pEwffiffi#MM
ffi& ffire
%WffiWMffi
t
', '&"
-i,.
! i
-.*
PEKERIAAN
DASAR SURUEI
@
W
PENERBIT KANISIUS
;+;",
0:&]ti
'.P
Kmisiu-ilfil1
E
E\
RB IT
"r. Cempaka 9, Deresan. Yogyakarta 55281 Kotak Pos 1l25Yk, Yogyakarta 55011 Telepon (027 4) 5 887 8 3, 56599 6; F ax (027 4) 5633 49
E-\{ail:
office@kanisius.co.id
kanissrn@yogya. wasantara.net. id
Cetakan
ke-
:^ ,.
0l
tsBN 979-672-512-6
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis tni dalam bentuk dan dengan cal'a apa pui1. termasuk fotokopi. tanpa izin tertulis dari Penerbit.
;
)h
JIX'..t1r
KATA PEIIGAI{TAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas terselesaikannya tulisan ini. Buku ini
dipersiapkan untuk membantu sisu a dan guru dalam mengajar dan memahami materi pelajaran di sekolah. Buku
ini memberikan tuntunan yang sinekat dan jelas mengenai masalah sunei. dilengkapi dengan contoh-contoh iembar kerja yang telah dikeqakan di lapangan. Contoh itu dipilih secara cermat berdasarkan bobotnya, mulai y'ang mudah sampai sulit. Keberhasilan contoh-contoh pengukuran ini telah terbukti dapat memberikan manfaat
bagi siswa dalam memahami pekeqaan survei.
Harapan penulis buku ini dapat membantu para guru dalam menjelaskan maten dan membantu siswa dalam
memahami setiap permasalahan dengan melihat contoh-contoh peke{aan ,vang telah ada dalam buku ini. Tak lupa kami mengucapkan banvak terima kasih pada pihak lain yang telah membantu dalam penulisan dan
penerbitan buku ini. Saran-saran dan pembaca sangat kami harapkan demi sempurnanya buku ini.
\l
DAFTAR ISI
tgitiE"ts{i!+E:F.i:Eii+W
KATA PENGANTAR
DAFTARISI
BAB
I. PENDAHULUAN
Latihan
I
6 7 1 7
8 12
A. B,
C. D.
Sumber-Sumber Kesalahan Pembuaun Garis Lurus Teknik Pembuatan Garis Lurus Membuat Garis Lurus
Latihan
30
DE\GA\.\IAT
SEDERHANA
3l
A. B.
C. D. E.
Penggunaannya
3l
36
38
Uktr
F.
Mengukur Jarak Daur Mengukur Jarak yang Tidak Dapat Secara LanesungTerhalang Mengukur Jarak pada Tanah \linng
38 44 47 64
Latihan
DE\G.{\.{L{T
SEDERHANA
66 66
67
A. Pengertian Penyipat Datar densan .\lat Sederhana B. Tujuan Penyipat Datar dengan AIat Sederhana C. Jenis Alat dan Syarat Pengukuran Beda Tingginya D. Rumus Hitungan Beda Tinggi E. Sumber-sumber Kesalahan Pengukuran Beda Tinggi dengan Alat Sederhana
68 75
7',|
F.
G.
BAB
Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi Mengukur, Menghitung dan Nlenggambar Beda Tinggi dengan Alat Sederhana
18 80
106
Latihan
SIPAT DATAR
107
A. Pengertian Sipat Datar B. Jenis-Jenis Pengukuran Sipat Datar C. Syarat-syarat Alat Sipat Datar D. Sumber Kesalahan Pengukuran Beda Tinggi E. Teknik Pengukuran Beda Tinggi
t0T
108 108
115
17
118
F.
Teknik Perhitungan Beda Tinggi dengan Alat Sipat Datar Teknik Penggambaran Hasil Pengukuran Beda Tinggi Mengukur, Menghitung dan Menggambar Beda Tinggi dengan Alat Sipat Datar
G. H.
123
..
125
140
DAFTAR PUSTAKA
141
:t],::ii:inrritr_ri;itil;i.iiii!i.:ii.
I PEI{DAHULUAN
BAB
i:i:irilri:i:iii_::i::::,.==\Siili:trtt1i,:
Pekerjaan dasar sunei adaiah neii.!3an vang dilakukan guna menentukan kedudukan titik-titik arau penssambar:: \:rdaan fisik yang terdapat di permukaan bumi.
Secara umum tujuan dari
l. 2. 3.
;,:. r::-J-kan
":;,i.
',
: ;.
:.: :-: '. -: :enang: 4. menentukan bentuk dan rel :: t,:t-.-r-- :;1.]i.
Manfaat dari pekerjaan konstruksi dalam pembuatan
menentukan batas-batas tanah dan
sjn.. sr:,i::::-.::a:,,ak sekali. antara lain untuk :ier. ..--:.'. : sl-:: .].:..ar perencanaan peker;'aan
lai;:.
:c-::-:::: ::l::':-
:c:L'angunan seduns.
Beberapa ketentuan umum 1,ang dieunakan ,jaian rrekenaan sunei akan diuraikan pada bagian ini. Ukuran panjang dinyatakan dalam dua sistem r airu sistem Metrik dan sistem
British.
