Anda di halaman 1dari 10

Sharing with Dee T elusuri

Pages

AUG

12 RIWAYAT SANG KALA

RIWAYAT SANG KALA


Dari Dentuman Besar hingga Lubang Hitam
Oleh Stephen Hawking

Mencuat sejak menduduki kursi Royal Society pada 1974, ia seorang ilmuwan yang paling brilian dalam f isika
teoretis sesudah Einstein. Melalui bukunya ini Prof . Stephen W. Hawking mengajak masyarakat awam untuk ikut
berkelana mengarungi jagat raya yang maha luas hingga ke jagat kecil seukuran sepersejuta juta cm.
Dengan teliti ia membimbing kita untuk menghadapi pertanyaan tentang jagat besar dan kecil. Apakah waktu
itu berawal?Akankah waktu itu berakhir?Ia juga membimbing kita ke galaksi, masuk ke inti lubang hitam, dan
menembus ke dimensi ruang waktu.
Lahir pada 1942, Stephen Hawking adalah Prof esor Matematika di Cambridge dan Ketua Royal Society, satu
kedudukan yang pernah dijabat Newton. Dengan f isik yang lemah di kursi roda tanpa bias berbicara, dan hanya
berkomunikasi lewat computer, ia menelorkan teori – teori f isika yang membuatnya sebagai legenda hidup pada
abad ke – 20.

BAB 1
Gambaran Kita Mengenai Jagat Raya

Seorang ilmuwan terkenal (Bertrand Russell menurut sementara orang) pernah berceramah kepada
masyarakat umum mengenai astronomi.Ia mendeskripsikan bagaimana bumi beredar mengitari matahari, dan
bagaimana matahari selanjutnya pengitari pusat kumpulan sejumlah besar bintang yang disebut galaksi. Pada akhir
ceramah, seorang nenek di barisan belakang berdiri dan berkata, “Apa yang anda uraikan itu omong
kosong.Sebenarnya dunia ini piring rata yang terletak diatas punggung kura – kura raksasa.”Ilmuwan itu tersenyum
menang, lalu menjawab. “Lalu kura – kura itu berdiri di atas apa Ibu?”
“Kau sangat cerdik orang muda, benar – benar cerdik,” kata nenek itu.“Sampai ke bawahpun semuanya kura
– kura!”
Kebanyakan orang akan menganggap agak tidak masuk akal bahwa jagat raya ini digambarkan sebagai
menara kura – kura yang tidak terhingga banyaknya. Namun mengapa kita merasa lebih tahu?Apa yang kita ketahui
mengenai jagat raya (alam semesta, universe) itu dan bagaimana kita mengetahuinya? Dari mana jagat raya itu
berasal dan akan kemana? Adakah awal jagat raya, dan jika ada apa yang terjadi sebelumnya? Apakah kodrat
waktu?Akankah waktu itu kunjung berakhir?Terobosan akhir – akhir ini dalam f isika, yang dimungkinkan sebagian
oleh teknologi baru yang f antastis, menyarankan jawaban bagi beberapa pertanyaan yang sudah lama dilontarkan
ini. Suatu ketika, jawaban ini akan tampak jelas bagi kita bahwa bumi beredar mengitari matahari atau barangkali
akan menggelikan seperti menara kura – kura itu. Kita hanya tunggu waktu saja (apa pun waktu itu).
Sedini tahun 340 SM, dalam bukunya Mengenai langit, f ilsuf Yunani Aristoteles mampu mengemukakan dua
argument yang baik untuk meyakinkan orang bahwa bumi berupa bola yang bulat, bukannya piring datar. Pertama, ia
menyadari bahwa gerhana bulan disebabkan oleh bumi yang berada diantara bulan dan matahari. Bayangan bumi
pada permukaan bulan selalu bundar.Ini hanya mungkin bila bumi bulat. Seandainya bumi berupa piring rata,
bayangan itu tentu memanjang dan lonjong, hanya akan bundar apabila matahari berada tepat di bawah pusat piring
itu. Kedua, dari perjalanan yang dilakukan, orang Yunani tahu bahwa bintang Utara tampak lebih rendah di langit bila
pengamat berada lebih ke selatan (karena terletak di atas Kutub Utara, Bintang Utara itu berada tepat di atas ubun
– ubun seorang pengamat di Kutub Utara, dan di atas horizon bila ia berada di katulistiwa). Posisi kentara
(apparent) bintang itu berlainan bila diamati di Mesir dan di Yunani.Dari selisihnya, bahkan Aristoteles dapat
memperkirakan bahwa keliling bumi sekitar 400.000 stadia.Tidak jelas berapa meterkah satu stadium itu.Namun
mungkin sekitar 180 meter.Jadi perkiraan Aristoteles itu sekitar dua kali nilai yang dewasa ini berlaku.Orang Yunani
1/10 Webpagepdf.com
malahan mempunyai argument ketiga bahwa bumi pastilah bulat.Kalau tidak, mengapa orang melihat terlebih dahulu
lajar kapal menyembul di horizon, baru kemudian lambungnya?
Tahun 1929, Edwin Hubble membuat suatu pengamatan penting bahwa kea rah manapun Anda memandang,
galaksi yang jauh ternyata bergerak cepat menjauhi kita. Dengan kata lain, jagat raya sedang memuai. Ini berarti
bahwa di masa lalu objek – objek lebih saling berdekatan.Pengamatan Hubble menyarankan bahwa di masa lalu ada
suatu waktu, yang disebut Dentuman Besar (big bang), ketika jagat raya itu tidak terhingga kecilnya dan tidak
terhingga rapatnya.
Berbicara mengenai kodrat jagat raya dan membahas pertanyaan seperti apakah jagat raya mempunyai awal
dan akhir, Anda harus jelas mengenai apakah teori keilmuan itu. Saya akan mengambil pandangan sederhana saja,
bahwa suatu teori hanyalah suatu model jagat raya. Atau model suatu bagian terbatas dari jagat raya, dan
seperangkat aturan yang menghubungkan kuantitas dalam model itu dengan hasil pengamatan yang kita buat.Teori
hanya ada dalam pikiran kita dan tidak mempunyai realitas lain (apapun mungkin artinya itu).Suatu teori disebut baik
jika memenuhi dua persyaratan berikut. Teori itu harus mendeskripsikan dengan cermat sekelompok besar
pengamatan atas dasar suatu model yang hanya mengandung beberapa unsure secara arbitrer, dan teori itu harus
membuat ramalan yang pasti mengenai hasil pengamatan di masa depan.
Setiap teori f isika selalu bersif at sementara, dalam arti teori itu hanyalan suatu hipotesis; anda tidak pernah
dapat membuktikannya. Tidak peduli berapa kali hasil – hasil eksperimen cocok dengan suatu teori, Anda tidak
pernah dapat merasa pasti bahwa lain kali hasil itu tidak akan berlawanan dengan teori itu. Di pihak lain Anda dapat
membuktikan bahwa suatu teori itu salah dengan menemukan suatu pengamatan, bahkan satu saja sudah cukup,
yang tidak cocok dengan ramalan teori itu. Sebagai f ilsul Karl Popper telah menekankan, suatu teori yang baik,
dicirikan oleh f akta bahwa teori itu membuat sejumlah ramalan yang pada prinsipnya dapat dibuktikan keliru atau
dianggap palsu oleh pengamatan.Tiap kali eksperimen baru ternyata cocok dengan ramalan, teori itu selamat dan
bertahan, serta kepercayaan kita pada teori itu bertambah; tetapi jika pernah dijumpai suatu pengamatan baru yang
tidak cocok dengan ramalan, kita harus membuang atau mengubah teori itu.
Tujuan terakhir sains adalah menyajikan suatu teori tunggal yang mendeskripsikan jagat raya
keseluruhan.Tetapi pendekatan yang sebenarnya diikuti oleh kebanyakan ilmuwan adalah memisahkan problem itu
menjadi dua bagian.Pertama, ada hokum – hokum yang berbicara mengenai bagaimana jagat raya berubah dengan
waktu.Kedua, ada pertanyaan mengenai keadaan awal jagat raya.Sementara orang merasa seharusnya sains hanya
berurusan dengan bagian pertama; mereka menganggap pertanyaan mengenai situasi awal jagat raya sebagai
urusan metaf isika atau agama.

