Anda di halaman 1dari 27

FENOMENOLOGI DAN HERMENEUTIKA PERSAMAAN, KEKUATAN, DAN KELEMAHAN Oleh: Derichard H.

Putra PENDAHULUAN Fenomenologi dan hermenutika telah menjadi semakin populer dewasa ini. Keduanya memiliki karakteristik tersendiri dan penggunaannya disesuaikan dengan fenomena dan permasalahan yang hendak diteliti. Jika fenomenologi memberikan atensi lebih besar pada sifat pengalaman yang dihidupkan, sedang hermeneutika eksistensinya berkonsentrasi ditentukan pada masalah-masalah fisik yang dan muncul budaya dari yang interpretasi tekstual. Keduanya membicarakan manusia sebagai realita yang oleh kondisi-kondisi mempengaruhi. Fenomenologi dan hermenutika saling bersentuhan, namun juga mempunyai perbedaan, kekuatan dan kelemahan masing-masing. Fenomenologi dengan Edmund Husserl-nya mampu mengusung! menjadi sebuah disiplin ilmu yang berpengaruh dan banyak mempengaruhi filsup-fulsup lain di abad "#, sedangkan hermeneutik, dengan Friedrich $chleiermacher-nya %dikenal sebagai &apak Hermeneutika modern', dijadikan banyak peneliti sebagai metode-metode penelitian tidak hanya menguak makna teks tetapi juga interpretasi fenomena sosial. Fenemoneologi didefinisikan sebagai ilmu tentang esensi-esensi kesadaran dan esensi ideal dari obyek-obyek sebagai korelat kesadaran( sedang hermeneutik merupakan seni pemahaman dan penginterpretasian tentang teksteks historis". Fenomenologi merupakan kajian tentang bagaimana manusia sebagai subyek memaknai obyek-obyek di sekitarnya. Ketika berbicara tentang makna dan pemaknaan yang dilakukan, maka hermeneutik terlibat di dalamnya. )icoeur %(*+,', kemudian menyimpulkan bahwa fenomenologi merupakan asumsi dasar yang tak tergantikan bagi hermeneutika. -i sisi lain, fenomenologi tidak berfungsi dengan baik dalam memahami berbagai fenomena

1 Donny Gahral Adian, Percik Pemikiran Kontemporer: Sebuah Pengantar Komprehensif,


Yogyakarta: Jalasutra, 2005, hlm. 151. 2 Lihat, Richard . !alm"r. Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi, #"r$. %asnur &"ri Damanhuri %uhammad, hal 1'()*.

secara

utuh

dan

menyeluruh

tanpa

penafsiran

terhadap

pengalaman-

pengalaman subjek. .ntuk keperluan penafsiran itu, menurut )icoeur sangat dibutuhkan disiplin lain yaitu hermeneutika. Jadi pada dasarnya fenomenologi dan hermeneutik saling melengkapi. -engan dasar itu, )icoeur menggunakan metode fenomenologi hermeneutik. /etode ini dalam literatur ilmu humaniora diakui sebagai metode penafsiran yang rigorous %ketat', dapat membawa peneliti kepada pemahaman tentang fenomena secara apa adanya, menyeluruh dan sistematik terutama dalam menjelaskan tentang identitas diri tanpa mengabaikan aspek objekti0itasnya. .raian singkat di atas mengisyaratkan ada perbedaan dan hubungan yang jelas antara dua bidang ilmu ini. 1amun perbedaan dan hubungan itu belum terlihat begitu jelas sebelum mengarungi lebih jauh lagi. -alam makalah ini, akan dipaparkan perbandingan fenomenoloogi dan hermeneutik sebagai bagian dari epistemologi. 2erbandingan ini difokuskan kepada persamaan3perbedaan dan juga kelemahan dan kekuatan masingmasing. 4uff dan 2ayne %(*+#5 6', menyebutkan suatu cabang ilmu pada dasarnya dibedakan mengenai objek yang diteliti, masalah-masalah yang ingin dipecahkan, konsep-konsep, metode-metode serta teori yang dihasilkan6. 2erbandingan yang baik tentu harus memperhatikan hal-hal tersebut7. $ebelum melakukan perbandingan, saya mencoba memaparkan secara singkat asal muasal pemikiran dan tokoh-tokoh yang berpengaruh dibelakang kesuksesan! epistemologi tersebut serta pokok-pokok pikirannya, ini dimaksudkan supaya lebih mudah untuk membandingkannya keduanya. Fe !"e !l!#i 8stilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Johann Heinrich 9ambert %(:"+-(:::', seorang filsuf Jerman dalam bukunya Neues Organon %(:;7'. $ebelum 9ambert, istilah fenomenologi juga pernah dikemukan oleh filsup-filsup lainnya< 8mmanuel Kant %(:"7-(+#7' dan =eorg >ilhelm Friedrich Hegel %(::#(+6('. 8mmanuel Kant memakai istilah fenomenologi dalam karyanya PrinsipPrinsip Pertama Metafisika %(:+;'. Kant menyebutkan untuk menjelaskan kaitan
) Lihat, Ahimsa(!utra. Etnosains dan Etnometodologi, Sebuah Perbandinga &al: 10'.

' +,id

antara konsep fisik gerakan dan kategori modalitas, dengan mempelajari ciri-ciri dalam relasi umum dan representasi, yakni fenomena indera-indera lahiriah. $elain Kant, Hegel %(+#:' memperluas pengertian fenomenologi dengan merumuskannya sebagai ilmu mengenai pengalaman kesadaran, yakitu suatu pemaparan dialektis perjalanan kesadaran kodrati menuju kepada pengetahuan yang sebenarnya. Fenomena menurut Hegel tidak lain merupakan penampakkan atau kegejalaan dari pengetahuan inderawi5 fenomena-fenomena merupakan manifestasi konkret dan historis dari perkembangan pikiran manusia,. Kemudian Edmund Husserl %(+,*?(+6+' membawa fenomenologi berubah menjadi sebuah disiplin ilmu filsafat dan metodologi berfikir yang mengusung tema Epoche-Eiditic Vision dan Lebenswelt sebagai sarana untuk mengungkap fenomena dan menangkap hakikat yang berada dibaliknya. 8a kemudian dikenal sebagai tokoh besar dalam mengembangkan fenomenologi;. -alam pemahaman Edmund Husserl, fenomenologi adalah suatu analisis deskriptif serta introspektif mengenai kedalaman dari semua bentuk kesadaran dan pengalaman-pengalaman yang didapat secara langsung seperti religius, moral, estetis, konseptual, serta indrawi. 8a juga menyarakan fokus utama filsafat hendaknya tertuju kepada penyelidikan tentang Labenswelt %dunia kehidupan' atau Erlebnisse %kehidupan subjektif dan batiniah'. Fenomenologi sebaiknya menekankan watak intensional kesadaran, dan tanpa mengandaikan pradugapraduga konseptual dari ilmu-ilmu empiris. Fenomenologi menekankan upaya menggapai fenomena lepas dari segala presuposisi. $emua penjelasan tidak boleh dipaksakan sebelum pengalaman menjelaskannya sendiri dari dan dalam pengalaman itu sendiri. -engan begitu, fenomenologi mencoba menepis semua asumsi yang mengkontaminasi pengalaman konkret manusia. $elain itu, filsafat fenomenologi berusaha untuk mencapai pengertian yang sebenarnya dengan cara menerobos semua fenomena yang menampakkan diri menuju kepada bendanya yang sebenarnya. .saha inilah yang dinamakan untuk mencapai hakikat segala sesuatu!.

