Spectral lines
Masing-masing unsur (hidrogen, helium, neon,
merkuri, besi, ...) mempunyai tingkat energi dan
spektrum garis sendiri-sendiri.
Manfaat garis Spektrum
Kelas Spektrum/Temperatur
Klasifikasi spektrum bintang sekarang ini merupakan
penggabungan dari kelas spektrum dan kelas
luminositas.
Contoh :
G2 Ia : Bintang maharaksasa yang sangat terang
kelas spektrum G2
B5 III : Bintang raksasa kelas spektrum B5
B5 IV : Bintang subraksasa kelas spektrum B5
Contoh soal :
10.00
1.000
1
Z
0.01
O B A F G K M
Kelas Spektrum
BOLA LANGIT
DAN
TATA KOORDINAT
A. BOLA LANGIT
Bola langit.
Bola khayal yang merupakan tempat kedudukan proyeksi
benda-benda langit.
Zenith (Z).
Titik pada bola langit di atas pengamat.
Nadir (N).
Titik pada bola langit di bawah pengamat.
Horison.
Bidang datar (lingkaran) yang dibuat melalui pengamat
dengan sumbu garis vertikal (Z-N).
Perpanjangan sumbu putar bumi ( garis KU-KS) merupakan
sumbu putar bola langit memotong bola langit di Kutub
Langit Utara (KLU) dan Kutub Langit Selatan (KLS).
Lingkaran Ekuator.
Lingkaran besar yang tegak lurus sumbu putar langit (KLU-
KLS)
Membagi bola langit menjadi 2 bagian yang sama besar.
Lingkaran jam (lingkaran deklinasi).
Lingkaran besar yang melalui kutub-kutub langit (KLU, KLS)
dan berpotongan tegak lurus dengan ekuator langit.
Meredian langit.
Lingkaran besar yang melalui kutub-kutub langit (KLU, KLS),
Zenith (Z) dan Nadir (N).
Memotong horison pada titik utara (U) dan Selatan (S),
pertengahan antara titik utara (U) dan Selatan (S) pada
horison merupakan titik Timur (T) dan titik Barat (B).
Gambar Bola Langit
Z
E
KLS
T
S
U P
B
KLU
K
N
B. TATA KOORDINAT HORISON
Posisi benda langit :
(azimuth bintang (A) , tinggi bintang (t))
(azimuth bintang (A) , jarak zenith (z))
Azimuth bintang (A) : busur sepanjang horison diukur dari titik acuan sampai
lingkaran vertikal bintang ybs.
Tinggi bintang (t) : busur pada lingkaran vertikal dari horison sampai bintang ybs.
Jarak zenith (z) : busur pada lingkaran vertikal dari titik Zenith (Z) sampai bintang
ybs, shg z = 900 - t
Lingkaran vertikal : lingkaran besar yang melalui Zenith (Z) dan tegak lurus
horizon.
Gambar Posisi bintang R
dalam tata koordinat horison
Z
T
t
S
U P
B
R’
N
Soal – soal :
1. Gbrkan posisi bintang P pada bola langit dlm tata
koordinat horison dengan azimuth bintang 450 dan tinggi
bintang 600
KLS
R’
T
R
U S
P
B
KLU
K
N
Soal-soal :
1. Gambarkan pada bola langit dalam tata koordinat ekuator,
posisi bintang P yang memiliki asensiorekta bintang 1800
dan deklinasi bintang – 250 pada pukul 15.00 wb diamati
dari suatu tempat pada 200 LU.
K;U S;E
P
N;KLS
Pada Sikap Bola Langit Sejajar :
Bumi berotasi dari Barat ke Timur sehingga seolah-olah langit
bergerak dari Timur ke Barat
Pengamat melihat benda-benda langit di belahan utara bola
langit tidak pernah tenggelam,
Sebaliknya, pengamat tidak pernah melihat benda-benda
langit di belahan selatan bola langit (benda langit tidak
pernah terbit)
KLU;U S;KLS
P
N:K
Pada Sikap bola langit tegak :
Semua benda langit terbit dari sisi Timur horison dan
tenggelam di sisi Barat horison.
Selama 12 jam benda-benda langit berada di atas horison,
dan Selama 12 jam benda-benda langit berada di bawah
horison.
(iii) Sikap Bola Langit Miring (Mis : Pengamat di 300 LU)
Z
E
KLU
B
S U
P
T
KLS
K
N
Pada Sikap Bola Langit Miring (Misal di +300 LU) :
Semua benda langit beredar sejajar dengan lintasan sejajar
ekuator langit.
