Anda di halaman 1dari 23

GEOMETRI EUCLID DAN KELEMAHANNYA

Disusun Oleh :
1. Cindi Angraini (1813021010)
2. Mita Dwi Sari (1813021028)
3. Haura Nabilah (1813021032)

Mata Kuliah : Geometri Aksiomatis


Dosen Pengampu : Dr. Haninda Bharata, M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul “Geometri Euclid dan Kelemahannya” ini tepat waktu
dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Geometri Aksiomatis. Harapan
penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi
para pembaca.

Di dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kesulitan. Dan tidak lupa
penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Dr. Haninda Bharata,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Geometri Aksiomatis dan berbagai pihak atas
saran dan kritiknya sehingga penulisan dan penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandarlampung, 29 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN ......................................................................................... 3


A. Sejarah Geometri Euclid ....................................................................... 3
B. Definisi, Postulat, Aksioma, dan Proposisi Euclid ............................... 4
C. Kelemahan Geometri Euclid ................................................................ 16

III. PENUTUP .................................................................................................. 19


A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
B. Penutup ................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu perkembangan ilmu matematika yang terus berlangsung dari masa
ke masa adalah bidang geometri. Geometri didefinisikan sebagai cabang
Matematika yang membahas terkait titik, garis, bidang dan benda-beda ruang
serta sifat, ukuran dan hubungannya satu sama lain. Dalam cabang Geometri,
yang pertama kali muncul yaitu Geometri Euclid.

Geometri Euclid dipaparkan dalam sebuah karya yang ditulis oleh Euclides
seorang tokoh matematika dari Alexandria yang berjudul “The Elements”.
Geometri Euclid menjadi salah satu dasar geometri karena telah bertahan
selama hampir 2000 tahun. Namun meskipun begitu, Geometri Euclid juga
memiliki beberapa kelemahan.

Terkait pembahasan mengenai salah satu dasar Geometri yaitu Geometri


Euclid yang mampu bertahan selama hampir 2000 tahun, penulis tertarik
untuk membahas sedikit mendalam terkait Geometri Euclid dan
kelemahannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah Geometri Euclid?


2. Bagaimana bunyi Definisi, Postulat, Aksioma dan Proposisi Euclid?
3. Apa kelemahan Geometri Euclid?

1
C. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana sejarah Geometri Euclid


2. Mengetahui bunyi dari Definisi, Postulat, Aksioma dan Proposisi Euclid
3. Mengetahui kelemahan Geometri Euclid

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Geometri Euclid

Geometri adalah salah satu cabang ilmu matematika. Geometri berasal dari
bahasa Yunani yaitu geo yang berarti bumi dan metria yang berarti ukuran.
Secara harfiah geometri dapat diartikan sebagai ilmu pengukuran bumi.
Dengan demikian geometri merupakan studi ruang dan sistematisasi dari
cara kita memandang ruang di sekitar kita. Pada awalnya geometri mulai
dikenal oleh Mesir Kuno dalam perhitungan ukuran tanah untuk
perpajakan. Pada awalnya geometri hanya menitik beratkan pada jarak,
luas,dan volume. Geometri adalah salah satu ilmu yang tertua, ilmu yang
menyangkut geometri telah ada sejak zaman Mesir Kuno, Lembah Sungai
Indus dan Babilon, sekitar 3000 SM.

Geometri Euclid adalah geometri yang pertama kali muncul yang dibuat
oleh seorang matematikawan Yunani bernama Euclid. Euclid dikenal
sebagai “Bapak Geometri” yang menghasilkan karya monumental. Salah
satu karyanya adalah The Elements yang hingga sekarang masih termuat di
dalam buku teks sekolah yang berkatian dengan geometri dan teori
bilangan. Buku 1 sampai 6 memuat tentang geometri datar yaitu segitiga,
segiempat, lingkaran, segi banyak, perbandingan dan kesebangunan. Buku
7 sampai dengan 10 tentang teori bilangan, buku 11 tentang geometri
ruang yang berhubungan dengan geometri dengan geometri datar. Buku
ke12 membahas tentang limas, kerucut dan tabung dan buku ke-13
membahas bidang banyak.

