Anda di halaman 1dari 148

ttttuu ilx{iI llturlr]

pEwffiffi#MM

ffi& ffire
%WffiWMffi

t
', '&"
-i,.

! i
-.*

PEKERIAAN
DASAR SURUEI

Triono Budi Astonto

@
W

PENERBIT KANISIUS

;+;",

Pekerjaan Dasar Survei

0:&]ti
'.P

Kmisiu-ilfil1
E

E\

RB IT

KANISruS (Anggota IKAPI)

"r. Cempaka 9, Deresan. Yogyakarta 55281 Kotak Pos 1l25Yk, Yogyakarta 55011 Telepon (027 4) 5 887 8 3, 56599 6; F ax (027 4) 5633 49

E-\{ail:

office@kanisius.co.id
kanissrn@yogya. wasantara.net. id

Cetakan

ke-

:^ ,.

0l

tsBN 979-672-512-6
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis tni dalam bentuk dan dengan cal'a apa pui1. termasuk fotokopi. tanpa izin tertulis dari Penerbit.
;

)h

rlrA, J(l: Pcr\

JIX'..t1r

k rl.,,r'.. \i'!. Ji,rli!

KATA PEIIGAI{TAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas terselesaikannya tulisan ini. Buku ini
dipersiapkan untuk membantu sisu a dan guru dalam mengajar dan memahami materi pelajaran di sekolah. Buku

ini memberikan tuntunan yang sinekat dan jelas mengenai masalah sunei. dilengkapi dengan contoh-contoh iembar kerja yang telah dikeqakan di lapangan. Contoh itu dipilih secara cermat berdasarkan bobotnya, mulai y'ang mudah sampai sulit. Keberhasilan contoh-contoh pengukuran ini telah terbukti dapat memberikan manfaat
bagi siswa dalam memahami pekeqaan survei.
Harapan penulis buku ini dapat membantu para guru dalam menjelaskan maten dan membantu siswa dalam

memahami setiap permasalahan dengan melihat contoh-contoh peke{aan ,vang telah ada dalam buku ini. Tak lupa kami mengucapkan banvak terima kasih pada pihak lain yang telah membantu dalam penulisan dan
penerbitan buku ini. Saran-saran dan pembaca sangat kami harapkan demi sempurnanya buku ini.

Yogyakarta, Mei 1999 Penulis

\l

DAFTAR ISI
tgitiE"ts{i!+E:F.i:Eii+W
KATA PENGANTAR

DAFTARISI
BAB

I. PENDAHULUAN
Latihan

I
6 7 1 7
8 12

\B II. MEMBUAT GARIS LURUS DENGAN ALAT SEDERHANA

A. B,
C. D.

Syarat-Syarat Pembuatan Gans Lurus

Sumber-Sumber Kesalahan Pembuaun Garis Lurus Teknik Pembuatan Garis Lurus Membuat Garis Lurus

Latihan

30

BAB III. MENGUKUR JARAK

DE\GA\.\IAT

SEDERHANA

3l

A. B.
C. D. E.

Jenis Alat Ukur Jarak dan Sr arat Pemeliharaan Alat

Penggunaannya

3l
36
38

Sumber-Sumber Kesalahan pada Pengukuran Jarak

Uktr

Jarak densan Pita Ukur

F.

Mengukur Jarak Daur Mengukur Jarak yang Tidak Dapat Secara LanesungTerhalang Mengukur Jarak pada Tanah \linng

38 44 47 64

Latihan

BAB IV. MENGUKUR BEDA TINGGI

DE\G.{\.{L{T

SEDERHANA

66 66
67

A. Pengertian Penyipat Datar densan .\lat Sederhana B. Tujuan Penyipat Datar dengan AIat Sederhana C. Jenis Alat dan Syarat Pengukuran Beda Tingginya D. Rumus Hitungan Beda Tinggi E. Sumber-sumber Kesalahan Pengukuran Beda Tinggi dengan Alat Sederhana

68 75
7',|

F.

G.
BAB

Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi Mengukur, Menghitung dan Nlenggambar Beda Tinggi dengan Alat Sederhana

18 80
106

Latihan

V. MENGUKUR BEDA TINGGI DENGA\ AIAT

SIPAT DATAR

107

A. Pengertian Sipat Datar B. Jenis-Jenis Pengukuran Sipat Datar C. Syarat-syarat Alat Sipat Datar D. Sumber Kesalahan Pengukuran Beda Tinggi E. Teknik Pengukuran Beda Tinggi

t0T
108 108
115

17
118

F.

Teknik Perhitungan Beda Tinggi dengan Alat Sipat Datar Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi Mengukur, Menghitung dan Menggambar Beda Tinggi dengan Alat Sipat Datar

G. H.

123

..

125
140

DAFTAR PUSTAKA

141

:t],::ii:inrritr_ri;itil;i.iiii!i.:ii.

I PEI{DAHULUAN
BAB
i:i:irilri:i:iii_::i::::,.==\Siili:trtt1i,:

Pekerjaan dasar sunei adaiah neii.!3an vang dilakukan guna menentukan kedudukan titik-titik arau penssambar:: \:rdaan fisik yang terdapat di permukaan bumi.
Secara umum tujuan dari

pekerr":- i-:.._ adalah:

l. 2. 3.

menentukan panjang, arah.


menentukan posisi sembaranr menentukan letak ketin_egia:-,. berpedoman pada permukl:,-,

;,:. r::-J-kan
":;,i.
',

posisi dari suatu garis yang

merupakan batas dari suaru iu.:.

: ;.

r::*r -g berbeda di atas permukaan bumi;


... >-;:- :::ik di atas permukaan
tanah dengan

:.: :-: '. -: :enang: 4. menentukan bentuk dan rel :: t,:t-.-r-- :;1.]i.
Manfaat dari pekerjaan konstruksi dalam pembuatan
menentukan batas-batas tanah dan

sjn.. sr:,i::::-.::a:,,ak sekali. antara lain untuk :ier. ..--:.'. : sl-:: .].:..ar perencanaan peker;'aan
lai;:.

:c-::-:::: ::l::':-

:c:L'angunan seduns.

pembuatan saluran irigasi dan iain-larn.

Beberapa ketentuan umum 1,ang dieunakan ,jaian rrekenaan sunei akan diuraikan pada bagian ini. Ukuran panjang dinyatakan dalam dua sistem r airu sistem Metrik dan sistem

British.

1. Metrik: lkilometer :

2. British:

l0 hektometer I hektometer = l0 dekameter 1 dekameter = 10 meter I meter = l0 desimeter : 1 desimeter l0 sentimeter I sentimeter = l0 milimeter : 1760 yard lmile I yard =3feet(11'ard:3') : 13 inchi ( 1': 12" ) I feet

Pekerjaan dasar surt

ei meliputi pengukuran

ja-

rak, pengukuran beda tinggi, menentukan garis lurtt:. dan menghirung beda tinggi.
Pckerj oun dasot' sun
e i

inchi

= 2,54 cm

1 feet

:0,3049 m
= 3,23A23 feet = 0.397 inchi

j t,;.;

nel i p

lm
lcm

i kegiaton petrgtrkw-

ort trnttrk mendopatkatt duttt

,li lopunean. pekerjaon pcrhitungan dan pengctlahan dttttt .t'ong clipt'rnleh tltrti Ito:il petrErkut'an. dott pe106 m2.
kerj aan menggombor hasilhtts
iI

Ukuran luas yang digunakan, dalam pekerjaan survei yaitu:

m2,

I are = 100 m2. I hektar

10.000 m2, dan

I km:

perh

tu ngo n

dtta-data

.\'ong (lipcrolclt Llori pt trgukuron.

Skala adalah perbandingan antarajarak di atas peta danjarak yang sama di atas permukaan bumi. Misalkan:

1. 2. 3. l. 2. 3.

i :l-i.000 artinia lkm:4cmdandinamakanpeta4cm, skala I : 50.000 artin)'a 1 km:2 cm dan dinamakan peta 2 cm, dan skala I : 100.000 artinra I km: 1 cm dan dinamakan peta I cm.
skala

Peta adalah bayangan ranu diperkecil dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi. Jenis peta berdasarkan skalanya dibagi menjadi tiga.

Petateknikataupetarencana,lensatr skala
atau 1 :50.
Peta topografi skala 1

:5.000daniebihbesar1agi

1 : 100

: 10.000 sampai

1 : 200.000.
:

Peta geografi dengan skala 200.000.

: 200.000 dan lebih kecil lagi 1 : 50.000 atau 1

Secara garis besar. pckerjaan survei mempunyairuang lingkup yang luas. Dalam

bidang teknik sipi l. m..l i puti pekerj aan-pekerj aan untuk pembuatan gedung-gedung, pembuatan jembatan. perencanaan bendungan/irigasi, dan lain-lain. Dalam garis
besarnya, kegiatan pengukuran menjurus pada kegunaannya, sebagai berikut'
1

Pengukuran kadaster. yaitu unruk memperoleh gambar batas dari dua buah persil,

2. 3. 1.
5

mengetahui luas persil, dan lain-lainnya. Pengukuran topografi, yaitu untuk memperoleh gambar topografis suatu areal
atau persil, mengetahui posisi benda-benda alam atau buatanyangterdapat pada

permukaan bumi dan lain-lainnya.

Pengukuran teknik sipi1, yaitu pengukuran untuk keperluan teknik sipil, pembangunan gedung-gedung, dan lain-lainnya. Termasuk di dalamnya rute
dan pengukuran-pengukuran bau'ah tanah. Pengukuran fotogrametri, yaitupekerjaan pengukuran yang salah satuunsurnya

menggunakan foto udara.

Pengukuran hidrografi, yaitu pengukuran untuk memperoleh gambar permukaan dasar laut. dan lain-lainnya. Selain itu, terdapatjuga pekerjaan pengukuran untuk

menselahui kecepatan arus sungai dan arus laut.

Mencan titik di lapangan adalah suaru pekerjaan pengukuran yang hasilnya nanti akan dieambar. Sebelum titik diukur. hasil pengukuran diberi tanda terlebih dulu sehingga dalam pengukuran tanda mudah dilihat dari dekat atau dari jauh. Dalam pengukuran \,ang terpenting adalah pengukuran titik-titik baik yang sudah
ada atau baru mencan.

Alat pemben tanda titik di lapangan bermacam-macam bentuknya, antatalain


sebagai berikut.

a. b.

Jika titik tersebut hanya dipakai saat pengukuran itu saja, sifat titik ini sangat semenrara maka disebut titik sementara. Alat untuk memberi tanda

titik tersebut dapat berupa jalon atau rambu ukur' Jika titik tersebut, setelah pengukuran akan dilanjutkan lagi pada hari yang akan datang atau hari berikutnya, sifat titik ini setengah sementara maka disebut sebagai titik semi sementara/semi permanen. Alat untuk memberi tanda titik ini dapat berupa jalon yang ditancapkan, diambil, dan diganti
dengan patok-patok ka1u.

I ,[

"_<

c.

Jika titik tersebut setelah pengukuran selesai, akan digunakan sebagai tanda

untuk selamanya harus ada, sifat titik ini adalah tetap maka disebut sebagai titik teup/permanen. Alat untuk memberi tanda ini berupa bekas jalon yang ditancapkan, diambil dan diganti dengan pemasangan batu atau beton. Titik itu sendiri diartikan sebagai posisi dan letak titik yang bersangkutan.
Jenis-jenis

titik dalam pekerjaan survei ada beberapa macam yaitu:

1) Titik awal adalah posisi atau letak yang dipakai 'ebaeai penentu posisi
titik selanjutnya. Dengan demikian. titik ari al ha--;-s diketahui terlebih
dahulu.

. 2) 3) 4)

Titik ikat adalah titik yang bersama-sama mem'nu_r"; kerangka dasar baik dalam arah horizontal maupun renrka. Tr::N ::.- J.r'e::Ciar ke
seluruh sektor daerah pen-zuLrrran ke atas peta.

Titik detail yairu elemen auu i:rsiir gambar \ang parut drpindahkrn Titik-titik detail diikar .-rleh titik ikat yang terdapat padanya. Titik datum 1.airu titik tundamental yang merupakan awalperhitungan
selanjutnya.

c3:s.r '\3:i.::ll: \3lq !e-:3.

titik yang bersifat tetap ini selalu dipakai dalam peke{aan pengukuran. Karena selalu dipakai maka tidak boleh rusak dan dipakai
Tanda

sebagai pangkal pengukuran. Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat titik tetap harus bahan yang

tahan lama dan kuat, biasanya terbuat dari bafu, beton, atau batang besi. Syarat-syarat tanda

titik tetap adalah harus mudah dilihat

dari

jauh dan tidak boleh berubah-ubah.


Dalam peke{aan survei banyak sekali peralatan yang digunakan. Akan tetapi,

jenis-jenis yang disebut adalah alat-alat yang dipakai pada saat pengukuran pendahuluan. Adapun untuk peralatan pengukuran jarak dan lain-lain disebutkan dalam
setiap memulai pembahasan.

Jenis-jenis peralatan sun ei meliputi:

l.

Jalon

Jalon adalah tiang atau tongkat yang akan ditegakkan pada kedua ujung jarak yang diukur. Jalon terbuat dari kayu, besi (pipa besi), yang merupakan tongkat berpenampang bulat atau segitiga sama sisi dengan sisi 4 cm. Agar keiihatan terang dan dapat dilihat dari jauh maka diberi wama merah putih menyolok. Selang seling merah dan putih ini sekitar 25 cm

50 cm. Pada bagian bawah jalon diberi sepatu

besi agar tidak cepat rusak.

Jalon dapat pula berfungsi untuk menemukan kernbali titik yang berada di kejauhan, misalnya untuk diarahkan kepadanya dengan sifat datar, Panjang jaion yaitr 2 atau 3 meter dengan tebalnya kira-kira 30 mm (3 cm). Bentuk jalon bulat
lebih banyak dipakai karena sudut pandangan dari semua arah adalah sama. Syarat-syarat pemasangan jalon dalam pekerjaan survei adalah:

I I I I
il
Gamhar l. l. Jalon

a.

Pemancangan jalon harus tegak lurus, artinya harus merupakan proyeksi dari

titik. Titik disini bukan tegak lurus menuju permukaan bumi tetapi tegak lurus terhadap titik pusat bumi atau searah dengan tarikan bumi.

Mendirikan jalon di atas permukaan tanah yang lembek dilakukan dengan 50 cm, sedangkan pada tanah yang keras dapat dibantu dengan kedalaman

kaki besi.
c. d.

Menancapkan jalon harus tepat di atas titik yang akan diambil pengukurannya. Pemancangan jalon pada tanah yang miring untuk menentukan tegak lurusnya

harus menyesuaikan keadaan sekelilingnya, misalnya dengan patokan tegak Iurus pada pohon didekatnva. Untuk menyetel jalon agf,r takln benar-benar tegak lurus dapat dilakukan dengan
cara:

l) 2) 3) 2.
titik

bantuan sebuah untln{-unirn{: menggunakan sebuah nir o atau \\'aterpass; membidikkan tepi lalon rerhadap garis-garis tegak lurus yang terdapat di sekitamya (sudut rumah dan sebagarnl
a ).

Patok
Patok dalam pekerjaan surveiberfungsi unnrk memben tanda batas jalon, dimana

setelah diukur dan akan diperiukan lagi pada rvaktu lain, misalnya tanda

ffi lil
,l

bangunan, jalan raya, pengairan dan sebagainya. Patok biasanya ditanam di dalam tanah dan yang menonjol antara 5

- 10 cm,

jauh dengan maksud agar tidak lepas atau mudah dicabut, dan mudah dilihat dari
maupun dengan tanda yang lain. Patok umumnya ujungnya dibuat runcing untuk meniudahkan pemasangan.

tii
W
Ganbar
1.2.

a.

Patok kayu

Pltok

1,'ang

,.,i,.rr3n

C:::::1..:k:n ditanclai pada kepala patok dengan titik potong diagonai yang akan diraii, :n-: dr,nqan menancapkan paku. Patok kayu sifatnya Sementara.

terbuat dari kayu, berpenampang bujur sangkar atau persegi dengan 50 mm 50 mm, dan bagian atas diberi cat. Titik ukur yang akan

b.

Patc,k Part x

r.:-

:::.':

:lau besi
:erbuat dari besi atau beton biasanya merupakan patok tetap yang ;;pakai kembali dirvaktu-*aktu mendatang. Patok ini terbuat dari

Pusak kat,u tlon bamhrr

mlsin "^,: bah.:r :::::-.::lu keras yang bila ditancapkan tidak akan mudah terganggu. Patr.k-:,:.,. :3ttrn di tepi sungai biasanya memiliki tinggi sekitar 60 cm di atas
tanah.

3.

Rsrnbu

kur

Rambu ukur danat terbuat <lari kavu. campuran alurnunium yang diberi skala

pembacaan.Lk-uranieb::nr3=Jsll.oanlanuantaralm-5mpembacaandilengkapi dengan angka Oan me:r':. ie:illl3:t':. si:l::lllr'k-i rJ3l.l n',tlimeter' Rambu ukur ini merupakan ti:tk semerl:r: di iapanean pada saat pengukuran. Biasanya alat ini merupakan perlengk:nan pentukuran dengan menggunakan alat
sipat datar.

Rambu ukur didirikan cli atas titrk r ang telah ditentukan secara tegak lulus dengan bantuan nivo atau untins-unting'

4.
Gitnthar l.-i.
Rttnirtr tthir.

Puncung Kawat (Pitts)

Pancang karvat terbuat dan besi atatt katr at panjangnya 10 cm - l8 cm' Bagian ujgng pancang kawai rjrbuat nrncins dan yang lain dibulatkan untuk memudahkan

pembawaan. Pancang kawat digunakan untuk memberi tanda pada ujung pita ukur
antara kedua ujungjarak yang diukur. Pacang kawat digunakan pula sebagai pem-

bantu langkah pengukuran untuk menghindarkan kesalahan dalam menghitung pada

pengukuran jarak yang panjang. Cara menggunakan pancans kau'at dalam pengukuran jarak adalah dilakukan oleh dua orang dan orang penama di muka menancapkan di atas titik pada ujung pita ukur dengan tanda O.

5.

Unting-unting
Unting-unting terbuat dari besi atau kunin-ean be$e::,s r3:-. -: delean uiung

bawah lancip dan di ujung atas digantungkan pada

Unting-unting berguna untuk memprol'eksik:: i-lr* permukaan tanah atau sebaliknya. fuah unting--:.: :._- t:c;
sejajar dan mengarah ke

-:';.

-:.

i irr. rici l:r. :k:: di r;rt.:-.li :enrpai :ir.rh

titik pusat bumi. Unting-unting cukup digantun-ekan ::Ji .r.:ir-Lulrer rans akan ditentukan kedataran atau kevertikalannya, atau un:-ii ::emrndahkan suatu titik tegak lurus
dari atas ke bawah atau sebaliknva.

Gtmhar
L'trt

1.4.

iug-trnting

6.

llivo (Kotak dan Tabung)


Terdiri dari kotak gelas r ang dusr alkohol. Bagian kecil kotak tidak berisi zat

cair sehingga kelihatan ada gelembung.


tengah vertikal bidang singgung mendatar.

\iro

akan terletak tegak lurus pada garis

di trtik tengah bidang lengkung atas dalam nivo

Pada pengukuran mendatar maupun tecak sumbunya harus saling tegak iurus,

maka untuk mencapai keadaan ini digunakan niio.


Pada penentuan tegak lurus jalon. dapat dilakukan dengan menempelkan nivo

padajalon dan dilihat dan diatur agar nir o selalu di tengah-tengah dan dengan demikian berartijalonnya adalah tegak lurus.

Untuk menghindari kerusakan alat setelah digunakan maka setiap selesai dipakai dilakukan perawatan dan pengidentifikasi alat-alat yang telah digunakan.

1. 2. 3. 4. 5.

Setiap alat diberi nomor sendiri-sendiri sebagai tanda pengenal. Penyimpanan alat harus tetap, di tempat yang teduh tapi tidak lembap.

Bagi peralatan kawat, sekalah lebih dahulu dengan


dengan minyak.

kain kering

dan diolesi

Penyimpanan jalon, dengan posisi berdiri, ujung bagian yang runcing diletakkan

di bawah.
Penyimpanan pancang kawat diusahakan dalam satu ikatan dan terlebih dahulu

diolesi minyak agar tidak berkarat.

'ri.,L*lfifi*n
Juwablah pefronltssn di bawsh ini dengan benar!

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Sebutkan tujuan dan manfaat pekerjaan survei secara umum!

Apa l ang dimaksud dengan titik sementara dan alat apayangdigunakan untuk memben unda pada titik tersebut?

Apa fungsi titik datum?


Sebutkan jenis-jenis peralatan survei dan bagaimana cara penggunaannyat.

Apa fungsi unting-unting?


Bagaimana cara merawat peralatan survei agar tidak cepat rusak?

BAB
.$JHB

II

MEMBUAT GARIS LURUS


DENGAN
FL-sEB.lEtu'-Hi

]l!1.r.\Biti!-E

.=.=

ALAT SEDERHANA iffiBffi


=1i.=.:=====i-+t:S

Untuk menggambar sebuah garis tertentu diperlukan dua buah titik. Oleh karena itu, untuk menentukan sebuah garis yang benar-benar horizontal diperlukan dua
buah

titik

sama tinggi. Menentukan

titik-titik di lapangan tentu saja tidak

sama dengan

menentukan titik pada sehelai kertas gambar. Bagaimana menenrukan suatu titik hingga membuat garis lurus di lapangan yang berpermukaan tidak rata sama sekali?

A.

Syarat-Syarat Pembuatan Garis Lurus

Pembuatan garis lurus memerlukan keteiitian dan ketepatan. Dalampelaksanaan pembuatan garis, kita harus memperhatikan syarat-syarat utamanya, sebagai berikut.

1. 2. 3. 4. 5. o.

titik tersebut dapat dilihat. Jika kedua titik tidak dapat dilihat garis tidak bisa dibuat. Dengan satu titik saja terlihat, titik yang lain dapat dibentuk
Salah satu dengan metode-metode tertentu.

Digunakan alat bantu berupa jalon, untuk mencari titik-titik yang akan dibuat. Jalon membantu pembidik mengarahkan ke sebuah titik tertentu.
Letak jalon harus tegak lurus. Agar benar-benar berdiri tegak lurus dapat dibantu dengan unting atau nivo yang ditempelkan pada jalon yang dipegang.

Dilakukan pengulangan sebagai kontrol untuk memperkecil kesalahan yang


dapat ditempuh dengan mengulangi pengukuran.

Pembidikan dengan mata satu, dalam membidik syaratnya mata kedua harus dipejamkan atau ditutup. Dengan dua mata kesulitan membidik jalon satu dengan jalon yang lain.

Letak titik yang dibidik tidak terlalu jauh. Bila terlalu jauh ketajaman mata berkurang gunakan jarak-jarak dengan kelipatan yang sama.
Sr arat-syarat di atas adalah syarat secara umum yang harus dilaksanakan dalam :rembuat garis lurus, sedangkan syarat yang bersifat teknis seperti jumlah personal, peralatan dan metodenya, dibahas dalam teknik pembuatan garis lurus.

B.

Sumber-Sumber Kesalahan Pembuatan Garis Lurus

Kesalahan terkadang terjadi dan biasanya disebabkan oleh tidak dilaksanakannya syarat-syarat utama pembuatan garis lurus di antaranya sebagai berikut

1.

Pemasangan jalon tidak atau kurang berdiri tegak lurus, bisa condong ke samping

kiri. Jalon yang tidak berdiri tegak lurus dapat mengurangi ketelitian dan ketepatan pengukuran. Untuk mengatasinya jalon di beri nivo
kanan atau ke
1

atau untins-unting ) eng diganrungkan. \lembidik jalon terlalu dekat. sebaiknya jarak antara mata pembidik dan jalon

kira-kira + 30 cm, kalau kurang dari 30 cm, dikhawatirkan yang terlihat besar
hanyajalon yang di depannva, sehinggajalon yang ada di titikjauh tidak begitu terlihat.
1

Hasil bidikan tidak dikontrol dari titik yang lain. Dari satu titik dapat dilihat
bahwa titik yang dibuat dalam satu garis mengarah ke titik yang dituju, sedangkan kalau dilihat dari

titik yang lebih depan melihat ke belakang, temyata

ada

yang tidak tepat, jadi pengontrolan harus dilakukan.


4.

Posisijalon tidak sama antara saat bidikan dengan saat penancapan. Pada saat membidik posisi jalon berada di atas tanah dan tidak menempel permukaan
tanah, untuk memudahkan mengukur dan ketaklurusan, setelah tepat dalam

5.

membidik baru ditancapkan. Ujung bangunan terlihat bias. Pada pengukuran yang menggunakan ujung bangunan sebagai titik, ujung bangunan (tembok siku) tentu akan bias karena
warna cat yang sama.

6.

Letak antara titik terlalu jauh. Pada titik yang terlalu jauh jalon yang dibidik akan terlihat kecil sekali, hasil bidikan tidak teliti lagi.
Pada pembuatan garis yang sudah panjang akan terjadi penyimpangan dan akan

7.

menjadi semakin besar, salah satu cara yang tepat adalah mengulangnya secara teratur terhadap hasil bidikan.
8. Pada pengukuran terhalang rintangan, pembuatan garis banflr/penolong tidak tegak

lurus garis semula, selisih sedikit saia, hasil yang didapat akan menyimpang.

C.

Teknik Pembuatan Garis Lurus


Pelaksanaan pembuatan garis Iurus dalam setiap permasalahan memerlukan

teknik tersendiri. Misalnya, pada tanah datar dan tidak datar diperlukan teknik yang
berlainan untuk membuat garis lurus..

l.

Pembuatun Garis Lurus

,.-NtlLlK
Sadan PelPustakaao Timur

Garis lurus biasanya dibuat dengan cara menempatkan jalon di antara atau di tengah kedua titik. Hal ini merupakan peke{aan yang tidak begitu rumit bila dilakukan pada tanah yang datar. Misalnyaantara
berada dalam saru garis.

?l"rt"tt

Jawa

titik A dan titik B dipasang jalon

C,

pemasangan dapat dilakukan oleh dua orang. Kedua orang menjaga agar kedua jalon

Gambar 2.1.

Pembuatan garis lurus dibantu dengan beberapa jalon, cara pengerjaannya adalah

di atas titik A dan titik B. jalon harus tegak jalon lurus; (2) memasang lain sembarang di antara trtik A dan titik B misalnya di titik C; (3) dengan cara jalon masih terangkat oleh tangan, bidik jalon C dengan titik
kelurusan dijalon A dan B. Hal ini dilakukan dengan cara orang pertama di belakang

sebagai berikut: (1) memasang jalon

titik A dan orang kedua memegang jalon C; (4) dengan cara vang sama, diulangi langkah di atas untuk memasang jalon D dan E dan seterusnl a sesuai kebutuhan.

).

.llemperpunjang Garis Lurus


Untuk memperpanjang garis A B dapat dilakukan oleh dua orang dengan cara:

(1) tancapkan jalon di titik A dan titik B; (2) orang pertama mengambil tempat

dr

belakangjalon A dan mengarahkan penglihatannya kepada B; (3) orang kedua berdin

di atas titik C dan memegang jalon (4) orang pertama membidik jalon A dan B. dan memberi perintah pada orang kedua untuk menggeser jalon. Bila sudah tepat ditancapkan ke tanah titik dengan demikian jalon A, B, C berada dalam saru garis

':rus dan lebih baik diperiksa lagi. Apabila kita ingin memperpanjang garis lagi, dapat dilakukan dengan berdiri di depanjalon B dan mengulanei langkah-langkah
di

ftl
atas.

IIlt
B C
titik A dan B. Letakkan jalon di depan titik B, dengan

(]amhcn'2.)

Perpanjangan garis lurus dapat pula dilakukan oleh saru orang. dilakukan dengan cara meletakkan jalon di atas

penglihatan diarahkan ke titik B A, bidik dan luruskan jalon C sambil mengarahkan ke titik BA. Bila dilihat sudah tepat segaris jalon C ditancapkan, sehingga jalon A, B, C. berada dalam saru garis lurus.

IIIfI
Pada pekerjaan tertenfu,

Gamhar ).3.

3,

Pembuatun Garis Lurus Antura Dua Titik Bangunan

titik A dan titik B masing-masing merupakan suatu bangunan. Bila digunakan kedua cara di atas, yang dapat dilakukan adalah membongkar salah satu bangunannya terlebih dahulu. Maka harus digunakan dengan
pengukurarr

titik-titik A dan B, letakkan dua batang jalon di titik C dan D. Orang pertama di titik C membidik ke titik B dan memberi perintah kepada orang kedua di titik D
cara tersendiri. yaitu dengan cara: sudut-sudut bangunan dianggap sebuah

untuk menggeserkanjalon yang ditancapkan; orang kedua berada di belakangjalon D membidik ke titik A dan memberi perintah kepada orang pefiama di titik C untuk

{
D

menggeserkan jalon dan diuncapkan. Demikian seterusnya secara bergantian hingga

titik DCA dan CDB membentuk sebuah garis lurus.

4,

Pembuatan Titik Potong di antsra Dua Garis Lurus


Pengukuran yang di maksud adalah

titik potong yang di minta,

sehingga

pengukuran harus mempunyai tehnik tersendiri, caranya adalah:

l.

H'''

,l
!

A
T

Gambar 2.5 Setelah

jalon di titik P, Q, R, S ditancapkan. orang pertama berdiri di belakang jalon P dan membidik ke titik Q dengan memerintahkan orang ketiga untuk menempatkan jalonnya pada bidik P Q di titik A, orang kedua berdiri di belakang
jalon R dan membidik ke titik tepat pada bidikan RS di
S dan

menruruh orang ketiga untuk menggeserjalonnya

titik .\. Ganti orang pertama memerintah orang ketiga

supaya menegeser jalonni a pada trtik P, Q di titik A. Dernikian seterusnya hingga di dapat jalon A se_saris titik PQ dan segaris dengan RS. Akhimya, titik A merupakan

litik potong antara gans lurus BQ dan RS.

5.

Pembuatsn Garis Tegak Lurus


Pada saat pengukuran sehubungan dengan pembangunan jalan, saluran air dan

lainnya seringkali harus menentukan garis-garis tegak lurus pada garis-garis yang ditetapkan. Biasanya akan terjadi dalam mengukurprofil-profil melintang yang selalu harus diambil tegak lurus terhadap AS jalon. Untuk memperoleh garis pengukuran
tegak lurus dari suatu titik tertentu dapat dikegakan dengan metode-metode: Ganbar

a.
2.6

3:4:5 titik AC tegak lurusnya. sehinga adalah Biasanya untuk menentukan garis
digunakan teori Pythagoras, biasanya digunakan perbandingan tegak lurus yang jaraknya sangat pendek;

l0

b.

digunakan segitiga sama kaki, pita-pita di tempatkan pada titik B dan C yang jaraknya dari titik pada garis pengukuran. Apabila pita-pita direntangkan maka

BD:

CD. Dan di titik D terleuk pada garis tegak lurus A;

c.

dengan membagi pita ukur menjadi tiga bag:ar:. 1a::: ::':-ri jangnya 100 meter, jarak A-B ditentukan sebe':: i,' :.. ,::.: iirenunskan

:K'r:',

di garis AC sebesar 42 m, dan CB =


tegak lurusnya.

-11

- ! = .' r,' n. \C aclah gans


-<

Gambar 2.8.

6.

Pembuatan Garis Lurus pada Tanah yangTidak Datar

Cara membuat garis lurus, apabila talrrn tidak dapat dilihat dari B karena terhalang suatu rintangan akibat tanahnra \arg :rdr* ;::ar adalah sebagai berikut.

Titik A tidak dapat dilihat dari titik B. tetapi k:c:r rrrrk tersebut terlihat dari titik C atau D. Misalnya untuk pen-eukuran gans s;-,i,-r'bu tcro\\ongan. Caranya, buat garis yang berdekatan garis AB vaitu C B dan ditempatkan titik D. Tarik garis dari D, ke

titik A

jalon di titik C dipindahkan ke trtik C, yang terletak pada garis D, A. Kemudian tarik garis dari titik C, ke titik B dan tancapkan jalon di titik D, lalu dipindahkan ke titik D, pada garis C. A. Demikian seterusnya hingga garis CD terletak pada garis pengukuran AB.
dan

7.

Pembuatsn Gsris Lurus yang Terhalang oleh Rintangan


Apabila titik-titik ujung tidak dapat dilihat dari titik antara, ada beberapa metode

untuk menyelesaikannya.

a.

Pasanglah titik jalon

di titik A dan B garis-garis tegak lurus pada AB. Buat

kedua garis tegak lurus sama panjang, Dan didapatkan AE = EF. Bidiklah dari garis EF dan didapatkan titik G dan H. Pasang garis-garis tegak lurus G dan H.

titik yang dibenruk oleh tegak lurus GH dibuat sama panjang dengan AE dan BF, dan didapatkan titik C dan D. Maka garis ABCD segaris.

ll

Gambar 2,10

b.

Pada cara kedua ini carilah

titik D

di lapangan, sehingga titik A kelihatan dari titik D.

Tariklah garis AD' yang melewati rintangan, tentukan titik B dan suatu garis BB'yang tegak lurus pada AD. Tentukan di titik c dan titik D dari garis AD tegak lurus AD. Ukur panjang masing-masing. Hitung dengan perbandingan

AB : BB,: AD : DD.

c. Bila titik

ujung A dan B tidak dapat dilihat dari titik antara,diselesaikan dengan menentukan titik B' dimana AB' tegak lurus BB dan jarak AB' dan BB' diukur dengan menghitung AB.

AB:

.,/(ee')']+ (BB')'?

Ganbar

2.12

D.

Membuat Garis Lurus


Untuk mendapatkan suatu garis lurus diperlukan alat-alat, petunjuk, langkah

kerja dan perhitungan yang tepat. Setiap kegiatan peiaksanaan pengukuran memiliki

karakteristik tersendiri.

1.

