Anda di halaman 1dari 13

Pengantar Kosmologi untuk Olimpiade dan Umum Juga Boleh

M. Dafa Wardana

I. P ENDAHULUAN atau tidak, sejauh yang kita mampu amati, semuanya


masih alam semesta. Saat ini kita mengetahui bahwa
Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari alam semesta alam semesta mengalami pengembangan, galaksi-galaksi
sebagai suatu kesatuan secara keseluruhan. Kosmologi dan gugus galaksi bergerak saling menjauh. Kita juga
berusaha mengungkap sejarah, menjelaskan tingkah laku mengetahui bahwa sebagian besar pengisi alam semesta
saat ini, serta memprediksi masa depan alam semesta. justru hal belum dapat kita mengerti; materi gelap, yang
Objek-objek yang berada di alam semesta tidak lagi ditinjau membuat galaksi-galaksi dapat terbentuk, serta energi gelap,
per individu tetapi dijadikan alat untuk mengetahui sifat-sifat yang membuat alam semesta mengembang dipercepat.
alam semesta. Hal-hal yang telah disebutkan adalah contoh beberapa
Ilmu ini berurusan dengan pertanyaan mendasar dalam penemuan terbesar dalam kosmologi yang banyak mengubah
hidup semacam siapa kita? Bagaimana posisi kita di alam cara pandang kita terhadap alam semesta. Ya, sekarang
semesta? Apakah alam semesta memiliki awal? Apakah alam kita mengetahui semua itu. Sayangnya mengetahui sangat
semesta akan berakhir? Apa saja komponen pengisi alam berbeda dengan memahami. Masih banyak kegelapan yang
semesta? Apakah ada alam semesta lain selain alam semesta menunggu untuk mendapat penjelasan.
kita? Apakah ada kita yang lain di alam semesta lain selain
kita di alam semesta kita? Kesel gak lu baca pertanyaan yang II. PARADOKS O LBERS
terakhir? Salah satu paradoks terkenal yang berkaitan dengan studi
Jika kita hidup di zaman Mesir kuno, konsep tentang tentang alam semesta adalah Paradoks Olbers. Paradoks ini
alam semesta akan berisi penjelasan mengenai Bumi yang dicetuskan oleh Heinrich Wilhelm Olbers (1758 - 1840),
berbentuk datar dan ditutupi oleh kubah langit tempat seorang astronom Jerman, yang mempertanyakan asumsi
semua benda langit menempel. Pada masa Yunani kuno, yang pada saat itu dipercaya, yaitu alam semesta dengan
alam semesta dipercaya berupa bola langit tempat semua ukuran dan usia yang tak berhingga. Pertanyaan Olbers
bintang-bintang menempel. Di dalam bola tersebut terdapat kira-kira begini ”Jika alam semesta memiliki ukuran dan usia
bola Bumi yang terletak di pusat bola langit, serta Matahari, yang tidak terbatas, mengapa langit malam tidak terang?”.
Bulan, dan planet-planet bergerak mengitari Bumi. Pertanyaan Olbers sekilas terdengar ”Ya iyalah Bambang,
Ribuan tahun setelahn itu, alam semesta dipahami kan malem.” tapi coba bayangkan sejenak, boleh ditemani
sebagai suatu sistem dengan Matahari sebagai pusatnya secangkir kopi.
dan seluruh planet termasuk Bumi serta bintang-bintang
bergerak mengitari Matahari. Teori ini dikenal dengan
sebutan teori Heliosentris, dan meskipun santer dikemukakan
oleh Copernicus pada abad ke 16, Aristarchus yang hidup
pada 310 SM – 230 SM sudah mencetuskannya terlebih
dahulu. Tetapi saat itu ide-ide yang dia usulkan kalah tenar
oleh ide Geosentris milik Aristoteles dan Ptolemy.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat
pekerjaan yang semula hanya bisa dilakukan dalam ranah
teoretis pun kini sudah banyak yang dapat dikerjakan
dengan observasi. Melalui observasi kita dapat memperoleh
bukti nyata tentang tingkah laku alam semesta seraya
mengonfirmasi teori-teori yang cocok dengan alam semesta
Gambar 1: Kemanapun melihat, saat berada dalam hutan yang
yang kita diami ini. Tetapi mungkin juga sebaliknya, luas arah pandang kita akan selalu menabrak pohon. Jadi berasa
dari hasil observasi kita bisa menemukan hal yang tidak lagi baca buku biologi bab biosfer gak sih gambar pertama hutan
diprediksi sebelumnya sehingga memerlukan pengembangan bambu? Sumber: dokumentasi pribadi.
teori lain yang mungkin saja belum penah terjamah.
Pengetahuan kita tentang alam semesta memang salah Bayangkan kalian sedang berdiri di tengah hutan yang
satu yang perkembangannya tidak berhenti sejak zaman luasnya tak berhingga. Lalu, kalian dizinkan untuk berjalan
kuno dan mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama ke suatu arah tertentu (azimuth berapapun), lurus, tanpa
selama seratus tahun terakhir. Saat ini, kita mengetahui boleh berbelok sama sekali. Perhatikan bahwa arah manapun
bahwa kita tidak tahu apakah alam semesta memliki batas yang diambil, suatu saat langkah kalian pasti akan menabrak
pohon bukan? Nah, hal yang sama seharusnya terjadi pada ruang berbentuk bola dengan radius dua meter dan kamu
langit malam di alam semesta yang memiliki usia dan ukuran sebagai pusatnya, mungkin akan ada hp, laptop, buku, meja,
tak hingga, tapi bukan nabrak pohon. Jika alam semesta ini nasi padang, centong nasi, tutup botol. Ketidakhomogenan
memiliki ukuran dan usia yang tak berhingga, seharusnya masih termamati bahkan saat kita meninjau skala sebesar
ada cukup banyak bintang untuk menutupi seluruh langit Galaksi. Akan ada bagian yang berbeda dengan bagian
sehingga kemanapun kita melihat, arah pandang kita akan lainnya; lengan spiral, halo Galaksi, bulge, dan segala hal
”menabrak” permukaan bintang, dan karena permukaan lainnya. Alam semesta baru terlihat homogen dan isotropik,
bintang pastilah terang maka seluruh langit malam haruslah sekali lagi, dalam skala lebih dari ∼ 100 Mpc. Struktur
terang juga. Tapi kenyataan tidaklah begitu Bung. Realitanya, terbesar yang diketahui saat ini adalah supercluster galaksi
langit malam kita tetap gelap gulita dengan sejumlah bintang dan belum ditemukan yang ukurannya lebih dari ∼ 100 Mpc.
yang bertabur, tidak di seluruh langit. Kedua prinsip ini hampir selalu kita gunakan dalam
Solusi dari paradoks ini, tentu saja, alam semesta kita bahasan selanjutnya, kecuali untuk kondisi-kondisi tertentu,
memiliki usia yang berhingga, atau alam semesta kita dan tentu saja akan diberi tahu terlebih dahulu jika pada suatu
memiliki ukuran yang berhingga, atau keduanya. Bagaimana ketika prinsip tersebut perlu ditinggalkan, kalem.
hal ini bisa memecahkan paradoks tersebut?
IV. P ENGEMBANGAN A LAM S EMESTA
Begini. Jika ukuran alam semesta berhingga maka
mungkin saja tidak ada cukup banyak bintang untuk Hingga tahun 1920an sebenarnya astronom masih
menutupi seluruh langit. Jika hutan tempat kita tadi berdiri memperdebatkan ukuran alam semesta ini. Kalau kalian
hanyalah sebuah kebun, kemungkinan kita bisa berjalan berwawasan luas dan berbudi pekerti luhur, semestinya
keluar hutan tersebut tanpa menabrak pohon, bukan? kalian pernah mendengar kabar bahwa 26 April 1920
Sekalipun kita hanya berjalan lurus. diadakan forum untuk mendiskusikan hal tersebut. Forum
Lalu yang kedua, jika usia alam semesta ini berhingga ini terkenal dengan nama ”The Great Debate” dan tokoh
maka hanya bintang pada jarak tertentu saja yang dapat kita utama dalam forum itu yang memaparkan hasil penelitiannya
amati, yaitu yang cahayanya sudah sampai ke sini. Ingat adalah Harlow Shapley dan Heber Curtis.
bahwa bintang-bintang bisa kita amati jika ada cahayanya Perlu diingat juga bahwa saat itu orang-orang belum
yang sampai ke pengamat, dan ingat juga bahwa cahaya tahu bahwa galaksi-galaksi adalah galaksi. Bingung kan
memiliki kecepatan yang terbatas. Misalnya saja, jika alam lu? Karena keterbatasan teknologi, citra-citra galaksi masih
semesta ini usianya baru 1 tahun, maka bintang paling kabur sehingga tampak seperti nebula. Jadi kala itu, yang
jauh yang bisa kita lihat adalah bintang berjarak 1 tahun saat ini kita sebut dengan ekstragalaksi (galaksi selain
cahaya, lebih jauh dari itu cahayanya belum sampai ke kita Bima Sakti) masih disebut dengan nebula, misalnya Nebula
sehingga tidak akan teramati dan dan bisa menyebabkan Andromeda, karena orang-orang belum bisa membedakan
tidak terangnya langit kita. nebula yang sebenar-benarnya nebula dengan ekstragalaksi.
Kala itu paradoks Olbers hanya sebatas paradoks yang Nah, yang diributin sama Shapley-Curtis ya itu tadi,
usulan jawabannya (yang baru saja dibahas) sangat jauh dari ukuran alam semesta sama ”nebula-nebula” yang sebenarnya
pembuktian karena keterbatasan pengetahuan dan teknologi adalah ekstragalaksi. Shapley berasal dari kelompok yang
pengamatan. berpendapat bahwa seluruh alam semesta ya galaksi kita
ini. Dengan kata lain, galaksi kita ini adalah keseluruhan
III. P RINSIP KOSMOLOGI alam semesta, HEHE. Oleh karen itu, “nebula-nebula” adalah
Agar beban hidup ini tidak terlalu berat, ada dua asumsi sistem yang merupakan bagian dari galaksi kita. Sementara
penting yang akan sering dipakai tatkala kita mempelajari itu, Pak Curtis berpendapat bahwa alam semesta mempunyai
alam semesta. Seperti biasanya, asumsi-asumsi ini digunakan ukuran yang lebih besar daripada sekadar Galaksi Bima
untuk membuat permasalahan menjadi lebih sederhana. Sakti, dan nebula-nebula adalah sistem seperti galaksi kita
