1. Pendahuluan
Geometri adalah struktur matematika yang membicarakan unsur dan relasi yang ada
antara unsur tersebut. Titik, garis, bidang dan ruang merupakan benda abstrak yang menjadi
unsur dasar geometri. Berdasarkan unsur-unsur inilah didefinisikan pengertian-pengertian baru
atau berdasar pada pengertian-pengertian baru sebelumnya.
Dalam geometri didapat juga sifat-sifat pokok, yaitu sifat-sifat pertama yang tidak
berdasarkan sifat-sifat yang mendahuluinya, yatu aksioma dan postulat. Aksioma adalah suatu
pernyataan yang kebenarannya diterima tanpa melalui pembuktian. Berdasar sifat pokok tersebut
dapat diturunkan sifat-sifat lain yang disebut dengan dalil. Dalil dapat juga dibentuk berdasar
dalil sebelumnya. Dalil merupakan sebuah pernyataan yang kebenarannya dapat diterima
melalui serangkaian pembuktian.
Symbol atau lambang merupakan alat bantu yang mengandung suatu pengertian. Suatu
lambang tertentu digunakan untuk menyatakan hal tertentu, sedangkan suatu hal tertentu dapat
juga disimbolkan dengan bermacam-macam lambang. Seperti titik dilambangkan dengan huruf
kapital misalnya A, B, C dan seterusnya; garis dilambangkan dengan huruf kecil misalnya garis
k, l, m atau dapat juga dilambangkan dengan gabungan dua titik seperti AB ( dibaca garis
AB
11
Postulat sejajar Euclid, yakni berupa kalimat dalam sejarah kontroversi intelektual, dapat
dinyatakan sebagai berikut: jika dua garis dipotong oleh garis transversal sedemikian hingga
jumlah sudut interiornya (sudut dalam) pada sisi transversal adalah kurang dari 180 0 , garis
tersebut akan bertemu pada sisi transversal tersebut. Sejarah pentingnya postulat sejajar
tersebut didasarkan pada peran pentingnya dalam teori Euclid. Oleh karena itu, pertama dimulai
dengan mensketsa teori geometri bidang Euclid. Agar menjadi bukti, penting dilakukan
pemeriksaan terhadap struktur teori ini.
Kebanyakan teorema yang disajikan dalam buku The Elemens tidak ditemukan sendiri
oleh Euclid, tetapi merupakan hasil karya matematikawan Yunani awal seperti Pythagoras (dan
para pengikutnya), Hipocrates dari Chios, Theactetus dari Athena, dan Eudoxus dari Cnidos.
Akan tetapi, secara umum Euclid dihargai karena telah menyusun teorema-teorema ini secara
logis, agar dapat ditunjukkan (tak dapat disangkal, tidak selalu dengan bukti teliti seperti yang
dituntut matematika modern) bahwa cukup mengikuti lima aksioma sederhana. Euclid juga
dihargai karena memikirkan sejumlah pembuktian jenius dari teorema-teorema yang telah
ditemukan sebelumnya, misalnya Teorema 48 di Buku I.
Arti penting buku The Elemens tidaklah terletak pada pernyataan rumus-rumus pribadi
yang dilontarkannya. Hampir semua teori yang terdapat dalam buku itu sudah pernah ditulis
orang sebelumnya, dan juga sudah dapat dibuktikan kebenarannya. Sumbangan Euclid terletak
pada cara pengaturan dari bahan-bahan dan permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh
dalam perencanaan penyusunan buku. Di sini tersangkut, yang paling utama, pemilihan dalil-
dalil serta perhitungan-perhitungannya, misalnya tentang kemungkinan menarik garis lurus
diantara dua titik. Sesudah itu, dengan cermat dan hati-hati dia mengatur dalil sehingga mudah
difahami oleh orang-orang sesudahnya. Bilamana perlu, dia menyediakan petunjuk cara
pemecahan masalah hal-hal yang belum terpecahkan dan mengembangkan percobaan-percobaan
terhadap permasalahan yang terlewatkan. Perlu dicatat bahwa buku The Elemens selain terutama
merupakan pengembangan dari bidang Geometri yang ketat, juga disamping itu mengandung
bagian-bagian soal aljabar yang luas berikut teori penjumlahan.