Benda langit di belahan utara bola langit tetapi di luar daerah
sirkumpolar mempunyai lintasan dengan busur yang berada
di atas horison lebih panjang dari pada busur lintasan yang
berada di bawah horison.
Pada daerah sirkumpolar utara, benda-benda langit selalu
berada di atas horison (tidak pernah tenggelam).
Bagaimana dengan benda yang terletak pada ekuator
langit ???
Bagaimana dengan benda langit di belahan selatan bola
langit ???
terima kasih
TRIGONOMETRI BOLA
C P
a B
KLS
R ’
T
R
U S
P
B
KLU
KLS
R ’
T
R
U S
P
R1 B
KLU
N
Keterangan :
HUBUNGAN
PERIODE SINODIS-PERIODE SIDERIS
SISTEM TATA SURYA
Berdasarkan orbitnya dilihat dari Bumi, planet dibagi
menjadi 2 kelompok :
Sudut elongasi : sudut yang dibentuk oleh garis planet – Bumi dan
Bumi – Matahari.
Sudut elongasi max : sudut elongasi pada saat garis planet-Bumi dan
garis planet – matahari saling tegak lurus.
C. Planet Superior.
C. Sistem Waktu
Waktu Bintang : (Waktu Sideris)
Waktu yang diperlukan bumi (planet) untuk berotasi
penuh terhadap bintang (Aries)
Selang waktu yang diperlukanoleh titik Aries untuk
melewati mereridian ( mencapai kulminasi atas ) 2 x
secara berturutan
Sudut jam titik Aries (pada 0 jam, 0 menit, 0 detik
di kulminasi atas)
Waktu Matahari : (Waktu Sinodis)
Periode rotasi Bumi (planet) terhadap Matahari.
Lebih lama daripada waktu bintang
HUBUNGAN WAKTU MATAHARI DAN WAKTU BINTANG
kedudukan planet B3
sbb: A2
B1
M A1
B3
A2
B1
M A1
B3
A2
B1
M A1
3600 3600
Tsin 3600
TV TB
Atau :
1 1 1
Tsin TV TB
Misal : A = planet Bumi
B = planet superior (mis : planet Yupiter)
Dengan cara yang sama diperoleh :
1 1 1
Tsin TB TY
Periode Sideris dan Periode Sinodis Planet
e- + p+n + v
dimana v = neutrino
Dari sini terbentuklah inti netron yang menahan
proses keruntuhan bintang.
Sudut elongasi : sudut yang dibentuk oleh garis planet – Bumi dan
Bumi – Matahari.
Sudut elongasi max : sudut elongasi pada saat garis planet-Bumi dan
garis planet – matahari saling tegak lurus.
C. Planet Superior.
C. Sistem Waktu
Waktu Bintang : (Waktu Sideris)
Waktu yang diperlukan bumi (planet) untuk berotasi
penuh terhadap bintang (Aries)
Selang waktu yang diperlukanoleh titik Aries untuk
melewati mereridian ( mencapai kulminasi atas ) 2 x
secara berturutan
Sudut jam titik Aries (pada 0 jam, 0 menit, 0 detik
di kulminasi atas)
Waktu Matahari : (Waktu Sinodis)
Periode rotasi Bumi (planet) terhadap Matahari.
