bintang-bintang dan bagaimana
mereka berevolusi sangatlah fundamental. Astrofisika yang berkenaan dengan bintang sendiri
bisa diketahui baik lewat segi pengamatan maupun segi teoretis, serta juga melalui simulasi
komputer.[61]
Bintang terbentuk pada awan-awan molekul raksasa, yaitu daerah-daerah yang padat akan debu
dan gas. Ketika kehilangan kestabilannya, serpihan-serpihan dari awan-awan ini bisa runtuh di
bawah gaya gravitasi dan membentuk protobintang. Apabila bagian intinya mencapai kepadatan
dan suhu tertentu, fusi nuklir akan dipicu dan akan terbentuklah sebuah bintang deret utama.[62]
Nyaris semua unsur yang lebih berat dari hidrogen dan helium merupakan hasil dari proses yang
terjadi di dalam inti bintang-bintang.[61]
Ciri-ciri yang akan dimiliki oleh suatu bintang secara garis besar ditentukan oleh massa awalnya:
semakin besar massanya, maka semakin tinggi pula luminositasnya, dan semakin cepat pula ia
akan menghabiskan bahan bakar hidrogen pada inti. Lambat laun, bahan bakar hidrogen ini
akan diubah menjadi helium, dan bintang yang bersangkutan akan mulai berevolusi. Untuk
melakukan fusi helium, diperlukan suhu inti yang lebih tinggi, oleh sebab itu intinya akan semakin
padat dan ukuran bintang pun berlipat ganda — bintang ini telah menjadi sebuah raksasa
merah. Fase raksasa merah ini relatif singkat, sampai bahan bakar heliumnya juga sudah habis
terpakai. Kalau bintang tersebut memiliki massa yang sangat besar, maka akan dimulai fase-
fase evolusi di mana ia semakin mengecil secara bertahap, sebab terpaksa melakukan fusi nuklir
terhadap unsur-unsur yang lebih berat.[63]
Adapun nasib akhir sebuah bintang bergantung pula pada massa. Jika massanya lebih dari
sekitar delapan kali lipat Matahari kita, maka gravitasi intinya akan runtuh dan menghasilkan
sebuah supernova;[64] jika tidak, akan menjadi nebula planet, dan terus berevolusi menjadi
sebuah katai putih.[65] Yang tersisa setelah supernova meletus adalah sebuah bintang
neutron yang sangat padat, atau, apabila materi sisanya mencapai tiga kali lipat massa
Matahari, lubang hitam.[66] Bintang-bintang biner yang saling berdekatan evolusinya bisa lebih
rumit lagi, misalnya, bisa terjadi pemindahan massa ke arah bintang rekannya yang dapat
menyebabkan supernova.[67]
Nebula-nebula planet dan supernova-supernova diperlukan untuk proses
distribusi logam di medium antarbintang; kalau tidak demikian, seluruh bintang-bintang baru (dan
juga sistem-sistem planet mereka) hanya akan tersusun dari hidrogen dan helium saja. [68]
Astronomi galaksi
Artikel utama: Astronomi galaksi
Astronomi ekstragalaksi
Artikel utama: Astronomi ekstragalaksi
Citra di atas menampilkan gugus galaksi dengan lensa gravitasional yang berdiameter sangat besar, yaitu
2 juta tahun cahaya; ini adalah gambar dari gugus galaksi Abell 1689. Efek lensa itu dihasilkan medan
gravitasi gugusan dan membelokkan cahaya sehingga gambar salah satu benda yang lebih jauh
diperbesar dan terdistorsi.
Penelitian benda-benda yang berada di luar galaksi kita — astronomi ekstragalaksi —
merupakan cabang yang mempelajari formasi dan evolusi galaksi-galaksi, morfologi dan
klasifikasi mereka, serta pengamatan atas galaksi-galaksi aktif beserta grup-grup dan gugusan-
gugusan galaksi. Ini, terutama yang disebutkan belakangan, penting untuk memahami struktur
alam semesta dalam skala besar.
Kebanyakan galaksi akan membentuk wujud-wujud tertentu, sehingga pengklasifikasiannya bisa
disusun berdasarkan wujud-wujud tersebut. Biasanya, mereka dibagi-bagi menjadi galaksi-
galaksi spiral, elips, dan tak beraturan.[72]
Persis seperti namanya, galaksi elips berbentuk seperti elips. Bintang-bintang berputar pata
garis edarnya secara acak tanpa menuju arah yang jelas. Galaksi-galaksi seperti ini kandungan
debu antarbintangnya sangat sedikit atau malah tidak ada; daerah penghasil bintangnya tidak
banyak; dan rata-rata penghuninya bintang-bintang yang sudah tua. Biasanya galaksi elips
ditemukan pada bagian inti gugusan galaksi, dan bisa terlahir melalui peleburan galaksi-galaksi
besar.
Galaksi spiral membentuk cakram gepeng yang berotasi, biasanya dengan tonjolan atau
batangan pada bagian tengah dan lengan-lengan spiral cemerlang yang timbul dari bagian
tersebut. Lengan-lengan ini ialah lapangan berdebu tempat lahirnya bintang-bintang baru, dan
penghuninya adalah bintang-bintang muda yang bermassa besar dan berpijar biru. Umumnya,
galaksi spiral akan dikelilingi oleh cincin yang tersusun atas bintang-bintang yang lebih tua.
Contoh galaksi semacam ini adalah Bima Sakti dan Andromeda.
Galaksi-galaksi tak beraturan bentuknya kacau dan tidak menyerupai bangun tertentu seperti
spiral atau elips. Kira-kira seperempat dari galaksi-galaksi tergolong tak beraturan, barangkali
disebabkan oleh interaksi gravitasi.
Sebuah galaksi dikatakan aktif apabila memancarkan jumlah energi yang signifikan dari sumber
selain bintang-bintang, debu, atau gas; juga, apabila sumber tenaganya berasal dari daerah
padat di sekitar inti — kemungkinan sebuah lubang hitam supermasif yang memancarkan radiasi
benda-benda yang ia telan.
Apabila sebuah galaksi aktif memiliki radiasi spektrum radio yang sangat terang serta
memancarkan jalaran gas dalam jumlah besar, maka galaksi tersebut tergolong galaksi radio.
Contoh galaksi seperti ini adalah galaksi-galaksi Seyfert, kuasar, dan blazar. Kuasar sekarang
diyakini sebagai benda yang paling dapat dipastikan sangat cemerlang; tidak pernah ditemukan
spesimen yang redup.[73]
Struktur skala besar dari alam semesta sekarang digambarkan sebagai kumpulan dari grup-grup
dan gugusan-gugusan galaksi. Struktur ini diklasifikasi lagi dalam sebuah hierarki
pengelompokan; yang terbesar adalah maha-gugusan (supercluster). Kemudian kelompok-
kelompok ini disusun menjadi filamen-filamen dan dinding-dinding galaksi, dengan kehampaan di
antara mereka.