Anda di halaman 1dari 16

Pengantar Kosmologi untuk Olimpiade dan Umum Juga Boleh

Bagian I
M. Dafa Wardana
Revisi: 15 Juli 2020

I. P EMBUKA dari hasil observasi kita bisa menemukan hal yang tidak
Karena tulisan ini tidaklah sempurna, segala macam kritik, diprediksi sebelumnya sehingga memerlukan pengembangan
saran, pertanyaan, atau diskusi akan sangat berharga, silakan teori lain yang mungkin saja belum penah terjamah.
sampaikan semua itu dengan hati yang gembira Pengetahuan kita tentang alam semesta memang salah
Surel: dafaward@gmail.com satu yang perkembangannya tidak berhenti sejak zaman
Pesan langsung instagram: dafaward kuno dan mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama
selama seratus tahun terakhir. Saat ini, kita mengetahui
II. P ENDAHULUAN bahwa kita tidak tahu apakah alam semesta memliki batas
Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari alam semesta atau tidak, sejauh yang kita mampu amati, semuanya
sebagai suatu kesatuan secara keseluruhan. Kosmologi masih alam semesta. Saat ini kita mengetahui bahwa
berusaha mengungkap sejarah, menjelaskan tingkah laku alam semesta mengalami pengembangan, galaksi-galaksi
saat ini, serta memprediksi masa depan alam semesta. dan gugus galaksi bergerak saling menjauh. Kita juga
Objek-objek yang berada di alam semesta tidak lagi ditinjau mengetahui bahwa sebagian besar pengisi alam semesta
per individu tetapi dijadikan alat untuk mengetahui sifat-sifat justru hal belum dapat kita mengerti; materi gelap, yang
alam semesta. membuat galaksi-galaksi dapat terbentuk, serta energi gelap,
Ilmu ini berurusan dengan pertanyaan mendasar dalam yang membuat alam semesta mengembang dipercepat.
hidup semacam siapa kita? Bagaimana posisi kita di alam Hal-hal yang telah disebutkan adalah contoh beberapa
semesta? Apakah alam semesta memiliki awal? Apakah alam penemuan terbesar dalam kosmologi yang banyak mengubah
semesta akan berakhir? Apa saja komponen pengisi alam cara pandang kita terhadap alam semesta. Ya, sekarang
semesta? Apakah ada alam semesta lain selain alam semesta kita mengetahui semua itu. Sayangnya mengetahui sangat
kita? Apakah ada kita yang lain di alam semesta lain selain berbeda dengan memahami. Masih banyak kegelapan yang
kita di alam semesta kita? Kesel gak lu baca pertanyaan yang menunggu untuk mendapat penjelasan.
terakhir?
Jika kita hidup di zaman Mesir kuno, konsep tentang III. PARADOKS O LBERS
alam semesta akan berisi penjelasan mengenai Bumi yang Salah satu paradoks terkenal yang berkaitan dengan studi
berbentuk datar dan ditutupi oleh kubah langit tempat tentang alam semesta adalah Paradoks Olbers. Paradoks ini
semua benda langit menempel. Pada masa Yunani kuno, dicetuskan oleh Heinrich Wilhelm Olbers (1758 - 1840),
alam semesta dipercaya berupa bola langit tempat semua seorang astronom Jerman, yang mempertanyakan asumsi
bintang-bintang menempel. Di dalam bola tersebut terdapat yang pada saat itu dipercaya, yaitu alam semesta dengan
bola Bumi yang terletak di pusat bola langit, serta Matahari, ukuran dan usia yang tak berhingga. Pertanyaan Olbers
Bulan, dan planet-planet bergerak mengitari Bumi. kira-kira begini ”Jika alam semesta memiliki ukuran dan usia
Ribuan tahun setelahn itu, alam semesta dipahami yang tidak terbatas, mengapa langit malam tidak terang?”.
sebagai suatu sistem dengan Matahari sebagai pusatnya Pertanyaan Olbers sekilas terdengar ”Ya iyalah Bambang,
dan seluruh planet termasuk Bumi serta bintang-bintang kan malem.” tapi coba bayangkan sejenak, boleh ditemani
bergerak mengitari Matahari. Teori ini dikenal dengan secangkir kopi.
sebutan teori Heliosentris, dan meskipun santer dikemukakan Bayangkan kalian sedang berdiri di tengah hutan yang
oleh Copernicus pada abad ke 16, Aristarchus yang hidup luasnya tak berhingga. Lalu, kalian dizinkan untuk berjalan
pada 310 SM – 230 SM sudah mencetuskannya terlebih ke suatu arah tertentu (azimuth berapapun), lurus, tanpa
dahulu. Tetapi saat itu ide-ide yang dia usulkan kalah tenar boleh berbelok sama sekali. Perhatikan bahwa arah manapun
oleh ide Geosentris milik Aristoteles dan Ptolemy. yang diambil, suatu saat langkah kalian pasti akan menabrak
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat pohon bukan? Nah, hal yang sama seharusnya terjadi pada
pekerjaan yang semula hanya bisa dilakukan dalam ranah langit malam di alam semesta yang memiliki usia dan ukuran
teoretis pun kini sudah banyak yang dapat dikerjakan tak hingga, tapi bukan nabrak pohon. Jika alam semesta ini
dengan observasi. Melalui observasi kita dapat memperoleh memiliki ukuran dan usia yang tak berhingga, seharusnya
bukti nyata tentang tingkah laku alam semesta seraya ada cukup banyak bintang untuk menutupi seluruh langit
mengonfirmasi teori-teori yang cocok dengan alam semesta sehingga kemanapun kita melihat, arah pandang kita akan
yang kita diami ini. Tetapi mungkin juga sebaliknya, ”menabrak” permukaan bintang, dan karena permukaan
alam semesta bersifat isotropik artinya tidak ada arah
yang istimewa. Salah satu dosen terhebat saya, Bu Nana,
menjelaskan prinsip kosmologi dengan bercerita begini:
prinsip kosmologi itu artinya, kalau kalian punya bola dengan
radius 100 Mpc, isi bolanya akan sama kemanapun kalian
geser bola itu.
Apakah asumsi ini benar-benar bagus untuk diterapkan
padahal selama kita hidup jelas-jelas alam semesta tampak
tidak homogen juga isotropik? Pada skala kecil tentu saja
kedua asumsi ini sangat tidak berlaku. Misalnya saja, dalam
ruang berbentuk bola dengan radius dua meter dan kamu
Gambar 1: Kemanapun melihat, saat berada dalam hutan yang
sebagai pusatnya, mungkin akan ada hp, laptop, buku, meja,
luas arah pandang kita akan selalu menabrak pohon. Jadi berasa nasi padang, centong nasi, tutup botol. Ketidakhomogenan
lagi baca buku biologi bab biosfer gak sih gambar pertama hutan masih termamati bahkan saat kita meninjau skala sebesar
bambu? Sumber: dokumentasi pribadi. Galaksi. Akan ada bagian yang berbeda dengan bagian
lainnya; lengan spiral, halo Galaksi, bulge, dan segala hal
lainnya. Alam semesta baru terlihat homogen dan isotropik,
bintang pastilah terang maka seluruh langit malam haruslah sekali lagi, dalam skala lebih dari ∼ 100 Mpc. Struktur
terang juga. Tapi kenyataan tidaklah begitu Bung. Realitanya, terbesar yang diketahui saat ini adalah supercluster galaksi
langit malam kita tetap gelap gulita dengan sejumlah bintang dan belum ditemukan yang ukurannya lebih dari ∼ 100 Mpc.
yang bertabur, tidak di seluruh langit. Kedua prinsip ini hampir selalu kita gunakan dalam
Solusi dari paradoks ini, tentu saja, alam semesta kita bahasan selanjutnya, kecuali untuk kondisi-kondisi tertentu,
memiliki usia yang berhingga, atau alam semesta kita dan tentu saja akan diberi tahu terlebih dahulu jika pada suatu
memiliki ukuran yang berhingga, atau keduanya. Bagaimana ketika prinsip tersebut perlu ditinggalkan, kalem.
hal ini bisa memecahkan paradoks tersebut?
Begini. Jika ukuran alam semesta berhingga maka V. P ENGEMBANGAN A LAM S EMESTA
mungkin saja tidak ada cukup banyak bintang untuk Hingga tahun 1920an sebenarnya astronom masih
menutupi seluruh langit. Jika hutan tempat kita tadi berdiri memperdebatkan ukuran alam semesta ini. Kalau kalian
hanyalah sebuah kebun, kemungkinan kita bisa berjalan berwawasan luas dan berbudi pekerti luhur, semestinya
keluar hutan tersebut tanpa menabrak pohon, bukan? kalian pernah mendengar kabar bahwa 26 April 1920
Sekalipun kita hanya berjalan lurus. diadakan forum untuk mendiskusikan hal tersebut. Forum
Lalu yang kedua, jika usia alam semesta ini berhingga ini terkenal dengan nama ”The Great Debate” dan tokoh
maka hanya bintang pada jarak tertentu saja yang dapat kita utama dalam forum itu yang memaparkan hasil penelitiannya
amati, yaitu yang cahayanya sudah sampai ke sini. Ingat adalah Harlow Shapley dan Heber Curtis.
bahwa bintang-bintang bisa kita amati jika ada cahayanya Perlu diingat juga bahwa saat itu orang-orang belum
yang sampai ke pengamat, dan ingat juga bahwa cahaya tahu bahwa galaksi-galaksi adalah galaksi. Bingung kan
memiliki kecepatan yang terbatas. Misalnya saja, jika alam lu? Karena keterbatasan teknologi, citra-citra galaksi masih
semesta ini usianya baru 1 tahun, maka bintang paling kabur sehingga tampak seperti nebula. Jadi kala itu, yang
jauh yang bisa kita lihat adalah bintang berjarak 1 tahun saat ini kita sebut dengan ekstragalaksi (galaksi selain
cahaya, lebih jauh dari itu cahayanya belum sampai ke kita Bima Sakti) masih disebut dengan nebula, misalnya Nebula
sehingga tidak akan teramati dan dan bisa menyebabkan Andromeda, karena orang-orang belum bisa membedakan
tidak terangnya langit kita. nebula yang sebenar-benarnya nebula dengan ekstragalaksi.
Kala itu paradoks Olbers hanya sebatas paradoks yang Nah, yang diributin sama Shapley-Curtis ya itu tadi,
usulan jawabannya (yang baru saja dibahas) sangat jauh dari ukuran alam semesta sama ”nebula-nebula” yang sebenarnya
pembuktian karena keterbatasan pengetahuan dan teknologi adalah ekstragalaksi. Shapley berasal dari kelompok yang
pengamatan. berpendapat bahwa seluruh alam semesta ya galaksi kita
ini. Dengan kata lain, galaksi kita ini adalah keseluruhan
IV. P RINSIP KOSMOLOGI alam semesta, HEHE. Oleh karen itu, “nebula-nebula” adalah
Agar beban hidup ini tidak terlalu berat, ada dua asumsi sistem yang merupakan bagian dari galaksi kita. Sementara
penting yang akan sering dipakai tatkala kita mempelajari itu, Pak Curtis berpendapat bahwa alam semesta mempunyai
alam semesta. Seperti biasanya, asumsi-asumsi ini digunakan ukuran yang lebih besar daripada sekadar Galaksi Bima
untuk membuat permasalahan menjadi lebih sederhana. Sakti, dan nebula-nebula adalah sistem seperti galaksi kita
Kedua asumsi itu disebut dengan prinsip kosmologi. Prinsip serta terpisah, bukan bagian Bima Sakti.
ini menganggap bahwa alam semesta bersifat homogen dan Hingga kemudian pada tahun 1925, Edwin Hubble
isotropik dalam skala besar (R ∼ 100 M pc). mengamati bintang Cepheid yang berada di “nebula”
Alam semesta bersifat homogen artinya tidak ada lokasi Andromeda. Ingat bahwa bintang Cepheid adalah bintang
yang istimewa, semua dianggap sama, homogen. Sementara variabel yang berpulsasi, berdenyut, dengan periode yang
teratur. Ada hubungan antara panjang periode pulsasi bintang
jenis ini dengan luminositasnya sehingga bintang-bintang
Cepheid dapat digunakan sebagai lilin penentu jarak standard
candle. Hubungan ini terkenal dengan sebutan hubungan
Periode-Luminositas,

