Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Bintang

Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya. Bintang sebenarnya adalah bola gas
besar yang memiliki komponen utama hidrogen dan helium. Bintang ada yang mampu menghasilkan
cahaya sendiri namun ada juga yang cahayanya dipancarkan dari pantulan bintang lain.

Bintang yang dapat menghasilkan cahaya sendiri disebut bintang nyata, sedangkan bintang yang tidak
dapat menghasilkan cahaya sendiri disebut bintang semu.Meskipun bintang ada yang tidak dapat
menghasilkan cahaya sendiri, namun secara umum istilah bintang biasanya dipakai untuk benda langit
yang menghasilkan cahaya sendiri.

Bintang merupakan semua objek bermassa antara 0,08 – 200 kali massa Matahari yang sedang atau
pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. Contoh bintang adalah Matahari
yang merupakan bintang paling dekat dengan Bumi.

Ciri-Ciri Bintang

Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa ciri-ciri atau karakteristik bintang ditinjau dari segi
ukuran, massa, komposisi, struktur inti, suhu, umur, kinematika, rotasi, dan medan magnetnya.

Ukuran Bintang

Semua bintang kecuali Matahari tampak seperti titik-titik kecil apabila dilihat dari Bumi dengan mata
telanjang. Hal ini dikarenakan jaraknya yang sangat jauh dari Bumi. Sementara itu Matahari terlihat
sangat besar dikarenakan Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi. Meskipun bintang tampak
seperti titik, namun ukuran sebenarnya dari bintang sangat besar dan bervariasi, ada bintang yang
ukurannya hanya 20 – 40 km, adapula yang ukurannya mencapai 900 km.

Massa Bintang

Karena ukuran bintang yang bervariasi, maka massa bintang juga bervariasi. Yang jelas, suatu benda
langit dapat dikatakan bintang apabila ia menghasilkan cahaya sendiri dan memiliki massa 0,08 – 200
kali massa Matahari. Salah satu Bintang yang paling besar adalah Eta Carinae yang massanya mencapai
100 – 150 kali massa Matahari.

Komposisi Bintang

Bintang-bintang yang terdapat di Galaksi Bimasakti memiliki komposisi yang tersusun atas 71% hidrogen
dan 27% helium serta sisanya berupa unsur-unsur yang lebih berat. Karena unsur-unsur yang lebih berat
tersebut terus bertambah di awan molekul (tempat terbentuknya bintang), maka unsur yang dimiliki
oleh suatu bintang menjadi faktor utama untuk mengidentifikasi usia bintang tersebut. Selain itu, unsur
yang dimiliki oleh suatu bintang dapat memberikan informasi tentang sistem planet pada bintang
tersebut.

Struktur Inti Bintang

Bintang selalu memiliki bagian inti yang setimbang secara hidorstatis. Kesetimbangan hidrostatis ini
terjadi ketika tekanan dari dalam ke luar bintang mengimbangi gaya gravitasi yang menarik bintang dari
luar ke dalam. Selain kesetimbangan hidrostatis, inti bintang juga harus berada dalam kesetimbangan
termal (suhu).

Suhu/Temperatur Bintang

Suhu permukaan suatu bintang sangat ditentukan oleh besar kecilnya energi di intinya. Suhu suatu
bintang dapat diperkirakan dengan menganalisis indeks warna atau spektrum bintang. Bintang-bintang
yang besar biasanya memiliki suhu mencapai 50.000oC.

Usia Bintang

Umur atau usia bintang dapat diperkirakan dari massanya. Biasanya semakin besar massa suatu bintang
maka semakin muda umur bintang tersebut. Usia bintang yang banyak ditemui saat ini berada dalam
rentang 1 – 10 milyar tahun, namun adapula bintang yang umurnya lebih tua sedikit atau lebih muda.

Kinematika (Pergerakan) Bintang

Pengamatan kinematika bintang berdasarkan arah kecepatan radialnya, apakah menuju atau menjauhi
matahari dan pergeserannya secara melintang. Melalui data tersebut, astronom dapat mengetahui asal
mula, umur, bahkan struktur dan evolusi bintang serta galaksi di sekitarnya.

Rotasi Bintang

Spektroskopi adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan rotasi suatu bintang. Selain
menggunakan alat tersebut, kecepatan rotasi bintang juga dapat ditentukan dengan mengamati laju
rotasi bintik bintang. Bintang muda biasanya memiliki laju rotasi lebih cepat daripada bintang yang lebih
tua. Faktor yang mempengaruhi kecepatan rotasi bintang adalah medan magnet dan angin bintang.
Medan Magnet Bintang

Selain mempengaruhi suhu permukaan bintang, bagian inti bintang juga dapat menghasilkan medan
magnet. Medan magnet ini timbul karena terjadinya gerakan plasma seperti sebuah dinamo di dalam
inti bintang. Kekuatan medan magnetis bintang dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya adalah
massa, komposisi, dan aktivitasi yang terjadi di permukaan bintang.

