Anda di halaman 1dari 43

AKHIR KEHIDUPAN BINTANG

(lanjutan)
Jejak evolusi bintang setelah meninggalkan deret utama
Supernova dan Bintang Netron
 Setelah pembentukan inti karbon, bila massa bintang
melebihi massa batas Chandrasekar, maka inti karbon
memadat dan panas yang dibangkitkannya menyebabkan
inti bertemperatur sekitar 300 juta derajat celsius.

 Pada saat ini dimulai lagi reaksi termonuklir, yaitu


pembentukan oksigen dari karbon dengan disertai
pengerutan inti.
 Panas akibat pengerutan akan memanaskan selubung
sehingga di selubung terjadi pembakaran helium menjadi
karbon.
 Pemanasan inti berlangsung terus sehingga di inti
berlangsung pembentukan unsur-unsur yang lebih berat,
yaitu oksigen menjadi neon dan silikon.

 Dari silikon kemudian terbentuklah inti besi.

 Keadaan di atas menyebabkan bintang menjadi mirip


bawang merah karena bintang menjadi berlapis-lapis,
yang tiap lapisannya memiliki kandungan unsur berbeda.
 Di inti bintang berlangsung pembentukan silikon
menjadi besi, yang diselubungi lapisan pembentukan
oksigen menjadi silikon.

 Lapisan yang lebih luar berturut-turut adatah lapisan


neon, karbon, helium, dan hidrogen.

 Bila bintang sudah memiliki struktur seperti ini, maka


nasib bintang sudah ditentukan untuk meledak dengan
dahsyat menjadi supernova.
 Apakah supernova itu?

 Supernova adalah ledakan dahsyat sebuah bintang


yang menghancurkan bintang itu karena sebagian besar
massanya terlempar keluar dan meninggalkan sisa yang
sangat mampat.

 Yang dimaksudkan di sini adalah supernova yang terjadi


pada sebuah bintang tunggal atau supernova tipe II.
 Ledakan supernova yang diperkirakan terjadi pada
bintang dengan massa lebih dari 8 kali massa matahari
berlangsung setelah di pusatnya terbentuk besi.

 Besi adalah unsur terberat yang bisa diciptakan di


pusat bintang melalui proses reaksi termonuklir yang
melepaskan energi.

 Setelah itu, reaksi yang melibatkan besi bukan lagi


reaksi termonuklir yang memancarkan energi, melainkan
reaksi pembelahan atau penggabungan inti besi menjadi
unsur-unsur lain dengan menyerap energi.
 Berkurangnya radiasi dari inti yang bisa mengimbangi
gravitasi mengakibatkan inti bintang mengerut.

 Pengerutan ini menyebabkan inti bertambah panas


dan tekanannya bertambah tinggi.

 Ketika temperatur inti mencapai 5 miliar kelvin, energi


foton menjadi amat tinggi sehingga bisa menembus inti
besi dan membelahnya menjadi helium.
 Pembelahan ini membutuhkan energi yang amat
besar sehingga tidak ada radiasi yang bisa menahan
gravitasi, dan akibatnya bintang mulai runtuh.

 Dalam pada itu, elektron dan proton di atom bertemu


meninggalkan netron melalui suatu proses yang disebut
sebagai proses peluruhan beta balikan (inverse beta
decay), yaitu:

e- + p+n + v
dimana v = neutrino
 Dari sini terbentuklah inti netron yang menahan
proses keruntuhan bintang.

 Setelah inti netron terbentuk dengan kerapatan


yang amat tinggi (270 triliun gram/cm3), runtuhnya
materi ke inti bintang ditahan oteh inti netron sehingga
timbullah suatu gelombang kejut yang memantul ke
arah permukaan bintang.

 Proses pemantulan ini, yang berlangsung sangat


cepat, menyebabkan bintang meledak hancur dan
meninggalkan inti tadi yang kemudian diberi nama
bintang netron.
 Bintang netron adalah sebuah bintang yang sangat
mampat.

 Apabita matahari menjadi sebuah bintang netron


maka ukurannya hanya sekitar 20 km saja, tetapi
dengan kerapatan yang amat tinggi (miliaran ton per
sentimeter kubik).
Lubang Hitam (Black Hole)
 Ledakan supernova akan meninggalkan bintang
netron yang sangat mampat akibat proses keruntuhan
gravitasi bintang.

 Bintang netron ini bisa menahan tekanan amat besar


yang diakibatkan oleh runtuhnya materi penyusun
bintang.

