Anda di halaman 1dari 5

Kelahiran dan Kematian Bintang

Introduction

Bintang adalah salah satu banda langit yang memancarkan cahaya. Seperti halnya metahari yang
juga merupakan salah satu bintang, bintang-bintang yang lain juga memancarkan cahaya. Cukup
menarik bila ditanyakan bagaimana sebuah bintang tercipta? Atau mengapa cahaya bintang
memancar terus menerus? Kapan bintang akan padam? Layaknya batang korek api yang
digesekkan pada wadahnya, Korek api akan melalui tiga fase yaitu beberapa saat sampai tepat
sebelum menyala, kemudian korek menyala, dan terakhir padam. Bintang pun demikian. Ada
saat dimana bintang belum terbentuk, kemudian memancarkan cahaya dan terakhir mati.
Bagaimana urutan peristiwa tersebut? Kita akan mempelajarinya pada pokok bahasan ini.

RIWAYAT HIDUP BINTANG

Bintang memiliki riwayat hidup yang hampir mirip makhluk hidup pada umumnya. Yaitu hidup
kemudian berkembang menjadi dewasa kemudian mati.

Image Source

KELAHIRAN BINTANG

Pada dasarnya luar angkasa tidak benar-benar hampa udara. Tetapi tersusun atas partikel gas
dengan kerapatan yang sangat kecil. Jika ditakar dalam volume, kira-kira satu juta meter kubik
hanya berisi satu partikel gas. Walaupun demikian, tidak semua daerah antar bintang memiliki
kerapatan yang sama. Ada daerah yang lebih renggang dari pada itu dan ada daerah yang lebih
rapat dari itu. Dengan kata lain, persebaran partikel gas di ruang antar bintang tidak merata.
Bintang biasanya terentuk di daerah yang memiliki kerapatan yang tinggi (untuk ukuran ruang
hampa). Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jawabannya adalah gaya tarik menarik antar partikel.
Di daerah yang memiliki kerapatan tinggi, gaya tarik menarik antar partikel besar. Mengapa
gayanya besar? Hal tersebut disebabkan jarak antar partikel yang lebih rapat. Logikanya,
semakin jauh jarak benda dengan bumi, gaya tarik bumi akan semakin lemah. Gaya gravitasi ini
juga berlaku pada partikel-partikel gas tadi.
Adanya gaya gravitasi menyebabkan semakin banyak partikel udara yang tertarik. Semakin
banyak partikel yang tertarik maka gaya gravitasinya akan semakin besar untuk menarik partikel
yang lebih luas. Gaya gravitasi tersebut menyebabkan terjadinya pengerutan di bagian inti
gravitasi. Di bagian inti, tumbukan antar partikel menjadi lebih sering terjadi sehingga timbullah
panas. Semakin banyak partikel udara di ruang angkasa yang tertarik menyebabkan terjadinya
pengerutan inti yang lebih kuat (karena gas yang mengumpul menjadi semakin besar).
Tumbukan akan semakin intens terjadi hingga pada suatu titik panas yang terjadi akibat
tumbukan cukup untuk melakukan reaksi termonuklir.

Jadi intinya, ketika terjadi reaksi termonuklir maka bintang akan terbentuk. Ketika panas yang
dihasilkan oleh tumbukan tidak mencukupi untuk melakukan reaksi termonuklir, maka bintang
tak akan terbentuk. Gravitasi sangat menentukan apakah akan terbentuk bintang atau tidak.
Sedangkan gravitasi dipengaruhi oleh jumlah partikel udara yang terkumpul (massa udara).
Selain itu, komposisi partikel yang berkumpul akan menentukan juga apakah kumpulan partikel
tersebut akan menjadi bintang atau tidak. Komposisi senyawa/ unsur yang akan menjadi bintang
adalah apabila kumpulan partikel tersebut tersusun sebagian besar oleh unsur hidrogen dengan
unsur lain dalam jumlah yang sedikit.

PERKEMBANGAN BINTANG

Kelahiran bintang ditandai adanya reaksi termonuklir di bagian inti. Setelah ini, bintang akan
memasuki fase yang paling stabil. Semakin besar ukuran bintang, maka semakin cepat proses
pembentukan bintang. Tetapi semakin besar ukuran bintang, maka semakin cepat pula bintang
menjadi dewasa (umur bintang menjadi semakin pendek) untuk bintang sebesar matahari, umur
bintang bisa mencapai 10 miliar tahun. Sedangkan, untuk bintang yang memiliki ukuran 10 - 15
kali ukuran matahari bisa bertahan sekitar 3 - 5 juta tahun saja.

KEMATIAN BINTANG

Kematian bintang terdiri dari beberapa fase. Dimulai dari pembentukan bintang raksasa merah
sampai matinya sebuah bintang. Akhir bintang sangat tergantung dari massa bintang pada
kondisi awal. Ada tiga fase kematian bintang yaitu bintang katai putih, bintang netron, dan black
hole atau lubang hitam.

       1. Bintang Katai Putih


Bintang katai putih merupakan fase akhir bintang yang berukuran kecil seperti matahari. Matinya
bintang diawali dengan habisnya unsur hidrogen di inti bintang. Habisnya hidrogen
menyebabkan tidak terjadinya reaksi thermonuklir di inti bintang. Reaksi thermonuklir pada
kondisi bintang normal tidak hanya memancarkan panas, tetapi juga menahan gravitasi inti agar
partikel yang ada di kulit tidak tertarik ke dalam dan mengakibatkan bintang mengkerut. Dengan
hilangnya reaksi thermonuklir di inti, maka bintang akan mengkerut. Pengerutan bintang akan
terus terjadi sampai pada suatu titik intibintang kembai memancarkan energi. Bagaimana bintang
bisa kembali memancarkan energi? Hal ini terjadi karena di inti terjadi pembakaran helium
menjadi karbon. Pembakaran helium terjadi karena pengerutan bintang. Pengerutan bintang
menyebabkan jarak antar partikel menjadi semakin mampat. Akibatnya tumbukan antar partikel
menjadi lebih sering terjadi. Akibat tumbukan tersebut, timbullah panas. Panas tersebut yang
memicu terjadinya reaksi lanjutan yang membakar helium menjadi karbon.

Pemanasan di inti dengan suhu yang lebih besar menyebabkan di kulit juga terjadi reaksi
thermonukir. Jadi, di inti terjadi reaksi helium-karbon, di kulit terjadi reaksi hidrogen-helium.
Bintang menjadi seperti kue lapis. Pembakaran di kulit menyebabkan selubung bintang
mengembang. Bayangkan ada sebuah bola di dalam bola pimpong. Bola tersebut disebut dengan
bola A. Bola A kita ibaratkan inti bintang. Lalu bola pimpong tersebut dimasukkan dalam sebuah
balon. Lalu tiuplah balon tersebut. Kira-kira seperti itulah yang terjadi. Pemanasan di kulit
menyebabkan selubung bintang mengembang.

Energi yang dipancarkan inti lebih besar dari pada pada saat bintang dalam kondisi normal. Akan
tetapi, karena selubung membesar, energi tersebut di distribusikan pada luasan yang lebih luas
sehingga suhu permukaan menjadi lebih rendah. Jadi pada saat bintang berwarna merah, dan
memiliki ukuran bintang membesar, tetapi suhunya menjadi lebih rendah. Warna merah
menunjukkan penurunan suhu. Seperti pada api di bumi. api biru lebih panas daripada api merah.
Ketika sebuah bintang berwarna merah, suhu bintang pada bagian selubung turun.  Bintang pada
kondisi ini disebut sebagai Bintang Rasaksa Merah

Selanjutnya ketika bintang kehabisan unsur helium di inti,  maka bintang akan menjadi semakin
mengkerut. pengerutan bintang akan terus terjadi sampai pada suatu titik bintang tidak bisa
mengkerut lagi karena sudah sangat mampat. Ketika bintang dalam kondisi ini, bintang dalam
kondisi stabil mampat. Bintang ini akan memancarkan cahaya lemah sampai benar-benar mati.
Fase inilah yang disebut bintang katai putih. Inti pada bintang katai putih beragam. Pada
umumnya reaksi thermonuklir hanya sampai pada pembentukan inti karbon. Tetapi ada jenis lain
seperti oksigen atau neon. Pada kondisi katai putih, bintang dalam kondisi stabil karena elektron
mengalami degenerasi dalam kondisi yang mampat. materi inti mampu menahan gravitasi
bintang sehingga tidak mengalami keruntuhan lebih lanjut tanpa mengalami perubahan volume.
Hal inilah yang meyebabkan bintang dalam kondisi stabil. karena bahan bakar bintang semakin
sedikit, maka bintang perlahan-lahan tidak memancarkan cahaya lagi atau disebut dengan
bintang Katai Hitam.