Buku The Elemens sudah merupakan buku pegangan baku lebih dari 2000 tahun dan tak
syak lagi merupakan buku paling sukses yang pernah disusun manusia. Begitu hebatnya Euclid
menyusun bukunya sehingga dari bentuknya saja sudah mampu menyisihkan semua buku yang
pernah dibuat orang sebelumnya dan yang tak pernah digubris lagi. Aslinya ditulis dalam bahasa
12
Yunani, kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Terbitan pertama muncul tahun
1482, sekitar 30 tahun sebelum penemuan mesin cetak oleh Gutenberg. Sejak penemuan mesin
itu dicetak dan diterbitkan dalam beribu-ribu edisi yang beragan corak.
Sebagai alat pelatih logika pikiran manusia, buku The Elemens jauh lebih berpengaruh
ketimbang semua risalah Aristoteles tentang logika. Buku itu merupakan contoh yang komplit
sekitar struktur deduktif dan sekaligus merupakan buah pikir yang menakjubkan dari semua
hasil kreasi otak manusia.
Adalah adil jika kita mengatakan bahwa buku Euclid merupakan factor penting bagi
pertumbuhan ilmu pengetahuan modern. Ilmu pengetahuan bukanlah sekedar kumpulan dari
pengamatan-pengamatan yang cermat dan bukan pula sekedar generalisasi yang tajam serta
bijak. Hasil besar yang direnggut ilmu pengetahuan modern berasal dari kombinasi kerja
penyelidikan empiris dan percobaan-percobaan di satu fihak, dengan analisis hati-hati dan
kesimpulan yang punya dasar kuat di lain fihak.
Kita masih bertanya-tanya apa sebab ilmu pengetahuan muncul di Eropa dan bukan di
Cina, tetapi rasanya aman jika kita menganggap bahwa hal itu bukanlah semata-mata lantaran
soal kebetulan. Memanglah, peranan yang digerakkan oleh orang-orang brilian seperti Newton,
Galileo dan Copernicus mempunyai makna yang teramat penting. Tetapi, tentu ada sebab-
musababnya mengapa orang-orang ini muncul di Eropa. Mungkin sekali factor historis yang
paling menonjol apa sebab mempengaruhi Eropa dalam segi ilmu pengetahuan matematika yang
diwariskan oleh Yunani kepada Eropa. Patut kiranya dicatat bahwa Cina meskipun berabad-
abad lamanya teknologinya jauh lebih maju ketimbang Eropa tak pernah memiliki struktur
matematika teoritis seperti halnya yang dipunyai Eropa. Tak ada seorang matematikawan Cina
pun yang punya hubungan dengan Euclid. Orang-orang Cina menguasai pengetahuan geometri
yang bagus tentang ilmu geometri praktis, tetapi pengetahuan geometri mereka tak pernah
dirumuskan dalam suatu skema yang mengandung kesimpulan.
Bagi orang-orang Eropa, anggapan bahwa ada beberapa dasar prinsip prinsip fisika yang
dari padanya semua berasal, tampaknya hal yang wajar karena mereka punya contoh Euclid
yang berada di belakang mereka. Pada umumnya orang Eropa tidak beranggapan geometrinya
Euclid hanyalah sebuah system abstrak, melainkan mereka yakin benar bahwa gagasan Euclid
dan dengan sendirinya teori Euclid memang benar-benar merupakan kenyataan yang
sesungguhnya.
13
Pengaruh Euclid terhadap Sir Isac Newton sangat kentara, sejak Newton menulis buku
tersohornya The Principa dalam bentuk kegeometrian, mirip dengan The Elemens. Berbagai
ilmuwan mencoba menyamakan diri dengan Euclid dengan jalan memperlihatkan bagaimana
kesimpulan mereka secara logis berasal mula dari asumsi asli. Tak kecuali apa yang diperbuat
oleh ahli matematika seperti Russel, Whitehead dan filosof Spinoza.