Membuat Gsris Lurus Antars Duu Titik

Pembuatan garis lunrs antara dua titik dapat dilakukan minimal oleh dua personil secaa bergantian sebagai pembidik dan pemegang jalon.

t2

Tujuan

Dengan seperangkat alat-alat sederhana diharapkan dapat: menggunakan alat-alat sederhana unruk pembuatan garis lurus;

1)

2) 3)
b.

membuat garis lurus antara dua titik:


menggambar hasil pengukuran den-ean skala yang benar.

Petunjuk Umum

l) Pelajari dan ikuti lembaran kena .el'elum pengukuran dimulai. 2) Letak jalon harus benar-benar tes.rk lurus. 3) Gunakan mata satu dalam meng::r.-,a'kelurusan bidikan.
Alat-alat Kerja

Alalalat yang diburuhkan ad:lal:


Keselamatsrt Kerja

lr-

'rkur. ialon, dan alat-alat tulis.

1)

Hati-hati dalam membari3 l3n menancapkan jalon.


Pita ukur jangan sampai basah dan tarikan jangan terlalu kencang Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

2) 3)
e.

Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.

.o

.R
Gamhar ).13.

Langkah Kerja

l) 2) 3) 4)
5)

Siapkan alat-alat yang dipakai untuk pengukuran.


Tancapkan jalon di

titik P dan di titik Q.

Orang pertama berdiri di belakang jalon di titik P sejauh

30 cm, ke arah

titik Q dan memberi perintah kepada orang kedua. Orang kedua memegang jalon dengan ibu jari dan telunjuk tidak menempel tanah mengikuti perintah orang pertama sehingga jalon A segaris P dan Q
baru di tancapkan. Orang kedua menancapkan jalon dengan tegak lurus dimana tempat titik yang sudah di dapat.
Orang pertama membidik kembali posisi jalon sehingga benar-benar tampak jalon P,

6) 7) 8) 9)

A, Q berimpit. Lakukan seperti di atas pada jalon B, C dan seterusnya. Bila pengukuran sudah selesai maka titik-titik P, A, B, C, Q tampak seperti satu jalon karena lurus (bila dibidik).
Ukur jaraknya masing-masing.
t3

g.

Gambar Kerja

Jalon

Gambar 2.14
,:..,1.1 r:

PABCOAl <_8,2 m >r<_

8,37 m

,a

13,55

m_____p.1-

2041

m -,*-><-12,8ry---*

h.

Data Hasil Pengukuran


Jarak

m. Jarak A-B = 8, 37 m. Jarak B-C: 13, 55 m.


D-A:
8, 2 Jarak C-Q Jarak

iarak A,-B, Jarak B,-C,


Jarak C,-R

: :

12,98 m.
10, 50 m.

= 14, 50 m.

:20,47

m.

Q-A,:

12, 8 m.

i.

Analisis Data Pengukuran


Jarak lurus

PQ :

=
Jarak lurus

D-A + A-B + B-C + C-Q 8,2+8,37 + 13,55 +20,41

a-R = eT'.1',9, * B,-c, + cl-R

:',l:,;JJil:+
j

ro' 50 + 14' so

Skala

I :400

[-grm ,.

ltl[[l

III[[
Menggambar Hasil Pengukuran

8,371l--)!s,ss*----->
Gambor 2.15.

<

20,41m

----)r

qJz,aa-I

tl

hr.-

A,O ,I
I

B,a
I

Skola

I:

800

C..
I I

Ra

2,

Membuat Perpanjongan Garis Lurus


Pembuatan perpanjangan garis lurus dapat dilakukan oleh saru pcrst.ri:l da:r

dua personil. Keduanya memiliki langkah ke{a yang berbeda.

o.

Tujuan

Dengan

2) 3) b. l) 2) 3) 4) c,

1)

sediakan seperangkat arat- arat sederhana di h arapk a:: c.: a i. n menggunakan alat-alat sederhana untuk pembuaun sans iurus;
di

membuat perpanjangan garis lurus; menggambar hasil pengukuran den-san skala rans benar.

Petunjuk Umum
Pelajari dan ikuti lembaran keqa sebelum pengukuran dimulai. Letakan jalon harus benar-benar tegak lums.
Gunakan pandan-ean saru nlata dalam rnembidik kelurusan jalon. Dalam memegang jaron sebelum repat. jalon diangk ailjangan menempel tanah.

Alat-Alat Kerja
Peralatan kerja yang diburuhkan anrara lain pita ukur;jalon; alat-alat tulis.

Keselamatan Kerja

1)

2) 3)

Hati-hati dalam membaua dan menancapkan jalon. Pita ukur jangan sampai basah dan tarikan jangan terlalu kencang. Ujungjalon (sepatu jalon) jangan sampai terlepas,

Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.

Gambar 2.17

15

Langkah Kerja

l) 2) 3) 4) 5) l) 2) 3) 4) 5) 6)

Jika dikerlakan oleh satu orang, langkah kerjanya sebagai berikut. Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk pengukuran.
Tancapkan jalon
gang

dititik

P dengan

titik

Q.
P.Q.

Pembidik berdiri di titik A mengarah ke titik PQ (menghadapi PQ), meme-

jalon dan dibidik agar segaris lurus dengan jalon Tancapkan jalon di A tersebut dengan tegak lurus.
Demikian seterusnya hingga perpanjangan selesai.

Jika dike4akan oleh dua orang. langkah ke{anya sebagai berikut, Siapkan alat-alat yang dipakai untuk pengukuran.
Tancapkan jalon di

titik

P dan

titik

Q.

Orang pertama berdiri di belakang jalon titik P sejauh + 30 cm, sejajar

titik

Q dan memberi perintah pada orang kedua. Orang kedua di titik memesang jalon dengan ibu jari dan telunjuk dan tidak menempel tanah mengikuti penntah orang pertama hingga jalon A

segaris didapat.

titik P dan Q.

Orang kedua menancapkan jalon dengan tegak lurus pada titik yang sudah Orang pertama membidik tepat segaris dengan

titik Q A kembali posisi jalon. Di titik B pem-

bidikan dilakukan oleh orang kedua dan beri aba-abaagarjalon orang kedua

7) Demikian seterusnya hingga pengukuran selesai. 8) Ukur jarak masing-masing titik. g.


Gambar Kerja

titik Q A.

Ganthttr

) lt

[[ POABO < 8,37 , _____+ <_


9,7

m ,
:

ltt
<__S,z
)

m i a_8,3

nL___>

h.

Data Hasil Pengukuran

m, Jarak Q-A :9,7 rn, Jarak A-B = 6,2 m, Jarak B-C : 8,3 m,
Jarak P-Q = 8,2 Jarak
I.

Jarak

l-D = 8, 5 m
8,0 m

Jarak D-E

IarakE-Z = 7,5 m

C-l

J,5 m.

Analisis Data Pengukuran

JarakP-l

: (P-Q)+(Q-A)+(A-B)+(B-C)+(C-l = 8,2+9,7+6,2+8,3+7,3
39,l0
meter.

larak l-2

= ( l-D)+

(D-E ) + ( E-2 )

:
16

8,5+8,0+7,5
24,00 meter.

Lfengambil Hasil Pengukuran

Skala

: 400

Gamhar 2.19.

Skola

-100

Ganhor 2.)0. Tampak sanping.

#4.00

Gambar 2,21. Tampak atas.

3.

Membuat Garis Lurus di Lokasi yung Tidak Datar


Pembuatan garis lurus yang dimaksud adalah pengukuran pada tanah yang tidak

datar dan

titik kedua tidak dapat dilihat dari titik vang pefiama.

a.

Tujuan Penyediaan seperangkat alat-alat sederhana dirnaksudkan agar kita dapat:

) 2) 3)
I

menggunakan alat-alat sederhana unruk pembuatan garis lurus; membuat garis lurus antara dua titrk di lokasi yang tidak datar; menggambarkan hasil pengukuran dengan skala yang benar.

b.

Petunjuk Umum

1) Pelajari dan ikuti lembaran kerja sebelum pengukuran dimulai. 2) Letak jalon harus tegak lurus, dan sebaiknya diangkat sewaktu menentukan
titik.

@B

----/

3) c.

Gunakan pandangan satu mata dalam membidik kelurusan jalon.

Alat-Alat Kerja Alat-alat kerja yang dibutuhkan yaitu: pita ukur;jalon; alat-alat tulis.

l1

d. Keselamatan Keria 1. Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon. 2. Pita ukur jangan terlalu kencang. 3. Ujung jalon (sepatu jalon) jangan sampai terlepas. e.
Lokosi Pengukuran

Di sekitar lokasi halaman sekolah yang tanahnya berbukit.

Gambar 2.22. Tampak samping

Langkah Kerja

i r Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk pengukuran. I r Trncapkan jalon di titik A dan B. pefiama berdiri di depan di titik A menghadap ke arah orang kedu:-1 r Or:ns dan ..rang pertama dapat melihat titik B dan juga memegang jalon.

4)
5) 6)

Orang kedua berdiri di belakang titik B, menghadap ke arah orang pertarnr dan orang kedua dapat melihat titik A dan juga memegang jalon. Orang pertama berdiri di belakang jalonnya sejauh + 30 cm, mengara: titik B dan memberi perintah pada orang kedua. Orang kedua memegang jalon dengan ibu

i.:

jari dan telunjuk dan tidak :;nempel tanah mengikuti perintah orang pertama hingga jalonnya sess::
2-B dan baru ditancapkan.
Gantian orang kedua berdiri di belakang jalon yang baru ditancapkan sel ,r -: * 30 cm mengarah ke titik A dan rnemberi perintah pada orang pertama. Orang pertama mengikuti perintah t',rang kedua hingga jalonnya segans
C;

7)
8)

A-1 dan baru ditancapkan. 9) Demikian seterusnya secara bergantian sehingga kedua-duanya merasa sudah lurus dalam membidik masing-masing titik' 10) Ukur jarak tanah miringnya.
Gambar Keria

I
I

Y
arah geseran

Gambar 2.23. Tampak alas

18

h.

Data Hasil pengukuran


Jarak AC Jarak DB

20,1 m.

Jarak CD = 3,2 m.

= 15,6 m.

i.

Analisis Data Pengukuran


Jika keempat titik tersebut membentuk garis lurus, maka jaraknl'a bukan jarak

datar yang didapat tetapijarak miring yaitu:

lJ: j

AC+CD+DB

20,1+ 3,2 + 15,6


38,9 meter

Menggambar Hasil Pengukuran

120
110

Gamhor

).)1. Ttmpuk Santpittg

Gornbar 2.25. Tampak Atas

4.

Menentukan Titik Potong Antura Dua Garis Lurus

Pengukuran terkadang harus memotong sebuah garis lurus yang telah dibuat sebelumnya. Titik potong kedua garis tersebut merupakan titik yang menentukan dalam mengukur jarak,

t9

a.

Tujuan

Penyediaan alat-alat sederhana dimaksudkan agar kita dapat:

l) 2) 3)
b.

menggunakan alat-alat sederhana untuk pengukuran; mencari titik potong antara dua garis lurus; menggunakan hasil pengukuran dengan skala yang baik.

Petunjuk Umum

l) 2) 3)
c.

Pelajari dan ikuti lembaran kerja sebelum praktek dimulai.

Dilakukan cukup dengan tiga orang pengukur.


Letak jalon harus tegak lurus.

Alat-Alat Keria Alat-alat ke{a yang dibutuhkan antara lain:jalon; pita ukur kain linen;patok
dan palu kayu; dan alat-alat tulis.

Keselamatan Kerja

l) Hati-hati dalam membau'a dan menancapkan jalon. 2) Gunakan peralaun sesuai dengan fungsinya. 3) Dalam menarik piu ukur jangan terlalu kencang.
e.

Loknsi Pengukuran

Di sekitar lokasi halaman sekolah.

Gambar 2.26.

Langkah Kerja

1)

Siapkan peralatan yang akan dipakai sebelum pengukuran.

2)

Untukpengukuran ini dapat dilakukan minimal oleh 3 orang dengan jumlah


P, Q,

jalon 5 buah. 3) Tancapkan jalon di titik

R,

S.

4) 5)

Orang pertamaberdiri di belakang jalon P membidikke titik Q dan memerintahkan orang ketiga untuk menempatkan jalon pada bidikan PQ di titik A. Orang kedua berdiri di belakang jalon R dan membidik ke

titik

S dan me-

nyuruh orang ketiga untuk menggeser jalonnya tepat pada bidikan R, S di

titik A'.

6) 7)

Bekas jalon yang dicabut di

titik A diganti dengan patok kayu yang ditan-

capkan. Gantian orang pertama memerintahkan orang ketiga supaya menggeserkan

jalonnya pada bidikan PQ di titik A".


20

8) Bekas jalon yang dicabut di titik


ditancapkan.

diganti dengan patok kayu yang

9)

Demikian seterusnya secara bergantian dari orang pertama dan orang ketiga memerintahkan orang ketiga hingga didapat; dari orang pertama A, segaris PQ dan dari orang kedua
merupakan

A'

segaris RS, dengan demikian

titik A" adalah

titik potong garis lurus pe dan RS. l0) Ukur jarak-jarak P- A.. e- A.. R- A.. S- A..p-Re-S.

g.

Gambar Kerja

t
9I

Gambar 2.)7.

h.

Dari Hasil Pengukuran

A, : 13,95 m Jarak Q- A":12,95 m Jarak R- A,= 12,60 m


Jarak P-

i.

Analisis Data Pengukuran

A, Jarak A'-Q Jarak total pe


Jarak P-

Dari hasil pengukuran, maka jarak totalnya adalah

= 13,95 m = 12.95 r., _ = 26,90 m

A, Jarak S-A, Jarak total RS


Jarak R-

7,50 m

12.60

m*

20,10 m

Menggambar Hasil Pengukuran

Skalajarak

: 200

Gambar 2.28.

[-

z,so m

--{-

i2,50 m

---+

:t

,/

5.

Membuat Garis Lurus Melului Dua Sudut Bangunan


Sudut bangunan dijadikan sebuah titik untuk membantu pembuatan garis lurus

di antara dua sudut bangunan.

a.

Tujuan

Dengan disediakan alat-alat sederhana diharapkan:

l) 2) 3) b.

menggunakan alat-alat sederhana untuk pengukuran dan membuat garis; membuat garis lurus melalui dua sudut bangunan; menggambar hasil peneukuran

Petunjuk Umum

1) Pelajari dan ikuti lembaran kerla sebelum praktek dimulai. 2) Dilakukan cukup dengan dua peneukur. 3) Menggambar hasil pengukuran dengan skala .vang baik

c.

Alat-Alat Kerja
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain:jalon, pita ukur kain linen, dan alat-alat tulis

d.

Keselamatan Kerja

l) 2) 3) e.

Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon.


Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

Dalam menarik pita ukur jangan terlalu kencang.

Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

Gambar 2.29.

f.

Langkah Kerja

l) 2) 3) 4.

Siapkan peralatan yang akan dipakai dalam pengukuran.


Tancapkan jalon di an.

titik

P dan di

titik Q yang merupakan ujung dua bangun-

jalonA sembarang (orang pertama) dan membidik titik B letakkan jalon A (orang pertama) sembarang dan membidik jalon Q dan memerintahkan orang kedua untuk membawa jalonnya segaris A dan B di titik B.
Tentukan

Orang kedua di titik B membidik ke titik C, dan memerintahkan orang pertama untuk menggeser jalonnya sehingga segaris dengan

titik P di titik A.

22

5. 6. 7. g.

Orang pertama di titik A membidik ke titik Q dan memerintahkan orang kedua untuk menggeser jalonnya segaris dengan titik Q segaris B'.

Demikian seterusnya sehingga dari orang pertama di A'jalon B'segaris


dengan Q, dan dari orang kedua di

demikian titik A'dan

B'

titik B'' jalon A'segaris dengan segaris dengan titik P dan Q.

P.

Dengan

Ukur jarak P- A', dan An-

B', B'-Q.

Gambar Kerja

B-

Gumhar

3l)

Data Hasil Pengukuran


Jarak P - An= 11,23 m
Jarak

A'- B'

12,70 m

Jarak
l.

B''- Q = 16,36 m
P

Anal

is

is Data

engukur an

Dari hasil

pengukuran, jarak totalnya adalah

Jarak P-

A'

11,23 m

Jarak An- B*

larak B'' - Q maka jarak totalnya


J.

= 12,70 m = 16,36 m = 40,29 m

Menggambar Hasil Pengukuran

Skolu

10()

1-

11,23 m

--4>1-12,70

m--4r'1-

16,36 m

+
Gamhar 2.3

40,29 m

6.

Membuat Garis Tegak Lurus dengan Perbandingan 3 : 4 : 5


Pembuatan garis tegak lurus dapat dilakukan dengan mudah dans sederhana

dengan membuat perbandingan 3 m : 4 m : 5 m.

:l

a.

Tujuan Tersedianya alat-alat sederhana bertujuan agar kita dapat:

1)

menggunakan alat-alat sederhana untuk pembuatan garis tegak lurus;

2) 3)
b.

membuat garis tegak lurus dengan perbandingan 3 :4:5; menggantikan hasil pengukuran dengan skala yang baik.

Petunjuk Umum

1) Pelajari dan ikuti lembaran ke{a sebelum praktek pengukuran dimulai. 2) Letak jalon harus tegak lurus. 3) Gunakanperbandinean 3 m :'l m : 5 m.
Alot-Alat Kerja
Peralatan kerja yang diperlukan antara lain: pita ukur kain linen, jalon dan patok

kayu, dan alat-alat tulis. Keselamatan Kerja

l) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon. 2) Pita-pita ukur jangan sampai basah dan tarikan jangan terlalu kencang. 3) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.

Gambar 2.32.

Langkah Kerja

1) Siapkan peralatan yang dipakai sebelum pengukuran 2) Tancapkan jalon di titik P,Q,A. 3) Melalui titik A ke Q, ukur jarak 4 m (4 bagian) dan didapatkan titik B. 4) Dari titik A ke arah R ukur jarak 3 m (3 bagian) dan didapatkan titik C. 5) Melalui titik B (tidak tetap) ukur 5 m (5 bagian) ke arah titik C sehingga
ujung 3 meter berhimpit dengan titik C. Jika ketiganya sudah berhimpit

6)
24

maka garis tersebut sudah siku-siku (90). Ukur jarak-jarak ketitik R, D - A, A - Q.

g.

Gambar Kerja

Gambar 2.33

[. ,{'"i.lt

h.

Data Hasil Pengukuran

A-P : 10,00 m Jarak A-B = 4,00 m Jarak A-Q = 12,00 m Jarak A-C : 3,00 m Jarak A-R = 25,00 m Jarak C-B = 5,00 m
Jarak

Analisis Data Pengukuran Garis RA akan tegak lurus P-Q jika membentuk sudut siku-siku.
Rumus Pyhagoras =

CB

,kfU

AB,

vJ- ++-

:
j
Menggambar Has il

Jt+r6 = ,lys:5meter

Berarti kedua garis tersebut tegak lurus.


P engtkuran

Skala

L'

300

Gambor 2.34

25

7,

Membuat Sudut Siku-siku dengan Segitiga Samakaki


Segitiga samakaki dengan bantuan pita ukur dapat dipakai untuk membuat sudut

siku-siku pada garis vang akan dibuat. Garis lurus dapat diperpanjang dan sudut
siku pun dapat ditenrukan.

a.

Tujuan

Dengan disediakan alat-alat sederhana diharapkan kita dapat:

1)

menggunakan alat-alat sederhana untuk membuat sebuah garis lurus;


membuat garis yang membenruk sudut siku-siku dengan segitiga sama kaki; menggambar hasil pengukuran dengan skala yang baik.

2) 3) b. l) 2) 3) c.

Petunjuk Umum
Pelajari dan ikuti lembaran ke{a sebelum praktek dimulai Letak jalon harus tegak lurus
Bacalah pita ukur dengan teliti

Alat-Alar Ketja
Macam-macam alat kerja yang dibutuhkan antara lain: pita ukur kain linen,

jalon, patok kayu, dan alat-alat tulis.

d.

Keselamatan Kerja

1) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon 2) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. 3) Penarikan pitajangan terlalu kencang.

e.

Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

t
Grmbar

2.35.

Langknh Kerja

l) Siapkan peralatan yang dipakai sebelum pengukuran. 2) Tancapkan jalon di titik P, Q, R, S. 3) Ukur jarak R ke B pada garis antaraP dan Q, misal5 meter. 4) Ukur jarak R ke C pada garis antara B dan P Sada garis PQ); jaraknya
harus 5 meter lagi (sama kaki).

5)
26

Ukur jarak alas segitiga sama kaki (garis BC) dibagi dua bagian yang sama panjang di titik A, dan terbentuklah dua garis yang siku-siku.

g.

Gombar Kerja

", !,,.-

\^ lu /\ /\
C:n:;;r ].35

I ''.[

-=

''

. )r::

Hasil Pengukuran ,;rai,: S-R


Jarak

10,0 m

JarakP-C=3m

R-B = 5,0 m Jarak R-C = 5,0 m Jarak B-A = 4,5 m Jarak P-Q = 16,0 m Jarak C-B = 9,0 m Jarak C-A = 4,5 m
t.

Analis is Data P engukuran Jika

jarak

RB=5 M, AB=4M maka panjang RA=

RA=/ps-'or:

fr,-45

= 15s-uo.x

:.,fus

:2.18m.

Menggambar Hasil Pengukuran

rP
E

ar'

Skala 1 : 200
E

Gambar 2.37.

27

8.

Membuat Garis Lurus Anturu Dua Titik yang Terhalang Bangunan


Pada kasus tertentu pembuatan garis lurus harus terhenti karena terhalang oleh

bangunan dan akibatnya saiah satu

titik tidak terlihat.

a.

Tujuatt

Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat: menggunakan alat-alat sederhana untuk pembuatan garis lurus;

l) 2) membuat garis lurus antara I titik yang terhalang bangunan; 3) menggambar hasil pengrrkuran dengan skala yang benar. b.
Petunjuk (tmum

l)
2) 3)

Pelajari dan ikuti lembaran kena s.'belum pengukuran dimulai.


Letak jalon harus tegak lurus. Gunakan metode sesuai dengan kondisi di lapangan.

c.

Alat-Alat Kerja Alat-alat yang dibutuhkan sebagai berikut: pita ukur. jalon, dan patok kayu
alat-aiat tulis.

d.

Keselamatan Kerja

2) 3) e.

1)

Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon.


Gunakan peralatan sesuai denga fungsinya. Penarikan pita ukurjangan terlalu kencang.

Lokasi Penguh.rran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

(idtnhci

Longkah Kerja

1) Srapkan alat-alat sebelum pengukuran dimulai. 2) Tancapkan jalon di titik P dan B. 3) Buat garis sembarang P-R yang tidak terhalang bangunan. 4) Tentukan titik A pada garis PR yang tegak lurus terhadap titik Q dengan
5) 6)

perbandingan3:4:5. Melalui titik A dibuat siku-silru dengan perbandingan 3 : 4 : 5.


Ukur jarak P-S. P-A; Q-A. D PSS - D PAQ maka PS : PA: SS': QA
PS .

i)

PS.Q4 cc'{.rr, pA Melalui titik SS ukur jarak SS hasil hitungan. Dengan demikian titik telah segaris dengan titik P dan Q.

QA:

PA.SS'

S'

28

8)

Demikian pula untuk menentukan letak titik N1 dengan cara

PN:PA=NN,:QA NN, :

+f4

g.

Gambar Kerja

P 5,34 s a---------;----qi;r'Y.:s:

Gambar 2.39

'o
,?

Data Hasil Pengukuran

= 5,80 m = 5,34 m Panjang XN = i.0 m Panjang SN : 23,60 nr Panjang NN': 14,12 m Panjang MR = 2,0 m Panjang NM : 1,0 m
Panjang

PS

Panjang PS'

Panjang Panjang

QM:

Panjang MA

QM = 14,60 m AM : 2m
3,0 m

N'Q:

Analisis Data Penguhran

1)

X.,lenentukan panjang PA

PS+SN+NM+N,{A 5,8+2,36+1,A+2
32,60 m =

2)

Menentukan panjang

QA

JaM' - -Lt,f=ztto:r = 14,46m


qs-Q4_
PA

3) 4)

Menentukan panjang SS'

5.8i!#3A
Menentukan panjang

= 2,5598 m

DN

PS+SN

: 5) Menentukan panjang NN' :

5,80+23,60

29,4M

BN.Q4
PA

_ 22JJl,+6 _la I/ ll--1() = lr. 1^

lq

l.

Menggambar Hasil Pengukuran

9v

_a

',,/ '. -\/ 'J-\


e'

Gambar 2.40.

-'{ s 4'

.l

't. 4'

Latihan

1. 2. 3.

Sebutkan syarat-syarat pembuatan garis lurus!


Pada pembuatan garis lurus sering muncul beberapa kesalahan, sebutkan sum-

ber-sumber kesalahan tersebut!


Pada pembuatan garis lurus, ternyata

kita harus melewati sebuah bukit kecil.

Jelaskan:

4.

a. b. c.

alat yang digunakan!


cara kerjanya! gambar kerjanya!

Dalam suatu pengulorran ternyata kita harus memotong garis lain dalam pengukuran tersebut. Jelaskan cara pembuatan titik potong garis tersebut dan berapa personil yang dibutuhkan!

30

III MENGUKUR JARAK


BAB
*t-&SS=-i=.-:':=

DENGAi{
:1,i+;;ii,rii,l;L*;,i-":.':,,i#,i',,'::1.+1=S,:::::i:=-:3$i{h[id

ALAT SEDERHAI\A
+ii:::..l rii:-liiiiiiti:l,r"

.aii+i

i:+: : j::i.t:rii"t ::rii::.i

+:

Mengukur jarak sebenarn\a adrlln :r'rcniiikur panjang penggal garis antar dua buah titik tertentu. Penggal san: in. n:ei'rpakan sambungan penggal-penggal garis lurus yang lebih kecil.
Bagainranakah.;arak ini hams drukur di lapangan yang tidak rata dan terhalang

bangunan, turnbuhan aiau sun-qal'l .\lat paling sederhana macam apakah yang diperlukan?

A.

Jenis

Alat Ukur Jarak dan Svarat Pengukurannya


titik di permukaan bumi,

Pengukuran jarak adalah penentuan jarak antara dua

biasanya yang digunakan adalah jarak horisontainya. Pengukuran jarak adalah pekerjaan pengukuran antara dua buah titik baik secara langsung maupun tidak
langsung yang dilaksanakan secara serentak atau dibagi menjadi beberapa bagian. Pengukuran jarak dibedakan menjadi beberapa macam.

Pengukuranjarak tidak langsung


Pengukuran

ini biasanya menggunakan instrumen ukur jarak takimetri

dan

metode optik. Pengukuran jarak langsung ada beberapa macam, di antaranya pengukuran jarak dengan kira-kira. Cara ini bisa menggunakan langkah dan menggunakan skala pada peta.

2.

Pengukuran jarak langsung


Pengukuran jarak langsung biasanya menggunakan instrumen atau alat ukurjarak

langsung misalnya pita ukur iangkah, alat ukur jarak elektronik, dan lain-lain.

Berikut ini kita akan mempelajari cara mengukur jarak menggunakan skala pada peta. Pengukuran ini dilakukan pada peta, yaitu dengan mengukur jarak pada peta
dan dikalikan dengan skala peta tersebut. Pengukuran ini dilakukanjika hasil yang

diperoleh cukup mendekati saja, jadi tidak perlu tepat sekali, Karena ketelitiannya rendah, langkah ini hanya digunakan untuk membantu penggunaan alat sipat datar

di tengah-tengah antara dua titik. Untuk mempertahankan jarak yang tetap sangat sulit, sehingga untuk mengukur jarak 100 meter, kesalahan yang dibuat sampai beberapa meter. Untuk menghitung jaraknya adalah: D = jarak; D=n.L n: jumlah langkah;

L = jarak satu langkah.


31

Pengukuran jarak langsung yang kedua adalah pengukuran jarak dengan alat

ukur. Bermacam-macam alat ukur jarak, di antaranya sebagai berikut.

1.

Kayu Ukur

Pada umumnya ukuran kayu ukur adalah 2 meter atau 5 meter. Terbuat dari kayu yang kedua ujungnya diberi sepatu tembaga untuk mengukur jarak-jarak jauh

bisa digunakan dua batang kayu ukur. Caranya, letakkan kalu ukur yang pertama tepat pada titik dan kemudian pada arah garis yang akan diukur, letakkan kayu ukur yang kedua dengan hati-hati tepat di ujung pertama dengan arahyangsama. Angkat

kayu yang pertama dan dengan hati-hati letakkan kalu ukur di ujung kayu ukur kedua, demikian seterusnya. Kayu akan dapat ditumpangi dengan waterpas guna
memperoleh kedataran.

2.

Rantai LIkur
Rantai ukur terbuat dari baja tipis dengan diameter 3-4 mm. Tiap

ujung rantai

diberi mata yang dihubungkan satu sama lain dan dipasang cincin kuningan untuk tiap panjang 1 meter, 10 meter, 20 metc'r. 1,5 meter. dan 30 meter. Pemakaian alat ini
harus menggunakanpocket balance dengan ga).a

tarik 10-15 m diberi tanda guna

memudahkan pembacaan. Pengukuran jarak dengan rantai mempunyai ketelitian 0.2 sekarang

0,1 persen dan

ini

pengukuran jarak dengan rantai sudah jarang dilakukan. Sebagai

pelengkap danrantai ukur disediakan beberapa buah pen. guna rnenghindarkan kesalahan-kesalahan pengukuran. Dalam penarikan rantat ukur. harus diperhatikan
mata rantai tidak boleh kusut dan terlipat.

Rantai dapat dibaca langsung sampai titik :arnbungan terdekat (panjangnya 200 mm), dan setiap sambungan ke-i0 diberitanda angka'
Syarat pengukuran dengan rantai ukur:

a.

jika panjang satu jalur melebihipanjang rantai, maka jalan rantai tersebut ditandai dengan batang penentu jarak yang berwama terang;

b. jalur-jalur rantai menjangkau daerah yang penting lainnya; c. titik yang akan diukur saling terlibat; d. tim minimum 2 orung. 3.
.llistsr
Alat ini
han.va dapat digunakan untuk jarak-jarak yang sangat

kecil. Adapun

untuk mengarur jarak-jarak jauh alat ini tidak rnemadai. biasanya panjang maksimum adalah 1 meter.

4.

Pitu L'kur dari Kain Linen (Linen Tape)

Pita ukur linen bisa berlapis plastik atau tidak, dan kadang-kadang diperkuat dengan benang serat. T\Pita initersedia dalam ukuran panjang l0 meter, l5 meter, 20 meter, 25 atau3O meter. Pita ukur ini biasanya dibagi pada interval 5 mm atau l0
mm tergantung pada sifat ketelitian pitanya. Kelebihannya alat ini bisa ditarik dan digulung kembali, dan kekurangannya adalah kalau ditarik akan memanjang, lekas rusak dan mudah putus, tidak tahan air.
Jadi untuk kegiatan pengukuran tanah kurang memadai.

32

Pita ukur sebaiknya dilapisi plastik untuk menghindari pemelaran, pita ukur kain dijalin dengan benang fosfor brons.

5.

Pita Ukur Metalik (Metalic Cloth)

Pta terbuat dari kain dan anyaman halus dari kuningan rembaga, lebih fleksibel tetapi mudah rusaUputus, pemuaianya besar. dan ketelitiannr a rendah.

Guwbar

i.l.

Pit,t tri-rr, hurt

Gambur 3.). Pitu ukur liain.

Gantbar

3.

3. Pedontetet

Gamhar 3.,/.

Pita ttkur dengan compurun strata gelas tlan serrtt ktn:,.;

ttmba

-J.

5.

Cu

rvinteter.

Gambur 3.6. Rrmtoi ukur bttic bulot

-1J

Gambar 3.8. Pita ukur kain.

Gombar 3.7. Pita ukur baja.

Gambor 3.9. Pita ukur baja.

6.

Pitu Lkur SersbSerat Gelas (Fiber Glass Tape)

Pita ukur ini terbuat dari serat rami yang diperkuat dengan anyaman kawat halus campuran serat gelas (fiber glass) dan serat kimia. Biasanya pita ukur ini
dibungkus dengan lapisan cat, berangka tanda graduasi. Kelebihan prtaulrttr fiber glass ini adalah sifatnya aman dipakai dekat alat-alat iistrik. nn-san. tidak mudah bengkok serta mudah pemakaiannya. Kelemahannya adalah sangat mudah memuai dan menyusut akibat pengaruh kelembapan udara. Jadi ketelitiannla agak rendah.
Panjang pira.fiber gla.ss adalah 10, 20, 30, dan 50 meter, dengan graduasi 5 mm

pita 16 mm. Angka toleransi unruk temperafur dan tegangan standar. Dilihat dari besarnl'a kesalahan relatif 1,aitu .j,, - 600L yang berarti angka ketelitiannya rendah. Pada saat menggulung piu tidak boleh terlipat.
serta lebar

7.

Pits Ukur dari Baja (Steel

Tap)

Alat ukur ini disebut juga pita ukur kadaster, terbuat dari baja berkualitas tinggi yang tebalnya kira-kira 0,4 mm. Pita ukur baja mempunyai ketelitian yang tinggi dan ketahanan cukup lama, lebih tahan air, dan pemuaianya kecil, sehingga pita

ukur baja ini banyak digunakan untuk pengukuran teliti yaitu pada pelaksanaan konstruksi dan penempatan titik-titik kontrol. Pita ukur baja lebarnya kira-kira 12 mm - 20 mm dan 28 mm, tebal0,3 mm 0,4 mm, panjangnya 20 m, 30 m, dan 50 m. Bagian ujung baja diberi pegangan dan
34

10 cm dari pegangan. Tingkat ketelitiannya tinggi, sampai pita milimeter. Ujung-ujung baja ditumpu oleh tripod (tumpuan tiga kaki) yang salah

garis nol ditempatkan

satunya dipasangi mikoskop untuk membaca pita ukur.