Kedua asumsi itu disebut dengan prinsip kosmologi. Prinsip serta terpisah, bukan bagian Bima Sakti.
ini menganggap bahwa alam semesta bersifat homogen dan Hingga kemudian pada tahun 1925, Edwin Hubble
isotropik dalam skala besar (R ∼ 100 M pc). mengamati bintang Cepheid yang berada di “nebula”
Alam semesta bersifat homogen artinya tidak ada lokasi Andromeda. Ingat bahwa bintang Cepheid adalah bintang
yang istimewa, semua dianggap sama, homogen. Sementara variabel yang periode pulsasinya berhubungan dengan
alam semesta bersifat isotropik artinya tidak ada arah luminositasnya. Hubungan ini terkenal dengan hubungan
yang istimewa. Salah satu dosen terhebat saya, Bu Nana, Periode-Luminositas,
menjelaskan prinsip kosmologi dengan bercerita begini:
MV = −[2, 76(log P )–1, 0]–4, 16, (1)
prinsip kosmologi itu artinya, kalau kalian punya bola dengan
radius 100 Mpc, isi bolanya akan sama kemanapun kalian (Ferrarese dkk. 1996) dengan P adalah periode pulsasi
geser bola itu. bintang variabel Cepheid dalam hari, dan MV adalah
Apakah asumsi ini benar-benar bagus untuk diterapkan magnitudo mutlak visualnya. Jadi dengan mengamati periode
padahal selama kita hidup jelas-jelas alam semesta tampak pulsasinya, Hubble bisa mendapatkan nilai magnitudo mutlak
tidak homogen juga isotropik? Pada skala kecil tentu saja bintang Cepheid. Kemudian dari pengamatan fotometri,
kedua asumsi ini sangat tidak berlaku. Misalnya saja, dalam nilai magnitudo semu bisa diperoleh sehingga jarak bintang
Cepheid dapat dihitung dengan menggunakan modulus
jarak. Dari pengamatan tersebut, Hubble memperoleh jarak
“nebula” Andromeda sebesar 285 kpc, jauh lebih besar
daripada ukuran Bima Sakti yang dihitung oleh Shapley
maupun Curtis sehingga sejak saat itu diketahui bahwa
Andromeda adalah sistem yang terpisah dari Bima Sakti, dan
dengan cara yang sama sejumlah objek yang semula disebut
nebula diketahui ternyata merupakan ekstragalaksi.
Lalu pada tahun 1929 Pak Hubble melakukan pengamatan
spektroskopi pada sejumlah ekstragalaksi. Hubble mengukur
pergeseran panjang gelombang garis pada spektrum yang
teramati terhadap panjang gelombang emisinya,
λobs − λem
z≡ , (2) Gambar 2: Grafik hasil pengamatan Hubble. Perhatihan bahwa
λem
sumbu y menyatakan kecepatan resesi, bukan pergeseran merah,
yaaa memang nilai z tersebut bisa negatif (pergeseran biru, tapi dulu Pak Hubble typo satuannya km, seharusnya km/s. Sumber:
galaksi bergerak mendekat), maupun positif (pergerseran Ryden, 2006.
merah, galaksi bergerak menjauh). Tetapi hal yang ditemukan
oleh Hubble sungguhlah mencengangkan. Ia mendapati
bahwa para ekstragalaksi jauh mengalami pergeseran merah, dengan H0 adalah kemiringan (gradien) garis regresi.
hanya beberapa ekstragalaksi dekat (yang jumlahnya jauh Besaran H0 disebut dengan konstanta Hubble-Lemaı̂tre,
lebih sedikit daripada ekstragalaksi jauh) yang mengalami seperti persamaan di atas yang juga disebut dengan Hukum
pergeseran biru. Jadi dari pengamatan Hubble diperoleh Hubble-Lemaı̂tre. Lazimnya, kecepatan radial dinyatakan
kesimpulan bahwa ekstragalaksi jauh bergerak menjauh, dan dalam km/s dan jarak dinyatakan dalam Mpc. Maka dari
ini aneh banget sumpah. Jika alam semesta ini statis maka itu, konstanta Hubble-Lemaı̂tre biasanya dinyatakan dalam
seharusnya ekstragalaksi yang mendekat jumlahnya tidak km/s/Mpc (atau km/(s . Mpc), terserah kalian).
berapaut jauh dengan jumlah ekstragalaksi yang menjauh. Konstanta Hubble-Lemaı̂tre menggambarkan kecepatan
Data z ekstragalaksi yang diperoleh Hubble dapat pengembangan alam semesta; H0 yang besar berarti saat
digunakan untuk menghitung kecepatan radial terhadap ini alam semesta mengembang dengan kecepatan tinggi, dan
pengamat. Menggunakan asumsi kecepatan radialnya masih sebaliknya. Pengukuran terbaru memperoleh nilai konstanta
jauh lebih kecil daripada kecepatan cahaya, vr  c, maka Hubble-Lemaı̂tre sebesar H0 = 67, 4 ± 0, 5 km/s/Mpc
kecepatan radial dapat dihitung menggunakan, (Planck Collaboration, 2018). Ini berarti galaksi berjarak
1 Mpc menjauhi kita dengan kecepatan 67,4 km/s, galaksi
vr = cz, (3) dengan jarak 2,5 menjauhi kita dengan kecepatan 168,5 km/s,
dan seterusnya.
dengan konvensi yang seperti biasa, nilai vr negatif untuk
gerak radial mendekat, dan sebaliknya. Data kecepatan Sempet kepikiran gak, kalau semua galaksi menjauhi kita
radial ekstragalaksi hasil pengamatannya kemudian dia plot apakah itu berarti kita adalah pusat pengembangan alam
pada grafik dengan sumbu y memuat kecepatan radial dan semesta? Nah, gak begitu juga ternyata. Hasil observasi
sumbu x memuat jarak para ekstragalaksi. Jarak ekstragalaksi yang memperlihatkan bahwa ekstragalaksi bergerak menjauh
juga Hubble peroleh dengan memanfaatkan bintang variabel tidak bisa dijadikan dasar spekulasi bahwa kita adalah
Cepheid di galaksi yang dia amati. Grafik kecepatan radial pusat pengembangan alam semesta. Lagi pula itu melanggar
terhadap jarak yang Hubble peroleh diperlihatkan pada prinsip kosmologi yang homogen dan isotropik karena
Gambar 2. keberadaan pusat menjadikan sebuah titik lebih istimewa
Grafik pada Gambar 2 memperlihatkan adanya hubungan daripada yang lainnya.
antara jarak ekstragalaksi dengan kecepatan radialnya, Tanpa menjadi pusat pengembangan pun, apa yang kita
karena kalau gak ada hubungan apa-apa, seharusnya titik amati masih bisa dijelaskan dengan baik tanpa melanggar
di grafik tersebut tersebar secara acak, random. Tampak prinsip kosmologi. Sekarang perhatikan titik-titik pada
jelas bahwa semakin jauh jarak galaksi, kecepatan radial keliling lingkaran di Gambar 3.
menjauhnya semakin besar, wakwaw! Peristiwa seperti Anggap alam semesta adalah garis keliling lingkaran
ini hanya bisa dijelaskan jika alam semesta mengalami tersebut, artinya alam semesta hanya satu dimensi.
pengembangan, semakin besar, tidak statis seperti yang Ngomong-ngomong, gua berasa keren setiap kali ngejelasin
sebelumnya diasumsikan. Alam semesta mengembang gaes! bagian ini, B). Kita sebagai pengamat anggap berada di titik
Persamaan matematis yang menghubungkan vr dan r B dan garisnya memanjang secara homogen dan isotropik
berdasarkan plot data pada grafik yang Hubble dapat, bisa karena ”alam semesta” mengembang. Dengan demikian kita
diperoleh dengan melakukan regresi linear, akan mengamati bahwa titik A menjauhi B, titik C menjauhi
B, titik D menjauhi C, masing-masing dengan kecepatan
vr = H0 r, (4) yang sama, misal 1 cm/s. Tapi karena titik C menjauhi B dan
yang bertambah besar. Pergeseran merah yang terjadi akibat
pengembangan alam semesta disebut dengan cosmological
redshift, buat ngebedain sama pergeseran merah yang biasa.
Jika alam semesta ini mengembang, lalu mengapa
ekstragalaksi dekat ada yang bergerak mendekat? Untuk
skala yang cukup kecil, efek pengembangan alam semesta
masih kalah dominan oleh efek yang lainnya, terutama
yang sifatnya mempersatukan. Dalam kasus ini adalah
interaksi gravitasi antara Galaksi kita dengan ekstragalaksi
dekat tersebut, cinta tidak termasuk contoh, cinta tidak
mempersatukan ekstragalaksi. Demikian juga Bima Sakti itu
Gambar 3: Ilustrasi alam semesta 1 dimensi. sendiri, tidak mengembang bersama dengan pengembangan
alam semesta karena ikatan gravitasi bintang-bintang dalam
Galaksi kita lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh
titik D menjauhi C maka kita akan melihat titik D menjauhi pengambangan alam semesta. Pada umumnya, semakin kecil
kita dengan kecepatan 2 cm/s. Lihat, karena “alam semesta” skala yang kita tinjau, pengaruh pengembangan alam semesta
mengembang, semua titik tampak menjauhi kita. Sekarang, semakin dapat diabaikan. Jadi, jika badanmu semakin lebar
ceritanya kita berpindah tempat pengamatan ke titik C. Maka atau gebetanmu tak kunjung mendekat, kamu tidak bisa
bagi kita titik B akan tampak bergerak menjauhi kita dengan menyalahkan pengembangan alam semesta.
kecepatan 1 cm/s, begitu juga dengan titik D. Titik A yang
V. T EORI B IG BANG DAN U SIA A LAM S EMESTA
menjauhi titik B dengan kecepatan 1 cm/s, bagi kita akan
tampak bergerak menjauh dengan kecepatan 2 cm/s. Nah Karena alam semesta ini mengembang maka ukurannya di
kan, di manapun titik kita mengamati, kita akan melihat masa lalu pastilah lebih kecil. Jika kita terus mundur ke
bahwa semua titik menjauhi kita. masa lalu menyisir kembali kenangan bersama mantan kita
Untuk peninjauan pada dimensi yang lebih tinggi, alam akan sampai pada suatu masa ketika alam semesta hanyalah
semesta dua dimensi misalnya, kalian bisa membayangkan titik. Karena volume tidak bisa bernilai negatif maka kita
permukaan sebuah bola yang bolanya mengalami tidak bisa lebih mundur lagi ke masa yang lebih lampau
pengembangan. Jika permukaan tersebut kita beri tanda daripada saat itu—lebih tepatnya, tidak ada waktu yang lebih
(titik misalnya, atau mural juga boleh kalau idup lu emang lampau daripada saat itu. Dengan kata lain, saat itulah alam
harus ribet) maka tanda pada permukaan bola tersebut akan semesta mulai ada dan waktu mulai berjalan. Tersampaikan
