Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FILSAFAT KOSMOLOGI

Dosen : H. Muhammad BaharAkkaseTeng, LcP, M,Hum


Firman Saleh, S.S, S.Pd, M.Hum

Disusun Oleh Kelompok 4 :


1. Baso Moh. Zulkifli ( F071191031 )
2. Rini Oktaviani R. ( F071191011 )
3. Moniken ( F071191056 )

DEPARTEMEN ARKEOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………………………..


Daftar Isi …………………………………………………………………………....
BAB I Pendahuluan …………………………………………………………………
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………..
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………….
BAB II Pembahasan …………………………………………………………………
A. Kosmologi……………………………………..........................................
B. Jenis dan Teori dalam Kosmologi………………………………………....
BAB III Penutup ……………………………………………………………………
Mamfaat ………………………………………………………………………
Kesimpulan …………………………………………………………………..
Daftar Pustaka ………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbicara tentang alam semesta, tentu saja di dalam benak kita sebagai
manusia biasa timbul sebuah pertanyaan bagaimanakah alam semesta yang begitu
besar dan luas tak bertepi ini berawal, kemana ia menuju bagaimana hukum yang
menjaga tata’’’nan dan keseimbangannya bekerja. Alam semesta itu ada seperti yang
kita ketahui sekarang ini bukanlah tanpa suatu proses, akan tetapi alam semesta ini
ada karena tercipta dan melalui proses yang begitu panjang.
Terbentuknya alam semesta menjadi teka-teki yang menyibukkan bagi umat
manusia. Sejauh perkembangan teori terbentuknya alam semesta, belum ada yang
dapat membuktikan secara empiric kebenarannya. Hal ini dikarenakan manusia
adalah bagian alam raya. Manusia adalah sesuatu yang sangat baru di alam raya.
Maka walaupun manusia dengan susah payah mencari-cari bagaimana terbentuknya
alam semesta sering terhalang keterbatasan pandangannya. Keterbatasan
pandangan ini sangat terikat dengan pengetahuan apriori yang dimiliki manusia. Hal
ini menyebabkan pandang antentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui
pengalaman.
Kemajuan cara berpikir manusia membuat para ilmuwan merumuskan teori
mengenai terbentuknya alam semesta. Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang
penciptaan alam semesta? Konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung
pada. Gagasan yang umum di abad ke-19 adalah gagasan para kaum materialis, yang
menyatakan alam semesta ini merupakan kumpulan materi dengan ukuran tak
hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya seperti sedia
kala yaitu tetap tidak berubah sama sekali. Selain menetapkan dasar berpijak bagi
paham materialis bahwa alam semesta ini adalah tidak berawal dan tidak berakhir,
pandangan ini juga menolak keberadaan sang pencipta.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu Kosmologi?


2. Bagaimana sejarah perkembangan kosmologi?
3. Teori apa saja yang ada dalam Kosmologi?
4. Apa saja macam macam kosmologi dalam berbagai bidang?
5. Apa saja unsur unsur kosmologi?

1.3. tujuan penulisan


Tujuan kosmologi adalah merumuskan tampilan dan sifat alam semesta teramati ke dalam
hipotesis, yang akan mendefinisikan struktur dan evolusinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kosmologi

1. Pengertian Kosmologi
Kosmologi berasal dari kata Yunani “kosmos” dan “logos”. “Kosmos” berarti susunan,
atau ketersusunan yang baik. Lawannya ialah “khaos”, yang berarti “kacau balau” (Bakker,
1995: 39). Selain dipakai dalam khasanah pemikiran filsafat, istilah “kosmologi” juga dipakai
dalam lingkup ilmu empiris, yakni dikenali sebagai ilmu yang menggabungkan hasil-hasil
pengamatan astronomis dengan teori-teori fisika dalam rangka menyusun hal-hal astronomis
atau fisis dari alam semesta dalam suatu kesatuan dengan skala yang besar (Munitz, dalam:
Edward, ed, 1976: 238).
Istilah kosmologi berasal dari bahasa Yunani kosmos yang dipakai oleh Pythagoras (580-
500 SM) untuk melukiskan keteraturan dan harmoni pergerakan benda-benda langit. Istilah
ini dipakai lagi dalam pembagian filsafat Christian Wolff (1679-1754).
Secara spesifik kosmologi dapat di artikan sebagai ilmu mengenai alam semesta. Ilmu di
sini dapat berarti menegenai keteraturan alam, maupun unsur-unsur beserta struktur alam
semesta.

2. Sejarah Munculnya Kosmologi


Ditinjau dari sejarahnya, usia kosmologi sudah setua kehadiran manusia di bumi.
Kosmologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang landasannya berangkat dari
refleksi (filosofis) berkenaan dengan upaya manusia untuk menalar kosmos, sebuah uraian
tentang sejarah semesta alam dan kehadiran manusia di dalamnya.