Lebih lama daripada waktu bintang
HUBUNGAN WAKTU MATAHARI DAN WAKTU BINTANG
kedudukan planet B3
sbb: A2
B1
M A1
B3
A2
B1
M A1
B3
A2
B1
M A1
3600 3600
Tsin 3600
TV TB
Atau :
1 1 1
Tsin TV TB
Misal : A = planet Bumi
B = planet superior (mis : planet Yupiter)
Dengan cara yang sama diperoleh :
1 1 1
Tsin TB TY
Periode Sideris dan Periode Sinodis Planet
2 h c2 1 . . . . . . . . . . . . . (1-1)
B (T) =
5 ehc/kT - 1
Fungsi Planck
2h3 1 . . . . . . . . . . . . . . . . (1-2)
B (T) =
c 2 e h/kT - 1
0,2898 0,2898
Untuk bintang B : TB = =
lmaks B 0,56
TA 0,2898 0,56
= = 1,6
TB 0,35 0,2898
TA 8280
= = 1,6
TB 5175
Jadi bintang A 1,6 kali lebih panas daripada bintang B
Energi total yang dipancarkan benda hitam dapat
ditentukan dengan mengintegrasikan persamaan (I-1)
4 . . . . . . . . . . . (I-4)
B(T) = Bl (T) d B (T ) T
0
Hukum Stefan-Boltzmann
2 k 4 5
= = 5,67 x 10-5 erg cm-2 K-4 s-1
15 h3 c2
konstanta Stefan-Boltzmann
Dari intensitas spesifik Bl(T) dapat ditentukan jumlah energi
yang dipancarkan oleh setiap cm2 permukaan benda hitam per
detik ke semua arah, yaitu
F = p B(T) = s T 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (I-5)
F : Fluks energi benda hitam
Apabila suatu benda berbentuk bola beradius R dan
bertemperatur T memancarkan radiasi dengan sifat-sifat
benda hitam, maka energi yang dipancarkan seluruh benda itu
ke semua arah perdetik adalah,
L = 4 p R2 F = 4 p R2 sT 4 . . . . . . . . . . . . . . . . (I-6)
L = 4 p R2 sTef 4
Luminositas :
L = 4 pR2 F = 4 p R2 sT4
d R L
Fluks F
4R 2
L
Fluks E
4d 2
Luminositas : L = 4 p R 2 s T4
Resume
Intensitas spesifik B(T) = I
1 cm
1 cm
Fluks F = s T4
d
Fluks pada jarak d :
Energi yang melewati
1 cm sebuah permukaan bola
1 cm yang beradius d per L
detik per cm2
E
4d 2
Bintang sebagai Benda Hitam
Bintang dapat dianggap sebagai benda hitam. Hal ini bis dilihat
dalam gambar di bawah bahwa distribusi energi bintang kelas
O5 dengan Tef = 54 000 K sama dengan distribusi energi
benda hitam yang temparaturnya T = 54 000 K.
1.80
1.60
1.40 Black Body
T = 54 000 K
1.20
Intensitas
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20 Bintang Kelas O5
Tef = 54 000 K
0.00
0.35 0.45 0.55 0.65 0.75 0.85
Panjang Gelombang ( m )
Oleh karena itu semua hukum-hukum yang berlaku pada benda
hitam, berlaku juga untuk bintang.
2hc 2 1
Intensitas spesifik (I) : B (T ) 5 hc / kT
e 1
Jumlah energi yang dipancarkan bintang pada arah tegak
lurus permukaan per cm2 per detik per steradian
Pada saat itu bumi akan terpanggang dan tidak akan bisa
didiami.
Akan tetapi, kita yang hidup pada zaman ini tidak perlu
khawatir karena proses tersebut masih lama sekali
berlangsungnya, kira-kira 5 miliar tahun lagi.
Bersama dengan pengembangan selubung bintang,
pemanasan inti bintang berlangsung terus hingga mencapai
100 juta derajat celcius.
Pada saat ini bintang akan menjadi bintang katai putih dan
berada di bagian kiri bawah pada diagram Hertzsprung-
Russell.
Bintang Katai Putih
Tahap katai putih adalah tahap akhir evolusi bintang
seperti matahari kita.
Sudut elongasi : sudut yang dibentuk oleh garis planet – Bumi dan
Bumi – Matahari.
Sudut elongasi max : sudut elongasi pada saat garis planet-Bumi dan
garis planet – matahari saling tegak lurus.
C. Planet Superior.
C. Sistem Waktu
Waktu Bintang : (Waktu Sideris)
Waktu yang diperlukan bumi (planet) untuk berotasi
penuh terhadap bintang (Aries)
Selang waktu yang diperlukanoleh titik Aries untuk
melewati mereridian ( mencapai kulminasi atas ) 2 x
secara berturutan
Sudut jam titik Aries (pada 0 jam, 0 menit, 0 detik
di kulminasi atas)
Waktu Matahari : (Waktu Sinodis)
Periode rotasi Bumi (planet) terhadap Matahari.
Lebih lama daripada waktu bintang
HUBUNGAN WAKTU MATAHARI DAN WAKTU BINTANG
kedudukan planet B3
sbb: A2
B1
M A1
B3
A2
B1
M A1
B3
A2
B1
M A1
3600 3600
Tsin 3600
TV TB
Atau :
1 1 1
Tsin TV TB
Misal : A = planet Bumi
B = planet superior (mis : planet Yupiter)
Dengan cara yang sama diperoleh :
1 1 1
Tsin TB TY
Periode Sideris dan Periode Sinodis Planet