saling menjauh satu sama lain. Satu konsep penting yang kan idenya? Sejak teramatinya bukti bahwa alam semesta
harus (banget) kalian mengerti dari dua ilustrasi ini adalah, mengembang, mulai tercetus pemikiran bahwa alam semesta
ditinjau dari alam semestanya pengembangan yang terjadi ini memiliki awal (umurnya berhingga), tidak seperti asumsi
tidak berpusat di manapun. Pada alam semesta garis keliling sebelumnya yang menganggap alam semesta tidak berawal,
lingkaran, pusat pengembangan alam semesta tidak terjadi sudah begini sejak kapanpun, sampai kapanpun.
di mana pun pada garis tersebut, demikian jugas pada alam Teori mengenai alam semesta yang berawal dari sebuah
semesta permukaan bola. titik yang kemudian mengembang tersebut kini kita kenal
sebagai teori Big Bang. Walaupun sebenarnya nama Big
Lalu bagaimana dengan ilustrasi alam semesta tiga
Bang adalah sebutan olok-olokan dari pengikut teori
dimensi selayaknya yang kita tempati? Sulit Fergusso. Otak
lawannya (yang menganggap alam semesta sudah begini
kita hanya mampu membuat visualisasi sampai 3 dimensi
adanya dan akan selalu begini adanya, teori alam semesta
saja, dan itu sudah dipakai untuk menggambarkan ilustrasi
Steady State), tapi nama inilah yang justru menjadi populer.
alam semesta permukaan bola. Permukaan bolanya memang
Pada alam semesta yang ber-Big-Bang, usia alam semesta
dua dimensi, tapi permukaan bola tersebut menempel pada
berhingga karena alam semsta memiliki awal. Sesungguhnya
ruang berbentuk bola yang merupakan objek tiga dimensi.
tidak mudah memperkirakan usia alam semesta yang
Jadi untuk mengilustrasikan alam semesta tiga dimensi, kita
sebenarnya tetapi untuk tinjauan sederhana, kita bisa
perlu naik satu dimensi lagi dan ini terlalu berat, otak kita
menganggap bahwa tidak ada gaya yang mengganggu
gak akan kuat, biar persamaan matematis saja.
gerak pengembangan alam semesta sejak pengembangan
Oh ya ngomong-ngomong, pergeseran merah yang kita
dimulai sampai saat ini sehingga kecepatan menjauh
amati pada spektrum ekstragalaksi, penyebabnya berbeda
galaksi-galaksi bernilai konstan. Jika seperti itu maka waktu
dengan pergeseran merah yang kita amati pada spektrum
yang dibutuhkan suatu galaksi sampai jaraknya bernilai
bintang-bintang. Pada spektrum bintang, pergeseran merah
seperti saat ini, r0 , akibat pengembangan alam semesta
yang teramati terjadi karena bintang-bintang bergerak di
adalah
dalam ruang, emang bintangnya geser. Sementara itu, r0
t0 = . (5)
pergeseran merah yang termati pada spektrum ekstragalaksi v
terutama disebabkan oleh ruang yang mengembang. Substitusikan Hukum Hubble-Lemaı̂tre, v = H0 r0 , maka
Sekalipun ekstragalaksinya gak geser ke mana mana, mereka r0 1
bakalan tetap menjauh karena ruang antara kita dan mereka t0 = = . (6)
H0 r0 H0
Perhatikan bahwa berapapun nilai r0 galaksi, nilai t0 yang jenis, yang bisa kita nyatakan dalam rapat energi, ε = E/V .
diperoleh tidak berbeda. Ini berarti pada t0 yang lalu, semua Berdasarkan persamaan di atas maka hubungan antara massa
galaksi berada di satu titik yang sama, alam semesta mulai jenis dengan rapat enegi adalah,
mengembang. Untuk konstanta Hubble-Lemaı̂tre bernilai E m
H0 = 67, 4 km/s/Mpc, kita akan memperoleh t0 sebesar = c2 . (9)
V V
1 1 M pc Ruas kiri pada persamaan tersebut adalah energi per volume,
t0 = km/s
= ,
67, 4 67, 4 km/s rapat energi. Sedangkan di ruas kiri ada massa per volume,
M pc
massa jenis atau densitas massa.
konversi satuan Mpc menjadi km sehingga kita memperoleh
ε = ρc2 (10)
t0 = 4, 58 × 1017 s = 14, 5 milyar tahun.
Pembahasan selanjutnya akan cukup fleksibel. Ada saat kita
Interval waktu ini, t0 = 14, 5 milyar tahun = tH , disebut menggunakan εm , atau ρm untuk menyatakan rapat materi
dengan waktu Hubble dan sekali lagi, merupakan perkiraan alam semesta. Akan ada juga saat kita menggunakan εr , atau
kasar usia alam semesta karena kita mengasumsikan ρr untuk menyatakan rapat radiasi alam semesta, gimana
tidak ada yang mempengaruhi pengembangannya. Tentu enaknya aja.
saja, seperti yang biasa terjadi, kenyataan lebih rumit
daripada yang kita perkirakan. Pengembangan alam semesta VII. FAKTOR S KALA
bisa mengalami perlambatan maupun percepatan. Coba Pehatikan segitiga pada Gambar 4. Anggap segitiga tersebut
bayangkan, jika pengembangan alam semesta mengalami
perlambatan maka kecepatannya di masa lalu lebih tinggi
daripada saat ini. Pada kasus seperti itu usia alam
semesta saat ini lebih muda daripada tH . Sedangkan jika
pengembangan alam semesta mengalami perlambatan maka
dahulu kecepatan pengembangan lebih rendah daripada saat
ini dan usianya saat ini akan lebih dari tH .
Selain waktu Hubble, didefinisikan juga jarak Hubble yang
merupakan jarak yang ditempuh oleh cahaya selama waktu Gambar 4: Gambar segitiga.
Hubble. Berdasarkan definisi tersebut maka jarak Hubble
adalah berubah ukuran, misalnya mengembang, secara isotropik
dH = ctH . (7) sehingga beberapa saat kemudian, segitiganya menjadi
seperti pada Gambar 5. Hubungan setiap r di segitiga
Sampai saat ini, pengamatan untuk mengukur konstanta
Hubble-Lemaı̂tre terus mengalami perbaikan, demikian
juga pengamatan untuk mengetahui apakah alam semesta
mengembang dipercepat, diperlambat, atau konstan.
VI. R APAT E NERGI
Pada tahun 1905 Einstein mengemukakan konsep kesetaraan
antara massa dan energi melalui persamaan yang sangat
terkenal, kalo sampe kagak tau parah banget sih lu,
E = mc2 . (8)
Konsep ini menyatukan hukum kekekalan massa dan hukum
kekekalan energi yang sebelumnya dipahami sebagai dua Gambar 5: Ini juga gambar segitiga.
hukum terpisah menjadi hukum kekekalan massa-energi,
karena massa dapat berubah menjadi energi dan sebaliknya. yang pertama dengan setiap r di segitiga yang kedua dapat
Salah satu contoh paling familiar konversi massa menjadi dinyatakan dengan,
energi adalah reaksi nuklir, baik fusi maupun fisi. Sedangkan r12,t = a12,t r12,0 , (11)
contoh pengubahan energi menjadi massa adalah peristiwa
pair production yang mengubah dua foton menjadi sebuah r23,t = a23,t r23,0 , (12)
elektron dan sebuah positron.
dan
Dengan dipahaminya konsep ini, kita boleh saja
r31,t = a31,t r31,0 , (13)
menyatakan massa dalam satuan energi juga menyatakan
jumlah energi dalam satuan massa. Misalnya, di buku-buku dengan a12,t , a23,t , dan a31,t adalah suatu angka pengali.
lain kalian akan sering menemukan pernyataan ”massa Namun demikian, sifat pengembangan yang isotropik
elektron adalah 511 keV”, keV adalah satuan energi, menjamin bahwa perbandingan r12,0 : r23,0 : r31,0 dan
kilo-elektron volt. Hal yang sama juga berlaku untuk massa perbandingan r12,t : r23,t : r31,t akan selalu sama pada
setiap waktu, sehingga semua pengali pastilah bernilai sama Perbandingan antara ρm,t terhadap ρm,0 adalah
a12,t = a23,t = a31,t = at . Jadi secara umum, jarak antar
ρm,t r3
titik manapun di segitiga tersebut dapat dituliskan sebagai, = 03 . (18)
ρm,0 rt
rt = at r0 . (14) Karena rt = at r0 maka
Hal yang sama berlaku juga untuk alam semesta. Karena ρm,t r3 1
alam semesta mengembang maka banyak hal yang bersatuan = 30 3 = 3 . (19)
ρm,0 at r0 at
panjang (misalnya jarak, panjang gelombang cahaya) juga
Artinya, denistas materi pada suatu waktu tertentu dapat
ikut mengembang bersama pengembangan alam semesta.
dinyatakan oleh
Jarak antara dua titik saat ini, r0 , dengan jarak antara ρm,0
dua-titik-yang-sama di waktu yang lain, rt , (bisa masa depan ρm,t = 3 (20)
at
maupun masa lalu) juga dapat dinyatakan oleh Persamaan
Persamaan di atas menjelaskan bahwa untuk nilai at
14 . Selanjutnya, a akan kita sebut sebagai faktor skala, a0
yang kurang dari satu—saat ukuran alam semesta lebih
adalah faktor skala saat ini, dan at adalah faktor skala di
kecil daripada saat ini—maka densitas materi lebih tinggi
suatu waktu tertentu selain saat ini. Karena at = rt /r0 , maka
daripada saat ini, dan sebaliknya. Karena alam semesta kita
nilai faktor skala saat ini adalah
mengembang maka ukuran yang lebih kecil terjadi di masa
r0
a0 = = 1. (15) lalu. Artinya, untuk alam semesta kita, densitas materi lebih
r0 tinggi di masa lalu dan semakin lama semakin rendah.
Nilai a0 = 1 berlaku sekalipun kamu berada di Uzbekistan. Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam rapat-energi
Untuk alam semesta yang mengembang, nilai rt di masa materi
εm,0
depan pasti lebih besar daripada nilai r0 , dan di masa lalu εm,t = 3 . (21)
pasti lebih kecil daripada r0 . Oleh karena itu, pada alam at
semesta yang mengalami pengembangan, untuk masa depan Sekarang bayangkan sebuah bola lagi dengan radius (saat
at > 1, dan untuk masa lalu at < 1. Berlaku sebaliknya ini) r0 yang berisi sejumlah radiasi. Rapat energi radiasi saat
untuk alam semesta yang mengalami pengerutan. ini dalam bola tersebut, εr,0 adalah
Lalu apa gunanya faktor skala? Begini, sampai tulisan ini E0
dibuat kita belum bisa mengetahui berapa sebenarnya ukuran εr,0 = 4 3
. (22)
alam semesta, baik itu radius, keliling, volume, atau apapun 3 πr0

