Anda di halaman 1dari 14

EVOLUSI BINTANG

OLEH : January Wahyu Zulfitrah (3)


M. Rozan Zayan (8)
Raihan Rasyid (24)
M. Rohman Anas Maaruf (16 )

Kelas : X DPIB 2

SMK NEGERI 1 BLITAR


Jl. Kenari No. 30 Kota Blitar Telp. 0342-801947
2023

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Evolusi Bintang ” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Dengan karya ini saya berharap dapat membantu kita semua dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa Indonesia melalui makalah “ evolusi bintang” dari kami.

Demikian yang bisa sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Blitar, 17 Mei 2023

January Wahyu Zulfitrah

DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Evolusi bintang
B. Sumber energi bintang
C. Kelahiran bintang
D. Tahap evolusi lanjut
E. Kematian bintang
BAB III PENUTUP
A. Kesimpuln
B. Saran

BAB I
PENDAHULUAN
3
A. LATAR BELAKANG
Bintang dikenal sebagai objek langit yang tampak di malam hari. Sebuah cahaya titik
yang berkerlap-kerlip, dan terkadang bila diperhatikan dengan seksama, wamanya berubah-
ubah dari putih ke biru atau merah dan sebaliknya. Sebenarnya bintang merupakan bola gas
yang terbentuk karena gaya gravitasinya sendiri. Cahaya bintang berasal dari hasil reaksi fusi
nuklir di mana hidrogen digabungkan untuk menghasilkan. helium, gelombang
eletromagnetik, dan energi Bintang memancarkan energinya relatif konstan/stabil setiap saat.
Jadi, perubahan yang terjadi tidak berasal dari bintang itu sendiri. Lalu, bagaimana bintang
bisa tampak berkedip.

Penyebab utamanya adalah karena bumi memiliki atmosfer dengan temperatur yang
berbeda-beda, menyebabkan lapisan-lapisan udara tersebut bergerak-gerak sehingga
menimbulkan turbulensi. Turbulensi ini bentuknya sama seperti ombak atau gelombang di
laut dan kolam renang

Pada zaman dahulu, orang mengira semua objek di langit adalah bintang Hingga mereka
mulai mengamati dan menyadari bahwa ada beberapa objek langit yang memiliki
perpindahan berbeda dengan yang lain, juga tidak berkedip. Dan diketahuilah bahwa benda
tersebut planet, bukan bintang Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan
instrumentasi astronomi, diketahui bahwa bintang yang ada di langit tidak seluruhnya benar-
benar bintang, melainkan terbagi-bagi lagi menjadi beberapa kategori. Ada nebula, awan gas
debu yang merupakan cikal bakal bintang. Cluster, yang merupakan sekumpulan bintang.
Bintang itu sendiri, yang terbagi menjadi dua kategori yaitu bintang tunggal dan
multiple stars, dan Planetary nebula.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu evolusi bintang?
2. bagaimana sumber energi bintang?
3. bagaimana kelahiran bintang?
4. apa yang dimaksud tahap evolusi lanjut?

5. bagaimana akhir dari kematian bintang?

C. TUJUAN PEMULIHAN
1. Memahami Definisi evolusi bintang
2. Mengatahui dan Memahami sumber energi bintang
3. Mengetahui kelahiran bintang

4
4. Mengetahui tahapan evolusi bintang
5. Mengetahui bagian akhir dari evolusi bintang

BAB II
PEMBAHASAN

A. Evolusi Bintang

5
Bintang merupakan benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri.
Lalu yang dimaksud evolusi bintang adalah perubahan perlahan-lahan sejak suatu
bintang terjadi sampai menjadi bintang yang stabil, kemudian memasuki deret utama
dalam waktu yang lama, kemudian menjadi bintang raksasa merah, lalu mengalami
keadaan degenerasi, seterusnya melontarkan sebagaian masanya bagian luar dan
membentuk masa kecil dengan kerapatan yang besar. Sampai menjadi bintang neutron
dan black hole melalui beberapa tahapan.