BAB 2
Ruang dan Waktu

Dewasa ini gagasan kita mengenai gerakan benda Berasal dari Galileo dan Newton. Sebelum mereka ini,
orang – orang mempercayai Aristoteles, yang mengatakan bahwa keadaan alami suatu benda adalah keadaan rihat
(diam) dan benda itu bergerak hanya apabila didorong oleh suatu f orsa (gaya) atau impuls (dorongan). Menurut
teori Aristoteles sebuah benda berat akan jatuh lebih cepat daripada benda ringan, karena tarikan kea rah bumi
lebih besar.
Antara tahun 1887 dan 1905 ada beberapa upaya, yang paling mencolok adalah upaya f isikawan Belanda
Hendrik Lorentz, untuk menjelaskan hasil eksperimen Michelson – Morley itu dengan pengerutan objek dan
melambatnya jam bila jam itu bergerak melalui eter. Tetapi, dalam suatu makalah termasyhur dalam tahun 1905,
Albert Eintein (sampai saat ini adalah pegawai tidak terkenal pada Kantor Paten Swis) mengemukakan bahwa
seluruh gagasan eter itu tidak perlu, asal orang bersedia meninggalkan gagasan bahwa waktu itu mutlak. Pendapat
serupa dikemukakan beberapa minggu kemudian oleh Henri Poincare, seorang pakar matematika kenamaan
Perancis.
Suatu peristiwa adalah sesuatu yang terjadi pada suatu titik tertentu dalam ruang dan pada suatu waktu
tertentu.Jadi orang dapat mengkhaskannya dengan empat bilangan atau koordinat. Lagi – lagi pilihan koordinat itu
bersif at arbitrer; ia dapat menggunakan setiap tiga koordinat ruang yang baik dan setiap ukuran waktu. Dalam
realivitas koordinat ruang dan koordinat waktu tidak dengan nyata dibedakan, seperti antara dua koordinat ruang,
juga tidak terdapat perbedaan yang nyata .
Hokum – hokum gerakan Newton mengakhiri gagasan posisi mutlak dalam ruang. Teori relativitas
membuang gagasan waktu mutlak.Perhatikan sepasang anak kembar. Andaikan salah satu pergi ke puncak gunung
dan berdiam disitu, sementara yang lain pergi ke pantai. Anak yang pertama akan menjadi dewasa lebih cepat
daripada yang kedua. Jadi jika mereka bertemu lagi, yang pertama akan lebih tua daripada yang lain. Dalam hal ini
selisih usia akan sangat kecil. Tetapi selisih itu akan jauh lebih besar jika salah satu anak kembar itu melakukan
perjalanan lama dalam pesawat ruang angkasa yang bergerak hamper secepat cahaya. Ketika ia kembali ia akan
jauh lebih muda daripada saudara kembarnya yang tinggal di bumi. Hal ini dikenal sebagai paradox si kembar.Namun
ini tampak sebagai paradox hanya bagi seorang yang masih berpikir bahwa waktu itu mutlak.Dalam teori relativitas
tidak dikenal waktu mutlak yang unik.Sebagai gantinya, tiap individu mempunyai ukuran waktu yang bersif at pribadi,
yang tergantung pada di mana dia dan bagaimana geraknya.
Bagaimanapun, situasinya sangat berbeda dalam teori umum relativitas. Sekarang ruang dan waktu
merupakan kuantitas – kuantitas dinamis; bila suatu benda bergerak, atau suatu f orsa bekerja, kelengkungan ruang
dan waktu akan dipengaruhi dan selanjutnya struktur ruang – waktu itu mempengaruhi cara benda itu bergerak dan
f orsa bekerja. Ruang dan waktu tidak hanya mempengaruhi oleh semua yang terjadi dalam jagat raya ini.Orang tidak
dapat berbicara mengenai peristiwa dalam jagat raya tanpa memikirkan ruang dan waktu. Tepat sama, dalam
relativitas umum pun akan menjadi tidak bermakna untuk berbicara mengenai ruang dan waktu di luar batas – batas
jagat raya.
Dalam dasawarsa – dasawarsa berikutnya pemahaman baru akan ruang dan waktu ini merevolusikan
pandangan kita mengenai jagat raya. Gagasan lama bahwa jagat raya yang pada hakekatnya tidak berubah itu dapat
berada, dan dapat melanjutkan keberadaannya, digantikan untuk selama – lamanya oleh anggapan akan suatu jagat
raya yang dinamis dan memuai, yang tampaknya bermula pada suatu waktu yang terhingga di masa lalu dan mungkin
akan berakhir pada suatu waktu yang terhingga di masa depan.

BAB 3
Jagad Raya yang Memuai

Jika orang menengadah ke langit pada malam yang cerah tetapi tanpa bulan, objek yang paling cemerlang
yang dilihatnya boleh jadi adalah planet Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Juga akan tampak sejumlah besar
bintang , yang mirip matahari kita, namun terletak jauh sekali. Memang beberapa bintang tetap ini tampak sedikit
sekali berubah posisinya secara relative satu terhadap yang lain ketika bumi beredar mengitari matahari;
sebenarnya bintang – bintang itu sama sekali tidak terpaku di tempat! Ini hanya karena secara relative bintang –
bintang itu dekat dengan kita. Ketika bumi mengitari matahari, kita memandang bintang - bintang itu dari posisi yang
berbeda dengan bintang – bintang yang lebih jauh sebagai latar belakang. Ini menguntungkang karena
memungkinkan kita mengukur langsung jarak bintang – bintang ini dari kita; makin dekat bintang itu, makin kelihatan
bergerak.Bintang terdekat, yang disebut Proxima Centauri, ternyata empat tahun cahaya jauhnya (untuk mencapai

2/10 Webpagepdf.com
bumi cahaya bintang itu memerlukan waktu empat tahun), atau sekitar 37 juta juta kilometer. Kebanyakan bintang
lain yang tampak tanpa teropong beberapa ratus tahun cahaya jauhnya. Sebagai perbandingan, matahari kita hanya
delapan menit cahaya jauhnya! Bintang yang tampat itu kelihatannya tersebar di mana – mana pada langit malam,
namun terutama terpusatkan dalam jalur yang kita sebut Bimasakti (Milky Way).
Suatu segi yang mencolok dari model Friedmann yang pertama adalah bahwa jagat raya itu tidak tak
terhingga dalam ruang, tetapi ruang itu juga tidak mempunyai tapal batas apan pun.Gravitas begitu kuat sehingga
ruang itu membengkok bundar kea rah dirinya, mengakibatkan ruang itu agak mirip permukaan bumi atau permukaan
bola. Jika orang berjalan pada satu arah menyusuri permukaan bumi, ia tidak akan pernah menabrak suatu dinding
penghalang yang tidak tertembus, atau terjatuh pada suatu pinggiran, melainkan akhir – akhirnya kembali di tempat
ia berangkat.
Dalam model Friedmann yang pertama, ruang benar – benar seperti ini, tetapi dengan tiga dimensi, bukannya
dua seperti permukaan bumi. Dimensi keempat, waktu, juga terhingga rentangnya, tetapi mirip sepotong garis
dengan dua ujung atau dua batas, suatu awal dan suatu akhir.Akan kita saksikan di belakang bahwa bila kita
menggabungkan relativitas dengan asas ketidakpastian dari mekanika kuantum, baik ruang maupun waktu
dimungkinkan untuk terhingga tanpa pinggiran atau tapal batas apapun.
Model pertama Friedmann, yang memuai dan mengerut kembali, ruang melengkung ke dalamnya sendiri,
seperti permukaan bumi.Oleh karena itu rentang ruang itu terhingga.Dalam model kedua, yang memuai selamanya,
ruang melengkung kea rah yang lain, mirip permukaan pelana.Jadi dalam hal ini ruang itu tidak berhingga.Akhirnya,
dalam model Friedmann ketiga, dengan sekadar laju pemuaian yang kritis, ruang itu datar (dan karenanya juga tidak
terhingga).
Kita dapat menetapkan laju pemuaian masa kini dengan mengukur kecepatan galaksi – galaksi yang lain itu
menjauhi kita, dengan menggunakan ef ek Doppler. Ini dapat dilakukan dengan sangat tepat.Tetapi jauhnya galaksi –
galaksi itu tidak terlalu diketahui karena kita hanya dapat memperkirakannya secara tidak langsung. Jadi apa yang
kita ketahui hanyalah bahwa jagat raya memuai antara 5 dan 10 persen tiap satu miliar tahun. Bagaimanapun
ketidakpastian mengenai rapatan rata – rata jagat raya masa kini lebih besar lagi. Jika kita jumlahkan massa semua
bintang yang kita lihat dalam galaksi kita dan galaksi – galaksi lain, totalnya kurang dari seperseratus kuantitas
yang diperlukan untuk menghentikan pemuaian jagat raya, bahkan juga bila digunakan nilai terendah laju pemuaian
tersebut diatas tetapi galaksi kita dan galaksi – galaksi yang lain pastilah berisi besar “materi gelap” yang tidak
dapat kita lihat langsung.
Oleh karena itu bukti saat ini menyarankan bahwa agaknya jagat raya akan selamanya memuai. Tetapi yang
benar – benar pasti adalah bila jagat raya mengerut sekalipun, jagat raya tidak akan runtuh kembali selama sepuluh
miliar tahun lagi, karena sekurangnya selama sepuluh miliar tahun itulah jagat raya ini telah mengembang. Kita tidak
perlu risau yang bukan – bukan; umat manusia sudah akan punah lama sebelumnya bersamaan dengan padamnya
matahari, kecuali bila kita pindah ke luar tata surya!
Semua pemecahan Friedmann mempunyai segi bahwa pada sesuatu waktu di masa lalu (antara sepuluh dan
duapuluh miliar tahun yang lalu) jarak antara galaksi pastilah nol. Pada waktu itu, peristiwa yang kita sebut
dentuman besar (big bang), rapatan jagat raya tidak terhingga besarnya dan demikian pula kelengkungan ruang –
waktu tidak terhingga. Karena sebenarnya matematika tidak dapat menangani bilangan – bilangan tidak terhingga, ini
berarti bahwa teori umum relativitas (pemecahan Friedmann didasarkan atas teori ini) meramalkan adanya suatu titik
dalam jagat raya tempat teori itu sendiri runtuh. Titik semacam ini merupakan suatu contoh dari apa yang disebut
para pakar matematika sebagai singularitas.