Kini para ahli matematika sudah memaklumi bahwa geometri Euclid, bukan satu-satunya
system geometri yang memang jadi pegangan pokok dan teguh serta yang dapat direncanakan
pula, mereka pun maklum bahwa selama 150 tahun terakhir banyak orang yang merumuskan
geometri bukan ala Euclid. Sebenarnya sejak teori relativitas Einstein diterima orang, para
ilmuwan menyadari bahwa geometri Euclid tidaklah selamanya benar dalam penerapannya
pada masalah cakrawala yang sesungguhnya. Pada kedekatan sekitar Lubang Hitam dan
bintang neutron misalnya- dimana gaya berat berada dalam derajat tinggi, geometri Euclid
tidak memberikan gambaran yang teliti tentang dunia, ataupun tidak menunjukkan penjabaran
yang tepat mengenai ruang angkasa secara keseluruhan. Tetapi contoh-contoh ini langka, karena
dalam banyak hal pekerjaan Euclid menyediakan kemungkinan perkiraan yang mendekati
kenyataan. Kemajuan ilmu pengetahuan manusia belakangan ini tidak mengurangi baik hasil
upaya intelektual Euclid maupun dari arti penting kedudukannya dalam sejarah.
The Elemens terdiri atas tiga belas buku. Buku 1, menguraikan proposisi-proposisi dasar
dari geometri bidang datar, termasuk tiga kasus dalam hal kekongruenan segitiga, macam-
macam teorema tentang garis-garis sejajar, teorema mengenai jumlah sudut-sudut dalam sebuah
segitiga dan teorema Pythagoras. Buku 2 berkenaan dengan aljabar geometris, karena
kebanyakan teoremanya tidak lebih tentang penafsiran aljabar sederhana. Buku 3 menyelidiki
lingkaran dan sifat-sifatnya, dan termasuk teorema tentang tangent dan sudut-sudut yang
digambarkan. Buku 4 terkait segi banyak beraturan dan lingkaran-lingkaran yang
mengelilinginya. Buku 5 mengembangkan teori aritmatika tentang perbandingan. Buku 6
menerapkan teori perbandingan kepada geometri bidang datar, dan memuat teorema-teorema
bilangan kembar. Buku 7 menguraikan teori bilangan dasar: misalnya bilangan prima, factor
persekutuan terbesar, dan lain-lain. Buku 8 terkait dengan deret geometri. Buku 9 memuat
macam-macam aplikasi dari hasil dua buku sebelumnya, dan memuat teorema-teorema
ketakterhingaan bilangan prima, maupun rumus jumlah deret geometri. Buku 10 berusaha
menggolongkan besaran yang tak dapat dibandingkan (dengan kata lain irasional) menggunakan
14
apa yang disebut metode keletihan, suatu rintisan integral kuno. Buku 11 menghitung volume
relative dari kerucut, piramida, tabung dan bola menggunakan metode keletihan. Dan akhirnya,
Buku 13 meneliti apa yang biasa disebut lima benda padat platonic.
2. Definisi-definisi
Gambar-gambar geometri adalah sebuah konstruksi dari berbagai unsur seperti titik,
garis, bidang, kurva dan permukaan. Beberapa dari unsur-unsur tadi berkaitan satu terhadap yang
lainnya, dengan mengenyampingkan definisi, untuk itu sia-sia suatu usaha untuk mendefiniksan
unsur-unsur geometri, sekedar untuk membuktikan suatu pernyataan. Beberapa unsur dan
relasinya yang didefinisikan merupakan hal yang sangat fundamental dalam geometri. Dalam
meletakkan dasar-dasar geometri, Euclid memberikan 23 definisi. Sebagai contoh, difinisi titik
adalah sesuatu yang tidak punya bagian, garis, menurut dia tidak punya luas, sedangkan bidang
datar terletak rata dengan garis lurus terletak padanya. Dari sudut pandang logika, definisi
semacam itu tidak diperlukan. Pada kenyataannya Euclid sendiri tidak menggunakannya. Dalam
geometri modern, titik, garis, dan bidang tidak pernah didefinisikan secara langsung, mereka ini
cukup diterima dengan pembatasan dalam hubungan antar unsur, terlepas terdefinisikan atau
tanpa didefinisikan, dan postulat-postulat.
Pada umumnya, definisi Euclid sudah cukup memberikan kepuasan. Perhatian khusus
harus diberikan dari 23 definisi, yang akan memiliki peran penting dalam pembicaraan
berikutnya adalah definisi tentang garis-garis sejajar.
