Anda di halaman 1dari 22

AKHIR KEHIDUPAN BINTANG (1)

 Bintang memancarkan energi dan radiasi yang


dihasilkan oleh proses reaksi termonuklir pembentukan
helium dari hidrogen yang berlangsung di pusatnya.

 Bila reaksi ini bertangsung terus, lama-lama hidrogen di


pusatnya akan habis.

 Meskipun demikian, reaksi termonuklir akan terus


berlangsung dengan melibatkan unsur-unsur yang berbeda,
dan efeknya bisa tertihat pada diagram Hertzsprung-
Russell.
Kita akan mengikuti jejak evolusi bintang mulai dari saat
bintang itu membakar hidrogen di kulitnya ketika menjadi
bintang raksasa merah, kemudian saat meledak menjadi
nova atau supernova, sampai pada pembentukan bintang
katai putih, bintang netron, atau lubang hitam dan pulsar
serta suatu objek ss 433 (obyek-obyek istimewa sbg evolusi
lanjut bintang)
1. Pembentukan Bintang Raksasa Merah
 Ketika hidrogen di pusat bintang habis, maka
pembakaran hidrogen akan berlangsung di kulit bintang.

 Di pusatnya hanya terdapat helium.

 Helium yang terdapat di pusat bintang tidak mengalami


reaksi termonuklir dengan cara yang sama dengan reaksi
pembentukan helium karena reaksi termonuklir yang
melibatkan helium memerlukan lingkungan dengan
temperatur yang tebih tinggi daripada yang dimiliki helium
saat ini.
 Tidak adanya reaksi termonuklir ini mengakibatkan tidak
adanya radiasi yang bisa mengimbangi gaya gravitasi
bintang.

 Akibatnya, gaya gravitasi akan mengerutkan inti bintang.


Pengerutan menyebabkan inti bintang semakin panas dan
selanjutnya memanaskan hidrogen yang menyelubunginya.

 Panas yang diterima kulit hidrogen yang menyelubungi


inti helium membuat reaksi proton-proton berjalan
semakin cepat.
 Energi yang dibangkitkan oleh reaksi yang semakin
cepat ini sebagian dipancarkan keluar dan mengakibatkan
pengembangan selubung bintang.

 Pengembangan selubung bintang menyebabkan


permukaan bintang mendingin dan warnanya menjadi
semakin merah.

 Sebabnya, meskipun energi yang dibangkitkan semakin


banyak, energi tersebut disebarkan pada permukaan yang
lebih luas sehingga tiap satuan luas permukaan
memperoleh energi yang lebih sedikit dibandingkan
dengan kalau selubung tidak mengembang.
 Karena proses pengembangan ini, bintang kemudian
bergeser ke bagian kanan atas pada diagram Hertzsprung-
Russell (yakni bagian dengan temperatur yang lebih rendah
dan kecerlangan yang tebih tinggi) menjadi bintang raksasa
merah karena ukurannya yang besar dan warnanya merah.

 Temperaturnya hanya sekitar 2.0000 C, tetapi


diameternya sekitar 100 kali diameter matahari.
 Apabila matahari kita berevolusi menjadi bintang
raksasa merah, maka matahari akan mengembang dan bisa
menelan planet Merkurius serta venus.

 Pada saat itu bumi akan terpanggang dan tidak akan bisa
didiami.

 Akan tetapi, kita yang hidup pada zaman ini tidak perlu
khawatir karena proses tersebut masih lama sekali
berlangsungnya, kira-kira 5 miliar tahun lagi.
 Bersama dengan pengembangan selubung bintang,
pemanasan inti bintang berlangsung terus hingga mencapai
100 juta derajat celcius.

 Pada saat itu temperatur bintang sudah cukup panas


untuk meLakukan reaksi termonuklir tripeL alfa, yakni reaksi
penggabungan tiga inti helium (partikeL alfa) menjadi satu
atom karbon sambil melepaskan energi.

 Proses dimulainya reaksi pembakaran helium berlangsung


sangat cepat dan eksplosif sehingga disebut proses “kilatan
helium” (helium flash).
 Inti bintang mengembang karena reaksi tripel alfa
menimbulkan reaksi termonuklir pembangkit radiasi yang
mengimbangi gaya gravitasi, yang cenderung meruntuhkan
bintang.

 Akan tetapi, energi radiasi yang ditimbulkan tidak cukup


untuk mempertahankan jari-jari bintang raksasa merah
sehingga bintang raksasa pun akan mengerut.

 Akibatnya, pada diagram Hertzsprung-Russell bintang


bergerak ke arah kiri bawah dari posisinya saat menjadi
bintang raksasa merah.
 Pada saat ini terjadi dua reaksi termonuklir yang
berbeda dan berlangsung terpisah.

 Di pusat bintang berlangsung reaksi pembakaran helium


menjadi karbon, sedang di kulitnya berlangsung reaksi
pembentukan helium dari hidrogen.
 Setelah inti karbon di pusat bintang terbentuk, inti
bintang mengerut karena tidak melakukan reaksi termonuklir
lagi.