Kosmologi juga tak luput ikut menelaah ruang dan waktu, menyelidiki asal-usul alam
semesta beserta isinya, dan mempelajari peristiwa di ruang angkasa, termasuk asal mula
kehidupan. Secara histori pada awalnya pemahaman tentang terjadinya alam semesta
mengarah pada mitologi, semacam “dongengan” yang disebut kosmogoni. Kosmologi kuno
mengikuti pendapat bahwa alam semesta itu terbatas dan berorientasi pada bumi sebagai
pusatnya (finite and earth-centered). Kemudian timbul anggapan lain, yakni bahwa alam
semesta itu menjangkau sesuatu yang tidak terbatas, tanpa permulaan dan tanpa akhir. Jadi
benda alam (galaksi, bintang, planet dan segainya) dapat berada, tumbuh, terpecah-pecah dan
berada dalam ruang tanpa batas

Pada bagian awal sejarahnya alam semesta di pelajari oleh ilmu astronomi, astronomi
memerlukan hanya pengamatan dan ramalan gerakan benda di langityang bisa dilihat dengan
mata telanjang. Rigveda menunjuk kepada ke-27 rasi bintang yang dihubungkan dengan
gerakan matahari dan juga ke-12 Zodiak pembagian langit. Yunani kuno membuatkan
sumbangan penting sampai astronomi, di antara mereka definisi dari sistem magnitude.

B. Jenis dan Teori dalam Kosmologi

1. Teori Terbentuknya Alam Semesta


Teori tentang terbentuknya alam semesta telah terjadi perhatian para astronom sejak
lama. Hal ini diungkapkan melalui apa yang diketahui tentang ruang angkasa, bintang,
galaksi, nebula, komet, planet dan sebagainnya. Sampai saat ini ada beberapa teori yang
mencoba menerangkan bagaimana alam semesta terbentuk (kosmogenesis).

a) Teori “Big-Bang”
Dalam proses pembentukan alam semesta menurut Big Bang, pada awalnya terjadi
ledakan yang begitu dahsyat dan kemudian mengalami perluasan. Teori ini dihitung secara
matematis oleh Alexander Friedmann yang menurunkan dari teori relativitas umum Einstein
dan didukung oleh George Lemaitre pada tahun 1927. Teorinya tentang Expanding
Universe dikembangkan lagi oleh Arthur Stanley Eddington pada tahun 1930. Menurut
Eddington alam semesta sekarang ini berkembang secara bertahap melalui ekspansi dari
massa dan ukuran alam semesta sebelumnya yang sama dengan keseimbangan alam semesta
menurut Einstein.

b) Teori Steady State ( Keadaan Tetap )


Teori keadaan tetap pertama kali dikemukakan oleh beberapa ahli astrofisika bernama H.
Bondi, T. Gold dan F. Hoyle yang berasal dari Universitas Cambridge di tahun 1948. Dalam
teori ini menjelaskan bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan tidak akan berakhir. Alam
semesta yang ada saat ini akan terus dalam keadaan tetap baik dahulu ataupun beberapa
waktu ke depan. Berdasarkan teori keadaan tetap dijelaskan bahwa materi – materi yang ada
di alam semesta secara terus menerus datang dalam bentuk atom hidrogen hingga membentuk
sebuah galaksi lama yang terus bergerak menjauhi kita dalam prosesnya.
Teori keadaan tetap berdasarkan pada prinsip kosmologi sempurna yang berisi bahwa
alam semesta di manapun dan kapanpun akan selalu sama. Terlebih teori ini didukung oleh
fakta bahwa sebuah galaksi baru memiliki jumlah yang hampir sama dengan galaksi lama.
Dapat dikatakan pula jika teori keadaan tetap menjelaskan alam semesta tersebut tidak
terhingga ukurannya dan tidak terhingga pula usianya.

c) Teori Bintang Kembar

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Fred Hoyle. Proses pembentukan tata
surya berawal dari 2 bintang yaitu matahari dan bintang kembarannya. Bintang kembaran
yang lain berada pada kondisi yang tidak stabil. Seiring berjalannya waktu, bintang kembaran
tersebut mengalami ledakan – ledakan kecil. Hingga pada suatu saat bintang tersebut
mengalami ledakan yang besar hingga menjadi serpihan – serpihan kecil beserta debu yang
bertebaran di angkasa.

Serpihan – serpihan dan debu tersebut akhirnya terjebak di dalam gaya gravitasi yang
dimiliki oleh matahari. Namun gaya gravitasi tersebut tidak terlalu kuat untuk menarik
serpihan dan debu masuk ke dalam matahari. Seiring berjalanya waktu, serpihan – serpihan
tersebut berubah bentuk menjadi jalur atau sabuk asteroid yang memisahkan antara planet
dalam dengan planet luar. Sedangkan debu – debu yang bertebaran mulai berkumpul menjadi
satu menjadi planet yang kita kenal saat ini.

