PENDAHULUAN
Kristal adalah suatu benda dengan bentuk yang polyhedral ( bidang banyak),
yang dibatasi oleh bidang yang rata, yang merupakan senyawa kimiawi yang
terbentuk dari suatu zat cair atau gas yang memadat (John Wiley & Sons, 1999)
Kristal dapat diartikan pula sebagai bahan padat yang secara kimia homogen dalam
bentuk geometri tetap sebagai gambaran dari susunan atom yang teratur, dibatasi oleh
bidang banyak (Polyhedron), jumlah dan kedudukan dari bidang – bidang Kristal nya tertentu
dan teratur.
Kristalografi adalah pelajaran mengenai penjabaran kristal-kristal. Kristal
sendiri memiliki definisi zat padat yang mempunyai sususnan atom atau molekul
dalam keadaan teratur dan keteraturan susunan tersebut dapat dilihat pada
permukaannya yang terdiri dari bidang-bidang datar.(W.A Deer and R.A Howie,
1992)
Menurut (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002) suatu Kristal dapat
didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai pola difraksi
tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002). Jadi suatu Kristal adalah suatu
padatan dengan susunan atom yang berulang secara tiga dimensional yang dapat
mendifraksi sinar X. Kristal secara sedehana dapat didefinisikan sebagai zat padat
yang mempunyai susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya
tercemin dalam permukaan Kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang
mengikuti pola-pola tertentu. Bidang muka Kristal itu baik letak maupun arahnya
ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu Kristal. Dalam sebuah
Kristal, sumbu Kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menembus Kristal
melalui pusat Kristal. Sumbu Kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang
disebut parameter.
Menurut(Justiana, 2009) system isometric adalah sistem yang paling simetris
mungkin dalam ruang tiga dimensi. Hal ini terdiri dari tiga sumbu kristalografi
yang panjang yang panjangnya sama dandisudut kanan satu sama lain. Pada
kondisi sebenarnya sistem Kristal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu
Kristal juga dapat didefinisikan sebagai suatu padatan yang atom, molekul,
atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar
secara tiga dimensi. Kristal terbentuk oleh proses kristalisasi. Pengertian
kristalisasi sendiri yaitu proses pembentukan kristal yang terjadi pada saat
pembekuan, perubahan fase cair ke fase padat. (C.Klein,2002).
Pada sistem herman maugin terdapat tiga bagian ketentuan, yaitu bagian
pertama yang menerangkan bahwa sistem isometrik memiliki 4 sumbu utama dan
memiliki bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut. Bagian kedua,
menjelaskan bahwa sistem ini memiliki -3 pada sumbu b dan tidak memiliki
bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu b tersebut. Bagian ketiga,
menunjukkan bahwa sistem kristal ini memiliki nilai 2 pada sumbu c dan memiliki
bidang simetri tegak lurus terhadap sumbu tersebut.
Sedangkan menurut schoenflish memiliki lambang OH, terdapat dua
bagian pada sistem ini. Bagian pertama, O (Octaheder) melambangkan bahwa
sistem isometrik memiliki 1 buah nilai sumbu c. Bagian kedua, h menunjukkan
bahwa sistem isometrik ini mempunyai bidang simetri horizontal, vertical, dan
diagonal.Setelah itu, dilakukan penggambaran sistem kristal isometrik.
Menggunakan alat tulis dan alat menggambar yang telah disediakan, pratikan
mulai menggambar sistem kristal isometrik. Dimulai dengan menggambar tiga
buah sumbu utama dengan mengubah perbandingan dari 1 : 3 : 3 menjadi 3 : 9 : 9,
hal ini dilakukan untuk mempermudah pratikan dalam menggambar jika
menggunakan skala yang lebih besar, harus diperhatikan bahwa pada sumbu a+ a-
dibentuk sumbu dengan sudut 30o terhadap sumbu b.
Dan praktikan membuat sebuah persegi yang mengelilingi sumbu utama,
sehingga perpotongan sumbu menjadi titik tengah pada bangunan ini. Kemudian,
setiap sudut pada bangunan persegi itu digambar sebuah garis dengan panjang 3
4.1Kesimpulan
4.2 Saran
Pada praktikum kali ini diharapkan menjelaskan secara perlahan agar
praktikan lebih dapat mengerti pembelajaran mengenai kristalografi dan
mineralogi.