Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI FISIK

ACARA I BATUAN BEKU

Disusun oleh :
Clara Febriani
19080007

Pelaksanaan Praktikum:
Hari/ Tanggal : Jum’at/ 30 Agustus 2019
Sesi / Jam : I / 13.20- 15.00

LABORATORIUM GEOLOGI TAMBANG


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
i

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

ACARA I
MENENTUKAN SIFAT FISIK MINERAL BATUAN

Disusun oleh :
Clara Febriani
19080007

Disetujui untuk Laboratorium Geologi Tambang


Jurusan Teknik pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang

Tanggal : 03 September 2019


Asisten Pembimbing

(....................................)
NIM/ BP.......................
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat selesai pada waktunya. Laporan ini
disusun agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar geologi fisik beserta
aplikasinya dalam dunia pertambangan. Dengan telah tersusunnya laporan ini ,
maka saya selaku penyusun mengungkapkan terima kasih kepada :
1. Horizon Aulia Rahman, S.T, M.Eng selaku dosen Geologi Fisik beserta
para staf pengajar lainnya.
2. Wahyu Aulia, Hanifa Octaviani selaku Asisten Laboratorium Geologi
Fisik yang telah memberikan arahan dan bimbingan.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusun mengaharapkan saran dan kritik yang membangun untuk


perbaiakan kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapa bermanfaat dan
memberikan ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Padang, September 2019


Penyusun

Clara Febriani
iii

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................................i


KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................iv
DAFTAR TABEL ...............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................vi
LEMBARAN KONSULTASI .............................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat ...................................................................................
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................2
A. Mineral .......................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................
BAB IV PENUTUP...............................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Mineral Galena…………………………………………...
Gambar 1.2 Mineral piroksen………………………………………….
Gambar 1.3 Mineral gypsum…………………………………………..
Gambar 1.4 Mineral Quartz……………………………………………
Gambar 1.5 Mineral Pirit………………………………………………
Gambar 1.6 Mineral magnetit………………………………………….
Gambar 1.7 Mineral Spalerit…………………………………………..
Gambar 1.8 Mineral Muskopit…………………………………………
Gambar 1.9 Mineral Kalsit …………………………………………….
v

Daftar tabel
Tabel 2.1............................................................................................................
Tabel 2.2............................................................................................................
Tabel 2.3............................................................................................................
Tabel 2.4............................................................................................................
Tabel 2.5............................................................................................................
Tabel 2.6............................................................................................................
Tabel 2.7............................................................................................................
Tabel 2.8............................................................................................................
Tabel 2.9............................................................................................................
Tabel 2.10..........................................................................................................

\
vi

Lampiran : 5 halaman
LEMBARAN KONSULTASI/ ASISTENSI
Nama :
Nim/ BP :
Acara :
Asisten Labor :