Bintang tidak berbeda jauh dengan manusia atau makhluk hidup yang ada di
Bumi. Bintang dilahirkan, berkembang, dan pada akhirnya padam, tidak bersinar lagi.
Bedanya, tentu saja bintang tidak berkembang biak. Proses evolusi bintang ini, bila
dibandingkan dengan usia manusia atau bahkan usia seluruh peradaban manusia,
tentunya memakan waktu yang sangat lama hingga milyaran tahun.

B. Sumber Energi Bintag

Di pertengahan abad ke-19, Lord Kelvin dan Hermann von Helmholtz, dengan
menggunakan teori konservasi energi mempostulatkan bahwa energi yang dihasilkan
Matahari berasal dari pengerutan gravitasi. Proses pengerutan mengubah energi
gravitasi menjadi energi panas dan meningkatkan suhu di inti Matahari.

Perkembangan fisika kuantum, menclurkan teori baru akan pembangkitan


energi didalam bintang. Adalah Sir Arthur Eddington pada 1920 yang
mengemukakannya untuk pertama kali, melibatkan dua proton yang bergabung untuk
membentuk satu inti helium dikuti dengan pelepasan energi. Pada 1939, Hans Bethe
mengemukakan mekanisme daur proton-proton untuk pembangkitan energi di dalam
bintang kelas matahari, melengkapi teori mekanisme daur karbon-nitrogen-oksigen
yang dikemukakan sebelumnya oleh Carl Friedrich von Weizsacker.
Energi yang begitu besar yang dibangkitkan dari reaksi CNO membuat bagian
luar bintang juga memiliki temperatur yang tinggi sehingga hampir semua atom
hidrogen berada dalam keadaan terionisasi. Hal ini menyebabkan foton-foton ultra
violet tidak menemui halangan dan lolos begitu saja, sehingga penghantaran energi
dengan cara radiasi lebih dominan di bagian kulit bintang.

Akibat reaksi pembakaran hidrogen, jumlah helium di pusat bintang


bertambah. Timbunana helium di pusat bintang ini disebut pusat helium Terjadi

6
pengerutan gravitasi secara perlahan pada pusat helium itu. Energi yang dibangkitkan
akibat pengerutan itu kecil sekali hingga gradien temperatur di situ kecil. Dengan kata
lain pusat helium ini bersifat isoterm (suhunya sama di semua tempat). Pusat helium
tidak lagi mengerut dengan perlahan tetapi runtuh dengan cepat. Massa kritis pusat
helium agar hal ini terjadi disebut batas Schonberg Chandrasekhar. Saat itu struktur
bintang berubah secara hebat. Bagian luar bintang akan memuai dengan cepat.
Bintang berevolusi menjadi bintang raksasa merah.?

Matahari atau bintang memancarkan cahaya ke segala penjuru, yang berarti


memancarkan radiasi elektromagnetik. Jika setiap saat memancarkan cahaya. Kalau
matahari tiap detik memancarkan tenaga 400. 000. 000.000. 000. 000. 000. 000. 000.
000. 000. 000. erg ( satu erg sama dengan 1/10.000.000 wat), maka matahari
berkekutan 40.000.000.000.000.000.000.000.000 wat. Dari mana matahari
mendapatkan tenaga yang sangat besar, tidak lain dan tidak bukan dari badannya
sendiri. Hal ini sesuai dengan
Rumus :