Sebagian besar teorema muncul dalam The Element tidak ditemukan oleh
Euclid sendiri, tetapi juga merupakan hasil karya matematikawan Yunani

3
sebelumnya seperti Pythagoras, Hippocrates Chios, Theaetetus Athena,
dan Eudoxus dari Cnidos. Namun, Euclid terkenal dengan pengaturan
teorema secara logis, sehingga karyanya diakui.

B. Definisi, Postulat, Aksioma, dan Proposisi Euclid

The Element merupakan risalah yang terdiri dari 13 buku. Ini merupakan
kumpulan definisi, postulat, aksioma, dan proposisi yang dikemukan oleh
Euclid. Adapun penjelasannya isi buku 1 The Element sebagai berikut:
1. Definisi
Definisi adalah kata, frasa atau kalimat yang mengungkapkan makna,
keterangan atau ciri utama dari orang, benda, proses atau aktivitas.
Definisi merupakan rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu
konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi. Definisi-definisi
yang diungkapkan oleh Euclid adalah sebagai berikut:
Definisi 1
Titik adalah sesuatu yang tidak punya bagian (sesuatu yang punya
posisi tetapi tidak punya dimensi).
Definisi 2
Garis adalah sesuatu yang punya panjang tetapi tidak punya lebar.
Definisi 3
Ujung-ujung suatu garis adalah titik.
Definisi 4
Garis lurus adalah garis yang terletak secara rata dengan titik-titik pada
dirinya.
Definisi 5
Bidang adalah sesuatu yang hanya mempunyai panjang dan lebar.
Definisi 6
Sisi-sisi dari bidang berupa garis.
Definisi 7
Bidang datar adalah bidang yang terletak secara rata dengan garis-garis
lurus pada dirinya.

4
Definisi 8
Sudut bidang terbentuk dari dua garis pada bidang yang bertemu pada
sebuah titik dan tidak terletak dalam sebuah garis lurus.
Definisi 9
Dan ketika garis-garis yang membentuk sudut lurus, sudut tersebut
disebut rectilinear.
Definisi 10
Ketika garis lurus berdiri pada sebuah garis lurus dan membentuk
sudut berdekatan yang besarnya sama, masing-masing sudut tersebut
adalah sudut siku-siku, dan garis yang berdiri dikatakan tegak lurus
dengan garis kurus tempatnya berdiri.
Definisi 11
Sudut tumpul adalah sudut yang lebih besar dari sudut siku-siku.
Definisi 12
Sudut lancip adalah sudut yang lebih kecil dari sudut siku-siku.
Definisi 13
Batas adalah sesuatu yang merupakan ujung dari apapun.
Definisi 14
Bangun adalah sesuatu yang dibentuk oleh batas atau batas-batas.
Definisi 15
Lingkaran adalah bangun datar yang dibentuk oleh satu garis
sedemikian hingga semua garis lurus yang jatuh pada bangun tersebut
dari sebuah titik di dalam bangun tersebut pada bangun tersebut
panjangnya sama.
Definisi 16
Dan titik tersebut disebut pusat lingkaran.
Definisi 17
Diameter lingkaran adalah suatu garis lurus yang digambar melalui
pusat lingkaran dan berakhir di dua arah keliling lingkaran.
Definisi 18
Setengah lingkaran adalah bangun yang dibangun oleh diameter dan
keliling lingkaran yang dipotong oleh diameter.