 Bahkan, terbentuknya materi amat padat di pusat


bintang akan memantulkan seluruh materi yang jatuh
sehingga terjadilah supernova.
 Sekarang, bagaimana kalau sebuah bintang
memiliki massa lebih besar dari massa bintang
pembentuk bintang netron?

 Apa yang terjadi kalau tekanan degenerasi netron


tetap tidak bisa menahan gravitasi bintang?

 Bila haI tersebut terjadi, maka bintang tidak akan


menjadi bintang netron, melainkan menjadi suatu objek
yang sangat mampat yang disebut lubang hitam.

 Namun, mengapa disebut lubang hitam?


 Setiap barang yang berada di permukaan sebuah
benda langit, apabila dilemparkan ke atas, pasti akan
tertarik tagi ke permukaan benda langit tersebut.

 Semakin tinggi kecepatan awal yang kita berikan,


semakin tinggi pula barang ini naik ke atas permukaan
benda langit itu.

 Suatu saat, bila kecepatan yang diberikan amat tinggi,


barang yang dilemparkan tidak akan lagi kembali,
melainkan melesat terus dan keluar dari permukaan
benda langit.
 Hal ini terjadi karena kecepatan awal yang diberikan
pada barang itu bisa mengatasi gravitasi benda langit
yang cenderung menariknya ke bawah.

 Kecepatan ini diberi nama kecepatan lepas, yang


harganya tergantung pada massa serta jari-jari benda
langit yang memberikan medan gravitasi.

 Sebagai contoh, kecepatan lepas bumi adalah


11 km/detik, dan kecepatan lepas matahari adatah
600 km/detik.
 Pada bintang yang runtuh, gravitasinya akan sangat
besar sehingga kecepatan lepas bintang itu bisa melebihi
kecepatan cahaya.

 Akibatnya, cahaya pun tidak bisa keluar dari


permukaan bintang itu. Karena cahaya tidak bisa keluar,
maka gelaplah objek ini dan tidak bisa lagi diamati.

 Inilah yang disebut sebagai lubang hitam.


 Konsep lubang hitam sudah agak lama muncul.

 Pada abad ke-18 fisikawan Inggris John Michell dan


matematikawan dari Prancis Pierre-Simon de Laplace
secara terpisah meramalkan adanya "objek-objek
gelap".

 Objek gelap adalah benda langit yang memiliki


gravitasi begitu kuat sehingga cahaya pun tidak bisa
lepas dari permukaannya.

 Konsep ini bersandar pada teori korpuskuler dari


Newton yang menyatakan bahwa cahaya dipancarkan
benda dalam bentuk aliran parlikel-partikel kecil.
 Munculnya teori gelombang tentang cahaya dari
James Clerk Maxwell serta berhasilnya beberapa
percobaan yang mendukung teori yang menganggap
cahaya sebagai gelombang ini membuat Laplace
menarik kembali teorinya.

 HaI ini disebabkan dalam teori cahaya sebagai


gelombang, cahaya tidak akan terpengaruh oleh medan
gravitasi.
 Pendapat di atas bertahan sampai pada awaI abad
ke-20.

 Pada tahun 1917 Einstein mengusulkan teori


retativitas umumnya, dan di situ ia meramalkan bahwa
cahaya bisa dipengaruhi oteh medan gravitasi.

 Ternyata kemudian teorinya terbukti pada saat


terjadi gerhana matahari total tahun 1919.

 Di situ diamati bahwa cahaya bintang yang kelihatan


pada saat gerhana total terbelokkan oleh medan
gravitasi matahari.
 Pembahasan lubang hitam akan lebih tepat kalau
didekati dari kerangka teori retativitas umum Einstein,
karena apabila sebuah lubang hitam terbentuk, maka
ruang dan waktu di dekatnya akan mengalami distorsi
yang tidak bisa dijelaskan melalui kerangka fisika Newton
konvensional.

 Datam teori fisika Newton, ruang, waktu, dan materi


saling terpisah dan tidak saling berinteraksi.

 Ruang di sini bisa diibaratkan sebagai lapangan


tempat segala materi yang ada di dalamnya saling
berinteraksi.

 Apa pun interaksi yang terjadi tidak akan berpengaruh


pada keadaan ruang itu
 Tidak demikian halnya dengan konsep ruang dalam
teori relativitas Einstein.

 Ruang dan materi saling berinteraksi sehingga adanya


materi di dalam ruang mempengaruhi
keadaan ruang itu.

 Misalkan Anda mempunyai sepiring agar-agar,


kemudian Anda letakkan sebutir kelereng di permukaan
agar-agar itu.