Jenis Bintang

Bintang-bintang yang terdapat di jagad raya ini dapat diklasifikasikan berdasarkan efek luminosistas
dalam garis spektrum serta berdasarkan suhu dan warna. Berikut ini adalah macam-macam bintang
berdasarkan dua hal tersebut.

Macam-Macam Bintang Berdasarkan Efek Luminosistas

■ 0 (Maha Maha Raksasa)

■ I (Maharaksasa)

■ II (Raksasa Terang)

■ III (Raksasa)

■ IV (Sub-Raksasa)

■ V (Deret Utama)

■ VI (Sub-Katai)

■ VII (Katai Putih)

Macam-Macam Bintang Berdasarkan Suhu Permukaan dan Warna


Kelas Suhu Contoh
O Lebih dari 33.000 K Zeta Ophiuchi
B 10.500 – 30.000 K Rigel
A 7.500 – 10.000 K Altair
F 6.000 – 7.200 K Procyon A
G 5.500 – 6.000 K Matahari
K 4.000 – 5.250 K Epsilon Indi
M 2.600 – 3.850 K Proxima Centauri
Sistem Penamaan Bintang

Sistem penamaan bintang mengalami perkembangan dari masa ke masa. Secara garis besar ada tiga
sistem penamaan bintang yang dianut hingga saat ini, yaitu sistem penamaan Bayer, sistem penamaan
menurut IAU, dan sistem penamaan sesuai koordinat. Berikut ini penjelasannya.

Sistem Penamaan Bayer

Sebagian bintang sudah diberi nama sejak zaman dahulu yang berasal dari kebudayaan kuno. Sebagai
contoh semua rasi bintang diberikan nama Latin, tetapi nama-nama bintang di dalamnya kebanyakan
berasal dari bahasa Arab. Nama-nama tradisional seperti Sirius, Rigel, Vega, Arcturus, dan lain-lain hanya
digunakan untuk bintang-bintang yang sangat terang, yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

Bintang-bintang lainnya lebih sering dinamakan sesuai dengan Penamaan Bayer. Penemunya, Johann
Bayer, memperkenalkan sistem penamaan bintang dengan menggunakan abjad Yunani. Bintang-bintang
ini misalnya Alpha Canis Majoris, Alpha Centauri, Beta Aquarii, Beta Cassiopeiae, dan lain-lain.

Sistem Penamaan IAU

IAU atau International Astronomical Union adalah lembaga internasional yang bertugas untuk menamai
benda-benda langit, baik itu bintang, planet, maupun objek langit lainnya. Jika kalian menemuan sebuah
bintang baru dan ingin menamai bintang tersebut dengan nama kalian, maka harus mendaftarkan dulu
ke IAU.

Namun perlu kalian ketahui bahwa IAU tidak pernah membuka kesempatan bagi siapapun untuk
menamai bintang sesuai nama penemunya. IAU berpendapat bahwa para astronom lebih baik fokus
untuk mempelajari bintang dan benda langit lainnya daripada pusing mencara nama yang cocok.

Sistem Penamaan Koordinat

Sistem penamaan bintang yang terakhir adalah berdasarkan letak koordinatnya. Sebagai contoh nama
bintang yang hanya berupa jajaran kode huruf dan angka seperti EBLM J0555-57Ab. Bintang ini
merupakan bintang redup dan sekaligus bintang terkecil di jagad raya.

Deretan angka dan huruf pada nama bintang tersebut bukan sekadar angka atau huruf asal, tetapi
merupakan posisi titik koordinat bintang itu di langit. Mengapa tidak diberi nama yang mudah diingat
seperti Canopus, Bellatrix, atau Polaris?
Menurut IAU, bintang diberi nama-nama seperti itu untuk mempermudah para astronom dalam
menemukan bintang-bintang tersebut dalam daftar yang berisi jutaan bintang.

Proses Pembentukan Bintang

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada dasarnya bintang adalah sebuah bola gas besar yang
terbentuk dari gas dan debu. Bintang terbentuk di dalam awan molekul, sebuah area yang luas dengan
kerapatan tinggi. Sebagian besar komponen yang terdapat pada awan ini adalah hidrogen, helium dan
beberapa elemen atau unsur berat lainnya.