5
Definisi 19
Bangun-bangun rectilinear adalah bangun-bangun yang dibentuk oleh
garis lurus. Bangun segitiga adalah bangun yang dibentuk oleh tiga
garis lurus, bangun segiempat adalah bangun yang dibentuk oleh
empat garis lurus, bangun segibanyak adalah bangun yang dibentuk
oleh lebih dari empat garis lurus.
Definisi 20
Dari bangun segitiga, segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki
tiga sisi yang sama, segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki
dua sisi yang sama, segitiga sembarang (segitiga tak sama panjang)
adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak ada yang sama.
Definisi 21
Selanjutnya, pada bangun segitiga, segitiga siku-siku adalah segitiga
yang memiliki sudut sikusiku, segitiga tumpul adalah segitiga yang
memiliki sudut tumpul, segitiga lancip adalah segitiga yang memiliki
sudut lancip.
Definisi 22
Pada bangun segiempat, persegi adalah bangun yang semua sisinya
memiliki panjang yang sama dan memiliki sudut siku-siku, persegi
panjang adalah bangun yang memilik sudut sikusiku tetapi tidak
memiliki dua pasang sisi yang panjangnya sama, belah ketupat adlah
bangun yang semua panjang sisinya sama tetapi tidak memiliki sudut
suku-siku.
Definisi 23
Garis-garis lurus sejajar adalah garis lurus yang berada pada bidang
datar yang sama, dan jika diperpanjang secara terus menerus pada
kedua arah tidak akan berpotongan di arah manapun.

2. Postulat
Postulat adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap
benar tanpa perlu membuktikannya, anggapan dasar untuk satu ilmu
tertentu.

6
Postulat 1
Melalui dua titik sebarang dapat dibuat garis lurus.
Postulat 2
Ruas garis dapat diperpanjang secara kontinu menjadi garis lurus.
Postulat 3
Melalui sebarang titik dan sebarang jarak dapat dilukis lingkaran.
Postulat 4
Semua sudut siku-siku sama.
Postulat 5
Jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-
sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku, kedua garis
tersebut jika diperpanjang tak terbatas, akan bertemu dipihak tempat
kedua sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku.

3. Aksioma
Aksioma adalah pendapat yang dijadikan pedoman dasar dan
merupakan dalil pemula, sehingga kebenarannya tidak perlu dibuktikan
lagi. Aksioma yaitu suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran
dan bersifat umum untuk semua cabang ilmu, tanpa memerlukan
pembuktian. Jadi, aksioma adalah sebuah pernyataan logika, yang bisa
diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan.
Aksioma 1
Hal-hal yang sama adalah sama dengan suatu yang lain.
Aksioma 2
Jika sesuatu yang sama ditambah dengan sesuatu yang sama,
jumlahnya sama. A=B, C=D maka A+C=B+D.
Aksioma 3
Jika sesuatu yang sama dikurangi dengan sesuatu yang sama, sisanya
sama.
Aksioma 4
Hal-hal yang berimpit satu sama lain, hal-hal tersebut sama.

7
Aksioma 5
Keseluruhan lebih besar dari pada sebagian.

4. Proposisi
Proposisi adalah suatu hasil yang terbukti dan sering menarik, tetapi
biasanya tidak lebih penting daripada suatu teorema.
Proposisi 1
Jika diberikan garis lurus dengan panjang terbatas, maka dapat dibuat
segitiga sama sisi

Bukti: Diberikan AB.


Buat lingkaran L1 dengan pusat A dan jari-jari AB ………. (postulat 3)
Buat lingkaran L2 dengan pusat B dan jari-jari AB ………. (postulat 3)
L1 dan L2 berpotongan di C.
Tarik garis dari A ke C dan dari B ke C ………. (postulat 1)
∆ABC adalah segitiga sama sisi.
Proposisi 2
Jika diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik di luar garis, maka
melalui titik tersebut dapat dibuat garis lurus yang panjangnya sama
dengan garis lurus yang diberikan.