1. Metrik: lkilometer :
2. British:
l0 hektometer I hektometer = l0 dekameter 1 dekameter = 10 meter I meter = l0 desimeter : 1 desimeter l0 sentimeter I sentimeter = l0 milimeter : 1760 yard lmile I yard =3feet(11'ard:3') : 13 inchi ( 1': 12" ) I feet
ei meliputi pengukuran
ja-
rak, pengukuran beda tinggi, menentukan garis lurtt:. dan menghirung beda tinggi.
Pckerj oun dasot' sun
e i
inchi
= 2,54 cm
1 feet
:0,3049 m
= 3,23A23 feet = 0.397 inchi
j t,;.;
nel i p
lm
lcm
i kegiaton petrgtrkw-
,li lopunean. pekerjaon pcrhitungan dan pengctlahan dttttt .t'ong clipt'rnleh tltrti Ito:il petrErkut'an. dott pe106 m2.
kerj aan menggombor hasilhtts
iI
m2,
I km:
perh
tu ngo n
dtta-data
Skala adalah perbandingan antarajarak di atas peta danjarak yang sama di atas permukaan bumi. Misalkan:
1. 2. 3. l. 2. 3.
i :l-i.000 artinia lkm:4cmdandinamakanpeta4cm, skala I : 50.000 artin)'a 1 km:2 cm dan dinamakan peta 2 cm, dan skala I : 100.000 artinra I km: 1 cm dan dinamakan peta I cm.
skala
Peta adalah bayangan ranu diperkecil dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi. Jenis peta berdasarkan skalanya dibagi menjadi tiga.
Petateknikataupetarencana,lensatr skala
atau 1 :50.
Peta topografi skala 1
:5.000daniebihbesar1agi
1 : 100
: 10.000 sampai
1 : 200.000.
:
Secara garis besar. pckerjaan survei mempunyairuang lingkup yang luas. Dalam
bidang teknik sipi l. m..l i puti pekerj aan-pekerj aan untuk pembuatan gedung-gedung, pembuatan jembatan. perencanaan bendungan/irigasi, dan lain-lain. Dalam garis
besarnya, kegiatan pengukuran menjurus pada kegunaannya, sebagai berikut'
1
Pengukuran kadaster. yaitu unruk memperoleh gambar batas dari dua buah persil,
2. 3. 1.
5
mengetahui luas persil, dan lain-lainnya. Pengukuran topografi, yaitu untuk memperoleh gambar topografis suatu areal
atau persil, mengetahui posisi benda-benda alam atau buatanyangterdapat pada
Pengukuran teknik sipi1, yaitu pengukuran untuk keperluan teknik sipil, pembangunan gedung-gedung, dan lain-lainnya. Termasuk di dalamnya rute
dan pengukuran-pengukuran bau'ah tanah. Pengukuran fotogrametri, yaitupekerjaan pengukuran yang salah satuunsurnya
Pengukuran hidrografi, yaitu pengukuran untuk memperoleh gambar permukaan dasar laut. dan lain-lainnya. Selain itu, terdapatjuga pekerjaan pengukuran untuk
Mencan titik di lapangan adalah suaru pekerjaan pengukuran yang hasilnya nanti akan dieambar. Sebelum titik diukur. hasil pengukuran diberi tanda terlebih dulu sehingga dalam pengukuran tanda mudah dilihat dari dekat atau dari jauh. Dalam pengukuran \,ang terpenting adalah pengukuran titik-titik baik yang sudah
ada atau baru mencan.
a. b.
Jika titik tersebut hanya dipakai saat pengukuran itu saja, sifat titik ini sangat semenrara maka disebut titik sementara. Alat untuk memberi tanda
titik tersebut dapat berupa jalon atau rambu ukur' Jika titik tersebut, setelah pengukuran akan dilanjutkan lagi pada hari yang akan datang atau hari berikutnya, sifat titik ini setengah sementara maka disebut sebagai titik semi sementara/semi permanen. Alat untuk memberi tanda titik ini dapat berupa jalon yang ditancapkan, diambil, dan diganti
dengan patok-patok ka1u.
I ,[
"_<
c.
Jika titik tersebut setelah pengukuran selesai, akan digunakan sebagai tanda
untuk selamanya harus ada, sifat titik ini adalah tetap maka disebut sebagai titik teup/permanen. Alat untuk memberi tanda ini berupa bekas jalon yang ditancapkan, diambil dan diganti dengan pemasangan batu atau beton. Titik itu sendiri diartikan sebagai posisi dan letak titik yang bersangkutan.
Jenis-jenis
1) Titik awal adalah posisi atau letak yang dipakai 'ebaeai penentu posisi
titik selanjutnya. Dengan demikian. titik ari al ha--;-s diketahui terlebih
dahulu.
. 2) 3) 4)
Titik ikat adalah titik yang bersama-sama mem'nu_r"; kerangka dasar baik dalam arah horizontal maupun renrka. Tr::N ::.- J.r'e::Ciar ke
seluruh sektor daerah pen-zuLrrran ke atas peta.