BAB 4
Asas Ketidakpastian

Sukses teori – teori ilmiah, terutama teori gravitas Newton, mendorong ilmuwan Perancis Marquis de
Laplace pada awal abad ke – 19 untuk menyatakan bahwa jagat raya ini sama sekali bersif at deterministic. Laplace
menyarankan seharusnya ada seperangkat hokum – hokum ilmiah yang akanmemungkinkan kita meramalkan
segalanya yang akan terjadi dalam jagat raya, jika kita cukup mengetahui keadaan lengkap jagat raya pada satu
saat. Misalnya, jika kita tahu posisi dan laju gerak matahari serta planet – planet pada satu waktu, maka dapatlah
kita menggunakan hokum – hokum Newton untuk menghitung keadaan tata surya pada setiap saat lain. Dalam hal
ini determinisme tampaknya cukup jelas , namun Laplace melangkah lebih lanjut untuk mengandaikan adanya hokum
– hokum serupa yang mengatur semua hal lain, termasuk tabiat manusia.
Ajaran deterministic ilmiah dilawan dengan kuat oleh banyak orang, yang merasa bahwa determinisme itu
melanggar kebebasan Tuhan untuk campur tangan di dunia.Namun ajaran itu tetap merupakan pengandaian standar
sains sampai awal abad ke – 20.Salah satu indikasi pertama bahwa keyakinan ini harus ditinggalkan berasal dari
perhitungan ilmuwan Inggris Lord Rayleigh dan Sir James Jeans.Perhitungan ini menyarankan bahwa sebuah objek
atau benda panas, seperti misalnya bintang, pasti memancarkan energy dengan laju tidak terhingga. Menurut hokum
– hokum yang diyakini orang waktu itu, seharusnya benda panas itu mengeluarkan gelombang elektromagnetik
(seperti misalnya gelombang radio, cahaya tampak atau sinar – X) yang sama pada semua f rekuensi. Misalnya,
sebuah benda panas haruslah memancarkan energy gelombang dalam berbagai f rekuensi. Energy dengan f rekuensi
antara satu dan dua juta juta gelombang per detik akan sama dengan energy dengan f rekuensi antara dua dan tiga
juta gelombang per detik, dan seterusnya. Karena jumlah gelombang per detik tidak terbatas, maka energy total
yang dipancarkan akan tidak terhingga besarnya. Ini mustahil.
Untuk menghindari hasil yang jelas tidak masuk akal ini, ilmuwan Jerman Max Planck mengemukakan, dalam
tahun 1900, bahwa cahaya, sinar X, dan gelombang – gelombang lain tidak dapat dipancarkan dengan laju arbitrer,
melainkan hanya dalam paket – paket tertentu yang disebutnya kuantum (jamak ; kuanta). Hipotesis kuantum
menjelaskan laju pemancaran radiasi dari dalam benda panas dengan sangat memuaskan, namun implikasinya
terhadap determinisme baru terlaksans dalam tahun 1926, ketika seorang ilmuwan Jerman lain, Werner Heisenberg,
merumuskan asas ketidakpastiannya yang termasyhur itu. Untuk meramalkan posisi dan kecepatan sebuah partikel
di masa depan, orang harus mampu mengukur posisi dan kecepatan masa kini dengan tepat.
Namun orang tidak akan mampu menetapkan posisi partikel itu dengan lebih tepat daripada jarak antara
puncak gelombang cahaya, jadi diperlukan cahaya dengan gelombang pendek agar lebih cermat mengukur posisi
partikel itu. Nah, menurut hipotesis kuantum Planck, orang tidak dapat menggunakan cahaya dengan kuantitas yang
arbitrer kecilnya; orang harus menggunakan sekurangnya satu kuantum. Kuantum ini akan mengganggu partikel itu
dan mengubah kecepatannya sehingga kecepatan itu tidak bias diramalkan. Lagi pula makin tepat orang mengukur
posisinya, makin pendek gelombang cahaya yang diperlukan dan karenanya makin tinggi energy suatu kuantum
tunggal.Jadi makin parah kecepatan partikel itu terganggu. Dengan kata lain, makin tepat Anda berusaha mengukur
posisi partikel itu, makin kurang tepat Anda mengukur kecepatannya, dan sebaliknya. Heisenberg menunjukkan
bahwa ketidakpastian posisi partikel kali ketidakpastian kecepatan kali massa partikel tidak pernah dapat lebih kecil
daripada suatu kuantitas tertentu, yang disebut tetapan Planck. Lagi pula batas ini tidak bergantung pada cara
pengukuran posisi atau kecepatan partikel, atau pada tipe partikel ; asas ketidakpastian Heisenberg adalah sif at
mendasar yang tidak dapat dihindari dari dunia ini.

BAB 5
Partikel Elementer dan Forsa Alami

3/10 Webpagepdf.com
Aristoteles yakin bahwa semua materi dalam jagat raya terbuat dari empat unsure dasar ; tanah, udara, api
dan air. Unsure – unsure ini terkena dua f orsa ; gravitas, yaitu kecenderungan tanah dan air untuk tenggelam, dan
levitas (apungan) yaitu kecenderungan udara dan api untuk mengapung atau membumbung. Pembagian isi jagat
raya menjadi materi dan f orsa ini masih digunakan sekarang ini.
Aristoteles yakin bahwa materi bersif at sinambung, artinya orang dapat membagi sepotong materi menjadi
potongan yang makin kecil tanpa batas apa pun; orang tidak pernah menjumpai sebutir materi yang tidak dapat lagi
dibagi. Tetapi beberapa orang Yunani lain, seperti misalnya Demokritos, berpendapat bahwa sudah menjadi sif at
materi untuk berbutir – butir dan semua benda terbuat dari sejumlah besar atom dari berbagai macam yang
berlainan. (Kata atom Yunani artinya “tidak terbagikan”.
Mula – mula orang menduga inti atom terdiri atas electron dan partikel bermuatan positif yang dinamai
proton jumlah proton dan electron tidak sama, oleh karena itu inti atom masih bermuatan positif . Nama proton
diambil dari kata Yunani yang artinya “pertama”, karena diyakini proton sebagai satuan mendasar penyusun materi.
Tetapi dalam tahun 1932, James Chadwick, rekan Rutherf ord di Cambridge, menemukan bahwa inti atom berisi
partikel lain yang disebut neutron. Neutron mempunyai massa hamper sama dengan massa proton, tetapi neutron
tidak bermuatan listrik. Untuk penemuan ini Chadwick dianugerahi Hadiah Nobel dan dipilih menjadi master dari
Kolese Gonville dan Caius, Cambridge.
Sampai sekitar tahun 1960 – an, orang menyangka bahwa proton dan neutron merupakan partikel
“elementer”, namun eksperimen menunjukkan bahwa proton dan neutron nyatanya terbentuk dari partikel – partikel
yang lebih kecil lagi. Dalam eksperimen itu proton ditabrakkan ke proton lain atau electron dengan kecepatan tinggi.
Muncul partikel yang dinamai kuark (quark) oleh f isikawan dari Caltech, Murray Gell-Mann, yang memenangkan
Hadiah Nobel dalam tahun 1969 atas karya mengenai partikel ini.
Sebuah proton atau neutronterbuat dari tiga kuark, satu dari tiap warna.Proton berisi dua kuark ke atas dan
satu kuark ke bawah; sebuah neutron berisi dua ke bawah dan satu ke atas. Kita dapat menciptakan partikel yang
terbuat dari kuark – kuark lain (aneh, senang, dasar, dan puncak), namun semuanya ini mempunyai massa yang jauh
lebih tinggi dan meluruh dengan sangat cepat menjadi proton dan neutron.

BAB 6
Lubang Hitam

Istilah lubang hitam baru-baru saja dilontarkan. Istilah itu direka oleh ilmuan Amerika John Wheeler sebagai
suatu pemerian graf ik mengenai suatu gagasan. Gagasan itu mundur ke sekurangnya dua abad yang lalu, ketika
ada dua teori mengenai cahaya: yang satu, yang disukai oleh Newton, bahwa berkas cahaya tersusun dari partikel-
partikel yang mengalir;yang lain,bahwa cahaya terbuat dari gelombang. Sekarang kita tahu bahwa kedua teori itu
sama benarnya. Oleh dualitas gelombang—partikel dari mekanika kuantum, cahaya dapat dianggap baik sebagai
gelombang maupun sebagai partikel. Dengan teori bahwa cahaya terbuat dari gelombang, tidaklah jelas bagaimana
cahaya akan menanggapi gravitas. Tetapi jika cahaya tersusun dari partikel, orang mungkin mengharapkan bahwa
cahaya dipengaruhi gravitas dengan cara yang sama seperti peluru kanon, roket, dan planet. Mula-mula orang
mengira partikel-partikel cahaya berjalan tidak terhingga cepatnya, sehingga gravitas tidak akan mampu
melambatkannya. Tetapi penemuan Roemer bahwa laju rambat cahaya terhingga besarnya akan berarti bahwa
gravitas mungkin mempunyai ef ek yang penting.
Karya yang Roger Penrose dan saya buat antara tahun 1965 dab 1970 menunjukan bahwa menurut
relativitas umum, pastilah ada suatu singularitas dengan rapatan tidak terhingga tinggi dan kelengkungan ruang-
waktu yang tidak terhingga dan sebuah lubang hitam. Ini agak mirip dengan dentuman besar pada awal waktu, hanya
saja lubang hitam ini merupakan akhir waktu bagi benda langit yang runtuh itu dan sang astronaut. Pada singularitas
ini hukum-hukum sains dan kemampuan kita untuk meramal masa depan akan runtuh pula . Tetapi setiap semangat
yang tetap berada luar lubang hitam tidak akan dipengaruhi oleh gagalnya prediktabilitas ( kedapatramalan) ini,
karena baik cahaya atau isyarat lain apapun dari dalam singularitas itu tidak dapat mencapainya. Fakta yang
mencolok ini mendorong Penrose untuk mengusulkan suatu hipotesis sensoran kosmik, yang dapat diungkapkan
dengan lebih jelas, “ Tuhan tidak menyukai sngularitas bugil.” Dengan kata lain, singularitas-singularitas yang
dihasilkan oleh keruntuhan gravitasi hanya terjade dalam tempat-tempat, seperti lubang hitan, tempat singularitas
itu tersembunyi dengan sopannya dari pandangan orang luar oleh suatu horizon peristiwa. Untuk tegasnya,
perumusan ini dikenal sebagai hipotesis sensoran kosmik lemah: Hipotesis ini melindungi pengamat yang tetap
berada di luar lubang hitam dari akibat-akibat runtuhnya prediktabilitas yang terjadi pada singularitas itu. Tetapi
hipotesis ini tidak berbuat apa-apa sama sekali untuk astronaut yang malang yang jatuh kedalam lubang .
Apakah ketidakteraturan yang diperlukan untuk menjelaskan adanya bintang dan galaksi akan mendorong
pembentukan lubang hitam “purba” dalam jumlah yang berarti jelas bergantung pada rincian kondisi jagat raya waktu
dini. Jadi jika kita dapat menetapkan berapa lubang hitam purba sekarang ini, kita akan banyak mengetahui ihwal
jagat raya pada tahap-tahap sangat dini. Lubang hitam purba dengan massa lebih dari semiliar ton (massa sebuah
gunung besar) hanya dapat dideteksi oleh pengaruh gravitasinya terhadap materi visibel lainnya aatu pada
pemuaian jagat raya. Tetapi, seperti akan kita ketahui dalam bab berikut ini, bagaimanapun lubang hitam tidaklah
benar-benar hitam: lubang hitam ini membara seperti sebuah benda panas, dan makin kecil akan makin membara.
Jadi suatu paradoks: lubang hitam yang kecil ternyata benar-benar lebih mudah dideteksidaripada lubnag hitam
besar!