Hari / tanggal Keterangan Paraf

Padang,
Asisten/ Pemateri

(……………………)
NIM/ BP……………..
BAB I
Pendahuluan

A. Latar belakang
Mineral adalah padatan senyawa kimia yang homogen,anorganik, dan
memiliki sistem kristal tertentu serta terbentuk secara alamiah. Setiap hari
kita menggunakan produk yang terbuat dari mineral. Garam yang kita
tambahkan kemakanan berasal dari mineral halit, tablet antasida (obat
asam lambung) terbuat dari mineral kalsit.
Mineral mememnuhi lima syarat yaitu, alami, anorganik, padat,
memilikikomposis kimia tertentu, memiliki struktur internal. Alami,
berarti tidak manusia yang membuatnya. Anorganik, berarti zat tersebut
tidak dibuat oleh organisme. Padat, berarti tidak termasuk cairan atau gas
pada suhu dan tekanan standar. Memiliki komposisi kimia, berarti semua
memiliki komposisi kimia dalam kisaran tertentu.. memiliki struktur
internal, berarti atom dalam mineral berada dalam posisi sistematis dan
berulang.
Genesis suatu deposit mineral dapat dibagi menjadi 2 kelompok
utama, yaitu :
1. Kejadian yang disebabkan oleh proses-proses inernal terdiri dari 5
proses, yaitu :
a. Kristalisasi magnatik (magnatic crystellization)
b. Segresasi magmatik (magmatic segregation)
c. Hidrotermal (hydrothermal)
d. Sekresi lateral (lateral secretion)
e. Metamorfik (metamorphic).
2. Kejadian yang disebabkan oleh proses-proses dipermukaan. Terdiri
juga atas 5 proses :
a. Akumulasi mekanik (mechanical accumulation )
b. Presipitasi sedimentary (sedimentary precipitation)
c. Proses-proses residual (residual processes)
d. Sekunder atau supergen (secondary or supergence)
e. Semburan vulkanik (volcanic exhalative= sedimentary exhalative )
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan penyusunan laporan ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui berbagai jenis mineral dimuka bumi
b. Untuk mengetahui sifat fisik pada mineral
c. Untuk mengetahui sifat pada mineral
2. Manfaat penyusunan makalah ini, yaitu :
a. Mengetahui sifat fisik mineral
b. Mengetahui jenis mineral
c. Memduakan untuk mengkasifikasikan mineral
d. Mencapai syarat untuk mendapatkan nilai praktikum
BAB II
DASAR TEORI
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak
hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang
mempelajari mineral disebut mineralogi
A. SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL
Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral
antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut
meliputi: warna, kilap (luster), kekerasan (hardness), cerat (streak), belahan (cleavage),
pecahan (fracture), struktur/bentuk kristal, berat jenis, sifat dalam (tenacity), dan
kemagnetan.
1. Warna Mineral

Warna adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dapat dibedakan menjadi
dua yaitu idiokromatik danalokromatik.

a. Idiokromatik

Warna mineral idiokromatik dicirikan oleh warna mineral yang selalu tetap, umumnya
dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opak), seperti galena,
magnetit, pirit.
b. Alokromatik

Warna mineral idiokromatik dicirikan oleh warna mineral yang tidak tetap atau bisa
berubah, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral
yang tembus cahaya, seperti kuarsa dan kalsit.

2. Kilap Mineral

Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap
dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap bukan-logam.
a. Kilap Logam

Kilap logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya
dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas,
galena, pirit, kalkopirit.
b. Kilap nonlogam

Kilap bukan-logam tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap
jenis ini dapat dibedakan menjadi:
a. Kilap kaca (vitreous luster)
Memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya, misalnya: kalsit, kuarsa, halit.
b. Kilap intan (adamantine luster)
Memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan.
c. Kilap sutera (silky luster)
Memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai
struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum.
d. Kilap damar (resinous luster)
Memberikan kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resin.
e. Kilap mutiara (pearly luster)
memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang, misalnya
talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
f. Kilap lemak (greasy luster)
Menyerupai lemak atau sabun, contonya talk, serpentin.
g. Kilap tanah
Kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit.

3. Kekerasan Mineral

Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Secara relatif sifat fisik ini
ditentukan dengan menggunakan skala Mohs, yang dimulai dari skala 1 yang paling lunak
hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras. Skala Mohs tersebut meliputi:
(1) talk,
(2) gipsum,
(3) kalsit,
(4) fluorit,
(5) apatit,
(6) feldspar,
(7) kuarsa,
(8) topaz,
(9) korundum,
(10) intan.

Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores minetral lain yang bernomor
lebih kecil dan dapat digores oleh mineral dengan nomor yang lebih besar. Dengan kata
lain skala Mohs adalah skala relatif. Dari segi kekerasan mutlak skala ini masih dapat
dipakai sampai yang ke-9, artinya nomor 9 kira-kira 9 kali lebih keras dari nomor 1, tetapi
nomor 10 adalah 42 kali lebih keras dari nomor 1. Untuk pengukuran kekerasan ini, dapat
digunakan alat-alat sederhana seperti kuku tangan, pisau baja, dll. seperti bisa dilihat pada
tabel dibawah ini :

4. Gores Mineral

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Cerat dapat sama atau berbeda dengan
warna mineral. Umumnya warna cerat tetap.
5. Belahan Mineral

Belahan adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui


bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Bidang belahan umumnya sejajar dengan
bidang tertentu dari mineral tersebut.
6. Pecahan

Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan
tidak teratur. Pecahan dapat dibedakan menjadi 6 macam.