Titik detail yairu elemen auu i:rsiir gambar \ang parut drpindahkrn Titik-titik detail diikar .-rleh titik ikat yang terdapat padanya. Titik datum 1.airu titik tundamental yang merupakan awalperhitungan
selanjutnya.
titik yang bersifat tetap ini selalu dipakai dalam peke{aan pengukuran. Karena selalu dipakai maka tidak boleh rusak dan dipakai
Tanda
sebagai pangkal pengukuran. Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat titik tetap harus bahan yang
tahan lama dan kuat, biasanya terbuat dari bafu, beton, atau batang besi. Syarat-syarat tanda
dari
jenis-jenis yang disebut adalah alat-alat yang dipakai pada saat pengukuran pendahuluan. Adapun untuk peralatan pengukuran jarak dan lain-lain disebutkan dalam
setiap memulai pembahasan.
l.
Jalon
Jalon adalah tiang atau tongkat yang akan ditegakkan pada kedua ujung jarak yang diukur. Jalon terbuat dari kayu, besi (pipa besi), yang merupakan tongkat berpenampang bulat atau segitiga sama sisi dengan sisi 4 cm. Agar keiihatan terang dan dapat dilihat dari jauh maka diberi wama merah putih menyolok. Selang seling merah dan putih ini sekitar 25 cm
Jalon dapat pula berfungsi untuk menemukan kernbali titik yang berada di kejauhan, misalnya untuk diarahkan kepadanya dengan sifat datar, Panjang jaion yaitr 2 atau 3 meter dengan tebalnya kira-kira 30 mm (3 cm). Bentuk jalon bulat
lebih banyak dipakai karena sudut pandangan dari semua arah adalah sama. Syarat-syarat pemasangan jalon dalam pekerjaan survei adalah:
I I I I
il
Gamhar l. l. Jalon
a.
Pemancangan jalon harus tegak lurus, artinya harus merupakan proyeksi dari
titik. Titik disini bukan tegak lurus menuju permukaan bumi tetapi tegak lurus terhadap titik pusat bumi atau searah dengan tarikan bumi.
Mendirikan jalon di atas permukaan tanah yang lembek dilakukan dengan 50 cm, sedangkan pada tanah yang keras dapat dibantu dengan kedalaman
kaki besi.
c. d.
Menancapkan jalon harus tepat di atas titik yang akan diambil pengukurannya. Pemancangan jalon pada tanah yang miring untuk menentukan tegak lurusnya
harus menyesuaikan keadaan sekelilingnya, misalnya dengan patokan tegak Iurus pada pohon didekatnva. Untuk menyetel jalon agf,r takln benar-benar tegak lurus dapat dilakukan dengan
cara:
l) 2) 3) 2.
titik
bantuan sebuah untln{-unirn{: menggunakan sebuah nir o atau \\'aterpass; membidikkan tepi lalon rerhadap garis-garis tegak lurus yang terdapat di sekitamya (sudut rumah dan sebagarnl
a ).
Patok
Patok dalam pekerjaan surveiberfungsi unnrk memben tanda batas jalon, dimana
setelah diukur dan akan diperiukan lagi pada rvaktu lain, misalnya tanda
ffi lil
,l
bangunan, jalan raya, pengairan dan sebagainya. Patok biasanya ditanam di dalam tanah dan yang menonjol antara 5
- 10 cm,
jauh dengan maksud agar tidak lepas atau mudah dicabut, dan mudah dilihat dari
maupun dengan tanda yang lain. Patok umumnya ujungnya dibuat runcing untuk meniudahkan pemasangan.
tii
W
Ganbar
1.2.
a.
Patok kayu
Pltok
1,'ang
,.,i,.rr3n
C:::::1..:k:n ditanclai pada kepala patok dengan titik potong diagonai yang akan diraii, :n-: dr,nqan menancapkan paku. Patok kayu sifatnya Sementara.
terbuat dari kayu, berpenampang bujur sangkar atau persegi dengan 50 mm 50 mm, dan bagian atas diberi cat. Titik ukur yang akan
b.
Patc,k Part x
r.:-
:::.':
:lau besi
:erbuat dari besi atau beton biasanya merupakan patok tetap yang ;;pakai kembali dirvaktu-*aktu mendatang. Patok ini terbuat dari
mlsin "^,: bah.:r :::::-.::lu keras yang bila ditancapkan tidak akan mudah terganggu. Patr.k-:,:.,. :3ttrn di tepi sungai biasanya memiliki tinggi sekitar 60 cm di atas
tanah.
3.
Rsrnbu
kur
Rambu ukur danat terbuat <lari kavu. campuran alurnunium yang diberi skala
pembacaan.Lk-uranieb::nr3=Jsll.oanlanuantaralm-5mpembacaandilengkapi dengan angka Oan me:r':. ie:illl3:t':. si:l::lllr'k-i rJ3l.l n',tlimeter' Rambu ukur ini merupakan ti:tk semerl:r: di iapanean pada saat pengukuran. Biasanya alat ini merupakan perlengk:nan pentukuran dengan menggunakan alat
sipat datar.
Rambu ukur didirikan cli atas titrk r ang telah ditentukan secara tegak lulus dengan bantuan nivo atau untins-unting'
4.
Gitnthar l.-i.
Rttnirtr tthir.
Pancang karvat terbuat dan besi atatt katr at panjangnya 10 cm - l8 cm' Bagian ujgng pancang kawai rjrbuat nrncins dan yang lain dibulatkan untuk memudahkan
pembawaan. Pancang kawat digunakan untuk memberi tanda pada ujung pita ukur
antara kedua ujungjarak yang diukur. Pacang kawat digunakan pula sebagai pem-
pengukuran jarak yang panjang. Cara menggunakan pancans kau'at dalam pengukuran jarak adalah dilakukan oleh dua orang dan orang penama di muka menancapkan di atas titik pada ujung pita ukur dengan tanda O.