8
Bukti: Diberikan garis AB dan titik C di luar AB.
Buat lingkaran L1 dengan pusat B dan jari-jari AB ………. (postulat 3)
Tarik garis dari B ke C ………. (postulat 1)
Buat segitiga sama sisi melalui BC ………. (proposisi 1)
Namakan ∆BCD
Perpanjang BD sampai memotong L1 di E ………. (postulat 2)
Buat lingkaran L2 dengan pusat D dan jari-jari DE ………. (postulat 3)
Perpanjang CD sampai memotong L2 di F ………. (postulat 2)
BE = AB ………. (jari-jari L1) ……….1)
DE = DF ………. (jari-jari L2)
DB + BE = DC + CF ………. (aksioma 1)
Karena DB = DC ………. (∆BCD sama sisi)
Maka BE = CF ………. (aksioma 2) ……….2)
Dari 1) dan 2) diperoleh AB = CF
Proposisi 3
Jika diberikan dua garis lurus dengan panjang berbeda, maka garis
lurus yang lebih panjang dapat dipotong sehingga panjangnya sama
dengan garis lurus yang lebih pendek.
Proposisi 4
Jika dua buah segitiga memiliki dua sisi bersesuaian yang panjangnya
sama dan sudut-sudut yang dibentuk oleh kedua sisi tersebut besarnya
juga sama, maka panjang sisi dan besar sudut yang bersesuaian lainnya
juga sama.
Proposisi 5
Dalam segitiga sama kaki, sudut-sudut alas besarnya sama dan jika
kedua kaki diperparjang maka sudut-sudut di bawah alas juga sama
besar.
Proposisi 6
Jika dua sudut dalam sebuah segitiga besarnya sama, maka sisi-sisi
yang berhadapan dengan sudut tersebut panjangnya juga sama.

9
Proposisi 7
Jika alas dua buah segitiga berimpit, dan sisi-sisi yang bersesuaian
pada dalam segitiga-segitiga tersebut sama panjang dan searah, maka
titik potong sisi-sisi yang bersesuaian dalam setiap segitiga berimpit.
Proposisi 8
Jika sisi-sisi yang bersesuaian dalam setiap segitiga panjangnya sama,
maka sudut-sudut yang bersesauaian besarnya juga sama.
Proposisi 9
Sudut rectilinear dapat dibagi menjadi dua sama besar.
Proposisi 10
Garis lurus terbatas dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama
panjang.
Proposisi 11
Jika diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik pada garis lurus
tersebut, maka melalui titik tersebut dapat dibuat garis lurus yang tegak
lurus pada garis lurus yang diberikan.
Proposisi 12
Jika diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik di luar garis lurus
tersebut, maka melalui titik tersebut dapat dibuat garis lurus yang tegak
lurus pada garis lurus yang di berikan.
Proposisi 13
Jika sebuah garis lurus berdiri pada sebuah garis lurus, maka akan
membentuk dua sudut siku siku atau sudut yang jumlahnya sama
dengan dua sudut siku siku.
Proposisi 14
Diberikan sebuah garis lurus dan sebuah titik pada garis tersebut, jika
dua garis lurus melalui titik tersebut dan membentuk sudut yang
besarnya sama dengan dua kali sudut siku-siku, maka kedua garis lurus
tersebut segaris.

10
Proposisi 15

Jika dua buah garis lurus berpotongan, maka akan terbentuk dua sudut
bertolak belakang yang besarnya sama.
Proposisi 16
Jika salah satu sisi dalam segitiga diperpanjang, maka sudut
eksteriornya lebih besar dari pada sudut interior yang tidak bersisian.
Proposisi 17

Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari dua sudut siku-siku.
Proposisi 18
Dalam segitiga, sudut dihadapan sisi yang lebih panjang juga lebih
besar.
Proposisi 19
Dalam segitiga, sisi dihadapan sudut yang lebih besar juga lebih
panjang.
Proposisi 20
Jumlah dua sisi dalam segitiga lebih besar dari sisi yang lainnya.
Proposisi 21
Jika dari ujung-ujung salah satu sisi segitiga dibuat dua garis lurus
sedemikian hingga membentuk segitiga baru, maka jumlah kedua sisi
(yang tidak berimpit) segitiga baru lebih kecil daripada jumlah kedua