MV = −[2, 76(log P )–1, 0]–4, 16, (1)

(Ferrarese dkk. 1996) dengan P adalah periode pulsasi


bintang variabel Cepheid dalam hari, dan MV adalah
magnitudo mutlak visualnya. Jadi dengan mengamati periode
pulsasinya, Hubble bisa mendapatkan nilai magnitudo
mutlak bintang-bintang Cepheid di sejumlah ekstragalaksi.
Kemudian dari pengamatan fotometri, nilai magnitudo semu Gambar 2: Grafik hasil pengamatan Hubble. Perhatihan bahwa
bisa diperoleh sehingga jarak bintang Cepheid dapat dihitung sumbu y menyatakan kecepatan resesi, bukan pergeseran merah,
tapi dulu Pak Hubble typo satuannya km, seharusnya km/s. Sumber:
dengan menggunakan modulus jarak. Dari pengamatan Hubble, 1929.
tersebut, Hubble memperoleh jarak “nebula” Andromeda
sebesar 285 kpc, jauh lebih besar daripada ukuran Bima
Sakti yang dihitung oleh Shapley maupun Curtis sehingga yang dia amati. Grafik kecepatan radial terhadap jarak yang
sejak saat itu diketahui bahwa Andromeda adalah sistem Hubble peroleh diperlihatkan pada Gambar 2.
yang terpisah dari Bima Sakti. Dengan cara yang sama Grafik pada Gambar 2 memperlihatkan adanya hubungan
sejumlah objek yang semula disebut nebula diketahui antara jarak ekstragalaksi dengan kecepatan radialnya, karena
ternyata merupakan ekstragalaksi. kalau gak ada hubungan apa-apa, seharusnya titik di grafik
Lalu pada tahun 1929 Pak Hubble menggunakan tersebut tersebar secara acak, random. Tampak jelas bahwa
data kecepatan radial sejumlah ekstragalaksi dari hasil semakin jauh jarak galaksi, kecepatan radial menjauhnya
pengamatan yang dilakukan oleh Vesto Slipher. Slipher semakin besar, wakwaw! Tentu saja harus ada penjelasan
mengamati pergeseran panjang gelombang pada garis atas fenomena ini. Singkat cerita, konsep alam semesta
spektrum ekstragalaksi yang dia amati, yang mengalami pengembangan adalah penjelasan terbaik
λobs − λem untuk saat ini meskipun mulanya sulit diterima oleh banyak
z≡ , (2) astronom pada saat itu. Alam semesta mengembang gaes!
λem
Persamaan matematis yang menghubungkan vr dan r
nilai z tersebut bisa negatif yang kita sebut dengan berdasarkan plot data pada grafik yang Hubble dapat, bisa
pergeseran biru, dan berarti galaksi bergerak mendekati diperoleh dengan melakukan regresi linear,
pengamat, bisa juga bernilai positif atau kita sebut
pergerseran merah yang berarti galaksi bergerak menjauh. vr = H0 r, (4)
Data z ekstragalaksi yang diperoleh lalu digunakan
dengan H0 adalah kemiringan (gradien) garis regresi.
untuk menghitung kecepatan radial. Menggunakan asumsi
Besaran H0 disebut dengan konstanta Hubble-Lemaı̂tre,
kecepatan radialnya masih jauh lebih kecil daripada
seperti persamaan di atas yang juga disebut dengan Hukum
kecepatan cahaya, vr  c, maka kecepatan radial dapat
Hubble-Lemaı̂tre. Lazimnya, kecepatan radial dinyatakan
dihitung menggunakan,
dalam km/s dan jarak dinyatakan dalam Mpc. Maka dari
vr = cz, (3) itu, konstanta Hubble-Lemaı̂tre biasanya dinyatakan dalam
km/s/Mpc (atau km/(s . Mpc), terserah kalian).
dengan konvensi yang seperti biasa, nilai vr negatif untuk Konstanta Hubble-Lemaı̂tre menggambarkan kecepatan
gerak radial mendekat, dan sebaliknya. pengembangan alam semesta; H0 yang besar berarti saat
Pada alam semesta statis seperti yang saat itu diyakini, ini alam semesta mengembang dengan kecepatan tinggi, dan
tentu saja idealnya jumlah ekstragalaksi mendekat sebaliknya. Pengukuran terbaru memperoleh nilai konstanta
kurang lebih sama dengan jumlah ekstragalaksi yang Hubble-Lemaı̂tre sebesar H0 = 67, 4 ± 0, 5 km/s/Mpc
menjauh. Tetapi data pengamatan kecepatan radial tersebut (Planck Collaboration, 2018). Ini berarti galaksi berjarak
memperlihatkan hal yang sungguh mencengangkan; hampir 1 Mpc menjauhi kita dengan kecepatan 67,4 km/s, galaksi
semua ekstragalaksi yang diamati bergerak menjauh, hanya dengan jarak 2,5 menjauhi kita dengan kecepatan 168,5 km/s,
sebagian kecil ekstragalaksi yang teramati mengalami dan seterusnya.
pergerseran biru. Aneh banget sumpah, kan? Sempet kepikiran gak, kalau semua galaksi menjauhi kita
Data kecepatan radial ekstragalaksi hasil pengamatan apakah itu berarti kita adalah pusat pengembangan alam
Slipher oleh Hubble diplot pada grafik dengan sumbu semesta? Nah, gak begitu juga ternyata. Hasil observasi
y memuat kecepatan radial dan sumbu x memuat jarak yang memperlihatkan bahwa ekstragalaksi bergerak menjauh
para ekstragalaksi. Jarak ekstragalaksi juga Hubble peroleh tidak bisa dijadikan dasar spekulasi bahwa kita adalah
dengan memanfaatkan bintang variabel Cepheid di galaksi pusat pengembangan alam semesta. Lagi pula itu melanggar
prinsip kosmologi yang homogen dan isotropik karena alam semesta permukaan bola. Permukaan bolanya memang
keberadaan pusat menjadikan sebuah titik lebih istimewa dua dimensi, tapi permukaan bola tersebut menempel pada
daripada yang lainnya. ruang berbentuk bola yang merupakan objek tiga dimensi.
Tanpa menjadi pusat pengembangan pun, apa yang kita Jadi untuk mengilustrasikan alam semesta tiga dimensi, kita
amati masih bisa dijelaskan dengan baik tanpa melanggar perlu naik satu dimensi lagi dan ini terlalu berat, otak kita
prinsip kosmologi. Sekarang perhatikan titik-titik pada gak akan kuat, biar persamaan matematis saja.
keliling lingkaran di Gambar 3. Oh ya ngomong-ngomong, pergeseran merah yang kita
amati pada spektrum ekstragalaksi, penyebabnya berbeda
dengan pergeseran merah yang kita amati pada spektrum
bintang-bintang. Pada spektrum bintang, pergeseran merah
yang teramati terjadi karena bintang-bintang bergerak di
dalam ruang, emang bintangnya geser. Sementara itu,
pergeseran merah yang termati pada spektrum ekstragalaksi
terutama disebabkan oleh ruang yang mengembang.
Sekalipun ekstragalaksinya gak geser ke mana mana, mereka
bakalan tetap menjauh karena ruang antara kita dan mereka
yang bertambah besar. Pergeseran merah yang terjadi akibat
pengembangan alam semesta disebut dengan cosmological
redshift, buat ngebedain sama pergeseran merah yang biasa.
Gambar 3: Ilustrasi alam semesta 1 dimensi. Jika alam semesta ini mengembang, lalu mengapa
ekstragalaksi dekat ada yang bergerak mendekat? Untuk
Anggap alam semesta adalah garis keliling lingkaran skala yang cukup kecil, efek pengembangan alam semesta
tersebut, artinya alam semesta hanya satu dimensi. masih kalah dominan oleh efek yang lainnya, terutama
Ngomong-ngomong, gua berasa keren setiap kali ngejelasin yang sifatnya mempersatukan. Dalam kasus ini adalah
bagian ini, B). Kita sebagai pengamat anggap berada di titik interaksi gravitasi antara Galaksi kita dengan ekstragalaksi
B dan garisnya memanjang secara homogen dan isotropik dekat tersebut, cinta tidak termasuk contoh, cinta tidak
karena ”alam semesta” mengembang. Dengan demikian kita mempersatukan ekstragalaksi. Demikian juga Bima Sakti itu
akan mengamati bahwa titik A menjauhi B, titik C menjauhi sendiri, tidak mengembang bersama dengan pengembangan
B, titik D menjauhi C, masing-masing dengan kecepatan alam semesta karena ikatan gravitasi bintang-bintang dalam
yang sama, misal 1 cm/s. Tapi karena titik C menjauhi B dan Galaksi kita lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh
titik D menjauhi C maka kita akan melihat titik D menjauhi pengambangan alam semesta. Pada umumnya, semakin kecil
kita dengan kecepatan 2 cm/s. Lihat, karena “alam semesta” skala yang kita tinjau, pengaruh pengembangan alam semesta
mengembang, semua titik tampak menjauhi kita. Sekarang, semakin dapat diabaikan. Jadi, jika badanmu semakin lebar
ceritanya kita berpindah tempat pengamatan ke titik C. Maka atau gebetanmu tak kunjung mendekat, kamu tidak bisa
bagi kita titik B akan tampak bergerak menjauhi kita dengan menyalahkan pengembangan alam semesta.
kecepatan 1 cm/s, begitu juga dengan titik D. Titik A yang
menjauhi titik B dengan kecepatan 1 cm/s, bagi kita akan VI. T EORI B IG BANG DAN U SIA A LAM S EMESTA
tampak bergerak menjauh dengan kecepatan 2 cm/s. Nah
kan, di manapun titik kita mengamati, kita akan melihat Karena alam semesta ini mengembang maka ukurannya di
bahwa semua titik menjauhi kita. masa lalu pastilah lebih kecil. Jika kita terus mundur ke
Untuk peninjauan pada dimensi yang lebih tinggi, alam masa lalu menyisir kembali kenangan bersama mantan kita
semesta dua dimensi misalnya, kalian bisa membayangkan akan sampai pada suatu masa ketika alam semesta hanyalah
permukaan sebuah bola yang bolanya mengalami titik. Karena volume tidak bisa bernilai negatif maka kita
pengembangan. Jika permukaan tersebut kita beri tanda tidak bisa lebih mundur lagi ke masa yang lebih lampau
(titik misalnya, atau mural juga boleh kalau idup lu emang daripada saat itu—lebih tepatnya, tidak ada waktu yang lebih
harus ribet) maka tanda pada permukaan bola tersebut akan lampau daripada saat itu. Dengan kata lain, saat itulah alam
saling menjauh satu sama lain. Satu konsep penting yang semesta mulai ada dan waktu mulai berjalan. Tersampaikan
harus (banget) kalian mengerti dari dua ilustrasi ini adalah, kan idenya? Sejak teramatinya bukti bahwa alam semesta
ditinjau dari alam semestanya pengembangan yang terjadi mengembang, mulai tercetus pemikiran bahwa alam semesta
tidak berpusat di manapun. Pada alam semesta garis keliling ini memiliki awal (umurnya berhingga), tidak seperti asumsi
lingkaran, pusat pengembangan alam semesta tidak terjadi sebelumnya yang menganggap alam semesta tidak berawal,
di mana pun pada garis tersebut, demikian jugas pada alam sudah begini sejak kapanpun, sampai kapanpun.
semesta permukaan bola. Teori mengenai alam semesta yang berawal dari sebuah
Lalu bagaimana dengan ilustrasi alam semesta tiga titik yang kemudian mengembang tersebut kini kita kenal
dimensi selayaknya yang kita tempati? Sulit Fergusso. Otak sebagai teori Big Bang. Walaupun sebenarnya nama Big
kita hanya mampu membuat visualisasi sampai 3 dimensi Bang adalah sebutan olok-olokan dari pengikut teori
saja, dan itu sudah dipakai untuk menggambarkan ilustrasi lawannya (yang menganggap alam semesta sudah begini
adanya dan akan selalu begini adanya, teori alam semesta VII. R APAT E NERGI
Steady State), tapi nama inilah yang justru menjadi populer. Pada tahun 1905 Einstein mengemukakan konsep kesetaraan
Pada alam semesta yang ber-Big-Bang, usia alam semesta antara massa dan energi melalui persamaan yang sangat
berhingga karena alam semsta memiliki awal. Sesungguhnya terkenal, kalo sampe kagak tau parah banget sih lu,
tidak mudah memperkirakan usia alam semesta yang
sebenarnya tetapi untuk tinjauan sederhana, kita bisa E = mc2 . (8)
menganggap bahwa tidak ada gaya yang mengganggu
Konsep ini menyatukan hukum kekekalan massa dan hukum
gerak pengembangan alam semesta sejak pengembangan
kekekalan energi yang sebelumnya dipahami sebagai dua
dimulai sampai saat ini sehingga kecepatan menjauh
hukum terpisah menjadi hukum kekekalan massa-energi,
galaksi-galaksi bernilai konstan. Jika seperti itu maka waktu
karena massa dapat berubah menjadi energi dan sebaliknya.
yang dibutuhkan suatu galaksi sampai jaraknya bernilai
Salah satu contoh paling familiar konversi massa menjadi
seperti saat ini, r0 , akibat pengembangan alam semesta
energi adalah reaksi nuklir, baik fusi maupun fisi. Sedangkan
adalah
r0 contoh pengubahan energi menjadi massa adalah peristiwa
t0 = . (5) pair production yang mengubah dua foton menjadi sebuah
v
elektron dan sebuah positron.
Substitusikan Hukum Hubble-Lemaı̂tre, v = H0 r0 , maka Dengan dipahaminya konsep ini, kita boleh saja
menyatakan massa dalam satuan energi juga menyatakan
r0 1
t0 = = . (6) jumlah energi dalam satuan massa. Misalnya, di buku-buku
H0 r0 H0 lain kalian akan sering menemukan pernyataan ”massa
Perhatikan bahwa berapapun nilai r0 galaksi, nilai t0 yang elektron adalah 511 keV”, keV adalah satuan energi,
diperoleh tidak berbeda. Ini berarti pada t0 yang lalu, semua kilo-elektron volt. Hal yang sama juga berlaku untuk massa
galaksi berada di satu titik yang sama, alam semesta mulai jenis, yang bisa kita nyatakan dalam rapat energi, ε = E/V .
mengembang. Untuk konstanta Hubble-Lemaı̂tre bernilai Berdasarkan persamaan di atas maka hubungan antara massa
H0 = 67, 4 km/s/Mpc, kita akan memperoleh t0 sebesar jenis dengan rapat enegi adalah,
E m
1 1 M pc = c2 . (9)
t0 = km/s
= , V V
67, 4 67, 4 km/s
M pc Ruas kiri pada persamaan tersebut adalah energi per volume,
rapat energi. Sedangkan di ruas kiri ada massa per volume,
konversi satuan Mpc menjadi km sehingga kita memperoleh
massa jenis atau densitas massa.
t0 = 4, 58 × 1017 s = 14, 5 milyar tahun. ε = ρc2 (10)