Garis-garis sejajar adalah garis-garis yang terletak pada bidang yang sama, dan
apabila diperpanjang tak terbatas di kedua arah, tidak akan bertemu satu terhadap yang lain di
kedua arah tersebut.
Berbeda dengan definisi, konsep dasar kesejararan terletak pada tidak bertemunya garis-
garis, ini nampaknya menjadi perhatian penting yang membedakan konsep kesejajaran
sebelumnya bahwa ide kesejajaran dua garis terletak pada arah dan jarak yang sama di
manapun.
3. Anggapan umum
Sepuluh asumsi dari Euclid dibagi kedalam dua bagian, yang lima dikelompokkan ke dalam
anggapan umum (common notions), dan kelompok yang lainnya sebagai postulat. Perbedaan
dari keduanya tidaklah begitu jelas. Namun demikian dapat dimengerti agaknya kelompok
15
anggapan umum (common notions) berlaku bagi ilmu pengetahuan pada umumnya, sedangkan
postulat khusus untuk geometri.
Lima anggapan umum tersebut adalah
1. Sesuatu yang sama dengan sesuatu, akan sama satu sama lainnya.
2. Jika kesamaan ditambahkan pada suatu kesamaan, maka jumlahnya akan sama.
3. Jika kesamaan dikurangkan dari suatu kesamaan, maka selisihnya akan sama.
4. Jika sesuatu tepat sama dengan sesuatu, maka akan sama satu sama lainnya
5. Keseluruhan akan lebih besar dari bagian-bagiannya.
4. Postulate
Lima postulat Euclid adalah sebagai berikut
1. Garis dapat ditarik dari satu titik ke titik lainnya
2. Sebarang segmen (garis) dapat diperpanjang oleh suatu segmen yang sama dengan
segmen yang diberikan
3. Lingkaran dapat digambarkan dengan sebarang titik pusat dan radius yang diketahui
4. Semua sudut siku-siku sama besar
5. Apabila suatu garis memotong dua garis lain dan membentuk sudut dalam sehadap yang
jumlahnya kurang dari dua sudut siku-siku, maka bila kedua garis diperpanjang akan
bertemu di fihak yang sama dengan dua sudut dalam tersebut
Postulat lain
1. Setiap segmen (garis) memiliki titik tengah
2. Setiap sudut memiliki bisector
3. Bangun geometri dapat dipindahkan tanpa mengubah bentuk dan ukurannya.
Dari aksioma atau postulat-postulat diatas, dapat dideduksi sejumlah teorema dasar.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sudut yang bertolak belakang sama besar.
2. Sifat kongruensi segitiga (SAS, ASA, SSS).
3. Teorema kesamaan sudut alas segitiga sama kaki dan konversinya.
4. Eksistensi garis yang tegaklurus garis di titik pada garis tersebut
5. Eksistensi garis yang tegaklurus garis melalui titik yang terletak diluar (eksternal) garis
tersebut
16
6. Pembuktian suatu sudut yang sama dengan sudut dengan titik sudut dan sisi yang telah
diberikan sebelumnya.
7. Pembentukan segitiga yang kongruen dengan segitiga dengan sisi yang sama pada sisi
segitiga yang diketahui.
Sekarang akan dibuktikan teorema sudut luar (eksterior), sebagai cara menuju
perkembangan lebih lanjut.
Teorema 1: Teorema sudut luar
Sudut luar (eksterior) segitiga, akan lebih besar daripada sudut dalam
(interior) terpencil manapun
A F
E
B M C D
H
Bukti
Diketahui ABC , ACD sudut luar dari ABC . Sudut BAC atau A dan sudut ABC
atau B adalah sudut dalam terpencil. Yang harus dibuktikan: (1) ACD > A , dan (2)
ACD > B
(1) Caranya:
Tetapkan titik E tengah-tengah AC (aksioma 7), maka AE = EC
Tarik garis BE dan perpanjang sampai F sehingga BE = EF (aksioma 9)
EAB kongruen dengan ECF (SAS), karena: BE=EF,
Pandang bahwa
BEA = FEC , dan AE=EC. Akibatnya ECF = EAB = A
.