11
sisi (yang tidak berimpit) segitiga awal, tetapi besar sudut yang
dibentuk lebih besar.
Proposisi 22
Jika diberikan tiga garis lurus maka dari garis lurus, maka dapat
dibentuk sebuah segitiga.
Proposisi 23
Jika diberikan sebuah sudut dan sebuah garis lurus, maka melalui garis
lurus tersebut dapat dibuat sudut yang besarnya sama dengan yang
diberikan.
Proposisi 24
Jika dua buah segitiga memiliki dua sisi yang bersesuaian, tetapi sudut
yang dibentuk oleh sisisisi tersebut pada segitiga pertama lebih besar,
maka alas segitiga pertama lebih panjang.
Proposisi 25
Jika dua buah segitiga memiliki dua bersesuaian sisi yang sama besar,
tetapi sisi lainnya pada segitiga pertama lebih besar daripada yang di
segitiga yang ke dua, maka sudut yang berhadapan dengan sisi yang
lebih besar pada segitiga pertama juga lebih besar daripada yang di
segitiga ke dua.
Proposisi 26
Jika dua buah segitiga memiliki dua sudut bersesuaian sama besar dan
sisi yang terkait dengan sudut-sudut tersebut sama panjang, maka sudut
dan sisi yang bersesuaian lainnya juga sama besar.
Proposisi 27

Jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus dan membentuk
sudut dalam berseberangan yang sama besar, maka kedua garis lurus
yang dipotong tersebut sejajar.

12
Proposisi 28
Jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus dan membentuk
sudut eksterior sama dengan sudut interior yang tidak bersisian
(sehadap), atau jumlah sudut interiornya sama dengan dua sudut siku-
siku, maka kedua garis lurus yang dipotong tersebut sejajar.

Proposisi 29
Jika sebuah garis lurus memotong dua garis lurus yang sejajar dan
membentuk sudut dalam berseberangan yang sama besar, maka sudut
eksterior sama dengan sudut interior yang tidak bersisian (sehadap),
dan jumlah sudut interiornya sama dengan dua sudut siku-siku.
Proposisi 30
Jika dua buah garis lurus sejajar dengan sebuah garis lurus, maka kedua
garis lurus tersebut sejajar satu sama lain.
Proposisi 31
Melalui sebuah titk di luar garis lurus dapat dibuat garis lurus yang
sejajar dengan garis lurus tersebut.
Proposisi 32
Dalam sebuah segitiga, jika salah satu sisi diperpanjang, maka besar
sudut eksterior sama dengan jumlah besar sudut interior yang tidak
bersisian.
Proposisi 33
Garis lurus yang terkait dengan ujung-ujung garis lurus yang sejajar
dan sama panjang juga sejajar dan sama panjang.

13
Proposisi 34

Dalam jajargenjang, sudut-sudut yang tidak bersisian (berhadapan)


sama besar dan diagonalnya membagi dua daerahnya sama besar.
Proposisi 35
Jika dua buah jajargenjang terletak pada garis-garis sejajar yang sama
dan alasanya berimpit maka luas kedua jajargenjang tersebut sama.
Proposisi 36
Jika dua buah jajargenjang terletak pada garis-garis sejajar yang sama
dan alasanya sama panjang maka luas kedua jajargenjang tersebut
sama.
Proposisi 37
Jika dua buah segitiga terletak pada garis-garis sejajar yang sama dan
alasnya berimpit maka luas kedua jajargenjang tersebut sama.
Proposisi 38
Jika dua buah segitiga terletak pada garis-garis sejajar yang sama dan
alasanya sama panjang maka luas kedua jajargenjang tersebut sama.
Proposisi 39
Jika dua buah segitiga memiliki luas yang sama dan alasnya serta
sisinya berimpit, maka kedua segitiga tersebut terletak pada garis-garis
sejajar yang sama.
Proposisi 40
Jika dua buah segitiga memiliki luas yang sama dan alasnya serta
sisinya sama panjang, maka kedua segitiga tersebut terletak pada garis-
garis sejajar yang sama.