 Anda akan melihat bahwa permukaan agar-agar di


sekitar ketereng melengkung karena beban yang diterima
oleh agar-agar.
 Apabila ada sebutir benda kecil yang bergerak di
bagian permukaan yang melengkung, kita melihat
lintasan yang ditempuh benda itu akan berupa
garis lengkung seturut kelengkungan permukaan.

 Hal ini tidak akan dirasakan oleh benda kecil tadi, ia


tetap merasa bahwa lintasannya tetap berupa garis
lurus.
 Selanjutnya, jika kelereng yang Anda letakkan di
permukaan agar-agar tadi semakin berat, maka
permukaannya akan memiliki kelengkungan yang
semakin besar.

 Pendeknya, besarnya kelengkungan permukaan


tergantung pada berat beban yang diterima permukaan
tadi.
 Yang disebutkan di atas adalah analogi dalam dua
dimensi dari peristiwa pelengkungan ruang yang
diakibatkan oleh materi yang ada di dalam ruang itu.

 Proses pembelokan cahaya bintang yang


kedudukannya di langit berada di dekat matahari
sewaktu terjadi gerhana matahari total adalah akibat
pelengkungan ruang di sekitar matahari.
 Cahaya tetap merambat dalam garis lurus, tetapi
karena ruang tempat cahaya itu merambat melengkung,
maka dari tempat yang tidak menerima pengaruh
gravitasi matahari kelihatan bahwa lintasan
cahaya bintang itu melengkung.

 Lintasan yang melengkung ini ditunjukkan oleh


pergeseran relatif letak bintang sewaktu matahari
segaris dengan bintang terhadap letaknya sewaktu
matahari tidak segaris dengannya.
 Bila dilihat dari teori relativititas umum Einstein,
ruang dalam kerangka Newton adalah suatu bentuk
khusus di mana tidak ada materi yang cukup besar
massanya yang bisa mempengaruhi keadaan ruang itu.

 Sebaliknya, ruang di sekitar lubang hitam merupakan


ruang di mana gravitasi sangat kuat sehingga
keadaannya sangat berbeda dengan ruang yang tidak
mengalami medan gravitasi yang kuat.
 Misalkan kita berada di permukaan sebuah benda
langit yang memiliki kerapatan yang amat besar
sehingga gravitasinya amat besar.

 Kita coba menyalakan lampu sorot dan kita arahkan


ke atas.

 Akan kita lihat bahwa cahaya merambat lurus ke


atas seperti pada benda-benda lain dengan kerapatan
yang lebih rendah.
 Bila lampu sorot kita arahkan ke samping, arah
rambatannya masih lurus.

 Daerah di atas permukaan benda langit dimana


cahaya masih merambat dalam arah garis lurus
dinamakan daerah kerucut cahaya.

 Pada daerah ini cahaya masih bisa melawan


gravitasi benda langit.
 Namun, karena gravitasi suatu benda langit yang
amat besar, cahaya lampu sorotyang diarahkan ke
samping bisa melengkung, bahkan bisa kembali lagi ke
permukaan benda langit tadi.

 Bila haI ini yang terjadi, maka cahaya yang merambat


tadi dikatakan sudah berada di luar daerah kerucut
cahaya.
 Cahaya yang dipancarkan tepat di sisi kerucut
cahaya tidak akan terpancar ke luar, tetapi tidak juga
membalik kembali ke permukaan benda langit,
melainkan akan bergerak mengorbit benda langit.

 Bagian sekeliling benda langit tempat cahaya


mengorbit diberi nama bola foton.

 Jari-jari bola foton bergantung pada massa


benda langit yang bersangkutan.

 Sebagai contoh, pada bintang dengan massa 3


kali massa matahari jari-jari bola fotonnya adalah
sebesar 13,5 km.
 Pada bintang-bintang yang sedang runtuh dan
semakin mengerut, kerucut cahayanya semakin sempit,
hingga pada suatu ketika tidak ada lagi cahaya yang
bisa keluar dari permukaan bintang itu.

 Pada saat inilah bintang menjadi lubang hitam.

 Jari-jari bintang pada saat cahaya tidak bisa


memancar keluar dinamakan jari-jari Schwarschild
atau jari-jari gravitasi.

 Pada keadaan ini permukaan bintang dinamakan


horizon peristiwa (event horizon).
 Jari-jari bola foton harganya 1,5 kali jari-jari horizon
peristiwa.

 Besarnya jari-jari Schwarschild bergantung pada


jumlah massa yang runtuh.

 Bintang dengan massa 3 kali massa matahari akan


memiliki jari-jari Schwarschild sebesar 9 km.