BAB 7
Lubang Hitam Sesungguhnya Kurang Hitam

Sebelum tahun 1970 riset saya mengenai relativitas umum dipusatkan terutama pada pernyataan adakah
suatu singularitas dentuman besar atau tidak. Tetapi pada suatu malam dalam bulan November tahun itu, tidak lama
setelah anak saya, Lucy, lahir saya mulai memikirkan lubang hitam ketika saya masuk ke tempat tidur. Kelumpuhan
saya memyebabkan saya tidak segera terlelap, sehingga saya mempunyai banyak waktu untuk merenung. Pada
waktu itu belum ada def inisi yang cermat mengenai titik-titik mana dari ruang-waktu terletak di dalam sebuah lubang
hitam dan mana yang terletak di luarnya. Saya telah membahas dengan Roger Penrose gagasan mendef inisikan
sebuah lubang hitam. Lubang hitam adalah himpunan peristiwa tempat sesuatu tidak mungkin lolos sampai jauh.
Sekarang umumnya def inisi ini diterima baik. Itu berarti tapal batas benda hitam, horizon peristiwa, dibentuk oleh
lintasan berkas cahaya dalam ruang-waktu, yang tepat gagal untuk meninggalkan lubang hitam, dan melayang-
layang selama-lamanya tepat pada pinggiran itu. Agak mirip dengan seorang yang dikejar polisi dan hanya
mempertahankan jarak satu langkah saja dari jangkauan polisi: tidak dapat lolos tetapi jiga tidak tertangkap!
Bagaimana itu mungkin bahwa sebuah lubang hitam tampaknya memancarkan partikel, padahal kita tahu tak
satu pun dapat lolos dari dalam horozon peristiwanya? Pertanyaan ini dijawab oleh teori kuantum. Partikel yang
dipancarkan itu tidak berasal dari dalam lubang hitam, melainkan dari ruang “kosong” tepat di luar horizon peristiwa
lubang hitam itu! Kita dapat memahami ini dengan cara berikut. Apa yang kita pikir sebagai ruang “kosong” tidaklah
sama sekali kosong, karena itu akan berarti bahwa semua medan, seperti medan gravitasi dan elektromagnetik,
harus tepat nol. Tetapi nilai suatu medan dan laju perubahannya, seperti posisi dan kecepatan partikel, diatur oleh
asas ketidakpastian. Asas ini, seperti mungkin Anda masih ingat, menyiratkan bahwa makin lebih tepat orang tahu
salah satu kuantitas, makin kurang tepat ia tahu kuantitas yang lain. Jadi dalam ruang kosong medan tidak dapat
dipatok pada tepat nol, karena lalu medan itu mempunyai nilai yang cermat (nol) dan laju perubahan yang cermat
pula (juga nol).
Agar energi yang dipancarkan dapat dimanf aatkan, satu-satunya tempat adalah mengedarkan lubang hitam

4/10 Webpagepdf.com
itu mengitari bumi. Untuk itu orang perlu menarik benda bermssa besar di depannya, seperti menaruh wotel di depan
keledai. Tampaknya ini bukan usulan proyek yang sangat praktis, sekurangnya tidak dalam masa depan yang dekat
ini.
Bhakan ia menulis makalah dengan tujuan menyangkalnya. Tetapi pada akhirnya kebanyakan orang,
termasuk John Taylor, sampai juga pada kesimpulan bahwa seperti benda panas lubang hitam pasti memancarkan
sesuatu, jika gagasan kita mengenai relativitas umum dan mekanika kuantum itu benar. Jadi, meskipun kita belum
berhasil memnemukan lubang hitam purba, ada kesamaan pendapat yang cukup umum bahwa seandainya telah kita
temukan, pasti lubang hitam itu memancarkan banyak sinar gama dan sinar-X.
Jika seorang astronau jatuh ke dalam lubang hitam, massa lubang hitm itu akan bertambah, namun akhir-
akhirnya energi yang setara dengan tambahan massa itu akan dikembalikan ke jagat raya dalam bentuk radiasi.
Jadi, dalam suatu makna, astronaut tersebut akan “didaur-ulang”. Bagaimanapun hal itu akan merupakan macam
keabadian yang menyedihkan, karena konsep pribadi apapun mengenai waktu akan berakhir bagi astronaut itu,
ketika ia terobek-robek di dalam lubang hitam itu! Bahkan tipe partikel yang akhir-akhirnya dipancarkan oleh lubang
hitam itu umumnya akan berbeda dari partikel yang menyusun tubuh sang astronaut: satu-satunya kuantitas yang
akan baertahan adalah massa atau energinya.
Oleh karena itu sejak tahun 1975 saya mulai mengembangkan suatu pendekatan yang lebih ampuh ke
gravitasi kuantum, yang didasarkan pada gagasan Richard Feynman mengenai jumlah sejarah (sum over histories).
Pendekatan ini manyarankan jawaban mengenai asal-usul dan nasib jagat raya beserta isinya, seperti mmisalnya
para astronaut. Jawaban ini akna diuraikan dalam dua bab berikut. Akan kita saksikan bahwa meskipun asa
ketakpastian menaruh batas terhadap ketepatan semua ramalan kita, sekaligus asas ini juga akan menyingkirkan
sif at tidak teramalkan yang mendasar, yang terjadi pada suatu singularitas ruang-waktu.

BAB 8
Asal – usul dan Nasib Jagat Raya

Sepanjang dasawasa 1970-an saya terutama sibuk mempelajari lubang hitam, namu dalam tahun 1981 minat
saya akan pertanyaan mengenai asal-usu dan nasib jagat raya dibangunakan ketika saya menhadiri suatu
konf erensi mengenai kosmologi yang diorganisasikan oleh para imam jesuit di Vatikan. Gereja katolik telah
melakukan keliruan buruk mengenai Galileo ketika Gereja mencoba menyusun hukum terhadap pertanyaan sains;
Gereja mengatakan bahwa matahari mengitari bumi. Sekarang, berabad-abad setelah itu, Gereja memutuskan
mengundang sejumlah pakar untuk menasehatinnya mengenai kosmologi. Pada akhir konf erensi para peserta
beraudiensi kepada Paus. Beliau mengatakan bahwa tidak apa-apa untuk mempelajari evolusi jagad raya setelah
dentuman besar, tetapi kami tidak boleh menyelidiki dentuman besar itu sendiri, karena itulah saat penciptaan dan
karenannya itu karya Tuhan. Pada waktu itu saya senang bahwa beliau tidak tau mengenai subyek yang baru saya
bicarakan dalam konf erensi itu – kemungkinan bahwa ruang –waktu itu terhingga tetapi tidak mempunyai tapal
batas, artinyya ruang –waktu itu tidak mempunyai awal, tidak ada ketika untuk penciptaan. Saya tidak ingin bernasib
buruk seperti Galileo; saya merasakan sangat identik dengan dia, sebagian karena kebetulan saya lahir tepat 300
tahun setelah kematiannya.