Interval waktu ini, t0 = 14, 5 milyar tahun = tH , disebut Pembahasan selanjutnya akan cukup fleksibel. Ada saat kita
dengan waktu Hubble dan sekali lagi, merupakan perkiraan menggunakan εm , atau ρm untuk menyatakan rapat materi
kasar usia alam semesta karena kita mengasumsikan alam semesta. Akan ada juga saat kita menggunakan εr , atau
tidak ada yang mempengaruhi pengembangannya. Tentu ρr untuk menyatakan rapat radiasi alam semesta, gimana
saja, seperti yang biasa terjadi, kenyataan lebih rumit enaknya aja.
daripada yang kita perkirakan. Pengembangan alam semesta
VIII. FAKTOR S KALA
bisa mengalami perlambatan maupun percepatan. Coba
bayangkan, jika pengembangan alam semesta mengalami Pehatikan segitiga pada Gambar 4. Anggap segitiga tersebut
perlambatan maka kecepatannya di masa lalu lebih tinggi
daripada saat ini. Pada kasus seperti itu usia alam
semesta saat ini lebih muda daripada tH . Sedangkan jika
pengembangan alam semesta mengalami perlambatan maka
dahulu kecepatan pengembangan lebih rendah daripada saat
ini dan usianya saat ini akan lebih dari tH .
Selain waktu Hubble, didefinisikan juga jarak Hubble yang
merupakan jarak yang ditempuh oleh cahaya selama waktu
Hubble. Berdasarkan definisi tersebut maka jarak Hubble Gambar 4: Gambar segitiga.
adalah
berubah ukuran, misalnya mengembang, secara isotropik
dH = ctH . (7) sehingga beberapa saat kemudian, segitiganya menjadi
seperti pada Gambar 5. Hubungan setiap r di segitiga
Sampai saat ini, pengamatan untuk mengukur konstanta yang pertama dengan setiap r di segitiga yang kedua dapat
Hubble-Lemaı̂tre terus mengalami perbaikan, demikian dinyatakan dengan,
juga pengamatan untuk mengetahui apakah alam semesta
mengembang dipercepat, diperlambat, atau konstan. r12,t = a12,t r12,0 , (11)
IX. L AJU P ERUBAHAN K ERAPATAN M ATERI DAN
R ADIASI
Alam semesta yang mengalami pengembangan menyebabkan
densitas materi dan radiasi mengalami perubahan juga. Agar
permasalahannya sederhana, kita asumsikan jumlah materi
yang berubah menjadi radiasi maupun sebaliknya dapat
diabaikan terhadap jumlah total materi, juga jumlah total
radiasi. Dengan demikian jumlah total massa dan jumlah
total radiasi di alam semesta bernilai konstan. Suka aku tuh
yang kalo ada yang konstan-konstan.
Gambar 5: Ini juga gambar segitiga.
Misal kita memiliki ruang berbentuk bola dengan radius
(saat ini) r0 yang berisi sejumlah materi. Densitas materi saat
ini dalam bola tersebut, ρm,0 adalah
r23,t = a23,t r23,0 , (12)
M
dan ρm,0 = 4 3
. (16)
3 πr0
r31,t = a31,t r31,0 , (13)
Bola tersebut kemudian mengembang secara homogen dan
dengan a12,t , a23,t , dan a31,t adalah suatu angka pengali. isotropik sehingga radiusnya menjadi rt . Pengembangan
Namun demikian, sifat pengembangan yang isotropik yang terjadi menyebabkan densitas materi berubah menjadi
menjamin bahwa perbandingan r12,0 : r23,0 : r31,0 dan
M
perbandingan r12,t : r23,t : r31,t akan selalu sama pada ρm,t = 4 . (17)
3
setiap waktu, sehingga semua pengali pastilah bernilai sama 3 πrt
a12,t = a23,t = a31,t = at . Jadi secara umum, jarak antar Perbandingan antara ρm,t terhadap ρm,0 adalah
titik manapun di segitiga tersebut dapat dituliskan sebagai,
ρm,t r3
rt = at r0 . (14) = 03 . (18)
ρm,0 rt
Hal yang sama berlaku juga untuk alam semesta. Karena Karena rt = at r0 maka
alam semesta mengembang maka banyak hal yang bersatuan
panjang (misalnya jarak, panjang gelombang cahaya) juga ρm,t r3 1
= 30 3 = 3 . (19)
ikut mengembang bersama pengembangan alam semesta. ρm,0 at r0 at
Jarak antara dua titik saat ini, r0 , dengan jarak antara Artinya, densitas materi pada suatu waktu tertentu dapat
dua-titik-yang-sama di waktu yang lain, rt , (bisa masa depan dinyatakan oleh
maupun masa lalu) juga dapat dinyatakan oleh Persamaan ρm,0
14 . Selanjutnya, a akan kita sebut sebagai faktor skala, a0 ρm,t = 3 (20)
at
adalah faktor skala saat ini, dan at adalah faktor skala di
suatu waktu tertentu selain saat ini. Karena at = rt /r0 , maka Persamaan di atas menjelaskan bahwa untuk nilai at
nilai faktor skala saat ini adalah yang kurang dari satu—saat ukuran alam semesta lebih
kecil daripada saat ini—maka densitas materi lebih tinggi
r0
a0 = = 1. (15) daripada saat ini, dan sebaliknya. Karena alam semesta kita
r0 mengembang maka ukuran yang lebih kecil terjadi di masa
Nilai a0 = 1 berlaku sekalipun kamu berada di Uzbekistan. lalu. Artinya, untuk alam semesta kita, densitas materi lebih
Untuk alam semesta yang mengembang, nilai rt di masa tinggi di masa lalu dan semakin lama semakin rendah.
depan pasti lebih besar daripada nilai r0 , dan di masa lalu Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam rapat-energi
pasti lebih kecil daripada r0 . Oleh karena itu, pada alam materi
εm,0
semesta yang mengalami pengembangan, untuk masa depan εm,t = 3 . (21)
at > 1, dan untuk masa lalu at < 1. Berlaku sebaliknya at
untuk alam semesta yang mengalami pengerutan. Sekarang bayangkan sebuah bola lagi dengan radius (saat
Lalu apa gunanya faktor skala? Begini, sampai tulisan ini ini) r0 yang berisi sejumlah radiasi. Rapat energi radiasi saat
dibuat kita belum bisa mengetahui berapa sebenarnya ukuran ini dalam bola tersebut, εr,0 adalah
alam semesta, baik itu radius, keliling, volume, atau apapun
yang berkaitan dengan ukuran. Faktor skala akan sangat E0
εr,0 = 4 3
. (22)
berguna saat kita ingin menyatakan ukuran alam semesta 3 πr0
tanpa mengetahui ukuran sebenarnya. Misal, Galaksi Bima
Karena energi foton adalah E = hc/λ maka E0 bisa ditulis
Sakti terbentuk saat at = 0, 5. Ini artinya, Galaksi Bima Sakti
sebagai
terbentuk saat ukuran alam semsta setengah kali ukurannya c
saat ini. E0 = N E = N h , (23)
λ
dengan N adalah jumlah foton dalam bola tersebut. Jadi, Hubungan matematis antara temperatur dan ukuran alam
rapat energi radiasi (saat ini) di dalam bola tersebut adalah semesta dinyatakan oleh
N h λc0 Tt ∝ a−1
εr,0 = . (24) t , (31)
4 3
3 πr0
dan kita akan menurunkan kesebandingan tersebut agar
Seperti tadi, bola tersebut kemudian mengembang secara paham mengapa hubungan matematisnya seperi itu.
homogen dan isotropik sehingga radiusnya menjadi rt . Tinjau hukum I Termodinamika,
Pengembangan yang terjadi menyebabkan rapat energi
radiasi berubah menjadi dQt = dEt + P dVt , (32)
N h λct dengan dQt adalah aliran energi ke alam semesta, dEt adalah
εr,t = 4 3
. (25) perubahan energi internal alam semesta, Pt adalah tekanan
3 πrt
komponen pengisi alam semesta, dan dVt adalah perubahan
Perbandingan antara εr,t terhadap εr,0 adalah volume akibat pengembangan alam semesta. Untuk alam
εr,t r 3 λ0 semesta yang bersifat adiabatik, tidak ada aliran energi yang
= 03 . (26) masuk maupun keluar alam semesta sehingga dQt = 0,
εr,0 rt λt
Karena λ0 /λt = a0 /at , dan rt = at r0 maka dEt = −Pt dVt . (33)
εr,t a4 1 Turunkan kedua ruas terhadap waktu untuk memperoleh
= 04 = 4 , (27)
εr,0 at at dEt dVt
= −Pt . (34)
atau dt dt
εr,0
εr,t = 4 . (28) Karena Et = εr,t Vt = αTt4 Vt dan Pt = εr,t /3, persamaan
at
di atas dapat dituliskan menjadi
Artinya apa? Pertama, sangat mirip dengan sifat densitas
materi, semakin kecil ukuran alam semesta rapat energi d 1 dVt
(αTt4 Vt ) = − αTt4 , (35)
radiasi juga semakin tinggi. Kedua, kebergantungan dt 3 dt
pada a−4 t mengindikasikan bahwa seiring dengan dTt dVt 1 dVt
mengembangnya alam semesta, rapat energi radiasi α4Tt3 Vt + αTt4 = − αTt4 , (36)
dt dt 3 dt
nilainya lebih cepat turun daripada rapat energi materi.
Untuk at yang bernilai besar, rapat energi materi materi dTt 1 dVt dVt
4Tt3 Vt = − Tt4 − Tt4 , (37)
lebih besar daripada radiasi sedangkan untuk at << 1 dt 3 dt dt
radiasi lebih dominan daripada materi. dTt 4 dVt
4Tt3 Vt = − Tt4 , (38)
X. T EMPERATUR A LAM S EMESTA DAN H UBUNGANNYA dt 3 dt
DENGAN FAKTOR S KALA dTt 1 dVt
Vt = − Tt , (39)
Sebuah kenyataan yang harus diterima adalah bahwa dt 3 dt
sebagian besar radiasi di alam semesta berasal dari 1 dTt 1 dVt
Cosmic Microwave Background, sangat sedikit yang =− . (40)
Tt dt 3Vt dt
berasal dari bintang-bintang dan objek bercahaya lainnya.
Kita tahu bahwa volume (apapun bentuk ruangnya) selalu
Karena didominasi oleh CMB, temperatur alam semesta
Vt ∝ a3t sehingga
bisa diperoleh dengan mengamati spektrum CMB untuk
memperoleh nilai panjang gelombang pada intensitas 1 dTt 1 d
= − 3 (a3t ), (41)
puncak, dan menghitungnya dengan menggunakan Hukum Tt dt 3at dt
Pergeseran Wien. Hasil pengamatan sampai tulisan ini dibuat
1 dTt 1 dat
sepakat pada nilai temperatur alam semesta sebesar T0 = =− , (42)
2, 73 K. Di sisi lain, temperatur dan rapat energi radiasi alam Tt dt at dt
semesta dihubungkan persamaan matematis dalam bentuk d d
(ln Tt ) = − (ln at ). (43)
εt = αT , 4
(29) dt dt
Integralkan kedua ruas terhadap waktu,
dengan α adalah konstanta Z Tt Z at
d d
π2 k4 (ln Tt )dt = − (ln at )dt, (44)
α= = 7, 56 × 10−16 Jm−3 K −4 . (30) T0 dt a0 dt
15 ~3 c3
Temperatur alam semesta mengalami perubahan karena kita memperoleh
alam semesta mengembang. Penyebabnya karena rapat ln Tt − ln T0 = −(ln at − ln a0 ), (45)
energi alam semesta harus disebar dalam volume yang
lebih besar seiring dengan pengembangan alam semesta. ln Tt − ln T0 = ln a0 − ln at , (46)
Gunakan salah satu sifat logaritma agar persamaannya simbol titik di atas, misalnya ȧ/a, artinya turunan terhadap
menjadi     waktu? Jadi, ȧ/a = da/dt. Ruas kiri persamaan Friedmann
Tt a0 menjelaskan tentang bagaimana laju alam semesta berubah
ln = ln . (47)
T0 at ukuran. Jika kita meninjau lagi Hukum Hubble-Lemaı̂tre,
Nah, dapat v
Ht = ,
Tt a0 rt
= . (48)
T0 at kita akan mendapati bahwa sebenarnya ruas kiri persamaan
Karena temperatur alam semesta berbanding terbalik Friedmann tidak lain adalah parameter Hubble-Lemaı̂tre
dengan faktor skalanya maka pengembangan yang terjadi (jangan ketuker, Ht adalah parameter Hubble-Lemaı̂tre,
menyebabkan temperatur alam semesta terus menurun. sedangkan H0 adalah konstanta Hubble-Lemaı̂tre; nilai
Persamaan di atas sah-sah saja jika kalian ingin gunakan parameter Hubble-Lemaı̂tre pada saat ini),
untuk membandingkan temperatur dan faktor skala alam 1 drt 1 d
semesta pada suatu waktu dengan waktu lainnya, Ht = = (at r0 ), (55)
rt dt at r0 dt
Tt1 at2 1 dat ȧt
= . (49) Ht ≡ = , (56)
Tt2 at1 at dt at
XI. H UBUNGAN FAKTOR S KALA DAN P ERGESERAN sehingga persamaan Friedmann dapat dituliskan menjadi
M ERAH 8πG kc2
Ht2 = ε t − . (57)
Ingat kembali, pergeseran merah didefinisikan sebagai, 3c2 a2t
λobs − λem Suku pertama ruas kanan menjelaskan kontribusi komponen
z≡ . (50)
λem pengisi alam semesta terhadap dinamika yang terjadi. Untuk
Di sisi lain, kita tahu bahwa panjang gelombang cahaya alam semesta yang terdiri dari berbagai komponen, rapat
mengalami pergeseran merah karena alam semesta energi pada persamaan tersebut adalah penjumlahan rapat
mengembang, gelombang cahaya direnggangkan oleh energi setiap komponennya, misal
pengembangan alam semesta. Panjang gelombang cahaya εt = εm,t + εr,t , (58)
yang terobservasi saat ini, λobs , akan sebanding dengan
jika alam semesta berisi materi dan radiasi.
faktor alam semesta saat ini dan panjang gelombang cahaya
Suku kedua ruas kanan berisi kurvatur, k, dan ukuran
tersebut saat dulu diemisikan, λem , akan sebanding dengan
alam semesta, at . Kurvatur adalah sebuah parameter yang
faktor skala alam semesta saat cahaya tersebut diemisikan,
menjelaskan sifat geometri alam semesta. Nilai kurvatur ini
sehingga
λobs a0 bisa positif, nol, atau negatif. Alam semesta dengan kurvatur
= (51) positif disebut dengan alam semesta tertutup, alam semesta
λem at
dengan nilai kurvatur nol disebut alam semesta datar, dan
Ingat bahwa cahaya yang kita terima saat ini, dipancarkan alam semesta berkurvatur negatif kita sebut alam semesta
oleh sumber cahaya di masa lalu sehingga pada persamaan terbuka.
tersebut at < a0 . Persamaan Friedmann sebenarnya diturunkan dari konsep
a0
1+z = (52) Relativitas Umum Einstein. Cuma kalau kita turunin pakai
at
Relativitas Umum Einstein nanti kelar idup lu. Jadi di tulisan
Karena a0 = 1, maka persamaan di atas lebih sering ditulis
ini kita cukup turunkan persamaan Friedmann menggunakan
sebagai,
1 pendekatan Newtonian aja. Bayangkan ada sebuah bola
1+z = . (53) berisi materi dengan massa M . Bola tersebut berubah
at
ukurannya (boleh mengembang, boleh mengerut, terserah)
Hubungan ini selalu berlaku apapun model ataupun isi alam sehingga radiusnya berubah terhadap waktu, r = rt . Tinjau
semestanya. sebuah partikel bermassa m yang terletak di permukaan
XII. P ERSAMAAN F RIEDMANN bola tersebut. Energi potensial gravitasi sistem kita dapat
Salah satu persamaan terpenting untuk menjelaskan dinamika dituliskan sebagai
alam semesta adalah persamaan Friedmann. Persamaan GM m
U =− . (59)
ini menghubungkan besaran-besaran yang menjadi pengisi rt
alam semesta dengan besaran-besaran yang menunjukkan Karena M = V ρ = 4πrt3 ρt /3 maka
bagaimana alam semesta berperilaku. Persamaan Friedmann 4
dapat dituliskan sebagai, U = − πGρt rt2 m. (60)
 2 3
ȧt 8πG kc2 Sementara itu, karena bolanya mengalami perubahan ukuran
= ε t − , (54)
at 3c2 a2t maka partikel uji kita bergerak, memiliki energi kinetik,
 2
dengan εt adalah rapat energi segala macam isi alam semesta, 1 2 1 drt 1
K = mv = m = mṙt2 . (61)
dan k adalah kurvatur alam semesta. Eh, udah tau kan kalau 2 2 dt 2
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa Karena nilai parameter Hubble-Lemaı̂tre berubah terhadap
waktu maka nilai densitas kritis juga berubah terhadap waktu.
E = K + U, (62)
Jika densitas alam semesta lebih besar daripada densitas
dengan E bernilai konstan. Substitusikan Persamaan 60 dan kritis maka alam semesta akan memiliki kurvatur positif, dan
Persamaan 61, kita memperoleh sebaliknya. Perhatikan bahwa variabel yang mempengaruhi
1 2 4 nilai densitas kritis hanya parameter Hubble-Lemaı̂tre saja,
E= mṙ − πGρt rt2 m. (63) tidak bergantung pada ukuran alam semesta.
2 t 3
Berdasarkan penjelasan di atas maka
Karena rt = r0 at maka kita dapat menyimpulkan bahwa nilai
1 4 densitas-kritis-alam-semesta-saat-ini, εc,0 (hanya)
E = mr02 ȧ2t − πGρt r02 a2t m. (64)
2 3 bergantung pada nilai konstanta Hubble-Lemaı̂tre,
Kali setiap ruas dengan 2/ma2t r02 sehingga persamaannya 3c2 H02
menjadi εc,0 = . (75)
8πG
2E ȧ2t 8πG
= − ρt , (65) Untuk konstanta Hubble-Lemaı̂tre bernilai H0 = 67, 4
ma2t r02 a2t 3
km/s/Mpc, denistas kritis alam semesta adalah
 2
ȧt 8πG 2E 1 3c2