yang berkaitan dengan ukuran. Faktor skala akan sangat Karena energi foton adalah E = hc/λ maka E0 bisa ditulis
berguna saat kita ingin menyatakan ukuran alam semesta sebagai
c
tanpa mengetahui ukuran sebenarnya. Misal, Galaksi Bima E0 = N E = N h , (23)
Sakti terbentuk saat at = 0, 5. Ini artinya, Galaksi Bima Sakti λ
terbentuk saat ukuran alam semsta setengah kali ukurannya dengan N adalah jumlah foton dalam bola tersebut. Jadi,
saat ini. rapat energi radiasi (saat ini) di dalam bola tersebut adalah
N h λc0
VIII. L AJU P ERUBAHAN K ERAPATAN M ATERI DAN εr,0 = 4 . (24)
3
R ADIASI 3 πr0

Alam semesta yang mengalami pengembangan menyebabkan Seperti tadi, bola tersebut kemudian mengembang secara
densitas materi dan radiasi mengalami perubahan juga. Agar homogen dan isotropik sehingga radiusnya menjadi rt .
permasalahannya sederhana, kita asumsikan jumlah materi Pengembangan yang terjadi menyebabkan rapat energi
yang berubah menjadi radiasi maupun sebaliknya dapat radiasi berubah menjadi
diabaikan terhadap jumlah total materi, juga jumlah total N h λct
radiasi. Dengan demikian jumlah total massa dan jumlah εr,t = 4 3
. (25)
3 πrt
total radiasi di alam semesta bernilai konstan. Suka aku tuh
yang kalo ada yang konstan-konstan. Perbandingan antara εr,t terhadap εr,0 adalah
Misal kita memiliki ruang berbentuk bola dengan radius εr,t r3 λ0
(saat ini) r0 yang berisi sejumlah materi. Densitas materi saat = 03 . (26)
εr,0 rt λt
ini dalam bola tersebut, ρm,0 adalah
Karena λ0 /λt = a0 /at , dan rt = at r0 maka
M
ρm,0 = 4 3. (16) εr,t a4 1
3 πr0 = 04 = 4 , (27)
εr,0 at at
Bola tersebut kemudian mengembang secara homogen dan
isotropik sehingga radiusnya menjadi rt . Pengembangan atau
εr,0
yang terjadi menyebabkan densitas materi berubah menjadi εr,t = . (28)
a4t
M Artinya apa? Pertama, sangat mirip dengan sifat densitas
ρm,t = 4 3
. (17)
3 πrt
materi, semakin kecil ukuran alam semesta rapat energi
dTt dVt 1 dVt
radiasi juga semakin tinggi. Kedua, kebergantungan α4Tt3 Vt + αTt4 = − αTt4 , (36)
pada a−4 mengindikasikan bahwa seiring dengan dt dt 3 dt
t
mengembangnya alam semesta, rapat energi radiasi
nilainya lebih cepat turun daripada rapat energi materi. dTt 1 dVt dVt
4Tt3 Vt = − Tt4 − Tt4 , (37)
Untuk at yang bernilai besar, rapat energi materi materi dt 3 dt dt
lebih besar daripada radiasi sedangkan untuk at << 1
radiasi lebih dominan daripada materi. dTt 4 dVt
4Tt3 Vt = − Tt4 , (38)
dt 3 dt
IX. T EMPERATUR A LAM S EMESTA DAN H UBUNGANNYA
DENGAN FAKTOR S KALA
dTt 1 dVt
Sebuah kenyataan yang harus diterima adalah bahwa Vt = − Tt , (39)
dt 3 dt
sebagian besar radiasi di alam semesta berasal dari
Cosmic Microwave Background, sangat sedikit yang
1 dTt 1 dVt
berasal dari bintang-bintang dan objek bercahaya lainnya. =− . (40)
Karena didominasi oleh CMB, temperatur alam semesta Tt dt 3Vt dt
bisa diperoleh dengan mengamati spektrum CMB untuk Kita tahu bahwa volume (apapun bentuk ruangnya) selalu
memperoleh nilai panjang gelombang pada intensitas Vt ∝ a3t sehingga
puncak, dan menghitungnya dengan menggunakan Hukum
Pergeseran Wien. Hasil pengamatan sampai tulisan ini dibuat 1 dTt 1 d
sepakat pada nilai temperatur alam semesta sebesar T0 = = − 3 (a3t ), (41)
Tt dt 3at dt
2, 73 K. Di sisi lain, temperatur dan rapat energi radiasi alam
semesta dihubungkan persamaan matematis dalam bentuk
1 dTt 1 dat
=− , (42)
εt = αT 4 , (29) Tt dt at dt
dengan α adalah konstanta
d d
π2 k4 (ln Tt ) = − (ln at ). (43)
α= = 7, 56 × 10−16 Jm−3 K −4 . (30) dt dt
15 ~3 c3
Temperatur alam semesta mengalami perubahan karena Integralkan kedua ruas terhadap waktu,
alam semesta mengembang. Penyebabnya karena rapat Z Tt Z at
energi alam semesta harus disebar dalam volume yang d d
(ln Tt )dt = − (ln at )dt, (44)
lebih besar seiring dengan pengembangan alam semesta. T0 dt a0 dt
Hubungan matematis antara temperatur dan ukuran alam
semesta dinyatakan oleh kita memperoleh