1. Pecahan Konkoidal

Bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan.

2. Pecahan Berserat/Fibrous

Bila menunjukkan kenampakan seperti serat, contohnya asbes, augit.

3. Pecahan Tidak Rata

Bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet.

4. Pecahan Rata

Bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya: mineral lempung.

5. Pecahan Runcing

Bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing, contohnya


mineral kelompok logam murni.

6. Tanah

Bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.

7. Bentuk Mineral

Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai bidang kristal
yang jelas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batas-batas kristal yang jelas.
Mineral-mineral di alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalin atau amorf yang ideal,
karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain.
Bentuk mineral berdasarkan struktur mineral dapat dibagi menjadi 4 macam.

1. Granular atau Butiran

Terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik.


2. Struktur Kolom
Biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya ramping. Bila prisma tersebut
memanjang dan halus, dikatakan mempunyai struktur fibrous atau berserat.

3. Struktur Lembaran atau Lamelar


Mempunyai kenampakan seperti lembaran, struktur ini dibedakan lagi menjadi: tabular,
konsentris, dan foliasi.

4. Struktur Imitasi
Bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti asikular, filiformis, membilah, dll.

8. Sifat Dalam Mineral


Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti
penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghancuran.
Sifat dalam dapat dibagi enam macam.
1. Rapuh (brittle)
2. Dapat Diiris (sectile)
3. Dapat Dipintal (ductile)
4. Dapat Ditempa (malleable)
5. Kenyal/lentur (elastic)
6. Fleksibel (flexible)

9. Sifat Dalam Mineral


Kemagnetan merupakan salah satu sifat fisik mineral, selain kekerasan, sifat dalam,
warna, ketembusan cahaya, dll. Berdasarkan bagaimana reaksi suatu mineral kalau
dipapar medan magnet, mineral terbagi atas tiga jenis.

1. Ferromagnetik
Mineral-mineral ferromagnetik akan ditarik sangat kuat jika medan magnet dari luar
datang. Mineral-mineral ferromagnetik bahkan punya sifat kemagnetan yang permanen.
Contoh:
a. Magnetit (Fe3O4)
b. Pyrrhotit (Fe1-xS)
c. Maghemite (Fe2O3, γ-Fe2O3)
d. Isovite ((Cr,Fe)23C6)
e. Chromferide (Fe3Cr1-x)
f. Symthite ((Fe,Ni)9S11 atau ((Fe,Ni)13S16)
g. Wilhelmramsayite (Cu3FeS3.2(H2O)
h. Batiferrite (Ba[Ti2Fe10]O19)
2. Paramagnetik
Berbeda dengan mineral-mineral paramagnetik yang tertarik kuat dengan medan magnet,
mineral-mineral paramagnetik akan tertarik medan magnet sementara saja. Mineral-
mineral ini bersifat magnet hanya ketika ada medan magnet disekitarnya. Begitu medan
magnet dari luar pergi, hilang sifat kemagnetannya. Contoh:
a. Hematit (Fe2O3)
b. Franklinite ((Zn,Fe2+)(Fe3+)2O4
c. Pirit (FeS2)
d. Kalkopirit (CuFeS2)
e. Olivin ((Mg,Fe)2SiO4)
f. Ilmenit (FeTiO3)
g. Piroksen ((Mg,Fe)SiO3)
h. Hornblende ((Ca,Na)2–3(Mg,Fe,Al)5(Al,Si)8O22(OH,F)2
i. Mineral mika (Biotit, Muskovit, Flogofit)