Proses terbentuknya bintang diawali dengan ketidakstabilan gravitasi di dalam awan molekul. Gangguan
ini biasanya dipicu oleh gelombang supernova akibat benturan dua galaksi. Ketidakstabilan gravitasi ini
akan membuat awan yang massanya dapat mencapai ribuan kali massa Matahari menjadi runtuh
dengan gaya gravitasinya sendiri.

Bintang bintang ini terbentuk secara berkelompok karena awan molekul yang runtuh sangatlah besar,
kemudian barulah mereka terpecah menjadi konglomerasi individual. Lama kelamaan bintang tersebut
akan semakin bertambah kerapatannya. Pada proses ini energi gravitasi akan diubah menjadi energi
panas sehingga meningkatkan temperaturnya.

Ketika tercapainya kesetimbangan hidrostatik, maka sebuah protobintang akan terbentuk di intinya.
Ketika peningkatan temperatur di inti protobintang mencapai angka 10 juta Kelvin, maka hidrogen di inti
akan menjadi helium dalam suatu reaksi termonuklir. Proses ini berlangsung selama puluhan juta tahun.

Apabila kandungan hidrogen di inti bintang habis, maka inti tersebut akan mengecil dan membebaskan
energi panas dan memanaskan lapisan luar bintang. Lapisan luar yang masih mengandung banyak
hidrogen ini akan mengembang dan warnanya menjadi merah.

Seiring berjalannya waktu bintang tersebut akan menjadi bintang super raksasa merah kemudian
membentuk nova hingga akhirnya ia hancur. Bintang yang hancur ini bisa berubah menjadi bintang
neutron atau lubang hitam, tergantung dengan kondisinya.
Contoh dan Gambar Bintang

Berikut ini adalah beberapa contoh bintang terdekat dari Matahari beserta gambar dan penjelasannya,
mulai dari Alpha Centauri, Bintang Barnard, Wolf 359, Lalande 21185, dan Sirius.

Alpha Centauri

Alpha Centauri dikenal juga sebagai Rigil


Kentaurus adalah bintang paling cerah dalam
rasi Centaurus. Walaupun tampak seperti
satu titik dilihat dengan mata telanjang,
bintang ini sebenarnya memiliki tiga
komponen bintang. Antara lain; Alpha
Centauri A (α Cen A), Alpha Centauri B (α
Cen B dan komponen ketiga disebut Proxima
Centauri (α Cen C). Alpha Centauri adalah
sistem bintang terdekat dari Bumi kita,
dengan jarak 4,2 sampai 4,4 tahun cahaya.

Bintang Barnard
Bintang Barnard adalah bintang katai
merah yang memiliki massa sangat kecil.
Terletak sekitar 6 juta tahun cahaya dari
Bumi. Bintang ini merupakan bintang
terdekat yang terletak di rasi bintang
Ophiuchus, dan bintang keempat
terdekat dari Matahari, setelah ketiga
komponen Bintang dalam sistem Alpha
Centauri.

Wolf 359

Wolf 359 adalah bintang katai merah yang terletak di


konstelasi Leo, dekat ekliptika. Berjarak sekitar 7,8
tahun cahaya dari Bumi, dan memiliki magnitudo
tampak sebesar 13,5 dan hanya dapat dilihat dengan
teleskop besar. Wolf 359 adalah salah satu bintang
terdekat dengan tata surya kita, setelah Alpha
Centauri, Proxima Centauri, dan bintang Barnard.
Kedekatannya pada Bumi menyebabkan Bintang ini
banyak disebut dalam beberapa karya fiksi.
Lalande 21185

Lalande 21185 adalah bintang merah


kecil di konstelasi Ursa Major. Berjarak
sekitar 8,3 tahun cahaya dari Bumi.
Walaupun relatif dekat, namun demikian
terlalu redup dilihat dengan mata
telanjang. Dalam waktu sekitar 19.900
tahun, Lalande 21185 akan berada pada
jarak terdekatnya sekitar 4,65 ly (1,43 pc)
dari Matahari.

Sirius

Sirius adalah bintang paling terang di langit


malam yang terletak di rasi Canis Major.
Sirius dapat dilihat hampir di semua tempat
di permukaan Bumi kecuali oleh orang-orang
yang tinggal pada lintang di atas 73,284°
utara. Sirius adalah salah satu sistem bintang
terdekat dengan Bumi pada jarak 2,6 parsec
atau 8,6 tahun cahaya.

Anda mungkin juga menyukai