Tt ∝ a−1
t , (31) ln Tt − ln T0 = −(ln at − ln a0 ), (45)
dan kita akan menurunkan kesebandingan tersebut agar
paham mengapa hubungan matematisnya seperi itu. ln Tt − ln T0 = ln a0 − ln at , (46)
Tinjau hukum I Termodinamika,
Gunakan salah satu sifat logaritma agar persamaannya
dQt = dEt + P dVt , (32)
menjadi
dengan dQt adalah aliran energi ke alam semesta, dEt adalah  
Tt
 
a0
perubahan energi internal alam semesta, Pt adalah tekanan ln = ln . (47)
T0 at
komponen pengisi alam semesta, dan dVt adalah perubahan
volume akibat pengembangan alam semesta. Untuk alam Nah, dapat
semesta yang bersifat adiabatik, tidak ada aliran energi yang
Tt a0
masuk maupun keluar alam semesta sehingga dQt = 0, = . (48)
T0 at
dEt = −Pt dVt . (33)
Karena temperatur alam semesta berbanding terbalik
Turunkan kedua ruas terhadap waktu untuk memperoleh dengan faktor skalanya maka pengembangan yang terjadi
dEt dVt menyebabkan temperatur alam semesta terus menurun.
= −Pt . (34) Persamaan di atas sah-sah saja jika kalian ingin gunakan
dt dt
untuk membandingkan temperatur dan faktor skala alam
Karena Et = εr,t Vt = αTt4 Vt dan Pt = εr,t /3, persamaan
semesta pada suatu waktu dengan waktu lainnya,
di atas dapat dituliskan menjadi
d 1 dVt Tt1 at2
(αTt4 Vt ) = − αTt4 , (35) = . (49)
dt 3 dt Tt2 at1
X. H UBUNGAN FAKTOR S KALA DAN P ERGESERAN sehingga persamaan Friedmann dapat dituliskan menjadi
M ERAH 8πG kc2
Ingat kembali, pergeseran merah didefinisikan sebagai, Ht2 = ε t − . (57)
3c2 a2t
λobs − λem Suku pertama ruas kanan menjelaskan kontribusi komponen
z≡ . (50)
λem pengisi alam semesta terhadap dinamika yang terjadi. Untuk
Di sisi lain, kita tahu bahwa panjang gelombang cahaya alam semesta yang terdiri dari berbagai komponen, rapat
mengalami pergeseran merah karena alam semesta energi pada persamaan tersebut adalah penjumlahan rapat
mengembang, gelombang cahaya direnggangkan oleh energi setiap komponennya, misal
pengembangan alam semesta. Panjang gelombang cahaya εt = εm,t + εr,t , (58)
yang terobservasi saat ini, λo bs, akan sebanding dengan
faktor alam semesta saat ini dan panjang gelombang cahaya jika alam semesta berisi materi dan radiasi.
tersebut saat dulu diemisikan, λe m, akan sebanding dengan Suku kedua ruas kanan berisi kurvatur, k, dan ukuran
faktor skala alam semesta saat cahaya tersebut diemisikan, alam semesta, at . Kurvatur adalah sebuah parameter yang
sehingga menjelaskan sifat geometri alam semesta. Nilai kurvatur ini
λobs a0 bisa positif, nol, atau negatif. Alam semesta dengan kurvatur
= (51)
λem at positif disebut dengan alam semesta tertutup, alam semesta
Ingat bahwa cahaya yang kita terima saat ini, dipancarkan dengan nilai kurvatur nol disebut alam semesta datar, dan
oleh sumber cahaya di masa lalu sehingga pada persamaan alam semesta berkurvatur negatif kita sebut alam semesta
tersebut at < a0 . terbuka.
a0 Persamaan Friedmann sebenarnya diturunkan dari konsep
1+z = (52)
at Relativitas Umum Einstein. Cuma kalau kita turunin pakai
Karena a0 = 1, maka persamaan di atas lebih sering ditulis Relativitas Umum Einstein nanti kelar idup lu. Jadi di tulisan
sebagai, ini kita cukup turunkan persamaan Friedmann menggunakan
1 pendekatan Newtonian aja. Bayangkan ada sebuah bola
1+z = . (53)
at berisi materi dengan massa M . Bola tersebut berubah
Hubungan ini selalu berlaku apapun model ataupun isi alam ukurannya (boleh mengembang, boleh mengerut, terserah)
semestanya. sehingga radiusnya berubah terhadap waktu, r = rt . Tinjau
sebuah partikel bermassa m yang terletak di permukaan
XI. P ERSAMAAN F RIEDMANN bola tersebut. Energi potensial gravitasi sistem kita dapat
Salah satu persamaan terpenting untuk menjelaskan dinamika dituliskan sebagai
alam semesta adalah persamaan Friedmann. Persamaan GM m
ini menghubungkan besaran-besaran yang menjadi pengisi U =− . (59)
rt
alam semesta dengan besaran-besaran yang menunjukkan
bagaimana alam semesta berperilaku. Persamaan Friedmann Karena M = V ρ = 4πrt3 ρt /3 maka
dapat dituliskan sebagai, 4
U = − πGρt rt2 m. (60)
 2 3
ȧt 8πG kc2
= ε t − , (54) Sementara itu, karena bolanya mengalami perubahan ukuran
at 3c2 a2t
maka partikel uji kita bergerak, memiliki energi kinetik,
dengan εt adalah rapat energi segala macam isi alam semesta,  2
dan k adalah kurvatur alam semesta. Eh, udah tau kan kalau 1 1 drt 1
K = mv 2 = m = mṙt2 . (61)
simbol titik di atas, misalnya ȧ/a, artinya turunan terhadap 2 2 dt 2
waktu? Jadi, ȧ/a = da/dt. Ruas kiri persamaan Friedmann Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa
menjelaskan tentang bagaimana laju alam semesta berubah
ukuran. Jika kita meninjau lagi Hukum Hubble-Lemaı̂tre, E = K + U, (62)
v dengan E bernilai konstan. Substitusikan Persamaan 60 dan
Ht = ,
rt Persamaan 61, kita memperoleh
kita akan mendapati bahwa sebenarnya ruas kiri persamaan 1 4
E = mṙt2 − πGρt rt2 m. (63)
Friedmann tidak lain adalah parameter Hubble-Lemaı̂tre 2 3
(jangan ketuker, Ht adalah parameter Hubble-Lemaı̂tre, Karena rt = r0 at maka
sedangkan H0 adalah konstanta Hubble-Lemaı̂tre; nilai 1 4
parameter Hubble-Lemaı̂tre pada saat ini), E = mr0 ȧ2t − πGρt r02 a2t m. (64)
2 3
1 drt 1 d
Ht = = (at r0 ), (55) Kali setiap ruas dengan 2/ma2t r02 sehingga persamaannya
rt dt at r0 dt menjadi
1 dat ȧt 2E ȧ2t 8πG
Ht ≡ = , (56) 2 2 = 2 − ρt , (65)
at dt at mat r0 at 3
 2 Untuk konstanta Hubble-Lemaı̂tre bernilai H0 = 67, 4
ȧt 8πG 2E 1 km/s/Mpc, denistas kritis alam semesta adalah
= ρt + 2 2 , (66)
at 3 r0 at 2
3c2