67, 4
2
= ρt + , (66) εc,0 = , (76)
at 3 mr02 a2t 8πG 3, 086 × 1019
yang merupakan persamaan Friedmann dalam bentuk
εc,0 = 7, 67 × 10−10 J/m3 ≈ 4800 M eV, (77)
Newtonian.
Di bagian sini emang agak simsalabim avada kedavra atau,
εc,0
karena sukunya bisa kita dapatkan jika diturunkan ρc,0 = = 8, 54 × 10−27 kg/m3 . (78)
menggunakan Relativitas Umum Eintein. Tapi gak apa-apa, c2
telan bulat-bulat aja dulu bahwa Nilai tersebut kurang lebih setara dengan 5 atom
hidrogen/m3 , sebuah nilai yang terlihat sangat kecil jika
2E
= −kc2 , (67) dibandingkan dengan standar di Bumi, tetapi perlu diingat
mr02 bahwa sebagian besar volume alam semesta berupa ruang
sehingga persamannya menjadi antar-galaksi dengan kerapatan partikel yang sangat rendah.
 2 Pada banyak kasus, permasalahan akan menjadi lebih
ȧt 8πG kc2
= ρt − , (68) sederhana jika kita menggunakan parameter densitas, Ωt ,
at 3 a2t yang didefinisikan sebagai,
 2
ȧt 8πG kc2 εt ρt
= εt − . (69) Ωt ≡ = , (79)
at 3c2 a2t εc,t ρc,t
yang berarti memiliki nilai Ω = 1 jika densitas alam semesta
XIII. D ENSITAS K RITIS DAN PARAMETER D ENSITAS sama dengan densitas kritis, Ω < 1 jika densitas alam
Kita mulai dengan persamaan Friedmann, semesta lebih kecil daripada densitas kritis, dan Ω > 1 jika
8πG kc2 densitas alam semesta lebih besar daripada densitas kritis.
Ht2 = ε t − . (70) Sekarang, kita bagi kedua ruas persamaan Friedmann
3c2 a2t
dengan Ht2 ,
Untuk suatu nilai Ht tertentu, akan ada suatu nilai εt tertentu
Ht2 kc2
 