5 Lihat, -utrisno, Para !ilusuf Penentu "erak #aman. * Ibid

$ecara etomologis, asal kata fenomenologi %8nggris5 Phenomenology' berasal dari bahasa @unani phainomenon dan logos. Phainomenon berarti tampak dan phainen berarti memperlihatkan. $edangkan logos berarti kata, ucapan, rasio, pertimbangan. -engan demikian, fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai kajian terhadap fenomena atau apa-apa yang nampak:, atau ilmu tentang gejala-gejala yang menampakkan diri pada kesadaran. Hegel %(+#:' menyebutkan pengertian fenomenologi dengan merumuskannya sebagai ilmu mengenai pengalaman kesadaran, yakni suatu pemaparan dialektis perjalanan kesadaran kodrati menuju kepada pengetahuan yang sebenarnya, fenomena tidak lain merupakan penampakkan atau kegejalaan dari pengetahuan inderawi5 fenomena-fenomena merupakan manifestasi konkret dan historis dari perkembangan pikiran manusia+. Husserl menyebut tugas utama fenomenologi adalah menjalin keterkaitan antara manusia dengan realitas. Keterkaitan ini mendorong manusia untuk mempelajari fenomena-fenomena yang ada dengan pengalaman langsung dengan realitas tersebut. $ehingga pengalaman tersebut akan memberikan sebuah penafsiran, yaitu esesnsi dari realitas tersebut. Husserl menggunakan istilah fenomenologi untuk menunjukkan apa yang nampak dalam kesadaran dengan membiarkannya termanifestasi apa adanya tanpa memasukkan kategorikategi yang sudah ada dalam pikiran. Husserl menyebutnya dengan istllah kembalilah pada realitas itu sendiri!*. -engan kata lain fenomenologi tidak membiarkan kita untuk mencampur fenomena dengan apa yang ada dalam pikiran kita, dan membiarkan fenomena tersebut berjalan apa adanya. Karena pikiran hanya bersifat teoritis yang terikat oleh pengalaman indrawi yang bersifat relatif subjektif sedangkan fenomena adalah realitas yang bersifat objektif. -engan melepaskan segala pikiran tentang fenomena tersebut dan dari segala yang bukan esensi dari fenomena, maka akan terciptalah pengertian murni. Jadi fenomenologi AhanyaB sebagai jembatan untuk mengungkapkan noumena dari fenomena. .ntuk menjalankan fungsinya, fenomenologi tidak terlepas dari tiga asumsinya5 %(' pengetahuan adalah kesadaran, maksudnya

.
3 Ibid 2 Ibid.

Lihat, &asan &adi/i$ono. Sari Se$arah !ilsafat Barat %, 0"t. 1" 2.

'

diperoleh secara sadar< %"' makna sesuatu bagi seseorang selalu terkait dengan hubungan sesuatu itu dengan kehidupan orang tersebut< dan %6' bahasa merupakan kendaraan makna. 2andangan fenomenologi bisa dilihat pada dua posisi yaitu %(' merupakan reaksi terhadap dominasi positi0isme, dan %"' fenomenologi sebenarnya sebagai kritik terhadap pemikiran kritisisme 8mmanuel Kant, terutama konsepnya tentang fenomena?noumena. Kant menggunakan kata fenomena untuk menunjukkan penampakkan sesuatu dalam kesadaran, sedangkan noumena adalah realitas %das Ding an ich' yang berada di luar kesadaran pengamat. /enurut Kant, manusia hanya dapat mengenal fenomenafenomena yang nampak dalam kesadaran, bukan noumena %realitas di luar yang kita kenal'. -ari uraian di atas bisa dipahami bahwa fenomenologi berarti ilmu tentang fenomenon-fenomenon atau apa saja yang nampak, tanpa harus dipengaruhi tanpa harus dipengaruhi oleh apapun. $ebuah pendekatan filsafat yang berpusat pada analisis terhadap gejala yang menampakkan diri pada kesadaran kita. Cokoh di belakang Fenemenologi Edmund Husserl %(+,*-(*6+' 8a menyebut fenomenologi merupakan metode dan ajaran filsafat. $ebagai metode, fenemenologi membentangkan langkah-langkah yang harus diambil sehingga sampai pada fenomeno yang murni. .ntuk melakukan itu, harus dimulai dengan subjek %manusia' serta kesadarannya dan berusaha untuk kembali kepada kesadaran yang murni!. $ebagai filsafat, fenomenologi memberi pengetahuan yang perlu dan essensial tentang apa yang ada. -engan kata lain, fenomenologi harus dikembalikan kembali objek tersebut. Husserl mengajukan dua langkah yang harus ditempuh untuk mencapai esensi fenomena, yaitu metode epoche dan eidetich !ision. Kata epoche berasal dari bahasa @unani, yang berarti menunda keputusan! atau mengosongkan diri dari keyakinan tertentu!. Epoche bisa juga berarti tanda kurung %bracketing' terhadap setiap keterangan yang diperoleh dari suatu fenomena yang nampak, tanpa memberikan putusan benar salahnya terlebih dahulu.

Fenomena yang tampil dalam kesadaran adalah benar-benar natural tanpa dicampuri oleh presupposisi pengamat. .ntuk itu, Husserl menekankan satu hal penting5 2enundaan keputusan. Keputusan harus ditunda %epoche' atau dikurung dulu dalam kaitan dengan status atau referensi ontologis atau eksistensial objek kesadaran. $elanjutnya, menurut Husserl, epoche memiliki empat macam, yaitu %(' Method of historical bracketing< metode yang mengesampingkan aneka macam teori dan pandangan yang pernah kita terima dalam kehidupan sehari-hari, baik dari adat, agama maupun ilmu pengetahuan. %"' Method of e"istensional bracketing< meninggalkan atau abstain terhadap semua sikap keputusan atau sikap diam dan menunda, %6' Method of transcendental reduction< mengolah data yang kita sadari menjadi gejala yang transcendental dalam kesadaran murni, dan %7' Method of eidetic reduction< mencari esensi fakta, semacam menjadikan fakta-fakta tentang realitas menjadi esensi atau intisari realitas itu. /enerapkan empat metode epoche, maka seseorang akan sampai pada hakikat fenomena dari realitas yang diamati(#. /aD $cheler %(+:7-(*"+' 8a menyebut metode fenomenologi sama dengan satu cara tertentu untuk memandang realitas. Fenomenologi lebih merupakan sikap suatu prosedur khusus yang diikuti oleh pemikiran %diskusi, 8nduksi, Ebser0asi dll'. -alam hubungan ini diperlukan hubungan langsung dengan realitas berdasarkan instuisi %pengalaman fenomenologi'. Fjaran $cheler terfokus kepada tiga hal yang mempunyai peranan penting dalam pengalaman fenomenologis, yaitu5 %(' fakta natural, %"' fakta ilmiah, dan %6' fakta fenomenologis. Fakta natural berasal dari pengalaman inderawi dan menyangkut benda-benda yang nampak dalam pengalaman biasa. Fakta ilmiah mulai melepas diri dari penerapan inderawi yang langsung dan semakin abstrak. Fakta fenomenologis merupakan isi intuitif! yang merupakan hakikat dari pengalaman langsung, tidak terikat kepada ada tidaknya realisasi di luar.

/aurice /erlean-2onty %(*#+-(*;('


10 Ibid

$ebagaimana halnya Husserl, ia yakin seorang filosof benar-benar harus memulai kegiatannya dengan meneliti pengalaman, dengan begitu nantinya akan menjauhkan diri dari dua ekstrim yaitu hanya meneliti atau mengulangi penelitian tentang apa yang telah dikatakan orang tentang realita, hanya memperhatikan segi-segi luar dari penglaman tanpa menyebut-nyebut realitas sama sekali. >alaupun /arlean-2onty setuju dengan Husserl bahwa kitalah yang dapat mengetahui dengan sesuatu dan kita hanya dapat mengetahui bendabenda yang dapat dicapai oleh kesadaran manusia, namun ia mengatakan lebih jauh lagi, yakni bahwa semua pengalaman perseptual membawa syarat yang essensial tentang sesuatu alam di atas kesadaran. Eleh karena itu deskripsi fenomenologi yang dilakukan /arlean-2onty tidak hanya berurusan dengan data rasa atau essensi saja, akan tetapi menurutnya, kita melakukan perjumpaan perseptual dengan alam. /arlean-2orty menegaskan sangat perlunya persepsi untuk mencapai yang real. Fenomenologi menjadi boming! dan arus pemikiran yang paling berpengaruh pada abad ke-"#. pemikiran ini mempengaruhi filsup-filsup besar lainnya seperti Ernst 4assier %neo-Kantianisme', /c.Caggart %idealisme', Fregge %logisisme', -ilthey %hermeneutika' Kierkergaard %filsafat eksistensial', -erida %poststrukturalisme'. HERMENEUTIK Fkar permulaan hermen#uein dan herm#nia bisa ditemukan dalam Organon$ Peri herm#neias karya Fristoteles, yang diterjemahkan dengan On %nterpretation! . Kata ini juga ditemukan dalam Oedipus at &olunus karya 2lato, juga beberapa karya lainnya dari penulis awal yang terkenal seperti Genophon, 2lutarch, Euripides, Epicurus, 9ucretius, dan 9onginus((. -alam Organon$ Peri herm#neias dipaparkan kata-kata yang diucapkan adalah simbol dari sebuah pengalaman mental, dan kata-kata yang ditulis adalah simbol dari kata-kata yang diucapkan. Culisan ini dipercaya menjadi titik tolak bagi dimulainya pembahasan hermeneutika di era klasik.