67, 4
yang merupakan persamaan Friedmann dalam bentuk εc,0 = , (76)
8πG 3, 086 × 1019
Newtonian.
Di bagian sini emang agak simsalabim avada kedavra εc,0 = 7, 67 × 10−10 J/m3 ≈ 4800 M eV, (77)
karena sukunya bisa kita dapatkan jika diturunkan atau,
menggunakan Relativitas Umum Eintein. Tapi gak apa-apa, εc,0
ρc,0 = = 8, 54 × 10−27 kg/m3 . (78)
telan bulat-bulat aja dulu bahwa c2
2E Nilai tersebut kurang lebih setara dengan 5 atom
= −kc2 , (67) hidrogen/m3 , sebuah nilai yang terlihat sangat kecil jika
r02
dibandingkan dengan standar di Bumi, tetapi perlu diingat
sehingga persamannya menjadi bahwa sebagian besar volume alam semesta berupa ruang
 2 antar-galaksi dengan kerapatan partikel yang sangat rendah.
ȧt 8πG kc2
= ρt − , (68) Pada banyak kasus, permasalahan akan menjadi lebih
at 3 a2t sederhana jika kita menggunakan parameter densitas, Ωt ,
 2
ȧt 8πG kc2 yang didefinisikan sebagai,
= εt − . (69) εt ρt
at 3c2 a2t Ωt ≡ = , (79)
εc,t ρc,t
XII. D ENSITAS K RITIS DAN PARAMETER D ENSITAS yang berarti memiliki nilai Ω = 1 jika densitas alam semesta
Kita mulai dengan persamaan Friedmann, sama dengan densitas kritis, Ω < 1 jika densitas alam
semesta lebih kecil daripada densitas kritis, dan Ω > 1 jika
8πG kc2 densitas alam semesta lebih besar daripada densitas kritis.
Ht2 = ε t − . (70)
3c2 a2t Sekarang, kita bagi kedua ruas persamaan Friedmann
Untuk suatu nilai Ht tertentu, akan ada suatu nilai εt tertentu dengan Ht2 ,
juga yang membuat kurvatur alam semesta bernilai nol, Ht2 kc2
 
8πG
= εt − . (80)
8πG kc2 Ht2 3c2 Ht2 a2t Ht2
2
ε t − Ht = = 0, (71)
3c2 a2t Karena besaran yang berada di dalam kurung adalah 1/εc,t
sehingga persamaan di atas dapat dituliskan sebagai, maka persamaannya dapat dituliskan menjadi

8πG εt kc2
εt = Ht2 . (72) 1= − 2 2. (81)
3c2 εc,t at Ht
Nilai rapat energi yang menyebabkan kurvatur alam semesta Karena Ωt ≡ εt /εc,t , maka
bernilai nol disebut sebagai rapat energi kritis (densitas kc2
kritis), dan didefinisikan dari persamaan di atas sebagai 1 = Ωt − , (82)
a2t Ht2
2
3c Ht2 atau
εc,t = , (73) kc2
8πG = Ωt − 1. (83)
atau dapat juga ditulis dalam bentuk, a2t Ht2

3Ht2 Ruas kiri persamaan tersebut tidak bisa berubah tanda baik
ρc,t =. (74) untuk alam semesta mengembang maupun mengerut. Karena
8πG
ruas kiri tidak bisa berubah tanda maka ruas kanan juga.
Karena nilai parameter Hubble-Lemaı̂tre berubah terhadap Dengan demikian, jika alam semesta memiliki nilai Ωt < 1,
waktu maka nilai densitas kritis juga berubah terhadap waktu. maka akan selamanya seperti itu, berlaku juga untuk alam
Jika densitas alam semesta lebih besar daripada densitas semesta dengan Ωt > 1, dan Ωt = 0.
kritis maka alam semesta akan memiliki kurvatur positif, dan Terkadang, ruas kiri persamaan di atas didefinisikan
sebaliknya. Perhatikan bahwa variabel yang mempengaruhi sebagai parameter-densitas kurvatur,
nilai densitas kritis hanya parameter Hubble-Lemaı̂tre saja,
tidak bergantung pada ukuran alam semesta. kc2
= −Ωk,t , (84)
Berdasarkan penjelasan di atas maka a2t Ht2
kita dapat menyimpulkan bahwa nilai Sehingga persamaan Friedmann menjadi
densitas-kritis-alam-semesta-saat-ini, εc,0 (hanya)
bergantung pada nilai konstanta Hubble-Lemaı̂tre, − Ωk,t = Ωt − 1, (85)