juga yang membuat kurvatur alam semesta bernilai nol, 8πG
2 = εt 2 2 − 2 2. (80)
Ht 3c Ht at Ht
8πG kc2
2
εt − Ht2 = 2 = 0, (71) Karena besaran yang berada di dalam kurung adalah 1/εc,t
3c at
maka persamaannya dapat dituliskan menjadi
sehingga persamaan di atas dapat dituliskan sebagai,
εt kc2
8πG 1= − 2 2. (81)
εt = Ht2 . (72) εc,t at Ht
3c2
Nilai rapat energi yang menyebabkan kurvatur alam semesta Karena Ωt ≡ εt /εc,t , maka
bernilai nol disebut sebagai rapat energi kritis (densitas kc2
kritis), dan didefinisikan dari persamaan di atas sebagai 1 = Ωt − , (82)
a2t Ht2
3c2 Ht2 atau
εc,t = , (73)
8πG kc2
= Ωt − 1. (83)
atau dapat juga ditulis dalam bentuk, a2t Ht2
3Ht2 Ruas kiri persamaan tersebut tidak bisa berubah tanda baik
ρc,t = . (74) untuk alam semesta mengembang maupun mengerut. Karena
8πG
ruas kiri tidak bisa berubah tanda maka ruas kanan juga. hal yang tidak dapat dijelaskan persamaan Friedmann, begitu
Dengan demikian, jika alam semesta memiliki nilai Ωt < 1, juga sebaliknya. Di alam semesta yang mengembang ini
maka akan selamanya seperti itu, berlaku juga untuk alam persamaan aja bisa so sweet.
semesta dengan Ωt > 1, dan Ωt = 0. Persamaan fluida diperoleh dengan meninjau alam semesta
Terkadang, ruas kiri persamaan di atas didefinisikan menggunakan Hukum I Termodinamika,
sebagai parameter-densitas kurvatur, dQt = dEt + dWt , (92)
kc2 dengan dEt adalah perubahan energi internal alam semesta,
= −Ωk,t , (84)
a2t Ht2 dQt adalah aliran kalor yang masuk atau keluar alam
Sehingga persamaan Friedmann menjadi semesta, dan dWt adalah usaha yang dilakukan fluida di
dalam alam semesta. Karena dW = P dV , maka
− Ωk,t = Ωt − 1, (85)
dQt = dEt + Pt dVt . (93)
atau
Ωt + Ωk,t = 1. (86) Untuk alam semesta yang bersifat adiabatik, tidak ada aliran
energi yang masuk maupun keluar alam semesta sehingga
XIV. P ERSAMAAN F LUIDA dQt = 0,
Karena persamaan Friedmann tidak dapat menjelaskan dUt + Pt dVt = 0. (94)
bagaimana rapat energi berubah terhadap waktu, ε(t), Sebenarnya ini hanya asumsi. Kita belum bisa mengetahui
maka kita membutuhkan persamaan lain yang memiliki asumsi ini benar-benar berlaku untuk alam semesta atau
kemampuan itu. Persamaan tersebut dikenal dengan tidak. Setelah itu, turunkan kedua ruas terhadap waktu,
persamaan fluida,
dEt dVt
dε da 1 + Pt = 0. (95)
+3 (ε + P ) = 0, (87) dt dt
dt dt a Seperti biasanya, bentuk ruang yang paling adil dalam
atau lebih keren, lebih umum, ditulis sebagai meninjau alam semesta adalah bola, Vt = 4πrt3 /3, sehingga
 