5.
Unting-unting
Unting-unting terbuat dari besi atau kunin-ean be$e::,s r3:-. -: delean uiung
Unting-unting berguna untuk memprol'eksik:: i-lr* permukaan tanah atau sebaliknya. fuah unting--:.: :._- t:c;
sejajar dan mengarah ke
-:';.
-:.
titik pusat bumi. Unting-unting cukup digantun-ekan ::Ji .r.:ir-Lulrer rans akan ditentukan kedataran atau kevertikalannya, atau un:-ii ::emrndahkan suatu titik tegak lurus
dari atas ke bawah atau sebaliknva.
Gtmhar
L'trt
1.4.
iug-trnting
6.
\iro
Pada pengukuran mendatar maupun tecak sumbunya harus saling tegak iurus,
padajalon dan dilihat dan diatur agar nir o selalu di tengah-tengah dan dengan demikian berartijalonnya adalah tegak lurus.
Untuk menghindari kerusakan alat setelah digunakan maka setiap selesai dipakai dilakukan perawatan dan pengidentifikasi alat-alat yang telah digunakan.
1. 2. 3. 4. 5.
Setiap alat diberi nomor sendiri-sendiri sebagai tanda pengenal. Penyimpanan alat harus tetap, di tempat yang teduh tapi tidak lembap.
kain kering
dan diolesi
Penyimpanan jalon, dengan posisi berdiri, ujung bagian yang runcing diletakkan
di bawah.
Penyimpanan pancang kawat diusahakan dalam satu ikatan dan terlebih dahulu
'ri.,L*lfifi*n
Juwablah pefronltssn di bawsh ini dengan benar!
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Apa l ang dimaksud dengan titik sementara dan alat apayangdigunakan untuk memben unda pada titik tersebut?
BAB
.$JHB
II
]l!1.r.\Biti!-E
.=.=
Untuk menggambar sebuah garis tertentu diperlukan dua buah titik. Oleh karena itu, untuk menentukan sebuah garis yang benar-benar horizontal diperlukan dua
buah
titik
sama dengan
menentukan titik pada sehelai kertas gambar. Bagaimana menenrukan suatu titik hingga membuat garis lurus di lapangan yang berpermukaan tidak rata sama sekali?
A.
Pembuatan garis lurus memerlukan keteiitian dan ketepatan. Dalampelaksanaan pembuatan garis, kita harus memperhatikan syarat-syarat utamanya, sebagai berikut.
1. 2. 3. 4. 5. o.
titik tersebut dapat dilihat. Jika kedua titik tidak dapat dilihat garis tidak bisa dibuat. Dengan satu titik saja terlihat, titik yang lain dapat dibentuk
Salah satu dengan metode-metode tertentu.
Digunakan alat bantu berupa jalon, untuk mencari titik-titik yang akan dibuat. Jalon membantu pembidik mengarahkan ke sebuah titik tertentu.
Letak jalon harus tegak lurus. Agar benar-benar berdiri tegak lurus dapat dibantu dengan unting atau nivo yang ditempelkan pada jalon yang dipegang.
Pembidikan dengan mata satu, dalam membidik syaratnya mata kedua harus dipejamkan atau ditutup. Dengan dua mata kesulitan membidik jalon satu dengan jalon yang lain.
Letak titik yang dibidik tidak terlalu jauh. Bila terlalu jauh ketajaman mata berkurang gunakan jarak-jarak dengan kelipatan yang sama.
Sr arat-syarat di atas adalah syarat secara umum yang harus dilaksanakan dalam :rembuat garis lurus, sedangkan syarat yang bersifat teknis seperti jumlah personal, peralatan dan metodenya, dibahas dalam teknik pembuatan garis lurus.
B.
Kesalahan terkadang terjadi dan biasanya disebabkan oleh tidak dilaksanakannya syarat-syarat utama pembuatan garis lurus di antaranya sebagai berikut
1.
Pemasangan jalon tidak atau kurang berdiri tegak lurus, bisa condong ke samping
kiri. Jalon yang tidak berdiri tegak lurus dapat mengurangi ketelitian dan ketepatan pengukuran. Untuk mengatasinya jalon di beri nivo
kanan atau ke
1
atau untins-unting ) eng diganrungkan. \lembidik jalon terlalu dekat. sebaiknya jarak antara mata pembidik dan jalon
kira-kira + 30 cm, kalau kurang dari 30 cm, dikhawatirkan yang terlihat besar
hanyajalon yang di depannva, sehinggajalon yang ada di titikjauh tidak begitu terlihat.
1
Hasil bidikan tidak dikontrol dari titik yang lain. Dari satu titik dapat dilihat
bahwa titik yang dibuat dalam satu garis mengarah ke titik yang dituju, sedangkan kalau dilihat dari
ada
Posisijalon tidak sama antara saat bidikan dengan saat penancapan. Pada saat membidik posisi jalon berada di atas tanah dan tidak menempel permukaan
tanah, untuk memudahkan mengukur dan ketaklurusan, setelah tepat dalam
5.
membidik baru ditancapkan. Ujung bangunan terlihat bias. Pada pengukuran yang menggunakan ujung bangunan sebagai titik, ujung bangunan (tembok siku) tentu akan bias karena
warna cat yang sama.