ACD > ECF
Karena (keseluruhan selalu lebih besar dari bagiannya), maka dapat
ACD > ECF = A
disimpulkan bahwa (terbukti).
ACD > B
Dengan jalan yang sama. (2) dapat dibuktikan pula bahwa . Jadi benar bahwa
sudut luar suatu segitiga akan selalu lebih besar dari sudut dalam terpencil manapun.
17
Teorema 2: Postulat kesejajaran
Jika dua garis dipotong oleh garis transversal sehingga membentuk pasangan
sudut dalam berseberangan sama besar, maka kedua garis tersebut sejajar.
A m
C 1 k k 1A C
1 l l 1
B B
Bukti
Diketahui dua garis k dan l dipotong garis m sedemikian hingga sudut dalam berserangannya
terbentuklah ABC . C terletak pada satu fihak dari garis m, atau di fihak yang lainnya.
sudut dalam terpencil, berarti B 1 > A 1 . Hal ini bertentangan dengan yang diketahui
bahwa B 1 = A 1
Pengandaian kita ( k tidak sejajar l ) salah. Yang benar adalah garis k sejajar l.
Akibat 1: Dua garis tegaklurus terhadap garis yang sama adalah sejajar
m k
l
Sebagai kibat langsung dari akibat 1 adalah:
Akibat 2: Hanya ada satu garis yang tegaklurus terhadap garis, melalui titik diluar garis tersebut
m
P k
Akibat 3 (Eksistensi garis sejajar): Jika titik P diluar garis l, maka setidak-tidaknya ada satu
garis melalui P sejajar l.
18
P k
Q l
Bukti:
Tarik garis melalui P tegaklurus l (akibat 2), memotong l di Q
Di titik P, buat garis k tegaklurus PQ (teorema dasar 4). Maka garis k sejajar l (akibat 1).
B C D
Bukti
0
Diketahui sebarang ABC . Yang harus dibuktikan adalah A +C<180 .
Caranya:
1) Perpanjang BC sampai titik D. ACD adalah sudut luar dari ABC
2) Berdasar teorema 1 (teorema sudut luar): ACD > A
0 0
3) Padahal ACD=180 C , masuk (2): 180 C > A . Maka
0 0
180 > A +C , atau A +C<180 (terbukti)
19
Dikatakan bahwa pernyataan ini ekuivalen secara logis. Hal ini berarti bahwa, jika
pernyataan pertama dianggap sebagai postulat (bersama dengan semua postulat Euclid lain
kecuali postulat sejajar), kemudian pernyataan kedua dapat dideduksi sebagai teorema. Dan
konversinya, jika pernyataan kedua dianggap sebagai postulat (bersama dengan semua postulat
Euclid kecuali postulat sejajar), maka pernyataan pertama dapat dideduksi sebagai teorema. Jadi
secara logis, tidak penting dua pernyataan mana yang akan diasumsikan sebagai postulat dan
yang mana yang akan dideduksi sebagai suatu teorema.
Pertama, dengan mengasumsikan postulat sejajar Euclid, akan dideduksi postulat Playfair
P
21 k
1Q n l
Diketahui garis l dan titik P diluar l. Akan ditunjukkan bahwa hanya ada satu garis sejajar k
melalui P diluar l.
Bukti
Berdasar akibat 3, kita bisa membuat garis k melalui P diluar l yang sejajar dengan l; yaitu:
(1) tarik garis melalui P tegaklurus l di Q, (2) di titik P, buat garis k yang tegaklurus PQ, maka k
sejajar l. Yang akan ditunjukkan k adalah satu-satunya garis sejajar dengan l.
Andaikan n sebarang garis lain yang melalui P, akan ditunjukkan bahwa n akan berpotongan
(tidak sejajar) dengan l. Misalkan P1 dan P2 adalah sudut dimana garis n bertemu dengan
PQ, maka P1 dan P2 bukanlah sudut siku-siku; P1 atau P2 adalah sudut lancip.