 Teori Awan Debu

Pada teori ini menjelaskan bahwa tata surya berasal dari gas dan kumpulan debu-debu
yang berada di luar angkasa sehingga dikenal dengan sebutan Teori Awan Debu (The Dust
Cloud Theory). Saat ini di alam semesta banyak bertebaran gumpalan awan yang sejenis.
Salah satu gumpalan awan tersebut mengalami proses pemampatan. Proses pemampatan
tersebut terjadi sekitar 5 milyar tahun yang lalu. Saat proses pemampatan sedang
berlangsung, partikel-patikel debu ditarik ke bagian pusat dari awan tersebut, hingga
membentuk sebuah gumpalan bola yang mulai memilin. Seiring berjalannya waktu,
gumpalan gas tersebut mulai memipih dan membentuk cakram yang tebal pada bagian tengah
dan sedangkan bagian tepinya semakin menipis.

Di dalam teori awan debu ini juga menjelaskan bahwa pada bagian tengah, partikel-
partikel tersebut saling menekan satu dengan yang lainnya. Akibatnya timbul panas dan
berubah menjadi pijar. Perubahan tersebutlah yang menjadi awal mula terciptanya matahari.
Sedangkan pada bagian luar atau tepi, mengalami perputaran yang cukup cepat sehingga
terpecah menjadi beberapa gumpalan gas dan debu yang berukuran lebih kecil. Gumpalan –
gumpalan kecil yang berisi gas dan debu tersebut juga mengalami proses pemilinan. Pada
proses selanjutnya, gumpalan tersebut membeku dan menjadi planet-planet, beberapa satelit
yang telah kita selama ini. Sehingga kesimpulan yang dikemukakan oleh Gerard menyatakan
terbentuknya tata surya berasal dari awan dan debu yang terpilin.

2. Macam-macam Kosmologi
Kosmologi bisa dibagi dalam empat bagian sebagai berikut :
a. Kosmologi ilmiah/empiris. Maksudnya ialah manusia membangun kosmologi
universalnya mengenai alam semesta berdasarkan hasil-hasil ilmu pengetahuan
empiris.
b. Kosmologi falsafi yang dicapai melalui proses argumentasi-argumentasi rasional.
c. Kosmologi agama yang diperoleh melalui keimanan kepada para pemimpin agama
sehingga semua kata-kata mereka diyakini sebagai kebenaran.
d. Kosmologi irfani (gnostik); yang diperoleh melalui jalur kasyf
(penyingkapan) dan syuhudi  (penyaksian batin).
3. Unsur-unsur Kosmologi
Kelima unsur kosmologi itu masing-masing disebut sebagai air, kayu, api, tanah, dan
logam. Kelima energi tersebut saling menghasilkan dan menghancurkan. Air menumbuhkan
kayu; kayu dibakar menghasilkan api, api menghasilkan abu (tanah), tanah menghasilkan
logam yang ditambang dari dalamnya, logam dipanaskan akan mencair (menghasilkan air),
dan selanjutnya siklus ini kembali ke awal lagi. Sementara itu logam menghancurkan kayu
dengan jalan memotongnya, kayu menyerap kesuburan tanah agar dapat tumbuh, tanah
sendiri menghancurkan air dengan jalan menyerapnya, air menghancurkan api dengan jalan
memadamkannya, api menghancurkan logam dengan jalan melelehkannya, selanjutnya siklus
ini kembali ke awal lagi.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kosmologi merupkan ilmu yang mengkaji alam semesta, yang mempelajari tentang
struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Mulai dari penciptaan alam semesta, isi
alam semesta, hingga kebenaran tentang alam semesta itu sendiri. Namun begitu, sampai saat
ini masih belum ada yang dapat membuktikan tentang kebenaranya secara empirik. Hal ini
dikarenakan manusia adalah sesuatu yang sangat baru di alam semesta ini dengan segala
keterbatasannya.
DAFTAR PUSTAKA

HelgeKragh, Conception of Cosmos from Myth to the Accelerating Universe: A History of


Cosmology, (New York: Oxford University Press, 2007) , hlm. 23.

Karlina Supelli, ‘Menelusuri Jejak Kosmos’, Jurnal Driyarkara Th. XXXIII no.1 (2012),


hlm. 5.

Stephen Hawking, A BriefHistoryofTime, terj. Zia Anshor, (Jakarta: Gramedia, 2013), hlm.
115.

https://ilmugeografi.com/astronomi/
http://www.astronomi.us/2012/02/teori-penyebab-alam-semesta-mengembang.html
http://www.marxists.org/archive/politzer/works.htm
http://www.catholiceducation.org/articles/science/sc0022.html
Lembar Tanya Jawab

1. Apa itu kosmologi?


2. Unsur unsur apa saja yang ada pada kosmologi?
3. Macam macam kosmologi?

Anda mungkin juga menyukai