3c2 H02 atau


εc,0 = . (75) Ωt + Ωk,t = 1. (86)
8πG
XIII. P ERSAMAAN F LUIDA tidak. Setelah itu, turunkan kedua ruas terhadap waktu,
Karena persamaan Friedmann tidak dapat menjelaskan dEt dVt
+ Pt = 0. (93)
bagaimana rapat energi berubah terhadap waktu, ε(t), dt dt
maka kita membutuhkan persamaan lain yang memiliki Seperti biasanya, bentuk ruang yang paling adil dalam
kemampuan itu. Persamaan tersebut dikenal dengan meninjau alam semesta adalah bola, Vt = 4πrt3 /3, sehingga
persamaan fluida,  
dVt d 4 3
dε da 1 = πr . (94)
+3 (ε + P ) = 0, (87) dt dt 3 t
dt dt a
Karena rt = at r0 , maka
atau lebih keren, lebih umum, ditulis sebagai    
dVt d 4 3 3 1 dat
ȧ = πr0 at = Vt 3 . (95)
ε̇ + 3 (ε + P ) = 0. (88) dt dt 3 at dt
a
Sementara itu, karena Et = εt Vt maka laju perubahan energi
Terus maksud persamaannya gimana? Jika suku kedua kita
internal adalah
pindahkan ruasnya, akan lebih mudah untuk menginterpretasi
persamaan tersebut, dEt d dVt dεt
= (εt Vt ) = εt + Vt . (96)
dt dt dt dt
dε da 1 da 1
= −3 ε − −3 P. (89) Substitusikan Persamaan 95 ke Persamaan 96
dt dt a dt a  
dEt 1 dat dεt
Suku pertama ruas kanan menjelaskan pengaruh dari = εt V t 3 + Vt , (97)
dt at dt dt
perubahan ukuran alam semesta terhadap perubahan rapat
energi. Untuk alam semesta yang mengembang, da/dt akan Keluarkan Vt ,
bernilai positif sehingga suku pertama tersebut bernilai dEt

dεt 1 dat

negatif, energi yang ada di alam semesta harus disebar = Vt + 3εt . (98)
dt dt at dt
dalam volume yang lebih besar. Suku kedua di ruas kanan
menjelaskan perubahan rapat energi yang terjadi akibat Substitusikan persamaan 95 dan Persamaan 98 ke Persamaan
penurunan tekanan pada komponen pengisi alam semesta 93 .
   
karena alam semesta berubah ukuran. Sama dengan suku dεt 1 dat 1 dat
Vt + 3εt + Pt V t 3 = 0, (99)
pertama, untuk alam semesta mengembang nilai da/dt akan dt at dt at dt
positif sehingga suku tersebut juga negatif. Apa artinya
keluarkan lagi Vt ,
semua ini? Artinya, jika alam semesta mengembang maka  
dε/dt bernilai negatif, rapat energi alam semesta mengalami dεt 1 dat 1 dat
Vt + 3εt + 3Pt = 0, (100)
penurunan. dt at dt at dt
Seperti persamaan Friedmann, persamaan fluida juga dεt 1 dat 1 dat
merupakan salah satu persamaan terpenting dalam dinamika + 3εt + 3Pt = 0, (101)
dt at dt at dt
alam semesta. Kedua persamaan tersebut saling melengkapi
satu sama lain karena persamaan fluida dapat menjelaskan nah, udah jadi
hal yang tidak dapat dijelaskan persamaan Friedmann, begitu dεt 1 dat
juga sebaliknya. Di alam semesta yang mengembang ini +3 (εt + Pt ) = 0, (102)
dt at dt
persamaan aja bisa so sweet.
ȧt
Persamaan fluida diperoleh dengan meninjau alam semesta ε̇ + 3 (εt + P ) = 0. (103)
menggunakan Hukum I Termodinamika, at
XIV. P ERSAMAAN P ERCEPATAN
dQt = dEt + dWt , (90)
Walaupun persamaan Friedmann cukup sakti dalam
dengan dEt adalah perubahan energi internal alam semesta, menghubungkan pengisi alam semesta, geometrinya, dan
dQt adalah aliran kalor yang masuk atau keluar alam bagaimana laju alam semesta berubah ukuran, persamaan
semesta, dan dWt adalah usaha yang dilakukan fluida di tersebut tidak dapat menceritakan apakah perubahan
dalam alam semesta. Karena dW = P dV , maka ukuran alam semesta bernilai konstan, dipercepat, atau
diperlambat, demikian juga dengan persamaan fluida. Tetapi
dQt = dEt + Pt dVt . (91) dengan menggabungkan kedua persamaan tersebut, kita
dapat memperoleh persamaan percepatan yang mampu
Untuk alam semesta yang bersifat adiabatik, tidak ada aliran
menjelaskan perubahan laju pengambangan alam semesta.
energi yang masuk maupun keluar alam semesta sehingga
Gua bilang juga persamaan Friedmann sama persamaan
dQt = 0,
fluida itu saling melengkapi.
dUt + Pt dVt = 0. (92)
Bagi kedua ruas persamaan Friedmann dengan a2t ,
Sebenarnya ini hanya asumsi. Kita belum bisa mengetahui 8πG 2
asumsi ini benar-benar berlaku untuk alam semesta atau ȧ2t = εt at − kc2 . (104)
3c2
Turunkan terhadap waktu sehingga persamaan di atas Pada model alam semesta yang sederhana, ada dua
menjadi komponen pengisi alam semesta yang sering ditinjau,
8πG yaitu komponen non-relativistik dan komponen relativistik.
2ȧt ät = (ε̇t a2t + 2εt at ȧt ). (105)
3c2 Komponen non-relativistik bergerak dengan kecepatan yang
Bagi persamaan di atas dengan 2ȧt at , jauh lebih kecil daripada kecepatan cahaya sehingga energi
  total komponen ini didominasi oleh energi diamnya E ≈
ät 4πG at
= ε̇t + 2ε t . (106) mc2 . Komponen ini memiliki tekanan yang sangat kecil
at 3c2 ȧt dan untuk keperluan praktis biasanya parameter keadaan
Gunakan persamaan fluida untuk melakukan substitusi komponen non-relativistik dianggap wm = 0. Persamaan
at keadaan untuk komponen non-relativistik adalah
ε̇t = −3(εt + Pt ), (107)
ȧt Pε = 0. (112)
sehingga kita bisa memperoleh persamaan percepatan Materi (debu, gas, bintang-bintang, materi gelap, aku,
ä 4πG kamu, hati kita) masuk ke dalam kelompok ini. Sementara
= − 2 (ε + 3P ). (108)
a 3c itu, komponen relativistik adalah mereka yang memiliki
Nilai ät /at yang negatif berarti pengembangan alam kecepatan gerak sama dengan (atau mendekati) kecepatan
semesta diperlambat, jika positif berarti dipercepat, dan nol cahaya sehingga energi totalnya didominasi oleh energi
untuk alam semesta yang mengembang dengan kelajuan kinetik. Foton (radiasi) tentu saja masuk dalam kelompok
konstan Perhatikan bahwa ruas kanan persamaan percepatan relativistik. Komponen ini memiliki nilai parameter keadaan
akan selalu negatif untuk nilai εt dan Pt yang positif. Kita wr = 1/3 sehingga persamaan keadaan untuk komponen
tahu bahwa rapat energi tidak bisa memiliki nilai negatif. relativistik adalah
1
Oleh karena itu, ruas kanan persamaan percepatan hanya Pε = . (113)
3
bisa positif hanya jika alam semesta berisi suatu komponen Neutrino agak unik, kalau kalian pernah mendengar,
dengan nilai tekanan meskipun massa neutrino tidak nol, tetapi mereka bergerak
1 dengan laju yang mendekati c sehingga energi diamnya
P t < − εt . (109)
3 jauh lebih kecil daripada total energinya. Neutrino masuk
Semua komponen pengisi alam semesta yang memehuhi dalam kelompok komponen yang relativistik. Pada tulisan
pertidaksamaan di atas akan menyebabkan alam semesta yang membahas tentang energi gelap (tulisan terpisah dengan
mengembang dipercepat. Komponen-komponen tersebut kita yang ini), akan diperkenalkan komponen-komponen lain
sebut sebagai energi gelap. Cerita tentang energi gelap tidak yang kemungkinan mengisi alam semesta, komponen selain
akan dibahas pada tulisan ini. Rencananya, akan ada tulisan komponen relativistik dan non-relativistik.
tersendiri yang akan membahas energi gelap dan materi XVI. PARAMETER P ERLAMBATAN
gelap, tar tulisannya kagak bisa dibaca karena gelap bener.
Sebelum diketahui bahwa alam semesta mengalami
XV. P ERSAMAAN K EADAAN percepatan, astronom yakin bahwa pengembangan alam
semesta diperlambat. Oleh karena itu, didefinisikanlah
Kita sudah semakin sakti sekarang karena memiliki tiga
sebuah parameter yang menjelaskan seberapa besar
persamaan sakti yaitu persamaan Friedmann, persamaan
perlambatan yang terjadi pada pengembangan alam semesta.
fluida, dan persamaan percepatan. Tetapi, karena persamaan
Parameter tersebut disebut dengan parameter perlambatan,
percepatan diturunkan dari dua persamaan lainnya, maka  
sebenarnya hanya persamaan Freidmann dan persamaan ä0 a0
q0 = − . (114)
fluida yang independen satu sama lain. Namun demikian, ȧ20
kesaktian yang kita miliki sekarang masih belum cukup Karena H0 ≡ ȧ0 /a0 maka
karena kita belum mempunyai persamaan yang menjelaskan  
hubungan matematis antara tekanan dengan rapat energi ä0
q0 = − . (115)
komponen pengisi alam semesta, a0 H02
Parameter perlambatan dapat kita kaitkan dengan
P = Pε . (110)
persamaan percepatan karena sebenarnya kedua hal ini
Hubungan matematis antara tekanan dan rapat energi menjelaskan hal yang kurang lebih sama, dengan cara
disebut dengan persamaan keadaan. Untungnya, kosmologi berbeda. Kita tulis kembali persamaan percepatan,
berurusan dengan komponen pengisi alam semesta yang ät 4πG X
homogen dan kerapatannya rendah sehingga persamaan =− 2 εw,t (1 + 3w). (116)
at 3c w
keadaan dapat dinyatakan menggunakan fungsi linier dalam
bentuk Bagi kedua ruas dengan Ht2 serta ubah tanda
Pε = wεt , (111) ät 1

