PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum
mineralogi
dilaksanakan
untuk
melengkapi
silabus
dan
BAB II
DASAR TEORI
2.1 KRISTALOGRAFI
2.1.1 Pengertian kristal
Kristal adalah zat padat homogen, biasanya anisotrop dengan susunan
geometri yang teratur yang dibatasi oleh bidang permukaan yang kedudukannya
tertentu dan teratur.
Bahan padatan, biasanya anisotrop mengandung pengertian : tidak termasuk
didalamnya cair dan gas, tidak dapat diurai menjadi senyawa lain yang lebih
sederhana oleh proses fisika.
Menurut hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidangnya mengikuti
hukum geometri, mengandung pengertian :
a. Jumlah bidang dari suatu bentuk kristal tetap.
b. Macam bentuk dari bidang kristal tetap.
c. Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang tetap
Kristal
juga
di
gunakan
dalam
istilah
yang
lebih
luas
yang
bentuk yang sempurna (well formed) disebut dengan euhedral, jika kurang sempurna
disebut subhedral dan jika bentuknya tidak teratur disebut anhedral.
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tntang sifat-sifat geometri dari
kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur
dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
Sifat fisik kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atomatomnya). Besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting
bentuk dibatasi oleh bidang-bidang kristal : sehingga akan dikenal 2
zat kristalin dan non kristalin.
2.1.2Sistem kristalografi
a. Sumbu dan sudut kristalografi
Sumbu kristalografi adalah suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat
kristal. Kristal mempunyai 3 (tiga) dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tebal
atau tinggi.
Sudut kristalografi adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan
sumbu-sumbu kristalografi pada titik potong (pusat kristal).
a. Sudut adalah sudut yang dibentuk antara sumbu b+ dan c+
b. Sudut adalah sudut yang dibentuk antara sumbu a+ dan c+
c. Sudut adalah sudut yang dibentuk antara sumbu a+ dan c+
b. Sistem kristal
Sistem kristalografi dibagi menjadi 7 sistem berdasarkan pada:
2. Sistem Monoklin
Sistem monoklin mempunyai perbandingan sumbu a b c yang
artinya panjang sumbu sumbunya tidak ada yang sama panjangatau
berbeda satu dengan yang lain t kristalografi
Cara menggambar :
Sudut a dan b = 45
Sumbu a : b : c = sembarang
Sumbu c adalah sumbu terpanjang
Sumbu adalah sumbu terpendek
Digyre (2)
Apabila kristal diputar 360 dengan sumbu tersebut sebagai
poros utama akan muncul 2 kali kenampakan sama, simbol : L2
= L2
Trigyre (3)
Apabila kristal diputar 360 dengan sumbu tersebut sebagai
poros utamanya, akan muncul 3 kali kenampakan sama, simbol
: L3 = L3
Tetragyre (4)
Apabila kristal diputar 360 dengan sumbu tersebut sebagai
poros utamanya, akan muncul 4 kali kenampakan sama, simbol
: L4 = L4
2.1.4Simbol kristalografi
Pembagian sistem kristal yang sering digunakan adalah dengan menggunakan
simbol Herman-Mauguin dan Schoenflish, simbol tersebut adalah simbol kristal yang
dikenal secara umum (simbol Internasional).
a. Simbol Herman Mauguin
Simbol Herman Mauguin adalah simbol yang menerangkan ada atau tidaknya
bidang simetri dalam suatu kristal yang tegak lurus terhadap sumbu-sumbu utama
dalam kristal tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mengamati sumbu dan
bidang yang ada pada kristal tersebut.
Pemberian simbol Herman-Mauguin ini akan berbeda pada masing-masing
kristal cara penentuannya pun berbeda pada tiap sistem kristal.
1. Sistem triklin
No
Nama Kelas
Simbol Herman-Mauguin
I
II
III
7
1/m
2.2MINERALOGI FISIK
2.2.1Pengertian (Definisi )Mineral
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
8
mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaannya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli :
Warna (Colour)
Kilap (Luster)
Kekerasan (Hardness)
Gores (Streak)
Belahan (Cleavage)
Pecahan (Fracture)
a. Warna (Colour)
Bila suatu permukaan mineral dikenai suatu cahaya, maka cahaya yang
mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (arbsorpsi)
dan sebagian dipantulkan (refleksi). Warna penting untuk membedakan
antara warna mineral akibat pengotoran dan warna asli yang berasal dari
elemen-elemen pada mineral tersebut. Warna mineral yang tetap dan
tertentu karena elemen-elemen utama pada mineral disebut dengan nama
Idiochromatic.
Misal: Sulfur warna kuning
Magnetite warna hitam
Pyrite warna kuning loyang
10
Abu-abu
Kuning
Coklat gelap
Merah muda
Biru bervariasi
Merah muda
Coklat-hitam
Violet
(greek)
Albite Putih.......................Albus
(latin)
Melanite Hitam..................Melas
(greek)
Erythrite Merah.................Erythrite
(greek)
Jasper merah
Chalsedon coklat hitam
Agate asap/putih
sulit
untuk
mengelompokkan
mineral
kedalam
sistem
kristalografi.
