pengamat. Tepatnya antara tahun 1905 sampai 1916 einstein membuktikan bahwa hukum-
hukum fisika itu akan sama dalam kerangka acuan percepatan. Dia mengakui pentingnya
hubungan antara gerak percepatan dan gravitasi, dan selanjutnya menunjukkan bagaimana
gravitasi dapat mempengaruhi ruang dan waktu.
Gaya gravitasi antara dua benda dianggap oleh newton sebagai reaksi sesaat melintasi jarak
antara kedua benda tersebut. Einstein menunjukkan bahwa dua benda akan tarik menarik
sehingga mempengaruhi ruang dan waktu diantara keduanya.
Dapat dibayangkan bahwa suatu satelit antariksa yang memasuki suatu daerah di mana ruang
dan waktu dilengkungkan oleh keadaan obyek masif di dekatnya. Cahaya akan dibelokkan
sehingga bintang-bintang yang jauh akan tampak bergeser dan benda-benda akan tampak
terdistorsi. Sendainya terjadi balapan antara dua pesawat antariksa, maka pemenangnya adalah
yang mampu menciptakan energi dari radiasi untuk mendistorsi ruang waktu, atau bahkan
menggali terowongan ruang dan waktu.
Efek dari teori relativitas umum Einstein adalah:
1. Perkiraan keberadaan lubang hitam
Frekuensi suatu foton cahaya atau jam atom dipengaruhi oleh gravitasi. Medan gravitasi
mendistorsi ruang dan waktu, dan reaksi medan gravitasi adalah terhadap ruang yang

6
melengkung. Salah satu pengaruh yang paling dramatis dari teori ini adalah bahwa
cahaya tidak dapat melepaskan diri dari suatu benda yang memiliki gravitasi yang cukup
kuat. Benda ini disebut sebagai lubang hitam.
2. Lubang cacing
Keadaan yang sama dengan proses terbentuknya lubang hitam, hanya saja diasumsikan
dalam lingkup yang kecil.
3. Ruang waktu yang memuai (mengembang)
Dulu Newton beranggapan bahwa ruang dan waktu bersifat mutlak dan statis, akan tetapi
setelah munculnya teori relativitas umum Einstein ruang dan waktu ternyata tidaklah
statis melainkan terus mengembang. Dari asumsi inilah teori bigbang dapat dibuktikan.
Alam semesta (ruang dan waktu) dianggap terus memuai, menyebabkan setiap galakasi
bergerak menjauhi setiap galaksi lainnya seperti halnya bintik pada permukaan balon
yang menggembung. Astronom Edwin Hubble menemukan pada tahun 1929 bahwa
semakin jauh suatu galaksi, semakin cepat galaksi itu menjauh dari kita. Teori ini juga
akan membawa pada kesimpulan bahwa alam semesta ini talah berumur 10-12 milyar
tahun. Dan yang terakhir, kesimpulan bahwa alam semesta ini berhingga bertolak
belakang dengan teori Newton bahwa alam semesta ini tak berhingga.

2.3 Ruang Dan Waktu Menurut Alquran


Istilah ruang dan waktu dalam alquran banyak ditemui dalam berbagai ayat yang mempunyai
maksud dan pengertian yang berbeda. Untuk istilah waktu saja alquran menyebutnya dalam
empat bentuk dengan tempat dan pengertian masing-masing. Yaitu:
1. Ajal, untuk menunjukkan waktu berakhirnya sesuatu, seperti berakhirnya usia manusia
atau masyarakat. Setiap umat mempunyai batas waktu berakhirnya usia (QS Yunus [10]: 49).
Demikian juga berakhirnya kontrak perjanjian kerja antara Nabi Syuaib dan Nabi Musa, Al-
Quran mengatakan: Dia berkata, “Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dan kedua
waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku
(lagi). Dan Allah adalah saksi atas yang kita ucapkan” (QS Al-Qashash [28]: 28).
2. Dahr digunakan untuk saat berkepanjangan yang dilalui alam raya dalam kehidupan dunia
ini, yaitu sejak diciptakan-Nya sampai punahnya alam sementara ini. Bukankah telah pernah
datang (terjadi) kepada manusia satu dahr (waktu) sedangkan ia ketika itu belum merupakan

7
sesuatu yang dapat disebut (karena belum ada di alam ini?) (QS Al-insan [76]: 1). Dan mereka
berkata, “Kehidupan ini tidak lain saat kita berada di dunia, kita mati dan kita hidup, dan tidak
ada yang membinasakan (mematikan) kita kecuali dahr (perjalanan waktu yang dilalui oleh
alam)” (QSAl-Jatsiyah [45]: 24).
3. Waqt digunakan dalam arti batas akhir kesempatan atau peluang untuk menyelesaikan
suatu peristiwa. Karena itu, sering kali Al-Quran menggunakannya dalam konteks kadar tertentu
dari satu masa. Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban kepada orang-orang Mukmin yang
tertentu waktu-waktunya (QS Al-Nisa’ [4]: 103)
4. Ashr, kata ini biasa diartikan “waktu menjelang terbenammya matahari”, tetapi juga dapat
diartikan sebagai “masa” secara mutlak. Makna terakhir ini diambil berdasarkan asumsi bahwa
‘ashr merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Kata ‘ashr sendiri bermakna
“perasan”, seakan-akan masa harus digunakan oleh manusia untuk memeras pikiran dan
keringatnya, dan hal ini hendaknya dilakukan kapan saja sepanjang masa.
Dari kata-kata di atas, dapat ditarik beberapa kesan tentang pandangan Al-Quran mengenai
waktu (dalam pengertian-pengertian bahasa indonesia), yaitu:
a. Kata ajal memberi kesan bahwa segala sesuatu ada batas waktu berakhirnya, sehingga
tidak ada yang langgeng dan abadi kecuali Allah Swt. sendiri.
b. Kata dahr memberi kesan bahwa segala sesuatu pernah tiada, dan bahwa keberadaannya
menjadikan ia terikat oleh waktu (dahr).
c. Kata waqt digunakan dalam konteks yang berbeda-beda, dan diartikan sebagai batas akhir
suatu kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan. Arti ini tecermin dari waktu-waktu
shalat yang memberi kesan tentang keharusan adanya pembagian teknis mengenai masa
yang dialami (seperti detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya), dan
sekaligus keharusan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu-waktu tersebut, dan
bukannya membiarkannya berlalu hampa.
d. Kata ‘ashr memberi kesan bahwa saat-saat yang dialami oleh manusia harus diisi dengan
kerja memeras keringat dan pikiran.
Pengertian waktu di atas adalah berdasarkan tafsir maudhu’i yang dikutip dari tulisan
Qurays Syihab dalam bukunya Wawasan Alquran.
Pengertian ruang dalam alquran tidak ditemukan secara khusus, artinya tidak ditemukan ayat
yang menggunakan istilah ini dalam satu kasus khusus. Sehingga konsep ruang dan waktu dalam