Misalkan P1 lancip. Sekarang, pandang bahwa garis l dan n dipotong oleh tranversal PQ
sehingga membentuk sudut lancip P1 dan sudut siku-siku Q1 adalah sudut interior pada
20
sisi yang sama, jumlah kedua sudut kurang dari 180 0. Postulat Euclid untuk segitiga dapat
digunakan, yang berarti garis n dan l akan bertemu (tidak sejajar). Dengan kata lain, bila ada
garis lain n melalui P di luar l, maka garis ini tidak akan sejajar l. Jadi dapat disimpulkan bahwa
k adalah satu-satunya garis melalui P diluar l yang sejajar l. Ini berarti postulat Playfair dapat
dideduksi dari postulat kesejajaran Euclid.
Kedua, dengan mengasumsikan postulat Playfair, akan dideduksi postulat kesejajaran Euclid
Diketahui titik P diluar garis l, dan m sebarang garis melalui P. Akan ditunjukkan bahwa melalui
P ada garis k sejajar l.
R P
k
2 E
m
1 3
l
Q
Bukti
Pandanglah garis l dan m dipotong oleh transversal PQ sehingga membentuk pasangan sudut
Misalkan
Q3 adalah tambahan dari sudut Q1 yang berada dilain fihak terhadap
Q1 dan P2 , maka:
0
(2) Q1 +Q 3 =180
(3)
P2 <Q3
Sekarang, pada titik P dapat dibentuk QPR yang sama dengan, dan dalam berseberangan
dengan
Q3 . Dari P2 <Q3 =QPR maka P2 <QPR yang berarti garis PR atau
k akan berbeda dengan garis m; dan menurut teorema 2, maka PR atau garis k sejajar l (terbukti).
Tambahan.
21
Menurut postulat Playfair, m tidak sejajar l, maka garis m dan l akan bertemu.
Andaikan garis m dan l bertemu di lain fihak dengan sudut Q1 dan P2 , katakanlah di
titik E, maka P2 merupakan sudut luar dari PQE , maka P2 >Q3 ; hal ini akan
dan m bertemu di fihak yang sama dengan yang memuat sudut Q1 dan P2 . Jadi postulat
sejajar Euclid dapat dideduksi dari postulat Playfair.
Kesimpulan
Berdasar dua pembuktian diatas, maka postulat sejajar Euclid dan postulat Playfair menjadi
ekivalen.
22
tersebut tidak memiliki kualitas intuitif sederhana apapun dari postulat lainnya. Hal ini dirasakan
oleh para ahli geometri selama 20 abad. Para ahli mencoba mendeduksi postulat sejajar dari
postulat lainnya, atau menggantikan postulat tersebut dengan yang nampaknya lebih pasti.
P X
m
Z n
l
Q Y
tidak menentu, karena XZ setidaknya sama besarnya dengan segmen garis dari
23
jarak dua garis sejajar XY akan sama (tetap). Pengandaian kita salah. Jadi m
adalah satu-satunya garis melaui P diluar l yang sejajar dengan l. Karenanya
postulat Playfair berlaku dan juga ekivalen dengan postulat sejajar Euclid.
nP m n P m
S R S R
T
Q l Q l
Dari sini postulat Playfair dapat dideduksi sebagai berikut.
24
Misalkan P adalah titik di luar garis l. Dari P tarik PQ tegak lurus l, dan di P buat garis m
yang tegak lurus PQ. Misalkan n sebarang garis selain m yang memuat P. Kita tunjukkan
bahwa n bertemu l. Misal R sebarang titik pada n di daerah antara l dan m. Dari R tarik garis
RS tegak lurus PQ. Sekarang, dengan menggunakan postulat Wallis, tentukan segitiga PQT
sedemikian hingga PQT sama dengan PSR , dan T berada pada sisi yang sama dari
Sekarang, apakah postulat wallis lebih jelas atau lebih sederhana daripada postulat Euclid?
R
C S T
A B P Q
Sebenarnya postulatnya mengatakan bahwa jika ABC dan segmen garis PQ
diberikan, aka nada titik R sedemikian hingga PQR sebangun dengan ABC .
Bagaimana memperoleh titik R? Pada sisi PQ yang diketahui, kita dapat membentuk
QPS= A dan PQT = B . Lalu R akan muncul sebagai perpotongan antara garis
PS dan QT. Akibatnya postulat Wallis mengimplikasikan bahwa PS dan QT harus bertemu.