3. Diamagnetik
Mineral yang tidak akan tertarik oleh medan magnet. Dalam bahasa sehari-hari, kita
sering bilang benda-benda seperti air, udara, plastik, kertas sebagai benda “tanpa
magnet”. Sebenarnya, benda-benda diamagnetik sedikit menolak medan magnet. Yang
termasuk mineral-mineral diamagnetik adalah mineral-mineral non-logam, seperti:
a. Sulfur (S)
b. Kuarsa (SiO2)
c. Halite (NaCl)
d. Calcite (CaCO3)
e. Ortoklas (KAlSi3O8)
f. Plagioklas ((Na,Ca)(Si,Al)4O8)
g. Talk(Mg3Si4O10(OH)2)
h. Gipsum (CaSO4·2H2O)
i. Intan (C)

10. Klasifikasi Mineral


Sistematika atau klasifikasi mineral yang biasa digunakan adalah klasifikasi dari Dana,
yang mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristalnya. Dana
membagi mineral menjadi delapan golongan (Klein & Hurlbut, 1993), yaitu:

a. Unsur Murni (Native Element)


Unsur murni atau native element dicirikan oleh hanya memiliki satu unsur kimia, sifat
dalam umumnya mudah ditempa dan/atau dapat dipintal, seperti emas, perak, tembaga,
arsenik, bismuth, belerang, intan, dan grafit.

b. Mineral Sulfida Atau Sulfosalat


Mineram sulfida atau sulfosalt merupakan kombinasi antara logam atau semi logam
dengan belerang (S), misalnya galena (PbS), pirit (FeS2), proustit (Ag3AsS3), dll.
c. Oksida Dan Hidroksida
Oksida dan hidroksida merupakan kombinasi antara oksigen atau hidroksil/air dengan
satu atau lebih macam logam, misalnya magnetit (Fe3O4), goethit (FeO-OH).

d. Haloid
Haloid dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenida yang elektronegatif, seperti Cl,
Br, F, dan I. Contoh mineralnya: halit (NaCl), silvit (KCl), dan fluorit (CaF2).

e. Nitrat, Karbonat, Dan Borat


Nitrat, karbonat dan borat merupakan kombinasi antara logam/semi-logam dengan anion
komplek, CO3 atau nitrat, NO3 atau borat (BO3). Contohnya: kalsit (CaCO3), niter
(NaNO3), dan borak (Na2B4O5(OH)4·8H2O).

f. Sulfat, Kromat, Molibdat, Tungstat


Sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat dicirikan oleh kombinasi logam dengan
anion sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat. Contohnya: barit (BaSO4), wolframit
((Fe,Mn)Wo4).

g. Fosfat, Arsenat, Dan Vanadat


Fosfat, arsenat, dan vanadat, contohnya apatit (CaF(PO4)3), vanadinit (Pb5Cl(PO4)3)

h. Silikat
Silikat merupakan mineral yang jumlah meliputi 25% dari keseluruhan mineral yang
dikenal atau 40% dari mineral yang umum dijumpai. Kelompok mineral ini mengandung
ikatan antara Si dan O. Contohnya: kuarsa (SiO2), zeolit-
Na(Na6[(AlO2)6(SiO2)30]·24H2O).
BAB III
PEMBAHASAN
Galena
No Sifat fisik deskrispsi
Warna Abu abu,putih

Gores Hitam
Kilap Logam
Derajat Opaque
Kejernihan
Belahan Tidak sempurna
Pecahan Tidak rata
Kekerasan 3
Kemagnetan Diamagnetik
Nama Unsur PbS
Tabel 1.1
Galena atau galenit merupakan mineral berwarna abu-abu kebiruan dengan
kilap logam yang tersusun atas senyawa Pbs. Kristalnya
berbentuk kubus Terdapat sebagai himpunan dalam batu gamping, batu pasir,
atau batuan sedimen lain. Galena merupakan bijih timbal terpenting, juga
merupakan sumber utama logam perak.Apabila unsur sulfida dominan pada
batuan galena, aroma sulfida akan terasa dilokasi batuan tersebut. Mineral yang
dapat ditemukan disekitar galena antara lain sphalerit, pirit dan kalkopirit

