Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat
-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukanya. Pada bumi ini materi dasarnya
adalah batuan. Batuan-batuan penyusun materi bumi tersusun dari kumpulan -
kumpulan mineral-mineral, dan mineral terbentuk dari Kristal- kristal. Sehingga
sangat mungkin ilmu geologi mempelajari tentang kristalografi dan mineralogi.
Geologi bumi adalah meliputi peristiwa besar yang terjadi di bumi pada masa
lalu sesuai dengan skala waktu geologi, sistem pengukuran kronologis
berdasarkan penelitian terhadap lapisan batuan planet. Bumi terbentuk sekitar
4,54 miliar tahun yang lalu akibat akresi nebula surya, massa berbentuk cakram
debu dan gas yang merupakan sisa-sisa dari pembentukan matahari, yang juga
menciptakan seluruh tata surya.
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
Kristal.Sedangkan,Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk
kesatuan, diantaranya yang mempelajari tentang sifat - sifat fisik, cara terjadinya,
cara terbentuknya, sifat - sifat kimia,dan juga kegunaannya (Hibbard, 2002).
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara
umum, zat cair membentuk Kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada
kondisi ideal, hasilnya berupa Kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam
umum, kebanyakan Kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan
padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari
merupakan polikristal.
Dalam studi geologi, praktikan tentunya harus terlebih dahulu menguasai
tentang Kristal sebelum mempelajari tingkat selanjutnya dalam ilmugeologi. Oleh
karena itu, praktikum ini adalah syarat untuk dapat mempelajari ilmugeologi.

Sistem Kristal Isometrik 1


1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Menentukan system Kristal dari bermacam bentuk Kristal atas dasar
panjang,posisi dan jumlah sumbu simetri Kristal yang ada pada setiap
bentuk Kristal.
2. Menentukan klas simetris atas dasar jumlah unsur simetri setiap Kristal.
3. Menggambarkan semua bentuk Kristal atas dasar parameter dan parameter
rasio,jumlah dan posisi sumbu Kristal dan bidang Kristal yang dimiliki
oleh semua bentuk Kristal dalam bentuk proyeksi orthogonal.
1.3 Alat dan Bahan
a.Alat
Peralatan yang di gunakan pada saat praktikum sebagai berikut :
1. Alat tulis lengkap
2. Busur
3. Pensil warna
4. Jangka
5. Spidol warna
6. Penggaris mekanik
7. Clipboard
8. Mesin ketik
b.Bahan
Bahan yang di gunakan pada saat praktikum sebagai berikut :
1. Lembar kerja
2. Modul
3. LKS
1.4 Prosedur kerja
Adapun hal –hal yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Disiapkan peralatan yang dibutuhkan.
2. Dibuat garis yang tegak lurus, horizontal dan vertical pada bidang kertas.
3. Ditulis huruf a+ di sebelah kanan garis yang tegak lurus pada bidang
kertas, huruf a- di sebelah kanan garis yang tegak lurus pada bidang kertas,
huruf b+ di sebelah kanan garis horizontal, huruf b- di sebelah kiri garis

Sistem Kristal Isometrik 2


horizontal, huruf c+ di sebelah atas garis vertikal, dan huruf c- di sebelah
bawah garis vertikal.
4. Dibuat jarak persenti meter untuk garis horizontal dan vertikal masing-
masing 9 cm, garis yang tegak lurus pada bidang kertas 9 cm.
5. Dibuat garis tegak lurus pada bidang kertas sepanjang 9 cm pada masing-
masing ujung b+,b-,c+dan c-.
6. Dibuat bayangan garis vertical pada masing-masing ujung b+ dan b-.
Kemudian buat bayangan garis horizontal pada masing-masing ujung
c+dan c-. Buat bayangan garisnya mengikuti garis yang pertama kali
dibuat.
7. Dibuat lagi garis tegak lurus pada bidang kertas sepanjang 3 cm pada
masing-masing ujung garis bayangan b+,b-,c+dan c-.
8. Diperjelas gambar kubusnya dengan menarik 2 garis pada setiap ujung
garis yang tegak lurus pada bidang kertas.
9. Diwarnai.

Sistem Kristal Isometrik 3


BAB II
DASAR TEORI
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang kristal suatu mineral.
Kristal merupakan suatu zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul
dalam keadaan yang teratur.keteraturan itu dapat dilihat dari permukaan yang
terdiri dari bidang-bidang datar. Kedudukan bidang-bidang datar tersebut pada
umumnya mengikuti pola/hokum tertentu. Kristal juga merupakan suatu bangun
polyeder yang teratur dan dibatasi oleh bidang-bidang rata yang tertentu
jumlahnya serta mempunyai sumbu-sumbu simetri tertentu, (Noor, 2008).
Kata “kristal” berasal dari bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan yang
dingin atau beku. Menurut pengertian kompilasi yang diambil untuk
menyeragamkan pendapat para ahli, maka kristal adalah bahan padat homogen,
biasanya anisotrop dan tembus cahaya serta mengikuti hukum-hukum ilmu pasti
sehingga susunan bidang-bidangnya memenuhi hukum geometri; Jumlah dan
kedudukan bidang kristalnya selalu tertentu dan teratur. Kristal-kristal tersebut
selalu dibatasi oleh beberapa bidang datar yang jumlah dan kedudukannya
tertentu. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-
bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang ini
disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal
yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka itu
baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu
kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus
yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai
satuan panjang yang disebut sebagai parameter.
Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu
material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada
benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap
untuk di lihat mata.Bentuk Kristal ada juga yang berada dialam Bentuk-bentuk
kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk
menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga
salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh Kristal, (Taylor, 2005).

Sistem Kristal Isometrik 4


Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal,
dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh
akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sudut simetri adalah
sudut antar sumbu-sumbu yang berada dalam sebuah kristal. Sudut-sudut ini
berpangkal (dimulai) pada titik persilangan sumbu-sumbu utama pada kristal yang
akan sangat berpengaruh pada bentuk dari kristal itu sendiri.
Proyeksi orthogonal adalah salah satu metode proyeksi yang digunakan untuk
mempermudah penggambaran. Proyeksi orthogonal ini dapat diaplikasikan
hamper pada semua penggambaran yang berdasarkan hukum-hukum geometri.
Contohnya pada bidang penggambaran teknik, arsitektur, dan juga kristalografi.
Pada proyeksi orthogonal, cara penggambaran adalah dengan menggambarkan
atau membuat persilangan sumbu. Yaitu dengan menggambar sumbu a,b,c dan
seterusnya dengan menggunakan sudut-sudut persilangan atau perpotongan
tertentu. Dan akan membentuk gambar tiga dimensi dari garis-garis sumbu
tersebut dan membentuk bidang-bidang muka Kristal, (Wijayanto, 2009).
Sistem isometrik adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang tiga
dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang
dan sama sudut potong satu sama lain, sistem ini berbeda dengan sistem lain dari
berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain, yang
membuatnya lebih mudah dikenal. Kata isometrik berarti berukuran sama, terlihat
pada struktur tiga dimensinya yang sama simetri, atau dikenal pula dengan sistem
Kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada tiga dan saling tegak lurus
satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk
masing-masing sumbunya.

Gambar 1.1 Sistem kristal isometric


Sumber: Pellant,1992.

Sistem Kristal Isometrik 5


Sistem isometrik dibagi menjadi 5 kelas, yaitu Tetratoidal ,Diploidal,
Giroid, Hexaoctahedral ,hextetrahedral.
Kelas yang paling simetris dari semua adalah kelas Hexoctahedral. Tiga
sumbu Kristalografi dibagi menjadi empat kali lipat sumbu rotasi dengan garis
persegi bila dilihat ke setiap sumbu. Namun sumbu prinsip dan menentukan bagi
siste isometrik adalah 4 kali lipat tiga sumbu. Mereka membedah tiga sumbu
kristalografi dan pada dasarnya 4 garis diagonal melalui kubus. Jika anda
membayangkan sebuah kubus transparan, kemuduan menarik garis dari setiap
sudut, di tengah-tengah ke sudut lain, maka anda akan berakhir dengan 4 baris
yang mewakili 4 kali lipat sumbu. Tiga sumbu ratasi lipat dapat melihat pada
sebuah kubus sebagai sumbu melalui tiga wajah atas dan tiga wajah bawah, ketika
kubus diadakan dari ujung ke sudut yang berlawanan, (Barmawi, 2012).
Segi delapan menunjukan tiga rotasi lipat lebih baik dari pada kubus dengan
wajah segitiga yang tegak lurus terhadap tiga sumbu lipat. Keempat rotasi kali
lipat meskipun tidak mudah untuk melihat pada segi delapan itu, tapi penampang
persegi dapat dilihat menuruni poin dari segi delapan itu. Bentuk bentuk lain dari
kelas hexoctahedral semua menunjukan elemen simetri ini termasuk 6 dua sumbu
lipatan dan 9 pesawat cermin.
Hextetrahedral kelas tidak memiliki 3 sederhana empat sumbu rotasi kali ini
lipat karena mereka adalah empat sumbu rotoinversion kali lipat. Empat sumbu
rotoinversion kali lipat membutuhan wajah, berputar 90 derajat seperempat dari
rotasi dan kemudian membalikan itu atas ke bawah dan kanan kiri melalui Kristal
ke sisi.

Sistem Kristal Isometrik 6


3.2 Pembahasan
Praktikum pertama kristalografi dan mineralogi kali ini, membahas tentang
sistem kristal reguler atau isometrik. Mengenai sifat-sifat geometri dan bagaimana
cara penggambaran sistem kristal dalam sebuah proyeksi ortogonal. Sifat-sifat
geometri pada sistem kristal isometrik itu meliputi jumlah, panjang, posisi sumbu
dan bidang-bidang yang ada pada sistem kristal isometrik serta kelas simetri dari
sistem tersebut. Sebelum praktikum akan dimulai, praktikan harus mengetahui apa
itu kristal. Kristal adalah material padat dimana atom-atomnya tersusun dalam
susunan yang berulang dan periodik pada dimensi yang besar.
Pada praktikum kali ini praktikan menggambarkan sistem kristal isometrik
atau reguler. Pada sistem ini terdapat 3 sumbu yaitu a = b = c dan 3 sudut α = β =
γ = 90° . Namun dalam penggambarannya atau proyeksi orthogonalnya a : b : c = 1
: 3 : 3 dan sudut a+ dan b- =30° . Ada 7 sistem kristal yang terdapat pada sistem
kristal, yaitu : Isometrik, Tetragonal, Hexagonal, Trigonal, Orthorombik,
Monoklin, dan Triklin. Pada praktikum tentang sistem kristal isometrik ini
praktikan menggunakan kelas hexaoctahedral.
Pada sistem herman maugin terdapat tiga bagian ketentuan, yaitu bagian
pertama yang menerangkan bahwa sistem isometrik memiliki 4 sumbu utama dan
memiliki bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut. Bagian kedua,
menjelaskan bahwa sistem ini memiliki -3 pada sumbu b dan tidak memiliki
bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu b tersebut. Bagian ketiga,
menunjukkan bahwa sistem kristal ini memiliki nilai 2 pada sumbu c dan
memiliki bidang simetri tegak lurus terhadap sumbu tersebut.
Sedangkan menurut schoenflish memiliki lambang Oh, terdapat dua bagian
pada sistem ini. Bagian pertama, O (Octaheder) melambangkan bahwa sistem
isometrik memiliki 1 buah nilai sumbu c. Bagian kedua, h menunjukkan bahwa
sistem isometrik ini mempunyai bidang simetri horizontal, vertical, dan
diagonal.Setelah itu, dilakukan penggambaran sistem kristal isometrik.
Dengan menggunakan alat tulis dan alat menggambar yang telah disediakan,
pratikan mulai menggambar sistem kristal isometrik. Dimulai dengan
menggambar tiga buah sumbu utama dengan mengubah perbandingan dari 1 : 3 :
3 menjadi 3 : 9 : 9, hal ini dilakukan untuk mempermudah pratikan dalam

Sistem Kristal Isometrik 7


menggambar jika menggunakan skala yang lebih besar, harus diperhatikan bahwa
pada sumbu a+ a- dibentuk sumbu dengan sudut 30° terhadap sumbu b. Dalam
pembuatan gambar panjang sumbu yang digunakan yaitu sumbu b dan c = 9 cm
dan sumbu a = 3 cm. Titik potong atau titik pusat harus berada di tengah-tengah
lembar kerja agar gambar yang dihasilkan sesuai dan tidak melebihi lembar kerja.
Dan praktikan membuat sebuah persegi yang mengelilingi sumbu utama, sehingga
perpotongan sumbu menjadi titik tengah pada bangunan ini. Kemudian, setiap
sudut pada bangunan persegi itu digambar sebuah garis dengan panjang 3 cm dan
sudut 30° . setiap sudut dan panjangnyanya harus tepat sesuai aturan yang
ditetapkan. Karena, jika tidak sama akan sangat memengaruhi bentuk akhir dari
sebuah sistem kristal isometrik. Karena, jika menggunakan busur akan memakan
waktu yang lebih lama, pratikan memanfaatkan segitiga sama sisi dan segitiga
sama kaki dengan memposisikan sisi dari segitiga sama sisi sejajar dengan
kemiringan sumbu a, setelah itu penggaris segitiga sama sisinya dapat di geser
dan digunakan untuk sudut lain.
Kemudian, menyatukan ujung sumbu satu sama lain sesuai barisannya
sehingga terbentuk suatu sistem isometrik (kubus). Dibuat bidang diagonal dan
garis bantu diagonal, garis bantu intermediet pada setiap bidang sistem isometrik,
dengan aturan garis yang tegas adalah yang tampak luar, sedangkan untuk tampak
dalam digunakan garis putus-putus. Jumlah unsur simetri pada sistem kristal
isometrik dilambangkan dengan 3𝐿6 , 4𝐿36 , 6𝐿2 , 9PC. Masing-masing lambang
memiliki arti dan cara mendapatkan yang berbeda-beda.

Sistem Kristal Isometrik 8


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1.
Sistem kristal isometrik memiliki 3 sumbu utama (a,b,c) yang sama
panjangnya dan saling tegak lurus, dimana sumbu a = b = c dan sudut α =
β = γ = 90˚
2. Sistem isometrik dibagi menjadi 5 kelas : Tetratoidal, Gyroida, Diploida,
Hextetrahedral, dan Hexaoctahedral.
3. Proyeksi orthogonal dari sistem isometrik memiliki perbandingan sumbu
a : b : c = 1 : 3 : 3.

4.2 Saran
Pada praktikum kali ini diharapkan praktikan untuk teliti dan memperhatikan
dari awal hingga akhir secara seksama agar praktikan mengerti dan tidak terjadi
kesalahan.

Sistem Kristal Isometrik 9


DAFTAR PUSTAKA

Barmawi, T. 2012. Kristalografi dan Mineralogi Kuarsa. Dasar Krismin Teknik


Geologi UNPAD: Yogyakarta
Noor, Djauhari. 2008. Pengantar Geologi (Edisi Pertama). Bogor : Universitas
Pakuan.
Senecha.1995.Rocks and Minerals in Hibbard 2002.London: Dorling Kindersley.
Taylor, Barbara. 2005. Batuan, Mineral dan Fosil. Jakarta : Erlangga.
Wijayanto, Andika. 2009. Kristalografi. Bandung : ITB.

Sistem Kristal Isometrik 10

Anda mungkin juga menyukai