Tampaknya sains telah menyingap seperangkat hukum yang mengatakan kepada kita bagaimana jagat raya
akan berkembang dengan mengalirnya waktu, jika kita tahu keadaan jagat raya itu pada satu waktu kapanpun.
Ramalan ini masih dibatasi asas ketidakpastian hukum-hukum ini mungkin asal mulanya telah di dekritkan oleh
Tuhan, namun tampaknya Tuhan sejak awal membiarkan jagat raya itu berevolusi menurut hukum-hukum itu dan
sekarang Tuhan tidak bercampur tangan didalam jagat raya. Tetapi bagaimana dia memilih keadaan awal atau
konf igurasi jagat raya itu? Apakah “ Syarat-syarat batas “ pada awal itu?.
Dalam f ase inf lasi, jagat raya itu bertambah sangat banyak ukurannya. Jadi banyaknya total energi yang
tersedia untuk membuat partikel menjadi sangat banyak. Seperti komentar Guth, “Kata orang tidak ada barang yang
gratis. Tetapi jagat raya merupakan makan gratis yang paling penghabisan.” Probabilitas bahwa partikel itu, katakan,
melewati sesuatu titik tertentu dicari dengan menjumlahkan gelomabng yang dikaitkan pada tiap-tiap sejarah yang
mungkin, yang melewati titik tersbu. Tetapi jika orang mencoba melakukan penjumlahan ini, ia akan menjumpai
kesukaran teknis yang parah. Satu- satunya cara untuk menghindri kesulitan ini adalah resep aneh berikut: orang
harus menjumlahkan gelombang untuk sejarah partikel yang tidak berada dalam waktu”nyata” melainkan yang terjadi
dalam apa yang disebut waktu khayal. Waktu khayal mungkin berbau f iksi ilmiah, tetapi sebenarnya besaran ini
merupakan konsep matematika yang terumus dengan baik. Jika kita ingin ambil bilangan biasa (atau “riil”) dan
dikalikan dengan dirinya sendiri akan diperoleh suatu bilangan positif . (Misalnya 2 kali 2 sama dengan 4; tetapi
demikian pula -2 kali -2).
Dalam ruang-waktu Euklid tidak terdapat perbedaan antara arah waktu dan arah ruang. Di pihak lain, ruang-
waktu nyata, yang di dalamnya peristiwa-peristiwa ditandai oleh nilai riil biasa dari koordinat waktu, mudah
mengenali perbedaan itu – arah waktu pada semua titik terletak di dalam kerucut cahaya, dan arah-arah ruang
terletak di luar kerucut itu. Bagaimanapun juga, sejauh menyangkut mekanika kuantum sehari- hari, dapatlah kita
anggap pengguna waktu khayal dan ruang- waktu Euklid itu semata-mata sbagai peranti (atau akal) matematika
belaka untuk menghitung jawaban mengenai ruang-waktu nyata.
Jika ruang-waktu Euklid terulur balik ke waktu khayal tidak terhingga, atau, kalau tidak, beranjak pada suatu
singularitas dalam waktu khayal, kita menghadapi masalah yang sama seperti dalam teori klasik dalam menetapkan
keadaan awal jagat raya: Tuhan dapat mengetahui bagaimana jagat raya lahir, namun kita tidak dapat memberikan
alasan tertentu apa pun untuk menduga bahwa jagat raya itu mulai denagn cara ini, bukannya dengan cara itu. Di
pihak lain, teori kuantum gravitas telah membuka suatu ikemungkinan baru, yaitu tidak akan ada suatu tapal pada
ruang-waktu dan karenanya tidak akan perlu mengkhaskan tabiat pada tapal batas itu. Tidak akan ada singularitas,
pada titik singularitas itu hukum-hukum sains runtuh , dan tidak ada pinggiran ruang-waktu, pada tepi orang akan
terpaksa meminta kepada Tuhan atau kepada sesuatu hukum baru, utuk menyusun syarat-syarat batas untuk
ruang-waktu. Orang dapat mengatakan: syarat batas jagat raya berbunyi, “tidak ada tapal batas”. Jagat raya akan
sama sekali mandiri (self-contained)dan tidak terpengaruhi oleh sesuatu apa pun di luarnya. Jagat raya tidak
diciptakan dan juga tidak dimusnahkan. Jagat raya semata-mata ada saja.
Ini mungkin memberi kesan bahwa apa yang disebut waktu khayal itu sebenarnya waktu nyata, dan bahwa
apa yang disebut waktu nyata sebenarnya hanyalah suatu isapan jempol khayalan kita belaka Dalam waktu nyata,
jagat raya mempunyai awal dan akhir pada singularitas yang membentuk suatu tapal batas bagi ruang-waktu.
Dalam jagat raya yang memuai di dalamnya rapatan materi sedikit beraneka dari tampat ke tempat, gravitasi
akan menyebabkan kawasan yang lebih rapat melambatkan pemuaiannya dan memuali mengerut. Ini akan
mendorong pembentukan galaksi, bintang , dan akhir-akhirnya bahkan makhluk tak-penting seperti kita ini. Jadi
semua struktur rumit yang kita saksikan dalam jagat raya dapat dijelaskan oleh kondisi tanpa-tapal-batas untuk
jagat raya bersama-sama dengan asas ketidakpastan dari mekanika kuantum.

BAB 9
Anak Panah Sang Waktu

DALAM bab-bab di depan telah kita saksikan bagaimana pandangan kita mengenai kodrat waktu telah
berubah selama bertahun-tahun itu. Sampai awal abad ke-20 orang yakin bahwa waktu itu mutlak. Artinya tiap
peristiwa dapat diberi label berupa bilangan yang disebut “waktu” dengan cara yang unik, dan semua jam yang baik
5/10 Webpagepdf.com
akan cocok dalam mengukur selang waktu antara dua peristiwa. Tetapi dengan ditemukan bahwa laju cahaya
tampak sama bagi semua pengamat, tidak peduli bagaimana pengamat itu bergerak, orang didorong ke teori
relativitas – dan dalam teori itu gagasan bahwa ada waktu yang mutlak dan unik ditinggalkan orang. Sebagai
gantinya, tiap pengamat mempunyai ukuran waktunya sendiri-sendiri seperti direkam oleh jam yang dibawanya: jam
yang dibawa oleh pengamat yang berlainan tidak perlu cocok. Jadi waktu menjadi suatu konsep yang lebih pribadi,
relatif terhadap pengamat yang mengukurnya.
Hukum-hukum sains tidak memperbedakan masa lalu dengan masa depan. Lebih cermat, seperti dijelaskan
didepan, hukum-hukum alam tidak berubah oleh gabungan operasi simetri yang dikenal sebagai C, P, dan T (C
artinya menukar partikel dengan anti partikel; P artinya mengambil bayangan cerminya, sehingga kanan dan kiri
dipertukarkan; t berarti membalik arah gerakan semua partikel; sebenarnya, membiarkan gerakan berjalan mundur).
Hukkum-hukum sains yang mengatur perilaku materi pada semua situasi yang normal tidak berubah oleh gabungan
dua operasi C dan P yang berdiri sendiri (tanpa T ). Dengan kata lailn, kehidupan akan tapat sama seperti dibumi
bagi penghuni sebuah planet yang merupakn bayangan cermin kita dan sekaligus juga tersusun dari antimateri,
bukannya materi seperti kita.
Dalam bab ini saya akan mengajukan argumen bahwa syarat (kondisi) tanpa-tapal-batas untuk jagat raya,
bersama-sama dengan asas antropik versi lemah, dapat menjelaskan mengapa ketiga-tiga panah ini berarah sama
– dan lagi pula mengapa panah yang terumus dengan baik itu harus ada (eksis) juga. Saya akan membuktikan
bahwa panah psikologi ditentukan oleh panah termodinamika, dan bahwa kedua panah ini harus selalu menunjukkan
ke satu arah. Jika orang mengandaikan berlakunya kondisi tanpa-tapal-batas untuk jagat raya, akan kita lihat bahwa
pasti ada panah termodinamika dan kosmologi yang terumus dengan baik. Tetapi kedu a panah ini tidak akan
menunjuk ke arah yang sama untuk seluruh sejarah jagat raya. Tetapi akan saya buktikan bahwa hanya bila kedua
panah ini menunjuk arah yang sama, maka kondisinya sesuai untuk perkembangan makhluk cerdas, makhl;uk yang
dapat bertanya: mengapa pertambahn kekacaubalauan dan pemuaian jagat raya berlangsung dengan rah waktu
yang sama?
Kembali ke panah waktu, masih tersisa pertanyaan: mengapa dalam pengamatan kita panah termodinamika
dan panah kosmologi menunjuk menunjuk ke arah yang sama? Denagn kata lain, mengap bertambahnya
kekacaubalauan dan memuainya jagat raya sama arah waktunya? Jika orang meyakini bahwa jagat raya akan
memuai dan kemudian mengerut lagi, seperti tampaknya tersirat oleh syarat tanpa-tapal-batas, pertanyaan ini dapat
berbunyi: mengapa kita harus berada dalam f ase memuai bukannya dalam f ase mengerut?
Untuk meringkaskan:hukum-hukum sains tidak memperbedakan arah maju tau mundurnya waktu. Tetapi
sekurangnya ada tiga panah waktu untuk memperbedakan masa lalu dari masa depan. Panah termodinamika: arah
waktu bertambahnya kekacaubalauan. Panah psikologi: arah waktu sehingga kita ingat masa lalu dan bukan masa
depan. Panah kosmologi: arah waktu memuainya(bukan mengerutnya) jagat raya. Telah saya tunjukkan bahwa
panah psikologi pada hakekatnya sama dengan panah termodinamika, sehingga keduanya selalu sama arahnya.
Usulan tanpa-tapal-batas untuk jagat raya meramalkan adanya panah termodinamika yang terumus dengan baik
karena jagat raya pasti berawal dalam keadaan yang lancar dan tertib. Mengapa panah termodinamika searah
dengan panah kosmologi karena makhluk cerdas hanya dapat eksis dalam f ase memuai. Fase mengerut tidak cocok
karena tidak mempunyai panah termodinamika yang kuat.
Kemajuan umat manusia dalam memahami jagat raya telah memuat suatu pojok kecil ketertiban dalamjagat
raya yang makin kacau balau ini. Jika Anda mengingat semua kata dalam buku ini, memori Anda telah merekam
sekitar dua juta potong inf ormasi: ketertiban dalam otak Anda akan bertambah dengan sekitar dua juta satuan.
Tetapi sementara Anda membaca habis buku ini, Anda telah mengubah sekurangnya satu kilokalori energi tertib,
dalam bentuk makanan, menjadi energi kacau balau, dalam bentuk kalor yang Anda buang ke udara di sekitar Anda
denga konveksi dan keringat. Ini kan meningkatkan kekacaubalauan dengan kira-kira dua puluh juta juta juta juta
satuan – atau sekitar sepuluh juta juta juta kali pertambahan ketertiban dalam otak Anda- dan itu pun jika Anda
mengingat segalanya dalam buku ini. Dalam bab berikutnya saya akan mencoba meningkatkan ketertiban
pemahaman kita sedikit lagi dengan menjelaskan bagaimana para pakar mencoba merangkum teori-teori persial yag
telah saya uraikan agar terbentuk suatu teori terpadu yang lengkap yang akn meliput sgalanya dalam jagat raya ini.