11 Lihat, Richard . !alm"r, Hermeneutika, Teori Mengenai Interpretasi, 4Yogyakarta: !ustaka 5"la$ar, 20056 1'(1*. Lihat $uga: Ja7im &amidi, Hermeneutika Hukum, 4Yogyakarta: 8++ !r"ss: 20056 20.

Fda

dua

dimensi

besar

dalam

hermeneutik

yaitu hermeneutika

intensionalisme dan hermeneutika gadamerian. 8ntensioanalisme diawali sejak hermeneutika romantisis dengan tokohnya $chleiermacher. 2okok pikiran Hermeneutika intensional ini adalah bahwa makna adalah maksud atau instensi produsernya. -engan kata lain, makna kata sesungguhnya telah ada di balik kata itu sendiri. /akna telah menanti, dan tinggal ditemukan oleh penafsirnya, dan itu adalah tugas pembaca untuk mencarinya. /enurut hermeneutika intensionalisme, makna adalah niat atau kemauan yang diwujudkan dalam suatu tindak atau produknya seperti teks misalnya, sehingga makna sudah ada dan hanya akan keluar jika diinterpretasikan. 2engertian ini didasarkan pada arti makna! 'meinen(, yang menunjukkan arti bahwa makna suatu teks, tindak, hubungan, dan seterusnya adalah sesuatu yang ada dalam pikiran produsen, yang kemudian dikeluarkan melalui suatu tindak seperti memproduk teks. -engan kata lain makna telah ada dan menanti untuk dipahami. /akna hanya berasal dari aktifitas produsen teks, bukan dari aktifitas orang lain, termasuk aktifitas interpretasi penafsir. -engan kata lain, pembaca atau penafsir harus memahami teks yang ia baca, dan pembaca atau penafsir dapat menangkap konsepsi pengarang mengenai fakta situasinya, keyakinan, dan keinginannya, namun dengan catatan penafsir harus menemukan alasan pelaku bersikap seperti yang diperlihatkan. $edangkan hermeneutika gadamerian dengan tokohnya Hans-=eorg =adamer memberikan defenisi berbeda tentang makna. /akna dalam hermeneutika gadamerian bukan terletak pada instensi produsernya, melainkan pembacanya itu sendiri. /akna itu belum ada ketika sebuah kata diucapkan atau ditulis, dan segera muncul ketika kata itu didengarkan atau dibaca. Konsep ini menemukan titik kulminasinya pada =adamer yang menyatakan bahwa sekali teks hadir di ruang publik, ia telah hidup dengan nafasnya sendiri. Hermeneutika tidak lagi bertugas menyingkap makna objektif yang dikehendaki pengarangnya, tetapi adalah untuk memproduksi makna yang seluruhnya memusat pada kondisi historisitas dan sosialitas pembaca. =agasan ini dengan sendirinya menyangkal origin. -engan kata lain ia menolak suatu realitas di balik fenomena, realitas sumber, realitas terakhir. -engan demikian, untuk memperoleh makna sebuah kata, kalimat atau teks tidak diperlukan lagi maksud original-nya.

Hermeneutika secara etimologis, berasal dari istilah @unani dari kata kerja hermen#uein yang berarti menafsirkan atau menginterpretasi, kata benda herm#nia diterjemahkan penafsiran atau interpretasi. Kedua kata ini,

diasosiasikan pada -ewa Hermes(" seorang utusan yang mempunyai tugas menyampaikan pesan Jupiter(6 kepada manusia. Hermes adalah simbol seorang duta yang dibebani misi menyampaikan pesan sang dewa. -alam mediasi dan proses penyampaian pesan yang ditugaskan pada Hermes, dari kata kerja hermen#uein ditarik tiga bentuk makna dasar dalam pengertian aslinya, yaitu to e"press 'mengungkapkan(, to assert %men)elaskan(, dan to say %menyatakan'. /akna-makna tersebut bisa diwakilkan dengan bentuk kata kerja 8nggirs to interpret!, yang membentuk makna independen dan

signifikan bagi interpretasi. Eleh karenanya, interpertasi mengacu ke 6 %tiga' persoalan berbeda yaitu pengucapan lisan, penjelasan yang masuk akal, dan penerjemahan dari bahasa lain(7. &erhasil atau tidaknya misi tergantung cara bagaimana pesan itu disampaikan. 8ndikasi keberhasilan, manusia yang awalnya tidak tahu, menjadi mengetahui makna pesan yang disampaikan. Cugas menyampaikan pesan ini juga berarti harus mengalihbahasakan ucapan para dewa ke dalam bahasa yang dapat ditangkap intelegensia manusia. 2engalihbahasaan merupakan bentuk lain

12 &"rm"s adalah anak dari 9"us dan %aia dan m"ru:akan salah satu d"/a ;lim:us, ia
dilahirkan di Gunung 1"llina di Arkadia. &"rm"s adalah :"lindung da"rah :"r,atasan, :ara :"ng"lana, g"m,ala, :"ncuri, :"ni:u, :idato, sastra dan :uisi, olahraga, :"ngukuran, :"n"muan, dan :"rdagangan. Dalam tradisi Yunani nama ini dik"nal $uga d"ngan s",utan %"rcurius. Di kalangan &"rm"n"utika ada $uga yang m"nghungkan &"rm"s d"ngan <a,i +dris. Lihat, Adian &usaini, Hermeneutika dan Tafsir &l'(ur)an, ..

1) Dalam mitologi Roma/i, Ju:it"r atau Jo=" adalah ra$a:ara d"/a, dan d"/a langit dan :"tir.
Dalam mitologi Yunani dia dik"nal s",agai 9"us. +a di:anggil +u::it"r 4atau *iespiter6 +ptimus Ma,imus 4 >D"/a #"r,aik dan #"r,"sar>6. -",agai d"/a :"lindung Roma/i kuno, ia m"m"rintah hukum dan tatanan sosial. Dia adalah d"/a :"mim:in dalam #riad 1a:itolin" ,"rsama istrinya Juno. Ju:it"r $uga adalah ayah dari d"/a %ars dari hu,ungannya d"ngan Juno. ;l"h kar"na itu, Ju:it"r adalah kak"k dari Romulus and R"mus, :"ndiri kota Roma. Ju:it"r dihormati di agama Roma/i kuno, dan masih dihormati di <"o:aganism" Roma/i. +a adalah :utra dari -aturnus, saudaranya adalah <":tunus dan !luto. Dia $uga m"ru:akan suami dari 0"r"s, saudara dari?"ritas, dan ayah dari %"rkurius. 1' Lihat, Richard . !alm"r, Hermeneutika, Teori Mengenai Interpretasi, 15(1*.