Pita ukur baja terbuat dari baja karbon atau baja anti karat yang dibungkus cat

putih/metalik. Cat ini berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap asam dan
karat, gradasinya

mm. Pemuaian dan penyusutan disebabkan oleh temperatur dan

tegangan, sedangkan kelembaban udara tidak berpengaruh.

Toleransi kalibrasi untuk pita ukur baja adalah untuk 50 m. Jadi ketelitiannya cukup tinggi yaitu

ketelitian yang tinggi sebelum dan sesudah pengukuran sebaiknya mengkalibrasikan konstanta dari angka karakteristiknr a. Guna memberikan koreksi terhadap hasil

fr6.

mm untuk 5 meter 10 mm Untuk pengukuran dengan

pengukuran, selama pengukuran harus diketahui temperatur pada ketegangan


tertentu. Pita ukuran dikatakan sudah standar apabila panjang antara tanda-tanda

ujungnya ditentukan dengan tepat pada kondisi temperatur dan tarikan yang terkontrol. Koreksi-koreksi tenebut adalah koreksi lenduun koreksi

= ;+; -+.

tarikan Lq- P'lr koreksi suhu = (t - t,) cL keterangan: L = panjang


W

fturangi)
(mmbah) ltambah)

P: P, :

berat bagian pita antara tripod

tarikan di lokasi

tarikan standar

A = luas penampang melintang pita ukur (Mr) E : modulus elastisitas young pita

t : t. : a:
8)

suhu di lokasi

suhu standar koefisien muai panjang

Pita ukur lnvar (steel alloy tape)


Pita ukur invar terbuat dari campuran baja dan nikel, berbentuk semacam kawat

berdiameter 1,7 mm, atau berbentuk pita berpenampang (0,5 x 4) mm yang panjangnya 25 m. Gradasinya diternpatkan pada kedua ujung skala, yaitu dengan jarak 8 cm dan interval I mm. Pita ukur ini digunakan untuk mengukur garis batas (Basic Line) dimana
kesalahan relatif yang diizinkan hanya sebesar

ini misalnya penempatan titik jaringan triangulasi tingkat pertama, pengukuran


perubahan bentuk, dan pengukuran pelaksanaan jembatan.

5#oo - #*U

Peke{aan seperti

Kelebihan alat ini adalah koefisien muai liniernyahanya sebesar


yang berarti

I x l0{/oC

stabilnya tt6 dapat berubah juga, maka perlu dikalibrasi yaitu berdasarkan panjang gelombang cahaya Ifu86.

au.i pita ukur baja. Bagaimanapun

peralatan, bila digunakan

35

9.

Roda Ukur

Alat ini berupa roda yang diberi tongkat pegangan, ukuran bulatan roda antara 30 cm - -10 cm. Pencatat jarak diletakkan di antara roda, skalanya dimulai dari cm, m, dan km. Roda ukuran dilengkapi pula jarum penunjuk batas. Alat ini banyak dipakai pada pekerjaan jalan raya. Alat ini harus bekerja secala lurus, jangan sering berkelok-kelok. Unruk tanah-tanah dengan permukaan rata, ketelitian sampai 2oh,
dan untuk yang kasar dan tidak rata, ketelitiannya sangat kurangjarak yang diperoleh

lebih besar daripada vang sebenamya.

10. Speedometer
Alat ini gunanya untuk menghir.:ng antka. iumlah langkah dicapai menyatakan jarak yang diinginkan. speedometer L'enr,rknr a sepeni arloj i i'ang dilengkapijarum.
Jika alat bergerak angkanla iuea akan bergerak.

11. Cun'imeter Alat ini gunanya untuk mengukur jarak di atas peta, terutama Jarak-jarak yang berbentuk garis lengkung. Setiap gerakan roda menyebabkan jarum berputar.

12. Pedometer
Pedometer digunakan untuk menghitung langkah agar pengukur tidak usah

menghitung jumlah langkah yang diambil. Jumlah langkah yamg dihasilkan menyatakan jarak yang diperolehnya. Bentuk pedometer seperti arlojiyang diikatkan di kaki, pedometer dilengkapi dengan jarum, tiap kali bergerak jarum akan bergerak pada angka-angka yang tertera, setelah selesai baru dihitung dan dilihat berapa jumlah
langkahnya.

B. Sumber-Sumber

Kesalahan pada Pengukur Jarak

Kesalahan-kesalahan pada pengukur jarak biasanya disebabkan oleh petugas

sendiri. instrumen dan karena pengaruh alami, di antaranya

1.

Kesalahan Alami
Kesalahan alami yang sering terjadi pada pengukuran jarak biasanya disebabkan

oleh pengaruh sinar matahari langsung dan pengaruh lengkung bumi.

a.

Pengaruh Sinar Matahari Langsung

Pengaruh sinar matahari langsung menyebabkan pita ukur memuai, karena suhunya naik, dan akan menyusut kembali jika suhunya kembali normal. Akan tetapi
ada beberapa pita ukur yang sudah mempunyai skala suhu untuk mengoreksinya. Pada pita ukur yang memuai data yang diperoleh lebih pendek.

b.

Pengaruh Lengkung Bumi

Karena pengaruh permukaan bumi tidak datar, tetapi berbentuk speris, maka dapat menyebabkan jarak yang diperoleh adalah jarak miring.

36

2. a. b.

Kesalahan Oleh Pengukur


Pembacaan angka tidak tepat, misalnya 2,7 padahal sebenamya 2,76 meter. Pengukuran dengan pita ukur tidak dirnulai dari titik 0, biasanya pada pita ukur terdapat dua macam satuan yaitu dalam inchi dan dalam metel keduanya terkadang mempunyai titik awal yang tidak sama, dan dalam pengukuran dianggap sama. Bila pembacaan ujung yang satu dan yang lain dibaca orang berlainan berarti ada yang menambah dan mengurangi pembacaan.

c.

Keliru pencatatan data oleh pencatat. Misalnya 50,8 dicatat 58,0 biasanl a karena suara yang tidak keras maupun jauh. Sedangkan pembaca tidak memberitahukan hasilnya dengan suara yangjelas.
d.Pada tanah yang miring, tidak digunakan waterpas tangan dan unting-unting sebagai penanda kedataran dan titik akhir yang tidak lurus. Bila pada tanah

miring tidak mempertimbangkan besarnla keminngan maka metode lang digunakan keliru.

e.

Pengukuran jarak tidak pada earis lurus. Terkadang jarak yang diukur tidak

lurus, ini mengakibatkan jarak yang terukur menjadi lebih panjang.

f.Pita ukur tidak permanen; maksudnya panjang pita ukur dapat berbeda dengan pita ukur yang lainnya, maka harus diadakan kalibrasi.

g.

Pita ukur tidak horizontal. Pengukuran ini harus dibantu dengan waterpas tangan.

h.Pita ukur tidak lurus. Hal ini bisa disebabkan oleh benda atau tumbuhan kecil

yang menghalangi sehingga pita ukur tidak lurus sempuma. i.Pita ukur tidak kencang; pengukuran pita ukur tidak kencang mengakibatkan

j k. 3.

ukuran yang diperoleh lebih panjang. Gaya tarikan pada pita ukur. Pita ukur bersifat elastis saat direntangkan jika penarikan lebih besar dari standar gaya tarik, maka pita ukur mengalami perpanjangan.

Lenturan pita ukur. Pada saat pita ukur dibentangkan seluruhnya mengalami akan terjadi lenturan sendiri oleh gaya berat pada pita ukur itu sendiri. Kesalahon yang Diperkenankan
Besamya kesalahan yang diperkenankan untuk setiap lokasi berbeda-beda, yaitu

pada lapangan datar, besamya kesalahan yang diperkenankan adaiah: Sr= 0,008 JD + orloo3D + olrs Pada lapangan berlereng, besamya kesalahan yang diperkenankan adalah:

S:: 0,010 JD + oJtoo+D + oss


Pada lapangan yang curam, besarnya kesalahan yang diperkenankan adalah:

5,=0,012

{6

+ 0r0005D +

0J5

Keterangan:

S,

= : S:
S-,

kesalahan yang diperkenankan pada lapangan datar (m); kesalahan yang diperkenankan pada lapangan berlereng

= : D

0n);
kesalahan yang diperkenankan pada lapangan Curam (m);

panjang pengukuran (m).

37

C.

Pemeliharaan Alat Ukur Jarak dengan Pita Ukur


Jika pita ukur basah. sekalah lebih dulu dengan kain kering kemudian dengan

L 2. 3. 4. 5.

kain berminyak. Tiap pita ukur harus mempunyai nomor sendiri-sendiri, sebagai tanda pengenalnya. Pita yang putus dapat disambung dengan kelingan atau dengan memasang pita penyambung, tetapi pita sambunean jangan digunakan pada pekerjaan penting.

Pita harus disimpan pada

kili-kili

atau menjadi ikalan melingkar.

Mengingat luas penampang rata-rata prta baja dan tegangan yang diperbolehkan,
sebuah tarikan tak akan merusakkannl'a. tetapi bila pita itu terpuntir dengan

tarikan yang berat bisa putus karenanya selalu dicek agar tidak ada puntiran
atau ikalan sebelum dikenakan pada tegangannya.

6.
D.

Pita ukur baja harus dibakukan atau dikoreksi dulu untuk suhu, tegangan setelah

habis dipakai.

Mengukur Jarak Datar

Ada beberapa cara )'ang digunakan untuk mengukur jarak datar, misalnya dengan pedometer (walking measure), curvimeter, pita ukur, dan rantai ukur. Keempat cara

itu merupakan cara pengukuran secara langsung.

l.

Mengukur Jarak dengan Pedometer (Walking Meusure)

Untuk melakukan pengukuran jarak dengan pedometer (walking measure), ikutilah langkah-langkah berikut ini.

a,

Tuiuan

Dengan disediakan seperangkat alat ukur diharapkan dapat:

) 2) 3) 1)
I

menggunakan alat ukur jarak pedometer; melakukan pengukuran jarak dengan alat ukur jarak pedometer; menghitung jumlah jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran;
menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.
L"nrurn

b.

Pennjuk

1) Pelajari dan ikuti iembaran kerja sebelum pengukuran. 2) Peletakan pedometer harus dekat getaran kaki.

c. d.

Alat-Alat Kerja
Peralatan kerja yang dibutuhkan antara lain: pedometer, alat tulis, dan jalon.

Keselamatan Kerja

1) Gunakan topi dan pakaian kerja. 2) Ikatkan pedometer dengan kencang.

38

e.

Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.

Gambar 3.10.

Langkah Kerl,t

i) 2) 3) 4) 5) 6)
7)

Siapkan peralatan ukur r;iak. Tentukan letak titik-titrk rang akan diukur

(A,2,4,6,8).

Tancapkan jalon dititik .\. :. 1. 6. B. Ikatkan pedometer pada kaki sebelah kanan (dekat tumit dengan kencang). Berjalanlah pada garis yang diukur. mulai dari langkah kiri di titik A. Tiap kaki kanan menventuh tanah. jarum akan bergerak menunjuk angka pada pedometer, dan teruskan ke

titik l. 1. 6 dan B. Di titik B langkah 2 hentikan, pedometer dilepas serta lihat angkanya.

Garnbar Kerja

Pedometer

Ganbar 3.11.

Data Hasil Pengukuran Dari hasil pengukuran temyata angka pedometer menrmjuk
136.

i.

Analisis Data Pengukuran


Jumlah jarak

(IJ)

: = =

z.L.P

Keterangan L
P

Panjang langkah Jarum pedometer

2.(40).136
10880 crn 108,80 m

39

Gambar Hasil Pengukuran

-t

Gambar

3. I

108,80 m

Mengukur Jarak dengan Curvimeter


Untuk melakukan pengukuran jarak dengan curvimeter, ikutilah uraian berikut ml.

a.

Tujuan

Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat:

1)

menggunakan alat ukur jarak curvimeter;

2) melakukan pengukuran jarak dengan alat ukur jarak curvimeter; 3) menghitung jumlah jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran.
b.

Petunjuk (Jmum

1)

Pelajari dan ikuti lembaran kerja sebelum pengukuran


Pembacaan curvimeter diusahakan seteliti mungkin.

2)

Alat-Alat Kerja
Peralatan yang dibutuhkan antara lain: peta, alat tulis, dan curvimeter.

Keselamatan Kerja

2)

1)

Hati-hati dalam menyentuh peta agar tidak sobek.


Usahakan curvimeter tidak jatuh.

Langkah Kerja

l) 2) 3) 4) 5)

Siapkan peta dan curvimeter.

Pilih curvimeter yang sesuai dengan skala petanya. Letakan curvimeter di atas tempat titik yang akan diukur di dalam peta. Jalankan roda curvimeter pada garis yang diukur di dalam peta dimana setiap roda bergerak jarum dalam curvimeter juga akan bergerak. Roda
dijalankan sampai di titik akhir dengan hati-hati.
Bacalah jarum pada curvimeter. Catat dalam daftar pengukuran.

Data Hasil Pengukuran Dari hasil gerakan roda curvimeter, diketahuijarum menunjuk angka 5,2.
o 6' Analis is D ata P engukuran
Pada pengukuran dengan curvimeter, skala peta 1:1000

Jumlah jaraknya

: IJ = =

skala peta x angka di dalam curvimeter. 1000 x 5,2

5200 meter

40

3.

Mengukur Jarak dengan Pita Ukur


Untuk melakukan pengukuran jarak dengan pita ukur, ikutilah uraian berikut

ln1.
q.

Tujuan

Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat

2) melakukan Pengukuran jarak dengan alat ukur jarak pita ukur; 3) menghitung jumlah jarak r anu diperoleh dari hasil pengukuran; 4) menggambar hasil penuukuran jarak dengan skala yang benar.
Petunjuk (imwn

1)

menggunakan alat ukur jarak pita ukur;

l) 2) 3)
L.

Pelajan dan ikuti lembaran kc'rja sebelum pengukuran.


Pembacaan pita ukur diusahakan sampai dengan milimeter.

Alat harus dikalibrasikan dengan alat yang lainnya.

Alat-Alat Kerja
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain: pita ukur kain linen/Pita ukur saja/pita ukur fiberglass, alat-alat tulis, dan jalon.

u.

Keselamatan Kerja

1)

2)
e.

Pergunakan pita ukur dengan pita ukur (u aktu rnenasukkan -iangan terlipat. jangan sampai basah terkena air). Gunakan topi dan pakaian keq'a dengan baik.

Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.

Gombar 3.13.

Langkah Kerja

1)

Siapkan peralatan ukurjarak.

2) Tentukan titik yang akan di ukur (A, B) 3) Tancapkan jalon di titik A , l, dan 2. 4) Bidik jalon hingga ketiganya membentuk garis lurus betul. 5) Rentangkan pita ukur antara dua titik yaitu A dan l. Usahakan agar tidak
6)
terlalu kencang dalam menarik, tidak bengkok, dan tidak putus. Bacalah angka yang tertera dan catat dalam daftar pengukuran.
41

7)
8) 9)

Bentangkan pita ukur antar Pindahkan jalon di

titik

I dan 2, bacalah angka yang tertera dan

catat dalam daftar pengukuran.

l0)

A dan 1, tempatkan di titik 3 dan -1 jalon Bidik ketiganya hingga membentuk sebuah gans 1urus. Ukur jaraknya dan demikian seterusnya hingga pengukuran sedia.

Gambar Kerja

Garybar 3.14.

12

h.

Data Hasil Pengukuran


Jarak (m)

A1-2 2-3 3-4 4-5 4-5 5-6


1

17,00 15,00 16,00 16,00 16,50 16,50 15,00 15,60

6*B

i.

Analisis Data Pengukuran


Pada pengukuran dengan pita ukur, dan tanah dianggap memiliki kemiringan

kurang dan3o/o maka jumlah jaraknya adalah jarak-jarak setiap titik yang digabung.

IJ = Jo-, *J,,rfJ:_:tJr_.*J, s+J. o*B

: :

17,00

+ 15,60 + 16,00 + 16,00 + 16,50 + 15,00 + 15,00

111,7 meter

Menggambar Hasil Pengukuran

r(
Gambar 3.15

17,00 >< 15,60 >(

16,00 >(

16,00 >( 16,50 >( 15.00 >< 15.50


111

>l

,7 m

4.

Mengukur Jarsk dengan Runtai Ukur


Untuk mengukur jarak dengan rantai ukur, ikutilah langkah-langkah berikut.

Aa

a.

Trjuan
Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat

l) 2) 3) 4)
1)

menggunakan alat ukuriarak rantai ukur dan pen ukur;

melekukan pengukuran tarrk densan alai :kur rantai ukur; menghirung jumlah jarek r:nu C;perol.'h urr-. hasil peneukuran;
men-egambar hisri pcngukurun larak dengln sk:la rans besar.

Petunjuk L'nunt
Pelajari dan ikuti lembar kerja sebelum pengukuran.
Penempatan rantai ukur dan banyaknyaruntai ukur harus tepat.
Penancapan pen ukur harus disesuaikan dengan rantai ukur.

2) 3)
c.

Alat-Alat Kerja Alat-alat kerja yang diburuhkan antara lain:jaltrn. pen ukur. rantai ukur. dan
alat tulis.

d.

Keselatnattut Ket'jct

1) Pen ukurjangan sampai ketinggalan di lokasi pengukuran 2) Gunakan dan letakkan rantai ukur dengan baik. 3) Hitung jumlah rantai ukur dan pen ukur setiap akan pindah titik.
e.

Loknsi Pengularan
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.

,i
Gambctr
3. I 4

fl
J:

Langkah Kerja

l)

Siapkan peralatan ukurjarak

2) Tentukan titik-titik yang akan diukur ( A,2, 4, 6,8 ). 3) Tancapkan jalon di titik A, l, 2. 4) Bidik jalon hingga ketiganya membentuk garis lurus. 5) Bentangkan rantai ukur, orang pertama memegang
orang kedua memegang ujung rantai ukur yang lain.

ujung rantai dan

6)

Tancapkan pen ukur di ujung rantai ukur (orang pertama). di atas titik

dan orang kedua rentangkan rantai ukur pada garis


nancapkan pen ukur setiap ujung rantai yang lain.

A-l-2,

dengan me-

+,1

1) 8)

Pindahkan, pen di titik A dicabut dan dipindahkan di tempat pen kesatu yang ditinggalkan oleh orang kedua, sedang orang kedua maju ke arah

titik

2.

Kaitkan ujung rantai ukur pada pen kesatu (orang pertama), dan orang pada kedua merentangkan rantai ukur, kemudian tancapkan pen kedua ujung rantainYa.
pen Orang pertama mencabut pen pertama sambil dipindahkan ke tempat ditinggalkan orang kedua kemudian orang kedua maju ke

9)

kedua 1,ang
arah 3.

l0)

yang dibawa Selanjutnya dengan cara ,vang sama? lakukan hingga pen ukur dengan jumbatas. Berarti orang pertama memegang pen ukur 1 ditambah

lah pen yang dipegang orang kedua, yaitu20'

g.

Data Hasil Pengukuran


buah. Jumlah pen Yang dibawa 10 meter. Panjang rantai

2l

ukur

h.

Analisis Data Pengulruran


Menghitung jumlah jarak

Keterangan: Lj

jumlah jarak (m)


(m)

RumusnYa:

"

j r,'r:+"D{rI;rtr}'

D = panjangrantai ukur

xj
= l3J'J;"1'

n = jumlah Pen

i.

Menggambar Hasil Pengttkuran

Gambar 3.17

E.

Mengukur Jarak yang Tidak Dapat Diukur Secara LangsunglTerhalang

jarak adalah membuat garis yang Tujuan yang akan dicapai dalam pengukuran pasti' Bila terhalang sungai benar-benar lurus sehingga jaraknya dapat diukur dengan langkahyang lebar, bangunan dan danau, maka pengukuran seperti ini memerlukan
langkah tersendiri.

1.

Terhulang oleh Bangunan

secara langBila jarak antaratitik B dan G (antara dua titik) tidak dapat diukur dilakukan secara langsung atau tidak memungkinkan pembidikan dan pengukuran

sung dapat di gunakan metode-metode sebagai berikut'

44

fu
rh

a.

Garis AC dan BD tegak lurus AB, panjang AC = BD. Pada perpanjangan garis DC, panjang EF = CD, garis GE dan HF tegak lurus

rg

la

=AC maka GH terletak pada perpanjangan AG = CE.


EF. Apabila GE = HF

Gqmbar 3.18

ln
(e
b.
va

Garis BC dicariagar BA

=.\C

dan sudut di A

n-

= 900. Titik D ditentukan dan perpanjangan BC. Titik E dan F ditentuk:: .:s:r GF tegak
lurus GE, maka panl'ang DF = DB lan panjang

DE:

DC. Titik G dite:r-s.:. r:,1a tarak yang sama dengan AC dari kedua titrk. Gads GF

terletak pada perpanjangan garis B.\ dar pan-

jang
c.

AG:

CE.

Gumbar 3.19.

Pada prinsipnya sama dengan nomor

hanva

di sini tidak digunakan segitiga siku-silu melainkan segitiga sama kaki ABC, DEF, GHK.

AH dicari dengan 4g = (BD -AB - GH) atau

AH:BE-2AB.

Gambar 3.20.

d.

I J
--' *[

Tarik garis secara acak (garis AC) yang tidak terhalang, BC tegak lurus AC dan jarak AB =JAC * BC'

Cnu,Uo,'i.Zt

*_r

2.
lo 'b
1g

Terhalang oleh Sungai Bila jarak antara kedua titik tidak dapat diukur secara langsung karena harus

)-:...
*rr,,
.-

melalui sungai yang membentang di depannya, maka digunakan metode-metode


sebagai berikut, ai
h-

a.

Pada garis

AB letaknya titik C dan D dekat sungai ditarik garis CO tegak lurus AB.

'-.(, r
/ \, :

Jarak CD

laqAa

('lt.l l)i9rl?
:'.'/"-i_ \ P
B

\( ,(

)t,

Gambar 3.22.

45

b.

Apabila AC tegak lurus AB, D tertentu pada

garis AD, E ditentukan pada garis BD


sehingga EC tegak lurus DC. Jarak

AB: (4%;aa

d.

Pada garis AB diletakkan titik D dan C.

Tarik garis DE tegak lurus AB perpanjangan CE sampai G. Tarik garis GF tegak lurus AB.
Dan jarak
Gambar 3.25

cD:

#l3+

J.

Tbrhulang oleh Danau

Bila jarak antaratitik A dan B tidak dapat di ukur secara langsung akibat adanya danau di antara kedua titik pengukuran tersebut, maka dapat drlakukan pengukuran
dengan metode-metode sebagai berikut. Jika AC = BD, maka
a.

AB:

CD

Gambar 3.26

b.

Jika AC dan BC diukur. maka

AB: JBCLA6-

L.

Garis CB tegak lurus AC dan BC diukur, maka jarak

AB:

JBCr +Ac-

Gambar 3.28,

46

Jika ABC adalah segrtiga sama kaki

AC dan BC diukur: CD dan CE diukur DE diukur maka AB

' DE - \c('E

Gomltar 3.)9

F.

Mengukur dan N{enghitung Jarak yang Terhalang

Ada beberapa langkah kerja khusus yang harus drlakuk.:. rr':iii: penuuii,.::: jarak yang kita kerjakan terhalang sesuatu. Uraian selengk;rnra disajikan berikui ini.

l.

Mengukur Jurak yang Terhalang oleh Bungunat

Salah satu penghalang 1'ang kita t'rrukan adalah bangunan. Jika hal ini terjadi, hal-hal yang harus kita perhatikan adalah sebagai berikut.

a.

Tujuan

Mengukur jarak yang terhalang oleh bangunan mempunyai beberapa tujuan


yang akan dicapai yaitu:

1)

meggunakan alat-alat ukur jarak atau dapat melakukan pengukuran jarak yang terhalang oleh bangunan;
menggambar hasil pengukuran dengan skala yang benar;

2) 3) 4) b.

mengetahui penggunaan alat-alat ukur jarak pada lokasi yang terhalang


bangunan;

menghitung jarak yang sesungguhnya berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan.

Petunjuk (Jmum

1)

Pelajari lebih dahulu lembar kerja setelah meiakukan pekerl'aan.


Perhatikan langkah-langkah yang keiiru seperti pembacaan pita ukur tidak

2) 3) -.

teliti dan penentuan titik yang kurang tepat.


Jalon harus tegak lurus

.llat-Alat Kerja
Peralatan kerja yang dibutuhkan antara lain: jalon, pita Lrkur, alat tulis, dan unting-unting.

d.

Keselamatan Kerja

1)

Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran. Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti.

2) 3)

Gunakanjalon sesuai dengan fungsinya.

l-

e.

Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.

Gambar 3.30

Langkah-Lorrykolt

Keja

Dari gambar lokasi di atas diketahui bahwa, untuk mengukur jarak dari A ke G
hanya dapat dilakukan dengan metode pertama (dalarn teori di atas), dengan langkah sebagai berikut.

1)

2) 3) 4) 5) 6) l)
8)

titik B dan titik H yang terhalang oleh bangunan sekolah dan tancapkan jalon di atas titik B dan titik H Melalui titik B, buat sudut siku-siku (D) yang tegak lurus BH. Gunakan
Tentukan
cara perbandingan 3

:4:5.

Melalui titik A, buat sudut siku-siku (di titik C) yang tegak lurus BH. Gunakan perbandingan 3 : 4 : 5. Lkur jarak BD dan ukur jarak AC, jarak BD = AC.
Tentukan

titik

E pada garis DC dengan membuat perpanjangan garis DC

titik E. Melalui titik E buat sudut siku-siku yang tegak lurus DC (yaitu titik G) Gunakan cara perbandingan 3 :4 :5, Ukur jarak BD = AC = GE dengan demikian maka titik E terletak pada
dan ketemu garis DC.

Ukur jarak DC, CE, GH, dan gunakan dengan skala yang baik.

g.

Gambar Kerja

T
6m

.1.-7m

d
Gambar 3.31

7m

---rl

-t<-

48

h.

Data Hasil Pengukuran

A.B

B-D:
D-C
G-E

AC

G-H
E-F

H-F
C-E

i.

Analisis Data Pengtkuran


Sesuai dengan teori

di

atas

jika garis AC dan BD tegak lurus AB,

Panjang

AC = BD = 6 meter, panjang EF = CD = 7 meter. Dan garis-garis GE dan HF tegak lurus EF. Apabila GE = HF =AC.+ 6= 6= 6 Berarti samadengan teori di atas. Berarti GH terletak pada perpanjangan BA dan panjang AG = CE yaitu jaraknya
sama dengan 20 meter.

Menggambar Hasil Pengukuran Untuk menggambar hasil pengukuran ada beberapa langkah yang harus di penuhi

antara,

lain: tentukan skala jarak, tentukan letak titik di kertas gambar, ukur jarak

masing-masing.

3^ .-li
6m

Skala

jarak I cm =

150 cnr

?-

l+-

7m

20m

--+l

Gambar 3.32.

5.

Mengukur Jarak yong Terhalang oleh Sungai


Selain bangunan, pengukuran jarak yang kita kerjakan dapat terhalang oleh

sungai. Jika hal ini terjadi, hal-hal yang harus kita perhatikan adalah sebagai berikut.

a.

Tujuan

Mengukur jarak yang terhalang oleh sungai mempunyai beberapa tujuan yang
akan dicapai yaitr,r:

) 2) 3)
1

mengetahui penggunaan alat ukurjarak pada lokasi yang terhalang sungai;

melakukan pengukuranjarak yang terhalang oleh sungai; mengetahui metode yang digunakan untuk mengatasi pada pengukuran yang terhalang sungai;
49

4)
5)
b.

menghitungjarak yang sesungguhnya berdasarkan pengukuran yang telah


dilakukan;
menggambar hasil pengukuran dengan skala yang benar.

Petunjuk Umum

l) 2) 3)

Pelajari lebih dahulu lembaran kerja sebelum melakukan peke{aan.


Perhatikan langkah-langkah yang keliru sepertipita ukur dibaca tidak tepat,

pita ukur tertekuk.


Jalon harus berdiri tegak lurus.

Alat-Alat Kerja
Alat-alat kerja yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, jalon, unting-unting, dan alat tulis Keselamatan Ket'f a

1) Gunakan jalan sesuai dengan fungsinya. 2) Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti. 3) Pakailah pakaian keqa pada saat pengukuran.
e.

Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi sungai kecil dekat sekolah.

\, \\a /\
0,t,,i4.1, -i -i-i

tt\

\ir
i

,)( )-/ /@
.o\ \o

I
I

t(
/

\ i( /)\\
'.'

r-

f.

Langkah Kerja

Dari gambar lokasi di atas, diketahui bahu'a untuk mengukur jarak dari C-B
hanya dapat dilakukan dengan metode yang pefiama. sebab sekelilingnya telah dike-

lilingi bangunan dan hanva ada satu sisi 1'airu sebelah utaranya. Langkah-langkah unruk metode ini adalah sebagai berikut. 1) Tentukan garis AB dengan menancapkan jalon titik A dan di titik B. 2) Tancapkan jalon C pada garis AB. 3) Tancapkan jalon di titik O, dimana jarak antara OC harus tegak lurus dengan
AB.

4)

Ukur jarak OC dan jarak AC.

50

g.

Gambar Kerja

ijJ

AC <__

____|

h.

Data Hasil Pengukuran Trtik A-C


Jarak (m)
8

o-c
o-A

6
10

i.

Analisis Datu Pengukuran


Pada metode )'ang pertama

jika pada gans AB dilerakltan t:::s C :. iekat sungai dan ditarik garis ke titik O tesak lums \B rraka ,arak CD :c: ":

CB

Iq{),

S
'

+ = 4,5meter

Jadi jarak CD adalah 4,5 Meter

Menggambar Hasil Pengukuran

..\\\ /.. ',.t ")

Untuk menggambar hasil pengukuran

\.
/

.t..

\
'\.
/

ada beberapa langkah-langkah yang ha-

rus dipenuhi antara lain tentukan skala

\'
AC {---8m
__---__}

jarak letak titik di kertas gambar. dan


ukur j araknya masing-masin g.
Gombar 3.35.

-( .'r,"'-,-('--"" \\t " l<- 4,5 m--->

6.

Mengukur Jarak yang Terhalang oleh Danuu

Jika di dekat lokasi pengukuran terdapat danau yang rnenghalangi pekerjaan kita, hal-hal berikut ini harus kita perhatikan secara khusus.

a.

Tujuan

Mengukur jarak yang terhalang oleh danau mempunyai beberapa tujuan yang
akan di capai antara lain:

) l) 3)
1

mengetahui penggunaan alat ukur jarak pada lokasi yang terhalang danau;

melakukan pengukuran jarak yang terhalang oleh danau;


mengetahui metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan danau;

5t

4)
5)
b.

menghitung jarak yang sesungguhnya berdasarkan pengukuran jarak yang

telah dilakukan;
menggambar hasil pengukuran dengan skala yang benar.

Petunjuk Umum

1)

Jalon harus berdiri tegak.

2) 3)

Pelajari terlebih dahulu lembaran kerja sebelum melakukan pengukuran. Perhatikan langkah-langkah yang keliru seperti tidak siku-siku garis yang dibuat.

Alat-Alat Kerja
Peralatan keq'a yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, jalon, unting-unting,
dan alat tulis.

Keselamaton Kerja

l) 2) 3)
e.

Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.

Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti. Pakailah pakaian ke{a pada saat pengukuran.

Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lembah dekat sekolah.

Gambar 3.36.

f.

Langkah Kerja

Dari gambar lokasi di atas, diperkirakan untuk mengukur jarak dari A-B dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada pengukuran kali ini dipakai metode yang
ketiga, sebab di sekelilingnya ada sungai. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

l) Tancapkan jalon di titik A dan di titik B. 2) Tancapkanjalon C di sebelah danau, bebas letaknya. 3) Tentukan garis tegak lurus AC dengan menggunakan perbandingan3 '.4 : 5,
diperpanjang hingga lurus mengarah ke jalan B.

4)

Ukur jarak AC, jarak CB.

52

g.

Gambar Kerja

h.

Data Hasil Pengukuran

i.

Analisis Data Penguhtran


Pada metode vang ketiea ini. sans CB tesak iurus

.\C. tika gar \L

BC = 16 m, maka:
Jarak

AB

: r BC: -.\Cl -.-', - V16- + ll-

v400 20 Meter

Jadi jarak

AB = 20 Meter

Menggambar Has il P engukuran

Skala

I :200

Untuk menggambar hasil pengukuran harus ditentukan terlebih dahulu skala jaraknya, letak titik di kertas gambar dan
ukur j araknya masing-masing.

Gambar 3.38.

G.

Mengukur Jarak pada Thnah Miring Untuk mengukur jarak pada tanah miring, ikutilah langkah-langkah kerja

berikut.

53

l.

Metode Pengukuran Jaruk pada Tsnah

Miring

Unfuk mengukur jarak mendatar pada tanah yang miring, tidak dilakukan dengan mengukur jarakantara dua titik langsung. Lihat gambar di bawah ini.

Jika diamatr daiam gambar, temyata jarak sesugguhnya jarak A-B adalah garis yang mendatar (garis AO). Adapun garis antara titik A dan B adalah merupakan jarak miring. Kadang-kadang oleh para pengukur hal ini dianggap hal biasa, padahal bisa berbeda, antaru miring dan jarak sesungguhnya.
Garis AO dianggap horizontal, yang berarti bahwa setelah dilakukan sipat datar (baik sederhana maupun pesawat) terhadap

titikAdan titik B ada perbedaan tinggi yang besar. Titik B berada tepat di atas O yang berarti panjang garis AB merupakan jarak miring (slope distance), sedang garis AO disebut garis horizontal.
Pada beberapa pekerjaan peneukuran ada yang memperhi-

tungkan lengkung permukaan bumi. seperti lihat dalam gambar.

Pada gambar, jika dilihat tern\ ata 1'ang diukur adalah jarak miring dari lengkung bumi. Untuk mengukur dalam skala besar harus diperhitungkan. tetapi dalarn kajian ini tidak dibahas lebih lanjut.
Gambor 3.40.