ȧ dVt d 4 3
ε̇ + 3 (ε + P ) = 0. (88) = πrt . (96)
a dt dt 3
Terus maksud persamaannya gimana? Jika suku kedua kita Karena rt = at r0 , maka
pindahkan ruasnya, akan lebih mudah untuk menginterpretasi dVt

d 4 3 3
 
1 dat

persamaan tersebut, = πr a = Vt 3 . (97)
dt dt 3 0 t at dt
ȧ Sementara itu, karena Et = εt Vt maka laju perubahan energi
ε̇ = −3 (ε + P ), (89)
a internal adalah
ȧ ȧ dEt d dVt dεt
ε̇ = −3 ε − 3 P. (90) = (εt Vt ) = εt + Vt . (98)
a a dt dt dt dt
Jika notasi dot kita tuliskan dalam bentuk turunan terhadap Substitusikan Persamaan 97 ke Persamaan 98
 
waktu maka, dEt 1 dat dεt
= εt V t 3 + Vt , (99)
dε da 1 da 1 dt at dt dt
= −3 ε−3 P. (91)
dt dt a dt a Keluarkan Vt ,
Suku pertama ruas kanan menjelaskan pengaruh dari
 
dEt dεt 1 dat
perubahan ukuran alam semesta terhadap perubahan rapat = Vt + 3εt . (100)
dt dt at dt
energi. Untuk alam semesta yang mengembang, da/dt akan
Substitusikan persamaan 97 dan Persamaan 100 ke
bernilai positif sehingga suku pertama tersebut bernilai
Persamaan 95 .
negatif, energi yang ada di alam semesta harus disebar    
dεt 1 dat 1 dat
dalam volume yang lebih besar. Suku kedua di ruas kanan Vt + 3εt + Pt V t 3 = 0, (101)
menjelaskan perubahan rapat energi yang terjadi akibat dt at dt at dt
penurunan tekanan pada komponen pengisi alam semesta keluarkan lagi Vt ,
karena alam semesta berubah ukuran. Sama dengan suku
 
dεt 1 dat 1 dat
pertama, untuk alam semesta mengembang nilai da/dt akan Vt + 3εt + 3Pt = 0, (102)
dt at dt at dt
positif sehingga suku tersebut juga negatif. Apa artinya
dεt 1 dat 1 dat
semua ini? Artinya, jika alam semesta mengembang maka + 3εt + 3Pt = 0, (103)
dt at dt at dt
dε/dt bernilai negatif, rapat energi alam semesta mengalami
penurunan. nah, udah jadi
Seperti persamaan Friedmann, persamaan fluida juga dεt 1 dat
+3 (εt + Pt ) = 0, (104)
merupakan salah satu persamaan terpenting dalam dinamika dt at dt
alam semesta. Kedua persamaan tersebut saling melengkapi ȧt
satu sama lain karena persamaan fluida dapat menjelaskan ε̇ + 3 (εt + P ) = 0. (105)
at
XV. P ERSAMAAN P ERCEPATAN kesaktian yang kita miliki sekarang masih belum cukup
Walaupun persamaan Friedmann cukup sakti dalam karena kita belum mempunyai persamaan yang menjelaskan
menghubungkan pengisi alam semesta, geometrinya, dan hubungan matematis antara tekanan dengan rapat energi
bagaimana laju alam semesta berubah ukuran, persamaan komponen pengisi alam semesta,
tersebut tidak dapat menceritakan apakah perubahan P = Pε . (112)
ukuran alam semesta bernilai konstan, dipercepat, atau
diperlambat, demikian juga dengan persamaan fluida. Tetapi Hubungan matematis antara tekanan dan rapat energi
dengan menggabungkan kedua persamaan tersebut, kita disebut dengan persamaan keadaan. Untungnya, kosmologi
dapat memperoleh persamaan percepatan yang mampu berurusan dengan komponen pengisi alam semesta yang
menjelaskan perubahan laju pengambangan alam semesta. homogen dan kerapatannya rendah sehingga persamaan
Gua bilang juga persamaan Friedmann sama persamaan keadaan dapat dinyatakan menggunakan fungsi linier dalam
fluida itu saling melengkapi. bentuk
Bagi kedua ruas persamaan Friedmann dengan a2t , Pε = wεt , (113)
8πG 2 dengan w adalah parameter keadaan.
ȧ2t = εt at − kc2 . (106)
3c2 Pada model alam semesta yang sederhana, ada dua
Turunkan terhadap waktu sehingga persamaan di atas komponen pengisi alam semesta yang sering ditinjau,
menjadi yaitu komponen non-relativistik dan komponen relativistik.
8πG Komponen non-relativistik bergerak dengan kecepatan yang
2ȧt ät = (ε̇t a2t + 2εt at ȧt ). (107)
3c2 jauh lebih kecil daripada kecepatan cahaya sehingga energi
Bagi persamaan di atas dengan 2ȧt at , total komponen ini didominasi oleh energi diamnya E ≈
  mc2 . Komponen ini memiliki tekanan yang sangat kecil
ät 4πG at
= ε̇t + 2εt . (108) dan untuk keperluan praktis biasanya parameter keadaan
at 3c2 ȧt komponen non-relativistik dianggap wm = 0. Persamaan
Gunakan persamaan fluida untuk melakukan substitusi keadaan untuk komponen non-relativistik adalah
at
ε̇t = −3(εt + Pt ), (109) Pε = 0. (114)
ȧt
sehingga kita bisa memperoleh persamaan percepatan Materi (debu, gas, bintang-bintang, materi gelap, aku,
kamu, hati kita) masuk ke dalam kelompok ini. Sementara
ä 4πG
= − 2 (ε + 3P ). (110) itu, komponen relativistik adalah mereka yang memiliki
a 3c kecepatan gerak sama dengan (atau mendekati) kecepatan
Nilai ät /at yang negatif berarti pengembangan alam cahaya sehingga energi totalnya didominasi oleh energi
semesta diperlambat, jika positif berarti dipercepat, dan nol kinetik. Foton (radiasi) tentu saja masuk dalam kelompok
untuk alam semesta yang mengembang dengan kelajuan relativistik. Komponen ini memiliki nilai parameter keadaan
konstan Perhatikan bahwa ruas kanan persamaan percepatan wr = 1/3 sehingga persamaan keadaan untuk komponen
akan selalu negatif untuk nilai εt dan Pt yang positif. Kita relativistik adalah
tahu bahwa rapat energi tidak bisa memiliki nilai negatif. 1
Pε = . (115)
Oleh karena itu, ruas kanan persamaan percepatan hanya 3
bisa positif hanya jika alam semesta berisi suatu komponen Neutrino agak unik, kalau kalian pernah mendengar,
dengan nilai tekanan meskipun massa neutrino tidak nol, tetapi mereka bergerak
1 dengan laju yang mendekati c sehingga energi diamnya
P t < − εt . (111) jauh lebih kecil daripada total energinya. Neutrino masuk
3
dalam kelompok komponen yang relativistik. Pada tulisan
Semua komponen pengisi alam semesta yang memehuhi
yang membahas tentang energi gelap (tulisan terpisah dengan
pertidaksamaan di atas akan menyebabkan alam semesta
yang ini), akan diperkenalkan komponen-komponen lain
mengembang dipercepat. Komponen-komponen tersebut kita
yang kemungkinan mengisi alam semesta, komponen selain
sebut sebagai energi gelap. Cerita tentang energi gelap tidak
komponen relativistik dan non-relativistik.
akan dibahas pada tulisan ini. Rencananya, akan ada tulisan
tersendiri yang akan membahas energi gelap dan materi XVII. PARAMETER P ERLAMBATAN
gelap, tar tulisannya kagak bisa dibaca karena gelap bener. Sebelum diketahui bahwa alam semesta mengalami
XVI. P ERSAMAAN K EADAAN percepatan, astronom yakin bahwa pengembangan alam
semesta diperlambat. Oleh karena itu, didefinisikanlah
Kita sudah semakin sakti sekarang karena memiliki tiga
sebuah parameter yang menjelaskan seberapa besar
persamaan sakti yaitu persamaan Friedmann, persamaan
perlambatan yang terjadi pada pengembangan alam semesta.
fluida, dan persamaan percepatan. Tetapi, karena persamaan
Parameter tersebut disebut dengan parameter perlambatan,
percepatan diturunkan dari dua persamaan lainnya, maka  
sebenarnya hanya persamaan Freidmann dan persamaan ä0 a0
q0 = − . (116)
fluida yang independen satu sama lain. Namun demikian, ȧ20
Karena H0 ≡ ȧ0 /a0 maka XVIII. P ERSAMAAN U MUM P ERUBAHAN D ENSITAS
  KOMPONEN P ENGISI A LAM S EMESTA
ä0
q0 = − . (117) Salah satu fungsi dari persamaan fluida adalah untuk
a0 H02
mengetahui perubahan densitas yang terjadi pada komponen
Parameter perlambatan dapat kita kaitkan dengan pengisi alam semesta akibat pengembangan yang terjadi.
persamaan percepatan karena sebenarnya kedua hal ini ȧt
menjelaskan hal yang kurang lebih sama, dengan cara ε̇w,t + 3 (εw,t + Pw,t ) = 0. (128)
at
berbeda. Kita tulis kembali persamaan percepatan,
Karena Pw,t = wεt maka
ät 4πG X ȧt
=− 2 εw,t (1 + 3w). (118) ε̇w,t + 3 εw,t (1 + w) = 0. (129)
at 3c w at
Bagi kedua ruas dengan Ht2 serta ubah tanda Pindah-ruaskan salah satu suku,
ε̇w,t ȧt
= −3 (1 + w), (130)
 