14
Proposisi 41
Jika sebuah jajargenjang memiliki alas yang berimpit dengan alas
sebuah segitiga dan terletak dalam garis sejajar yang sama, maka luas
jajargenjang sama dengan dua kali alas segitiga.
Proposisi 42
Jika diberikan sebuah segitiga dan sebuah sudut rectilinear, maka
melalui sudut rectilinier tersebut dapat dibuat jajargenjang yang
luasnya sama dengan dua kali luas segitiga tersebut.
Proposisi 43
Dalam jajargenjang, komplemen-komplemen jajargenjang pada
diagonal memiliki luas yang sama.
Proposisi 44
Jika diberikan sebuah garis lurus, sebuah sudut rectilinear, dan sebuah
segitiga, maka melalui sudut dan garis lurus tersebut dapat dibuat
sebuah jajargenjang yang luasnya sama dengan dua luas segitiga yang
diberikan.
Proposisi 45
Jika diberikan sebuah sudut dan sebuah bidang rectilinear, maka
melalui sudut tersebut dapat dibuat jajargenjang yang luasnya sama
dengan bidang yang diberikan.
Proposisi 46
Melalui sebuah garis dapat dibuat sebuah jajargenjang.
Proposisi 47
Dalam segitiga siku-siku, kuadrat sisi di hadapan sudut siku-siku sama
dengan jumlah kuadrat dua sisi yang lainnya.
Proposisi 48
Jika dalam segitiga kuadrat salah satu sisi sama dengan jumlah kuadrat
dua sisi yang lainnya, maka sudut yang dibentuk oleh dua sisi yang
lainnya tersebut adalah siku-siku.

15
Adapun isi buku The Element yang lain mencangkup pembahasan
tentang geometri Euclid (buku 1-6 dan 11-13) dan teori bilangan (buku
7-10).
 Buku 2: Definisi = 2, Proposisi = 14
 Buku 3: Definisi = 11, Proposisi = 37
 Buku 4: Definisi = 7, Proposisi = 16
 Buku 5: Definisi = 18, Proposisi = 25
 Buku 6: Definisi = 4, Proposisi = 33
 Buku 7: Definisi = 22, Proposisi = 39
 Buku 8: Proposisi = 27
 Buku 9: Proposisi = 36
 Buku 10: Definisi I = 4, Proposisi = 1-47, Definisi II = 6, Proposisi
= 48-84, Definisi III = 6, Proposisi = 85 -115
 Buku 11: Definisi = 28, Proposisi = 39
 Buku 12: Proposisi = 18
 Buku 13: Proposisi = 18

C. Kelemahan Geometri Euclid

1. Kelemahan 1
Euclides berusaha untuk mendefinisikan semuanya dalam geometri,
sampai titik dan garis. Jika ditinjau dari definisi yang dikemukakan
Euclides dalam bukunya yang pertama.
Definisi 1: Titik adalah sesuatu yang tidak mempunyai bagian.
Definisi 2: Garis ialah panjang tanpa lebar.
Permasalahannya, apakah tidak perlu untuk mendefinisikan tentang
“bagian” dan juga tentang “lebar”? Para ahli berpendapat, tampaknya
memang harus ada pengertian-pengertian pangkal (undefined terms).

16
2. Kelemahan 2
Postulat kelima dari Euclides yang terkenal dengan nama Postulat
Kesejajaran, terlalu panjang sehingga dianggap membingungkan oleh
para matematikawan.
Postulat 5 Euclides berbunyi: “Jika dua garis dipotong oleh sebuah
garis lain (disebut dengan garis transversal) sedemikian hingga
membuat jumlah sudut dalam sepihak kurang dari 1800, maka kedua
garis itu berpotongan pada pihak yang jumlah sudut dalam sepihaknya
kurang dari 1800”. Oleh John Playfair (1795), postulat tersebut di atas
dimodifikasi sebagai berikut. “Melalui sebuah titik di luar sebuah garis
yang diketahui, hanya dapat dibuat sebuah garis yang sejajar dengan
garis yang diketahui.”

Titik P di luar garis m. Hanya ada 1 garis n, yang melalui P dan sejajar
m. Aksioma pengganti postulat ke-5 Euclides tersebut dikenal sebagai
“Aksioma Playfair”. Aksioma Playfair ekuivalen dengan Postulat ke-5
Euclides. Beberapa matematikawan menganggap bahwa postulat ke-5
itu bukan postulat, melainkan teorema/dalil yang dengan demikian
harus dapat dibuktikan dengan keempat postulat sebelumnya. Usaha
untuk membuktikan postulat ke-5 berlangsung sejak Euclides masih
hidup sampai kira-kira sekitar tahun 1820. Tokoh-tokoh yang berusaha
untuk membuktikan ini antara lain: Proclus dari Aleksandria (410 –
485), Gerolamo Saccheri dari Italia (1607 – 1733), Karl Friedrich
Gauss dari Jerman (1777 – 1855), Wolfgang (Farkas) Bolyai dari
Hongaria (1775 – 1856) dan anaknya Yanos Bolyai (1802 – 1860), dan
juga Nicolai Ivanovitch Lobachevsky (1793 – 1856). Usaha-usaha ini
tidak ada yang berhasil dan hal ini menunjukkan keunggulan Euclides.
Tetapi, usaha ini mengakibatkan ditemukannya Geometri jenis lain,
yang sekarang disebut dengan Geometri Non Euclid.