6.
Letak antara titik terlalu jauh. Pada titik yang terlalu jauh jalon yang dibidik akan terlihat kecil sekali, hasil bidikan tidak teliti lagi.
Pada pembuatan garis yang sudah panjang akan terjadi penyimpangan dan akan
7.
menjadi semakin besar, salah satu cara yang tepat adalah mengulangnya secara teratur terhadap hasil bidikan.
8. Pada pengukuran terhalang rintangan, pembuatan garis banflr/penolong tidak tegak
lurus garis semula, selisih sedikit saia, hasil yang didapat akan menyimpang.
C.
teknik tersendiri. Misalnya, pada tanah datar dan tidak datar diperlukan teknik yang
berlainan untuk membuat garis lurus..
l.
,.-NtlLlK
Sadan PelPustakaao Timur
Garis lurus biasanya dibuat dengan cara menempatkan jalon di antara atau di tengah kedua titik. Hal ini merupakan peke{aan yang tidak begitu rumit bila dilakukan pada tanah yang datar. Misalnyaantara
berada dalam saru garis.
?l"rt"tt
Jawa
C,
pemasangan dapat dilakukan oleh dua orang. Kedua orang menjaga agar kedua jalon
Gambar 2.1.
Pembuatan garis lurus dibantu dengan beberapa jalon, cara pengerjaannya adalah
di atas titik A dan titik B. jalon harus tegak jalon lurus; (2) memasang lain sembarang di antara trtik A dan titik B misalnya di titik C; (3) dengan cara jalon masih terangkat oleh tangan, bidik jalon C dengan titik
kelurusan dijalon A dan B. Hal ini dilakukan dengan cara orang pertama di belakang
titik A dan orang kedua memegang jalon C; (4) dengan cara vang sama, diulangi langkah di atas untuk memasang jalon D dan E dan seterusnl a sesuai kebutuhan.
).
(1) tancapkan jalon di titik A dan titik B; (2) orang pertama mengambil tempat
dr
di atas titik C dan memegang jalon (4) orang pertama membidik jalon A dan B. dan memberi perintah pada orang kedua untuk menggeser jalon. Bila sudah tepat ditancapkan ke tanah titik dengan demikian jalon A, B, C berada dalam saru garis
':rus dan lebih baik diperiksa lagi. Apabila kita ingin memperpanjang garis lagi, dapat dilakukan dengan berdiri di depanjalon B dan mengulanei langkah-langkah
di
ftl
atas.
IIlt
B C
titik A dan B. Letakkan jalon di depan titik B, dengan
(]amhcn'2.)
Perpanjangan garis lurus dapat pula dilakukan oleh saru orang. dilakukan dengan cara meletakkan jalon di atas
penglihatan diarahkan ke titik B A, bidik dan luruskan jalon C sambil mengarahkan ke titik BA. Bila dilihat sudah tepat segaris jalon C ditancapkan, sehingga jalon A, B, C. berada dalam saru garis lurus.
IIIfI
Pada pekerjaan tertenfu,
Gamhar ).3.
3,
titik A dan titik B masing-masing merupakan suatu bangunan. Bila digunakan kedua cara di atas, yang dapat dilakukan adalah membongkar salah satu bangunannya terlebih dahulu. Maka harus digunakan dengan
pengukurarr
titik-titik A dan B, letakkan dua batang jalon di titik C dan D. Orang pertama di titik C membidik ke titik B dan memberi perintah kepada orang kedua di titik D
cara tersendiri. yaitu dengan cara: sudut-sudut bangunan dianggap sebuah
untuk menggeserkanjalon yang ditancapkan; orang kedua berada di belakangjalon D membidik ke titik A dan memberi perintah kepada orang pefiama di titik C untuk
{
D
4,
sehingga
l.
H'''
,l
!
A
T
jalon di titik P, Q, R, S ditancapkan. orang pertama berdiri di belakang jalon P dan membidik ke titik Q dengan memerintahkan orang ketiga untuk menempatkan jalonnya pada bidik P Q di titik A, orang kedua berdiri di belakang
jalon R dan membidik ke titik tepat pada bidikan RS di
S dan
supaya menegeser jalonni a pada trtik P, Q di titik A. Dernikian seterusnya hingga di dapat jalon A se_saris titik PQ dan segaris dengan RS. Akhimya, titik A merupakan
5.
lainnya seringkali harus menentukan garis-garis tegak lurus pada garis-garis yang ditetapkan. Biasanya akan terjadi dalam mengukurprofil-profil melintang yang selalu harus diambil tegak lurus terhadap AS jalon. Untuk memperoleh garis pengukuran
tegak lurus dari suatu titik tertentu dapat dikegakan dengan metode-metode: Ganbar
a.
2.6
3:4:5 titik AC tegak lurusnya. sehinga adalah Biasanya untuk menentukan garis
digunakan teori Pythagoras, biasanya digunakan perbandingan tegak lurus yang jaraknya sangat pendek;
l0
b.
digunakan segitiga sama kaki, pita-pita di tempatkan pada titik B dan C yang jaraknya dari titik pada garis pengukuran. Apabila pita-pita direntangkan maka
BD:
c.
dengan membagi pita ukur menjadi tiga bag:ar:. 1a::: ::':-ri jangnya 100 meter, jarak A-B ditentukan sebe':: i,' :.. ,::.: iirenunskan
:K'r:',
-11
Gambar 2.8.