BAB 10
Penyatuan Fisika

Seperti dijelaskan dalam Bab 1, sangatlah sukar untuk membangun sebuah teori terpadu yang lengkap dari
segalanya dalam jagat raya ini semuanya sekaligus. Jadi sebagai gantinya kita maju dengan menemukan teori-teori
parsial memerikan jangkau peristiwa yang terbatas dan dengan mengabaikan ef ek-ef ek lain atau denagn
menyamakan secara kira-kira ef ek itu dengan bilangan-bilangan tertentu. (Misalnya, kimia memungkinkan kita untuk
menghitung reaksi atom, tanpa mengetahui struktur dalam sebuah inti atom). Tetapi pada penghabisannya, orang
akan berharap ditemukannya suatu teori terpadu, konsisten, dan lengkap yang akan mencakup semua teori parsial
sebagai pendekatan( aproksimasi). Teori itu tidak perlu disesuaikan agar cocok dengan f akta dengan cara
mengambil nilai bilangan arbitrer tertentu ke dalam teori itu. Upaya mencari teori semacam itu dikenal sebagai
“penyatuan f isika”. Einstein menghabiskan kebanyakan tahun-tahun terakhirnya untuk mencari suatu teori terpadu
dengan sia-sia. Tetapi waktunya belum matang; teori parsial gravitas dan f rosa elektromagnetik sudah ada, tetapi
sedikit sekali pengetahhuan orang akan f orsa-f orsa nuklir. Lagi pula Einstein menolak realitas mekanika kuantum,
meskipun dalam pengambangan mekanika kuantum ini ia berperan penting. Toh tampaknya asas ketidakpastian
merupakan segi mendasar dari jagat raya kita huni ini. Oleh karena itu sebuah teori terpadu yang sukses pastilah
perlu memasukkan asas ini ke dalamnya.
Sekurangnya yang kita kenal, hanya dapat ada dalam kawasan ruang-waktu, yang di dalamnya satu dimensi
waktu dan tiga dimensi ruangnya tidak terkeriting kecil-kecil. Ini akn berarti bahwa orang dapat mnegandalkan asas
antropik versi lemah, asalkan ia dapat menunjukkanbahwa teori dawai memang sekurang-kurangnya memungkinkan
ada kawasan jagat raya semacam itu – dan tampaknya memang teori dawai itu memungkinkan. Mungkin memang
ada kawasan lain dari jagat raya,atau ada jagat raya lain( apa pun mungkin artinya itu), yang didalamnya semua
dimensi terkeriting kecil atau ada lebih dari empat dimensi yang hampir datar, namun dalam kawasan- kawasan
semacam itu tidak akan ada makhluk cerdas untuk mengetahui jumlah dimensi ef ektif yang berbeda itu.
Terlepas dari masalah banyaknya dimensi yang tampaknya dimilik ruang-waktu, teori dawai masih
menghadapi beberapa problem lain yang harus dipecahkan sebelum teori ini dapat dinyatakan sebagai teori terpadu
f isika yang penghabisan. Kita belum tahu apakah semua ketidakterhinggaan memang akan saling meniadakan, atau
bagaimana eksaknyaa memadankan gelombang-gelombang pada dawai dengan jenis-jenis tertentu partikel yang
kita amati. Meskipun demikian agaknya pertanyaan ini akan terjawab beberapa tahun lagi, dan pada abad ke-20 kita
akan tahu apakah memang teori dawai itu teori terpadu f isika yang lama dicari-cari itu.
Namun benar-benar dapat adakah suatu teori terpadu semacam itu? Atau tidakkah kita barangkali mengejar
khayalan belaka? T ampaknya ada tiga kemungkinan:

1) Memang benar-benar ada suatu teori terpadu yang lengkap, yang akan kita temukan pada suatu waktu kelak
jika kita cukup cerdik.
2) Tidak ada teori penghabisan mengenai jagat raya, yang ada hanyalah deretan tidak terhingga teori yang

6/10 Webpagepdf.com
memerikan jagat raya dengan makin tepat.
3) Tidak ada teori mengenai jagat raya; peristiwa-peristiwa tidak dapat diramalkan di luar rentang tertentu,
melainkan terjadi secara acak dan arbiter.
Dengan dirumuskannya mekanika kuantum, kita menyadari bahwa peristiwa tidak dapat diramalkan dengan
tepat sekali, melainkan selalu ada derajat ketidakpastian. Jika suka, orang dapat menganggap keacakan ini sebagai
campur tangan Tuhan, tetapi ini akan merupakan campur tangan yang aneh: tidak ada bukti bahwa keacakan ini
diarahkan ke tujuan apa pun. Memang seandainya ditujukan ke suatu maksud, per def inisi itu bukan keacakan .
Dalam zaman modern kemungkinan ketiga tersebut di atas berhasil tersingkir dengan mendef inisikan ulang sasaran
sains: merumuskan seperangkat hukum yang memungkinkan kita meramalkan peristiwa-peristiwa sampai ke batas
yang diletakkan oleh asa ketidakpastian.
Bagaimanapun tampaknya gravitas dapat memberikan suatu batas kepada deretan “Kotak dalam kotak” ini.
Seandainya ada partikel dengan energi di atas apa yang disebut energi Planck sepuluh juta juta juta GeV (1 dengan
190), massanya akan demikian mampatnya sehingga partikel itu akan memencilkan diri terhadap sisa jagad raya dan
membentuk lubang hitam kecil. Jadi yampaknya deeretan teori yang makin diperbaiki ini haruslah mempunyai suatu
batas bila energi terus menerus kita tingkatkan, sehingga haruslah ada sesuatu teori jagad raya yang penghabisan
tentu saja energi Planck itu masih sangat jauh dari energi sebesar sekitar seratus GeV maksimim yang mampu kita
hasilkan dilaboratorium dewasa ini. Dalam masa depan yang dekat ini kita tidak akan menjembatani kesenjangan ini
dengan pemercepat partikel! Tetapi jagad raya yang sangat dini merupakan arena yang didalamnya pasti terdapat
energi tinggi semacam itu. Saya pikir bagus peluangnya bahwa studi mengenai jagad raya dini dan persyaratan
ketaatasasan (konsistensi) matematik akan membimbing kita kesuatu teori terpadu lengkap selagi beberapa orang
dari antara kita ini masih hidup. Selalu di andaikan kita tidak akan meledakan bumi ini.
Apakah artinya seandainya kita benar-benar menemukan teori jagat raya yang penghabisan? Seperti
dijelaskan dalam Bab 1, kita tidak pernah dapat sangat yakin bahwa memang telah kita temukan teori yang benar,
karena teori tidak dapat dibuktikan. Tetapi jika teori itu secara matematis konsisten, dan selalu memberikan ramalan
yang cocok dengan hasil pengamatan, kit dapat dengan wajar yakin bahwa teori itu benar. Itu akan mengakhiri bab
yang panjang dan gemilang dalam sejarah pergulatan intelektual umat manusia dalam memahami jagat raya. Tetapi
teori itu juga akan merevolusikan pemahaman kaum awam mengenai hukum-hukum yang mengatur jagat raya.Dalam
zaman Newton, dimungkinkan bagi seorang terpelajar untuk memahami seluruh pengetahuan, sekurangnya garis
besarnya. Tetapi sejak itu perkembangan sains membuat penguasaan itu mustahil. Karenaa teori- teori selalu
diubah untuk menjelaskan pengamatan baru, teori-teori itu tidaak pernahdisederhanakan atau dicerna dengan baik
agaar kaum awam dapat memahaminya. Anda harus menjadi seorang spesialis, dan bahkan setelah itu pun, Anda
hanya dapat berharap memahami dengan baik sebagian kecil teori-teori keilmuan. Lebih-lebih lagi, laju kemajuan
begitu cepat sehingga apa yang dipelajari sehingga apa yang dipelajari disekolah atau universitas selalu sudah
sedikit usang. Hanya beberapa orang dapat mengikuti terus garis depan pengetahuan yang maju dengan cepat, dan
untuk itu merekaa harus mengabdikan seluruh waktunya dan mengkhussuskan suatu bidang kecil. Kebanyakan
manusia sedikit sekali memahami kemajuan yang sedang terjadi dan kegembiraan yang ditimbulkan oleh kemajuan
itu. Sekitar tahun 1920-an, jika Eddington dapat dipercaya, hanya dua orang yang memahami teori umum relativitas.
Sekarang puluhan ribu mahasiswa pascasarjana mengeuasai teori itu, dan jutaan orang sekurangnya kenal dengaan
gagasan dalam teori itu. Jika kelak teori terpadu yang lengkap itu ditemukan, hhanya soal waktu untuk mencernakan
dan menyederhanakan dengan caara yang sama seperti teori relativitas dan diajarkan disekolah-sekolah,
sekurangnyaa garis besarnya. Maka kita semua akan mampu memahami hukum-hukum yang mengatur jagat raya
dan bertanggung jawab atas eksistansi kita.
Bahkan jika benar kita menemukan suatu teori terpadu yang lengkap, tidaklah akan berartibahwa kita mampu
meramalkan peristiwa pada umumnya, karena dua alasan. Pertama, keterbatasan kemampuan ramal kita
sehubungan dengan asa ketidakpastian. Tidak ada cara untuk menghindari keterbatasan ini. Tetapi dalam praktek
keterbatasan [ertama ini tidaklah terlalu mengungkung kita seperti yang kedua berikut ini. Keterbatasan kedua ini
timbul dari f akta bahwa kita tidak dapat dengan eksak memecahkan persamaan teori, kecuali yang sangat
sederhana. (Bahkan kita tidak mampu memecahkan dengan eksak persamaan gerak tiga-benda dalam teori gravitas
nweton, dan kesulitan ini bertambah dengan bertambahnya benda dan dengan makin kompleksnya teori). Kita telah
mengetahui hukum-hukum yang mengatur perilaku materi pada semua kondisi kecuali yang paling eksterm.
Khususnya kita mengetahui hukum dasar yang mendasari semua kimia danbiologi. Toh kita tentu tidak mengecilakn
kimia dan biologi menjadi berstatus problem terjawab; kita belum juga berhasil meramalkan tabiat manusia dari
persamaan matematik! Jadi, bahkan jika kita benar telah menemukan seperangkat lengkap hukum dasar, masih
diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan metode aproksimasi yang lebih baik sehingga kita dapat
membuat ramalan yang berguna mengenai hasil dalam situasi yang realistis dan rumit. Bukan hasil yng pasti
melainkan hasil yang boleh jadi. Tugas mengembangkn metode aproksimasi tersebut akan merupaka tugas yang
secara intelektual menantang. Suatu teori terpadu, konsisten, dan lengkap barulah langkah pertama: sasaran kit
ada lah suatu pemahaman yang lengkap akan peristiwa di sekitar kita, dan akan eksistensi kita sendiri.