Jarak horizontal adalah faktor terpenting dalam pengukurjarak, akan tetapi pada pengukuran jarak biasa, hasil angka an yang diperoleh biasanya adalah jarak miring sehingga perlu dicarikan cara penyeiesaian agarjarak horizontal sesungguhnya bisa dicari. Teknik/cara penyelesaian dalam pengukuran jarak pada tanah miring dapat dilakukan dengan cara yaitu:

a. b. c. {t.

dilakukan koreksi, dilakukan secara bertingkat, dan dilakukan secara terpotong-polong (braking tape).

Formula Korel*i

Formula koreksi dilakukan pada pengukuran jarak pada tanah yang miring (slopel dengan kemiringan 3 - 10 persen, untuk kemiringan 1 - 2 persen jarak miringnya secara langsung diambil sebagaijarak horizontalnya. Koreksi ini dilakukan dengan mengukur jarak langsung pada tanah yang landai (kemiringan 3 10 persen, atau

tanah yang agak iandar). Formula ini dapat diiakukan dengan meletakkan sebatang kayu ukur yang berukuran s di atas tanah. Kemudlan tancapkan patok kalu yang

ujungnya dihimpitkan pada ka1'u ukur. Kavu uk-ur diangkat hingga mendatar h. Jarak kayu yang diangkat dengan tanah adalah r'ldiukurjarak v). Jikajarak miring sudah diketahui (9) dan beda tinggi v sudah drketahui maka kita harus mengurangijarak
sebesar (
2Y]

) dari jarak mirine

s untuk menentukan

jarak mendatar.

Kemiringan (slope)=
Keterangan:

100 %

(ionthar 3..! i

h: t : v:

jarak horizontal jarak yang diukur


beda tinggi/r'ertikal.

54

Dengan dalilPyhagoras maka gambar di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:


hr +

v2

:
:

s'](dalil Pythagoras)
sl--

hl
h h

a) Vs- - v-

v2

Gamhur

-1.12

Jadi koreksinya adalah

,'-,

don

Jarak horizontalnya adalah h

: s-

\'l

r-s Dari pengukuran diperoleh. panjang s : 5 metcr dan panjanr i = 0.1 meter. Tr,.ntukan pintang t.irlk horizontal (h).
Harga

Contoh pada perhitungan:


h

koreksi

= t: - 2s r) t.l

Gunhar 3.13

l5 {)ifll

Kemiringannya:

Panjang horizontalny,a

=
h.

O,OO1

SloPe

= *"tOO%
0.r
\,1 s- t.s 0.1

h :

q-

.: '

x 100%

-!
'\l

1.5

-1.999 rneter
109/o

Catatan: Koreksi hanya berlaku pada kemiringan maksimal kemiringan 1%

dan untuk

2 % biasanya j arak honzontalnya dapat diambil

langsung darijarak miringnva karena beda jaraknya sangat sedikit.

b.

Bertingkat

Cara menyelesaikan pengukuran di tanah yang miring dilakukan secara bertingkat; dilakukan pada tanah dengan kemiringan antara 3 sampai 10 persen.
Dalam kemiringan ini cara koreksipun bisa menggantikan metode bertingkat. Akan tetapi lebih baik jika metode bertingkat dikombinasikan dengan koreksinya. Biasanya, pada pengukuran secara bertingkat, setiap kali pengukuran horizontal memanfaatkan seluruh panjang pitaukumya. Untuk membuat garis iurus kebawah,

maka pada ujung pita ukur digantungi unting-unting. Unting-unting merupakan proyeksi pita ukurke perrnukaan tanah. Titik yang dibuat oleh unting-unting merupakan

titik arval pengukuran selanjutnya. Berikut ini disajikan contoh-contoh benhrk pengukiiran berlingkat.
55

L
rllll

benang

unting-unting

Gambtu' 3.11. Tanah sedikit miring titik A, B.

20m

pita ukur -

targg

^,..-

,1

m
u

nting-unling

Gambar 3.45 Tanah sedikit miring titik AB, C, D

waterpas tangan tongkat ukur

I
Gambar 3.46. Tanah miring dengan waterpas, tongkat

benang

lalon

ukur.

Jarak kedua

titik dicari dengan menggunakan koreksi

yaitu h:, - *

h adalah jarak mendatamya, sedangkan jumlah jaraknya dihitung dengan cara menjumlahk an jarak mendatar seluruhnya.

c.

Terpotong

cara penyelesaian dengan cara terpotong merupakan pengukuran pada tanah yang miring dengan kemiringan di atas 10 persen. pada saat pengukuran jarak horizontal dengan metode terpotong ini tidak menggunakan seluruh panjang pita ukur, tetapi dipotong-potong setiap tanahnya bukan pada kedatarannya. Secara umum langkah-langkahnya sama dengan metode bertingkat. Cara koreksi pada pengukuran
metode terpotong ini adalah dengan melakukan dua kali pengukuran pada saat titik yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan angka rata-ratadan hasil peng-

ukuran yang akurat.

Berikut ini disaj ikan conroh-conroh pengukuran terpotong.


Jarak mendatar Oitaukur

kemiringan 33%

benang

unting-unting

Garnbar 3.47. Pengukuran perpotongan titik A - B

56

waterpas tangan tongkat ukur


jalon

Gambar 3.48. Pengukuran titik A. B. C. D

waterpas tangan

tongkat ukur potongan kayu

Gambar 3.49. pengukuran di punggung tanah.

Jarak diperoleh dengan menjumlah jarak-jarak mendatarnva. Adapun jarak mendatarnya diperoleh dengan menerapkan rumus p\lhasoras \ aitu

6=f;

H.

Mengukur dan Menghitung Jarak pada Tanah Miring

Untuk mengukur dan menghitung jarak pada tanah memperhatikan beberapa hal yang mempengaruhi.

miring, kita harus

l.

Mengukur larak pado Tanuh Miring secura Bertingkat

Pengukuran jarak pada tanah miring secara bertingkat dilakukan pada kemi_ ringan 3% l0%. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

o.

Tujuan

1) 2) melakukan pengukuran jarak pada tanah yang miring; 3) menghitung jumlah jarak dan menghitung koreksinya; 4) menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.

Dengan penyediaaan alat ukur jarak, diharapkan dapat mencapai tujuan berikut: melakukan pengukuran jarak dengan alat-alat ukur jarak;

b.

Petunjuk (Jmum

1) Pelajari terlebih dahulu lembaran kerja sebelum melakukan pengul-uran. 2) Letakkan unting-unting harus di atas tanah. 3) Pembacaan pita secermat mungkin dengan bacaansampai milimeter.

57

C,

Alar-.4.lat Kariu
.\1at-alat r ang dibutuhkan antara lain: pita ukur, tongkat ukur, benang dan unting-

unting. aiat ruiis. patok ka1u. dan uaterpas tangan.


Ka'.' i.tnt ttt tttt

Kej u

r I) 3)
i
e.

Pakailah pakaian kerja pada saat melakukan pensukuran. Bersihkan peralatan sehabis dipakai. Jagalah agar waterpas tidak jatuh ke tanah.

Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di daerah miring di sekitar sekolah.

Grtnthur -l -irl Iofta.il pengukuran tantpok samping.

Langkah

Keja

l) Tenrukan titik.A, dan titik B sebagaititik yang akan diukur jaraknya. 2) Pasang pada titik A sebuah patok kayu. 3) Letakkan sebatang tongkat ukur dengan titik awal di titik A (ujung tongkat,
di A).

4)
5)

Letakkan rvaterpas tangan di atas ton-ukat ukur, aturlah sehingga gelembung-

nya tepat berada di tengah (mendatar).


Pegang sebuah unting-unting dengan bantuan benang, gantungkan di ujung

tongkat ukur sampai di atas tanah

5 cm. Tepat di bawah unting-unting

6) 7) 8) 9)

diberi patok kayu. Ulorr tinggi tongkat ukur sampai permukaan tanah. Ukur jarak titik A ke titik 1 (arak miring).
Letakkan tongkat ukur dengan titik awal di titik satu tepat di atas patok. Demikian dilakukan seterusnya (dimulai nomor 3) hingga pengukuran selesai.

Gambar Kerja

Gambar 3.5l

58

h.

Data Hasil Pengukuran

Titik

Jarak miring
3,01 5

Tinggi (v)
0,30 0,25 0,28 0,20 0,30 0,21 0,27 0,28 0,29 0,28

A-l
t-2
3-4
4-5

3,010 3,013 3,007 3,015

5-6
6-7

3,012 3,012
0,130 3,014 3,013

1-8
8-9

9-B

Analisis Data Pengukuran

1) Mencari koreksi
Rumusnya:
a

Keterangan:

Koreksi

t-

r = iinlgi permukaan tanah


s;nrpar trrngkat ukur (m)

s = jarak mrnns tml


Dalam perhitungan ini, harga koreksi antara.

= 1** = Titik 1 dan titik 2 : ,?,i,la = Tirik 2 dan titik 2 = j+; =


Titik A dan titik I Titik 3 dan titik 4

0,0149 meter
0,0104 meter 0,0130 meter

= ,l#r; : 0,0066 meter Titik 4 dan titik 5 : ,r.l,,S = 0,0149 meter Titik5dantitik6 = *i# = 0,0121 meter Titik6dantitikT = -*th : 0,0121 meter Titik 7 dan titik 8 = ,^ro"u* = 0,0130 meter Titik 8 dan titik 9 = *fru = 0,0139 meter Titik 9 dan titik B = .5* = 0,0130 meter
2)
Mencari jarakhoizontal antara dua titik
Rumusnya:

Ke(erongon:

h;$-- *

h : jarak horizontal s = jarak miring v = tinggi pennukaan tanah


sampai tongkat ukur

59

Dari data di atas maka jarak horizontal antara'.

3,015-ffl#l = 3,000 meter Titik i dan titik 2 : 3,010 - (jf,(* ) : 3,000 meter
TitikAdantitik 1 =

Titik2dantitik3

: 3,013-(*#;) : 3,000meter = 3,000 meter Titik 3 dan titik 4 : 3,007 - tffi1 Titik4dantitik5 = 3,015-tf*l = 3,000meter : 3,000 meter Titik 5 dan titik 6 = 3,012 - fffi1 Titik 6 dan titik 7 : 3,012 -1ffi I : 3,000 meter
= 3,013-t**"1 = 3,000meter Titik 8 dan titk 9 = 1.01+ -, ,l,th ) : 3,000 meter TitikgdantitikB = 3,013-(+) = -1.000meter
Trtik-dantitik8

3)
a)

Mencari jarak horizontal titik awal sampai titik akhir


,f , r,:

Rumusnya:
.. r,::tri

,,.ff5.:'i#, 1i,r

+'fi9* q,

,,-,:,,.jr

h*

+ fa, + lrn

+'ql4 hr;+%

::.,:r:,,:.iiti-:. itr, .1r, l

'

L,

= =

3,000 + 2,999 + 3,000 + 3,000 + 3,000 + 3,000 +3,000 + 3,000

+ 3,000 + 3,000
30,000 meter

b)

EJ ES lkoreksi IS = 3,015 + 3,010 + 3,013 +3,007 + 3,015 + 3,012 + 3,012


+ 3,013 + 3,014 + 3,013

=
Xkoreksi:

30,124
0,0149 + 0,0104 + 0,013 + 0,0066 + 0,0149 + 0,0121 + 0,0121

=
Jadi

+ 0,0i21 + 0,013 + 0,0139 + 0,013 0,124


30,124

IJ =

0,724

30,000 meter

Perhitungan di atas dapat dirangkum menjadi sebuah tabel sebagai berikut.

Titik

Tinggi (v) (m)


0,30 0,25 0,28 0,20 0,30
0,2'7

Jarak miring

Koreksi
v2

Jarak horizontal

(m)
3,015

LS
0,0 49
0,0 04 0,0 .30 0,0( )66 0,0 149 0,0 t2l 0,0 t21 0,0 t30 0,0 t39 0,0 t30

S-* L.t

v2

A-1

t-2
2-3

3,010
3,013

3-4
4-5
5-6 6-7 7-8
B-9

3,007
3,015

0,27
0,28 0,29 0,28

3,012 3,012
0,013

3,014
3,013

9-B Jumlah

3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 30,000

34,124

0,1240

60

Gambar Hasil Pengukuran

+
15,00 m

3,00'->tI
I

Gambar 3.5)

Skalajarak I 100 Skala tinggi I 30


. I I

.,.

IF

soo

+3,00-;

t-3,00

Gamhar 3

i3

2.

Mengukur Jarak pado Tanah

lliing

setars Terprong (Eeniringon >l(lNtt

Jika kemiringan tanah \3119 irr:r rr..: -r-1.:-:.--..: berikut ini harus diperhatikan secara khus;s

:t t ;-':

-, --'

a.

Tujuan Penyediaan alat ukur jarak, diharapkan dapat membantu kita mencapai tu.;uan

berikut:

t) 2) 3) 4)
b.
I

melakukan pengukuranjarak dengan alat ukurjarak; melakukan pengukuran jarak pada tanah yang miring; mengukurjarak pada tanah yang miring dengan kemiringan lebih dari 10%;
menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.

Petuniuk Umum

Pelajari dan ikuti langkah-langkah pada lembaran kerja sebelum melakukan

pengukuran.

2) 3)
c,

Letak penyangga harus benar-benar tegak lurus.


Pembacaan pita ukur diusahakan sampai milimeter.

Alat-Alat Kerja
Peralatan yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, tongkat ukur, benang dan unting-unting, waterpas tangan, patok kayu, dan potongan kayu.

61

Keselamatan Kerja

i) Pakailah pakaian kerja pada saat melakukan pengukuran. 2) Jagalah waterpas agar tidak jatuh ke tanah. 3) Gunakan potongan kayu sesuai dengan tujuan semula.
Lokosi Lokasi pengukuran di bukit kecil di dekat sekolah.

Ganir,i,

-"

-i:

..

Langkah Kerja

1) Tentukan patok di titikA dan titik B sebagai titik i'ang akan diukur jaraknya. 2) Tancapkan patok kayu (potongan kalut di titik pangkal A sebagai titik o
awal.

3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) g.

Letakkan sebatang tongkat ukur. ujungnr

ditaruh di atas unah dan pangkal-

nya ditempatkan pada potongan kayu. Pegang keduanl a secara bersamaan. Pasang sebuah unting-unting di pangkal tongkat ukur dan potongan kayu.

Aturlah agar potongan kalu bisa tegak lurus. Letakkan waterpas tangan di atas tongkat ukur, aturlah hingga gelembung
tepat berada di tengah-tengah (mendatar) dengan cara menggeser naik atau

turun tongkat ukur.

Ukur tinggi tongkat sampai permukaan tanah. Ukur jarak titik A ke titik I (arak miring). Titik
ukur.

adalah ujung tongkat

Letakkan potongan kalu tepat di ujung tongkat ukur. Demikian seterusnya, (lakukan mulai langkah 3) hingga pengukuran selesai.

Gambar Kerja

Gambar 3.55.

62

';

Data Hasil Pengukuran

Titik I

Jarak miring

Tinggi (v)
0,8
1,0 1,5

A-r | 1-2 I
I

4,20 s.0s

4-s I
I

| j-4 I
I I

2-3

s,rt
s.zo

3,0 3,0

O-

5-6 I t__s.lo
7-B

s.:-,

Keterangan:

9-B I

8-9

+--'\-l

+.so
s.05 5,45

(-) 1,5 (-) 1,0 (-) 0,9 (-) 0.6 (-)


3,0

(-)

adalah ketinggiannya turun

Analisis Data Pengukurcnr

1)

\{encarijarak horizonral ani::. C::a titik


Keterangan:

Rumusny'a:

1={s--vL la l

h =jarakhorizontal s = jarak mirin,s (m) r = tinesi dan pennukaan tanah


sampai tongkat ukur (m)

Dari data pengukuran di atas, maka jarak horizontal antara: Titik A dan titik I 4,1231 meter lAxl,

-1d 4,2473 meter 4,2956 meter Jta5, -ls .,[sor lrt' = 4,6946 meter {ms, -,}r; : 4,9691 meter Titik 9 dan titik B : vE+s, - 0j, 5,416g meter
i!10'

6= Titik 6 dantitik 7 = TitikT dan titik 8 : Titik 8 dan titik 9 :


Titik 5 dan titik

: -0s, Titik 1 dan titik 2 : lCtt _ ml : 4,9500 meter Titik 2 dan titik 3 : S.rt= = 5,0311 meter Titik 3 dan titik.l = !C:0,L{f : 4,2473 meter Titik 4 dan titik 5 = ,!:ii- - 311- : 4,4297 meter

3)

Mencarijarak horizontal antara titik awal dan titik akhir

Rumusnya:

a),EI =

h; i + h,, + hr, + huo *

h+s

* h*

+ ho.r+ hrs

hs-n

+ hne

4,1231 + 4,950 + 5,031 1 + 4,2473 + 4,429 7+ 4,2473 + 4,2956

+ 4,6946 + 4,969l + 5,4169


46,4046 meter

63

Dari perhitungan di atas dapat dibuat sebuah tabel sebagai berikut:


Jarak iorizontal
h

Titik

Jarak Miring

Tinggi (v)

.f,'J
l3
1

A/.-

4,20 5,05

0,8
1,0
1,5

4,1

t-2
3

4,9-i00
5,031 I

5?5
5,20 5,35 5,20 4,55 4,80 5,05 5,45 Jumlah

3-4
4*5

3,0
3,0

4,2473
4,4291

5-6 6-7
7-8

8-9 9-B

(-) 1,5 (-) 1,0 (-) 0,9 (-)


3,0

4,2473

4,2956 4,6946
4,9691
5,4168

0.6()

46,4046

Gambar Hasil Peng*uran


Skala

jarak

Skala tinggi

200 20

46,40 m

Gambar 3.56.

L*tlh&n,,'

l) 2) 3) 4)
5)

Apa yang dimaksud dengan jarak horizontal (arak datar)? Pengukuranjarak dibedakan menjadi dua macam. Apa yang dimaksudjarak
langsung pada pekerjaan survei?

Sebutkan alat-alat untuk mengukur jarak langsung antara dua titik? Apa syarat pengukuran dengan rantai ukur dan bagaimana cara pengukuran
dengan rantai ukur? Pengukuran jarak biasanya rawan terhadap kesalahan dalam pengukuran tersebut. Apa penyebab timbulnya kesalahan-kesalahan yang dialami peng-

ukur?

6)

Pada pengukuranjarak dengan pita ukur kita akan bertemu dengan berbagai

hambatan. Terangkan langkah

ke{a dan gambarkan sketsanya bila peng-

ukuran

64

7) 8)

a) b) c)

terhalang oleh bangunan terhalang oleh sungai terhalang oleh danau

Bagaimana teknik/cara pengukuran jarak pada tanah yang miring? Pengukuran jarak dengan sistem bertin_ekat diukur dengan menggunakan

pita ukur baja sepanjang 10 meter. Setiap kali pengukuran jarak dengan pita ukur ditancapkan pancang kau ar. Pancang kaw atyangdibawa ada 1 0 buah.

Bila seluruh pancang kariat relah habis terpakai,tetapi titik yang diukur masih kurang 3,2 meter. sedanekan pada awal pengukuran ditancapkan patok, berapa panjang daerah rane diukur?

6s

BAB IV

MENGUKURBEDA TINGGI DE,I{GAI{ ALAT


li1.i.+-q:i1l:i:::,.,:ir';r
i;ill:i:l::lilflrili.:flliiriilii:ir:il,rllitil
:.:.:

::il-itil

::

SE,DE,RHANA
ili:til:rl':;:lli:i::: jr,i:i:,1:iii.::i,i,,1t'
,.,,:i itir:liii.i,+rii,i:ii:ii:j,itti:i..

i+

Mengukur perbedaan tinggi antara dua buah titik adalah mengukur jarak antara
sebuah

titik terhadap sebuah bidang horizontal yang melewati titikyang lain, sebagai

bidang acuan.

Ada sebuah bidang yang melewati kedua titik tersebut dan tegak lurus bidang horizontal (bidang acuan). Terhadap garis hasil perpotongan kedua bidang inilah

titik ditentukan. Terhadap garis itu juga sudut elevasi yang menunjukkan beda tinggi dapat diukur. Akan tetapi bagaimanakah garis itu dapat ditentukan secara teliti dengan alat sederhana di lapangan?
beda tinggi kedua

A.

Pengertian Penf ipat Datar dengan .{lat Sederhana


Yang dimaksud dengan penripat datar adalah proses penenruan ketinggian dari

sejumlah titik. Penguk-uran sipat datar diartikan pula sebagai perbedaan pengukuran elevasi, yaitu perbedaan vertikal antara dua titik ataujarak dari bidang referensi yang

telah ditetapkan ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertikal. Biasanya permukaan
air laut rata-rata yang digunakan sebagai bidang referensinya; sedangkan sebagai bidang

referensi pengukuran lokal dipergunakan suatu bidang dengan perjanjian tertentu.

H = elevasi titik A

Gambar 4.1. Elevasi di titikA

Pengukuran jarak vertikal secara langsung atau tidak langsung untuk menentukan beda tinggi antara dua tempat atau titik merupakan proses penentuan ketinggian sejumlah titik. Beda tingginya adalah jarak vertikal antara dua bidang datar di mana

titik tersebut berada. Jarak vertikalantara suatu titik dengan bidang acuan/permukaan air laut disebut ketinggian titik. Penentuan elevasi atau perbedaan tinggi diperlukan
dalam pembuatan gedung, pembuatan jalanraya,pembuatan saluran air dan pembuatan

jalan kereta api, karena permukaan bumi ini tidaklah seluruhnyadafar; ada ppnung,

lembah dan bukilbukit maupun dataran rendah.


66

tu

Air Iaut dijadikan dasar dalam mengukur tinggi sesuatu dan sebagai permukaan
perbandingan; sehingga permukaan tersebut harus benar-benar datar.

Gunthor 1.2. Pt'tlgtltulttan rumhu sipul datut sr,r/.'r'lr.;i'.;

relatiftitik{itik A. l. l. -1 J:r B ;rp;t drtentukan dengan menegakkan rambu/.jalon secara berturut-rurur Dr,j: :lrir, re rsebut dan membaca angka yang terpotong garis datar. Titik .\ diradrkrn sebagai acuan pada interPada gambar di atas, ketinggian

val tertentu. Alat penyipat datar dipasane pada p..,sisr baru. pembacaan pada rambu/ jalon yang pertama (l) dari posisi baru drsebur penibacaan ke belakang, dan pembacaan rambu,'ialon terakhrr

rl

) sr''beiLinr memindahkan alat disebut pembacaan ke

muka. Pembacaan ketincuian r.ing lclah diperoleh dicatat dengan cara yang sama, tetapi ketinggian datum ltitik A) dihituns dengan cara yang berbeda.

B.

Tujuan Penyipat Datar dengan Alat Sederhana


Seperti telah diuraikan di atas. penyipat datar adalah proses penentuan ketins-siln

dari sejumlah titik. Berdasarkan uraian tersehut dap:r


datar yairu:

dinn.-.:'-'*r

i,: f::.',:,:

l.
2.

menentukan perbedaan bcda tinggr antara dua rrtik:

menenfukan letak ketinggian (elevasi) sesuatu titik i,ang berada di atas atau di bawah bidang pedoman adalah pennukaan air laut yang tenang; rnelakukan pengukuran jarak antara dua titik; menentukan perbedaan tinggi antara

J.

'4. 5.

titik awal dan titik akhir yang letaknya

jauh dari salah satu titik;


menggambar lokasi kedua titik setelah pengukuran. Catatan:
Pengertian belakang dan muka Cigambarkan sebagai berikut. Jika kita pergi dari Yogyakarta ke Jakarla,yang disebut belakang adalahYogyakarta, dan Jakarta disebut muka. kemudian pergi lagi dari Jakarta ke Bandung, yang disebut belakang adalah Jakarta, dan muka adalah Bandung, Perhatikan gambar 4.3.

ltt l---B;B

Ill

vh--

Gambar 4.3. Pengertian muka dan belakang

67

C. Jenis Alat dan Syarat Pengukuran

Beda Tinggi

Untuk mengukur perbedaan tinggi kita menggunakan alat-alat sebagai berikut.

1.

Unting-unting dan Segitiga Kaya


Alat penyipat datar sederhana lainnya untuk mendapatkan bidang-bidang datar

secara langsung adalah sebuah segitiga yang terbuat dari kayu, yang bertiang tengah

vertikal dipasang unting-unting dan di ujung bau'ah batang horizontal dibuat lukisan segitiga. Bila unting-unting berada tepat di atas lukisan segitiga bidang permukaan
di mana alat tersebut diletakkan, berarti bidang permukaannya adalah datar. Alat ini cocok untuk pemeriksaan rel kereta api 1,an_e terbuat dari baja.

Gttnthur

J.J

-leglrlgo {rr.r'rr

Gambar 4.5. Alat pen.vipat datar dengan unting-uiling.

Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan titik berat unting-unting secara vertikal
yang dikombinasikan dengan bidang datarlhorizontal dari segitiga kayu. Kayu dibuat tegak lurus dengan bidang datarkayu. Seperti diketahui, gaya-gayayangbekeqa secara
bersama-sama dalam unting-unting dalam arah tegak lurus, mengarah ke bumi dalam

titik berat. Titik berat akan selalu mengarah tegak lurus ke bumi. Syarat alat ini adalah, (1) bidang horizontal yang dibentuk oleh segitiga kayu harus tegak lurus dengan letak paku, tempat pak-u diletakkan, dan tempat benang dikaitkan; (2) benang dan unting-unting harus bebas bergerak tanpa tersentuh oleh penghalang; (3) segitiga kayu harus berdiri tegak lurus dan tidak boleh condong ke samping kanan atau kiri. Cara menggerakkan alat ini, letakkan segitiga dan unting-unting di atas bidang datar, biarkan agar tenang dan lihat ujung unting-unting. Jika tepat berada di atas
satu

lukisan segitiga berarti bidang dinyatakan datar; apabila belum berarti bidang yang

diukur tidak datar.


68

2.

Hand Level (ll/aterpas Tangan)


Penyipat datar dengan hand level merupakan penyipat datar dengan alat

sederhana yang digunakan untuk menentukan garis horizontal pada suatu permukaan,

iika kemiringannya tidak diketahui dengan pandangan mata. Dengan alat ini dapat drtentukan garis horizontal kedua titiknya, karena pada alat ini terdapat tabung pandangan yang dilengkapi dengan lubang bidikan pada salah saru ujungnya dan tanda silang sebagai tandahonzontal pada ujung lainnya. Di dalam mbung terdapat pula gelembung udara sebagai indikator pengukuran. Jika gelembung udara terdapat di tengah bidikan. n"i. .;.:n. \-rtk:naupun
rambu merupakan garis datar.

Gambur 4.6. Hand let,el

Untuk mencari perbedaan tinggi, alat diletakkan di atas tongkat. Syarat-syaratnya


adalah rambu harus tegak lurus, gelembung nivo harus berada tepat di tengah, dan

jaraknya diusahakan agar seimbang.

Bt=

B*M

Beda tinggi

:
Bacaan Muka

Bacaan Belakang

Jarak

Cara menggunakan:

Gambar 4.7

a. b. c. d. e.

Letakkan rambu di titik A dan B.

-----l

Ukurjarak A dan B (catat dalam daftar). Letakkantongkatpenyanggadi antaratitikAdanB,letakkan handlevel diatas tongkat penyangga. Atur hingga gelembung berada tepat di tengahtengah.
Baca rambu belakang dan muka (catat dalam daftar).

Ulangi langkah di atas untuk titik yang lainnya.

69

3.

Alat Tabung U

Alat tabung U adalah pipa U yang diisi dengan cairan, jika diletakkan maka permukaan air pada kedua kaki akan bergerak untuk membentuk permukaan yang horizontal. Bidang daramya adalah bidang permukaan air. Alat ini sangat sederhana dan mudah menggunakannya. Alat ini memiliki ketelitian yang kurang bagus. Prinsip kerja alat tabung U ini adalah bekerja berdasarkan prinsip bejana berhubungan dan diusahakan alat pengukurjarak berhimpit dengan tabung dan tepat
pada permukaan airnya.

Permukaan air
Tabung muka

Bt=B-M
Beda tineei = Bacaan
Gctmbor 4.6.

Belakang

Bacaan Muka

Cara penggunaan alat harnpir sama dengan penggunaan menggunakan lland level, hanya bedanya penyangga sudah satu rangkaian dengan prpa tabung ini sehingga lebih mudah menggunakannya. Jarak yang diperbolehkan dalam pengukuran dengan tabung tidak boleh melebihi jarak antara kedua tabLrng. Jenis lain waterpas tabung, yaitu tabung dihubungkan satu sama lain dengan slang karet, Tabung terdiri dari dua buah tabung gelas tanpa dasar Kedua tabung diisi dengan air hingga penuh. Kedua tabung ada sumbatnya, dan bila sumbat dibuka, maka air akan berjalan dan lama-lama tenang. Permukaan air keduanya (ika sudah
tenang) membentuk garis mendatar di antara keduanya. Dengan penghubung slang

jarak uniuk pengukuran dengan alat ini relatiflebih panjang dari tabung U yang di atas. Jaraknya tergantung panjang slangnya. Syarat yang harus dipenuhi adalah tidak ada gelembung di dalam slang, slang tidak tertekuk, dan tidak bocor.
Garis datar Permukaan air Penyumbat Permukaan air
Tabung

Gambar 4.9.

4.

Waterpas Waterpas terbuat dari sebatang kayu atau baja yang di dalamnya dipasang nivo.

Nivo adalah tabung/kaca yang sedikit lentur sebagian kecil yang diperuntukkan bagi penguapan, nivo diisi dengan zat calr (eter) kedua uiung tabungnya tefiutup, ge10

iembung yang ada di dalam nivo akan selalu bergerak ke arah -vang seialu tinggi. \Vaterpas dalam keadaan seimbang horizontal jika gelembung !'ang ada di dalam

nivo berada dalam titik izang paling tinggi. Untuk mengetahui peka tidaknya gelembung uap, pada taburg digoreskan beberapa buah garis. Jika gelembung berada tepat di tengah gan! .i: ::."k: u ater:l: dapat dikatakan seimbang. Garis singgung yang ada di dalar: i.:r-r!. d, i.n:j:.

:. :.:.r::-:::.i::. =r. -r.:- i:r -l:l jalan menyetel sepotong atau sebilah papan. Kemudian te:.rr.': :::i:::,-. yang berlawanan, maka akan didapat gelembung berada ,i, :<::.-- .-_-:.- . :.: . l:n
pembagi disebut garis bidik. Jika gelembung be:-:c= -uaris-garis garis pembidik, garis bidik horizontaluntuk mengontrol nir o ,t::.:

demikian berarti nivo sudah menyimpang.


Cairan eter yang ada memenuhi tabung hingga kec'r: gelembung. Geiembung akan selalu berada di atas.

, --: "-- -l-l J:l ir'C.ldt Bi:..- , - : := -: =.UnliniUm


.

yang bidang atasnya sejajar dengan bidang bauah. Syarat yang harus dipenuhi adalah:

a. b. c.

gelembung harus di tengah-tengah.

jarak disesuaikan panjang tongkat uku::.'.,.


waterpas harus bersih agar keLhat:n gelembungnya.

;Gumbar 4.10

Pengukuran dengan \\aterDas lit-jl'.::-r. :"-karena alat mudah bergt-,rrnC

P:;; tJ.:r,::i::- t':-.-..-:r: :.J-:;kan

r-. -t:- t,i-l: :::igi

secara kasar,

alat bantu

seperti tongkat ukur. prta L:KLlr'. rin:rn---.::,i:-,a. ,r..:r r":. :. ?-:.'. :i: jf,Iar diletakkan dr atas tongkat ukur dan ditempelkan pada.laltrn \Jng s..J;: i;-::r .uruS. Untuk membuat jalon berdiri tegak lurus digunakan unting-untinu :c'0.1:r.ir alat bantunya, pada ujung jalon diberi unting-unting dan diamkan supaya berada dr tengah-tengah. Pengukuran penyipat datar dapat dilakukan dengan rneletakkan salah satu ujung

tongkat ukur di atas tanah dan ujung tongkat yang satunya digerakkan naik dan

" turun, agar gelembung rvaterpas yang ada di atas tongkat ukur tepat berada di tengahten-eah.

Ujung tersebut diberi unting-unting ke bawah unfuk menentukan letaknya.

Pengganti tongkat ukur dapat pula digunakan benang, tetapi hasilnyajauh lebih

kasar dari tongkat kayu. Untuk melakukan pengukuran dengan waterpas tangan
dapat dilakukan rninimal oleh tiga orang. Jarak antara kedua titik yang diukur tidak

boleh melebihi parlang tongkat ukur.


Penggunaannya dalam mencari beda tinggi di atas tongkat ukur.

Cara

I a.

b.

Tinggi dari A sampai tongkat ukur diukur = bacaan belakang Tinggi dari B sampai tongkat ukur

diukur: bacaan muka


Keterangan:

B : M= Bt =

bacaan mistar belakang di A


bacaan mistar muka di B

beda tinggi

t-.^L

B
t

Gumbur

4.ll
t1

Untuk mencari perbedaan tinggi antara dua titik dapat dicari dengan mengurangi
bacaan belakang dengan bacaan muka

Bt=B*M
Contoh:
1.

Bacaan belakang Bacaan muka Beda tinggi titik A dan B

0,124 meler 1,426 meter

2.

Bacaan belakang Bacaan depan Beda tinggi

titik A dan

-1,302 0,927 0,215 0,712

meter (turun) meter meter meter (naik)

Cara

II
T
-,.cc n'u(a
-F I
L.lnilnC-Unl rO
+
I

Penggunaan dalam mencari beda tinggi di atas benang

a. Tinggi b.

diukur :

dari

sampai benang

bacaan belakang
bacaan muka

Tinggi dari B sampai benang

diukur:
Keterangan:

B1

A
I

l
Gamhar 1.12.