0 0
Perhatikan bahwa A +B<180 menurut teorema 3, sehingga P+Q<180 . Jadi
25
postulat Wallis mengatakan bahwa dalam kasus tertentu, jika dua garis bertemu dengan
garis transversal sehingga membentuk pasangan sudut pada satu sisi garis transversal yang
jumlah sudutnya kurang dari 1800, maka dua garis tersebut haruslah bertemu. Hal ini serupa
dengan postulat sejajar Euclid. Tetapi postulat Wallis menyatakan hal yang lebih lengkap,
karena postulat tersebut memerlukan R=C dan proporsionalitas sisi dua segitiga
tersebut. Tampaknya postulat Wallis lebih pasti daripada postulat Euclid, dan tidak rumit.
D C
A B
26
Jika postulat sejajar Euclid diasumsikan, maka hipotesis sudut siku-siku akan terjadi
(karena postulat sejajar mengimplikasikan bahwa jumlah sudut sebarang segi empat adalah
3600). Argument Saccheri sebagai berikut: Tunjukkan bahwa hipotesis sudut tumpul dan
hipotesis sudut lancip keduanya membawa kontradiksi. Hal ini akan membentuk hipotesis
sudut siku-siku yang ekivalen dengan postulat sejajar Euclid.
Pembuktian Saccheri menggunakan sederetan teorema sederhana yang memiliki alasan
yang tepat, bahwa hipotesis sudut tumpul akan menghasilkan kontradiksi.
Beliau mempertimbangkan implikasi hipotesis sudut lancip. Diantaranya ada sejumlah
teorema yang tidak umum, dua diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Jumlah sudut sebarang segitiga kurang dari 1800
2) Jika l dan m merupakan garis pada satu bidang, maka salah satu dari sifat di
bawah ini terpenuhi:
a. Garis l dan m berpotongan, dalam kasus di mana dua garis tersebut
divergen dari titik potongnya.
b. Garis l dan m tidak berpotongan, tetapi memiliki garis tegak lurus yang
sama di mana dua garis tersebut divergen di kedua arah dari garis tegak
lurus yang sama tersebut.
c. Garis l dan m tidak berpotongan, dan tidak memiliki garis tegak lurus yang
sama, di mana dua garis tersebut konvergen di satu arah dan divergen pada
arah yang lainnya.
Saccheri tidak memandang sebagai kontradiksi, meskipun beliau pikir harus menganggap
sebagai konntradiksi dan bahkan diketahui pada masa sekarang bahwa teori hipotesis sudut
lancip Saccheri bebas kontradiksi seperti geometri Euclid. Sebenarnya beliau membuktikan
sejumlah teorema dalam bidang geometri non Euclid yang dikembangkan kurang lebih satu
abad setelah Bolyai dan Lobachevsky.
Tampaknya kepercayaan Saccheri pada Euclid ternyata menghidarinya melakukan
perubahan logis menjadi geometri non-euclid. Upayanya untuk mempertahankan Euclid
ternyata suatu kegagalan, tetapi kesalahan besar dengan sebagai satu-satunya orang yang
memiliki kemampuan tak lazim dan dedikasi langka dapat mencapainya.
LATIHAN
27
1. Buktikan postulat Playfair ekivalen dengan teorema sudut interior dalam berseberangan: jika
dua garis sejajar di potong oleh garis transversal, sebarang pasang sudut interior dalam
berseberangan yang terbentuk akan sama besar.
2. Beri kupasan mengenai pembuktian postulat sejajar Euclid di bawah ini
P m
d X
n l
Q
Diberikan titik P di luar garis l, PQ tegak lurus l di Q. Misalkan d adalah jarak PQ dari P ke l.
Misalkan m adalah garis yang titik-titiknya berjarak sama dari l. Jelaskan m memuat P yang
tidak bertemu dengan l. Sekarang dimisalkan n adalah sebarang garis lain melalui P. Akan
kita tunjukkan bahwa n akan bertemu dengan l. n melewati m dan memasuki daerah antara m
dan l, misalkan pada daerah sebelah kanan dari garis PQ. Misalkan X sebarang titik di n
yang berada di sebelah kanan dari PQ. Maka karena X mundur dari P, maka jarak X ke m
akan meningkat tidak menentu. Pada akhirnya menjadi lebih besar dari d, yaitu jarak konstan
dari m ke l. Akhirnya m juga harus bertemu dengan l, dan tentu saja n bertemu dengan l.