8πG X

− = εw,t (1 + 3w). (117)
dengan w adalah parameter keadaan. at Ht2 2 3c2 Ht2 w
Perhatikan bahwa besaran yang berada dalam tanda kurung Gunakan sifat logaritma untuk memperoleh
adalah 1/εc,t , 
εw,t
  
at
ln = −3(1 + w) ln . (131)
ä 1 X εw,t εw,0 a0
− 2
= (1 + 3w), (118)
aH 2 w εc,t Gunakan sifat logaritma lain untuk mendapatkan
 −3(1+w)
Karena Ωt ≡ εt /εc,t , maka
 
εw,t at
ln = ln , (132)
ät 1X εw,0 a0
− 2 = Ωw,t (1 + 3w). (119)
at Ht 2 w  −3(1+w)
εw,t at
= . (133)
Untuk waktu saat ini, persamaannya menjadi εw,0 a0
ä0 1X Karena a0 = 1 maka
− 2 = Ωw,0 (1 + 3w). (120)
a0 H0 2 w −3(1+w)
εw,t = εw,0 at . (134)
Ruas kiri pesamaan tersebut adalah parameter perlambatan, Persamaan 134 berlaku untuk komponen alam semesta
1X berupa apapun. Misalnya yang sudah kita kenal adalah materi
q0 = Ωw,0 (1 + 3w). (121) wm = 0 dan radiasi wr = 1/3. Untuk materi berlaku
2 w
−3(1+(0))
Untuk alam semesta yang berisi materi dan radiasi εm,t = εm,0 at = εm,0 a−3
t , (135)

1 dan untuk radiasi berlaku


q0 = (Ωm,0 + 2Ωr,0 ), (122) −3(1+(1/3))
2 εr,t = εr,0 at = εm,0 a−4
t , (136)
1
q0 = Ωm,0 + Ωr,0 . (123) sama seperti peninjauan yang sebelumnya kita lakukan.
2 Karena berlaku untuk komponen apapun, Persamaan 134
Ingat bahwa Ωt tidak bisa bernilai negatif sehingga pada juga berlaku untuk meninjau perubahan densitas energi
Persamaan 123, ruas kanan selalu positif. Nilai q0 yang gelap. Kita akan mencoba melakukan peninjauan terhadap
positif artinya pengembangan alam semesta diperlambat jika energi gelap pada tulisan yang terpisah, kagak di sini.
komponen pengisi alam semesta adalah materi, radiasi, atau
keduanya, tidak bisa dipercepat. XVIII. H UBUNGAN M ATEMATIS FAKTOR S KALA
DENGAN U SIA A LAM S EMESTA
XVII. P ERSAMAAN U MUM P ERUBAHAN D ENSITAS Tinjau kembali persamaan Friedmann,
Salah satu fungsi dari persamaan fluida adalah untuk  2 2
ȧt 8πG kc2
mengetahui perubahan densitas yang terjadi pada komponen = 2
εt − 2 . (137)
pengisi alam semesta akibat pengembangan yang terjadi. at 3c at

ȧt Untuk alam semesta datar, k = 0, bentuk persamaan


ε̇w,t + 3 (εw,t + Pw,t ) = 0. (124) Friedmann menjadi
at
8πG
Karena Pw,t = wεt maka ȧ2t = εt . (138)
3c2
ȧt −3(1+w)
ε̇w,t + 3 εw,t (1 + w) = 0. (125) Dengan substitusi εt = ε0 at kita memperoleh
at
8πG −(1+3w)
Pindah-ruaskan salah satu suku, ȧ2t = ε0 at , (139)
3c2
ε̇w,t ȧt Untuk mendapatkan persamaan matematis yang
= −3 (1 + w), (126)
εw,t at menghubungkan at dengan t, kita bisa mencari solusi dari
1 dεw,t 1 dat Persamaan 139 atau membuat sebuah tebakan (orang-orang
= −3 (1 + w) , (127) menyebut ini dengan tebakan terdidik) hubungan antara
εw,t dt at dt
kedua besaran tersebut. Salah satu tebakan, yang mungkin
dεw,t dat salah tapi mungkin juga benar, yang bisa dibuat adalah at
= −3(1 + w) . (128)
εw,t at merupakan fungsi pangkat dari t, a ∝ tb . Dengan demikian,
kesebandingan untuk setiap ruas adalah
Integralkan kedua ruas terhadap waktu,
−(1+3w)
Z εt Z at at ∝ t−b(1+3w)
dεw,t dat
= −3(1 + w) , (129)
ε0 ε w,t a0 at untuk ruas kanan, dan
sehingga diperoleh ȧt ∝ tb−1 ,
ln εw,t − ln εw,0 = −3(1 + w)(ln at − ln a0 ). (130) ȧ2t ∝ t2(b−1) ,
ȧ2t ∝ t(2b−2) ,
untuk ruas kiri, sehingga memberikan solusi untuk b dalam
persamaan
2b − 2 = −b(1 + 3w), (140)
2b − 2 = −b − 3wb), (141)
2
b= . (142)
3 + 3w
Jadi, 2
at ∝ t 3+3w . (143)
Kesebandingan akan menjadi persamaan jika dibandingkan,
  3+3w2
at t
= . (144)
a0 t0
Karena a0 = 1, maka
 2
 3+3w
t
at = . (145)
t0
Persamaan 145 menjelaskan hubungan antara ukuran alam
semesta dengan usianya. Adanya parameter keadaan pada
persamaan tersebut menjelaskan bahwa komponen pengisi
alam semesta akan menentukan bagaimana ukuran alam
semesta berubah seiring dengan berjalannya waktu. Untuk
alam semesta datar yang didominasi oleh materi, w = 0,
maka 2
  3+3(0)
t
at = ,
t0
  23
t
at = , (146)
t0
Sedangkan untuk alam semesta datar yang didominasi
radiasi, w = 1/3, persamaannya menjadi
2
  3+3(1/3)
t
at = .
t0
  12
t
at = . (147)
t0
XIX. P ENUTUP
Segala macam kritik, saran, pertanyaan, atau diskusi bisa
disampaikan dengan hati yang gembira melalui
Surel: dafaward@gmail.com
Pesan Instagram: dafaward

R EFERENSI
Liddle, A. 2003. An Introduction to Modern Cosmology 2nd Edition. Wiley.
Chichester.
Planck Collaboration, dkk. 2018. Planck 2018 Results. VI. Cosmological
Parameters . Astronomy & Astrophysics manuscript no. ms. arXiv:
:1807.06209v1[astro-ph.CO].
Ryden, B. 2006. Introduction to Cosmology. Addison-Wesley. San Fransisco.
Walker, J., Halliday, D., & Resnick, R. 2013. Fundamental of Physics 10th
Edition. Wiley. New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai