Anda di halaman 1dari 11

BINTANG

Kelompok 9

Istiqomah : F1051201041
Muhammda Fadhel Ishak : F101201001
Nur Ulviani : F1051201032
Utin Selviana : F1051201040
TOPIK PEMBAHASAN
Pengertian
Bintang 01 02 Ciri-ciri Bintang

Teori Struktur
Pembentukan 03 04
Penyususn dan
Letak Bintang
Bintang

Jenis-jenis Bintang Fenomena Fisika dan


Berdasarkan Ukurannya
05 06 Kimia pada Bintang
1. Pengertian Bintang
Bintang adalah bola plasma besar yang memancarkan cahaya ke seluruh alam semesta. Sementara hanya ada satu
bintang di tata surya kita, ada miliaran bintang di seluruh galaksi kita dan secara eksponensial lebih banyak di miliaran
galaksi di alam semesta. Bintang ialah benda langit yang bisa memancarkan cahayanya sendiri. Menurut ilmu astronomi,
bintang didefinisikan seabagai semua benda massif yang sedang atau pernah melakukan pembangkitan energi melalui fusi
nuklir. Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA), Bintang adalah objek astronomi yang paling
dikenal luas, dan mewakili blok bangunan galaksi yang paling mendasar. Menurut Encyclopedia Britannica, Bintang
adalah setiap benda langit gas bercahaya besar yang bersinar oleh radiasi yang berasal dari sumber energi internalnya. Dari
puluhan miliar triliunan bintang yang menyusun alam semesta yang dapat diamati, hanya sebagian kecil yang terlihat oleh
mata telanjang.

Bintang-bintang lahir di nebula dari hasil pengerutan, kemudian terjadi


fragmentasi sehingga membentuk kelompok-kelompok. Inilah yang disebut proto bintang. Bintang yang bermassa besar
dan panas umumnya membentuk raksasa biru dan bintang yang relatif kecil membentuk katai kuning, seperti Matahari.
Bintang-bintang besar dan panas memiliki inti konvektif dan lapisan selubung yang radiatif. Lain halnya pada bintang-
bintang kecil seperti Matahari yang memiliki inti radiatif dan lapisan selubung konvektif. Bintang tersebut terus berevolusi
seiring dengan waktu. Bintang bermassa besar jauh lebih terang dan lebih singkat umurnya daripada bintang bermassa
sedang
2. Ciri-Ciri Bintang
Bintang dapat didefinisikan oleh lima karakteristik dasar yang terdiri atas kecerahan, warna, suhu
permukaan, ukuran dan massa.
• Kecerahan
Dua karakteristik yang menentukan kecerahan yaitu luminositas dan besarnya. Luminositas adalah jumlah
cahaya yang dipancarkan bintang. Ukuran bintang dan suhu permukaannya menentukan luminositasnya.
Magnitudo bintang yang nampak jelas adalah kecerahannya, yang memperhitungkan ukuran dan jarak,
sedangkan magnitudo absolut adalah kecerahan sebenarnya terlepas dari jaraknya dari bumi.
• Warna
Warna bintang tergantung pada suhu permukaannya. Bintang yang lebih dingin cenderung berwarna lebih
merah, sedangkan bintang yang lebih panas memiliki penampilan yang lebih biru. Bintang-bintang di rentang
tengah berwarna putih atau kuning, seperti matahari kita. Bintang juga dapat memadukan warna, seperti bintang
merah-oranye atau bintang biru-putih.
• Suhu permukaan
Astronom mengukur suhu bintang pada skala Kelvin. Nol derajat pada skala Kelvin secara teori mutlak sama
dengan-273,15 derajat Celcius. Bintang paling keren dan paling merah sekitar 2.500 K, sedangkan bintang
terpanas bisa mencapai 50.000 K. Matahari kita sekitar 5.500 K.
• Ukuran
Para astronom mengukur ukuran bintang tertentu berdasarkan radius matahari kita. Jadi, sebuah
bintang yang memiliki 1 jari-jari matahari akan memiliki ukuran yang sama dengan matahari
kita. Bintang Rigel, yang jauh lebih besar dari matahari kita, berukuran 78 jari-jari matahari.
Ukuran bintang, bersama dengan suhu permukaannya, akan menentukan luminositasnya.

• Massa
Massa bintang juga diukur dari matahari kita sendiri, dengan 1 sama dengan ukuran matahari
kita. Misalnya bintang Rigel yang jauh lebih besar dari matahari kita memiliki massa 3,5 massa
matahari. Dua bintang dengan ukuran yang sama mungkin belum tentu memiliki massa yang
sama, karena bintang dapat sangat bervariasi dalam kepadatan.
3. Teori Pembentukan Bintang
Seperti yang telah diketahui, bintang terbentuk di nebula. Nebula merupakan awan molekul yang terdiri
berbagai gas kosmik seperti hidrogen, helium, dan plasma yang membentuk suatu daerah luas, yang
kemudian dari daerah ini lah lahir bintang-bintang baru.  Pembentukan bintang dimulai dengan
ketidakstabilan gravitasi di dalam awan molekul nebula yang dapat memiliki massa ribuan kali Matahari.
Ketidakstabilan ini sering kali dipicu oleh gelombang kejut dari supernova atau tumbukan antara dua 
galaksi.

Contoh nebula yang bisa menjadi tempat pembentukan bintang adalah Nebula Orion yang terletak di rasi
bintang Orion. Nasa menyatakan bahwa awan yang berputar akibat dari runtuhnya sebuah nebula dapat
berpecah menjadi beberapa bagian. Hal ini menjelaskan kenapa sebagian besar bintang di galaksi Bima
Sakti berkumpul dalam satu grup yang berisikan banyak bintang. Sisa dari debu nebula yang tidak menjadi
bintang akan menjadi planet yang kemudian ditangkap oleh gravitasi bintang yang terbentuk sehingga
menghasilkan suatu sistem bintang, salah satunya adalah Solar System atau sistem Tata Surya.
4. Struktur Penyusun dan
Letak Bintang
Bintang memiliki unsur penyusun yang hampir sama dengan
nebula karena bintang lahir dari runtuhnya sebuah nebula.
Sebagian besar penyusun bintang terdiri dari gas Hidrogen dan
Helium. Kedua gas inilah yang berperan penting dalam
penyusunan suatu bintang. Bintang dapat menghasilkan cahaya
sendiri akibat dari unsur penyusunnya yang mengalami reaksi
fusi, dimana Hidrogen akan diubah menjadi Helium agar
bintang dapat memproduksi energi di intinya.

Bintang tersebar hampir di seluruh alam semesta. Setiap bintang memiliki


letak dan jarak yang variatif jika diukur dari bumi, dan tidak semua bintang
dapat diamati dari bumi dengan mudah akibat dari jaraknya yang sangat
jauh. Bintang merupakan salah satu unsur utama yang menyusun galaksi.
Bintang terdekat dari sistem Tata Surya kita adalah Proxima Centauri
dengan jarak sekitar 4,2 tahun cahaya dari Bumi. Sementara bintang yang
cahayanya paling terang di langit malam adalah Sirius dengan jarak 8.611
tahun cahaya dari bumi.
5. Jenis-jenis BintangBerdasarkan
Ukurannya
Ukuran dapat menjadi salah satu hal yang membedakan jenis-jenis bintang. Selain itu, jenis bintang juga dapat dibedakan dari
kemiripan susunan garis spektrumnya pada rasi Bintang. Adapun berbagai jenis bintang tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Giant star atau bintang raksasa
Giant Star atau bintang raksasa mempunyai luminositas atau intensitas cahaya (energi yang dipancarkan oleh bintang per detik)
mencapai 1.000 kali luminositas matahari dan bisa 200 kali lebih besar. Contoh bintang yang termasuk ke dalam Giant Star
yaitu Aldebaran, atau Alpha Tauri, yang merupakan bintang tercerah di konstelasi Taurus.
2. Supergiant star atau bintang super raksasa
Sejauh ini, bintang terbesar yang pernah ditemukan mempunyai luminositas 10 juta kali luminositas matahari. Jika matahari
mempunyai ukuran hingga sebesar itu maka tidak ada planet karena kemungkinan sudah tenggelam dan bintang ini ukurannya
lebih besar lagi dari itu. Contoh dari jenis bintang yaitu Betelgeuse, Rigel, dan Mu Cephei.
3. Dwarf atau bintang katai
Jenis bintang ini ukurannya jauh lebih besar daripada planet Bumi, tapi sangat kecil jika dibandingkan dengan kedua bintang
diatas. Matahari yang merupakan pusat tata surya kita termasuk ke dalam bintang jenis ini. Selama masa hidupnya, bintang
melalui banyak fase. Tatkala ukuran bintang sama dengan massanya, fase tersebut disebut fase Dwarf.
4. Bintang neutron
Bintang yang mempunyai massa dua kali dari matahari, setelah meledak menjadi supernova kemudian akan menjadi bintang
neutron. Bintang neutron tersebut akan meledak dan juga menghancurkan atom- atomnya, serta menyatukan proton dan
elektron sehingga hanya akan menyisakan neutron hasil fusi tersebut.
5. Pulsar
Bintang Pulsar atau pulsating star adalah bintang neutron yang dapat memancarkan getaran radiasi yang sifatnya
teratur (biasanya adalah gelombang radio dari kutub magnetiknya.

6. Magnetar
Magnetar adalah salah satu jenis dari bintang neutron. Bintang magnetar ini merupakan bintang neutron yang
mempunyai medan magnet yang jauh lebih kuat daripada bintang neutron sehingga dalam kekuatan tersebut terlihat
raksasa dan juga gagah.
6. Fenomena Fisika dan Kimia
Pada Bintang
1. Reaksi Nuklir dan Radiasi
Pada inti bintang terdapat reaksi fusi nuklir oleh Hidrogen dan Helium yang kemudian reaksi ini akan menghasilkan bahan bakar
yang akan menjadi sumber energi dari suatu bintang untuk menghasilkan cahaya. Cahaya ini akan memiliki sifat radiasi yang kuat
akibat dari pembakaran nuklir. Oleh karena itu radiasi bintang sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Fakta menarik bahwa cahaya
bintang yang kita lihat dari bumi merupakan cahaya dari masa lalu. Ini terjadi karena jarak bintang yang sangat jauh dari Bumi,
sehingga cahaya bintang akan sampai ke Bumi tergantung dari jaraknya.

2. Gravitasi dan Medan Magnet


Bintang memiliki gravitasi sangat besar yang dapat menarik benda-benda disekitarnya. Akibat dari adanya gravitasi ini, sebuah
bintang dapat menciptakan suatu sistem bintang dengan menarik berbagai benda angkasa seperti planet dan asteroid yang kemudian
akan mengorbit bintang tersebut. Medan magnet pada bintang dihasilkan dari bagian dalam bintang tempat sirkulasi konveksi
terjadi. Medan magnet mempengaruhi berbagai aktivitas di permukaan bintang seperti angin bintang, rotasi bintang, dan semburan
bintang.

3. Suhu
Suhu pada sebuah bintang mempengaruhi laju ionisasi berbagai unsur di dalamnya. Bintang masif dapat bersuhu hingga 50.000
derajat Celcius dan bintang kecil dapat memiliki suhu ribuan derajat Celsius. Suhu inti bintang akan lebih panas ketimbang suhu
permukaan karena pada inti bintang reaksi fusi nuklir yang menghasilkan panas terjadi.
THANK YOU !!
Does anyone have
any questions?

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai