FUNGSI KOMPLEKS
DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh :
Kelompok 5
JURUSAN MATEMATIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan juga
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas “Project” ini. Penulis juga
berterima kasih atas bimbingannya kepada dosen pengampu mata kuliah “Fungsi Kompleks”
yaitu Ibu Nurhasanah Siregar, S.Pd., M.Pd
Harapan kami semoga tugas ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga tugas ini berguna bagi pembaca sebagaimana mestinya.
Kelompok 5
Kemampuan Penalaran Matematik dalam Pembelajaran Discovery Berbasis Mind Map
pada Fungsi Kompleks
Abstrak
Adapun tujuan dilakukan penenlitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran discovery
berbasis mind map pada fungsi kompleks untuk meningkatkan kemampuan penalaran
matematik. Metode penenlitian yang dilakkan yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif
dimana rancangan penenlitian dengan menggunakan tindakan kelas dan dilaksanakan dalam dua
siklus. Pengambilan data dilakukan dengan : observasi, tes, dokumentasi, catatan lapangan.
Sementara untuk menganalisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, menelaah
data dan penarikan kesimpulan dan keabsahan data menggunakan triangulasi. Untuk hasil
penenlitian diperoleh dari data kemampuan akademik, kemampuan penalaran matematik,
kemampuan presentasi mahasiswa dan respon mahasiswa dengan ketercapain yang sangat baik.
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu bahwa pembelajaran discovery berbasis mind
map dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematik dan meningkatkan keberhasilan
akademik mahasiswa, sehingga pembelajaran lebih berkualitas.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang berperan penting dalam mengasah
pola pikir dan daya nalar sehingga matematika selalu berhubungan dengan berpikir dan bernalar.
Menurut pendapat Ismawati, dkk Matematika ditingkat perguruan tinggi menuntut mahasiswa
memiliki kemampuan berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Sementara
Sabandar (2008) menyatakan bahwa proses berpikir memiliki peran sangat penting dalam proses
pemecahan masalah. Menurut Sumarmo, dkk (2012) Pembelajaran matematika memiliki tujuan
umum yaitu: belajar untuk berkomunikasi, belajar untuk bernalar, belajar untuk memecahkan
masalah, belajar untuk mengaitkan ide, pembentukan sikap positif terhadap matematika. Para
pakar juga memberikan pendapat bahwa suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan
siswa lebih aktif belajar dalam memperoleh pengetahuan dan mengembangkan berfikir melalui
penyajian masalah dengan konteks yang relevan (Sutawidjaja dan Afgani, 2015).
Dalam pembelajaran matematika sangat memerlukan kemampuan berpikir dan bernalar
yang tinggi diantaranya pembelajaran pada mata kuliah fungsi kompleks. Mata kuliah fungsi
kompleks itu merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh mahasiswa pendidikan
matematika dengan beban 3 sks. Materi yang terdapat dalam mata kuliah fungsi komplekspun
harus memerlukan kemampuan penalaran sehingga mahsiswa harus memahami konsep agar
dapat menyelesaikan permasalahan matematika pada mata kuliah fungsi kompleks. Alasan
peneliti melakukan penelitian tersebut karena pengalaman dari peneliti sendiri saat mengambil
mata kuliah tesebut, mahasiswa masih banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
permasalahan matematika yang ada serta masih kebingungan.
Dalam penelitian ini akan mengaitkan discovery berbasis mind map pada pembelajaran
matematika khususnya fungsi kompleks sehingga diharapkan memberikan kemudahan bagi
mahasiswa dalam bernalar matematika dan memahami konsep matematika. Berdasarkan hasil
penelitian Siregar dan Marsigit (2015) tentang discovery yang menekankan aspek kemampuan
penalaran, menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan discovery memiliki pengaruh
pada aspek kemampuan penalaran mahasiswa. Berbeda konteks dengan hasil penelitian
Yanirawati dkk (2012) tentang pembelajaran dengan disertai tugas peta pikiran untuk
meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa, menyatakan bahwa tugas peta pikir dapat
meningkatkan koneksi matematika. Maka dari itu dari hasil penelitian yang relevan yang sudah
diutarakan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kemampuan penalaran
matematik dalam pembelajaran discovery berbasis mind map pada fungsi kompleks.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalh yang telah diutarakan maka peneliti mengambil suatu
rumusan masalah yaitu bagaimana cara mendeskripsikan pembelajaran discovery berbasis mind
map pada fungsi kompleks untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematik ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pembelajaran discovery
berbasis mind map pada fungsi kompleks untuk meningkatkan kemampuan penalaran
matematik.
METODE
Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, menelaah data dan penarikan
kesimpulan. Keabsahan data dengan menggunakan triangulasi yaitu pemeriksaan keabsahan data
untuk pengecekan dan sebagai pembanding terhadap data tersebut (Miaz , 2014). Penyajian data
yang dilakukan untuk pemahaman terhadap segala informasi yang memberika adanya penarikan
kesimpulan dan verifikasi data untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Untuk
mengetahui keberhasilan dalam setiap proses dari lembar observasi yang diisi oleh pengamat
dapat dilihat dari persentase nilai rata-ratanya dengan rumus:
( )
PEMBAHASAN
Tinjauan Pustaka
Menurut Japa (2014) penalaran merupakan suatu pola pikir yang disebut logika dan
proses berpikir yang bersifat analisis. Menurut Japa (2014) dan Andriani (2015) menyatakan
bahwa kemampuan penalaran matematik memiliki indikator yang meliputi membuat analogi dan
generalisasi, memberikan penjelasan dengan menggunakan model, menggunakan pola dan
hubungan untuk menganalisis situasi matematika, menyusun dan menguji konjektur, memeriksa
validitas argument, menyusun pembuktian langsung, menyusun pembuktian tidak langsung,
memberikan contoh penyangkalan, dan mengikuti aturan inferensi. Selain itu menurut Sumarmo
(2004) kemampuan menalar matematik yaitu: menalar secara logika, menyelesaikan masalah dan
komunikasi secara matematis, mengkaitkan ide matematik dengan kegiatan intelektual lainnya.
Sementara menurut Mukhtar dan Pd (2013) serta Marsitin (2016) mengatakan bahwa
kemampuan penalaran dalam matematika berperan penting dalam proses berpikir dan merupakan
pondasi dalam pembelajaran matematika.
Discovery Berbasis Mind Map
Menurut Byrnes (2004) pembelajaran discovery meliputi: (1) stimulasi, yaitu melakukan
penyelidikan dengan cara memberikan masalah sederhana untuk diselesaikan, kemudian
dilanjutkan dengan memberikan sebuah tantangan berupa masalah yang lebih kompleks; (2)
Identifikasi Masalah, yaitu membuat hipotesis atau dugaan atas jawaban tantangan; (3)
Pengumpulan data yaitu melakukan eksperimen dengan menggunakan koin berwarna maupun
dadu dan mencatat hasil setiap kali eksperimen dilakukan: (4) Pengolahan data, yaitu mengolah
data yang diperoleh menjadi lebih sederhana untuk ditemukan polanya; (5) Verifikasi, yaitu
menguji kebenaran pola untuk data yang lainnya; (6) Generalisasi, yaitu membuat generalisasi
dari pola yang ditemukan kemudian mempresentasikan generalisasi yang sudah dibuat.
Sedangkan menurut Buzan (2003), Budd (2004), Tucker et al (2010) menyatakan bahwa Mind
Map memiliki elemen-elemen, yaitu: pusat peta pikiran, cabang utama, cabang kata, gambar, dan
warna dengan menggunakan garis lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu
rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan kerja otak
Hasil Penelitian
Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Ketercapaian dalam Pembelajaran discovery berbasi min map
Dari tabel 1 dan tabel 2 dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan kemampuan penalaran
dalam pembelajaran discovery berbasis mind map pada fungsi kompleks. Selain itu, dari tabel
rekapitulasi ketercapaian penelitian di atas maka kemampuan akademik dengan ketercapaian
83%, kemampuan penalaran matematik dengan ketercapaian 78% kemampuan presentasi
mahasiswa dengan ketercapaian 81%, sehingga dapat dikatakan bahwa pada siklus dua telah
memenuhi kriteria ketercapaian dengan sangat baik. Kesulitan ini akan menjadi semakin
kompleks jika mahasiswa tidak bisa merepresentasikan konsep yang tepat karena keterbatasan
alternatif represenatsi yang dimilikinya (Mustangin, 2015).
Hal ini sejalan dengan pendapat Sutawidjaja & Afgani (2015) serta Sumarmo (2004)
menyatakan bahwa belajar merupakan proses aktif dan konstruktif sehingga mahasiswa berani
menyelesaikan masalah dengan berpartisipasi aktif dalam latihan matematika saat proses
pembelajaran. Pembelajaran matematika, tidak hanya memberikan konsep teori yang cukup saja
tetapi juga memberikan contoh-contoh penyelesaian agar ketercapaian pembelajaran maksimal.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Munasiah (2015) dan Davies (2011) yang menyatakan
bahwa pemahaman konsep matematika berpengaruh terhadap kemampuan penalaran
matematika. Hasil kemampuan akademik dengan 83% diperoleh dari penilaian hasil tes
kemampuan penalaran sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran discovery berbasis mind
map dapat meningkatkan kemampuan penalaran mahasiswa. Selain itu, respon mahasiswa
dengan 86% berarti pembelajaran discovery berbasis mind map pada fungsi kompleks mendapat
respon yang positif dan mahasiswa lebih memahami konsep matematika pada fungsi kompleks.
SIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:
Andriani, P. (2015). Penalaran Aljabar dalam Pembelajaran Matematika. Βeta, 8(2), 1–13.
Budd, J. W. (2004). Mind maps as classroom exercises. Journal of Economic Education, 35(1),
35– 46. https://doi.org/10.3200/JECE.35.1.35-46
Buzan, T. (2003). The Mind Map Book. The Mind Map Book How to Use Radiant Thinking to
Maximize Your Brains Untapped Potential. https://doi.org/citeulike-article-id:960994
Ismawati, N., Junaedi, I., & Masrukan. (2015). Strategi dan Proses Berpikir Dalam
Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Berdasarkan Tingkat Kecemasan Matematika.
Unnes Journal of Mathematics Education Research, 4(2), 93–101.
Krismanto, A. (2003). Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika.
Yogyakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Manfaat, B., & Nurhairiyah, S. (2013). Pengembangan Instrumen Tes Untuk Mengukur
Kemampuan Penalaran Statistik Mahasiswa Tadris Matematika. Eduma, 2(2).
Priatna, D. (2016). Model Pembelajaran Kooperatif Sebagai Upaya Penalaran Dan Komunikasi
Matematika Siswa Sekolah Dasar. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus
Cibiru, 1(2). https://doi.org/10.17509/EH.V1I2.2727.G1777
Sutawidjaja, A., & Afgani, J. (2015). Konsep Dasar Pembelajaran Matematika. In Pembelajaran
Matematika (pp. 1–25).
Yanirawati, S., Nilawasti, & Mirna. (2012). Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual
Disertai Tugas Peta Pikiran untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika
Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 1–7.