Istilah perawakan kristal adalah bentuk khas mineral ditentukan oleh
bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidangbidang tersebut. Perawakan kristal dipakai untuk penentuan jenis mineral
walaupun perawakan bukan merupakan ciri tetap mineral.
Contoh : mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun
(foilated).
Perawakan kristal, dibedakan menjadi 3 golongan (Richard Peral, 1975)
yaitu:
a) Elongated habits (meniang/berserabut)
b) Flattened habits (lembaran tipis)
c) Rounded habits (membutir)
Meniang (Collumar)
Bentuk kristal prismatic yang menyerupai bentuk tiang.
Contoh : Tourmaline,Pyrolusite, wollansonite
Menyerat (fibrous)
Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil
Contoh: asbestos, gypsum, silimanit
Menjarum (acicular)
Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil
Contoh: natrolite, glauchopane
12
Menjaring (reticulate)
Bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai
jari
Contoh: rutile, cerussite
Membenang (filliform)
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang
Contoh: silver
Merabut (capillary)
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai rambut
Contoh: cuprite, bysolite
Montok (stout)
Bentuk kristal pendek, gemuk sering terdapat pada kristalkristal dengan sumbu c lebih pendek dari sumbu yang lainnya
Contoh: zircon
Membintang (stellated)
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang
Contoh: pirofilit
Menjari (radiated)
Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari.
Contoh: markasit, natrolit
Membilah (bladed)
Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu,
dengan perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh
Contoh : kyanit, kalaverit
Memapan (tabular)
Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar
dengan tebal tidak terlalu jauh.
Contoh : barite, hematite
Membata (blocky)
13
Mendaun (foliated)
Bentuk kristal pipih dengan melapis perlapisan yang mudah di
kupas.
Contoh: mica, talk, chlorite
Memencar (divergent)
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk kipas terbuka
Contoh: gypsum, millerite
Membulu (plumose )
Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu.
Contoh: mica
Mendada (mamilary)
Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buah dada
Contoh: opal, malachit
Membulat (colloform)
Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulatbulat.
Contoh: bismuth, smallite, geothite
kristal
membulat
dengan
struktur
dalam
Membutir (granular)
Contoh: olivin, cinabar, chromite, alunite, sodalite, niveolite
Memisolit (pisolitic)
Kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti kacang
tanah.
Contoh: opal, gibbsite
Stalaktif (stalactitic)
Bentuk kristal yang membulat dengan itologi gamping.
14
Contoh: gheothite
Mengginjal (reniform)
Bentuk kristal menyerupai bentuk ginjal.
Contoh: hematite
c. Kilap (Luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah
mineral yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan
pembiasan(refraksi).
Macam-macam kilap:
a. Kilap logam (metallic luster)
b. Kilap sub metallik (sub metallic luster)
c. Kilap bukan logam (non metallic)
d. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan mineral umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral
terhadap goresan.
Skala kekerasan relatif mineral dari mohs:
1. Talc Mg3Si4O10(OH)2
2. Gypsum CaSO42H2O
3. Calcite CaCO3
4. Fluorite CaF2
5. Apatite Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
6. Orthoclase KAlSi3O8
7. Quartz SiO2
8. Topaz Al2SiO4(OH,F)2
9. Corundum Al2O3
15
H = 2,5
Kawat tembaga
H=3
Pecahan kaca
H = 5,5
Pisau baja
H=6
Kikir baja
H = 6,5
Lempeng baja
H=7
e. Gores (Streak)
Gores merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut
ditumbuk sampai halus. Gores ini diperoleh dengan cara menggoreskan
mineral pada permukaan keping porselin, tapi apabila mineral mempunyai
kekerasan dari 6, aka dapat dicari dengan cara menumbuk sampai halus
menjadi tepung.
f. Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya
membelah melaluibidang-bidang belahan yang rata dan licin.Bidang
belahanumumnya
sejajar
dengan
bidang
tertentu
dari
mineral
2. Baik (good)
Yaitu apabila mineral muidah terbelah melalui bidang belahannya yang
rata, tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya.
3. Jelas (distinct)
16
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral
tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
4. Tidak jelas (indistinct)
Yaitu apabila arah belahannya masih terlihat, tetapi kemungkinan
untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.
5. Tidak sempurna (imperfect)
Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral
akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.
g. Pecahan (Fracture)
2.
Pecahan
berserat/fibrus
(Splintery):
Pecahan
mineral
yang
Pecahan
tidak
rata
(Uneven):
Pecahan
mineral
yang
BABA IV
PENUTUP
18
DAFTAR PUSTAKA
19