6.
Cara membuat garis lurus, apabila talrrn tidak dapat dilihat dari B karena terhalang suatu rintangan akibat tanahnra \arg :rdr* ;::ar adalah sebagai berikut.
Titik A tidak dapat dilihat dari titik B. tetapi k:c:r rrrrk tersebut terlihat dari titik C atau D. Misalnya untuk pen-eukuran gans s;-,i,-r'bu tcro\\ongan. Caranya, buat garis yang berdekatan garis AB vaitu C B dan ditempatkan titik D. Tarik garis dari D, ke
titik A
jalon di titik C dipindahkan ke trtik C, yang terletak pada garis D, A. Kemudian tarik garis dari titik C, ke titik B dan tancapkan jalon di titik D, lalu dipindahkan ke titik D, pada garis C. A. Demikian seterusnya hingga garis CD terletak pada garis pengukuran AB.
dan
7.
untuk menyelesaikannya.
a.
kedua garis tegak lurus sama panjang, Dan didapatkan AE = EF. Bidiklah dari garis EF dan didapatkan titik G dan H. Pasang garis-garis tegak lurus G dan H.
titik yang dibenruk oleh tegak lurus GH dibuat sama panjang dengan AE dan BF, dan didapatkan titik C dan D. Maka garis ABCD segaris.
ll
Gambar 2,10
b.
titik D
Tariklah garis AD' yang melewati rintangan, tentukan titik B dan suatu garis BB'yang tegak lurus pada AD. Tentukan di titik c dan titik D dari garis AD tegak lurus AD. Ukur panjang masing-masing. Hitung dengan perbandingan
AB : BB,: AD : DD.
c. Bila titik
ujung A dan B tidak dapat dilihat dari titik antara,diselesaikan dengan menentukan titik B' dimana AB' tegak lurus BB dan jarak AB' dan BB' diukur dengan menghitung AB.
AB:
.,/(ee')']+ (BB')'?
Ganbar
2.12
D.
kerja dan perhitungan yang tepat. Setiap kegiatan peiaksanaan pengukuran memiliki
karakteristik tersendiri.
1.
Pembuatan garis lunrs antara dua titik dapat dilakukan minimal oleh dua personil secaa bergantian sebagai pembidik dan pemegang jalon.
t2
Tujuan
Dengan seperangkat alat-alat sederhana diharapkan dapat: menggunakan alat-alat sederhana unruk pembuatan garis lurus;
1)
2) 3)
b.
Petunjuk Umum
l) Pelajari dan ikuti lembaran kena .el'elum pengukuran dimulai. 2) Letak jalon harus benar-benar tes.rk lurus. 3) Gunakan mata satu dalam meng::r.-,a'kelurusan bidikan.
Alat-alat Kerja
lr-
1)
2) 3)
e.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.
.o
.R
Gamhar ).13.
Langkah Kerja
l) 2) 3) 4)
5)
30 cm, ke arah
titik Q dan memberi perintah kepada orang kedua. Orang kedua memegang jalon dengan ibu jari dan telunjuk tidak menempel tanah mengikuti perintah orang pertama sehingga jalon A segaris P dan Q
baru di tancapkan. Orang kedua menancapkan jalon dengan tegak lurus dimana tempat titik yang sudah di dapat.
Orang pertama membidik kembali posisi jalon sehingga benar-benar tampak jalon P,
6) 7) 8) 9)
A, Q berimpit. Lakukan seperti di atas pada jalon B, C dan seterusnya. Bila pengukuran sudah selesai maka titik-titik P, A, B, C, Q tampak seperti satu jalon karena lurus (bila dibidik).
Ukur jaraknya masing-masing.
t3
g.
Gambar Kerja
Jalon
Gambar 2.14
,:..,1.1 r:
8,37 m
,a
13,55
m_____p.1-
2041
m -,*-><-12,8ry---*
h.
: :
12,98 m.
10, 50 m.
= 14, 50 m.
:20,47
m.
Q-A,:
12, 8 m.
i.
PQ :
=
Jarak lurus
:',l:,;JJil:+
j
ro' 50 + 14' so
Skala
I :400
[-grm ,.
ltl[[l
III[[
Menggambar Hasil Pengukuran
8,371l--)!s,ss*----->
Gambor 2.15.
<
20,41m
----)r
qJz,aa-I
tl
hr.-
A,O ,I
I
B,a
I
Skola
I:
800
C..
I I
Ra
2,
o.
Tujuan
Dengan
2) 3) b. l) 2) 3) 4) c,
1)
sediakan seperangkat arat- arat sederhana di h arapk a:: c.: a i. n menggunakan alat-alat sederhana untuk pembuaun sans iurus;
di
membuat perpanjangan garis lurus; menggambar hasil pengukuran den-san skala rans benar.
Petunjuk Umum
Pelajari dan ikuti lembaran keqa sebelum pengukuran dimulai. Letakan jalon harus benar-benar tegak lums.
Gunakan pandan-ean saru nlata dalam rnembidik kelurusan jalon. Dalam memegang jaron sebelum repat. jalon diangk ailjangan menempel tanah.