B-

: Bt :
M

tinggi benang di atas A tinggi benang di atas B beda tinggi

Untuk mencari perbedaan tinggi antara dua titik dapat dicari dengan mengurangi bacaan belakang dengan bacaan muka.

Bt=B *M
Contoh:
Bacaan belakang Bacaan muka Beda

= :

tinggi titik A dan B

0,935 meter 0,630 meter +0,035 meter (naik)

5.

Slang Plastik
Slang plastik dapat digunakan untuk menentukan beda tinggi antara dua titik.

Prinsip kerja slang plastik dalam pengukuran adalah bahwa bagian atas dari suatu zat cair akan selalu berada dalam keadaan mendatar. Slang plastik hanya digunakan untuk jarak-jarak yang pendek, misalnya bangunan-bangunan gedung. Alat ini termasuk alat yang sederhana dan mudah diperoleh.

Untuk penggunaan slang plastik ada beberapa syarat yang harus diperhatikan antaru

lain sebagai berikut. Slang plastik tidak boleh mengandung gelembung-gelembung udara. Jadi kita

a.

harus sering memeriksa apakah slang masih dapat berfungsi dengan baik dengan

melihat gelembung-gelembung udara di dalam slang, jika ada gelembung harus


segera dikeluarkan. Unfuk mencegah gelembung-gelembung masuk dalam slang

72

waktu pengisian, letak air harus berada pada tempat yang lebih tinggi dan dibiarkan mengalir ke ujung yang lebih rendah. Jika masih ada gelembung,
b.

biarkan air mengalir sampai gelembungnya tidak ada. Slang plastik tidak boleh kotor, karena menyulitkan pembacaan letak datarnya, dan sulit dilihat apakah ada gelembung atau tidak.
Pada saat digunakan, slang plastik tidak boleh terlipat atau tertekuk, lipatan
pada slang menyebabkan tersumbatnya aliran air sehingga tidak datar lagi. Untuk melewati tanah yang lebih tinggi sekali alat ini tidak bisa dipakai. Pada saat digunakan, slang plastik salah satu ujungnya tidak boleh tem.itup

karena akan mengakibatkan air di dalam slang tidak bisa bergerak karena udara

yang masuk tidak bisa menembus air di dalam slang.


e.

Posisi jalon atau mistar yang digunakan untuk mengukur kedataran tidak boleh

miring, baik ke depan, ke belakang atau ke samping. Posisi mistar yang tidak
tegak lurus akan menyebabkan elevasi kedatarannya tidak tepat (bisa menambah

maupun mengurangi tinggi elevasinya).


f. Jangan ada slang plastik yang bocor, kebocoran pada slang plastik menyebabkan elevasi semakin berkurang, sehingga memungkinkan masuknya gelembung

ke dalam slang.

Prinsip kerja slang plastik berdasarkan prinsip bejana berhubungan yaitu bila air sudah tenang berarti kedua permukaan datar. Slang plastik yang digunakan
biasanya bergaris tengah 10 mm. benvarna benins. dan diisi air. Saat digunakan slang plastik dilengkungkan membenruk hurul L Beda tinggi pada pengukuran antara dua

titik dihiruns dengan

cara:

Tinggi permukaen air di A-tinggi permukaan ui, Ai

Dalam pembahasan ini disajikan dua pekerjaan pengukuran penyipat datar dengan
slang plastik untuk pengukuran terbuka dan pengukuran tertutup (keliling).

Kesimpulannya dengan menggunakan slang plastik dapat dengan mudah ditentukan beda tinggi antaradua titik yang berdekatan, dengan mempekerjakan personil sebanyak empat orang.
Beda tinggi = Bacaan mistar belakang

Bacaan mistar muka

I
Tinggi air di A (Bacaan mistar belakang)

t
Tinggi air di B (Bacaan mistar muka)

:," l.:

"

1 A..: : :..:-:.1

;.1

:.:

:...:. :.;.:.1 :.:..:,,'.:.. : l.: :... i.

r:.:'"

,^-^',--!

l :': :.:..

I
:

Gambar 4.13. Peng*uron dengwt slung plastik.

73

Untuk mencari perbedaan tinggi antara dua titik dapat dican dengan mengurangi bacaan mistar belakang oleh bacaan mistar muka. Contoh:
Bacaan belakang Bacaan muka Beda tinggi

0,840 meter 0,820 meter


dan

titik A

+ 0,020 meter (naik)

i-- '- ; r;-,

, Tnggi air dari A sampai muka air diukur : belakang : f.'-.: 'lir dari B sampai muka air diukur = bacaan muka

r;

Gcnih,ir

-1.

i.

Ki;rt,tnr;t.r.

6.

Klinometer

Klinometer adalah alat penyipat datar yang berfungsi untuk mengukur sudut kemiringan dari suatu daerah (areal). Alat ini diusahakan agar pada waktu kita membidik obje,k gelembung nivo selalu berada ditengah-tengah. Ada bermacam-macam
jenis klinometer, tetapi yang umum dipakai adalah Abne.v let,el yaifi penyipat datar tangan dengan gelembung udara dapat diputar pada keadaan verlikal. Cara pemakaian klinometer diletakkan jauh dari rambu, arah bidikan ditujukan pada rambu sehingga garis pandang akan paralel dengan tanah. Saat bidikan diarahkan ke suatu rambu, gelembung dalam tabung bergerak dan dengan cara memutar

knop pada lengan penunjuk sampai gelembung dalam tabung terletak pada tanda silang penunjuk. Setelah gelembung tepat berada di tengah, dengan lengannya penunjuk akan menunjukkan sudut kemiringan dari tanah yang bersangkutan. Dengan pembacaan pada skala lengan penunjuk, alat tersebut langsung menentukan kemi-

ringan dan jaraknya bisa dicari. Jarak data antara titik A dan B dapat dicari dengan mengalikan jarak dengan
sudutnya

Keterangan:
d = dm.cos

dm adalah jarak miring,

d adalahjarak, dan

adalah sudut yang dibentuk antua garis batas

titik yang diukur. Bila sudut kemiringan sudah diketahui, beda tinggi antara kedua titik dapat
dan

dihitung dengan mengalikan jarak miring dengan harga sinus sudutnya' Bt = dm.sintx Bt adalah beda tinggi, dm adalah jarak miring dan o, adalah sudut yang diperoleh dari klinometer.

74

Syarat utama pemakaian alat ini adalah

a. b. c.

gelembung harus tepat di tengah jalon/rambu harus tegak lurus jaraknya tidak terlalujauh

t
I

Bt = Beban tir
I I I

Jalonhambu

I
Ganfiar 4.15

Contoh:
Sudut miring r anr ,trpe:- .e: Jarak minn_rnra

,tr.-.v= 39'

10

me:::

maka jarak datar (d)

dm. cos o

= lrl.cos 30,, = t.r*i(l meter


Beda tinggi

titik A dan B (Bt) = ,ir: s:n Ct

= 1g..in = 5 meter

_1r

D.

Rumus Perhitungan Beda Tinggi


Ada beberapa rumus yang digunakan untuk menyelesaikan perhirung3n peng-

ukuran beda tinggi.

1.

Mencari beda tinggi antara dua titik


Rumusnya:

"
Contoh:

tst =

B*M,

Keterangan:

Bt = beda tinggi antara dua titik B : bacaan mistar belakang M = bacaan mistar muka
=

Bacaan mistar belakang

(B)

Bacaan mistar muka (M)

1,429M 1,196 M M (naik)

maka beda

tingginya

= +0,133

l.

Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir.


Rumusnya:

Keterangan:

a. Bt = I(b) - E(M) b. Bt: c. Bt *

I(+)-r(*)
Tinggi titik akhir-tinggititik awal

Bt I(b)
)(M)

= beda tinggi titik awal dan akhir = jumlah bacaan belakang


= jumlah bacaan muka

I(+) = jumlah beda tinggi + I(-) : jumlah beda tinggi-

75

Contoh:

(f,b) = 17,421 m ()m) = 74,020 m _ = *3,401m (naik) Maka beda tingginya b. Jumlah beda tinggi + (I +) = 2,421

a.

Jumlah bacaan belakang Jumlah bacaan muka

Keterangan: Jika hasilnya +


tanahnya naik

berarti

Maka beda

tingginya

+1,474 m (naik)

(B) 99'366 m - i:i: hasilnya - berarti c' Ii"*ititik akhir ::nahn1'aturunTinggititikawal(A):100'000m


Maka beda

tingginya

-0,234 m (turun)

3.

Mencari ketinggian titik yang diukur jika tanpa koreksi "Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggi titik
sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda titngginya"

Contoh:

Tinggi titik Beda tinggi titik A dan


Maka tinggi

1 adalah :

100.000

-0.068
100.000

titik

0.065

99.9il

4.

Mencari koreksi beda tinggi

Rumusnya: a. At=IG)-EN) b. At=E(+)-IF) Contoh: a. Jumlah bacaan belakang Jumlah bacaan muka :
Maka koreksi beda

Keterangan"

:koreksibedatinggi L(B) :jumlah bacaan belakang I(M)=jumlahbacaanmuka

At

l(+) : jumlah beda tinggi +

I(-) : jumlah beda tinggi 16,252 m 15,250

m_

tinggi = * 1,002 m (naik)


0,592 m 0,378 m

b.

(+) = Jumlah beda tinggi (-)


Jumlah beda tinggi

Maka koreksi beda

tinggi = *0,214 m (naik)


titik
Kelerangan:

5.

Mencari koreksi pada setiap


Rumusnya:

a. ltn = ?

r
x

Atn

: koreksi di titik ke-n

b ar,r= $
76

at

dn :jarak di titik ke-n

il:,;#:ll,,ilt,r**,
n
= jumlah titik yang diukur

Contoh:

a. b.

Koreksi beda
Jumlah

tingginya = *
diukur

0,1 13 m

titik

yang

Maka koreksi setiap


Jumlah jarak

= 10 buah titik = a# : 0,0113 m : 0,116 m = 50 m : jS " O,t,U : 0.013 m

seluruhnya = 450 rn

tinggi Jarak titik A ke-l


Koreksibeda

Maka koreksi di titik tersebut adalah: Atn

Jika hasil koreksi pada setiap titik negatif maka dalam perhitungan dianggap

positif dan sebaliknya jika koreksinr a positif maka dalam perhinrngan dianggap negatif.

Mencariketinggian titik rang d::i,uriika ada koreksi "Untuk mencari tinggr tirik mri::ls-masing titik yang diukur adalah tinggi titik
sebelumnl
a

ditambah .l'.3-

i.r-r:r.-: xda
"

tingginya dan ditambah atau dikurangi

dengan harga kL)rek:n\J

Contoh:

Tinggi titik A Beda tinggi titik A dan Koreksi di titik B

B=

- r.tll
0"020 101,221

llt{l.rtil(i

jadi tinggi titik B

=+

E.

Sumber-Sumber Kesalahan Pengukuran Beda Tinggi dengan Alat


Sederhana
Kesalahan-kesalahan pada pengukuran sipat dengan alat sederhana secara umum

dapat diklasihkasikan sebagai berikut.

1.

Kesalahan oleh pengukur

a.

Disebabkan oleh petugas

l)

Pengaturan instrumen yang tidak sempurna (misalnya: penempatan ge-

lembung nivo yang tidak sempuma), ketidaktepatan gelembung udara


akan menyebabkan kesalahan yang berpengaruh pada ketepatan keting-

gian yang dibaca, semakin jauh letak titik yang akan diukur, hendaknya

gelembung harus tepat di tengah-tengah.

2) 3) 4)

Kesalahan pembacaan, contoh: harusnya 3,92 dlbaca3,82. Kesalahan pencatatan,bacaan belakang dicatat sebagai bacaan muka Penembakan ke depan tidak dilakukan pada titik yang sama (geser dari

tempatnya).

b.

Disebabkan oleh mistar atau jalon

1) Penempatan mistar/jalon yang kurang tegak. Jika condong ke depan,


maka akan terbaca data elevasi yang lebih rendah dari yang sebenarnya.

Jika condong ke belakang maka akan terbaca data elevasi yang lebih tinggi dari yang sebenamya. Untuk mengatasinya digunakan untingunting agar rambu benar-benar tegak.
77

2) 3)

Terbenamnya mistar ukur/jalon karena tidak ditempatkan pada tumpuan

yang keras.
Jarak

titik ataujalon yang terlalu panjang.

2.

Kesalahan oleh instrumen

a. b.

Disebabkan oleh petugas

1) Pandangan mata kurang cermat (paralaks). 2) Gelembung tidak datar (pada waterpas tangan).
Disebabkan oleh rambu 1) Graduasi pita ukur yang tidak teliti.

2) Adanya kesalahan indeks dari pita ukur. 3) Sambungan awal pita ukur yang tidak sempuma.

3.

Kesalahan alami

a. b. c. d.

Pengaruh sinar matahari langsung. dapat mengubah garis kolimasi. Perubahan posisi alat penf ipat data dan jalon/tongkat ukur, misalnr a oleh

angin iang kencang.


Pengaruh rettaksi cahala. akibatnl'a pembacaan/ketepatan pandang tidak

teliti.
Pengaruh lengkung bumi (bisa diabaikan dengan membuat jarak yang
sama
).

Cara-cara mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut

di

atas atau minimal me-

ngurangi dengan cara:

a. b. c. F.

pembacaan belakang dan ke muka diusahakan pada jarak yang sama;

menggrmakan nivo pada jalon agar bisa menunjukkan vertikal tidaknya rambu/jalon; menggunakan metode pencatatan pengamatan yang telah diakui dengan kontrol-kontrol untuk mendeteksi adanya salah hitung'

Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi

Langkah terakhir dalam penyipat datar dengan alat sederhana adalah menggambarkan profil hasil pengumpulan yang telah dilaksanakan. Untuk menggambar hasil pengukuran ada beberapa macam langkah-langkahnya. Buatlah empat garis yang sejajar 2 cm pada kertas gambar di bagian paling

1.

2. 3. 4. 5. 6. 1.
78

bawah sendiri. Pada garis pertama, tulislah dan gambarkan letak berdasarkan skala jarak tertentu (skala panjang).

titiktitik

yang telah diukur

Tuliskan jarak-jarak antwa ke dua titik pada garis kedua. Antara garis pertama dan kedua juga untuk menuliskan jumlah jarak darijumlah jarak-jarak yang telah dilewati, dimulai dari titik awal pengukuran (0,000) sampai titik yang terakhir.

Antara garis kedua dan ketiga untuk menuliskan tinggi masing-masing titik yang diukur
Antara garis ketiga dan keempat, untuk menuliskan kemiringan suatu rencana profil. Besar kemiringan adalah beda tinggi dibagi jarak dan dikalikan 100%. Tentukan letak titik-titik berdasarkan ketinggiannya dan tentukan pula skala

tinggi.

a. b.

Tentukan

titik tertinggi dan dibulatkan ke atas dalam meter, misalnya


titik terendah dan dibulatkan ke bau'ah dalam meter misalnya,

179,216 dibulatkan menjadi 180,000.

Tentukan

+167,7 24 dibulatkan menjadi 1 67,000.

8.

Dari data di atas, jarak terringgi dan terendah adalah 3m (yaitu 1g0,000 167,000:3,000 m) maka dapat ditenrukan skala rinseinra.

Tentukan ietak titik-titik berdasarkan ketinssian ma-rinq-nasine dan hubungkan titik-titik tersebut" Dari sini tergambarlah h:s:i pentukurin \ans relah dilaku-

kan.Untuk lebih jelasnya lihat gambar


Keterangan:

ir,

Dalam menggambar hasil peneukuran diperlukan dua3enis skala, yairu skala

jarak (skala panjang) dan skala tinggi. Skala jarak dibuat lebih kecil dari pada skala tinggi dan biasanra dibuat skaia tinggi 10 kali lebih besar dari
skala jarak.
Skalojarak

Skalatinggi

I: 1.

1000 100

F;I
I - '': -:l -^|

-------] ll
o o o
A = 18,00
@

16

3&
O

o O 4

o o o
30.00 20.00
@ N.

O q

,rnn
N 6 N

o
25 0a

a = N
35,00
O N

O oO N

r-;_l 1,,,1
I I

Tirik

(1)

(2)

sN N

@ N

@ $@ N

N N

ots

@ N

0,5410

0,700k

#
I

rinooi

ritir

I I

(3)

x"ri'i.g..
I (4)

0,000

0,50

LW

1,51

2,n

Gambar 4.16.

79

G.

Mengukur, Menghitung dan Menggambar Beda Tinggi dengan Alat


Sederhana

Untuk mengukur, menghitung, dan menggambar beda tinggi dengan alat sederhana, kita perlu mempelajan beberapa hal berikut.

1.

Menyipat Dutar Sederhano dengan Waterpas Tangan

Pengukuran penyipat datar sederhana dengan waterpas tangan dilakukan mengikuti langkah-langkah di bawah ini.

a.

Tujuan

Menyipat datar sederhana dengan waterpas tangan mempunyai beberapa rujuan yang akan dicapai yairu:

h.

2) 3) mengetahui ketinggian masins-masing titik vang diukur; 4) menggambar hasil perhirungan dan data r ang diperoleh; 5) dapat melakukan pengukuran jarak dan beda tinggr. Petunjuk (Jmum 1) Pelajari lebih dahulu lembaran ke{a sebelum melakukan pekeqaan pengukuran.

1)

mengetahui beda tinggi antara dua titik; mengetahui beda tinggi antara titik au al dan titik akhir;

":

2)
(.

Tiap regu (kelompok) paling sedikit menggunakan dua tongkat ukur


(metlat).

Alat-Alat Keria
Peralatan kerja yang dibutuhkan adalah: tongkat ukur, waterpas tangan, jalon,

alat tulis, unting-unting, dan meteran suhr-r/mistar.

d.

Lokasi Pengukuran
Sekitar lokasi halaman sekolah.

U
1

Gambar 4.17.

80

e.

Keselamatan Keria

1) Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran. 2) Gunakan jalon sesuai dengan fungsrnya. 3) Pakailah alat dencan benar, khusus waterpas jangan dijaruhkan.

f.

Langkah Kerlu

) 2) 3)
I

Tenrukan alat-alat yang akan digunakan untuk disiapkan.

4) 5) 6) 7)

titik A sebagai titik awal pengukuran. Letakkan jalon kedua di atas titik 1, kemudian ukur jarak antara titik A dan titik 1 (diusahakan tidak melebihijarak/panjang tongkat ukur). Berilah tongkat ukur di antarajalon A dan 1, pegang erat-erat.
Di atas tongkat ukur kita letakkan waterpas tangan, dan ujung tongkat ukur

Letakkan jalon per-tama di

jalon I dinaikkan atau diturunkan sehingga gelembung waterpas ransan betul-betul berada di tengah. Beri tanda coretan di bawah tepat tongkat itu dalam jalon.
di

Ukur tinggi coretan di jalon A dimulai dari tangan dengan meteruR I r seba-eai bacaan belakang). ukur tinggi coretan dijalon I dimulai dan ranah dengan

meteran

(sebagai bacaan muka) dan catat dalam daftar pengukuran.

Pengukuran seperti di atas belum memberikan data l ane akurar. Agar lebih teliti dapat dilakukan dengan cara berikut.

1. 7. 3. 4. 5. 6. 7. g.

Tentukan alat-alat yang akan digunakan dan disiapkan. Ujung tongkat ukur A diletakkan di antara titik A (titik awal pengukuran).

Di

atas ton_skat ukur diletakkan waterpas tangan dan ujung tongkat ukur yang

lain dinaikkan atau diturunkan sehingga gelernbung waterpas tangan betul-betul

di tengah. Ukur jarak antara

brdan_e atas tongkat

ukur sampai di titik A. Ukur juga jaruk

antara bidang atas tongkat

uklr

sampai

titik

1.

Gantungkan unting-unting pada ujung tongkat ukur dan tongkat ukur kedua diletakkan pada titik-titik
tangan.
1

dan dibuat mendatar dengan menggunakan waterpas

Ukur jarak antara bidang atas tongkat ukur kedua sampai titik I (merupakan pembacaan belakang), ukur jarak juga bidang atas tongkat ukur sampai titik 2
(merupakan pembacaan muka), catat dalam daftar pengukuran.

Demikian seterusnya sampai pada titik terakhir (B).


Gambar Kerja

I
I

Gqmhar 4.18

),

Gambar 4.19.

h.

Data Hasil Pengukuran


Pembacaan Mistar

Nomor titik

Jarak (m)
Belakang

Muka
2,00 0,400 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2.00

A
I
2 J
1

0.400 0,500 0,550 0.460 0,500

0.s00
0.490 0.510 0.150 0.390 0.110

4
5

0,400
0,500 0,500 0,500

6 7
8

0,460 0,490
0,530 0,600 0,600

0,490
0,500 0,570

t0 l1 B

t.

Analisis Data Pengukuran

l.
Keterangan:

Mencari beda tinggi antara dua

titik

Rumusnya:

Bt*B *M

Bt : beda tinggi antara

Dalam perhitungan ini, beda tinggi antara:

B : M

dua

titik

bacaan belakang

= bacaan muka

titik I : 0,400 - 0,410 : - 0,01 Titik ldantitik 2=0,500-0,500= 0 Titik 2 dan titik 3 : 0,550-0,490 = 0,06 Titik 3 dantitik 4:0,460*0,540: - 0,08 Titik 4 dan titik 5 : 0,500 - 0,450: 0,5 Titik 5 dan titik 6 = 0,400 - 0,390: 0,01 Titik 6 dan titik 7 : 0,500 -0,420 = 0,08 Titik 7 dan titik 8 = 0,500 -0,469 = 0,04 Titik 8 dan titik 9 : 0,590 - 0,490: 0,01 Titik 9 dan titik 10 = 0,490 - 0,530 = - 0,04 Titik 10 dan titik l1 = 0,500 - 0,600 = - 0,10 Titik 11 dan titik B : 0,570 - 0,600 : - 0,03
Titik A
dan

82

2.

Mencari beda tinggi antara titik awal dari titik akhir

Rumusnya:

A,

Bt=IB_T,M

Keterangan:

Bt = beda tinggi titik awal dan


I(B) : I(M) :
titik akhir jumlah bacaan belakang jumlah bacaan muka

EB =

(0,4+9,519,55+0,46+0,5+0,4+0,5+0,5+0,5+0,49+0,5*0,53)
(0,4 I +0, 5+0,49+0,5 4+0,45+0,39+0,42+0,46+0,49+0,

5,g7

IM =

5 3 +0.6*0,6)

= 5,88

Bt

= IB_IH,t = 1il;,1;11,,

b.
I(+)

Br

E X.(+).:-

f, (-)
Keterangan:

I (-)

= 0,0610,05+0,01+0,08+0,04+0,01 = 0,25 = 0,01+0,08+0,04+0,10+0,03 = 0,26 Bt = I(+)-I(-)

Bt

beda tinggi dan

-=:'" - 0'26

I(+) : jumlah beda tinggi + I(-) = jumlah beda tinggi -

titik awal titik akhir

{,01 (turun)

3.
titik

Mencari ketinggian titik yang diukur Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggi

sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda tingginya. Pada

perhirungan ini, tinggi masing-masing titik adalah, jika: titik A tingginl'a ditenrukan -100,000, maka:

tinggititik 1=100.00-0.01 = 99.99 tinggititik 2: 99.99- 0 - 99.99 tinggititik 3: 99,99- 0.06=100.05 tinggi titik 4 = 100,05 - 0,0 99.97

titik 5- 99,97+ 0,05:100,02 tinggititik 6= 100,02 + 0,01 =100.03 tinggi titik 7 : 100,03 + 00,8 = 100,11 tinggi titik 8 = 100,11 + 0,04 = 100,15
tinggi

tinggititik 9 =
tinggi

100,15

0,01 :100,16

titik 10 = 100,16 - 0,04 = 100,12 tinggi titik 11 : 100,12 - 0,10 = 100,02 tinggititik B = 100,02 - 0,03 = 99,99
Dari tinggi masing-masing titik di atas dan perhitungan beda tinggi dapat
dimasukkan dalam tabel:

83

Nomor

Pembacaan Mistar

Beda tinggi

Tinggi

Titik

Belakang
0,400 0,500 0,550 0,460 0,500 0,400 0,500 0,500 0,500

Muka

Jarak (m)

Titik
100,00

A
1

0,410

0,01 0

99,99 99,99 100,05

2 J
a

0.s00
0.190 0,540 0,450 0,390 0.120 0.160 0.190 0.530 0,600 0,600

0,06 0.08 0,05


0,01

4
5

99,91 100,02 100,03


100,11
1

6
1
8

0,08 0.04
0.0

00,1 5

0.s00 0,490 0,500


0,570 5,870

i
0,04 0,10 0.03

I 00,1 6

l0
11

100,12 100,02 99,99

B
Jumlah

5,880

r,t.l-<

0 26

Untuk mencari beda tinggi antara titik au'al dan titik akhir dapat juga dikontrol dengan tinggi titik awal dan tinggi titik akhir.
Bt = Tinggi titik akhk

tinggr titik awal

:
=

99,990

100,000

-0,010 (nrrun)

Ternyata hasil yang diperoleh tetap sama, jadi perhitungan di atas dianggap benar.

J. 1. 2. 3.

Menggambar Hasil Pengukuran

Langkah-langkah penggambaran hasil pengukuran adalah sebagai berikut. Membuat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak + 2 cm.

Letak notasi titik A, 1,2,3, 4, 5, 6, skala jarak pada garis pertama.


garis ke dua, yaitu jarak
3 =2,00,jarak 3 dan

J,8,9,

10, 11, B. dengan menggunakan

Letakkan jarak masing-masing titik dalam titik-titik yang dibuat oleh garis pada

A dan I = 2,00, jaruk 1 dan 2 :2,00,

jarak

dan

4:

2,00, jarak4 dan5:2,00,jarak 5 dan 6 = 2,00, jarak

4. 5.

6 danT:2,00, jarakT dan 8 =2,00, jarak 8 dan 9 = 2,00, jarak 9 dan l0:2,00, jarak l0 dan 11 =2,00,jarak 1l dan B:2,00. Letakkan tinggi masing-masing titik di antara garis kedua dan ketiga. Letakkan persentase % kemiringan rencana profil di antara garis ketiga dan

keempat.
Carilah kemiringan profrl dulu yaitu

: q#P

,, i,,,
* IOOX

84

Kemiringan titik A dan Kemiringan

titik I -

99'99 100'00 x
ee'ee

fi}% = -0,5 (turun)


0 (tetap/datar)
3 (naik) (turun)

titik I

dan

titik I = titik 1 = titik 5 = titik 6 =

-)929 x rc}% =
>:

Kemiringan

titik2 dantitik -l = 10Q$-99-99


el2.9r

100%
1000,0

Kemiringan titik 3 dan Kemiringan titik 4 dan


Kemiringan titik 5 dan

-lo{)'(ll r

= -4

t{t

l i229l x 100% = 2.5 (naik)


0,5 (naik)

lnqJ;10Q2 x 100% =
100.11=1QQ,3

Kemiringantitik6dantitik
Kemiringan titik T dan
Kerniringan titik 8 dan Kemiringan titik 9 dan Keminnean Keminngan

7=

x 100% = 4(naik)

titik 8 - lEIlS- Q0-1-1 x rc}% = 2 (naik)


titik 9 =
titik
lQQJq

rrcO'E

x 100% = 0,5 (naik)

l0

100%

= -1,5 (turun)

= IAQ2-rlqJ2 x 100% : -5 (rurun) titik 11 dan titik B : 9999.'@, x 100% = -1,5 (turun)
titik t0
dan

titiklt

6.

Tentukan

titik reningr: ;.a: i:rer,i.eh. da:r buar inrenalnra. Dari hirungan tinggi trtrk di ai::. r:iti ie:::.:g: .:::. i=sr. :e-::-:grr rc= .-100,16 dibulatkan ke atas menjadi 100.10.1en:.:. ,:. ::::::n. r '.I r'.: ., terendah dari hasil hitungan adalah 99,97 dibulatkan ke bau r: r:.:-rdr v',.* dan titik ini terletak di titik nomor 4. Iadi ada empat tingkatan inten al 1'airu
99,90,100,00,100,10 dan 100,20. Membuat skala tinggi l:100 dan garis mendatar juga dibuat. Tentukan letak masing-masing berdasarkan tinggi titik yang bersangkutan dari
pengukuran.

. 8.

9. 2.
lain:

Hubungkan
pengukuran.

titik-titik

secara berurutan dan terbentuk gambar

profil dari

Menyipat Datar Sederhunu dengan Slang Plastik

Menyipat datar sederhana dengan slang plastik rnempunyai beberapa tujuan antara

a. b. c.

mengctahui beda tinggi antara dua titik; mengetahui beda tinggi antara titik awal dan titik akhir; mengetahui ketinggian masing-masing titik yang diukur. Dalam kajian ini, pengukuran dengan slang plastik disajikan dua bentuk peng-

ukuran dengan cara terbuka dan cara tertutup (keliling).

a. 1)

Pengukuran Penyipat Datar Terbuka dengan Slang Plastik


Tujuan

Dengan seperangkat alat slang plastik diharapkan siswa dapat:

a)

melakukan pengukuran penyipat datar dengan slang plastik;

85

bb bb

,
)

c0

tz
C q N

6-5
'I
z0'00
L

:1

ZZ

v
E
,
i:X AZ

O-

6=
sr'001

c a

v /,
z
O oN

o-= 'r ,f
I t'00 L

00 8r

o o
N

6-'6 oc
9t'00t

50

00 9r

1Y
?,
ru,
00,L

O O. N

NC

6 =

It 00t
o O.

: -

t-t l=l
l.-t

<

v
a

;:

z.

o
N

a-= OG IC
z0'00 I

00 01

6
O.

2 ,%
00'8

O N

6-5
N=

\
UUq E\ \cs, ,U) ss\ +5ri a-: :-S

L6'66

o q

7
o

'1
90'00 t

c f

-:

009

\
2
N

o oN

:
oc
66 66

00't

-F>
aa aa
OE
G

-e

\J

o O.
N
00'z 66'66

, ,
00'0

O q N
00'00 t

oE
--J

ry

O O O

o o

o oO O

o oo o

'6-

G:

CrF'

c G o .C :< :E
E

:z

86

b) c) a) b)

menghitung hasil pengukuran menyipat datar dengan slang plastik yang

meliputi beda tinggi ankra dua titik. beda tinggi anura titik awal dan titik
akhir, menghirung keting-eian masing-masing titik yang akan diukur;
menggambar profil memanjang dengan skala jarak dan skala tinggi.

Petunjuk L'ntunt Pelajari lebih dahulu lembar kerja sebelum melakukan pekelaan pengukuran.
Perhatikan langkah pertama pada waktu pengukuran, diantara n1is121'jalon

tidak boleh miring, slang jangan sampai tertekuk, salah satu ujungnia jangan tertutup dan bentangan slang plastik tidak boleh terlalu kencang.
Alat-Alat Kerja
Peralatan kerja yang dibutuhkan antaralain: slang plastik, pita ukur/mistar ukur. patok, jalon, dan alat-alat tulis.

Keselamatan Kerja

a) b) c)
s)

Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik supava air tidak rumpah Lakukan pembacaan mistar dengan teliti
Gunakan jalon sesuai dengan fungsinl'a

Gambor

Keju

a) b)

c)
d)

di titik A hanra diperoieh data belakang di titik I ada dua buah data. y'airu bacaan muka dan bacaan belakang di titik 2 ada dua buch data. vaitu bacaan muka dan bacaan belakang di titik 3 hanra diper,-.ir'h data muka saja.
Jalon dan rnistar

Keterottgon:

t
finggi air

B belakans \l = muiia D = jarak

<__

d, _-___1' <__
Jarak A-1

Jarak

d2 1-2
Gambar 4.)1.

t-

d: --__1,'
Jarak 2-3

87

6)

Lokasi Pengukuran Sekitar lokasi halaman sekolah.

-l

,I
GLtmbur 4.22

7)

Gambar Kerja

8)

Langkah Keria

a) b) c) d) e) 0

Siapkan alat-alatyang digunakan.

Isi slang plastik dengan air sampai tidak ada gelembungnya' jaraknya kurang dari panjang Pasang jalon di titik A dan di titik 1 yang
harus tegak slang yang digunakan atau disesuaikan dengan medannya. Jalon

lurus. Bentangkan slang plastik yang sudah diisi air di antara titik A dan titik I kedua dan tempelkan melekat dengan jalon yang tegak lurus, biarkan supaya permukaan air tenang dengan sendirinya' jalon A dan Setelah air di daiam slang tenang, beri tanda coretan pada jalon 1 dan lepaskan slang plastik, selama melepaskan slang plastik, di(tumpah). usahakan kedua ujungnya ditutup denganjari agar air tidak keluar

g)

ukur ketinggian muka air slang plastik ujung A dan muka air slang plastik pengdi ujung I dengan mistar ukur atau meteran saku, catat dalam daftar ukuran. Ketinggian muka air di ujung A disebut sebagai bacaan belakang dan ketinggian muka air di ujung I sebagai bacaan muka' Ukur jarak antara jalon A dan jalon 1, catat dalam daftar pengukuran sebagai
jarakantaraA dan I
Pindahkan jalon

h)
88

A ke titik 2 dan lakukan langkah d) sampai g) hingga

pekerjaan selesai.