Piroksen
No Sifat fisik deskrispsi
Warna Hitam

Gores Putih
Kilap Damar
Derajat Opaque
Kejernihan
Belahan Tisak sempurna
Pecahan Tisak rata
Kekerasan 3
Kemagnetan Diamagnetik
Nama Unsur XY(Si,Al)2O6
Tabel 1.2
Piroksen merupakan kelompok besar mineral inosilikat (rantai silikat) dengan
rumus kimia umum ABSi2O6. Kelompok mineral ini dibagi menjadi 2 sub
kelompok yaitu clino-piroksen (monoklin) dan orto-piroksen (ortorombik).

Gypsum
No Sifat fisik deskrispsi
Warna Putih
Gores Putih
Kilap Kaca
Derajat Translucent
Kejernihan
Belahan jelas
Pecahan Rata san cukup halus
Kekerasan 2.5
Kemagnetan Diamagnetik
Nama Unsur CaSO2H2O
Tabel 1.3
Gipsum adalah mineral hidrous kalium sulfat (CaSO4 2H2O) yang terjadi di
alam, berbentuk endapan sedimen mendatar dan dekat dengan permukaan bumi
dan memiliki sebaran yang luas. Gipsum sering berasosiasi dengan batu kapur,
batu serpih, batu pasir, marmer, dan lempung. Mineral lain yang selalu berasosiasi
dengan gipsum ialah anhidrit (CaSO4), mineral sulfat sejenis gipsum tetapi tidak
mengandung kristal H2O.
Gipsum mempunyai sifat fisik berwarna putih, kuning, abu-abu, merah jingga,
hitam bila tak murni. Spesifik gravity 2,3. Kekerasan 2,0 (skala Mohs). Bentuk
mineral kristalin, serabut dan masif dan mempunyai bermacam-macam kilap
seperti "vitreous", "silky", dan "sugary".
Secara kimia gipsum mengandung SO3 46,5%, CaO 32,6%, dan H2O 20,9%.
Kelarutan gipsum dalam air yaitu 2,1 gr/liter air pada suhu 40 Derajad celcius, 1,8
gr/liter air pada suhu 0 Derajad celcius, dan 1,9 gr/liter air pada suhu 70-90
Derajad celcius. Kelarutan gipsum akan bertambah seiring dengan penambahan
HCl dan HNO3.\

Kuarsa
No Sifat fisik deskrispsi
Warna Putih

Gores Kecoklatan
Kilap Putih
Derajat Kaca
Kejernihan
Belahan Translucent
Pecahan Jelas
Kekerasan Rata
Kemagnetan 6,5-7
Nama Unsur SiO2
Tabel 1.4
Kuarsa adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian silikon dan dua
bagian oksigen atau biasa disebut silikon dioksida (SiO2). Kuarsa
merupakan mineral yang paling berlimpah ditemukan di permukaan bumi dan
sifatnya yang unik dapat membuatnya menjadi salah satu mineral yang paling
berguna.
Mineral kuarsa memiliki kekerasan 7 pada Skala Mohs yang membuatnya sangat
resisten. Hal ini disebabkan karena ikatan struktur kimianya yang dapat
berhubungan dengan berbagai macam unsur.

Pirit
No Sifat fisik deskrispsi
Warna Abu abu

Gores Putih
Kilap Logam
Derajat Opaque
Kejernihan
Belahan Jelas
Pecahan Tidak rata
Kekerasan 6,5-7
Kemagnetan Diamagnetik
Nama Unsur (ZnFe)5
Tabel 1.5
Pirit adalah mineral berwarna kekuningan dengan kilap logam yang cerah.
Pirit memiliki rumus kimia FeS2 (disulfida besi) dan merupakan mineral sulfida
yang paling umum dijumpai. Pirit bisa terbentuk pada suhu tinggi-rendah dan
keterdapatannya bisa dalam batuan beku, metamorf dan sedimen walaupun dalam
jumlahnya yang sedikit. Nama "Pirit" berasal dari bahasa Yunani "pyr" yang
berarti "api."