Alat-Alat Kerja
Peralatan kerja yang diburuhkan anrara lain pita ukur;jalon; alat-alat tulis.
Keselamatan Kerja
1)
2) 3)
Hati-hati dalam membaua dan menancapkan jalon. Pita ukur jangan sampai basah dan tarikan jangan terlalu kencang. Ujungjalon (sepatu jalon) jangan sampai terlepas,
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.
Gambar 2.17
15
Langkah Kerja
l) 2) 3) 4) 5) l) 2) 3) 4) 5) 6)
Jika dikerlakan oleh satu orang, langkah kerjanya sebagai berikut. Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk pengukuran.
Tancapkan jalon
gang
dititik
P dengan
titik
Q.
P.Q.
jalon dan dibidik agar segaris lurus dengan jalon Tancapkan jalon di A tersebut dengan tegak lurus.
Demikian seterusnya hingga perpanjangan selesai.
Jika dike4akan oleh dua orang. langkah ke{anya sebagai berikut, Siapkan alat-alat yang dipakai untuk pengukuran.
Tancapkan jalon di
titik
P dan
titik
Q.
titik
Q dan memberi perintah pada orang kedua. Orang kedua di titik memesang jalon dengan ibu jari dan telunjuk dan tidak menempel tanah mengikuti penntah orang pertama hingga jalon A
segaris didapat.
titik P dan Q.
Orang kedua menancapkan jalon dengan tegak lurus pada titik yang sudah Orang pertama membidik tepat segaris dengan
bidikan dilakukan oleh orang kedua dan beri aba-abaagarjalon orang kedua
titik Q A.
Ganthttr
) lt
m ,
:
ltt
<__S,z
)
m i a_8,3
nL___>
h.
m, Jarak Q-A :9,7 rn, Jarak A-B = 6,2 m, Jarak B-C : 8,3 m,
Jarak P-Q = 8,2 Jarak
I.
Jarak
l-D = 8, 5 m
8,0 m
Jarak D-E
IarakE-Z = 7,5 m
C-l
J,5 m.
JarakP-l
: (P-Q)+(Q-A)+(A-B)+(B-C)+(C-l = 8,2+9,7+6,2+8,3+7,3
39,l0
meter.
larak l-2
= ( l-D)+
(D-E ) + ( E-2 )
:
16
8,5+8,0+7,5
24,00 meter.
Skala
: 400
Gamhar 2.19.
Skola
-100
#4.00
3.
datar dan
a.
) 2) 3)
I
menggunakan alat-alat sederhana unruk pembuatan garis lurus; membuat garis lurus antara dua titrk di lokasi yang tidak datar; menggambarkan hasil pengukuran dengan skala yang benar.
b.
Petunjuk Umum
1) Pelajari dan ikuti lembaran kerja sebelum pengukuran dimulai. 2) Letak jalon harus tegak lurus, dan sebaiknya diangkat sewaktu menentukan
titik.
@B
----/
3) c.
Alat-Alat Kerja Alat-alat kerja yang dibutuhkan yaitu: pita ukur;jalon; alat-alat tulis.
l1
d. Keselamatan Keria 1. Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon. 2. Pita ukur jangan terlalu kencang. 3. Ujung jalon (sepatu jalon) jangan sampai terlepas. e.
Lokosi Pengukuran
Langkah Kerja
i r Siapkan alat-alat yang akan dipakai untuk pengukuran. I r Trncapkan jalon di titik A dan B. pefiama berdiri di depan di titik A menghadap ke arah orang kedu:-1 r Or:ns dan ..rang pertama dapat melihat titik B dan juga memegang jalon.
4)
5) 6)
Orang kedua berdiri di belakang titik B, menghadap ke arah orang pertarnr dan orang kedua dapat melihat titik A dan juga memegang jalon. Orang pertama berdiri di belakang jalonnya sejauh + 30 cm, mengara: titik B dan memberi perintah pada orang kedua. Orang kedua memegang jalon dengan ibu
i.:
jari dan telunjuk dan tidak :;nempel tanah mengikuti perintah orang pertama hingga jalonnya sess::
2-B dan baru ditancapkan.
Gantian orang kedua berdiri di belakang jalon yang baru ditancapkan sel ,r -: * 30 cm mengarah ke titik A dan rnemberi perintah pada orang pertama. Orang pertama mengikuti perintah t',rang kedua hingga jalonnya segans
C;
7)
8)
A-1 dan baru ditancapkan. 9) Demikian seterusnya secara bergantian sehingga kedua-duanya merasa sudah lurus dalam membidik masing-masing titik' 10) Ukur jarak tanah miringnya.
Gambar Keria
I
I
Y
arah geseran
18
h.
20,1 m.
Jarak CD = 3,2 m.
= 15,6 m.
i.
lJ: j
AC+CD+DB
120
110
Gamhor
4.
Pengukuran terkadang harus memotong sebuah garis lurus yang telah dibuat sebelumnya. Titik potong kedua garis tersebut merupakan titik yang menentukan dalam mengukur jarak,
t9
a.
Tujuan
l) 2) 3)
b.
menggunakan alat-alat sederhana untuk pengukuran; mencari titik potong antara dua garis lurus; menggunakan hasil pengukuran dengan skala yang baik.
Petunjuk Umum
l) 2) 3)
c.