 Inti semakin panas sehingga selubung bintang yang


didominasi helium mengembang.

 Akibatnya, seperti pada saat inti helium terdapat di pusat,


bintang bergerak ke kanan atas lagi pada diagram
Hertzsprung-Russell, tetapi dengan kecerlangan yang lebih
tinggi sehingga pada kedudukan ini bintang diberi nama
bintang maharaksasa merah.
 Pada saat bintang menjadi bintang raksasa merah,
massanya berkurang karena ada sebagian materi yang
terlempar keluar dan terlepas dari medan gravitasi bintang.

 Materi ini ada yang menjadi selubung yang mengelilingi


bintang, yang kemudian diberi nama planetary nebula
(nebula planeter).

 Setelah inti bintang mengerut, proses evolusi berikutnya


sangat dipengaruhi oleh massa bintang.
 Apabila massa yang tinggal sampai pada tahap ini kurang
dari suatu harga tertentu, maka proses reaksi termonuklir
yang berlangsung di pusat bintang akan berhenti dan bintang
mulai padam.

 Batas massa yang menentukan nasib evolusi bintang


berikutnya ini dinamakan batas Chandrasekhar yang
harganya 1,44 kali massa matahari.

 Apabila suatu bintang ketika berada di deret utama


memiliki massa kurang dari 4 kali massa matahari, maka
ketika seluruh helium di pusatnya berubah menjadi karbon,
reaksi termonuklir akan berhenti.
 Ini disebabkan suhu inti tidak cukup tinggi untuk memulai
reaksi pembakaran karbon.

 Karena tidak ada radiasi vang bisa menahan gravitasi, maka


bintang akan mengerut dan menjadi mampat sekali.

 Kerapatan bintang ini sekitar 20 miliar gram per sentimeter


kubik.

 Pada saat ini bintang akan menjadi bintang katai putih dan
berada di bagian kiri bawah pada diagram Hertzsprung-
Russell.
Bintang Katai Putih
 Tahap katai putih adalah tahap akhir evolusi bintang
seperti matahari kita.

 Pada saat ini tidak ada radiasi yang bisa menahan


gravitasi yang meruntuhkan bintang.

 Bintang menjadi cukup stabil karena materi-materi di


dalamnya berada dalam keadaan yang bisa mengimbangi
gravitasi bintang.
 Pada saat bintang mengerut, materi semakin
termampatkan sampai atom-atom juga semakin mampat,
jauh lebih mampat daripada atom-atom materi biasa.

 Elektron-elektron dari atom-atom yang termampatkan


ini pun ikut termampatkan, tetapi hanya sampai pada batas
tertentu saja dan tidak bisa lebih mampat lagi.

 Hal ini terjadi karena datam teori kuantum dua buah


partikel tidak mungkin berada dalam dua keadaan yang
sifat-sifatnya tepat sama (prinsip eksklusi Pauli).
 Elektron yang berada datam keadaan termampatkan
maksimum ini dinamakan elektron terdegenerasi.

 Materi yang berada dalam keadaan terdegenerasi


bersifat seperti logam karena etektron-elektron bisa
bergerak bebas ke sana kemari.

 Materi yang berada dalam keadaan ini bisa menahan


tekanan yang besar tanpa mengalami perubahan volume.

 Inilah yang menyebabkan bintang menjadi stabiI


meskipun tidak ada radiasi yang bisa menahan gravitasi
yang cenderung meruntuhkan bintang.
 Bila matahari menjadi bintang katai putih, ia akan
berukuran sebesar bumi saja, tetapi dengan kerapatan yang
sangat besar.

 Selama miliaran tahun bintang ini akan memancarkan


radiasinya sebelum benar-benar padam dan kemudian
memasuki suatu tahap yang disebut tahap katai gelap.

 Bintang katai putih kadang-kadang memunculkan suatu


gejala peningkatan kecerlangan secara mendadak dan
kemudian padam kembali.

 Proses ini bisa juga disebut sebagai ledakan bintang yang


disebut nova atau supernova, tergantung besar kecilnya
ledakan.
 Bita ledakannya tidak begitu dahsyat sehingga bintang
masih utuh, maka ledakannya disebut nova.

 Bila ledakannya sangat dahsyat sampai menghancurkan


bintang, ledakan ini dinamakan supernova.

 Ada dua jenis supernova, yaitu tipe I dan tipe II.

 Supernova yang terjadi pada bintang katai putih


termasuk supernova tipe I, sedangkan yang bertangsung
pada bintang tunggal disebut supernova tipe II
 Ledakan supernova terjadi pada bintang katai putih
yang menjadi anggota pasangan bintang ganda.

 Bintang ini berpasangan dengan bintang normal atau


bintang raksasa merah.

 Pada bintang ganda yang berdekatan bisa terjadi aliran


materi ke bintang katai putih dari bintang pasangannya.
 Materi yang jatuh padanya mengakibatkan timbulnya
reaksi termonuktir di permukaan bintang.

 Reaksi inilah yang menyebabkan kecerlangan bintang


meningkat drastis sekali dan bintang seolah-olah meledak.
BERSAMBUNG

Anda mungkin juga menyukai