Magnetit
No Sifat fisik deskrispsi
Warna Hitm kekuningan

Gores Hitam
Kilap Logam
Derajat Opaque
Kejernihan
Belahan Jelas
Pecahan Tidak rata
Kekerasan 3
Kemagnetan Paramagnetik
Nama Unsur MgCO3
Tabel 1. 6
Magnetit adalah mineral oksida besi dengan rumus kimia Fe3O4 dan banyak
ditemukan dalam batuan beku, metamorf, dan batuan sedimen. Magnetit
merupakan bijih besi yang paling sering ditambang. Magnetit juga merupakan
mineral dengan kandungan besi tertinggi (72,4%).
Magnetit sangat mudah untuk di identifikasi, karena mineral ini merupakan salah satu
dari hanya beberapa mineral yang tertarik pada magnet. Sifat fisik mineral ini yaitu
berwarna hitam, buram, kilap submetallic-metalik, bentuk kristal oktahedral, dan
mempunyai nilai kekerasan Mohs antara 5 - 6,5. Mineral ini juga sering ditemukan dalam
bentuk kristal isometrik. Di alam, magnetit merupakan mineral yang paling kuat sifat
magnetiknya.

Spalerit
No Sifat fisik deskrispsi
Warna Abu abu

Gores Putih
Kilap Logam
Derajat Opaque
Kejernihan
Belahan Jelas
Pecahan Tidak rata
Kekerasan 6,5-7
Kemagnetan Diamagnetik
Nama Unsur (ZnFe)5
Tabel 1.7

Spalerit ((Zn, Fe)S) dalah mineral yang merupakan bijih utama dari seng.
Sebagian besar terdiri dari seng sulfida dalam bentuk garis kristal tetapi hampir
selalu mengandung besi dengan jumlah bervariasi. Ketika kandungan besi cukup
tinggi mineral ini berwarna hitam buram, marmatit. Mineral ini biasanya
ditemukan bersama dengan galena, pirit, dan sulfida lainnya bersama
dengan kalsit, dolomit, dan fluorit.
Mineral ini biasanya berwarna kuning, coklat, atau abu-abu sampai abu-hitam,
dan mungkin mengkilap atau kusam. lustre adalah adamantin, resin ke submetalik
untuk ragam berkadar besi yang tinggi. Mineral ini memiliki goresan kuning atau
coklat muda, dengan kekerasan Mohs dari 3.5–4, dan gravitasi spesifik antara
3.9–4.1. Beberapa spesimen memiliki iridesenai merah di dalam kristal abu-abu;
hal ini disebut "ruby sphalerite". Varietas kuning dan merah pucat hanya memiliki
sedikit zat besi dan tembus cahaya. Varietas yang lebih gelap dan lebih buram
mengandung lebih banyak zat besi. Beberapa spesimen juga berpendar dalam
cahaya ultraviolet
Muskopit
No Sifat fisik deskrispsi
Warna Abu abu

Gores Putih
Kilap Mutiara nonlogam
Derajat Opaque
Kejernihan
Belahan Tidak jelas
Pecahan Tidak rata
Kekerasan 3
Kemagnetan Diamagnetik
Nama Unsur KAl (AlS13O19)
Tabel 1.8