E = mc2

Ket: E = tenaga atau energy


m = massa

c = kecepatan cahaya

C. Kelahiran bintang
Pada dasarnya luar angkasa tidak benar-benar hampa udara. Tetapi tersusun atas partikel
gas dengan kerapatan yang sangat kecil. Jika ditakar dalam volume, kira-kira satu juta meter
kubik hanya berisi satu partikel gas. Walaupun demikian, tidak semua daerah antar bintang
memiliki kerapatan yang sama. Ada daerah yang lebih renggang dari pada itu dan ada daerah
yang lebih rapat dari itu. Dengan kata lain, persebaran partikel gas di ruang antar bintang
tidak merata. Bintang biasanya terentuk di daerah yang memiliki kerapatan yang tinggi
(untuk ukuran ruang hampa). Di daerah yang memiliki kerapatan tinggi gaya tarik menarik
antar partikel besar. Mengapa gayanya besar? Hal tersebut disebabkan jarak antar partikel
yang lebih rapat. Logikanya, semakin jauh jarak benda dengan bumi, gaya tarik bumi akan
semakin lemah. Gaya gravitasi ini juga berlaku pada partikel-partikel gas tadi.

7
Adanya gaya gravitasi menyebabkan semakin banyak partikel udara yang tertarik.
Semakin banyak partikel yang tertarik maka gaya gravitasinya akan semakin besar untuk
menarik partikel yang lebih has. Gaya gravitasi tersebut menyebabkan terjadinya pengerutan
di bagian inti gravitasi Di bagian inti, tumbukan antar partikel menjadi lebih sering terjadi
sehingga timbullah panas. Semakin banyak partikel udara di ruang angkasa yang tertarik
menyebabkan terjadinya pengerutan inti yang lebih kuat (karena gas yang mengumpul
menjadi semakin besar). Tumbukan akan semakin intens terjadi hingga pada suatu titik panas
yang terjadi akibat tumbukan cukup untuk melakukan reaksi termonuklir.

Siklus kehidupan bintang

Jadi intinya, ketika terjadi reaksi termonuklir maka bintang akan terbentuk. Ketika
panas yang dihasilkan oleh tumbukan tidak mencukupi untuk melakukan reaksi termonuklir,
maka bintang tak akan terbentuk. Gravitasi sangat menentukan apakah akan terbentuk
bintang atau tidak. Sedangkan gravitasi dipengaruhi oleh jumlah partikel udara yang
terkumpul (massa udara). Selain itu, komposisi partikel yang berkumpul akan menentukan
juga apakah kumpulan partikel tersebut akan menjadi bintang atau tidak. Komposisi senyawa/
unsur yang akan menjadi bintang adalah apabila kumpulan partikel tersebut tersusun sebagian
besar oleh unsur hidrogen dengan unsur lain dalam jumlah yang sedikit.

Bintang dikatakan baru lahir saat terjadi reaksi termonuklit di pusatnya dan bintang langsung
masuk kederet utama diagram Herzaprung-Russell Tahap yang berlangsung antara tahap
dimulai pemanasan di inti bintang yang mambangkitkan reaksi termonuklir dan saat bitang
masuk deret utama dinamakan tahap praderet utama.

8
D. Tahap Evolusi Lanjut

Suatu bintang yang telah menggunakan bahan bakar hidrogennya akan bergantung pada
massa bintang itu sendiri. Bila pembakaran hidrogen terhenti maka pengerutan gravitasi
berlangsung lagi yang menyebabkan suhu bintang meningkat lagi. Hal ini memungkinkan
terjadinya reaksi fusi helium dan unsur-unsur yang lebih berat kainnya. Bintang yang telah
memasuki usia tua akan segera menghabiskan energi fusi yang tersedia dan bintang
kehabisan energi dan akan mati. Proses ini bisa terjadi dengan membuang sisa-sisa energinya
secara perlahan-lahan dan berangsur menjadi bintang katai putih, atau bisa juga mengerut
menjadi bintang dengan kerapatan yang amat besar, menjadi bintang neutron ataukah black
hole.