dari penafsiran. -ari sini kemudian pengertian kata hermeneutika memiliki kaitan dengan sebuah penafsiran atau interpretasi. Kehadiran hermeneutika dipengaruhi oleh beberapa faktor, dalam analisis >erner, ada tiga sebab yang paling mendominasi pengaruh terhadap pembentukan hermeneutika, dari masa interpretasi bibel hingga saat ini. Ketiga yang dimaksud >erner terbut yaitu %(' /asyarakat yang terpengaruh mitologi @unani, %"' /asyarakat @ahudi dan Kristen yang mengalami masalah dengan teks kitab suci! agama mereka, dan %6' /asyarakat Eropa Haman pencerahan %Enlightenment' yang berusaha lepas dari otoritas keagamaan dan membawa hermeneutika keluar konteks keagamaan(,. )ichard E. 2almer %"##,' menyimpulkan enam defenisi hermeneutika, keenam definisi tersebut merupakan urutan fase sejarah yang menunjuk suatu peristiwa atau pendekatan penting dalam persoalan interpretasi yang berkenaan dengan hermeneutika. $ejak awal kemunculannya, hermeneutika menunjuk pada ilmu interpretasi, khususnya prinsip-prinsip eksegesis tekstual, tetapi bidang hermeneutika telah ditafsirkan %secara kronologisnya' sebagai5 %(' teori eksegesis &ibel, %"' metodologi filologi umum, %6' ilmu pemahaman linguistic, %7' fondasi metodologis geisteswissenschaften$ %,' fenomenologi esistensi dan pemahaman eksistensial, dan %;' sitem interpretasi, baik recollektif maupun iconoclastic, yang digunakan manusia untuk meraik makna di balik mitos dan simbol! %2almer "##,5 6+' -efinisi yang disebut 2almer tersebut mewakili berbagai dimensi yang sering disoroti dalam hermeneutika. $etiap definisi membawa nuansa yang berbeda, namun dapat dipertanggungjawabkan dari setiap penafsiran terutama penafsiran teks, defenisi tersebut dapat disebut pendekatan &ibel, filologis, saintifik, geisteswissenschaften$ eksistensial, dan kultural. $etiap defenisi merepresentasikan sudut pandang dari mana hermeneutika dilihat, melahirkan pandangan-pandangan yang berbeda-beda namun memberi ruang bagi tindakan interpretasi, khususnya teks.

15 5"rdasarkan analisis @"rn"r, &amid Aahmi 9arkasyi m"m,agi s"$arah h"rm"n"utika m"n$adi
tiga Bas", yaitu 416 mitologi Yunani k" t"ologi Yahudi dan 1rist"n, 426 t"ologi 1rist"n yang :ro,l"matik k" g"rakan rasionalisasi dan BilsaBat, dan 4)6 h"rm"n"utika BilosoBis m"n$adi BilsaBat h"rm"n"utika

10

Hermeneutika sebagai Ceori 2enafsiran Kitab $uci 2emahaman ini merupakan pertama kali digunakan untuk hermeneutik, di sini hermeneutika difungsikan untuk memahami kitab suci, terutama oleh kalangan gereja. Hermeneutika bukanlah hasil atau isi penafsiran, melainkan metode. Cokoh utamanya adalah bertolak belakang. Cokoh J.4.-annhauer. 2ada masa ini, bentuk adalah interpretasi $chleiermacher, secara dengan hermeneutika memunculkan banyak aliran serta corak yang terkadang saling selanjutnya dalam mencetuskan hermeneutika modern. $chleiermacher juga berjasa membakukan hermeneutika sebagai acuan metodologis. Friedrich Ernst -aniel $chleiermacher %(:;+-(+67', tokoh hermeneutika romantisis, ia yang memperluas pemahaman hermeneutika dari sekedar kajian teologi %teks bible' menjadi metode memahami dalam pengertian filsafat. /enurut perspektif tokoh ini, dalam upaya memahami wacana ada unsur penafsir, teks, maksud pengarang, konteks historis, dan konteks kultural(;. Hermeneutika sebagai /etode Filologi -alam defenisi ini, hermeneutika difungsikan sebagai metode pengkajian teks dan menempatkan semua teks sama, termasuk kitab suci. 2emahaman awal bahwa hermeneutik hanya untuk menafsirkan kitab suci mulai mengalami pergeseran. /enerapkan metode hermeneutika pada bidang non Kitab $uci yang terpenting adalah sang penafsir tidak hanya menarik nilai-nilai moral dari suatu teks, tetapi juga mampu memahami roh! yang berada di balik teks tersebut, dan menterjemahkannya secara rasional sesuai konteks yang berlaku. &anyak ahli yang berpendapat, bahwa pemahaman semacam itu merupakan proses demitologisasi gerakan pencerahan atas teologi dan agama-agama. Cokoh pada masa ini adalah Johan Fugust Ernesti, ia diklaim sebagai sosok sekulerisme oleh kalangan gereja(:. Kajian terpenting dari fungsi metodologi filologi, hermeneutika menuntut sang penafsir untuk mengerti latar belakang sejarah dari teks yang
1* Lihat, Richard . !alm"r, Hermeneutika, Teori Mengenai Interpretasi, 4Yogyakarta: !ustaka 5"la$ar, 20056 )2('2. 1. +d. at ')(''

11

ditafsirkannya.

2enafsir

haruslah

mampu

berbicara

tentang

teks

yang

ditafsirkannya dengan cara yang sesuai dengan jaman yang berbeda, serta situasi yang berbeda. -engan demikian, seorang penafsir juga adalah seorang ahli sejarah, yang mampu mengerti dan memahami makna historis dari teks yang dianalisanya, sehingga makna yang tersembunyi dapat terungkap. Hermeneutika sebagai 8lmu 2emahaman 9inguistik -ari metode filologi, hermeneutika berkembang kearah sebuah ilmu yang memahami linguistik. Hermeneutika difungsikan sebagai ilmu untuk memahami berdasarkan teori linguistik dan menjadi landasan interpretasi teks. Filsuf yang banyak memberikan kontribusi pemahaman linguistik kepada hermeneutika adalah $chleiermacher. /enurutnya hermeneutika bisa dikatakan semacam sintesa antara ilmu! sekaligus seni! untuk memahami bahasa. $chleiermacher kurang setuju kalau hermeneutika hanya terfokus kepada metode filologi, tetapi juga melihat hermeneutika sebagai hermeneutika umum!. Hermeneutika

semacam ini merupakan semacam sintesa antara tafsir Kitab $uci dan Filologi(+.

Hermeneutika sebagai Fenomena -assein dan 2emahaman Eksistensial -alam defenisi ini, hermeneutika berfungsi sebagai penafsiran melihat fenomena tentang keberadaan manusia dengan menggunakan bahasa sebagai instrumennya. /artin Heidegger, dalam merefleksikan berbagai problem metafisika, ia menggunakan fenomenologi seperti yang dikemukakan Edmund Husserl. -alam bukunya *eing and +ime %(*":', ia melakukan refleksi atas

%manusia' Dasein, yang disebutnya sebagai hermeneutika atas Dasein(*. Heidegger tidak menyebut hermeneutika sebagai ilmu ataupun aturan tentang penafsiran teks, atau sebagai metodologi ilmu-ilmu kemanusiaan, tetapi sebagai eksplisitasi eksistensi manusia itu sendiri. -alam konteks ini, hermeneutika bagi Heidegger bahwa penafsiran! dan pemahaman! merupakan modus mengada manusia. -engan demikian, hermeneutika Dasein dari

Heidegger, terutama selama berupaya merumuskan ontologi dari pengertian,


13 +d. at ''('5 12 +d. at '*('.

12

jugalah merupakan hermeneutika. 8a merumuskan metode khusus hermeneutika untuk menafsirkan Dasein secara fenomenologis. Hermeneutika sebagai $istem 8nterpretasi Cokoh dibalik ini adalah 2aul )icoeur, ia mendefinisikan hermeneutika kembali pada analisis tekstual yang memiliki konsep-konsep distingtif serta sistematis. @ang saya maksudkan dengan hemeneutika,! demikian tulis )icoeur, adalah peraturan-peraturan yang menuntun sebuah proses penafsiran, yakni penafsiran atas teks partikular atapun kumpulan tanda-tanda yang juga dapat disebut sebagai teks! )icoeur membedakan dua macam simbol, yakni simbol uni0okal dan simbol ekui0okal. $imbol uni0okal adalah simbol dengan satu makna, seperti pada simbol-simbol logika. $ementara itu, simbol ekui0okal, yang merupakan perhatian utama dari hermeneutika, yang simbol yang memiliki bermacammacam makna. Heremeneutika haruslah berhadapan dengan teks-teks simbolik, yang memiliki berbagai macam makna. Hermeneutika juga haruslah membentuk semacam kesatuan arti yang koheren dari teks yang ditafsirkan, dan sekaligus memiliki rele0ansi lebih dalam serta lebih jauh untuk masa kini maupun masa depan. -engan kata lain, hermeneutika merupakan sebuah sistem penafsiran, di mana rele0ansi dan makna lebih dalam dapat ditampilkan melampaui sekaligus sesuai dengan teks yang kelihatan. Hermeneutika sebagai Fondasi /etodologi bagi ,eisteswissenchften >ilhelm -ithey, ia menyebut hermeneutika adalah inti disiplin yang dapat melayani sebagai fondasi bagi melihat ,eisteswissenchften %semua disiplin yang memfokuskan pada pemahaman seni, aksi, dan tulisan manusia' -alam menafsirkan ekspresi hidup manusia, dibutuhkan tindakkan pemahaman sejarah. -alam pandangan -ilthey, apapun yang dibutuhkan dalam ilmu-ilmu kemanusiaan, merupakan sejarah"#. Hermeneutika sebagai $istem 2enafsiran
20 +d. at '5('*

kritik! nalar yang akan mengurusi pemahaman

1)