Nama muscovite datang dari Muscovy-glass, suatu nama yang tadinya/dahulu


digunakan untuk mineral oleh karena penggunaannya di dalam bahasa Rusia yaitu
untuk jendela.Mineral. Muskovit ini diketahui seperti mika (kalium karbonat)
adalah suatu phyllosilicate mineral aluminium dan kalium dengan rumus
kimianya : KAl2(AlSi3O10)(F,OH)2. mineral ini mempunyai pecahan
fundamental yang sangat sempurna yang berbentuk tipis menyerupai lembaran –
lembaran yang sangat elestis. Mineral ini mempunyai titik leleh pada suhu kira-
kira 1320°C, mempunyai suatu Mohs kekerasan 2- 2.25 dan suatu bobot jenis
2.76- 3. Mineral ini mempunyai warna muda sampai tidak berwarna, system
kristal monoklin, belahan sempurna lembaran, mineral ini banyak terdapat pada
batuan granit, metamorf, dan batu pasir. Di dalam pegmatites sering di temukan di
dalam lembaran – lembaranya seprai tak terukur yang secara komersial berharga.
Mineral ini laku/laris untuk pembuatan tahan api dan bahan isolasi dan sampai
taraf tertentu sebagai lubricant.
Kalsit
no Sifat fisik deskrispsi
Warna Putih

Gores Putih
Kilap Kaca
Derajat Translucent
Kejernihan
Belahan Sempurna
Pecahan Rata
Kekerasan 3
Kemagnetan Diamgnetik
Nama Unsur CaCO3
Tabel 1.9
Kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat yang paling
stabil. Kalsit merupakan mineral penyusun berbagai jenis batuan dengan rumus
kimia CaCO3. Kalsit sangat umum ditemukan di seluruh dunia baik di
dalam batuan sedimen, batuan metamorf, maupun batuan beku.
Unsur kimia pembentuk kristal kalsit terdiri atas kalsium (Ca) dan karbonat
(CO3). Sistem kristal kalsit adalah heksagonal dengan belahan rhombohedral,
tidak berwarna dan transparan. Kalsit mempunyai berat jenis 2,7 dengan
kekerasan 3 (skala Mohs). Kalsit dapat berbutir halus sampai kasar dan bisa
terbentuk sebagai stalaktit, oolitik, atupun pisolitik. Kalsit yang murni pada
umumnya berwarna putih, sedangkan yang tidak murni (karena subsitusi)
berwarna abu-abu, merah, hijau, kuning, ataupun coklat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Setiap mineral mempunyai
sifat-sifat fisiknya masing-masing. Sifat fisiknya dapat dilihat dari warna mineral,
goresan mineral, kilapan mineral, derajat kejernihan, belahan, pecahan, kekerasan, dan
kemagnetan,
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui
(senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral
disebut mineralogi.
B. Saran
penyusun mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Yogi, 2019. Geologi Adalah : Definisi, Pengertian dan Penjelasan

(http://jagad.id/geologi-adalah-definisi-pengertian-dan-penejelasan/ diakses
tanggal 3 September 2019)
[1] Warmada, I Wayan. 2009. Pengantar Kristalografi dan Mineralogi. Unpublished
( https://www.geomacorner.com/2018/01/pengertian-mineral-klasifikasi-mineral-dan-
sifat-fisik-mineral-warna-kilap-luster-kekerasan-hardness-cerat-streak-belahan-cleavage-
pecahan-fracture-struktur-bentuk-kristal-berat-jenis-sifat-dalam-tenacity-
kemagnetan.html diakses tanggal 3September 2019)
Geost, flyst. 2016, Februari 16. Apa itu Mineral ? Pengertian, Contoh, beserta
Sifat Fisik dan Kimianya
(https://www.geologinesia.com/2016/02/pengertian-sifat-dan-jenis-jenis-mineral.html
diakses tanggal 3 September 2109 )
Geost, flyst, 2016, Februari 15. Deskripsi, Genesa dan Kegunaan Mineral Kalsit
(https://www.geologinesia.com/2016/02/deskripsi-genesa-dan-kegunaan-mineral-
kalsit.html diakses tanggal 3September 2019 )
Geost,flyst . 2018, Septenber 13. Mineral Piroksen (Pyroxene Group)
(https://www.geologinesia.com/2018/09/mineral-piroksen.html diakses tanggal 3
September 2019)
Geost,flyst, 2016, Mei 22. Mineral Kuarsa (Quartz) dan Kegunaannya
(https://www.geologinesia.com/2016/05/mineral-kuarsa-quartz-dan-kegunaannya.html
diakses tanggal 3 September 2019)

Anda mungkin juga menyukai