9)

Data Hasil Pengukuran


Pembacaan Mistar

Nomor Titik

Belakang 0,452
4,642 0,610 0,250 0,550 0.400

Muka

Jarak (m)

A
I
2
3

4,210
0,520 3,92A 0,588 3,500 0,700 3,680 0,350 3,700

4
5

0,420 3,520
0,560

l0)

Gambar Pengukuran
slang plastik Jalon + meteran

Gontbat'1.)4.

ll)

Analisis Data Pengukuran

a)

Mencari beda tinggi antara dua

titik

Rumusnya: Bt = Keterangan'

B-M
bacaan Belakang bacaan rnuka

Bt = beda tinggi antara dua titik


= M=

Maka dalam perhitungan ini, beda tinggi antara:

TitikAdantitikl = 0,452*0,52 = Titik I dantitik 2 = 0,642-0,588 =

Titik2dantitik 3 : 0,610-0,700 : -0,090 Titik3dantitik 4 = 0,250-0,350 = -0,100 Titik4 dan titik 5 = 0,550 -0,420 = -t-0,130 Titik 5 dan titikB : 0,400 -0,560 : -0,160

-0,068 *0,054

b)

Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir


Rumusnya:

l)

Bt = EB

EM

Keterangan"

Bt = beda tinggi titik awal dan titik akhir

lB

= jumlah

bacaan belakang

lM=

jumlah bacaan muka


89

,t

,*:

: t:i;;+

0,642 + 0,610 + 0,250 + 0,550 + 0,400) 0,588 + 0.700 + 0,350 + 0,420 + 0,s60)

!:i11Bt = IB - IM

= 1.901

3,138

: - 0,234(turun)

(2)
It;;trangan. B: = beda tinggi titik awal dan titik akhir jumlah beda tinggi + I -, = I, -, = jumlah beda tinggi c)
,(-) :

st = E(+)-Et-t
0,054 + 0,130 = 0.181 0,068 + 0,090 + 0.100 + 0,160 = 0418

I(+) =

Bt = I(+) _ I(_) = 0,184 - 0,418


=
-0,234 (turun)

Mencari ketinggian titik yang diukur

Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggi titik sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda tingginya. Pada perhitungan ini, tinggi masing-masing titiknl a adalah:
Jika tinggi titik A ditentukan:100,000 maka: 99,932 Tinggi titik 1 = 100,000 - 0,068

titikz:99,932 + 0,054 Tinggi titik 3 = 99,986- 0,090 Tinggi titik4 = 99,896- 0,100
Tinggi

: 99,196 Tinggi titik 5: 99,796 + 0,130 : 99.926 Tinggi titik B : 99,926- 0.160 = 99.166
Dari tinggi masing-masing titik di aus dapat dimasuklian ke dalam tabel:

= 99,986 = 99,896

Nomor Titik@
A
I
2
J

Pembacaan

\listar

Jarak

(m)

0,452
0,642 0,610

4,20

--T-r
0,068 0,054 0,090 0,100
0,1 30

Beda tinggi

Tinggi
100,000

0,520
3,92 0,588 3,50 0,700 3,68 0,350 3,70

99,932

99p86
99,896
99,796

0,250
0,550 0,400

4
5

0,420
0,520

?<?

99,920
99,766 0,418

B
Jumlah

\ED

5)

0,160
0,1 84

2,904

3,1 38

Untuk mencari beda tinggi antaratitik awal dan titik akhir dapat juga dihitung dengan melihat tinggi titik awal dan tinggi titik akhir.

Bt =

Tiaggi titik akhir+inggi titik awal tinggi titik awal (A)

= tinggi titik akhir (B) = 99,366 - 100,000 = 4,234 (turun)


90

Dari ketiga cara untuk menentukan beda tinggi titik awal dan titik akhir ternyata
akan menghasilkan besar yang sama yaitu

4,234. Dalam perhitungan

dapat diguna-

kan satu perhitungan saja, dan yang lain sebagai pengontrol.

ll)

Penggambaran Hasil Pengtkuran Dalam menggambar digunakan dua skala yaitu skala jarak dengan skala tinggi

dengan harapan jarak yang

relatifjauh dapat digambarkan pada kertas. Sebelum

titik tertinggi dan hasil perhitungan dan dibulatkan ke atas dan titik terendah dan perhirungan dan dibulatkan ke bawah. Dari hasil pembulatan digunakan untuk menentukan interval titik tertinggi dan titik terendah. Dalam perhitungan di atas, titik tertinggi 100,000 tidak dibulatkan, tetap 100,000 yaitu titik A. Titik terendah ada di titik B yaitu 99,'166 dibulatkan menjadi 99,700. Jadi ada empat
menggambar can
cari

tingkatan yaitu 99,700, 99,800, 99,900, 100,000. Langkah-langkah penggambaran:

a) b) c) d) e)

Buat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak Letakkan notasi garis pertama. Letakkan notasi titik A.
pertama.
1. 2, 3,

t 2 cm.

titik A, 1,2,3,4,

5, B menggunakan skala jarak pada

4, 5,B menggunakan skalajarakpada garis

Letakkan jarak ma.ing-masins titik dalam titik-titik 1,ang dibuat pada garis kedua, yairu padajarak Adan i = l.ltl. jarak I dan I = i.9l:iarak I dan -1

= 3,50;jarak 3 dan 4:3,68: jarak -1 dan i = l-t-ir,r' :.irax j da: B = -r.-<1. Letakkan tinggimasing-masing titik 1airu anrara gans kedua dan ketiga. Letakkan persentase (%) kemiringan rencana profil di atas garis ketiga
dan keempat.

Cara mencari kemiringan profil adalah

Effiscr

x 100%
1,615 (turun)

99$?#qpqQ , 100% = Kemiringan titik I dan titik 2 = 99235#232 x 100% =


Kemiringan titik A dan titik 1 = Kemiringan titik 2 dan titik

1,377 (naik)

= 91S90#?eE0 x fi1% = -2,5J1 (turun) Kemiringantitik3 dantitik4 = 9WeZ;:i9'825 x 100% :_ 2,717 (turun)
3
Kemiringan titik 4 dan titik

Kemiringantitik5 dantitikB

= =

99pt#'%

x 100%

3,513 (naik)
4,545(turun)

Wf6+#L-e20 x 100% =_

0
g) h)

Tentukan titik tertinggi dan terendah, dan buat empat interval seperti hasil

perhitungan di atas. Buat garis mendataq dengan skala tinggi l:100,


Tentukan letak masing-masing berdasarkan tinggi titik yang bersangkutan

i)

dari hasil pengukuran. Hubungkan titik secara berurutan dan terbentuk gambar profil hasil pengukuran,

9l

029'a

00'6 t

.< -s
! <
00e'9 t

e0'001 |

l:.
I

I I

lN=

+
?

029'L!
20 00r

! <

O o d

r=
N=

:
l\

t-

/6'66
N

\zt'8
90'00 t

\=
N tsl o-'6 rC
+

\\
rilS
uv

: ak) ")

O N c!

<*,

66'66
ooa v

!!c -,- v)

o o c!

bb tlb

@_ @c
-jf l-

00'0

00'00r

o o o

o o oo)

o @O)

o O

'6::
65
OE C;F -C

o
E
c)

o
Y

;< :-

92

b.

Pengukuran Penyipat Datar Tertutup (Keliling) dengan Slang Plastik

Pengertian penyipat datar keliling atau tertutup adalah pengukuran dimana titik awal pengukuran juga merupakan titik akhir pengukuran. Cara pelaksanaan peng-

ukuran di lapangan adalah sama dengan cara pelaksanaan pengukuran menyipat datar terbuka dengan slang plastik. Analisis data yang digunakan juga sama, cara
mencari beda tinggi, beda tinggi titik awal dan titik akhir sebagian besar sama dengan

analisis data cara terbuka. Yang membedakan antara terbuka dan tertutup adalah pada pengukuran penyipat datar tertutup harus diberlakukan adanya koreksi beda

tinggi. Hal rni disebabkan titik awal : titik akhir, jadi tinggi titik awal harus sama dengan tin_egi titik akhir. Padahal dalam pelaksanaannya tidak begitu, mesti ada selisihnya. selisrh:'.: r:r i ans dijadikan koreksi dengan membagi sesuai jaraknya.

1)

Tujuan

a) b)

Dengan drsediakan alat slang plastik diharapkan siswa dapat: melakukan pengukuran menyipat datar dengan slang pla-srik. menghitung hasil pengukuran yang meliputi beda tingg: beda tinggi antara masins-masing titik yang diukur;

::'-:i-: r-; irrik titik awal dan titik akhir dan mensh:r-:: ^i:.nggian

c) d)
2)

menghirung koreksi beda tinggi di setiap titik vang dr-s-r-:


mens,gambar profil memanjane dengan skala larak
L-ntLutt

&:

:kala tin.egi,

Petunjuk

a) b) c)
3)

Pelajari lebih dahulu lembar


ukuran.

ker,1a sebelum r:.e

,e.,;k-:: :ekeqaan peng-

Perhatikan langkah-langkah yaang keliru seperti;alon mrnng. slang rertekuk, salah satu ujung slang tertutup dan bentangan tidak terlalu kencan_q.

Titik awal tidak merupakan titik akhir.

Lokasi Pengukuran
Sekitar lokasi halaman sekolah.

lL
U

-tLJ
l'[r
Gambar 4.26.

tI

93

Alat-Alat Kerja
Alat-alat ke{a yang dibutuhkan adalah: slang plastik, pita ukur, mistarimeteran saku, patok, kalon, dan alat tulis. Keselamatan Kerja
a)

b) c)

Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik. Lakukan pembacaan mistar dengan teliti.
Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.

6) Langkah Kerja
a)

Siapkan alat- alat yang

di

gunakan.

b)
c)

Isi slang plastik dengan air sampai tidak ada gelembungnya. Pasang jalon di titik A dan titik 1 i'ang jaraknya kurang dari panjang slang iang digunakan atau disesuaikan dengan medannya dan usahakan jalon
harus tegak lurus.

d)

Bentangkan slang plastik rang sudah diisi air di antara titik A dan

titik

e)

dan tempatkan melekat dengan.lalon rang tegak lurus. Biarkan sampai kedua permukaan air tenang dengan sendinnr a. Setelah air di dalam slang tenang, ben tanda catatan pada jaion A dan '-

jalon 1 dan lepaskan slang plastik. Selama melepaskan slang plastik, diusahakan kedua ujungnya ditutup dengan ibujari agar air tidak keluar. Ukur ketinggian muka air slang plastik ujung A dan muka air slang plastik
ujung 1 dengan mistar ukur atau meteran saku, catat dalam daftar pengukuran. Ketinggian air di ujung A dicatat sebagai bacaan belakang dan ketinggian air di ujung 1 dicatat sebagai bacaan muka. Ukurjarak antarajalon A danjalon 1, catat dalam daftar pengukuran sebagai jarakantar A dan 1. Pindahkan jalon A ke titik 2 dan lakukan langkah d) sarnpai g) hingga pekerj aan selesai. Pengukuran selanjutnya juga demikian.

h)

7)

Gambar Kerja

Gambar 4.27

94

Ganbar 4.28

8)

Data Hasil Pengukuran


Pembacaan Mistar

Nomor Titik
A
1

Jarak

Belakang

Muka

(m)
l

0,452
0,642 0,610 0,520

4,200 3,920
3,500

0,420
0.620 3,680 0.510
t-r. F.

0.1s0

4
5

0.6:0
0.10(.)

tlt',

3,620

0,540 0,460

rr.

jlr
r,r

3.680
_1.100

(_i.-l I

8 9 10
11

0,570 0,610 0,580 0,430

U.-ill
0,600 0,530 0,460 0,410

_1.105

-r.105

-:.1
_1._<,

'

A
Analisis hasil pengukuran: Mencari bcda tinggi antar dua titik

i-

3.o.lc,

a)

Rumusnya:

Bt=B-M

Keterangan'Bt

Contoh: pada pengukuran antara titik:

= B= M:

beda tinggi bacaan belakang bacaan muka

A dan l Bt=0,452-0,520= -0,068 1 dan 2 Bt:0,642 - 0,420 = 0,222 2 dan 3 Bt= 0,610- 0,620= -0,010
3 dan 4Bt=0,450-0,540= -0,090 4 dan 5 Bt: 0,620 - 0,600 = - 0,020 5 dan 6Bt=0.400-0,520= -0,120 6 dan 7 Bt:0.540 - 0,410 = 0,130 7 dan 8 Bt: 0,460 - 0,520 = - 0,060 8 dan 9Bt=0,570-0,600= -0,030

dan 10 Bt = 0.610

10 dan 11 Bt = 0,580 11 dan A Bt = 0,430

- 0,530 = - 0,460 = - 0,410 =

0,080

0,120
0,020
95

Alat-Alat Kerja
Alat-alat kerja yang dibutuhkan adalah: slang plastik, pita ukur, mistar,/meteran
saku, patok, kalon, dan alat tulis.

s)

Keselamatan Kerja

a) b) c) a) b) c) d) e) f)

Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik. Lakukan pembacaan mistar dengan teliti.
Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.

Langkah Kerja Siapkan alat-alat yang digunakan,

Isi slang plastik dengan air sanrnri tidak ada gelembungnya. Pasang jalon di titik A dan trrr I ', :rq taraknya kurang dari panjang slang yang digunakan atau disesuaii<.in dengan medannya dan usahakan jalon
harus tegak lurus.

Bentangkan slang plastik \ang kedua permukaan air tenang

:-*: Cr:sr air di antara titik A dan titik dan tempatkan melekat denean '.i: '.::_{ rc'sak lurus. Biarkan sampai
1

den:":

sei^.c.nn\ a.

Setelah air di dalam slang tenang. bei-r t:nda catatan pada jalon

A dan..

jalon 1 dan lepaskan slang plastik. Selama melepaskan slang plastik, diusahakan kedua ujungnya diturup dengan ibu ian agar air tidak keluar.
Ukur ketinggian muka air slan_s plastik utuns \ dan muka air slang plastik ujung 1 dengan mistar ukur atau meteran saku. catat dalam daftar pengukuran. Ketinggian air di ujung .\ dic:::: seo.rclr bacaan belakang dan ketinggian air di ujung 1 dicatat sebasai brcaan muka. Ukurjarak antarajalon A danjalon 1 . catr dairnr danar pengukuran sebagai jarakantar A dan 1. Pindahkan jalon A ke titik 2 dan lakukan iangkah d.; sampai g) hingga
pekerjaan selesai. Pengukuran selanj utnya j uga demikian.

g) h)

Gambar

Keria

Gamhor 4.27

94

Gambar 4.28.

8)

Data Hasil Pengukuran


Pembacaan

\fistar
Jarak (m)

Nomor Titik
Belakang

A
1

0,452 0.611
0.51
o.J_i
I,r

4.200
r,r.5l0

3,920
2 J
I +

0.+20 3.500 0.620 3.680 0,540 3,620 0,600 3,680 0,520

r'r

0.610 0.+00 0.540 0,460 0,570 0,610 0,580 0,430

6
1 8

3,200
0,410 3,305 0,520 3,405
9
10

0,600 3,600 0,530 3,500 0,460 3.600 0,410

l1

A
Analisis hasil peneukuran: Mencari beda tinggi antar dua trtik

a)

Rumusnya: Bt=B-M
Contoh: pada pengukuran antara titik:

Keterangan.'Bt = beda tinggi

B=
M_

bacaan belakang bacaan muka

A dan I

Bt = 0,452 - 0,520 = - 0,069 dan 2Bt:0,642-0,420= 0,222 2 dan 3 Bt = 0,610 - 0,620 = - 0,010 3 dan 4 Bt:0,450 - 0,540 = - 0,090 4 dan 5 Bt = 0,620 - 0,600 = - 0,020 5 dan 6 Bt = 0,400 - 0,520 = - 0,120 6 dan 7 Bt = 0,540 - 0,410 = 0,1 30 7 dan 8 Bt: 0,460 - 0,520 = - 0,060 8 dan 9 Bt: 0,570 - 0,600 = - 0,030 9 dan l0 Bt : 0,61 0 - 0,530 = 0,080

10 dan 11 Br = 0,580 11 dan A Bt : 0,430

0,460 = 0,410 =

0,1 20

0,020

95

b)

Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir

--: =

_ : = :,:.Jr t::ttri
_

'_-

Rumusnya:

1) 2)

Bt =

Beda tinggi

titik akhir * beda tinggi titik awal

Bt = x(b)
Br

I(m)

bacaan muka I ,= runtlah [sf,2 lipcoi + I

= --nhh

:e.rkanc

-:-..hbacaan

3)

x(+)

- I(-)

r,-,=

jumlah u.ou

tiolli

;tllror'$iT*' I(+) = 0,222+ 0,020+0,130 +0,080+ 0,120+ 0,020=0,592 I(-) : 0,068 +0,010+ 0,090 + 0,120+0,060+ 0,030=0,378 Jadi Bt : f1+1- I(-)
=
0,592

ini digunakan ntmus vang ketiga terlebih dahulu'

- 0,378 = +0,214 (naik)

c)
Keterangan.

Menentukan koreksi beda tinggi

Rumusnya:

a.

Dt =

IG) -

L(m)

!lo,=
I(m): I(+)=

ffi:f l;*1"'' belakang


jumlah bacaan jumlah beda tinggi jumlah beda tinggi

b Dt = r(+) - E(-)
Dt: I(+) - I(-) = 0,592 - 0,378
=
0,214

Dalam perhitungan ini digunakan rumus nomor 2)

I(-):

muka (+) (-)

d)
Keterangan:

Mencari koreksi pada setiap titik

Rumusnya:

a.

Ah

=*
A_

AL= koreksi di titik ke-n d, = jarak di titik ke n At = koreksi beda tinggi n = jumlah titik

xat b. v' at-= aln g. "' Ld


Bila koreksi titik bertanda *, maka koreksi setiap titik bertambah negatif,. Sebaliknya bila koreksi bertanda negatif koreksi setiap titik bertanda positif.
Dalam perhitungan inidigunakan rumus yangke-2

ld=

jumlah jarak

At-= "Io ii xAt


jumlah jarak

(ld)
= ffi
x0,214=0,0208+0,0000001 :0,0208001
x 0,214= 0,0194138 x 0,214

= =

4,20 +3,92+ 3,5 + 3,68+ 3,62+ 3,680 + 3,2+3,305 + 3,405 + 3,6 + 3,5 + 3,6 43,21

padatitik
pada pada

1=

Dt,

titik 2 = Dt. = titik 3 = Dt,

ffi
o-4zlt

0,0173337

padatitik
96

4=

Dt^=

ffi

"0,214=0,0182252

pada pada pada pada pada pada pada pada

titik titik titik titik titik


titik titik

Dt,:
Dtu =

x x

0,214: 0,0179280 0,274: 0,0182252

6
7 8

Dt?:

x 0,274 = 0,0158480 x 0,274 = 0.0163680 x 0.21-l = 0.0168632

Dti:
Dtq:

10
1
1

Dt=

.0.111= 0.4178290

:Dt =lt=

titik A

: , 0.111 :
,
(,).1

l1

0,0173331 0,0178290

Jumlah seluruhnya

0.1i-r991-)l)

0,0000001

:0,214
4,214 maka
salah satu

Karena hasil koreksi pada seriap titik adalah positif, maka dalam perhitungan menjadi negatif yaitu menjadi --r-t.ll-1. agar tetap koreksinya ditambah 0.0000001 pada

titik

titik I menjadi

0,0208001.

e)

Mencari tinggi masing-masrng titik

Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah titik sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda tinggi dan ditambah atau dikurangi

koreksi setiap titiknya. Pada perhitungan ini, tinggi masing-masing titiknya dihitung sebagai berikut.

A: 100,000, maka : ringgi titik I 100,000 + (-0,068) - 0,0208001 = 99,91120 tinggi titik 2 :99,9112 + 0,222 - 0,0194138 = 100,11379
Jika tinggi titik

tinggititik
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi

3 = 100,11379-0,010-0,0173337 titik 4 : 100,08646 - 0,090 -0,0182252 titik 5 :99.918235 * 0,020 - 0.0179280 titik 6 =99.980307-0.110-0.0181151 titik - = 99.S-1:0rl -r,t.'-lr-i - tl.r'i ji-lir-r titik ri = 99.9-i6:-r; r. ,t\1.' - ....r-:r:. titik 9 = 99.8:9E66 - [r.rr-ir,r rr.rr,r'r,6r-i' titik l0 :99,833003 - 0.0t0 - 0.01-.ils9 titik ll : 99,89567 + 0,120- 0.0173337 titik A :99,99834 + 0.020 - 0,0178290

= 100,08646 = 99,978235
= 99.980i0= 99.!l:(.,!: = is.r-]'-r'

= !'.:i':-: ' = ''-.i--.--i

= =
=

99.s9-<6-

99,99834
100,00052

Dari tinggi masing-masing titik di atas dapat disimpulkan bahwa tinggi titik A 100,000 100,0000 sama dengan tinggi titik akhir di A Sesuai dengan penjelasan di atas bahwa dalam pengukuran keliling atau tertutup

tinggi titik awal dan tinggi titik akhir adalah sama.

97

Ha-sil perhitungan analisis data

di atas dapat diringkas dalam tabel b'enkut


Beda tinssi +

\tlr:1trf
trtik

Pembacaan mtstar

Jarak (m)

Belakang

Muka
4,200 0,520
1 q?0

'a

.\
I

0.1il
0,642
0,6

,r1.000

I
0.222
|

0,068

0.0 0.(l

2
3

l0

0,420
0,620

gll-rr .re91ll -i_1,1- ,.111 | 79280 82151 58180 63680 : 63680


l

500

0,450 0,620 0,400 0,540 0,460 0,570


0,61 0

3,680
4
5 6 7 8 9

0,s40 3.620 0,600 3,680 0,520 3.200


0,41 0

I I
0020
|

o,o, o 0,0e0

0,0 82151
0,0

iorr.rl86

ee.9-8
eq 980 q9.812 99.956
S9.E79

00
0,,,0
0,0
0,0

3,305

o.rio
0.080

|
I

0,520 3,405 0,600 3,600 0,530 3,500 0,460 3.600


0,41 0

0.060

0,0

i0
1i

0,580 0,439

I
Ir

o.o:o

0,0
0,0 0,0 0,0

6863r
782e0 73337

i I
I

ee.833 ee.8e5 qq.9q8

0.

l:0
i -0,:28

A
Jumlah

0.0:0

78290 I +roo.ooo

E(B)-6,364

I(m)=6,1s

,d-43,21

I(+) =0.5s:

n? 40000

Menggambar hasil pengukuran Menggambar hasil pengukuran merupakan langkah terakhir dalam pekerjaan

ini. Dalam menggambar diperlukan dua skala l airu skala jarak dan skala tinggi
dengan harapanjarak yang relatifjauh dapat dieambarkan pada kertas dengan skala yang kecil, dan beda tinggi digambarkan dengan skala yang lebih besar, biasanya 10 kali skala jarak. Dalam tuiisan ini disunakan skala jarak dan skala tinggi I cm : 0.1 m.

cm :

I m,

Ada dua besaran ) ang diperlukan dalam menggambar yaitu jarak antara titik

titik. Sebelum menggambar, terlebih dahulu tentukan titik tertinggi dari hasil perhitungan dan dibulatkan ke atas, dan tentukan titik
dan tinggi masing-masing

terendah dari hasil perhitungan dan dibulatkan ke bawah, Dari hasil pembulatan tersebut dapat ditentukan interval titik tertinggi dan titik yang terendah diguna-

kan untuk menentukan skala tinggi.

Misal titik tertinggi di titik 2 yaitu 100,1l3 dibulatkan menjadi 100,200. Titik terendah di titik 9 yaitu 99,833 dibulatkan menjadi 99,800. Jadi ada 5 interval yaitu 99,900, 100,000, 100,200 dan 99,800.
Langkah-langkah dalam menggambar adalah sebagai berikut.

(1) (2) (3)

Buat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak 2 cm. Letakkan notasi titik+itik dengan menggunakan skala jarak pada garis pertama. Letakkan jarak masing-masing-masing titik (antara ke dua titik) dalam titik-

titik yang dibuat pada garis kedua. (4) Letak:kan tinggi masing-masing titik di antara garis kedua dan ketiga. (5) Letakkan persentase (%) kemiringan rencana profil di antaru garis ke-3
dan ke-4. Cara mencari kemiringan profil

adalah:

tttx#lttt

100%

Contoh pada perhitungan diatas, kemiringan antara titik A dan

pggt;a@

titik I

adalah

x loo%

2,119 (turun)
98

(6)

(7) (8) (9)

Tentukan titik tertinggi dan dibulatkan ke atas, tenrukan juga titik terendah dan dibulatkan ke bawah. Dari hasil pembulatan tersebut dapat ditentukan interval titik tertinggi dan titik rerendah. Buat skala tinggi r :r 00, yaitu dibuat garis mendatar sejauh 1 cm. Tentukan letak masing-masing berdasarkan tinggi titik vang bersangkutan dari hasil pengukuran. Hubungkan titik-titik secara berurutan, hingga terbenruk eambar prof rl hasil pengukuran.

100.200
1

00,1 00

99.900 99,800

O c

+20,2
'at(

:LrL^

-27

_10.8

tJ.un

Skala tinggi

Skolajaraklcm= lmeter I cm - 0, I meter


Gombar 4'2g Penampang profir pengtkuran sipat trotar srang prastik tertutup

99

tz't,
o o @-

000'00r

oG +=

866'66 z9'6e

+
o a q
i..

! <
968 66

2,

2
Lt'9e O O
@-

1l
!

:
008 66

L9'ZT

<

v:
O $-

3= l=
618'66

rs: :: =\= .-l= crJa_

i ^c.

",%
,//z

90L,6Z

./z

7
08'92

O d

N-= NL

r=

-:< i.

tr5n\i

996',66

qq =-r\

=
v

o N.

o *-=
rG rC

%
o
O O O O.

09.ZZ

zr8'66

o O

o O

q o o

o o o. o

Ov

N5

o o -c.tr ;\
E

:<

100

il*

c. l1

Menvipat Datar Sederhana dengan Linometer


Tujuan

Menyipat datar sederhana dengan klinometer mempunyai beberapa tujuan yang


akan dicapai yairu:

a) b) c) 2)

mengetahui beda tinggi antara dua titik;

mensetahui ketinggian masing-masing titik yang diukur; melakukan pengukuran jarak dan beda tinggi dengan klinometer.

Petunjuk L'nntnt

a) b) c)

Pela.lan lebih dahulu lembar kerja sebelum melakukan pekerjaan peng-

ukuran Gunakan tabel sinus atau kosinus atau kalkulator untuk menyelesaikan
hirunean Letak jalon harus tegak lurus

3) Alat-Alar Kiri,t
Alat-alat rang drperlukan adalah: pesawat klinometer, penyangga klinometer, pita ukur (meteran r. :lat rulis. dan unting-unting.

4)

Lokasi Pengukuran
Sekitar lokasi lembah dekat sekolah.

s)

Keselamatan Kerja

a) Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran. b) Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya. c) Klinometer jangan ditaruh sembarang di atas tanah.
61

Langkah Kerja

a) b) c) d) e)

Letakkan jalon di titik A dan di

titik

, atur kedudukan jalon agar letaknya

tegak dengan unting-unting.


Pasang

jalon dengan jalon 10 meter dari tempat berdirinya alat.

Cabut jalon dari titik A, dan gantidengan patok.


Pasang klinometer di atas patok A.

Ukur titik klinometer dari tanah dan aturlah posisi nivo tabung agar terletak horizontal.

l0l

0 g) h)

Bidikkan atau arahkan melaluai tabung pembidik klinometer dan arahkan ke titik 1, sesuaikan ketinggian bidikan pada jalon 1. Lihat berapa sudutnya (sudut miring) dan ukur jarak miring dari titik A
sampai

titik

1 dengan pita ukur.

Demikian seterusnya untuk titik-titik selanjutnya danlakukan dengan cara yang sama.

Gambar Kerja

Bt = Beda tinggi

Gamhor 4.32.

8)

Data Hasil Pengukuran


Nomor
Sudut Jarak minng

Titik
A

0
300

dm (m)

1qs
155
4,40 3,60 4,60 2,00 3,60 2,00

I
2
J
1

34'
270
160

4
130
5

600 6

340
1 450

t02

Analisis Data Pengukuran

a)

Mencari jarak datar

Rumusnya:

d:

dm.cosu

Keterangan:

Dalam perhitungan ini. jarak datar anlara'.

d : jarak datar (meter) dm : jarak miring (meter) 0 = sudut yang dibentuk


antara garis datar dan

Titik A dan titik 1 Titik 1 dan titik I = Titik 2 dan titik i = Titik 3 dan rrrik -l = Titik 4 dan ritik 5 = Titik 5 dan titik 6 = Titik 6 dan titik I : Titik 7 dan tiiik B:

1.40 cos 27o

: 3.60 cos 16o : 4,60 cos 13o :


2,00 cos 60o
3,60 cos 34o :

= 3,4 meter 3.55 cos 34o = 3,0 nneter


3.95 cos 30o

titik yang diukur

4,0 meter
3,5 meter

4.5 meter
1.0 meter

3.0 rneter

2,00 cos 45o

= 1.414 meter

b)

Mencan beda tinggi antara dua titik Keterangan: dm

Rumusnya: Bt = dm. sin a

jarak miring (meter)


beda tinggi sudut yang dibenruk antara garis daur

Bt =
Dari beda tinggi antara dua titik:

Titik A dan titik I : 3,95 sin 30o = 2,0 Titik 1 dan titik 2: 3,55 sin 34o : 2,0 Titik 2 dan titik 3 : 4,40 sin2lo : 2,0 Titik 3 dan titik 4: 3,60 sin 16o : 1,0 Titik 4 dan titik 5 : 4,60 sin 13o : 1,0 Titik 5 dan trtik 6 : 2.00 sin 60" = 1.73 Titik 6 dan trtik 7 : 3.60 sin 3-l' = 1.0 Titik 7 dan titik B : 2,00 sin 45" : 1,414 c) Mencari ketinggian titik yang diukur

0 =

d-:

titik yang diuk'::

Untuk mencari tinggi titik masing-masing tinggi titik yang diukur adalah tinggi

titik sebelumnya ditambah dengan beda tingginya. masing-masing titik adalah: Titik A tingginS,a ditentukan = 100,000 Tinggi ririk I = 100.000 - 2.00 = 99.000

Pada perhitungan ini, tinggi

Tinggititikl= 98.00-1.00 Tinggi titrk -r = 96.00 - 1.00 Tinggi trtik-1 = 9-{.00 - 1.00 Tinggititik5= 93,00-1,00

= 96.000 = 91.000 = 9i.000 = 92,000 Tinggi titik 6 = 92,00 - 1,732 = 90,268 : 88,268 Tinggi titik 7 = 90,268 -2 Tinggi titik B= 88,268 -1,414 = 86,850

r03

d)

Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir

Rumusnya: Bt = tinggi titik akhir * tinggi titik awal = tinggi titik akhir di B - tinggi titik awal di A = 86,850 - 100,000

-13,15 m (turun)

Dari perhitungan di atas dapat dirangkurn dalam sebuah tabel: Nomor


Sudut Jarak

miring

Jarak datar

Beda tinggi

Tinggi

Titik
A

0
300

dm(m) 3,95
55 4,40 3,60
1

d=dcoso
-1.100

Bt=dsins
2,000

Titik
100,000

340
2

I r'rr'r0

98,000 2,000 96,000 2,000

21"
J

16" 4
130
5

l.r,t-rr-l jlr r
-1.

94,000
1,000 93,000
1,000

4,60 | -l.5tlrt

600 6 340
7 450

B
Jumlah

2,00 I r.000 3,60 | i.000 2,00 I 1.llt

92,000
1.732

90,268
2.000 98,268 1,414 86,850

8)

Menggambar Hasil Penguhrrart


PetUnjuk penggambaran Sama dengan petunjuk pada penggambaran pengukuran

dengan slang plastik. Gambar hasil pengukuran ditunjukkan oleh gambar 4'33'

104

00,000

678

oa 6$ o
O

3,20

o
a O q @ 6

3,00

o R 0
o

o
4,00

O
O

o o o
3,50

O $
@

O $o

^l YI

4,50
O O O

3,oo

.-t,-;
t
I

'l lll.l

@ o

o o o$ o

,;l:

,,lt lt,,

I r{

r.l rl r{r

l'0,00{)

*28

Itrtrlt

llil llil

lttrrrr

tUttrr

"/
r

O
r.,ttttl',tr I ii

Latihan

1. 2. i. 1.

Jelaskan yang dimaksud dengan penyipat datar dan apa tujuannyal

Sebutkan alat-alat sederhana dalam pengukuran beda tinggi dan cantumkan s1'arat masin g-masing alatny al
Bagaimana cara penggunaan hand level?

Dalam pengukuran diperlukan hitungan-hitungan, bagaimana cara menghitung

5.

a. b. c.

beda tinggi antara dua titik; beda tinggi

titik awal dan titik akhir; ketinggian masing-masing titik! Pengukuran beda tinggi den-ean alat-alat sederhana memungkinkan adanya
beberapa kesalahan .vang disebabkan oleh petugas, intrumen (alat) dan alami. Sebutkan dan jelaskan penyebab kesalahan oleh petugas, alat dan pengaruh

6.

alami tersebut! Bagaimana cara mengatasinya? Pengukuran dengan slang plastik, berhrjuan menentukan beda tinggi antara titik awal dan titik akhir.

a. b. c.

Sebutkan alat-alat yang digunakan! Bagaiman cara kerjanya?


Jika datanya seperti di bawah ini, isilah tabel. penr elesaian hirung dengan

rumus hitungan analisis data!


Pembacaan Mistar

Jarak

Beda ttngst

A
I
2
3

0,632

0.432
0.550 0.620

0.611 0.542
0,601

B Jumlah

0,405

r (+):...

106

BAB V

MENGUKURBEDA TII{GGI
DENGAN
ii.i:fr,'..+ia:iiiii':'::;ii1ii+':ji-'itt.:r:i,i"rii:rr::]!ir.!,1
,:r.rrij:,{i:.+

ALAT SIPAT DATAR


Men-sukur :eda tinggi antaradua buah titik adalah mengukur jarak antara salah satu

titik terhadap :rdang horizontal (bidang acuan) yang melewati titik lain. Bila

bidang khal'al ini sud:h diketahui letaknya dengan bantuan alat sipat datar maka
beda tinggi dapat diLrk::r

Di

lapangan yang berpern:uksan tidak rata, bahkan banyak rintangan, bagai-

manakah bidang horizontal acu.rr ::..: harus ditenfukan, dan bagaimana pula beda

tinggi harus diukur? Dan bagaimanakah setiap r13t sifat datar dapat membantu pengukuran beda tinggi secara teliti, mengingat kekhasan masing-masing alat membantu menentukan
kedataran suatu garis acuan pengukrran.