Hermeneutika difungsikan sebagai seperangkat aturan penafsiran dengan cara menghilangkan segala misteri yang menyelimuti simbol dengan cara membuka selubung yang menutupinya. Cokohnya utama dibalik ini adalah 2aul )ichouer. 8a membedakan interpretasi teks tertulis dan percakapan. /akna tidak hanya diambil menurut pandangan hidup pengarang, tetapi juga menurut pengertian pandangan hidup dari pembacanya. -i samping itu masih ada tokoh lain yang turut berperan pada perkembang hermeneutika pada masa ini, seperti Jurgen Habermas %(*"*-', tokoh hermeneutika kritis, menyebutkan bahwa pemahaman didahului oleh kepentingan. @ang menentukan horiHon pemahaman adalah kepentingan sosial yang melibatkan kepentingan kekuasaan interpreter. $etiap bentuk penafsiran dipastikan ada bias dan unsur kepentingan politik, ekonomi, sosial, suku, dan gender. $elain itu juga ada JacIues -errida %(*6#', tokoh hermenutika dekonstruksionis, dan Edmund Husserl %(++*-(*6+', tokoh hermeneutika fenomenologis. Cokoh dibelakang Hermeneutika 2erubahan perspektif dan perkembangan hermeneutika tidak terlepas dari peran tokoh besar di baliknya. $etiap tokoh membawa pengaruh dan corak yang berbeda dengan dengan tokoh-tokoh sebelumnya. $umaryono %(***' dan 2almer %"##,' menyebutkan beberapa tokoh tersebut. Friedrich Ernst -aniel $chleiermacher %(:;+ -(+67' Cokoh hermeneutika romantisis, memperluas pemahaman hermeneutika dari sekedar kajian teologi %teks bible' menjadi metode memahami dalam pengertian filsafat. $chleiermacher menyebutkan, dalam upaya memahami wacana ada unsur penafsir, teks, maksud pengarang, konteks historis, dan konteks kultural. F.-.E $chleiermacher ditempatkan sebagai tokoh Hermeneutik . 8a membedakan hermeneutik dalam pengertian sebagai ilmu atau seni memahami dengan hermeneutik yang mendefinisikan sebagai studi tentang memahami itu sendiri % )ichard E. 2almer, (*;* 5 7# '. $cleiermacher menulis sebagai berikut 5 $emenjak seni berbicara dan seni memahami berhubungan satu sama lain,

1'

maka berbicara hanya merupakan sisi luar dari berpikir , Hermeneutik adalah bagian dari seni berfikir itu dan oleh karenanya bersifat filosofis % $chleiermacher, (*:: 5 *: '. 2enerapan hermeneutik sangatlah luas yaitu dalam bidang teologis, filosofis, sebab merupakan ! bagian dari seni berfikir . 2ertama- tama buah pikiran kita mengerti, baru kemudian kita ucapkan. 8nilah alasannya

$chleiermacher menyatakan bahwa bicara kita berkembang seiring dengan buah pikiran kita. 1amun bila saat berfikir kita merasa perlu untuk membuat persiapan dalam mencetuskan buah pikiran kita, maka pada saat itulah disebut sebagai ! Cransformasi berbicara yang internal dan orisinal dan karenanya interpretasi menjadi penting!.

>ilhelm -ilthey %(+66 -(*((' Hermeneutika metodis, ia beragumentasi bahwa proses pemahaman hermeneutika bermula dari pengalaman, kemudian mengekspresikan nya. 2engalaman hidup manusia merupakan sebuah neksus struktural yang mempertahankan masa lalu sebagai sebuah kehadiran masa kini. -ia melihat hermeneutika adalah inti disiplin yang dapat digunakan sebagai fondasi bagi geisteswissenschaften"(. >ilhelm -ilthey adalah seorang filosof, kritikus sastra, dan sejarawan asal Jerman. &aginya hermeneutika adalah tehnik memahami ekspresi tentang kehidupan yang tersusun dalam bentuk tulisan!. Eleh karena itu ia menekankan pada peristiwa dan karya-karya sejarah yang merupakan ekspresi dari pengalaman hidup di masa lalu. .ntuk memahami pengalaman tersebut intepreter harus memiliki kesamaan yang intens dengan pengarang. &entuk kesamaan dimaksud merujuk kepada sisi psikologis $chleiermacher. -ilthey berusaha membumikan kritiknya ke dalam sebuah transformasi psikologis. 1amun karena psikologi bukan merupakan disiplin historis, usahausahanya ia hentikan, 8a menolak asumsi $chleiermacher bahwa setiap kerja pengarang bersumber dari prinsip-prinsip yang implisit dalam pikiran pengarang. 8a anggap asumsi ini anti-historis sebab tidak mempertimbangkan pengaruh eksternal dalam perkembangan pikiran pengarang.
21 -"mua disi:lin yang m"mBokuskan :ada :"mahaman s"ni, aksi, dan tulisan manusia.

15

Edmund Husserl %(++* -(*6+' Hermeneutika fenomenologis, ia beranggapan bahwa pemahaman teks harus dibiarkan berdiri sendiri tanpa adanya prasangka dan perspektif dari dari penafsir. Eleh sebab itu, menafsirkan sebuah teks berarti secara metodologis mengisolasikan teks dari semua hal yang tidak ada hubungannya, termasuk bias-bias subjek penafsir dan membiarkannya mengomunikasikan maknanya sendiri pada subjek. /artin Heidegger %(++* -(*:;' Hermeneutika dialektis, menjelaskan tentang pemahaman sebagai sesuatu yang muncul dan sudah ada mendahului kognisi. Eleh sebab itu, pembacaan atau penafsiran selalu merupakan pembacaan ulang atau penafsiran ulang. 2emikiran Heidegger sangat kental dengan nuansa fenomenologis, meskipun akhirnya Heidegger mengambil jalan menikung dari prinsip fenomenologi yang dibangun Husserl. Fenomenologi Husserl lebih bersifat epistemologis karena menyangkut pengetahuan tentang dunia, sementara fenomenologi Heidegger lebih sebagai ontologi karena menyangkut kenyataan itu sendiri. Heidegger menekankan, bahwa fakta keberadaan merupakan persoalan yang lebih fundamental ketimbang kesadaran dan pengetahuan manusia, sementara Husserl cenderung memandang fakta keberadaan sebagai sebuah datum keberadaan. Hans-=eorg =adamer %*##-"##"' Hermeneutika dialogis, baginya pemahaman yang benar adalah pemahaman yang mengarah pada tingkat ontologis, bukan metodologis. Kebenaran dapat dicapai bukan melalui metode, tetapi melalui dialektika dengan mengajukan banyak pertanyaan. -engan demikian, bahasa menjadi medium sangat penting bagi terjadinya dialog. =adamer merumuskan hermeneutika filosofisnya dengan bertolak pada empat kunci heremeneutis %(' kesadaran terhadap situasi hermeneutik!, %"' situasi hermeneutika ini kemudian membentuk pra-pemahaman! pada diri pembaca yang tentu mempengaruhi pembaca dalam mendialogkan teks dengan