Dalam awal lahirnya alam semesta ini, materi yang mula-mula dihasilkan terdiri dari
hidrogen 75% dan helium 25%. Sedang unsur-unsur kimia lainnya terbentuk dalam bintang
itu sendiri melalui reaksi nuklir yang terjadi pada bagian dalam bintang itu sendiri. Suhu
pembakaran untuk memungkinkan terjadinya reaksi ini adalah sekitar 107 K. Ketika hidrogen
berubah menjadi helium dan mencapai batas Schonberg, tekanan radiasi tidak mampu lagi
menahan tarikan gravitasi sehingga terjadi lagi pengerutan gravitasi. Pada suhu yang setinggi
ini energi kinetik termal sudah cukup mengatasi penolakan Coulomb dari inti helium
sehingga kini memungkinkan berlangsungnya reaksi fusi helium.

E. Kematian Bintang

9
1. Menuju Raksasa Merah
Bila sutau bintang telah mulai menghabiskan bahan bakar hidrogennya sehingga bintang
itu sendiri kebanyakan helium, maka fusi hidrogen tidak bisa terjadi lagi. Akibatnya tekanan
radiasi tidak lagi mampu menahan keruntuhan gravitasi. Oleh karena itu pusat helium mulai
runtuh sehingga terjadi lagi perubahan energi potensial gravitasi menjadi energi kinetik
termal sehingga pusat bintang bertambah panas. Kerapatan pusat bintang meningkat dari 100
gr/cm3 menjadi sekitar 105 gr/cm3 dan suhu naik menjadi 108K. Pada tingkat suhu ini mulai
terjadi fisi helium menjadi unsur- unsur ruang lebih berat seperti karbon, oksigen, dan neon.
Proses ini dinamakan pula dengan proses pembakaran helium. Menurut hukum Staan-
Boltzmann
W = T4
Karena energi per satuan has W berkurang maka suhunya T juga berkurang Dengan
demikian kini permukaan bintang suhunya menjadi semakin rendah sehingga cahayanya
menjadi semakin merah. Jadi pada tahapan ini bintang menjadi bintang yang sangat besar dan
dengan cahaya yang kemerahan sehingga disebut raksasa merah. Matahari juga dalam
evolusinya nanti juga akan mencapai tahap raksasa merah dan pada saat itu jejari matahari
akan sampai ke orbit Venus.

Bintang dalam tahap raksasa merah akan terus membakar helium dan mungkin juga
unsur-unsur yang lebih berat sampai siklus fusi ini berakhir dengan pembentukan

inti besi 56Fe. Oleh karenanya pusat bintang kerapatannya menjadi semakin besar,
sementara itu materi sekitarnya makin kehabisan hidrogen dan mengerut mengumpul di pusat
bintang. Hal ini menyebabkan pusat bintang makin kecil dan makin panas sampai suhunya
cukup tinggi untuk memenuhi terjadinya reaksi triple alpha

2. Menjadi Bintang Katai Putih (white dwarf)

Bintang katai putih merupakan fase akhir bintang yang berukuran kecil seperti
matahari. Matinya bintang diawali dengan habisnya unsur hidrogen di inti bintang. Habisnya
hidrogen menyebabkan tidak terjadinya reaksi thermonuklir di inti bintang. Reaksi
thermonuklir pada kondisi bintang normal tidak hanya memancarkan panas, tetapi juga
menahan gravitasi inti agar partikel yang ada di kulit tidak tertarik ke dalam dan
mengakibatkan bintang mengkerut. Dengan hilangnya reaksi thermonuklir di inti, maka
bintang akan mengkerut. Pengerutan bintang akan terus terjadi sampai pada suatu titik
intibintang kembai memancarkan energi. Pengerutan bintang menyebabkan jarak antar
partikel menjadi semakin mampat. Akibatnya tumbukan antar partikel menjadi lebih sering

10
terjadi. Akibat tumbukan tersebut, timbullah panas. Panas tersebut yang memicu terjadinya
reaksi lanjutan yang membakar helium menjadi karbon.

Energi yang dipancarkan inti lebih besar dari pada pada saat bintang dalam kondisi
normal. Akan tetapi, karena selubung membesar, energi tersebut di distribusikan pada kuasan
yang lebih luas sehingga suhu permukaan menjadi lebih rendah. Jadi pada saat bintang
berwarna merah, dan memiliki ukuran bintang membesar, tetapi suhunya menjadi lebih
rendah. Warna merah menunjukkan penurunan suhu. Seperti pada api di bumi, api biru lebih
panas daripada api merah. Ketika sebuah bintang berwarna merah, suhu bintang pada bagian
selubung turun.

Selanjutnya ketika bintang kehabisan unsur helium di inti, maka bintang akan menjadi
semakin mengkerut. pengerutan bintang akan terus terjadi sampai pada suatu titik bintang
tidak bisa mengkerut lagi karena sudah sangat mampat. Ketika bintang dalam kondisi ini,
bintang dalam kondisi stabil mampat. Bintang ini akan memancarkan cahaya lemah sampai
benar-benar mati. Fase inilah yang disebut bintang katai putih. Inti pada bintang katai putih
beragam. Pada umumnya reaksi thermonuklir hanya sampai pada pembentukan inti karbon.
Tetapi ada jenis lain seperti oksigen atau neon.

Pada kondisi katai putih, bintang dalam kondisi stabil karena elektron mengalami degenerasi
dalam kondisi yang mampat. materi inti mampu menahan gravitasi bintang sehingga tidak
mengalami keruntuhan lebih lanjut tanpa mengalami perubahan volume. Hal inilah yang
meyebabkan bintang dalam kondisi stabil karena bahan bakar bintang semakin sedikit, maka
bintang perlahan-lahan tidak memancarkan cahaya lagi atau disebut dengan bintang Katai
Hitam.

3. Terjadinya Nova dan Supernova

Sering terjadi suatu bintang dengan tiba-tiba memancarkan ledakan cahaya, luminositasnya
meningkat sampai terlihat dengan mata telanjang seakan muncul suatu bintang baru. Kejadian
ini dinamakan Nova. Cahaya nova ini bisa tetap terang sampai beberapa hari atau beberapa
minggu, lalu kemudian perlahan memudar.

11
Menurut teori terbaru, nova terjadi dalam sistem bintang ganda yang berdekatan dimana
tingkat evolusi akhirnya dipengaruhi oleh pasangannya. Bila kedua pasangan bintang ganda
itu memiliki massa yang berbeda, yang lebih besar akan berevolusi lebih cepat dan lebih
dahulu mencapai tingkat katai putih.

Penimbunan materi ini menyebabkan kenaikan suhunya sampai mendekati bagian dalam
katai putih yang terdegenerasi sehingga menimbulkan ketidakstabilan, yang secara eksplosif
menyulut pembakaran hidrogen melalui daur CNO sehingga terjadi suatu ledakan energi dan
hamburan materi yang telah terakumulasi pada katai putih itu. Luminositasnya meningkat
dengan cepat sampai puluhan ribu kali lebih terang sehingga sepertinya tampak di langit
tercipta bintang baru. Oleh karena itu, diberi nama "novae" yang artinya baru.

Kebanyakan nova tidak tampak oleh mata telanjang meskipun pada terang maksimumnya
yang dapat mencapai magnitudo mutlak -6 sampai -9 karena jaraknya yang sangat jauh.
Meskipun diperkirakan tiap tahunnya pada galaksi kita terjadi beberapa puluh ledakan nova,
tetapi kebanyakan tidak tampak oleh mata telanjang. Tiga supemova yang sangat terkenal
yang teramati selama milenium kedua dalam galaksi kita adalah:

a) Supernova tahun 1054 di rasi Taurus (seperti yang disebutkan dalam almanak
b) Bintang Tycho tahun 1572 di rasi Cassiopica
c) Supernova tahun 1604 di rasi Serpen yang disebutkan oleh Kepler dan Gellileo.

4. Bintang Neutron
Bintang Netron merupakan fase selanjutnya. Apabila massa bintang cukup besar, maka
pemanpatan/pengerutan bintang akan menyebabkan reaksi berikutnya yaitu pengubahan
karbon menjadi unsur yang lebih berat yaitu oksigen. Ketika karbon habis maka pemampatan
akan kembali terjadi hingga. Terjadi reaksi pembentukan unsur yang lebih berat seperti silica
hingga terbentuk besi. Besi merupakan unsur terberat yang dapat dibentuk oleh sebuah
bintang Ketika dalam kondisi ini, membuat bintang seperti bawang merah atau kue lapis. Di
inti terjadi pembentukan besi, di kulit terkar terjadi pembentukan helium.

5. Black Hole atau Lubang Hitam


Apa yang terjadi apabila gelombang kejut dari peluruhan besi tidak mampu
menghancurkan bintang? Bintang akan berevolusi menjadi objek lain yang memiliki gravitasi
yang sangat besar. Gravitasi tersebut bahkan dapat membelokkan atau membuat cahaya
terperangkap. objek tersebut dinamakan lubang hitam atau black hole.

Gravitasi inti akan meruntuhkan bintang menjadi sesuatu yang sangat mampat. Bintang
yang bermassa besar akan mengalami pengerutan sehingga menjadi sangat mampat. Ketika
gelombang kejut inti neutrino tidak mampu menahan keruntuhan bintang, maka bintang akan

12
menjadi semakin mampat sehingga massa jenisnya juga akan semakin besar. Besarnya massa
akan membuat gravitasi juga besar hingga terbentuk sebuah inti yang bahkan bisa
membelokkan cahaya dengan gravitasinya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bintang merupakan benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri. Lalu yang
dimaksud evolusi bintang adalah perubahan perlahan-lahan sejak suatu bintang terjadi sampai
menjadi bintang yang stabil, kemudian memasuki deret utama dalam waktu yang lama,
kemudian menjadi bintang raksasa merah, lalu mengalami keadaan degenerasi, seterusnya
melontarkan sebagaian masanya bagian luar dan membentuk masa kecil dengan kerapatan
yang besar. Sampai menjadi bintang neutron dan black hole melalui beberapa tahapan.

Bintang lahir dari sekumpulan awan gas dan debu yang kita sebut nebula. Ukuran awan
ini sangat besar (diameternya mencapai puluhan SA) tetapi kerapatannya sangatrendah. Awal
dari pembentukan bintang dimulai ketika ada gangguan gravitasi (misalnya, ada bintang
meledak/supernova), maka partikel-partikel dalam nebula tersebut akan bergerak merapat dan
memulai interaksi gravitasi di antara mereka setelah sebelumnya tetap dalam keadaan
setimbang Akibatnya, partikel saling bertumbukan dan temperatur naik.

Tidak semua bintang mengakhiri hidupnya dengan meledak menjadi supernova, yaitu
hanya terjadi pada bintang yang massanya 8 kali massa matahari atau lebih massif dari

13
matahari. Supernova akan terjadi ketika bintang tersebut tidak lagi memiliki cukup bahan
bakar untuk proses fusi di inti bintang. Menciptakan tekanan kehuar sehingga memicu
terjadinya dorongan gravitasi kedalam massa bintang yang besar.

B. Saran

Melalui makalah ini kitabisa lihat dan memperhatikan secara serius bagaimanaevolusi
bintang terjadi dan mengalami perubahan perlahan-lahan sejak suatu bintang terjadi sampai
menjadi bintang yang stabil, kemudian memasuki deret utama dalam waktu yang lama,
kemudian menjadi bintang raksasa merah, lalu mengalami keadaan degenerasi, seterusnya
melontarkan sebagaian masanya bagian luar dan membentuk masa kecil dengan kerapatan
yang besar. Sampai menjadi bintang neutron dan black hole melalui beberapa tahapan.

14

Anda mungkin juga menyukai