 Semakin besar massa bintang, semakin besar jari-


jari Schwarschild-nya.
 Bintang-bintang yang massanya pada saat padam
kurang dari 1,4 kali massa matahari akan menjadi
bintang katai putih.

 Bila massanya di antara 1,4 sampai 5 kali massa


matahari, bintang akan menjadi bintang netron.

 Pada kedua keadaan ini, baik tekanan degenerasi


elektron maupun netron masih bisa menahan
pengerutan bintang lebih lanjut.
 Pada bintang-bintang yang massanya pada saat
padam lebih dari 5 kali massa matahari, tidak ada
sesuatu pun yang bisa menahan keruntuhan bintang
sehingga bintang menjadi lubang hitam.

 Menurut teori, pada keadaan ini bintang mengerut


menjadi satu titik dalam ruang dengan kerapatan yang
tak terhingga besarnya dan keadaan ini diberi nama
keadaan singularitas.

 Materi-materi yang berada di dalam sebuah lubang


hitam sudah kehilangan identitasnya.
 Kita tidak akan tahu berapa banyak etektron, proton,
atau partikel-partikel lain yang ada dalam lubang hitam
itu.

 Kita hanya bisa metihat sifat-sifat makro lubang


hitam itu seperti massa, laju rotasi, atau muatannya.

 Jadi, sebenarnya lubang hitam adatah benda yang


cukup sederhana secara fisis.
 Meskipun sifat-sifat lubang hitam secara fisis cukup
sederhana, pengaruhnya pada keadaan sekeliling tidak
terlalu sederhana.

 Lubang hitam, selain bisa membuat cahaya


terperangkap di dalamnya, bisa melambatkan
berjalannya waktu dan diduga menjadi sumber energi
quasar.

 Quasar adalah sumber pancaran energi yang sangat


dahsyat, namun ukurannya sangat kecil -- tidak
sebanding dengan pancarannya yang sangat besar itu.
 Misalkan kita memiliki sebuah robot yang bisa kita
kendalikan dari jauh.

 Robot yang kita miliki ini akan kita gunakan untuk


meneliti gejala-gejala fisis yang berlangsung di sekitar
sebuah lubang hitam.

 Kita bekali robot kita ini dengan sebuah jam yang


sudah disinkronkan dengan jam kita serta alat-alat lain
sehingga bisa mengukur segala peristiwa yang
berlangsung di sekitar lubang hitam.
 Robot kita arahkan mendekati lubang hitam.

 Ternyata semakin dekat ke arah lubang hitam, jam


yang dibawanya semakin lambat jalannya relatif
terhadap jam yang jauh letaknya dari lubang hitam.

 Gejala ini disebut pemuluran waktu gravitasional.


 Selain peristiwa di atas, robot yang kita kirim akan
mengalami pemuluran secara fisik: menjadi semakin
panjang dan pipih.

 Hal ini terjadi karena gravitasi yang dialaminya


sangat besar sehingga bagian robot yang lebih dekat ke
lubang hitam memperoleh gaya gravitasi yang lebih
besar daripada bagian yang lebih jauh.

 Tentu saja robot akan rusak dan tidak bisa lagi


mengirimkan sinyal-sinyal ke luar.

 Pada saat ini robot sudah masuk daerah horizon


peristiwa.
 Bila lubang hitam adalah benda yang tidak bisa
memancarkan cahaya, bagaimana caranya kita bisa
mendeteksi lubang hitam ini?

 Lubang hitam adalah benda yang memiliki gravitasi


yang amat besar.

 Jadi, bila kita ingin mendeteksi objek ini, kita bisa


mendeteksinya secara tidak langsung dengan
mengamati objek-objek lain (bintang-bintang) yang
kelihatan dipengaruhi oleh suatu medan gravitasi
yang amat kuat, yang tidak mungkin ditimbulkan oteh
bintang biasa.
 Oleh sebab itu, kita hanya bisa mengamati lubang
hitam yang menjadi anggota pasangan bintang ganda.

 Satu pasangan bintang ganda yang salah satu


anggotanya dicurigai sebagai lubang hitam adalah
sebuah bintang yang terletak di rasi Cygnus.

 Di situ terdapat sebuah bintang yang bernama HD


226868.
 Dari spektrumnya tampak bahwa bintang ini adalah
sebuah bintang maharaksasa biru yang memiliki massa
15 kali massa matahari.

 Selain itu, pada spektrumnya tampak pergeseran


yang mencirikan adanya objek lain yang mengorbit
bintang ini.

 Dari pergeseran garis spektrum ini bisa diperkirakan


massa minimum objek ini yang ternyata sebesar 4 kali
massa matahari.
Trim’s

Anda mungkin juga menyukai