XI MIA 1 / 11
Tahukah kamu bahwa jauh sebelum Isaac Newton menemukan teori Gravitasi, ada seorang
ilmuwan muslim yang sudah memikirkan tentang teori itu loh. Dia merupakan ilmuwan muslim yang
hidup pada abad ke-12 M. Para sejarawan sains memberinya gelar sebagai Fisikawan terbesar
sepanjang sejarah.
Tak Cuma itu, Al-Khazini juga dikirmkan untuk belajar pada seorang ilmuwan dan penyair
agung dari Persia bernama Omar Khayyam. Dari sang guru, beliau mempelajari sastra ,matematika
,astronomi, dan filsafat. Sayangnya,kisah dan perjalanan hidup Al-Khazini tak banyak terekam dalam
buku - buku sejarah.
Al-khazini adalah seorang ilmuwan yang sederhana dan rendah hati. Meski kepandaiannya
sangat dikagumi dan berpengaruh di masyarakat, ia tak gila dengan harta dan kekayaan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tesis al-Biruni bahwa seluruh benda memiliki berat dikembangkan lebih lanjut oleh al-
Khazini. Ia menunjukkan bahwa udara mempunyai berat, dan juga mempunyai gaya dorong ke atas,
sama halnya dengan zat cair. Dalam hal ini, al-Khazini telah mendahului Torricelli, Pascal, dan Boyle
dalam riset dan penemuan bahwa udara mempunyai tekanan ke segala arah karena memiliki berat;
fakta inilah yang kemudian disebut sebagai tekanan udara (tekanan udara normal = 1 atm).
Menurut al-Khazini, berat suatu benda di udara kurang dari beratnya yang sesungguhnya,
dan bahwa berkurangnya berat sesuatu benda tergantung pada kepadatan udara. Sintesisi yang
dilakukan al-Khazini terhdap hidrostatika dengan mekanika melahirkan temuan baru mengenai
konsep berat. Konsep yang diajukan al-Khazini telah berhasil mengatasi kesukaran-kesukaran yang
terdapat dalam konsep Archimedes.
Menurut definisi yang dikemukakan al-Khazini, berat adalah gaya inheren dalam tubuh
benda-benda padat yang menyebabkan mereka bergerak, dengan sendirinya, dalam suatu garis
lurus terhadap pusat bumi dan terhadap pusat benda itu sendiri. Gaya ini pada gilirannya akan
tergantung dari kerapatan benda yang bersangkutan.
Jadi, sebelum Roger Bacon menemukan dan membuktikan suatu hipotesis tentang
kerapatan air saat ia berada dekat pusat bumi, al-Khazini telah terlebih dahulu melakukan observasi
mengenai kapilaritas (pipa-pipa kapiler) dan menggunakan aerometer untuk kerapatan dan yang
berkenaan dengan temperatur zat-zat cair. Al-Khazini juga telah mendahului dalam merumuskan
teori tentang tuas (pengungkit) serta penggunaan neraca untuk bangunan-bangunan dan untuk
pengukuran waktu.
Namun, ia telah mengembangkan konsep itu sedemikian rupa sehingga ia menemukan bahwa kuat
gravitasi berubah sesuai dengan jarak antara benda yang jatuh dengan benda yang menariknya.
Dengan penemuan ini berarti al-Khazini telah melihat variabel baru yang terlibat dalam kekuatan
gravitasi, yaitu jarak antara dua benda.
Al-Khazini juga mengetahui kaitan yang sebenarnya antara kecepatan (velocity) benda yang
jatuh ke permukaan bumi, jarak yang ditempuhnya dan waktu yang diperlukannya. Dengan
demikian, praktis variabel yang terkait dengan peristiwa gerak jatuh suatu benda telah ditemukan
oleh al-Khazini.
Tidak cukup sampai di sini, al-Khazini juga berhasil menciptakan sejumlah peralatan penting untuk
digunakan dalam penelitian dan pengembangan astronomi. Ia berhasil menemukan sekitar tujuh
peralatan ilmiah yang terbilang sangat penting. Ketujuh alat yang diciptakannya itu adalah
triquetrum, dioptra, peralatan segi tiga, kwadran, sektan, astrolab serta sebuah peralatan asli
tentang refleksi.
Selain berjasa mengembangkan ilmu fisika dan astonomi, al-Khazini juga turut membesarkan ilmu
kimia dan biologi. Secara khusus, dia menulis tentang topik evolusi dalam ilmu kimia dan biologi. Dia
membandingkan antara transmutasi unsur dengan transmutasi spesies.
Al-Khazini meninggal dunia pada abad ke-12 M. Meski begitu, pemikiran-pemikirannya telah menjadi
warisan yang tak ternilai harganya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.