A.

Pengertian Sipat Datar


Sipat datar adalah proses peninluan ketinggian dari sejumlah titik atau peng-

ukuran perbedaan elevasi. Perbedaan lang dimaksud adalah perbedaan tinggi di atas air laut kesuatu titik tertentu sepanrang garis vertikal. Perbedaan tinggi antara

tltik-titik akan dapat ditentukan dengan sans sumbu


pada rambu yang vertikal.

pada pesawat yang ditunjukkan

Tujuan dari pengukuran menyipat datar adalah mencari beda tinggi antara dua

titik yang diukur. Bila salah satu titiknya telah diketahui ketinggiannya terhadap permukaan air laut, maka ketinggian titik yang lain dapat ditentukan lewat pengukuran.

Dalam bab sebelumnya telah dibicarakan cara pengukuran ketinggian dengan alat-alat soderhana yang mempunyai keuntungan tersendiri, tetapi yang paling tetap
dan teliti adalah menggunakan pesawat sipat datar.
Garis bidik

I
hA

t
hB

t,

Gambar 5.1.

107

Dengan pesawat sipat datar kita dapat menentukan selisih-selisih ketinggian

melalui suatu bidang horizontal. Garis bidik adalah suatu garis horizontalyang menembus titrk tengah teropong. Apabila teropong berputar maka garis bidik akan
membenruk suatu bidang dan bila teropongnya horizontal maka garis bidiknya pun akan horizontal. Pada saat menentukan beda trnggi antara

titik A dan B, garis bidik

harus dalam keadaan horizontal. Leuat g,rris bidik yang horizontal kita mengukur

tinggi garis bidik dari tanah baik di titik .{ maupun di titik B. Bumi mempunyaipermukaan ketinggi:n r:ng tidak sama atau mempunyai selisih tinggi. Apabila selisih tinggi dari dua buah titik dap:r .|ketahur maka tinggi titik kedua
dan seterusnya dapat dihitung setelah titik pertama cikerahur tineginva.

B.

Jenis-Jenis Pengukuran Sipat Datar Ada beberapa macam pengukuran menyipat datar di antaranya:

1.

menvipat datar memanjang, yang dibedakan lagi menjadi:

2. 3. 4.

a. b. c. d. e. a. b.

memanjang terbuka; memanjang keliling (terrutup); memanjang terbuka terikat sempuma;


memanjang pergi pulang;

memanjang double stond.

menyipat datar profil. yang dibedakan menjadi:

profil memanjang; profil melintang.

menyipat datar resiprokal menyipat datar luas Dalam bab ini hanl'a akan disajikan pengukuran sipat datar memanjang, baik terbuka maupun keliling.

Dalam siruasi tertenu, jarak antara dua titik, yaitu titik A dan titik B yang harus dibedakan tingginya, dapat panjang sekali dan tidak dapat dijangkau oleh pita ukur.
Rambu ukurnya tidak terbaca atau terbaca namun kurang teliti, dan garis-garis bidik

tidak memotong mistar karena jatuh di bawah atau di atas mistar, Pada kondisi ini jarak antara titik A dan titik B dibagi dalamjarak-jarak yang kecil, sehingga pengukuran dapat dilakukan dengan mudah. Cara pengukuran seperti ini disebut pengukuran menyipat datar memanjang.

C.

Syarat-Syarat Alat Sipat Datar


Pengukuran sipat datar memerlukan dua alat utama yaitu sipat datar dan rambu

ukur alat sipat datar. Biasanya alat ini dilengkapi dengan nivo yang berfungsi untuk mendapatkan sipatan mendatar dari kedudukan alat dan unting-unting untuk mendapatkhn kedudukan alat tersebut di atas

titik yang bersangkutan. Dua alat ini me-

miliki

persy aratan tersendiri.

1.

Pesawat Sipat Datar Pesawat sipat datar yang kita gunakan dapat ditemukan pada beberapa alat

berikut.
108

it,'riiirlililli:r

ir,,ili;

:rlj;

a.

Dumpy Level Alat sipat datar inimempunyai kelebihan yaitu teleskop-

nya hanya bergerak pada suatu bidang yang menylldut 90o


terhadap sumbu rotasinya. Alat

ini adalah alatyang paling

sederhana. Bagian-bagian dump.v level meliputi trivet stuge (landasan statif), levelling sc/?rs (pengatur nivo). tribrach
(

landasan ketiga sekrup). teleskop (teropong), dan spirit level

(niro tabung). \'ane harus diperhatikan dari pesawat ini adalah jika gelembung nir o tabung berada di tengah berarti
sumbu c-c setejer s,.:n:bu b-b sumbu c-c tegak lurus sumbu ke satu.

S.varat-.'.::'. r.:i sipat datar dumpy adalah: l) sari: :r:;':.;..1:ar benang silang harus tegak lurus pada SLilll ^.. r.':]fu.

Gumhot' 5.2, Dumpt' Let'el

2) 3)

garls

:,.:i

;3y{-rpong harus sejajar dengan arah nivo;

elrflS -rilr.

::\rr

harus tegak lurus pada sumbu kesatu.

Petunjuk fienSr\rr'riS.rt -lwnplmulai dengan menyetel statif, arah sumbu diatur oleh kepala t/t,rc'iiiii-g ,;.-i.i. n.'lat paralel disekrupkan pada statif, sumbu irotasi teleskop tegak lurus drdapat ..icnc.lii

.lra

menvetel secara tepat, tabung gelembung


diputar 90" dan gelem-

pada teleskop diputar sampai sejalar densan sekrup penyetel, sekrup penyetel di putar sampai gelernbung berada di ten\rah. tabung udara tepat berada
-eelembung

bung udara disetel dengan sekrup tisa. Pekenaan inr diulang-ulang agar gelembung pada bidang horizontal. Dumpy

di tengah. .lika sudah dr teneah berarti teleskop sudah terletak /elel merupakan pesasat sipat datar lane sudah
sumbu vertikal -1 mur-mur penyetel nivo secara
permanen

lama dan mempunyai lima bagian utama sepefit tersebut di atas.

+, objektif

Vry_

-\ ,z/

Pelat

paralel

sumbu_sumbu sekerup penyetel

Gambar 5.3. Bagan penyipat datur duntp.t'lang penting

(a) 't'

(b)

_ryye__

tt

t'ol 't

3l . z',

Gambar 5.4. Menyetel penyipat datar dumpy.

109

Gambar 5.5.

Dn

ntitt.tni i:.titi! leyel


b

b.

Tilting Let e I
Perbedaan rilrittg level dan durnpy level adalah teleskopnya tidak dapat dipaksa

bergerak seiaiar dengan plat paralel benar-benar sentral berarti alat nir o kotak dan nivo tabung.

di

atas. Penl'etelan pesawat ungkit

ini lebih

mudah dibandingkan dengan dumpy level, setelah sekrupnr a sampai nivo lingkaran

ini sudah datar. Pesasat r:itirtg level teropongnya

dapat diungkit naik atau turun terhadap sendinya, dan rnenrpunl ai dua nivo yaitu

Dalam tilting level terdapat sekrup pengungkit teroponc dan hanya terdiri dari
tiga bagian saja. Sekrup pengungkit dipakai untuk mengatur gelembung nivo tabung
agar tepat di tengah+engah sejajar teropong. Pengungkitan akan mengubah gelem-

bung nivo dan menggerakkan posisi teroponu pada kedudukan mendatar. Bagian

tilting level yang utama adalah dudukan alat. terrrprrng. dan niro utama. Pengoperasian agar garis kolimasi sqatar sumbu niro adalah menggunakan metode patok sebagaimana halnya penvetelan instrumen sipat datar tabung dan menyetel sekrup pengungkit agar gradasin\ a (a - r ) pada rambu dapat dibaca.

sekru p pengu ngkit

Gambar 5.6.
Kon.s tr r tks i i n s tnmte

n s ipot dol or

u n

gkit it ilti n g.

Gombar 5.7. Instrumen sipat dutar ungkititilting.

110

,o@@@@o@@@

ir

@ @ @

1.

2 3. 4.

GunL.ur

LlLttLtr

olonlalti\

5. 6,

7.

Lensa objektif (depan Lensa objektif (belakang) Lensa pengfokus Kilimator pembidik Prisma kompensator Prisma tetap Pelembab

11. Sekrup penyetel pegangan

12. Pusat 13. Lingkaran horizontal


'14. Landasan speris 15. Sekrup krem andasan speris 16 Sekrup pularan horizontal

'1

Se<'-: ::^..rpa1-cjatar

B. Prisma pemilih

9. Pegangan 10. Lensa pembidrk

a ). ,- :-.a(rn -l c:." ,-da<an

Grnil,,tr

-i.

!.

[7771-t17'i11.

'

,': /' i'iiL/1 l0l0r

otonlolis.

c.

Attomatic' Let'el
Pada alat ini yang otomatis adalah sistem pengaturan garis bidik yang tidak lagi

tergantung pada nivo yang terletak di atas teropong. Alat ini hanya mendatarkan bidang nivo kotak rnelalui tiga sekrup penyetel dan secara otomatis sebuah bandul menggantikan fungsi nivo tabung dalam mendatarkan garis nivo ke target yang

"

dikendaki. Bagian-bagian dari alat sipat datar otonratis di antaranya: kip bagian bawah (sebagai landasan pesa\\ at ) ans menurllpu pada kepala statif), sekrup penyetel
kedataran (untuk menyetel ni\ o). tr'ropong. ni\ o kotak (sebagai pedoman penyetelan rambu kesatu yang tegak lurus

nilo), lingkaran rnendatar (skala sudut), dan tombol

pengatur lbkus (menyetel ketajaman gambar objek). Keistimervaan utama dari penyipat datar otomatis adalah garis bidiknya yang melalui perpotongan benang silang tengah selalu horizontal meskipun surnbu optik
alat tersebut tidak horizontal. Pesawat ini muncul karenau,aktu menyetel instrumen-

instrumen penyipat datar memerlukan banyak waktu dan selama pentbacaannya pun selalu diadakan pengontrolan apakah gelembung uap berada di tengah-tengah nivo.

Oleh karena itu. timbul kebutuhan akan penyipat darar otomatis. Pengoperasian alat ini dirnulai dengan memasangkan pesawat pada suatu kaki tiga dengan bantuan ketiga sekrup penyetelkita arahkanpadanivo kotak. Pembidikan
instrumen pada sebuah bak dilakukan dengan cara yang sama seperti pada instrumen penyipat datar tradisional, yaitu diarahkan dan disetel secara cermat dengan sekrup penyetel halus. Benang-benang silang dan gambaran objek disetel dan diatur. Syarat utama dari alat

ini adalah garis pada nivo tabung harus sejajar dengan

garis bidik dan pengontrol instrumen juga merupakan syarat yang harus ada.

t1l

ar darr rambu

I I I

---l
L

---t

----t

lensa

perlc, -s

Guntbut'

5. I

0. Dus,ri.

i,.,;

i, I l,

t'

() I (t

n1i tl I \'

Dalam gambar di atas, sinar mendatar d.rri rambu menembus lensa objektif pada ketinggian A. perpotongan benan_s ril.rn::. Ruang yang terlihat adalah tempat
prisma. beberapa di antaranya bebas berar r.rn :rllrCfti bandul teredam. Karena sifat gerakan ini. maka prisma memantulkan sinr.rr r::rg nrclalui A secara horizontal untuk
semua posisi teleskop.

ii

I
2.
Rambu Ukur
antara garis karena sering dipakai.
dasar putih agar saat dilihat

(lumbor

5.1

l.

Karn utrtontutit' lcycl

Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu mengukur beda tinggi

bidik dengan permukaan tanah. Rambu ukur terbuat dari kayu atau campuran logam aluminium. Ukurannya, tebal 3 cm - 4 cm , lebamya + l0 cm dan panjang 2 m,3 m,4 m atau 5 m. Pada bagian bawah diberi sepatu, agar tidak aus
Rambu ukur dibagi dalam skala, angka-angka menunjukkan ukuran dalam desimeter. Ukuran desimeter dibagi dalam sentimeter oleh E dan oleh kedua garis.
Oleh karena itu, kadang disebut rambu E. Ukuran meter yang dalam rambu ditulis dalam angka romawi. Angka pada rambu ukur tertulis tegak atau terbalik. Pada bidang lebamya ada lukisan milimeter dan diberi cat merah dan hitam dengan cat

darijauh tidak menjadi silau. Meter teratas dan meter terbawah berwarna hitam, dan meter di tengah dibuat berwama merah.

n2

Fungsi rambu ukur adalah sebasai alat banru dalam menenrukan beda tinggi dan mengukur jarak dengan nrenssunak:n pesJ\\ai. Rambu ili,..r :r:sa:ra dib:ca langsung oleh pembidik.
Berdasarkan

a. b.

br'ritik hiintlhra. ranrbu clikelornpokkan nterlach dua

Rambu nesatii

r r. r aitu ratlbu yang letak angkanya terbalik. Letak huruf sama

nracanr

hanra huruth,va yang terbalik, angka nolnyatetap dibawah. Rambu ini diperuntukkan bagi pesawat yang belum dilengkapi lensa pembalik. Rambu positif (+), yairu rambu yang letak angkanya tegak. Letak huruf dan angka nol tetap berada di bawah. Rambu ini diperuntukkan bagipesawat yang sudah dilengkapi dengan lensa pembalik. pesawat yang sekarang banyak dipakai sudah memakai rambu ini.

Pembacaan rambu ukur dapat dilakukan oleh pembidik dengan melihat lensa di dalam pesa\\'at dengan cara: mulai milimeter, sentimeter, desimeter, dan meter,

milimeter, sentimerer, desimeter di belakang koma, yaitu 0,000 atau M, DCM meter, desi senri mili. misal 1.250.

0 !r:t! 0.910 0.900

!-,-1r

+i f; r
Ti
R.;

T
'?,,

HE
50

mm=5

II
.:.-

t=
Keterangctn:

EIY

EIT
lomm

seliapsutu

I i/i,o.r..r

Pada gambar dalam teropong akan terlihat J iracam Denlnq. r aitu benang atas. bawah, tengah, tegak. Adapun yang dipakai dalam perhitungan adalah bacaan benang tengah. Akan tetapi, pembacaan terhadap benang tengah belum tentu benar. sehin_uga dalam pengukuran harus diadakan koreksi pembacaan. Rumus-rumus unruk mencari

koreksi atau kebenaran pembacaan benang tengah atau mmus koreksi pembacaan
rambu adalah:

Benang atas Bacaan benang atas


Benang lengah Benang bawah Bacaan benang tengah

Benang tegak

Bacaan benang bawah

113

a.

pembacaan benang atas dikurangi pembacaan benang tengah benang tengah dikurangi pembacaan benang bawah

= pembacaan

BA-BT=BT-BB
b.

pembacaan benang atas ditambah pembacaan benang bawah


pembacaan benang tengah.

= dua kali

BA+BB=lBT
pembacaan benang atas ditambah pemb:caan benang bawah kemudian dibagi dua = benang tengah.

BA+ BB
':t

=BT

1.9s

Contoh:

atas = ::: tengah = ..--{-i bacaan benang bawah .. ::


bacaan benang bacaan benang
.
1

koreksi pembacaan:
Dengan rumus

1 BA - BT = B. - 3) l.il-i-I.:i: = .-i:l-r.r'r-

..:5

2,152

rumus

,- :er.inr pernbacaan benar


t

2.20

rumui_l Bl-BB=
P ent

B.{-BT =:BT 1.-r:-<-:..:-< = l.r1.l,i5 l.5l = 1.51 berarti


BT

pembacaan benar

Gambar 5.14. bac aan rambu r kn' negoti


r

r.i=Uqi
-1,255

= =

1,255
1,255 berarti pembacaan benar
salah

Di dalam pengukuran tidak usah digunakan ketiga-tiganya, cukup gunakan


Contoh lain:
bacaan benang

satu dan rumus di atas, bila hasilnya seperti di atas berarti pembacaan sudah benar.

bacaan benang

atas = tengah = bacaan benang bawah =


Koreksi pembacaan: BA

1,535

1,420 1,325

BT = BT - BB 1,535 - 7,42 1,42 - 1,325

0,115 = 0,095 berarti pembacaan harus diulangi karena hasilnya tidak benar.
Dalam pembacaan rambu, koreksi adalah keharusan, karena pembacaan rambu
akan berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Akibat dari ketidaktepatan pembacaan

rambu dapat mengakibatkan beda tinggi dan data yang didapat tidak benar. Cara memegang rambupun akan mempengaruhi hasil pembacaan, untuk itu
harus dibantu dengan nivo dan letak tangan terutama annya atau jari-jari tidak menutup angka-angkanya.

jarilari tidak menutupi

angka

dan simbol dalam rambu. Jadi dalam memegang rambu diusahakan pada pegang-

114

Berkaitan dengan rambu ukur, terdapat syarat-syaratyangharus diikuti di


antaranya sebasai berikut.

a. b. :
&.

Pembacaan rambu dimulai dari benang atas, dan baru benang tengah, benang bawah. Pembacaan rambu dilakukan pada ketiga benang dan tidak boleh langsung

: :. g.

hen::: :::ruahnya saja. S.:.:: r-,- - pembacaan rambu harus dilakukan koreksi terhadap pembacaannya. :,:-r--: :-':*h dalam teropong diusahakan berhimpit dalam satu garis dengan jl- : .--r_.:l r ang ada dalam rambu ukur.
rambu harus tegak lurus (vertikal), har -;ir;ts-unting atat nivo yang diletakkan pada rambu.
gerak).
Pembacaan rambu dilakukanjikapesawat sudah siap dioperasikan vans,liran,Ja

\3:-:-kan

ini bisa dibantu dengan

Saat pembacaan posisi rambu jangan terlalu banyak berubah-ubah (bergerak-

dengan letak gelembung yang berada di dalam pesawatberada di tensah-rensah. Pembacaan rambu selain lakukan koreksi yang disebutkan bacaan rambu dapat juga digunakan untuk menentukan

j3.:rr'.,:s diukur antara

,:"s. i.:srl pem-

pesa\L'at dengan rambu, jarak yang diperoleh dari hasil hr:::_:.: r:,-.lan rambu disebut ,.::.. ..-: -.: . :,::.:.;aan rambu adalah: jarak optis. Rumus-::: -s ::::\

a, (Bf-BBi '."'=-=:,.: .:.. b. [lge - Brr - rB: BB . . ,, = -:::r. rrrriS


BA = BT : BB :
benanc .l:;s
benan_u tenurh

:::::::k::

rEEvl1

Keterangan:

benans barr rh

lrL I: I L
lil

lEs tii-rll

ll
il ll ED ldlh

TE__

, il,
I

I >

Iil..iil\

t_

lllt llIlt

l= il-

Contoh:

IETHP IE
_11_<

"

atas = I bacaan benang tengah = 1.1-i5 bacaan benang bau'ah : 1.185 a. Jarak optis (BA - BB1 x 1gg ( 1,325 - 1.1 85) x 196
bacaan benan-g

]FZT- E

l=3ll tE_A)t
|-ililil-ilil-

lE
tF

0,14

100

Gambar 5.15. Rambu trkur dilihat dari terctL., ,::

b.

Jarak

optis
=

14 meter

[(BA

BT)

ler

BB)] x 169

1,225)-r (1,225 [(0,07) + (0,07)] x IQQ


[(1,325 [0,14

1,185)] x lgg

] x lgg

14 meter

D.

Sumber-Sumber Kesalahan pada Pengukuran Beda Tinggi


Ada beberapa sumber kesalahan pada pengukuranbedatinggi, sebagai berikut.

Kesalahan yang disebabkan oleh rambu ukur adarah sebagai berikut.

1' 2.

Kesalahan skala rambu yang sudah lama tidak dikalibrasi dan tidak dikoreksi. Penempatan rambu yang tidak betul-betul vertikal, kesalahan akibat terjadinya

kemiringan rambu dapat membuat elevasi yang didapat tidak tepat, jika rambu
I l5

condong ke depan maka elevasi yang dibaca lebih rendah dari elevasi yang
benar. Jika rambu condons ke belakang maka elevasi yang dibaca lebih tinggi dari elevasi yang benar. Jika rambu condong ke samping kiri atau kanan menga-

kibatkan garis vertikal pesawat tidak sejajar dengan garis vertikal pada rambu.

3. 4. 5. 6. .
1

Rambu terbenam karena tidak ditempatkan pada tumpuan yang keras, lokasi
penempatan rambu dilapisi tanah lunak. Sebaiknya ditancapkan patok terlebih

dahulu sebagai landasan rambu.


Permukaan ujung rambu tidak rata, karena sering dipakai ranrtu lnenjadi tidak rata dan agak miring. Sambungan rambu yang tidak sempurna terutama pada tipc' perparlangan. Kesalahan dan kebingungan dalam membaca rambu. Kesalahan graduasi nol rambu, penggunaan rambu yang tidak sanra untuk

titik

mula dan akhir.

8.

Pembacaan rambu yang jaraknya terlalu jauh akan mengurangi kc'relitian.

ffi

N
{ru
qkT+
il*
ll

r I

II.,NI

T-lr
I I

lk=;il

ll,kl

E-_

lkll r-T--n
E$
c.
Rambu ukur negatiJ

IT
I

E:l rl
rr
-L

[E I rl

--I

I I I I I I I I I ! ! r I I ! I I I I a I I I I I I I I I I ! I I I I I t I I I I I I I I

b. Rambu uhr positif.

Rambu ukur

116

Berikut ini disajikan beberapa kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh instrumen sipat datar.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Lokasi penempatan sipat datar ditempatkan pada tanah lunak yang tidak dilandasi patok.

Pengaturan instrumen sipat datar pada gelembungnya tidak benar-benar di


tengah. Penempatan sipat datar tidak dilakukan pada jarak 1'ang sama.

Kesalahan sumbu kolimasi, yaitu garis kolimasi tidak sejajar dengan sumbu

nivo tabung.

Kaki statif tidak tertancap betui-berul pada permukaan tanah, terutama


tanah yan-e lunak. nrengakibatkan statif amblas pada saat dioperasikan. Kesalahan akibat lamanya rvaktu pengamatan yang akan meningkat secara karena amblasny'a instrumen atau rambu yang tidak vertikal. Penembakan ke belakang dan ke depan tidak dilakukan pada

pada

Inier

titik yang sama.

Kesalahan akibat pandangan mata yang kurang cermat dan kurang terfokusnya lensa mengakibatkan kesalahan yang bersifat acak, biasanya disebut kesalahan paralaks.

Adapun kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh pengaruh alam antara lain
sebagai berikut.

1.

Pengaruh lengkung bumi: pemukaan bumi tidak datar akibatnva lengkung bumi harus diperhitungkan

jika ingin mendapatkan perhirunean i ans baik.

2. 3.

Pengaruh sinar matahari langsung: sinar matahari dapar mengubah kondisi alat

sipat datar dan mengubah garis kolimasi, juga menyebabkan pemuaian parsial
pada alat sipat datar. Pengaruh refraksi cahaya: pengaruh
cahaya

ini akan menyulitkan pembacaan rambu,

di atas permukaan tanah direfraksikan dan mengganggu pengukuran.


Beda Tinggi

E. Teknik Pengukuran

Dalam pelaksanaan pengukuran menl rpat datar unruk menentukan beda tinggi
antara dua titik, ada tiga cara

per{,r\lrl:

lnenr ipat datar. Ketrga cararteknik peng-

ukuran ini didasarkan pada

peni:.::.:,-. -i'.if,tn\a.
garis bidik

1.

Pesawat didirikan pada salah satu titik.


Pesawat didirikan di atas trtrir

A, dan diukur tinggipesas at-

nya dari permukaan tanah


hingga lensa pesawat (TP
Pada
r.

Tp

titik B didirikan rambu

BT

dan baca benang tengahnya. maka beda tinggi antara titik A dan titik B = tinggi pesawat
D = jarak

_*_

dikurangi benang tengah.

Gambar 5.17

ll =Tp'*

bt

t17

Pesawat didirikan
dua titik.

di

antara

di antara Didirikan titik, A dan B. dua rambu pada titik A dan B dan
Pesawat diletakkan
a

baca benang tengahnya, masing-masing bacaan belakang


dan bacaan muka. Beda tinggi

u-u.'uz-l

dan titik B = bacaan benang tengah belaantara

titik A

kang dikurangi bacaan benang


Gambar 5.18.

tengah muka.

BT =B

3.

Pesawat didirikan di luar

titik A dan titik

B
--

;= :\

l.---"--D-l
Gamhar -\.19. Gunthur 5.)rt

Pesawat didirikan di luar

titik A dan titik B. Baca benang tengahnya, masing-masing benang tengah di trtik A dan : benang tengah di titik B,. Beda tinggi di anlara dua titik A dan B bacaan benang tengah di A dikurangi bacaan benang tengah di B. titik A dan titik B, dirikan rambu di
atas

BT=bto-bt*
Teknik ketiga ini dilakukan dalam keadaan terpaksa jika harus melalui rintangan niisalnya sungai dan tidak memungkinkan penggunaan cara pertama dan kedua.

Dari ketiga teknik pengukuran beda tinggi di atas, cara kedua yaitu dengan meletakkan pesawat di antara dua titik adalah cara yang paling baik dan iebih teliti.
Hal ini disebabkan karena dengan cara kedua ini kesalahan dapat diperkecil, terutama kesalahan yang disebabkan oleh garis bidik yang tidak sejajar dengan garis arah

nivo (gelembung).

F.

Teknik Perhitungan Beda Tinggi dengan Alat Sipat Datar

Seperli yang dijelaskan di atas tentang teknik pengukuruan pen,vipat datar ada tiga macam, maka teknik perhitungannya masing-masing berbeda, yaitu:

118

l.

Pesawat di atas salah satu titik. Beda tinggi antara kedua

titik adalah

BT=Tp-Bt
Keterangan:

: : Bt BT :
Tp

tinggr pesau,at
benang tengah beda tinggi
B

Contoh:

1.-D-->l
(,untlrttr 5.2l

Di titik A. Tinggi pesrri:t (Tp) Di titik B. bacaan ber.ins atas bacaan t,e:::ng tengah bacaan ber;ns ba*'ah
A

1,35 meter
1,435 meter

1,360 meter 1,285 meter

Kontr.,. :embacaan

rambu

BA + BB=2.87
+ 1,285 2,72

1,435

:
=
x

2. 1,360 2.72bbenar

Jarak optrs

rlnu ,Jidapat

=
=

{BA

BB) x 169
169

(7,435-1,285)
15 meter

=
C.

Beda

tinggi

antara 2

titik =

Tp
1,35

Bt

:
2.

1,36

-0,01 (di atas garis bidik)

titik Beda tinggi antara dua titik adalah


Pesawat di antara dua

BT=Bto*Bt*,
Keterangon:

Contoh:

Di titik A (belakang)
bacaan benang bacaan benang tengah : bacaan benang bawah :

atas

1,375

1,309

BT Bt*

= beda tinggi = benang tengah


di titik B belakang
benang tengah

1,243.

Bt.=

Di titik B, (muka)

di titik muka
1,230

bacaan benang atas : bacaan benang tengah bacaan benang bawah :

1,764
1,098

1t9

a.

Kontrol pembacaan rambu Di titiK

A,

BA + BB

2BT
2.1,309
1,618 F benar

1,375

1,243

2,618

AB F-d,

Di titiK

B,

BA + BB

2BT
2.1,764

----*1.--dr.rl D.----.---.-------.---.-----------.-------_l
Ganbar 5.22

1.230

1,098

2328

2,328bbenar
1sg

b.

Jarak optis yang didapat

Antara pesarvat dan titik

(BA-BB)x
(1,375

1,243.y

1gg

13.1 meter

.\ntara pesa\\at dan titrk B =

(BA-BB)x
13,2 meter

100

(1,230- 1,098) x lgg


Jumlah jaraknya

= antera pe$awat dan titik A + antara pesawat dan titik B : 73,2 + 13,2
=
26,4 meter

c.

Beda tinggi antara 2

titik =

BtB

BtM

:
Pesawat di luar kedua

1,309

1,164

= 0,145 meter
titik
Keterangan:
Beda tinggi antara dua titiknya adalah =

BT = Bte

Bte

= = Bt, =
BT
Bto

beda tinggi benang tengah di

benang tengah di B

Contoh pada bentuk (a).

Dititik A,

Di titik B,
bacaan benang

atas = 1,475 bacaan benang tengah = 1,400 bacaan benang bawah = 1,325
bacaan benang

atas

= 1,210
1,225
1,180

bacaan benang tengah bacaan benang bawah

a.

Kontrol pembacaan rambu

Di titiK

A,

BA + BB

2BT

1,475+1,325 :2.1,400 2,8 = 2,8 =+ benar

120

Di titiK

B,

BA + BB
1,270

2BT
2.1,225

1,180 2.45

2,45

+benar

b.

Jarak optis yang didapat

Antara pesawat dan titik A =

(BA-BB;x

1gg

= (1,475 - 1,325) x 196 = 15 meter


Antara pesawat dan titik B =

|.-dr------l

(BA-BB)x196
(

l<-

D+l
Gontho,. 5

d2+l

1.270

1,180) x l$$

)-l

9 meter

Jarak antara

titik A dan B adalah titik A

=
=

antara pesawat dan

antara pesawat dax

titik B

= 15-9
6 meter
antara dua

c.

Beda

tinggi

titik

= BtA - BtB : 1,400 -1,225


=
0.175 meter

Secara khusus. teknik perhirunuan i'ang disajikan di au-. ad.:.':. untuk menentukan beda tinggi antara ritik *aja. Padalel :a&

:B:: :*:+:

tfli-r--j :t;r

datar.kitadihadrpr::.:rJ.::<t--itr::::i:':-:r:iis::ii:-;r-r.r,'.::r;-.-; iru, diburuhkan hL':L':::i i;r.- r. t- .---+- -+ -:---r:r_.:6: {:- }.-- -:-::j hasil pengukuran \rns .e::r::

1.

Teknik penentuan beda tinggi antara ntrk airai dar titrk a"-ri:

Rumusnya:

a. b. c.

tsT = E(b)

*I(m)
Keterangan:

g1=f,{+)_E(*) BT= TinggiTirikAkhir-Tinggi vPrirrkAwal ev


18,321

BT

beda tinggi

titik anur,

awal dan akhrr

Contoh: a. Jumiah bacaan belakang (lb) = Jumlah bacaan muka ()m) = Maka beda tingginya = b. Jumlah beda tinggi + (I+) = (I-) = Jumlah beda tinggi Maka beda tingginya =

= jumlah bacaan rel"k':: llol I(m) : jumlah bacaan muii'

I(+) :

IC)

jumlah bed-a = jumlah '.ec:

::::: :.:.:; -

12,620 m

5,701 m (naik) 6,596 m


1,195 m

5,701 m (naik)

c.

Tinggi titik akhir Tinggi titik awal


Maka beda

(B) 95,701 m (A) = 100,000 m


5,701 m (naik)

tingginya

Jika hasilnya (+) berarti tanahnya naik dan Jika hasilnya (-) berarti tanahnya turun

2.

Teknik penentuan ketinggian titik jika tanpa koreksi yaitu

tinggi titik sebelumnya ditambah atau dikurangi beda tingginya


Contoh:

Tinggi I titik A Beda tinggi titik A dan titik Maka tinggi titik I

=
1

100,000 0,075 100,000

=
=
=

0,075

99.925 meter

3.

Teknik penentuan koreksi beda tinggi

Rumusnya:

a.

At = X(B)

- I(m)
Keterangan:

b.
Contoh:

rt = X(+) - I(-)

rt :

koreksi beda tinggi

a.
b.

Jumlah bacaan belakang

Jumlah bacaan muka I(m) : 16.50-1 m Maka koreksi beda tingginl'a = 1.106 m 1.668 m Jumlah beda trnggr It-t 0,362 m Jumlah beda tinggi li-l Maka koreksi beda tingginya = 1,306 m

I(b)

1-.869

nr

4.

Teknik penentuan koreksi pada setiap titik

Rumusnya:

Ar a, At, = ?

Keturangan:

b. Afir= S*o,
Contoh:

Atn = koreksi di titik ke-n dn = jarak di titik ke-n

In :

jumlah jarak

At = koreksi beda tinggi


11 = jumlah titik yang diukur

tinggi = 1,306 m buah titik Jumlah titik yang diukur = 15 Maka koreksi setiap titik = lJa6 :0,08706 m b. Jumlah jarak seluruhoyu : 350,000 m 1,306 m Koreksi beda tinggi = : 23,33 m Jarak titik A ke titik I a.
Koreksi beda

t22

Maka koreksi di titik tersebut adalah A tn =

dn

ED

XAt x 1'306

:#
:
ditulis

0,08706

-0,08706

Jika hasil koreksi pada setiap titik negatif maka dalam perhitungan dianggap positif dan sebaliknya jika koreksinya positifmaka dalam perhitungan dianggap
negatif.

5.

Teknik penentuan ketinggian titik jika ada koreksi Ketinggian titik-titik yang diukur = tinggi titik sebelumnya ditambah (+) atau dikurangi (-) beda tingginya dan ditambah (+) atau dikurangi (-) dengan harga koreksinya.
Contoh;

Tinggi

titik.\
B

l,l( l.l,lr-,{ rl,l

il:

titik A dan titik Koreksi di titik B


Beda tinggi

-l.l

0rU nr

-0,8706 m

Maka tinggi titik B

= 97,8050 m
titik awal juga merupakan titik akhir

Penggunaan rumus-rumus koreksi biasanya dipakai pada bentuk pengukuran dengan metode menutup atau keliling di mana dari pengukuran, yang berarti tinggi awal harus sama dengan tinggi akhir pengukuran.