BAB 11
Kesimpulan

Ternyata kita berada dalam dunia yang membingungkan. Kita ingin memberi makna kepada apa yang tampak
di sekitar kita dan bertanya: apakah kodrat jagat raya itu, atau apakah sif at dasar alam semesta itu? Di mana
tempat kita di dalamnya? Dari mana tempat itu dan dari mana kita berasal? Mengapa demikian?
Upaya teoritis paling dini untuk memeriksa dan menjelaskan jagat raya melibatkan gagasan bahwa peristiwa
dan gejala dikendalikan oleh roh dengan emosi manusia yang bertindak dalam suatu gaya mirip manusia dan tidak
dapat diramalkan. Roh – roh ini menghuni objek alami, seperti misalnya sungai dan gunung, termasuk benda langit
seperti matahari dan bulan. Mereka harus ditenangkandan kemurahan hatinya didambakan agar kesuburan tanah
dan pergantian musim terjamin. Tetapi lambat laun pastilah tercatat adanya keteraturan tertentu : matahari selalu
terbit di timur dan tenggelam di barat, tidak peduli apakah ada persembahan untuk dewa matahari. Selanjutnya
matahari, bulan dan planet – planet ternyata mengikuti lintasan yang tepat di langit sehingga dapat diramalkan
sebelumnya dengan ketepatan yang lumayan. Matahari dan bulan mungkin masih berupa dewa, namun dewa – dewa
yang mematuhi hokum – hokum yang tegas, yang tampaknya tanpa kekecualian, jika dongeng seperti matahari
berhenti demi seorang nabi (nabi Joshua) tidak diperhitungkan.
Dalam buku ini ditonjolkan hokum – hokum yang mengatur gravitas, karena gravitaslah yang membentuk
struktur skala besar jagat raya, meskipun gravitas merupakan f orsa yang terlemah di antara empat kategori f orsa.
Hokum gravitas tidak cocok dengan pandangan bahwa jagat raya tidak berubah dengan majunya waktu, karena
gravitas selalu bersif at selalu bersif at menarik maka pastilah jagat raya itu memuai atau mengerut. Pandangan
bahwa jagat raya statis baru akhir – akhir ini saja ditinggalkan orang. Menurut teori umum relativitas, pastilah ada
suatu keadaan dengan rapatan tidak terhingga besar di masa lalu, yaitu dentuman besar, yang akan merupakan
awal ef ektif waktu. Serupa pula, jika seluruh jagat raya runtuh kembali, haruslah ada suatu keadaan rapatan tidak
terhingga besar dalam masa depan, kerkahan besar, yang akan menjadi akhir waktu. Jika jagat raya keseluruhan
tidak meruntuh kembali sekalipun, aka nada singularitas dalam setiap kawasan local yang runtuh dan membentuk
lubang hitam.
Jika hanya ada satu teori terpadu yang mungkin sekalipun, itu hanyalah seperangkat aturan dan persamaan.
Apakah yang member jiwa kepada persamaan itu dan membuat suatu jagat raya untuk diperikan oleh persamaan
itu? Pendekatan sains yang biasa dengan menyusun suatu model matematika tidaklah dapat menjawab pertanyaan
mengapa harus ada jagat raya untuk diperikan oleh model itu. Mengapa jagat raya bersusah payah untuk eksis?

7/10 Webpagepdf.com
Begitu memaksakah teori terpadu itu sehingga menghasilkan eksistensi dirinya? Atau perlukah teori itu akan
seorang Pencipta, dan jika ya, punyakah Dia pengaruh lain apa pun terhadap jagat raya? Dan siapakah menciptakan
Dia?
Sampai sekarang, kebanyakan ilmuwan terlalu sibuk mengembangkan teori baru yang menguraikan apakah
jagat raya itu sehingga tidak sempat bertanya mengapa. Di pihak lain, yang urusannya melontarkan pertanyaan
mengapa, yaitu para f ilsuf , tidak mampu mengejar kemajuan teori keilmuan. Dalam abad ke – 18, para f ilsuf
menganggap seluruh pengetahuan manusia, termasuk sains, sebagai medan mereka membahas pertanyaan seperti
: apakah jagat raya mempunyai awal? Tetapi dalam abad ke – 19 dan 20, sains menjadi terlalu teknis dan matematis
bagi para f ilsuf , atau siapapun kecuali para spesialis. Para f ilsuf mengurangi begitu banyak lingkup penyelidikannya,
sehingga Wittgenstein, f ilsuf terkenal dalam abad ke – 20 ini berkata, “Satu – satunya tugas yang tersisa bagi
f ilsaf at adalah analisa bahasa.” Alangkah mundurnya f ilsaf at dibandingkan dengan tradisi besar Aristoteles sampai
Kant.
Bagaimanapun juga, jika kita memang menemukan suatu teori yang lengkap, pada waktunya teori itu harus
dapat dipahami pada garis besarnya oleh semua orang, tidak hanya beberapa ilmuwan saja. Lalu kita semua, f ilsuf ,
ilmuwan, dan kaum awam, akan mampu mengambil bagian dalam diskusi mengenai mengapa kita dan jagat raya ini
ada. Jika kita mendapatkan jawaban atas pertanyaan itu, itulah kemenangan penghabisan pikiran manusia karena
lalu kita akan tahu pikiran T uhan.

Glosarium
Antipartikel (antiparticle) : tiap tipe partikel mempunyai sebuah antipartikel. Bila sebuah partikel menabrak
antipartikelnya, keduanya akan saling meniadakan dan dihasilkan energy.

Antropik, asas (anthropic principle): kita saksikan jagad raya seperti apa adanya, sebab seandainya jagad raya itu
lain coraknya, kita tidak ada untuk menyaksikannya.

Atom: satuan dasar materi biasa, yang terbuat dari sebuah inti kecil (yang terdiri atas proton dan neutron) yang
dikitari electron.

Bintang neutron (neutron star): bintang dingin yang ditopang terhadap keruntuhan gravitasi oleh tolak menolak
antara neutron berdasarkan asas pengucilan.

Bobot (weight): f orsa yang dikenakan pada sebuah benda oleh suatu medan gravitasi. Bobot tidak sama dengan
massa, tetapi bobot berbanding lurus dengan massa benda.

Bugil, singularitas (naked singularity): singularitas ruang waktu yang tidak diselubungi oleh sebuah lubang hitam.

Chandrasekar, batas (Chandrasekar limit): massa maksimum yang mungkin dari sebuah bintang dingin yang
mantap; di atas nilai ini benda langit itu akan runtuh menjadi sebuah lubang hitam.

Dentuman besar (big bang); singularitas pada awal jagad raya.

Detik-cahaya (light-second); jarak yang diarungi oleh cahaya dalam waktu satu detik.

Dimensi ruang (spatial dimension); salah satu dari ketiga dimensi ruang-waktu yang mirip ruang (satu dimensi
waktu tidak sama dengan ketiga dimensi ruang ini).

Dualitas partikel-gelombang (wave/particle duality); konsep dalam mekanika kuantum bahwa tidak ada
pembedaan antara gelombang dan partikel; partikel terkadang dapat bertabiat seperti gelombang dan gelombang
seperti partikel.

Elektro-lemah, energy penyatuan (electroweak unif ication energy); energy (sekitar 100 GeV) yang di atas nilai itu
perbedaan antara f orsa elektromagnetik dan f orsa nuklir lemah menghilang.

Electron; partikel dengan muatan elektrik negative dan beredar mengitari inti atom.

Energy penyatuan akbar (grand unif ication energy); energy yang di atas nilai itu f orsa elektromagnetik, f orsa nuklir
lemah, dan f orsa nuklir kuat diyakini tidak akan dapat dibedakan.

Fase (phase); untuk gelombang, posisi dalam daur itu pada waktu tertentu; suatu ukuran apakah gelombang itu
pada titik itu berupa puncak, palung, atau bagian lain.