ät 1 8πG X
− = εw,t (1 + 3w). (119) εw,t at
at Ht2 2 3c2 Ht2 w
1 dεw,t 1 dat
= −3 (1 + w) , (131)
Perhatikan bahwa besaran yang berada dalam tanda kurung εw,t dt at dt
adalah 1/εc,t ,
dεw,t dat
= −3(1 + w) . (132)
ä 1 X εw,t εw,t at
− 2
= (1 + 3w), (120)
aH 2 w εc,t Integralkan kedua ruas,
Z εt Z at
Karena Ωt ≡ εt /εc,t , maka dεw,t dat
= −3(1 + w) , (133)
ε0 εw,t a0 a t
ät 1X
− = Ωw,t (1 + 3w). (121) sehingga diperoleh
at Ht2 2 w
ln εw,t − ln εw,0 = −3(1 + w)(ln at − ln a0 ). (134)
Untuk waktu saat ini, persamaannya menjadi
Gunakan sifat logaritma untuk memperoleh
ä0 1X
− = Ωw,0 (1 + 3w). (122)
   
a0 H02 2 w εw,t at
ln = −3(1 + w) ln . (135)
εw,0 a0
Ruas kiri pesamaan tersebut adalah parameter perlambatan, Gunakan sifat logaritma lain untuk mendapatkan
1X    −3(1+w)
q0 = Ωw,0 (1 + 3w). (123) εw,t at
2 ln = ln , (136)
w εw,0 a0
Untuk alam semesta yang berisi materi, w − 0 sehingga εw,t
 −3(1+w)
at
= . (137)
1 εw,0 a0
q0 = Ωm,0 , (124)
2 Karena a0 = 1 maka
untuk alam semesta yang berisi radiasi, w = 1/3, εw,t = εw,0 at
−3(1+w)
. (138)
q0 = Ωr,0 , (125) Persamaan 138 berlaku untuk komponen alam semesta
berupa apapun (komponen dengan nilai parameter keadaan
sedangkan untuk alam semesta yang berisi keduanya, berapapun). Misalnya yang sudah kita kenal adalah materi
1 wm = 0 dan radiasi wr = 1/3. Untuk materi berlaku
q0 = (Ωm,0 + 2Ωr,0 ), (126)
2 εm,t = εm,0 at
−3(1+(0))
= εm,0 a−3
t , (139)
1 dan untuk radiasi berlaku
q0 = Ωm,0 + Ωr,0 . (127)
2 −3(1+(1/3))
εr,t = εr,0 at = εm,0 a−4
t , (140)
Ingat bahwa Ωw,0 tidak bisa bernilai negatif (densitas
gak bisa negatif kan(?)) sehingga pada Persamaan 124, persis dengan peninjauan yang sebelumnya kita lakukan, tapi
Persamaan 125, maupaun Persamaan 127, ruas kanan selalu yang ini lebih keren.
positif. Nilai q0 yang positif artinya pengembangan alam Karena berlaku untuk komponen apapun, Persamaan 138
semesta diperlambat. Jadi, jika komponen pengisi alam juga berlaku untuk meninjau perubahan densitas energi
semesta hanya materi, radiasi, atau keduanya, pengembangan gelap. Kita akan mencoba melakukan peninjauan terhadap
alam semesta tidak bisa dipercepat. energi gelap pada tulisan yang terpisah, kagak di sini.
XIX. H UBUNGAN M ATEMATIS FAKTOR S KALA DENGAN Persamaan 149 menjelaskan hubungan antara ukuran alam
U SIA A LAM S EMESTA PADA A LAM S EMESTA DATAR semesta dengan usianya. Adanya parameter keadaan pada
Tinjau kembali persamaan Friedmann, persamaan tersebut menjelaskan bahwa komponen pengisi
 2 alam semesta akan menentukan bagaimana ukuran alam
ȧt 8πG kc2 semesta berubah seiring dengan berjalannya waktu. Untuk
= 2
εt − 2 . (141)
at 3c at alam semesta datar yang didominasi oleh materi, w = 0,
sehingga
Untuk alam semesta datar, k = 0, bentuk persamaan 2
  3+3(0)
Friedmann menjadi t
at = ,
t0
ȧ2t 8πG
= εt . (142)   32
a2t 3c2 t
at = . (150)
−3(1+w) t0
Dengan substitusi εt = ε0 at kita memperoleh
Sedangkan untuk alam semesta datar yang didominasi
ȧ2t 8πG −(3+3w) radiasi, w = 1/3, persamaannya menjadi
= ε0 at ,
a2t 3c2 2
  3+3(1/3)
t
8πG −(3+3w)
at = ,
ȧ2t = ε0 a2t at , t0
3c2   21
8πG −(1+3w)
t
ȧ2t = ε0 at , (143) at = . (151)
3c2 t0
Untuk mendapatkan persamaan matematis yang Pada kasus kedua komponen di atas, nilai pangkat untuk
menghubungkan at dengan t, kita bisa mencari solusi dari materi lebih besar daripada pangkat untuk radiasi. Artinya
Persamaan 143 atau membuat sebuah tebakan (orang-orang jika diberikan waktu yang sama utuk mengembang, alam
menyebut ini dengan tebakan terdidik) hubungan antara semesta yang berisi materi akan memiliki ukuran lebih besar
kedua besaran tersebut. Salah satu tebakan, yang mungkin daripada alam semesta dengan isi radiasi.
salah tapi mungkin juga benar, yang bisa dibuat adalah at XX. P ENUTUP
merupakan fungsi pangkat dari t, a ∝ tb . Dengan demikian,
kesebandingan untuk setiap ruas adalah Masih banyak yang mau diceritain sebenernya, cuma masih
males gaining energy buat ngejelasinnya. Tapi kalau mau
−(1+3w)
at ∝ t−b(1+3w) cari sendiri, coba aja baca-baca tentang geometri dan
kurvatur alam semesta, Cosmic Microwave Background,
untuk ruas kanan, dan sejarah termal alam semesta, dan model-model alam semesta.
ȧt ∝ tb−1 , Di akhir tulisan ini ada daftar referensi dan materi-materi
yang barusan disebutin ada di sana kok, mereka lengkap,
ȧ2t ∝ t2(b−1) , kan mereka gak mageran.
ȧ2t ∝ t(2b−2) , XXI. S OAL
untuk ruas kiri, sehingga memberikan solusi untuk b dalam 1) (OSP 2016) Konstanta Hubble-Lemaı̂tre, H0 ,
persamaan menyatakan laju pengambangan alam semesta
2b − 2 = −b(1 + 3w), (144) saat ini. Karena kesalahan dalam penentuan jarak
beberapa galaksi yang digunakannya, Edwin Hubble
2b − 2 = −b − 3wb, (145) mendapatkan nilai sekitar 500 km/s/Mpc. Nilai yang
2 diterima sekarang oleh para astronom berdasarkan
b= . (146) berbagai pengukuran adalah 70 km/s/Mpc. Manakah
3 + 3w
pernyataan-pernyataan yang benar di bawah ini?
Jadi, a) Laju pengambangan alam semesta menurut
2
at ∝ t 3+3w . (147) Hubble lebih cepat daripada seharusnya.
Kesebandingan akan menjadi persamaan jika dibandingkan. b) Jarak galaksi-galaksi yang digunakan Hubble
Jika kita bandingkan dengan faktor skala alam semesta saat lebih jauh daripada seharusnya.
ini, a0 , dan usia alam semesta saat ini, t0 , akan diperoleh c) Umur alam semesta menurut Hubble lebih muda
  3+3w2
daripada umur sebenarnya.
at t d) Jika sejak Big Bang alam semesta mengembang
= . (148)
a0 t0 dengan laju konstan, maka menurut Hubble
ukuran alam semesta saat ini kurang lebih
Karena a0 = 1, maka
sepertujuh dari nilai yang diterima sekarang.
 2
 3+3w
t 2) (OSP 2018) saat energi potensial dan energi kinetik
at = . (149)
t0 sama besar (energi total bernilai nol), sistem
dikatakan pada keadaan kritis. Kerapatan alam behaves as a function of the scale factor. Which of
semesta pada keadaan kritis, disebut kerapatan kritis, them would you expect to dominate the Friedmann
dapat diturunkan (secara Newtonian) dari hukum equation at early times, and which at late times?
kekekalan energi dengan bantuan rumus Hubble 9) (Liddle, 1996) By considering both Friedmann and
(Hukum Hubble-Lemaı̂tre). Dengan asumsi alam acceleration equations, and assuming a pressureless
semesta berbentuk bola, maka Universe, demonstrate that in order to have a static
a) Turunkanlah rumus kerapatan kritis yang Universe we must have a closed Universe with
bergantung pada konstanta Hubble-Lemaı̂tre dan a positive vacuum energy. Using either physical
konstanta gravitasi. arguments or mathematics, demonstrate that this
b) Hitunglah besar kerapatan kritis alam semesta. solution must be unstable.
c) Perkirakan jumlah seluruh bintang di alam 10) (Liddle, 1996) Give the physical argument explaining
semesta dengan asumsi seluruh materi yang why introducing a positive cosmological constant will
menjadi bintang-bintang berasal dari 4% increase the predicted age of the Universe.
kerapatan kritis, dan umur alam semesta 13 11) (Liddle, 1996) Suppose it were suggested that black
milyar tahun. Asumsikan pula bintang yang holes of mass 10−10 solar masses might make up the
terbentuk berukuran sama dengan Matahari. dark matter in our galactic halo. Make a rough estimate
3) (OSP 2018) Hasil pengamatan menyimpulkan bahwa of how far away you would expect the nearest such
alam semesta mengembang. Hal ini diperoleh dari black hole to be.
pengamatan 12) (Liddle, 1996) 10.4
13) (Liddle, 1996) 10.6
a) Gelombang gravitasi dari materi gelap
14) (Liddle, 1996) 11.1, 11.2, 11.3, 11.4
b) Gugus bola di Galaksi Bima Sakti bergerak
15) (Liddle, 1996) 12.1, 12.2, 12.3, 12.4
mengelilingi pusat galaksi
16) (Liddle, 1996) 13.1, 13.2, 13.4, 13.5, 13.6
c) Pergeseran merah dari supernova tipe Ia
17) (Ryden, 2006) 2.1, 2.2, 2.3, 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 6.3, 6.4,
d) Pergeseran merah dari bintang-bintang di tepi
6.5, 6.6, 6.7, 6.8, 8.1, 8.2, 8.3, 8.4, 10.1, 10.4
lengan sipral Bima Sakti
18) (IOAA 2011) Given that the cosmic background
e) Pergeseran merah dari eksoplanet di Galaksi
radiation has the spectrum of a black body throughout
Bima Sakti
the evolution of the Universe, determine how its
4) (Liddle, 1996) Suppose that the Milky Way galaxy temperature changes with redshift, z. In particular,
is a typical size, containing say 1011 stars, and that give the temperature of the background radiation at
galaxies are typically separated by a distance of one the epoch z ≈ 10 (that of the farthest currently
megaparsec. Estimate the density of the Universe in SI observed objects). The current temperature of the
units. cosmic background radiation is 2.73 K.
5) In the real Universe the expansion is not completely 19) (IOAA 2010) The observed redshift of a QSO is z =
uniform. Rather, galaxies exhibit some random motion 0.20, estimate its distance. The Hubble constant is 72
relative to the overall Hubble expansion, known as km/s/Mpc.
their peculiar velocity and caused by the gravitational 20) (IOAA 2008) The average temperature of the Cosmic
pull of their near neighbours. Supposing that a typical Microwave Background (CMB) is currently T =