        2. Bintang Netron

Bintang Netron merupakan fase selanjutnya. Apabila massa bintang cukup besar, maka
pemanpatan/pengerutan bintang akan menyebabkan reaksi berikutnya yaitu pengubahan karbon
menjadi unsur yang lebih berat yaitu oksigen. Ketika karbon habis maka pemampatan akan
kembali terjadi hingga. Terjadi reaksi pembentukan unsur yang lebih berat seperti silica hingga
terbentuk besi. Besi merupakan unsur terberat yang dapat dibentuk oleh sebuah bintang. Ketika
dalam kondisi ini, membuat bintang seperti bawang merah atau kue lapis. Di inti terjadi
pembentukan besi, di kulit terluar terjadi pembentukan helium.

Nova dan Supernova

Nova dan supernova adalah ledakan bintang. Yang membedakan keduanya adalah besar ledakan.
Jika ledakannya tidak sampai menghancurkan bintang, maka disebut nova. Jika ledakannya
sangat besar sampai menghancurkan bintang maka disebut supernova. Supernova pun ada
supernova I (bintang ganda) dan supernova II (bintang tunggal). Ledakan bintang tunggal terjadi
apabila bintang dalam kondisi seperti bawang, berlapis lapis. Besar ledakan ditentukan oleh
massa bintang yang ada. Pada supernova tipe I, bintang menerima partikel gas dari bintang lain.
Akibatnya di selubung bintang kembali terjadi reaksi thermonuklir sehingga bintang terlihat
seakan-akan akan meledak. Sedangkan, untuk supernova tipe II merupakan ledakan bintang yang
sebenarnya karena terjadi pada sebuah bintang tunggal. Bagaimana supernova tipe II terjadi?

Pengerutan bintang menyebabkan bintang menjadi semakin mampat. ketika massa bintang
melewati batas tertentu, di inti terjadi pembentukan unsur yang lebih berat. Hidrogen - Helium -
Karbon - Oksigen - Neon/Silikon - Besi. Ketika terbentuk inti besi, bintang dalam kondisi yang
sangat mampat. Bintang akan semakin mampat karena tidak ada energi yang melawan gravitasi
bintang sehingga bintang runtuh. Pengerutan menyebabkan suhu di inti menjadi semakin panas.
Pada suhu 5 miliar kelvin energi foton sangat tinggi hingga mampu membelah inti besi menjadi
helium. peristiwa ini disebut proses inverse beta decay (peluruhan beta balikan) dimana proton
akan akan keluar meninggalkan neutron untuk bertemu elektron. Pembentukan inti neutron ini
akan menghasilkan sebuah gelombang kejut yang melawan keruntuhan bintang (melawan
gravitasi bintang) karena gelombang yang sangat kuat, sebagian materi bintang terlempar keluar
dalam sebuah ledakan dahsyat. peristiwa itulah yang disebut dengan supernova.

Sisa ledakan supernova akan menyisakan inti bintang hasil peluruhan tadi sehingga disebut
bintang neutron.

 3. Lubang Hitam (Black Hole)

Apa yang terjadi apabila gelombang kejut dari peluruhan besi tidak mampu menghancurkan
bintang? Bintang akan berevolusi menjadi objek lain yang memiliki gravitasi yang sangat besar.
Gravitasi tersebut bahkan dapat membelokkan atau membuat cahaya terperangkap. objek
tersebut dinamakan lubang hitam atau black hole. 

Gravitasi inti akan meruntuhkan bintang menjadi sesuatu yang sangat mampat. Bintang yang
bermassa besar akan mengalami pengerutan sehingga menjadi sangat mampat. Ketika
gelombang kejut inti neutrino tidak mampu menahan keruntuhan bintang, maka bintang akan
menjadi semakin mampat sehingga massa jenisnya juga akan semakin besar. Besarnya massa
akan membuat gravitasi juga besar hingga terbentuk sebuah inti yang bahkan bisa membelokkan
cahaya dengan gravitasinya.

Anda mungkin juga menyukai