1*

konteks. 2embaca harus selalu mere0isinya agar pembacaannya terhindar dari kesalahan, %6' setelah itu pembaca harus menggabungkan antara dua horiHon, horiHon pembaca dan horiHon teks. Keduanya harus dikomunikasikan agar ketegangan antara dua horiHon yang mungkin berbeda bisa diatasi. 2embaca harus terbuka pada horiHon teks dan membiarkan teks memasuki horiHon pembaca. $ebab, teks dengan horiHonnya pasti mempunyai sesuatu yang akan dikatakan pada pembaca. 8nteraksi antara dua horiHon inilah yang oleh =adamer disebut lingkaran hermeneutik!. %7' menerapkan makna yang berarti! dari teks, bukan makna objektif teks. Filsafat hermeneutika =adamer meniscayakan wujud kita berpijak pada asas hermeneutis, dan hermeneutika berpijak pada asas eksistensial manusia. 8a menolak segala bentuk kepastian dan meneruskan eksistensialisme Heidegger dengan titik tekan logika dialektik antara aku %pembaca' dan teks3karya Jurgen Habermas %(*"*' Hermeneutika kritis, menyebutkan bahwa pemahaman didahului oleh kepentingan. @ang menentukan horison pemahaman adalah kepentingan sosial yang melibatkan kepentingan kekuasaan interpreter. $etiap bentuk penafsiran dipastikan ada bias dan unsur kepentingan politik, ekonomi, sosial, suku, dan gender. -i dalam teks tersimpan kepentingan pengguna teks. Karena itu, selain horiHon penafsir, teks harus ditempatkan dalam ranah yang harus dicurigai. /enurut Habermas, teks bukanlah media netral, melainkan media dominasi. Karena itu, ia harus selalu dicurigai. &agi Habermas pemahaman didahului oleh kepentingan. @ang menentukan horiHon pemahaman adalah kepentingan sosial %social interest' yang melibatkan kepentingan kekuasaan %power interest' sang interpereter Jean 2aul =usta0e )icoeur %(*(6-"##,' 8a selalu menekankan betapa pentingnya memperhatikan simbol-simbol yang hidup di masyarkaat. )icoeur menjelaskan tentang simbol-simbol dengan menggunakan simbol kejahatan dan juga menerangkan asal-usul dari kejahatan itu dengan menggunakan mitos-mitos. Kenyataan selalu tidak akan pernah lepas dari simbol-simbol yang harus di tafsirkan. $eperti halnya bahasa yang

1.

diterjemahkan dalam kata-kata, itu semua harus diterjemahkan agar manusia menemukan makna sesungguhnya. $etiap teks mempunyai 6 macam otonomi, yaitu, intensi atau maksud pengarang, situasi cultural dan kondisi social pengadaan teks, serta untuk siapa teks itu dimaksudkan! %$umaryono, (***,(#*' 2aul )ichour mendefinisikan hermeneutika yang mengacu balik pada fokus eksegesis tekstual sebagai elemen distingtif dan sentral dalam hermeneutika. Hermeneutika adalah proses penguraian yang beranjak dari isi dan makna yang nampak ke arah makna terpendam dan tersembunyi. Ebjek interpretasi, yaitu teks dalam pengertian yang luas, bisa berupa simbol dalam mimpi atau bahkan mitos-mitos dari simbol dalam masyarakat atau sastra. Hermeneutika harus terkait dengan teks simbolik yang memiliki multi makna %multiple meaning'< ia dapat membentuk kesatuan semantik yang memiliki makna permukaan yang betul-betul koheren dan sekaligus mempunyai signifikansi lebih dalam. Hermeneutika adalah sistem di mana signifikansi mendalam diketahui di bawah kandungan yang nampak. Konsep yang utama dalam pandangan )icoeur adalah bahwa begitu makna obyektif diekspresikan dari niat subyektif sang pengarang, maka berbagai interpretasi yang dapat diterima menjadi mungkin. /akna tidak diambil hanya menurut pandangan hidup %world0iew' pengarang, tapi juga menurut pengertian pandangan hidup pembacanya. $ederhananya, hermeneutika adalah ilmu penafsiran teks atau teori tafsir. JJrgen Habermas %(*"*' Hermenutika dekonstruksionis, mengingatkan bahwa setiap upaya menemukan makna selalu menyelipkan tuntutan bagi upaya membangun relasi sederhana antara petanda dan penanda. /akna teks selalu mengalami perubahan tergantung konteks dan pembacanya. PER$ANDINGAN -ari penjelasan di atas, dapat kita lihat beberapa persamaan dan perbedaan dari fenomenologi dan hermeneutika. &eberapa persamaan dan perbedaan bisa dilihat berikut ini. Ceks ketika dipahami seseorang, secara tidak langsung akan memunculkan interpretasi terhadap teks tersebut. /embicarakan teks tidak

13

pernah terlepas dari unsur bahasa, Heidegger menyebutkan bahasa adalah dimensi kehidupan yang bergerak yang memungkinkan terciptanya dunia sejak awal, bahasa mempunyai eksistensi sendiri yang di dalamnya manusia turut berpartisipasi"". $ebagai metode tafsir, hermeneutika menjadikan bahasa sebagai tema sentral, kendati di kalangan para filsuf hermenutika sendiri terdapat perbedaan dalam karena memandang dibawa hakikat dan fungsi teks bahasa5 sehingga 8ntensionalisme tinggal dan Hermeneutika =adamerian. 8ntensionalisme memandang makna sudah ada pengarang3penyusun $ementara menunggu sebaliknya interpretasi penafsir. Hermeneutika =adamerian

memandang makna dicari, dikonstruksi, dan direkonstruksi oleh penafsir sesuai konteks penafsir dibuat sehingga makna teks tidak pernah baku, ia senantiasa berubah tergantung dengan bagaimana, kapan, dan siapa pembacanya. Hermeneutika =adamerian dianggap sebagai sejarah penting bagi studi hermeneutika. $ebab, aliran hermeneutika ini memberikan dimensi yang sangat luas kepada setiap pembaca teks untuk lebih kreatif dan menjelajah dunia makna dengan sangat luas. &agi hermeneutika makna tidak saja ada di belakang teks %meaning behind the te"ts', melainkan juga di depan teks %meaning before the te"ts'. /akna di balik teks , berarti dibuat %created', sedangkan yang di depan teks berarti ditemukan %in!ented'"6. 2ada dasarnya, fenomenologi mengkaji struktur berbagai jenis pengalaman yang bergerak dari persepsi, pemikiran, memori, imajinasi, keinginan, kehendak yang diwujudkan dalam tindak nyata, akti0itas sosial termasuk akti0itas berbahasa. Fenomenolgi yang selalu bersandar kepada kesadaran manusia, jika dilihat lebih jauh dalam kehidupan sehari-hari atau ditipifikasikan, maka bahasa menjadi medium sentral untuk tranformasi tipifikatif, oleh karena ada makna yang dapat ditemukan dalam tipifikasi %pergaulan sehar-hari'. Keadaan ini memberikan orientasi metodologi bagi fenomenologi tentang kehidupan sosial dengan memberikan perhatian lebih kepada relasi antara bahasa yang digunakan dengan obyek pengalaman. -engan demikian maka fenomenologi sosial
22 Lihat, #"rry agl"ton. 200*. Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif, hal 33.

2) Lihat, %ud$ia Rahar$o, *asar'dasar Hermeneutika antara Intersionalisme dan "adamerian,


hal 55.