galaxy peculiar velocity is 600 km/s, how far away 2.73K. It yields the origin of CMB to be at redshift
would a galaxy have to be before it could be used to zCM B = 1100. The current densities of the Dark
determine the Hubble constant to tent percent accuracy, Energy, Dark Matter, and Normal Matter components
supposing of the Universe as a whole are, ρDE = 7.1 ×
a) The true value of the Hubble constant is 100 10−30 g/cm3 , ρDM = 2.4×10−30 g/cm3 , and ρN M =
km/s/Mpc. 0.5 × 10−30 g/cm3 , respectively. What is the ratio
b) The true value of the Hubble constant is 50 between the density of Dark Matter to the density of
km/s/Mpc. Dark Energy at the time CMB was emitted, if we
6) (Liddle, 1996) Use the acceleration equation and assume that the dark energy is the energy of empty
the definition of critical density to show that a space?
radiation-dominated Universe has q0 = Ω0 21) (IOAA 2008) Consider a type Ia supernova in a distant
7) (Liddle, 1996) Identify a sufficient and necessary galaxy which has a luminosity of 5.8 × 109 L at its
condition that must be satisfied by the equation of state maximum light. Suppose you observe this supernova
if q0 is to be negative. using your telescope and find that its brightness is 1.6×
8) (Liddle, 1996) Suppose that the Universe contains 10−7 times the brightness of Vega. The redshift of its
four different contributions to the Friedmann host galaxy is known to be z = 0.05. Calculate the
equation, namely radiation, non-relativistic matter, distance of this galaxy (in pc) and also the Hubble
a cosmological constant, and a negative curvature. time.
Write down the way in which each of these terms 22) (IOAA 2009) Assume the mass of neutrinos is mν =
10−5 me . Calculate the number density of neutrinos
needed to compensate the dark matter of the universe.
Assume the universe is flat and 25% of its mass is dark
matter. Hint: Take the classical total energy equal to
zero.
23) (IOAA 2012) Assume that the universe currently is
well described by a density parameter Ω0 = 1, there
is no dark energy, and the current temperature of the
universe is 2.73 K. Knowing that the temperature of the Gambar 6: Sumber: Halliday et al. 2013.
universe is inversely proportional to its radius (the scale
factor), compute how long, starting from the present
time, it will take to the Universe to cool down by 0.1 27) (Halliday et al. 2013) In the laboratory, one of the
K. lines of sodium is emitted at a wavelength of 590.0
24) (IOAA 2011) Based on the spectrum of a galaxy with nm. In the light from a particular galaxy, however, this
redshift z = 6.03 it was determined that the age of the line is seen at a wavelength of 602.0 nm. Calculate
stars in the galaxy is from 560 to 600 million years. the distance to the galaxy, assuming that Hubble’s law
At what z did the epoch of star formation occur in holds and that the Doppler shift of applies.
this galaxy? Assume that the rate of expansion of the 28) (Halliday et al. 2013) Because of the cosmological
Universe is given by a flat cosmological model with expansion, a particular emission from a distant galaxy
cosmological constant Λ = 0. (In such a model the has a wavelength that is 2.00 times the wavelength that
scale factor a ∝ t2/3 , where t is the time since the emission would have in a laboratory. Assuming that
Big Bang.) Hubble’s law holds and that we can apply Doppler-shift
25) (IOAA 2008) Measurement of the cosmic microwave calculations, what was the distance (ly) to that galaxy
background radiation (CMB) shows that its when the light was emitted?
temperature is practically the same at every point in the 29) (Halliday et al. 2013) What is the observed wavelength
sky to a very high degree of accuracy. Let us assume of the 656.3 nm (first Balmer) line of hydrogen emitted
that light emitted at the moment of recombination by a galaxy at a distance of 2.40 × 108 ly? Assume
(Tr ≈ 3000 K, tr ≈ 300000 years) is only reaching that the Doppler shift and Hubble’s law apply.
us now (T0 ≈ 3 K, t0 ≈ 1.5 × 1010 years). Scale 30) (Halliday et al. 2013) An object is 1.5 × 104 ly from
factor (a) is defined as such a0 = a(t = t0 ) = 1 us and does not have any motion relative to us except
and at = a(t < t0 ) < 1. Note that the time from for the motion due to the expansion of the universe.
the end of inflation (t = 10−32 seconds) to the If the space between us and it expands according to
time of recombination was the radiation dominated Hubble’s law, with H = 21.8 mm/s.ly,
period and the matter dominated period started at the
a) how much extra distance (meters) will be between
recombination. During the radiation dominated period
us and the object by this time next year?
a is proportional to t1/2 , while during the matter
b) what is the speed of the object away from us?
dominated period a is proportional to t2/3 .
31) (Halliday et al. 2013) If Hubble’s law can be
a) Estimate the horizon distances when extrapolated to very large distances, at what distance
recombination took place. Assume that would the apparent recessional speed become equal to
temperature T is proportional to 1/a. the speed of light?
b) Consider two points in CMB imprint, which are 32) (Halliday et al. 2013) What would the mass of the Sun
currently observed at a separation angle α = 5◦ . have to be if Pluto (the outermost “planet” most of the
At the recombination epoch, would it have been time) were to have the same orbital speed that Mercury
possible for observers at these two points to (the innermost planet) has now? Express your answer
communicate with each other using photons? in terms of the Sun’s current mass, and assume circular
c) Estimate the size of our Universe at the end of orbits.
inflation period. 33) (Halliday et al. 2013) Will the universe continue to
Note: “Horizon distance” is the present day angular expand forever? To attack this question, assume that
separation between two points, such that observer at the theory of dark energy is in error and that the
one of the point would be just able to receive photon recessional speed v of a galaxy a distance r from us
from the other point. is determined only by the gravitational interaction of
26) (Halliday et al. 2013) Three cosmologists have each the matter that lies inside a sphere of radius r centered
plotted a line on the Hubble-like graph of Gambar 6. on us. If the total mass inside this sphere p is M , the
If we calculate the corresponding age of the universe escape speed ve from the sphere is ve = 2GM/r,
from the three plots, rank the plots according to that a) Show that to prevent unlimited expansion, the
age, greatest first. average density r inside the sphere must be at
least equal to
3H 2
ρ=
8πG
b) Evaluate this “critical density” numerically;
express your answer in terms of hydrogen atoms
per cubic meter. Measurements of the actual
density are difficult and are complicated by the
presence of dark matter.
34) (Halliday et al. 2013) Because the apparent recessional
speeds of galaxies and quasars at great distances are
close to the speed of light, the relativistic Doppler
shift formula must be used. The shift is reported as
fractional redshift z = ∆λ/λ0 .
a) Show that, in terms of z, the recessional speed
parameter β = v/c is given by
z 2 + 2z
β=
z2
+ 2z + 2
b) A quasar detected in 1987 has z = 4.43.
Calculate its speed parameter.
c) Find the distance to the quasar, assuming that
Hubble’s law is valid to these distances.
35) (Halliday et al. 2013) An electron jumps from n = 3 to
n = 2 in a hydrogen atom in a distant galaxy, emitting
light. If we detect that light at a wavelength of 3.00
mm, by what multiplication factor has the wavelength,
and thus the universe, expanded since the light was
emitted?
36) (Halliday et al. 2013) Due to the presence everywhere
of the cosmic background radiation, the minimum
possible temperature of a gas in interstellar or
intergalactic space is not 0 K but 2.7 K. This implies
that a significant fraction of the molecules in space
that can be in a low-level excited state may, in fact,
be so. Subsequent de-excitation would lead to the
emission of radiation that could be detected. Consider a
(hypothetical) molecule with just one possible excited
state.
a) What would the excitation energy have to be for
25% of the molecules to be in the excited state?
b) What would be the wavelength of the photon
emitted in a transition back to the ground state?
R EFERENSI
Liddle, A. 1996. An Introduction to Modern Cosmology 2nd Edition. Wiley.
Chichester.
Hubble, E. 1929. An Introduction to Modern Cosmology 2nd Edition. Wiley.
Chichester.
Jones, B. J. T. 2018. Precission Cosmology. Wiley. Chichester.
Liddle, A. 2003. An Introduction to Modern Cosmology 2nd Edition. Wiley.
Chichester.
Planck Collaboration, dkk. 2018. Planck 2018 Results. VI. Cosmological
Parameters . Astronomy & Astrophysics manuscript no. ms. arXiv:
:1807.06209v1[astro-ph.CO].
Ryden, B. 2006. Introduction to Cosmology. Addison-Wesley. San Fransisco.
Walker, J., Halliday, D., & Resnick, R. 2013. Fundamental of Physics 10th
Edition. Wiley. New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai