Evolusi Bintang
Proses evolusi bintang berlangsung dalam jutaan tahun
Bagaimana mengamati evolusi bintang ?
Alam semesta dipenuhi berbagai bintang dengan
berbagai tahap evolusi
Dengan mengamati setiap tahap evolusi kita bisa
mempelajari evolusi bintang secara utuh.
Awan Gas Protobintang
Evolusi Bintang
Maharaksasa Merah
Raksasa Merah Bintang Deret
Utama
HIDROGEN
Bintang-bintang termasuk Matahari memancarkan
cahaya sendiri.
Luminositas Matahari = 3,9 x 1033 erg / det.
Energi yang dipancarkan Matahari dalam sedetik sama
dengan energi yang dibangkitkan oleh semua pembangkit
energi buatan manusia selama jutaan tahun
Apakah sumber energi Matahari dan bintang-bintang
lain?
Hidrogen unsur paling sederhana di alam unsur
terbanyak terdapat di alam
Materi di dalam bintang umumnya sebagian besar terdiri
atas hidrogen
Bintang-bintang yang
baru lahir di Nebula Orion
yang diamati oleh
teleskop ruang angkasa
Hubble
Empat protobintang yang berada di Nebula Orion yang diamati oleh
Teleskop Ruang Angkasa Hubble. Pada gambar ini tampak protobintang
diselubungi oleh gas bagaikan ulat yang masih berada dalam
kepompong. Selubung gas ini nantinya bisa membentuk planet-planet
yang akan beredar di sekeliling bintang-bintang tersebut.
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/2001/13/image/a
Protobintang ganda yang diamati oleh Teleskop
Ruang Angkasa Hubble
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/1998/19/image/f
Kelahiran bintang bersamaan dari suatu awan antar
bintang yang besar, didukung oleh pengamatan.
http://hubblesite.org/gallery/showcase/stars/s2.shtml
Gelombang kejut yang menyerupai busur di
sekitar bintang sangat muda LL Ori yang diamati
oleh Teleskop Ruang Angkasa Hubble
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/2002/05/image/a
Akibat gelombang kejut ini, gas dingin di sekitarnya
akan mengalami pemampatan hingga terbentuk
kondensasi dan terbentuklah bintang baru
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/1999/20
JEJAK EVOLUSI PRA DERET UTAMA
Jejak evolusi suatu bintang dapat diikuti pada diagram H-R
Diagram Hertzsprung-Russel (Diagram H-R)
15 M
4
5 M
Log L/L
2
3 M
1 M
log Te
JEJAK EVOLUSI PRA DERET UTAMA
Jejak evolusi suatu bintang dapat diikuti pada diagram H-R
log Te
A
Kerapatan materi protobintang awalnya seragam,
kemudian materi makin merapat ke arah pusat
Materi protobintang ini sebagian besar hidrogen
Pada temperatur yang rendah kebanyakan hidrogen
berupa molekul H2
Dengan meningkatnya temperatur, tumbukan antar
molekul semakin sering dan semakin hebat.
B
log L/L
Evolusi pra
D C
deret utama
log Te
Karena kekedapan (κ) menurun dengan naiknya temperatur
B
log L/L
Evolusi pra
D C
deret utama
log Te
Karena bintang tetap mengerut selama luminositasnya
meningkat, permukaan bintang menjadi panas, bintang
bergerak ke atas dan ke kiri dalam diagram H-R
B
log L/L
Evolusi pra
D C
deret utama
log Te
Bintang mengerut dengan radiusnya mempunyai Protobintang menjadi bintang Pra
harga terbesar yang diperbolehkan oleh Deret Utama. L >, karena materi
kesetimbangan hidrostatis masih renggang sehingga energi
bebas terpancar keluar.
B
log L/L
Evolusi pra
D C
deret utama
log Te
Waktu yang diperlukan sebuah bintang berevolusi dari
awan antar bintang menjadi bintang deret utama
bergantung pada massanya.
Makin besar massa bintang, makin singkat waktu yang
diperlukan untuk mencapai deret utama
Waktu yang diperlukan bintang utk
mencapai deret utama
Massa Waktu
(M) (tahun)
15 0,2 x 104
5 5,8 x 105
2 8 x 106
1 5 x 107
0,5 1 x 108
Contoh bintang pra deret utama : Bintang T Tauri
http://www.ifa.hawaii.edu/ao/images/TTauri/FULL_ring.html
Apabila massa protobintang terlalu kecil, maka temperatur
di pusat tidak cukup tinggi untuk melangsungkan reaksi
pembakaran hidrogen
Batas massa untuk bisa berlangsungnya pembakaran
hidrogen adalah 0,1 M (0,08 M)
Protobintang dengan massa lebih kecil dari batas ini
akan mengerut dan luminositasnya menurun
Protobintang akan mendingin menjadi bintang
katai coklat (Brown Dwarf)
Paramater fisik bintang katai coklat:
Luminositas : 2 x 10-6 L
Temperatur : 700 K
Massa : 20 - 50 MJ = 0,02 – 0,05 M
Bintang katai coklat Gliese 229B yang diamati oleh
teleskop Palomar (kiri) dan yang diamati oleh Teleskop
ruang angkasa Hubble.
http://imgsrc.hubblesite.org/hu/db/1995/48/images/a/formats/web_print.jpg
Bintang katai coklat TWA 5B yang diamati oleh satelit Sinar-X
Chandra. Bintang katai coklat ini mengorbit bintang ganda
muda yang dikenal sebagai TWA 5A. Bintang ini jaraknya 180
tagun cahaya dan berada di konstelasi Hydra. Bintang katai
coklat ini mengorbit bintang ganda pada jarak 2,75 kali jarak
Matahari ke Pluto.
SIFAT BINTANG DI DERET UTAMA
Energi yang dipancarkan bintang pada tahap pra deret
utama berasal dari pengerutan gravitasi.
Akibat pengerutan gravitasi, temperatur di pusat
menjadi semakin tinggi.
Pada temperatur sekitar 10 juta derajat, inti hidrogen
mulai bereaksi membentuk helium.
Energi yang dibangkitkan oleh reaksi ini menyebabkan
tekanan di dalam bintang menahan pengerutan
gravitasi dan bintang menjadi mantap.
Bintang mencapai deret utama berumur nol (zero
age main sequence – ZAMS)
Kedudukan deret utama berumur nol dalam
diagram H-R bergantung pada komposisi kimia
bintang.
4
1,0
X = 0,75 Kedudukan ZAMS untuk
y = 0,001
bintang dengan berbagai
0,8 1,0 komposisi kimia dan
Mbol
0,6 0,8
0,6
8
1,0
X = 0,75
4
y = 0,001
0,8 1,0
Mbol
X = 0,999
6 Z = 0,001
0,6 0,8
0,6
8
log L/L
log Te
L M3,5
Makin besar massa bintang, makin besar pula luminositasnya
t M-2,5
M/M TE (tahun)
15,0 1,0 x 107
10,0 2,0 x 107
5,0 7,0 x 107
3,0 2,0 x 108
1,5 2,0 x 109
1,0 1,0 x 1010
Bintang-bintang dalam suatu gugus bintang mempunyai berbagai
massa; Ketika bintang bermassa kecil masih berada di tahap
deret utama, bintang bermassa besar sudah berakhir hidupnya
Globular Cluster M55
3 3 4
1
2
3 M
5
4 5
3
1 2
1
1 M
0
4
Titik 1 s/d 3 : kedudukan deret
utama
3 4
Log L/L
6
3 1
2 5
Di titik 3 sebagian besar
5 M
hidrogen di pusat sudah habis
2
Setelah hidrogen di pusat habis
1 pusat helium
6
3 1
2
bintang raksasa merah.
5
5 M Jejaknya dalam diagram H-R
2 menuju ke kanan (titik 5) yang
disebut cabang raksasa merah
1
(red giant branch; RGB)
0 Pusat yang mengerut
temperaturnya makin tinggi
4,6 4,4 4,2 4,0 3,8 4,4 hingga helium di pusat yang
log Te tadinya merupakan abu sisa
pembakaran hidrogen,
sekarang menjadi bahan bakar
Di titik 6, temperatur di pusat sudah cukup tinggi mencapai ratusan
juta derajat, berlangsunglah reaksi triple alpha yang mengubah helium
menjadi karbon dan oksigen (He C + O)
6
3 1
2 5
5 M
Pusat Helium
2
4
Selang waktu evolusi bintang 5 M
• 1 – 3 : 5 x 107 tahun
3 4
Log L/L
6
3 1
5 M
2 5 pembakaran hidrogen di pusat
2 (deret utama)
• 3 – 5 : 4 x 106 tahun
1
pembakaran hidrogen di
0 selubung
• 6 – .. : 1 x 107 tahun
4,6 4,4 4,2 4,0 3,8 4,4
log Te pembakaran helium di pusat
EVOLUSI BINTANG BERMASSA 1 M
Di deret utama: terjadi
pembakaran hidrogen menjadi
helium di pusat (terbentuk pusat
helium di pusat bintang)
Setelah massa bintang
mencapai batas Schonberg-
Chandrasekhar (10 – 15%
massa Matahari), bintang
meninggalkan deret utama dan
menjadi bintang raksasa merah
(red giant) dimana radius dan
terangnya mencapai puluhan
kali dari yang sekarang (utk
Matahari terjadi setelah
umurnya 10 miliar tahun).
Temperatur di pusat cukup tinggi Kilatan Helium keadaan
terjadi pembakaran helium degenerasi kerapatan
Bintang bermassa < 2 – 3 M , reaksi
elektron di pusat sangat tinggi
tidak stabil laju reaksi meningkat Akibatnya temperatur di pusat
Kilatan Helium (Helium flash) meningkat tinggi elektron
tidak lagi terdegenerasi gas
kembali sbg gas ideal reaksi
berlangsung stabil
temperatur efektif meningkat,
besar bintang menyusut shg
Kilatan helium
luminositas menurun jejak
menuju ke kiri bintang di
Cabang Horizontal (Horizontal
branch [HB])
Bintang HB terjadi
pembakaran helium di pusat
dan pembakaran hidrogen di
selubung
Helium di pusat habis, menjadi
karbon dan oksigen
Kilatan Helium
Bintang bermassa besar ( > 2 – 3 M) tidak terjadi
kilatan helium karena tekanan di pusat naik jika
temperatur naik (sifat gas ideal : P T)
Tekanan naik menyebabkan gas di pusat bintang memuai
sehingga temperatur turun menahan laju reaksi hingga
tidak meningkat cepat reaksi pembakaran helium stabil
4 15 M
Luminositas
2
3 M
0
1 M
-2
Cabang
Raksasa Setelah terjadi kilatan
Merah
2 helium, kedudukan
bintang di diagram H-R
1
akan menyebrang ke
0
cabang horizontal
Setelah itu bintang
4,6 4,4 4,2 4,0 3,8 4,4
log Te
mengembang ke tahap
AGB (radius = 1 – 1,5 AU)
Lapisan Helium di selubung
hidrogen pembakaran helium berkurang
tekanan turun lapisan
hidrogen ‘ambruk’ mengerut
temperatur naik reaksi
Selubung pembakaran hidrogen pembakaran hidrogen menjadi
helium meningkat
Pusat karbon- menambah lapisan helium
oksigen
pembakaran helium terpacu
kembali
Lapisan
helium Terjadi kilatan helium di selubung
menaikan tekanan lapisan
hidrogen mengembang kembali
dan mendingin pembakaran
Selubung pembakaran helium
helium menurun kembali
Struktur pusat bintang AGB
Peristiwa di atas akan terulang
lagi
Peristiwa tsb akan menaikkan luminositas berpuluh kali
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/1999/01/
Planetary Nebula NGC 3132 yang diabadikan oleh
teleskop Ruang Angkasa Hubble. Planetary nebula ini
berjarak 2 000 tahun cahaya
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/1998/39/
Hydrogen-alpha (red)
ionized nitrogen (green)
neutral oxygen (blue)
Planetary Nebula Mata Kucing (Cat’s Eye Nebula - NGC 6543 yang
diabadikan oleh teleskop Ruang Angkasa Hubble. Planetary nebula
ini merupakan planetary nebula yang sudah tua ( 1 000 tahun)
dan penampilannya sangat komplek. Jaraknya 3 000 tahun cahaya
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/1995/01/
hydrogen (green)
ionized nitrogen (red)
doubly-ionized oxygen (blue)
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/1996/07/
Planetary Nebula NGC 2440. Pusatnya adalah bintang katai putih
yang baru terbentuk, merupakan bintang terpanas yang diketahui
(temperaturnya 200 000 derajat)
Bintang yang massanya terlalu kecil ( 0,5 M) tak akan
mampu melangsungkan reaksi pembakaran helium.
Supernova
Supernova 1987A
yang diamati oleh
teleskop Hubble
Eta Carinae yang berjarak
lebih dari 8000 tahun
cahaya dan berdiameter 10
milyar kilometer (hampir
sama dengan diameter
tatasurya). Eta Carinae
merupakan sisa-sisa
ledakan supernova yang
terjadi sekitar 150 tahun
yang lalu.
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/1996/23/
Pada bulan Januari 2002,
sebuah bintang yang
lemah cahayanya tiba-tiba
menjadi 600 000 kali lebih
terang daripada Matahari
sehingga menjadi bintang
paling terang dalam galaksi
kita. Bintang yang bernama
V838 Monocerotis ini baru
saja meledakan dirinya
menjadi supernova.
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/2003/10/
BINTANG NEUTRON DAN LUBANG HITAM
Pusat bintang yang runtuh menjadi sangat mampat.
Elektron di pusat bintang akan terhimpitkan sehingga
makin dekat dengan inti.
Akhirnya banyak elektron menembus inti.
Elektron yang menembus inti ini menyatu dengan
proton membentuk neutron
Akibatnya akan terbentuk gas yang kaya dengan neutron.
Apabila rapat massa gas mencapai 1015 gram per
cm3 (satu milyar ton per cm3), hampir seluruh
materi berupa neutron.
Pada keadaan yang sangat mampat ini, gas neutron
terdegenerasi.
Neutron yang terdegenerasi ini akan memberikan
tekanan balik yang menghentikan pengerutan.
Bintang neutron
(anak panah) yang
diabadikan oleh
teleskop Hubble
Teori bahwa bintang neutron terbentuk dari ledakan
supernova sudah diajukan pada tahun 1934 oleh Baade
dan Zwicky.
Perhitungan teori mengenai struktur bintang
neutron telah dilakukan oleh Oppenheimer dan
Volkoff pada tahun 1939.
Bintang neutronnya baru ditemukan pada tahun
1967 oleh seorang mahasiswi yang bernama Jocelyn
Bell.
Bintang neutron yang ditemukan Bell ini adalah
bintang neutron yang berputar cepat yang disebut
dengan Pulsar (pulsating radio source)
Pulsar ini memancarkan gelombang radio dari
kutub magnetnya pada arah tertentu, sehingga
pulsar tampak seperti berdenyut (Dari pengamatan
dengan teleskop radio, pulsar memancarkan sinyal
yang berulang dengan irama yang tetap).
Animasi ledakan supernova hingga bintang menjadi Pulsar
Pada tahun 1967, di tengah
nebula kepiting ini
ditemukan sebuah pulsar
yang dikenal dengan nama
Pulsar Kepiting yang
berdenyut dengan periode
0,033 detik
Crab Pulsar "On" Crab Pulsar "Off"
Bintang yang mengalami keruntuhan gravitasi, medan
magnetnya akan ikut terjerat oleh materi yang
termampatkan hingga kekuatannya menjadi berlipat
ganda.
2GM
Rs = . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
c2
Bintang Maharaksasa
Merah
Planetary Nebula
Bintang dengan
massa kecil
Bintang Raksasa
Merah
Bintang Katai
Gelap
massa besar
Bintang
Maharaksasa Merah
Supernova remnant
(Crab Nebula)
Bintang Neutron
Supernova remnant
(Crab Nebula)