12

dilandaskan atas ajaran bahwa interaksi sosial adalah rancang bangun sepanjang di dalamnya memuat makna yang dapat diungkap. $edang makna diperoleh dari kajian fenomenologi didapat tidak dengan menunggu secara pasif melainkan dengan melakukan konstruksi secara aktif terhadap tumpukan multi struktur yang diupayakan ditemukan maknanya melalui bahasa, peneliti fenomenlogis harus berusaha menemukan makna tersebut. -alam keseharian, penggunaan bahasa dan tipifikasi selalu menciptakan makna %create a sense' bahwa dunia kehidupan %life-world' adalah substansial, sehingga mengungkap makna tidak bisa dilepaskan dari bahasa. &ahasa jelas merupakan sangat esensial bagi fenomenologi dan hermeneutika. Kedua disiplin ini tidak mungkin bisa menjalankan perannya tanpa menggunakan bahasa dalam program-programnya!. Fenomenologi dan hermeneutik juga menganggap bahwa pemaknaan linguistik merupakan watak turunan dari pengalaman yang dihayati. -alam upaya memahami fenomena, kesadaran yang selalu tertuju kepada objek menggunakan perangkat-perangkat perseptualnya %noesis' untuk memperoleh gambaran perseptual yang lengkap tentang fenomena %noema'. 2embentukan gambaran perseptual yang lengkap itu mensyaratkan perlengkapan linguistik yang memadai untuk melakukan pengertian, predikasi, hubungan sintaktik dan sebagainya agar gambaran itu dapat diartikulasikan. -ari sisi hermeneutik, penempatan linguistik sebagai kendaraan yang digunakan untuk memahami analisis terhadap gambaran perseptual pra-lingusitik merupakan prinsip yang mendasari proses penafsiran. )icoeur %(*+;' menggunakan analogi sebuah permainan dari pengalaman seni yang pada dasarnya bukan sesuatu yang bersifat linguistik. 2engalaman seni yang dimaksud adalah yang mengandung unsur permainan. Ketika seseorang mendapatkan pengalaman seni, dan suatu waktu ia memamerkan atau menampilkan pengalaman tersebut. /aka secara tidak langsung, kegiatan memamerkan pengalaman itu tak bisa dilepaskan dari medium linguistik. 2engalaman yang ditampilkan dan dipahami oleh penontonnya juga melalui medium linguistik. Jadi, linguistik merupakan turunan dari pengalaman yang dihayati subjek, baik sebagai pameran maupun penonton. $elain bahasa, fenomenologi dan hermeneutika diasumsikan sebagai teori pengalaman atau teori tentang bagaimana kata-kata berhubungan dengan

20

pengalaman.

Fenomenologi

memberikan

atensi

lebih

besar

pada

sifat

pengalaman yang dihidupkan, sedangkan hermeneutik berkonsentrasi pada masalah-masalah yang muncul dari interpretasi tekstual tersebut. Keduanya membicarakan objek sebagai realita yang eksistensinya dimungkinkan dan ditentukan oleh kondisi-kondisi fisik dan budaya yang melingkupi. 2ersamaan lainnya adalah hermeneutik dan fenomenologi terlihat dalam penggunaan konsep Labenswelt %dunia-kehidupan' dalam fenomenologi, oleh hermeneutik dipahami sebagai perbendaharaan makna, surplus kesadaran dalam pengalaman hidup yang memungkinkan objeti0ikasi dan pemaknaan yang kaya terhadap fenomena dalam kehidupan manusia. -engan persepsi konsep yang Labenswelt, historis. Hermeneutik dan fenomenologi juga memiliki persamaan yang memungkinkan subjek untuk memaknai pengalaman yang dihayatinya dan kepemilikannya akan tradisi historis. Fenomenologi harus dibiarkan termanifestasi apa adanya tanpa memasukkan kategori pikiran kita padanya. $eperti kata Husserl dengan menyebutnya dengan !kembalilah pada realitas itu sendiri!. -engan kata lain fenomenologi tidak membiarkan kita untuk mencampur fenomena yang ada dengan pikiran kita, dan membiarkan fenomena tersebut berbicara apa adanya. Hal ini disebabkan karena pikiran hanya bersifat teoritis yang terikat oleh pengalaman indrawi yang bersifat relatif subyektif sedangkan fenomena adalah realitas yang bersifat obyektif. &erbeda dengan hermeneutika, dalam dalam menjalankan tugasnya hermeneutika harus memperhatikan sejarah, konteks, prinsip, religius, moral, estetis, konseptual, serta indrawi. -engan memperhatikan beberapa kaidah tersebut hasil kajian hermeneutika akan jauh lebih sempurna. Jika dilihat dari akar ilmu, fenomenologi dan hermeneutika jelas sangat berbeda. Fenomenologi merupakan akar dari Philosophy$ dengan pertanyaan utama !apa struktur dan esensi pengalaman atas gejala-gejala ini bagi masyarakat tersebutK! $edangkan hermeneutika berakar dari teologi, filsafat, dan kritik sastra, dengan pertanyaan utama, !apa kondisi-kondisi yang melahirkan prilaku atau produk yang dihasilkan yang memungkinkan penafsiran maknaK! dimungkinkan pengembangan fenomenologi

membawa fenomenologi kepada hermeneutik untuk memahami pengalaman

21

-isamping persamaan dan perbedaan, fenomenologi dan hermeneutika juga mempunyai kekuatan dan kelemahan. &eberapa kekuatan dan kelemahan tersebut bisa dilihat di bawah ini. $alah satu kekuatan filsafat fenomenologi adalah fenemenologi sebagai suatu metode keilmuan dapat mendiskripsikan penomena dengan apa adanya dengan tidak memanipulasi data, aneka macam teori dan pandangan. Fenomenologi menekankan upaya menggapai hal itu sendiri! lepas dari segala presuposisi. 9angkah pertamanya adalah menghindari semu konstruksi, asumsi yang dipasang sebelum dan sekaligus mengarahkan pengalaman. Cak peduli apakah konstruksi filsafat, sains, agama, dan kebudayaan, semuanya harus dihindari sebisa mungkin. $emua penjelasan tidak boleh dipaksakan sebelum pengalaman menjelaskannya sendiri dari dan dalam pengalaman itu sendiri. Fenomenologi menekankan perlunya filsafat melepaskan diri dari ikatan historis apapunLapakah itu tradisi metafisika, epistimologi, atau sains. 2rogram utama fenomenologi adalah mengembalikan filsafat ke penghayatan sehari-hari subjek pengetahuan. Kembali ke kekayaan pengalaman manusia yang konkret, lekat, dan penuh penghayatan. Kekuatan fenomenologi lainnya adalah dapat mendeskripsikan fenomena sebagaimana adanya dengan tidak memanipulasi data. Fneka macam teori dan pandangan yang didapat sebelumnya dalam kehidupan sehari-hari, baik dari adat, agama, ataupun ilmu pengetahuan harus buang dulu, ini dimaksudkan agar hasil dalam mengungkap pengetahuan atau kebenaran benar-benar objektif. Kekuatan lainnya, fenomenologi memandang objek kajian sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak terpisah dari objek lainnya, dengan demikian fenomenologi menuntut pendekatan holistik, bukan pendekatan partial, sehingga diperoleh pemahaman yang utuh mengenai objek yang diamati. -i samping kekuatan, fenomenologi juga tidak lepas dari kelemahan. $alah satu kelemahannya adalah tujuan dari fenomenologi itu sendiri. Fenomenologi bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang murni objektif tanpa ada pengaruh berbagai pandangan sebelumnya, baik dari adat, agama ataupun ilmu pengetahuan, merupakan suatu yang absurd. $ebab fenomenologi sendiri mengakui bahwa ilmu pengetahuan yang diperoleh tidak bebas nilai