Forsa elektromagnetik (electromagnetic f orce); f orsa yang timbul antarpartikel karena muatan elektriknya; f orsa
kedua terkuat dari antara empat macam f orsa.

Forsa kuat (strong force) : f orsa terkuat dari antara keempat f orsa f undamental; jangkauannya paling pendek.
Forsa ini melekatkan kuark – kuark dalam proton dan neutron dan melekatkan proton dan neutron dalam inti atom.

Forsa lemah (weak force) : f orsa terlemah kedua dari antara keempat f orsa f undamental; jangkauannya sangat
pendek. Forsa ini bekerja pada semua partikel materi, tetapi tidak pada partikel pembawa f orsa.

Foton (photon) : sebuah kuantum cahaya.

Gama, sinar (gamma ray) : gelombang elektromagnetik yang sangat pendek; dihasilkan dalam peluruhan radioaktif
atau bila partikel elementer bertabrakan.

Gelombang mikro, radiasi latar belakang (microwave background radiation) : Radiasi yang terpancar dari jagad
raya dini yang panas membara, sekarang begitu besar geseran merahnya sehingga tidak tampak sebagai cahaya
melainkan sebagai gelombang mikro (gelombang radio yang sangat pendek, panjang gelombangnya beberapa
sentimeter).

8/10 Webpagepdf.com
Geodesic (geodesic) : lintasan terpendek (atau terpanjang) antara dua titik.

Geseran merah (red shift) : menjadi lebih merahnya cahaya dari sebuah bintang yang menjauhi mata kita, karena
ef ek Doppler.

Horizon peristiwa (event horizon) : tapal batas sebuah lubang hitam.

Impuls (impulse): integral f orsa sepanjang suatu kurun waktu. Bedakan dengan momentum; momentum sebuah
benda pada tiap saat adalah hasil kali massa dan kecepatannya pada saat itu. Kedua besaran ini mempunyai
dimensi yang sama.

Inti (nucleus) : bagian pusat sebuah atom; terdiri atas sejumlah proton dan sejumlah neutron, yang saling terlekat
oleh f orsa nuklir kuat.

Katai putih (white dwarf) : bintang dingin mantap, tidak runtuh lebih jauh karena ditopang oleh tolakan electron –
electron berdasarkan asas pengucilan.

Kekekalan energy (conservation of energy) : hokum sains yang mengatakan bahwa energy (termasuk massa
setaranya) tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan.

Kerkahan besar (big crunch) : singularitas pada akhir jagad raya.

Kerucut cahaya (light cone) : permukaan dalam ruang – ruang waktu yang menandai arah – arah yang
dimungkinkan bagi berkas – berkas cahaya untuk melewati suatu peristiwa tertentu.

Ketidakpastian, asas (uncertainty principle) : orang tidak pernah dapat merasa pasti eksak mengenai baik
posisi maupun kecepatan sebuah partikel sekaligus; makin cermat besaran yang satu diketahui, makin tidak cermat
besaran yang lain.

Khayal, waktu (imaginary time) : waktu yang diukur dengan menggunakan bilangan imaginer.

Koordinat (coordinates): bilangan – bilangan yang mengkhaskan posisi sebuah titik dalam ruang dan waktu.

Kosmologi (cosmology): ilmu yang mempelajari jagat raya sebagai suatu keseluruhan.

Kosmologi, tetapan (cosmological constant) : suatu peranti matematis yang digunakan Einstein untuk ruang
waktu, agar ruang waktu ini mempunyai kecenderungan untuk memuai.

Kuantum (quantum) : satuan tidak terbagikan tempat gelombang di serap atau dipancarkan.

Kuark (quark) : partikel elementer bermuatan elektrik yang dapat dikenai f orsa nuklir kuat. Proton dan neutron
terbentuk dari kuark – kuark ini.

Lubang hitam (black hole): kawasan ruang waktu tempat tidak satu bendapun, bahkan cahaya, dapat lolos,
karena gravitasnya begitu kuat.

Lubang hitam purba (primordial black hole) : lubang hitam yang tercipta pada waktu jagad raya masih muda.

Massa (mass) : kuantitas materi dalam sebuah benda; kelembamannya atau resistensinya terhadap akselerasi.

Medan (field) : sesuatu yang ada (eksis) di seluruh ruang waktu; berbeda dengan partikel yang ada hanya pada
satu titik dalamruang waktu.

Medan magnet (magnetic field) : medan yang menimbulkan f orsa magnetic; f orsa ini sekarang dirangkum dengan
f orsa elektrik menjadi f orsa elektromagnetik.

Mekanika kuantum (quantum mechanic) : teori yang dikembangkan dari asas kuantum Planck dan asas
ketidakpastian Heisenberg.

Muatan elektrik (electric charge) : sif at partikel yang dapat menolak (atau menarik) partikel lain yang sama
(berlawanan) tanda.

Neutrino : partikel materi elementer yang luar biasa ringannya (mungkin tanpa massa) yang hanya dipengaruhi oleh
f orsa gravitas dan f orsa lemah.

Neutron : partikel tidak bermuatan elektrik, sangat miripproton; sedikit lebih dari separo massa atom adalah jumlah
massa neutron – neutron ini.

Nol mutlak (absolute zero): temperature terendah yang mungkin; pada temperature ini zat – zat tidak memiliki
energy panas.

Paduan nuklir (nuclear fusion) : proses yang terjadi akibat dua intiatom bertabrakan dan berpadu menjadi satu
inti tunggal yang lebih berat.

Panjang gelombang (wavelength): untuk sebuah gelombang, jarak antara dua puncak berturutan atau antara dua
palung berturutan.
9/10 Webpagepdf.com
Partikel elementer (elementary particle) : partikel yang diyakini tidak dapat dibagi lagi.

Partikel maya (virtual particle) : dalam mekanika kuantum, sebuah partikel yang tidak pernah dapat dideteksi,
namun eksistensinya mempunyai ef ek yang dapat diukur.

Pemercepat partikel (particle accelerator) : peranti yang menggunakan electromagnet dan mampu mempercepat
partikel bermuatan elektrik yang bergerak, dan dengan demikian menambahi energy.

Pengucilan, asas (exclusion principle) : dua partikel berspin ½ yang identik tidak dapat memiliki posisi dan
kecepatan yang sama (sama dalam batas – batas yang ditentukan oleh asas ketidakpastian).

Percepatan (acceleration): laju berubahnya kecepatan benda.

Peristiwa (event) : sebuah titik dalam ruang waktu, dispesif ikasi oleh waktu dan tempatnya.

Planck, asas kuantum (Planck quantum principle) : gagasan bahwa cahaya (dan setiap gelombang klasik lain)
hanya dapat dipancarkan atau diserap dalam kuantum yang diskret, yang energinya berbanding lurus dengan
f rekuensi. [diskret = terpisah dan terbedakandari kuantum yang lain].
Positron : antipartikel dari electron; bermuatan elektrik positif .

Proton : partikel bermuatan elektrik positif , proton – proton merupakan sekitar separo dari inti atom.

Radar : system yang menggunakan gelombang radio berdenyut; digunakan antara lain untuk mendeteksi posisi
benda dengan cara mengukur waktu yang diperlukan oleh suatu denyut tunggal untuk mencapai benda itu dan
kembali ke detector.

Radioaktivitas (radioactivity) : peluruhan spontan suatu inti atom menjadi inti atom lain.

Relativitas khusus (special relativity) : Teori Einstein berdasarkan gagasan bahwa hokum – hokum sains
haruslah sama berlakunya bagi semua pengamat yang bergerak bebas, tidak bergantung pada kecepatan gerak
pengamat ini.

Relativitas umum (general relativity) : Teori Einstein berdasarkan gagasan bahwa hokum – hokum sains berlaku
sama bagi semua pengamat, tidak peduli bagaimana pengamat ini bergerak. Teori ini menjelaskan f orsa gravitas
dengan kelengkungan suatu ruang waktu empat dimensi.

Ruang – waktu (space time) : ruang empat dimensi yang titik – titiknya merupakan peristiwa – peristiwa.

Sebanding (proportional) : X berbanding lurus dengan Y artinya X/Y konstan. X berbanding terbalik dengan Y
artinya XY konstan.

Singularitas (singularity) : titik dalam ruang waktu yang kelengkungan (kurvatur) ruang waktu bernilai tidak
terhingga besar.

Spektrum (spectrum) : hasil pemisahan berkas gelombang elektromagnetik menurut f rekuensi komponennya.

Spin : sif at internal partikel elem,enter yang dikaitkan (tetapi tidakidentik) dengan konsep bergasing atai
berpusingnya benda dalam arti sehari – hari.

Stationer, keadaan (stationary state) : keadaan yang tidak berubahdengan waktu; bola yang berpusing dengan
kecepatan sudut yang tetap adalah stasioner (tetapi tidak statis) karena tiap saat tampak identik.

Syarat tanpa tapal batas (no-boundary condition) : gagasan bahwa jagad raya terhingga tetapi tidak mempunyai
tapal batas (dalamwaktu imaginer).

T ahun – cahaya (light-year) : jarak yang diarungi cahaya dalam waktusetahun.

Teorema singularitas (singularity theorem) : suatu teorema yang menunjukkan bahwa suatu singularitas pasti
ada (eksis) pada situasi tertentu khususnya, bahwa jagad raya berawaldengan suatu singularitas.

Terpadu, Aditeori (grand unified theory, GUT ) : teori yang mempersatukan f orsa elektromagnetik, f orsa kuat,
dan f orsa lemah.
Diposting 12th August 2016 oleh Diana Rakhmawati

0 T ambahkan komentar

10/10 Webpagepdf.com

Anda mungkin juga menyukai