Oleh kerena itu, m adalah satu-satunya garis yang melalui P sejajar l.
3. Beri kupasan mengenai pembuktian proposisi berikut ini: dua garis yang tidak berjarak sama
pasti bertemu
m A B X
a b
l
Misal garis m tidak berjarak sama dari garis l, maka ada dua titik A pada m yang berjarak a
dari l dan titik B pada m yang berjarak b dari l sedemikian hingga ab , katakanlah
a> b . Misalkan c=ab dan misalkan d jarak AB. Karena suatu titik bergerak melalui
jarak d dari A ke B sepanjang m, jaraknya terhadap l akan menurun dikarenakan c. Pilihlah X
pada m dalam arah yang sama dari A sebagaimana B sedemikian hingga AX adalah
28
(a/c )d , maka karena suatu titik bergerak dengan jarak (a/c )d dari A ke X sepanjang
m, maka jaraknya terhadap l menurun dikarenakan (a/c )c=a . Sehingga jarak dari X ke l
n
P R m
R1d B
l
A Q
Diketahui titik P di luar l, PQ tegak lurus l di Q, dan garis m tegak lurus PQ di P. Misalkan n
sebarang garis melalui P yang berbeda dengan m. Akan kita tunjukkan bahwa n akan
bertemu dengan l, sehingga m adalah satu-satunya garis melalui P yang sejajar dengan l.
Tentu saja n bertemu dengan l jika n tegak lurus l, sehingga dapat kita asumsikan n tidak
tegak lurus dengan l. Karena n berbeda dari m, pasti ada satu titik R pada n sedemikian
1
hingga QPR adalah sudut lancip. Bentuklah QPR yang sama dengan QPR
dengan R1 berada pada sisi yang berlawanan PQ dari R, maka Q berada pada di dalam
1 1
RPR . Jadi l memuat titik di dalam RPR dan harus bertemu satu dari sisi-sisinya.
Jika l bertemu dengan sisi PR, tentu saja n bertemu dengan l. Anggaplah l bertemu dengan
sisi PR1 di A. Pilih titik B pada sisi PR sedemikian hingga PB=PA , maka
PQA PQB (SAS), dan PQB adalah sudut siku-siku. Jadi B berada pada l, dan n
bertemu dengan l.
5. Beri kupasan mengenai postulat sejajar Euclid berikut
n
P m
Y R X
Q1
29
l
Y X1
Diketahui titik P di luar l, PQ tegak lurus l di Q dan garis m tegak lurus PQ di P. Misalkan n
adalah sebarang garis melalui P yang berbeda dari m. Akan di tunjukkan bahwa n akan
bertemu l sehingga m adalah satu-satunya garis melalui P yang sejajar l. Tentu saja n bertemu
dengan l jika n tegak lurus l, sehingga dapat kita asumsikan n tidak tegak lurus dengan l.
Karena n berbeda dari m, pasti ada satu titik R pada n sedemikian hingga QPR adalah
sudut lancip. Pilih X secara sebarang pada sisi PR dari QPR dan misalnya Y merupakan
kaki tegak lurus dari X pada sisi PQ dari QPR . Misalkan X menyusut tak berakhir,
maka Y menyusust tak berakhir. Maka ada posisi Y 1 dari Y pada sisi PQ sedemikian hingga
PY 1 >PQ .
Misalkan X1 merupakan posisi X pada sisi PR. Karena PY 1 >PQ , titik P dan Y1 haruslah
pada posisi yang berlawanan dari l. Tetapi X1 dan Y1 pada posisi yang sama dari l. Karena
1 1
Y X // l , jadi P dan X1 pada posisi yang berlawanan dari l, dan garis n yang
menghubungkan titik P dan X1 haruslah bertemu di l.
6. Postulat sejajar Euclid secara tidak langsung menyatakan bahwa jumlah sudut setiap segitiga
adalah 1800. Apakah konversinya juga benar? Coba buktikan pernyataan ini, tapi jangan
habiskan waktu saja tanpa persiapan yang cukup untuk memecahkan permasalahan ini.
30