22

%!alue-free', tetapi bermuatan nilai %!alue-bound'. Hal ini dipertegas oleh -errida yang menyatakan bahwa tidak ada penelitian yang tidak mempertimbangkan implikasi filosofis status pengetahuan"7. Kita tidak dapat lagi menegaskan objekti0itas atau penelitian bebas nilai, tetapi harus sepenuhnya mengaku sebagai hal yang ditafsirkan secara subjektif dan oleh karenanya status seluruh pengetahuan adalah sementara dan relatif. $ebagai akibatnya, tujuan penelitian fenomenologis tidak pernah dapat terwujud. Kelemahan lainnya, fenomenologi memberikan peran terhadap subjek untuk ikut terlibat dalam objek yang diamati, sehingga jarak antara subjek dan objek yang diamati kabur atau tidak jelas. -engan demikian, pengetahuan atau kebenaran yang dihasilkan cenderung subjektif, yang hanya berlaku pada kasus tertentu, situasi dan kondisi tertentu, serta dalam waktu tertentu. -engan ungkapan lain, pengetahuan atau kebenaran yang dihasilkan tidak dapat digenaralisasi. KESIMPULAN -ari uraian di atas, kita bisa menarik kesimpulan. Fenomenologi merupakan suatu metode analisa juga sebagai aliran filsafat, yang berusaha memahami realitas sebagaimana adanya dalam kemurniannya tanpa perlu inter0ensi! oleh apapun dan siapapun. Cerlepas dari kelebihan dan kekurangannya, fenomenologi telah memberikan kontribusi yang berharga bagi dunia ilmu pengetahuan, mengatasi krisis metodologi, dan mampu menjadi sebuah disiplin ilmu yang berpengaruh dan banyak mempengaruhi filsup-fulsup lain di abad "#. Fenomenologi berusaha mendekati objek kajiannya secara kritis serta pengamatan yang cermat, dengan tidak berprasangka oleh konsepsi-konsepsi manapun sebelumnya. Eleh karena itu, oleh kaum fenomenolog, fenomenologi dipandang sebagai rigorous science %ilmu yang ketat'. Hal ini tampaknya sejalan dengan MprinsipM ilmu pengetahuan, sebagaimana dinyatakan J.& 4onnant, yang dikutip oleh /oh. /uslih, bahwa5 N+he scientific way of thinking re-uires the habit of facing reality -uite unpre)udiced by and any earlier conceptions. /ccurate obser!ation and dependence upon e"periments are guiding principles.N

2'

Lihat, Donny Gahral Adian. 2002. Pilar'pilar !ilsafat Kontemporer.

2)

Fenomenologi berusaha memahami budaya lewat pandangan pemilik budaya atau pelakunya. 8lmu dianggap bukanlah !alues free, bebas nilai dari apa pun, melainkan !alues bound, memiliki hubungan dengan nilai. &eberapa prinsip fenomenologi adalah5 (. kenyataan ada dalam diri manusia baik sebagai indii0idu maupun kelompok selalu bersifat majemuk atau ganda yang tersusun secara kompleks, dengan demikian hanya bisa diteliti secara holistik dan tidak terlepaslepas< ". hubungan antara peneliti dan subjek saling mempengaruhi, keduanya sulit dipisahkan< 6. lebih ke arah pada kasus-kasus, bukan untuk menggeneralisasi hasil penelitian< 7. sulit membedakan sebab dan akibat, karena situasi berlangsung secara simultan< ,. inkuiri terikat nilai, bukan 0alues free. Hermeneutika yang awalnya hanya! interpretasi terhadap teks-teks kitab suci, dalam perkembangannya semakin melebarkan sayapnya hingga ke bidangbidang lainnya dalam ilmu sosial5 filologi, dassein dan pemahaman eksistensial, 8nterpretasi, dan sistem penafsiran. Hermeneutika setidaknya disusun dalam tiga kesatuan yang sangat penting, yaitu %(' adanya tanda, pesan berita yang kerap berbentuk teks, %"' harus ada sekelompok penerima yang bertanya-tanya atau merasa asing! terhadap pesan itu. %6' adanya perantara atau kurir antara kedua belah pihak. Fda dua dimensi besar dalam hermeneutika yaitu hermeneutika intensionalisme dan hermeneutika gadamerian. Kedua saling berbeda dalam meletakan posisi makna5 di produksi! atau di pemirsa!. Fenomenologi dan hermeneutika akhirnya dikawinkan oleh )icoeur. Fenemenologi dianggap tidak bisa berdiri sendiri, harus didampingi oleh hermeneutika. Fenomenologi merupakan asumsi dasar yang tak tergantikan! bagi hermeneutika, dan sebaliknya fenomenologi tidak bisa menjalankan programnya dengan baik jika tidak didukung oleh hermeneutika. &ahasa merupakan peran yang sangat esensial bagi fenomenologi dan hermeneutika, melalui bahasa makna sebuah fenomena bisa diinterpretasi dengan baik. Cerlepas dari kelebihan dan kekurangan, kedua disiplin ilmu ini jika digabungkan tentu akan akan untuk mendapatkan efek luar biasa!. Fenomenologi dan Hermeneutis seperti sepasang suami istri yang ideal untuk disandingkan!, mereka saling melengkapi kekurangan masing-masing, dan juga saling meninggikan! dengan kelebihan yang dimiliki.

2'

25

DAFATAR PUSTAKA

Fdian, -onny =ahral. "##". 2ilar-pilar Filsafat Kontemporer. @ogyakarta5 Jalasutra. Fdian, -onny =ahral. "##,. 2ercik 2emikiran Kontemporer5 $ebuah 2engantar Komprehensif. @ogyakarta5 Jalasutra. Ffandi, Fbdullah KhoHin. Fenomenologi. 8nt. %http533akhoHinaffandi.blogspot.com 3 "#(#3#"3fenomenologi.html3diakses "# Januari "#((' Fhimsa-2utra. (*+,. Etnosains dan Etnometodologi$ 9828. &leicher, Josef. "##6. Hermeneutika Kontemporer. @ogyakarta5 Fajar 2ustaka &aru. &agus, 9orens. (**;. Kamus Filsafat. Jakarta5 =ramedia. -elgaauw, &ernard. "##(. Filsafat Fbad "#, terj. $oejono $oemargono. @ogyakarta5 Ciara >acana. Eagleton, Cerry. "##;. Ceori $astra5 $ebuah 2engantar Komprehensif, terj. Harfiah. @ogyakarta5 Jalasutra. Hadiwijono, Hasan. (**6. $ari $ejarah Filsafat &arat ", 4et. Ke *. @ogyakarta5 Kanisius JaHim Hamidi. "##,. Hermeneutika Hukum. @ogyakarta5 .88 2ress. Kuswarno, Engkus. Fenomenologi5 /etode 2enelitian Kualitati. 8nt. %http533id.sh0oong.com3books3dictionary3(*;:*(7-fenomenologi-metodepenelitian-kualitatif3 diakses tanggal (* Januari "#(#' /uhadjir, 1oeng. (**+. Filsafat 8lmu. @ogyakarta5 )eka $arasin. /uslih, /oh.. "##,. Filsafat 8lmu5 Kajian Ftas Fsumsi -asar, 2aradigma dan Kerangka Ceori 8lmu 2engetahuan, @ogyakarta5 &elukar. 2almer, )ichard E. "##,. Hermeneutika5 Ceori &aru /engenai 8nterpretasi, Cerj. /asnur Heri -amanhuri /uhammad, @ogyakarta5 2ustaka 2elajar. 2oespoprodjo, >. "##7. Hermeneutika, &andung5 2ustaka $etia. )aharjo, /udjia. "##+. -asar-dasar Hermeneutika antara 8ntersionalisme dan =adamerian, Jogjakarta5 Fr-)uHmedia. ebuah Perbandingan. /ajalah 8lmu-ilmu $osial 8ndonesia, Jilid G88 1omor ", hlm.(#6-(66. Jakarta5

2*

)aharjo, /udjia. Hermeneutika. Fpa /anfaatnyaK %http533mudjiarahardjo.com3 artikel3(#6-hermeneutika-apa-manfaatnya.html diaksek pada "" Januari "#((' $uryaman, "#(#' $utrisno, et.al.. "##, 2ara Filusuf 2enentu =erak Oaman, @ogyakarta5 Kanisius. $utrisno, /udji. "##7. )umitnya 2encarian -iri Kultural! dalam Hermeneutika 2ascakolonial5 $oal 8dentitas . /udji $utrisno dan Hendar 2utranto %editor', @ogyakarta5 @ayasan Kanisius. $upriyono, J. "##7. /encari 8dentitas Kultur Keindonesiaan,! dalam Hermeneutika 2ascakolonial5 $oal 8dentitas, /udji $utrisno dan Hendar 2utranto %ed.', @ogyakarta5 @ayasan Kanisius. Citus, (*+7. 2ersoalan-2ersoalan Filsafat, Cerj. /. )asyidi, Jakarta5 &ulan &intang. >uisman, J.J.J./. (**;. 2enelitian 8lmu-8lmu $osial Jilid 85 Fsas-Fsas. Jakarta5 9embaga 2enerbit FE-.8. Eni. "##,. Hermeneutika, $elayang 2andang. 8nt., %http533id.wordpress.com3tag3hermeneutika3, diakses tanggal "# Januari

2.

Anda mungkin juga menyukai