Namun terkadang hasil pengukuran yang diperoleh tidak tepat, tetapi ada keiebihan
dan kelebihan ini drjadikan sebagai koreksinya.

G.

Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi


Untuk dapat menggambar diperlukan daftar pengukuran yang sudah siap untuk

digambar. Artinya data-datatentang jarak dan tinggi titiknya sudah dihitung dengan

baik. Untuk menggambar hasil pengukuran dapat dilakukan dengan cara berikut.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Siapkan kertas gambar milimeter dan alat-alat gambar yang diperlukan.


Pada bagian bawah kertas milimeter buatlah empat buah garis mendatar berjarak

2 cm.
Pada garis pertama untuk menuliskan

titik-titik utama maupun titik-titik detail

yang berjarak sesuai dengan jaraknya masing-masing. Jarak ini diukur berdasar-

kan skalajarak.

Antara garis pertama dan kedua, untuk menuliskan jarak masing-masing titik yang diawali dari titik pertama dengan jarak 0,00 meter, Antara garis kedua dan ketiga, dipergunakan untuk menuliskan ketinggian
masing-masing titik. Antaragaris ketiga dan keempat unfuk menuliskan persentase kemiringan suatu
rencana proyek. Besar kemiringan adalah beda tinggi dibagijarak dan dikalikan 100%.

Pada garis keempat untuk menuliskan jarak setiap 5Q meter (0,5 hm) yang

dimulai dari titik pertama dengan jarak 0,00 hm.

8.

Melalui titik-titik pada garis pertama tadi buatlah garis tipistipis ke atas, dan pada bidang ini buatlah garis-garis mendatar yang berjarak sesuai dengan skala tingginya. Banyaknya garis tergantung beda tinggi antara titik tertinggi dan

titik

terendah.

a.

Tentukan
Tentukan

titik tertinggi dan dibulatkan ke atas dalam meter,


menjadi 80,000.
1

misalnya:

+17 9,560 dibulatkan

b.

titik

terendah dan dibulatkan ke bawah dalam meter, misalnya:

-161,520 dibulatkan menjadi 1 67,000.

Dari data di atas, maka jarak tertinggi dan terendah adalah 3 meter yaitu
g

3,000 meter, sehingga skala tingginya sudah didapat' Tenrukan letak dan kedudukan masing-masing titik berdasarkan ketinggian profil 180.000 167.000

rnem3nang :tau hasil pengukuran beda tingginya. Dalam mensi::'.r:r hasrl pl'ngukuran beda tinggi diperlukan dua jenis skala, yaitu skala jarak tskai; pir-.,:.i , c;r skaia tinggi. Skala jarak dibuat lebih kecil daripada

skalatinggidanbiasanradiouarskaiatinsci l0kalilebihbesardariskalajarak. Alasan menggunakan skala rang berbcd: adalah bahr.va biasanya jarak memanjang jauh lebih besar dari pada jarak pada beda tinggini a. Bila kita menggunakan skala yang sama dengan skala kecil, maka panjang dapat kita gambarkan, tetapi beda tinggi tidak dapat digambar. Demikian pula sebaliknya bila digunakan skala L
yang besar, maka beda tinggi dapat digambarkan, tetapijarak memanjang tidak dapat

digambarkan. Besar skala tinggi biasanya diambil 10 kali, 50 kali, atau 100 kali dari skala panjang. Hal ini sangat tergantung dari daerah yang diukur. Untuk itu diperlukan kejelian dalam memilih kedua skaia agar hasil pengukuran dapat digambar dengan baik.

100,000 99,500

98,500
96.500

50,00

(iambar 5.24. Contoh penampang proJil.

124

H. Nlengukur, Menghitung dan Menggambar


Datar

Beda Tinggi dengan Alat Sipat

Pengukuran beda tinggi yang akan dilaksanakan adalah menyipat datar tnemanjang terbuka jarak langsung dan tertutup jarak optis. Dengan dua bentuk
tersebut, dapat memberikan dasar kemampuan untuk mengukur, menghitung dan
menggambar pada bentuk menyipat datar yang lain.

l.

^ltenyipat Datur Memanjang Terbuks Jsrak Langsung


Pengukuran terbuka jarak langsung adalah pengukuran yang dimulai dari

titik

tertenru dan jarak diukur langsung dengan pita ukur.

Hal pertama yang akan kita pelajari adalah menyipat datar memanjang terbuka

jarak langsune. Langkah kerja yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

a.

Tu.jutut

Dengan disediakan seperangkat pesawat waterpas (sipat datar) diharapkan dapat: menr etel pesa\\'at sipat datar hingga siap untuk dioperasikan dengan cepat

1)

dan benrr:

2) 3) 4) b. .i 2) 3) 4) c. l)

melakukan pengukuran menyipat datar memanjang terbukajarak langsung;

menghitung hasil pengukuran yang meliputi: beda tinggi antar dua titik.
beda tinggi antaratitik awal dan titik akhir, dan ketinggian masing-masing

titik yang diukur: menggambar profil memanjang dari hasil pengukuran.

Petunjuk lJmum
Pengukuran menyipat datar memanjang terbuka adalah pengukuran meman-

jang, dimana titik awalpengukuran diketahuiketinggiannl'a. sehingga titik-

titik yang lain dapat dihitung ketinggiannya. Pelajari lebih dahulu lembaran kerja dengan sebaik-baiknya sebelum
memulai pengukuran.

Kerja sama antara kelompok sangat diperlukan.


Jaga peralatan jangan sampai ada yangketinggalan.

Alat-Alat Kerja
Alat-alat yang dibutuhkan adalah: pesawat waterpas, statif, pita ukur, dan rambu
ukur.

d.

Lokosi Pengukuran
Sekitar lokasi halaman sekolah.

125

Gambar 5.25

e.

Keselamatan Kerla
1)

Pesawat harus selalu dipayungi agar terhindar dari panas matahari dan hujan.

2)
3)

Gunakan bagian pesawat sesuai dengan tungsinya masing-masing.

Hati-hati dalam memasang, mendinkan. maupun membawa pesawat.

Langkah Kerja
1)

Siapkan semua peralatan tersebut di atas se:el..::r nremulai pengukuran.

z)

Menuju ke lokasi pengukuran, ukur iarak


pita ukur, bagi dua sama panjang unnrk (Catat dalam daftar pengukuran).

:::.:: I rrtik A dan B dengan ir.lrli :esa\\'at. misalnya titik Pr

3) 4)

Dirikan pesawat di atas titik P1 dan seiei :::ig.l sr.ip untuk dioperasikan. Arahkan pesawat ke titik belakang t.\ r r;ng t.'i:h dtpasang rambu ukur,
baca benang tengahnya dan dikontr..l keLrenarannl'a dengan membaca
benang atas dan bawah (catat dahi::

5)

Pesawat

J":ar pen-uukuran). diarahkan ke titik muka tB r r:ng telah berdiri rambu pula,
L

baca

benang tengahnya dan dikontrol kebt'nrrannr a dengan bacaan benang atas dan bawah. (Catat dalam daftar pergr:kuran 6) 1)
8)

Ukurjarak antaratitik B dan titrk C.,terg:n prta ukur. Bagi dua jarakini 'ncnkutni a. misal di titik Pr. sama panjang untuk tempat pesa\\ at
Dirikan pesawat di titik P., setel hingga siap dioperasikan, lakukan langkahlangkah kerja dan nomor 5) dan 5 r. Demikian seterusnya hingga penuiikuran selesai pada titik terakhir yang ditentukan.

g.

Gambar Kerja

t26

l+-

dr

--

Pz- 6,

,l

Gambar 5.27. h.

Tahei Hasil Pengukuran Bacaan Rambu

Pesan.li \omor Titik


Pi

Belakang

Muka

Jarak (m)
'.

1.311 r

I ll

Anali.sis Dtlt,; .:).,. :.,- .,''.;i:

1) \lencan be.r::.:5_:: ttnra 2 titik


Rumusnya: Bt: Bt. Keterangan:
Bt-.

Bt = beda tinggi antar 2 titik


Bt, = Bt,, =
bacaan benang tengah belakang bacaan benang tengah muka

Dalam perhitungan ini beda tinggi antara:

titikAdantitikB = 1,327 - 1.365 : -0,044 titikBdantitikC :1,440 - 1,480: -0,040 titik C dan titik D = 1,460 - 1,330 : 0,130
titik D dan titik E : 1,560 - 1,220: -0,340 titik E dantitik F : 1,320 - 1,260 : -0,060 titik F dan titik G = 1,430 - i,370 = 0,160

i_

2)

Mencari beda tinggi antara titik awal dan titik akhir

Rumusnya:

a,
BT
I(B)
I(M)

BT = I(B) -

Ir\l) -1-:

= bedatinggititikawal I(M):1,365- i.:: BT : I(B) - Ir\1 dan akhir

1.110+ 1,260+ 1,370:8,025

jumlah bacaan = jumlah bacaan

belakang muka

8,531

- S.li:j
(naik
r

= 0,506

b.

BT = I(+) -

I(-)
=

Keterangan. I(+) : 0,130 + 0.11(.,- . r, BT : beda tinggi titik awal I(-) : 0,044 + 0.0-1[t BT : ,(+) _ I(_) dan akhir = 0,59 - 0.081 I(+) : jumlah beda tinggi positif : jumlahbedatingginegatif = 0,506 (naikt I(-) 3) Mencari ketinggian titik 1.:: : -' -Tinggi masing-masing titik \ masing titik adalah:

rt.59

3t: J:*.'*'
-'

:-:

.- . ::gi ritik sebelumnya ditambah


:'-:::rungan ini tinggi masing-

atau dikurangi dengan beda r::.:g.:.

' '-'
'..'

'

tinggi titik A ditentukan =

*'. I QQ.!r.tr r.

tinggititikDtingginr: = v-.- -tinggi titik E ttnggrr,,j =' r''.'lt' tinggi titik F tingg:nr: = irxl.-ii6 tinggititik G tinggrnra =
berikut.
100.{-16

r1.-i{tt 0.060

.-:"='r|{r.r.U6 = iUU.i86

100,446

0,060 :100,446

Hasil perhirunean-perhirungan di atas dapat dimasukkan dalam tabel sebagai

Nomor

Pembacaan Rambu Belakang 1,321

Jarak

Beda tinggi
+

Titik

Muka

(m)
23,0

Tinggi
0,044
0,040 100,000

A
B C

1,440 1,460
1,560

1,365 24,00
1,480

99,956 99,916
20,50
0,1 30

D
E
F

1,330

100,046 20,60 0,340


100,3 86

1,320 [,430

1,220 20,80 1,260 21,00 0,060 1,370 129,90 0,590 0,084 0,060

100,446 100,s06

G Jumlah
8,531

8,025

128

Untuk menentukan beda ting,ei antara titik au,al dan titik akhir dapat dilakukan dengan melihat tinggi titik aual dan ringgi titik akhir.

Bt = Tinggi titik akhir-tinggi iirik :rr ai

100,506

100.00(r
',

0,506 (naikt

Temyata hasil r anc drp.'rtrleh tetap sar..: bahwa perhinrngan di atas benar.

: :- -t1.506, sehingga dapat dikatakan

l.

Menggambar Hasil Pengukururi

1) Pada kertas gambar bagian 'r',,.: : : ,: j g.rns yang berjarak 2 cm. 2) Pada garis pertanta unruk : .- - :r :- . . -..t.r urama yang sesuai dengan jaraknya masing-masin5 . .-,. - :,: -' ::.::J\:n skala jarak titiknya adalah

Langkah-langkah penggambaran

;J:

j :.:r:.:. xrikut.

3) 4)

A, B, C, D, E, F. G. Pada garis kedua uni.... --- - -. i- :::.r-_t.trik antara kedua titik yaitu 23.0,24,0A 10'5tt: l'''^ ' Antara -uaris pcrt:::r J.:- :--' .- t-.:. -,:" unruk ntenuhskan jumlah jrak titik-titik\ans:i j: j j - --= I -. -.- :.:tulardantitikaualpengukuran r.n'la.9fr yaifu0.0oo. l: , -- I --:

titikr::.:: -.--. - - , ,
l0t r.-< ^

-- -:- -'- ''..1....:.

r -: ",i'i :'.6

1f)f).JJ6:

6) .\:.:-,:, -:I . ..-..-r: --:l-. r,';t]..'.:. .:1- l:r\11 . \ JttL. =


Betla

",1... ...;'- ..-l'.L--:'- .-.;...


t00o/o

l.'l'.-

ti.eei

l;Kemiringan titik .{ dan titik B

: -0,191 (turun) q'q!r..el95 x 100% : Kemiringan titik B dan ririk C = -0,166 (turun) 1(!!{-#t" x 100o/o = 0,634 (naik) Kemiringan titik C dan titik D =
=
ee'e59.

#Faaa

x 100%

Kemiringan titik D dan titik E


Kemiringan

= 100''+'{t - 100'386 x 100% : titik E dan titik F 100%

l(x)j^81E0 1-00'J46

1,650 (naik)

0,288 (naik) 0,286 (naik)

Kemiringan titik F dan titik

6=

'l-0'0.5il6ftljfA446 x

100%:

7) Letaklian besamya jarak setiap 50 meter yang dimulai dari titik pertama dengan

jarak 0,000 meter pada garis keempat.


8) Buatlah garis-garis tipis ke atas, melalui

titik-titik pada garis pertama dan pada bidang ini buatlah garis-garis mendatar yang berjarak sesuai dengan skala tingginya.

e) Tentukan titik tertinggi dan terendah kemudian dibuat intervalnya. Dari hitungan

tinggi titik di atas, titik tertinggi dari hasil hitungan adalah 100,506, dibulatkan ke atas menjadi 100,600, dan titik ini terletak di titik G. Titik terendah dari
hasil perhitungan adalah 99,916, dibulatkan ke bawah menjadi 99,900 dan titik ini terletak pada titik C. Jadi ada 7 tingkatan/interval yaitu 99,900; 100,000; 100,100; 100,200; 100,300; 100,400; 100,500.

119

TA,

!.-

_=

m'st

o O.
O O

o @o N

I.BB

Sa,',

o q o
I

09'/9

9ic

t,

O O N

00

/,
O N

9t6 66

@_

=-=
t-

00'e z

v9b bb

O O. O N

o_ o#

000'0

00'00 t

o o
O

o NO O

O 6 O O

O O O

o-

o o

o-

'6r
CrF

c G o C
E q) :<

o o

1l()

t0) Tentukan letakmasing-masing titikberdasarkan ketinggian masing-masing titik


yang bersangkutan dari hasil pengukuran.

1r) Hubungkan titik-titik secara berurutan dan terbentuk gambar profil memanjang dari hasil pengukuran.

t2) Cantumkan

skala tinggi dan skala mendatamya.

2.

Menyipat Dstar Memanjang Tertutup (Keliling) Jarak Optis

Pengukuran keliling jarak optis dilakukan dari suatu titik tertentu dan berakhir pada titik tersebut. Pengukuran jarak dilakukan tidak menggunakan pita ukur tetapi dengan menghitung dari hasil pembacaan rambu. Langkah kerja untuk menyipat datar memanjang tertutup (keliling) jarak optis adalah sebagai berikut.

a.

Tujuan

Dengan disediakan seperangkat pesawat sipat datar diharapkan dapat:

1)

2) 3) 4) b.
1

terampil menyetel pesawat sipat datar sehingga siap untuk dioperasikan; melakukan pengukuran menyipat datar memanjang keliling jarak optis; menghitung hasil pengukuran yang meliputi: beda tinggi antara kedua titik, koreksibeda tinggi untuk setiap titik, ketinggian masing-masing titik yang

diukur;
menggambar profil memanjang hasil pengukuran.

Peruniuk L'mum

\lenr rpai daur keliling adalah menr ipat datar dimana :iik sr:.
i11oj

:r.:-.----

-3-.-ir,:l- ill.( .1..:,:: :e:S-j'-::: 2l Pelala: .;t.t:r:r r -t: I -:-i-t -.-:j:r


ukuran.

-=t -- - - : J:: i:- lr:---

3. c.

p-[.ii-:::.::*.:- -;,--: >: ] atas. benan { :i:..:: ::- :.: - .- . :.: .' : Dalam

Alat-Alat Keja
Peralatan kerya i J:.! J.r*i-:.r:r. :r..:r: .:.r. l'::.:," :l : l ukur, jalon, rol metelpita ukur. dan alat-aiar Ltlrl: uJ.L f'i_\ !i.1i

d.

Lokasi Pengukuran
Sekitar lokasi halaman sekolah.

l3r

e.

Keselamatan Kerja

1)

Pesawat harus seialu dipayungi agar terhindar dari panas matahari dan hujan. Gunakan bagian dari pesau at sesuai dengan fungsinya masing-masing.

2) 3)

Hati-hati dalam memasang pesau,at, mendirikan pesawat maupun membawa pesawat.

Langkah Kerja

1) Siapkan semua peralatan seperti terse3 L:: dl lt3s sebelum mulai pengukuran 2) Menuju ke lokasi pengukuran dan dirikan p$a\\:: ir .rntara dua titik belakang A dan titik muka B kira-kira di tengah+engah. oa:r stel pesawat hingga

siap dioperaskan.

3) 4) 5) 6)
1)
6'

Arahkan teropong ke titik belakang (A) yang telah didinkan rambu. Baca
benang atas, benang tengah dan benang bawah. Kontrol pembacaan rambu

ini dan catat dalam daftar pengukuran sebagai pembacaan rambu belakang. Putar pesawat dan diarahkan ke titik muka (B) yang telah berdiri rambu.
Baca benang atas, benang tengah dan benang bawah. Hasilnya dicatat dalam

daftar pengukuran sebagai data pembacaan rambu muka. Pindahkan pesawatkira-kira di pertengahan titik B dan titik C, aturpesawat hingga siap untuk dioperasikan. Lakukan pekerjaan seperti langkah 3) dan

4). Semua pembacaan rambu dicatat dalam daftar pengukuran. Demikian seterusnya hingga pengukuran selesai pada titik yang telah ditentukan (titik terakhir). Buatlah laporan hasil pengukuran dengan lengkap dan beful.

Gambar Kerja

Gantbar 5.30

--P
Gambar 5.31

I )_

h.

Data Hasil Pengukuran


Pembacaan Rambu

Belakang \lulia
Keterangon;

?::
' .J'i'i

lae-aan rambu yaitu:

B.{ = benang atas BT = benang tengah BB = benang bau,ah

i.5-1t,t 0.66-1

1.-1.15

I,t5t

1,322 I,905
1,805

1.283
1,705

713 0,640
0,567

.^ 16

,.,.95]

l._r25

A I

l.ls5

133

Analisis Data

P engukuran

l)

Mencari jarak optis

Mencari jarak muka dan jarak belakang di gunakan dengan rumus:

1={Ba-Bb)x
Keterangan:

169

J Ba :
Bb =
100

jarak datar optis


bacaan benang atas bacaan benang bawah

= selisih, berlaku untuk rambu tegak maupun rambu terbalik


=
konstanta pesawat

'ul = It'r'r =
Tr:rk B dar: titik

11.-{ meter

10.6 meter
33,0 meter

Titik P-dan

P- = titik C =

= Titik C dan titik P., : (0,943 - 0,767) x 100 : Titik Pr dan titik D = (1,568 - 1,322) x 100 :
JaraktitikB danC
Jarak

11.6.18 (1.085

1,025) 1,420)

x 100 = xx 100=

6,0 meter

22,8 meter 28,8 metet


17,6 meter

24,6 meter 42,2 meter

titik c dan D

Titik D dan titik P, Titik P,dan titik E


Jarak

: : : :

(0,877
(1.905

0.663 x
1.705) x

100 100 :

i.,1 meter

20,0 meter
41,4 meter 17.0 meter

titik D dan E

Titik E dan titik P. Titik P. dan titik F

= Titik F dan titik Pu = (0,935 - 0,765) x 100 = Titik dan titik G : (1,306 - 1'164) x 100 :
iarak titik E dan F
P6

100 (1 ,283 - 1,007) x 100 :


(1,152

0,982) x

27.6 meter
44,6 meter 17,0 meter 14,2 meter

Jarak

titik F dan G

31,2 meter
14,6 meter

Titik G dan titik P, Titik P, dan titik H


Jarak

: = (7,334 - 1,1 16) x 100 :


(0,713

0,567) x 100

21,8 meter
36,4 meter

titik G dan H

Titik H dan titik P, Titik P8 dan titik 1


Jarak

(1

,411 (0,952

1,279)

X X

0'728)

100 100 =
100 100

13,2 meter

22,4 meter
35,6 meter

titik H dan I

Titik I dan titik P, Titik P, dan titik l


Jarak

: (1,325 (1,527

1,323)

1,185) x

titik I dan J

: : =

20,4 meter
14,0 meter 34.4 meter

134

Titik J dan titik P,,, Titik Pr.dan titik A

- 1,108) x 100 = = (1,225 - 1.08,i) r 100 =


(1,372

26,4 meter
14,0 meter

A = -10.1 meter Jumlah jarak A sampai A lagi: I-' = -:h'\.r merer 2) Mencari beda tinggi antara dua rir:r
Jarak titik J dan

Rumusnya: BT = Bt, -

Btu,

Kelerangan:

BT =
Bta
Btr.r

=: .1 -; - ".,.. benar; :r: r, - rr r-:-r


beda tins-:.

.:-..- - --r Pada pengukuran ini. t:J: : -1; -- :-: AdanB,BT = l._::,,_ .. _-. . .._- *:::r
=
benr:_:
:
+

rnaik)

D dan E. Bl = E dan F. B. = FdanC.:. = G dan H. B- =


C dan D.

BT

::: :r.:

-: : -: :i: :-:

i*,

. -^r merer (turun) - . \ meter (turun) = - -:.irneter(turun) : .-. .i ]-< neier rrurun
.: ,, :ii:a:

:erer (rurun)

= --: Jdan.\.B- = __

I dan J. Bl

':r = :: =

r{ -;.:.- -:.

:.=

a)

BT =

l-::. :: i .--- :

-:_i

t' . r. : .r.:.

b) BT=I: Ic.r B;=I-r It


BT
I(b) :
I(m) =
r

KL'ler0ng0n: beda tinggi jumlah bacaan belakang jumlah bacaan rnuka jumlah beda tinggi +

I(+) =

I(-) :

jumlah beda

tinggi-

Dalam perhitungan ini dicoba digunakan cara ketiga, terlebih dahulu menghirung jurnlah

I(+)
Jadi

,(-) : :

0,327 +0,505 + 8,2 + 0,085

1,117

0,479 + 0,59 + 0,265 +8 ,078 + 0,3g5 + 0,5g5 = 2.3g2


1,117

BT = I(+) - I(-)
-2,382

-1,265 (turun)
1-1r

4) Mencari koreksi beda tinggi Rumusnya: Keturangan; a) AT = I(b) - I(m) At : koreksi beda tinggi

b)

at =

r(+)-E(-) i3:ililillil:::ll'ill"* tinggi + I(+) : jumlah


beda

I(-)
At

= jumlah beda tinggi

Dalam perhirungan ini digunakan rumus yang kedua yaitu:

= l-l- I(-) = I l1-7_1 192 = -1.165 (turun)


t.tLt -rJ

5) a)
o

\lencan k,-)reksi pada setiap titik


a:

Rumusnr

Keterangan:

A*
atn

. = dn x at ;o

Atn = koreksi titik ke-n dn = jarak titik ke-n ID : jumlah jarak

At = koreksi beda tinggi

.-

= tumlah titik

Bila koreksi titik bertanda plus (-). maka koreksi setiap titik bertanda negatif (-). Sebaliknya bila koreksi titik bertanda negatif l-t. maka koreksi setiap titik bertanda positif (+). Dalam perhitungan ini digunakan rumus yang kedua yaitu:

.dn Atn =

j6

xAt

Besar koreksi pada titik:

TitikB AtB
Titik C Atc

: #
=

ffi : TitikD AtD % TitikE AtE : ** TitikF AtF = H Titikc Atc = # Titik H AtH = # Titikl At, = #
TitikJ Atr
Titik A AtA

x -1,265 = x _1,265 :
x -1,265 = x_t,26s = x
_1,265

0.113'14

0.09901
0.1-1500

0.11230

: 0.15330 x-1,265 : O,1Ol25


x_1,265 =0,12237
=0,11825

x -1,265 = 0,12520

=#x-1,265
=

_1,265

0,13887

Jumlah seluruhnya adalah= 1,265

136

Karena hasil koreksi pada setiap titik adalah negatif, maka dalam perhitungan menjadi positif yaitu menjadi 1,265.

6)

Mencari tinggi masing-masing titik

Untuk mencari tinggi masing-masing titik yang diukur adaiah tinggi titik sebelumnya ditambah atau dikurangi beda tinggi dan ditambah koreksi setiap titiknya.
Pada perhitungan

ini tinggi masing-masing titiknya adalah:


100,000 (ditetapkan/sudah diketahuit

Tinggititikl = 98,83051 *0.56-i -0.12231 : 99,45788 TinggititikJ = 99.45788 -0.:-0.11825 = 99,77613 Tinggi titikA = 99;t7613 *0.085-0,13887 :100,00000

= 100,000 +0,321 +0,11344 : 100.11044 Tinggi titik C = 100.44044 -0,479+ 0,09901 = 100.06016 Tinggi titik D = 100,06046 -0,590 + 0.145()0 = 99.61516 TinggititikE = 99,61546-0,265 - 0.l-ttlrI = 99.49216 Tinggi titik F -- 99,49276 - 0,078 - 9.1-r,1-10 = 99,56806 Tinggi titik G = 99,56806 - 0.385 - 0.10-l,i 99,29031 TinggititikH = 99,29031 -0.58-i-0.11-s20 = 98,83051
TinggititikB

Tinggi

titikA =

Dari hasil perhitungan tinggi masing-masing titik di atas dapat dilihat bahwa tinggi titik A awal =100,000 sama dengan tinggi titik akhir di A =100,000. Jadi
sesuai dengan keterangan di atas bahwa dalam pengukuran keliling atau terrutup

tinggi titik awaldan tinggititik akhir adalah sama yairu 100,000.


Hasil perhitungan analisis data di atas dapat diringkas dalam tabel:
\omor titik
A
B
C

Pembacaan benang tengah Belakang

Jarak (m)

Beda

tin'tsj

Muka

r.-rl-

K':.ek'iTinssi ,i,ir.:
l. l 1 -i,1,{
100.000

t.350 r.055
0,85,s

! 3f
i t/
1

| 1r.
+

1.-1-!)
0 590
0"265 0,078
0.3 85

t00.440

i0^09902
I

00.060
e9.6
r5

0. lrl-s00 0, I 4230

D
E
F

I.5+rl
1,067

I .rt.+,5

41.4
1,805

99,492
44.6
0. t 5330
0. 1 0725
0"1

0.8s0
0.640
1.345

,l+5
J l._

qg s6R gg lq0 98,830

(i
H

1.235

36.4

8.585 0.505

2520

|.225
0,12231
0.840 31.4 0.20 0.085

1.425
J

99,15

.)/n

0.r 1825
99,17 6

t.D.5
40.4

A
Jumlah

l.l
IB=1r.367

0.13887

55

D=i68 f1+) 1,1)7

N{=12.632

I t r-2.382

100.000 1.26500

131

:*-

;t :\or

Ha-sil Pengtkuran

Langkah-langkah penggambaran adalah sebagai berikut.

1t Buat empat garis yang be{arak 2 cmpada kertas bagian bawah. 2) Tuliskan titik A, B, C, D, E, F, G, H, I, J pada garis pertama sesuai skala
jaraknya.

3) 4) 5) 6)

Tuliskan jarak antara kedua titik yaitu: 33; 28,8; 42,2; 41,4; 44,6;31,2; 36,4;35,6;3-l.l: 10.1 pada garis kedua. Tuliskan jumlah iarak dimulai 0,000; 33,000; 61,8; 1 04, 145,4; 190; 221,2;

257,6;293,2: il-.6: -1t': ditulis diatara garis pertama dan kedua. Tuliskan tinggi nrasing-rnrsrns titik di antara garis kedua dan ketiga.
Tuliskan kemiringan di :nura sans ketiea dan keempat yaitu: Kemiringan

titik.\

da:r

B - I :- - I l'l' = i.-t_l-l rnaikt


C=
=
= -1,319 (turun)

l[tti

Kemiringan titik B dan

lttQ'Q6!- !0Q'+0 x 100%

KemiringantitikcdanD

2A%#@
99'492

x 100%

= -1,055 (turun)
Kemiringan titik D dan

E=

.99'61s

x 100%

-0,29'7 (turun)

Kemiringan titik E dan

p = qe'r5-:912r r lOgozir
=
0.170 (naik)

Keminngan titik F dan

G = e9190 99J6t x 100%


= -0,891 (turun)

KemiringantitikcdanH

= %2#H
=
-1,264 (turun)

x100%

Kemiringan titik H dan

I = 99'45#&EiA
=
1,761 (naik)

x fi1%

Kemiringan titik I dan

J =

99'710-29'4s7 x fi1%
0,930 (naik)

Kemiringan titik J dan

= Ea!ffiry]o x fi1%
=
0,555 (naik)

7. 8, 9.
138

Tentukan tingkat/intervalnya, titik tertinggi 100,440 dibulatkan ke atas menjadi 101,000 dan titik terendah 98,830 dibulatkan ke bawah menjadi 98,000; intervalnya ditentukan 98,000; 99,000; 100,000; 101,000. Tentukan letak masing-masing titik berdasarkan ketinggiannya. Hubungkan titik-titik secara berurutan hingga terbentuk gambarnya.

00'89e

000'00t

3= o-9
-L

o q
O 6

09'/zt
,r2

9L/'66
$ o

3x o_E
/9V'66

o O. o o

Y '%.

0z't6z
@-

rC

o o

(o= r_=

I
09'LgZ 08'86

I
DZ'17.2
N

aaz aa

i , ,

00'06 t

89S',66

a,

,.

v
0t'9,
r

,
Z

00

r0t
N N

s r 9'66

oO O 6= o?

7
0B'r9
0r'7'00l,

7
v
co

o-jf,

o N
00't0
0rr'00 t
O,

o o

t-

%
O

o
000'0

o-6
-c

00'00 t

8.

o
O

o oO

o)

o o O o O)

Ctj-r

P{

G o) C

:l

0)

139

Latihan

l.

Jelaskan yang dimaksud dengan perbedaan elevasi dan apa tujuan pengukuran

menyipat datar?

2. Jenis-jenis pengukuran sipat datar ada bermacam-macam. Sebutkanl 3. Sebutkan alat-alat yang dipakai untuk sipat datar! 4. Bagaimana perbedaan antara pesawat dumpy level, tilting level dan automatic
level?

5. Ada dua jenis rambu ukur. Sebutkan dan terangkan apa fungsinya masingmasing!

6. Berkaitan 7.

dengan rambu ukur, dalam pembacaan perlu dilakukan koreksi terhadap hasil pembacaannva. Bagaimana mengoreksi hasil pembacaannya? Pada pengukuran beda tinggi dengan alat sipat datar, kesalahan dapat muncul oleh rambu, alat sipat datar, dan pengaruh alam. Terangkan maksudnya!

8. Teknik pengukuran adatiga macam. Sebutkan dan bagaimana cara mencari beda tingginya masing-masing?

9.

Bagaimana langkah-langkah penggambaran hasil pengukuran? tertutup.

10. Kita akan melakukan pengukuran antara titik A dan titik B secara memanjang

a. b. c.

Sebutkan alat-alat yang digunakan!

Bagaimana langkah ke{anya?


Jika hasil pengukuran seperti tercantum dalam tabel di bawah ini, selesaikan

hitungannya dan gambarkan hasil pengukurannyal

Pembacran benang tentah


Be lakan e

B.'da tinggi

\luka

l.lltr
r.360

r 300

; r |

0.980
0,805

140

-]i----.

:,

DAFTAR PUSTAKA
r.

r+,.":,i

,,oli.rirl;,r:+ ,.+,i.,liili.':..::.:,

: ' :' ":':

Anonim. 198A. Ihu rJkur ll':".:.,;,; ,' .i;kafia: Depdikbud.


Beet, F. 1980. Meten en Beets',

il.::.::.,; L.'iden; Spruit, Van Mantgen & Des Does B.V P. cs. 1980. .\ltt,ti ,,: ::i:aften. Leiden: Spruyt. \an Mantgen & De Does.
.,:-.-

Brighty S.G. 198S..!.

Out Aquide For Site Engineer. London: D.M. Stirling.

Brighty, S.G. l9rr -!.nrg uti Aqui de For Site Enginer. BSP. Second edition. Br D \1 S::: Lrng BSP Profesional Book. For London edisi Burgh Bostrrn P:... \it.r \lelboume.

1979.

kori

Dan Praktek Ukur Tanah L lakarta Depdikbud.

. 1980. Ilmu L-ktr il;,,i''ult. Jakarla: Depdikbud.


Dugdale, R.H. 1986. Ilmu Ukur Ttutalt. Jakafia: Eriangga.

Heinz Frick. 1985. .4lat L'kur Tcnult dut Pettggunaanrrir. \'rgrakarta: Kanisius.
Jacob Rais. 196). l.',,:;,

t-|:;r

Tanah. Semaranq:

C:::...:

karta. Pradn\.:

?;::.r'

'.-:

Muchidin Noor dan D. Hidarat. i9-9. Ttt)i',


Depdikbud. Nurhasan,

LtLui Pi',i;.i.',.

Lt:iri

Ttutcrit 1. Jakarta:

M.

1986. Ilmu [Jkur Tanah. Jakarta: Erlangga (Terjemahan).

Russel C. Brinker

& Paul R. \!'alf. 1986. Dasar Pengukuran

Tttnuh Sun'eying. Ja-

'.

karta: Erlangga. Sutomo Wongso Tjitro. 1980. llmu Yusuf Bayo,

Uhr

Truuh. Yogl,akarta: Kanisius.

M.

1983. Pengukuran TopograJi Dan Teknik Pemetaan. Jakarta: PT.

Pradnya Pramita.

t41

Anda mungkin juga menyukai