8
alquran lebih cenderung menuju pada hakikat ruang waktu dalam pengertian modern, dimana
ruang dan waktu tidak terpisah secara dimensional.
Pendekatan ruang waktu dalam alquran condong pada pengertiannya sebagai alam semesta atau
al’alamin. Menurut Ibnu Arabi Al-‘alamin dapat dibedakan menjadi jenis-jenis alam, yaitu alam
gaib, alam meta gaib, dan alam nyata.
Secara lebih dalam mencari konsep utuh ruang waktu menurut alquran dapat dianalisis
dengan faktor yang terkait dengan konsep-konsep yang menjadi bangunan dari ruang waktu
tersebut. Seperti yang disebut di atas terkait gejala ruang waktu jika dianggap bersifat relatif,
maka konsep yang membangunnya seperti teori relativitas khusus dan umum Einstein sudah
cukup mengantarkan pada pengertian utuh tentang ruang waktu tersebut.
Ayat yang menjelaskan baik itu secara tersirat maupun secara tersurat konsep relativistik
Einstein telah banyak ditemukan.
Teori Relativitas Khusus Enstein yang menjadi fondasi utama konsep ruang waktu relatif
didasarkan pada asumsi:
1. Kecepatan cahaya adalah kecepatan tertinggi yang paling mungkin di alam semesta ini.
Kecepatan cahaya bersifat konstan dengan nilai 2,988 x 105 Km /s.
2. Hukum-hukum fisika yang dinyatakan dalam bentuk persamaan akan selalu mempunyai
bentuk yang sama dalam sebarang kerangka acuan inersia.
Kedua asumsi tersebut akan menimbulkan dampak:
1. Pemuluran waktu (dilasi waktu) pada jam yang bergerak lebih lamban dari pada jam yang
diam.
2. Penyusutan panjang pada batang yang bergerak tampak lebih pendek daripada batang
yang diam.
3. benda yang bergerak akan mempunyai massa lebih besar dari pada massa diamnya.
Kecepatan yang konstan menurut enstein yang bernilai 2,988×105 dapat dihitung
berdasarkan konsep alquran sebagaimana yang telah dilakukan oleh DR. Mansour Hasaf
El Nabi, seorang ahli astrofisika Mesir yang menemukan cara penghitungannya dengan
menyamakan jarak tempuh malaikat adalah sama dengan jarak tempuh oleh bulan selama
1000 tahun. Kemudian menghitungnya dengan sistem kalender bulan sideral dalam ilmu
astronomi. Dengan berdasar pada kerangka acuan bintang dan alam semesta dihitung
kecepatan bulan serta periode bulan lantas memasukkan nilaike dalam rumus L = v.T

9
maka dihasilkan besar c = 299.792,5 km hasil yang paling mendekati akurat jika
dibanding dengan versi lainnya.
Terkait dengan massa benda bergerak lebih besar dari pada massa diamnya menunjukkan
bahwa manusia tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan perjalanan yang jaraknya
melebihi 1000 tahun cahaya seperti yang dilakukan oleh para malaikat. Dalam surat assajdah
ayat 5 diterangkan bahwa Allah mengatur urusan dari langit ke bumi dan kembali lagi ke langit
dalam 1 hari yang menrut perhitungan kamu 1000 tahun.
Penalarannya adalah umur rata-rata manusia adalah sekitar 65-100 tahun, sedangkan untuk
mencapai jarak yang ditempuh oleh malaikat dalam satu hari manusia memerlukan waktu 1000
tahun. Maka jelas hal itu tidak mungkin bagi manusia. Dalam surat Arrohman ayat 33 dijelaskan
demikian, bahwa manusia tidak akan sanggup menembus langit kecuali dengan kekuatan.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ruang dan waktu mempunyai pengertian yang berbeda pada setiap kerangka berpikir
yang berbeda. Ruang dan waktu mengalami perkembangan pengertian, mulai dari masa
klasik hingga ke masa modern.
Dalam kerangka berpikir klasik ruang dianggap bersifat mutlak sedangkan dalam
kerangkan berpikir modern ruang dan waktu bersifat relatif.
Dalam Alquran ruang dan waktu mempunyai pengertian yang sama dengan kerangka
berpikir modern. Akan tetapi alquran mempunyai pengertian yang bersifat kultural juga
terhadap istilah waktu.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://blog.unnes.ac.id/rudi/konsep-ruang-dan-waktu/

12

Anda mungkin juga menyukai