17
3. Kelemahan 3
Terdapat dalil dalam Geometri Euclid yang berbunyi: Melalui suatu
ruas garis dapat dilukis suatu segitiga samasisi.

Kelemahan dalil ini adalah, Euclides menganggap begitu saja bahwa


kedua lingkaran itu berpotongan, tanpa menggunakan atau
mendasarkan pada suatu postulat. Matematikawan berpendapat bahwa
untuk mendapatkan titik potong ini masih diperlukan pertolongan
prinsip kekontinuan. Demikianlah sepintas beberapa kelemahan
Geometri Euclid. Dengan kelemahan tersebut maka Geometri Euclid
tidak dapat lagi dipandang sebagai suatu sistem deduktif yang ketat.
Walaupun demikian, Geometri Euclid tetap merupakan suatu karya
besar yang telah bertahan selama 2000 tahun, dan sekarang memang
perlu diperbaiki. Kenyataannya, ruang Euclid memang mudah diterima
menurut pengamatan awam/umum.

Pembuktian geometri yang mengambil kesimpulan dari


diagram/gambar dianggap tidak memuaskan pada saat ini. Para ahli
geometri tidak menemukan ketentuan yang standar dalam pembuktian
semacam itu. Sebaliknya, Euclides, seorang ahli logika, masih
mendasarkan pada gambar dalam pembuktiannya. Kelihatannya,
tekanan utama yang menyebabkan perubahan ini adalah perkembangan
teori non-Euclides yang kontradiksi dengan postulat kesejajaran
Euclides.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Geometri Euclid adalah geometri yang pertama kali muncul dikenalkan


oleh Euclid yang dikenal sebagai “Bapak Geometri”
2. Definisi merupakan rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu
konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi.
3. Postulat adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar
tanpa perlu membuktikannya, anggapan dasar untuk satu ilmu tertentu.
4. Aksioma yaitu suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran dan
bersifat umum untuk semua cabang ilmu, tanpa memerlukan pembuktian
5. Proposisi adalah suatu hasil yang terbukti dan sering menarik, tetapi
biasanya tidak lebih penting daripada suatu teorema.
6. Terdapat tiga kelemahan dalam Geometri Euclid yaitu terkait dengan
definisi, postulat dan dalil Euclid.

B. Saran

Demikianlah makalah pembahasan makalah ini, kami mengharapkan kritik


dan saran membangun dari pembaca apabila terdapat kekurangan atau hal-
hal yang mungkin kurang sesuai.

19
DAFTAR PUSTAKA

Richard, Fitzpatrick. 1885. Euclid’s Elements of Geometry. The Greek text:


Heiberg.

Joyce, David E. 1996. Euclid. [online]. Tersedia di


http://www.mathopenref.com/euclid.html. Diakses tanggal 28 Agustus 2021.

Sari, Anggun Novita. 2012. Perbandingan Segiempat Lambert Pada Geometri


Euclid Dan Non-Euclid. Prosiding Universitas Lampung (1): 1-6. [online].
Tesedia di http://repository.lppm.unila.ac.id/6732/1/Prosiding%20Seminar%20
Sain%2C%20Edukasi%20%26%20TI%202012%20Anggun%20N_Muslim%20A
_Agus%20S.pdf. Diakses pada 29 Agustus 2021.

Suyitno, Amin. 2017. Bahan Ajar Mata Kuliah Geometri Non-Euclid. Semarang:
UNNES.

20

Anda mungkin juga menyukai