Alat-Alat Keria Alat-alat ke{a yang dibutuhkan antara lain:jalon; pita ukur kain linen;patok
dan palu kayu; dan alat-alat tulis.
Keselamatan Kerja
l) Hati-hati dalam membau'a dan menancapkan jalon. 2) Gunakan peralaun sesuai dengan fungsinya. 3) Dalam menarik piu ukur jangan terlalu kencang.
e.
Loknsi Pengukuran
Gambar 2.26.
Langkah Kerja
1)
2)
R,
S.
4) 5)
Orang pertamaberdiri di belakang jalon P membidikke titik Q dan memerintahkan orang ketiga untuk menempatkan jalon pada bidikan PQ di titik A. Orang kedua berdiri di belakang jalon R dan membidik ke
titik
S dan me-
titik A'.
6) 7)
9)
Demikian seterusnya secara bergantian dari orang pertama dan orang ketiga memerintahkan orang ketiga hingga didapat; dari orang pertama A, segaris PQ dan dari orang kedua
merupakan
A'
titik potong garis lurus pe dan RS. l0) Ukur jarak-jarak P- A.. e- A.. R- A.. S- A..p-Re-S.
g.
Gambar Kerja
t
9I
Gambar 2.)7.
h.
i.
7,50 m
12.60
m*
20,10 m
Skalajarak
: 200
Gambar 2.28.
[-
z,so m
--{-
i2,50 m
---+
:t
,/
5.
a.
Tujuan
l) 2) 3) b.
menggunakan alat-alat sederhana untuk pengukuran dan membuat garis; membuat garis lurus melalui dua sudut bangunan; menggambar hasil peneukuran
Petunjuk Umum
1) Pelajari dan ikuti lembaran kerla sebelum praktek dimulai. 2) Dilakukan cukup dengan dua peneukur. 3) Menggambar hasil pengukuran dengan skala .vang baik
c.
Alat-Alat Kerja
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain:jalon, pita ukur kain linen, dan alat-alat tulis
d.
Keselamatan Kerja
l) 2) 3) e.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.
Gambar 2.29.
f.
Langkah Kerja
l) 2) 3) 4.
titik
P dan di
jalonA sembarang (orang pertama) dan membidik titik B letakkan jalon A (orang pertama) sembarang dan membidik jalon Q dan memerintahkan orang kedua untuk membawa jalonnya segaris A dan B di titik B.
Tentukan
Orang kedua di titik B membidik ke titik C, dan memerintahkan orang pertama untuk menggeser jalonnya sehingga segaris dengan
titik P di titik A.
22
5. 6. 7. g.
Orang pertama di titik A membidik ke titik Q dan memerintahkan orang kedua untuk menggeser jalonnya segaris dengan titik Q segaris B'.
B'
P.
Dengan
B', B'-Q.
Gambar Kerja
B-
Gumhar
3l)
A'- B'
12,70 m
Jarak
l.
B''- Q = 16,36 m
P
Anal
is
is Data
engukur an
Dari hasil
Jarak P-
A'
11,23 m
Jarak An- B*
Skolu
10()
1-
11,23 m
--4>1-12,70
m--4r'1-
16,36 m
+
Gamhar 2.3
40,29 m
6.
:l
a.
1)
2) 3)
b.
membuat garis tegak lurus dengan perbandingan 3 :4:5; menggantikan hasil pengukuran dengan skala yang baik.
Petunjuk Umum
1) Pelajari dan ikuti lembaran ke{a sebelum praktek pengukuran dimulai. 2) Letak jalon harus tegak lurus. 3) Gunakanperbandinean 3 m :'l m : 5 m.
Alot-Alat Kerja
Peralatan kerja yang diperlukan antara lain: pita ukur kain linen, jalon dan patok
l) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon. 2) Pita-pita ukur jangan sampai basah dan tarikan jangan terlalu kencang. 3) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi halaman sekolah.
Gambar 2.32.
Langkah Kerja
1) Siapkan peralatan yang dipakai sebelum pengukuran 2) Tancapkan jalon di titik P,Q,A. 3) Melalui titik A ke Q, ukur jarak 4 m (4 bagian) dan didapatkan titik B. 4) Dari titik A ke arah R ukur jarak 3 m (3 bagian) dan didapatkan titik C. 5) Melalui titik B (tidak tetap) ukur 5 m (5 bagian) ke arah titik C sehingga
ujung 3 meter berhimpit dengan titik C. Jika ketiganya sudah berhimpit
6)
24
g.
Gambar Kerja
Gambar 2.33
[. ,{'"i.lt
h.
A-P : 10,00 m Jarak A-B = 4,00 m Jarak A-Q = 12,00 m Jarak A-C : 3,00 m Jarak A-R = 25,00 m Jarak C-B = 5,00 m
Jarak
Analisis Data Pengukuran Garis RA akan tegak lurus P-Q jika membentuk sudut siku-siku.
Rumus Pyhagoras =
CB
,kfU
AB,
vJ- ++-
:
j
Menggambar Has il
Jt+r6 = ,lys:5meter
Skala
L'
300
Gambor 2.34
25
7,
siku-siku pada garis vang akan dibuat. Garis lurus dapat diperpanjang dan sudut
siku pun dapat ditenrukan.
a.
Tujuan
1)
2) 3) b. l) 2) 3) c.
Petunjuk Umum
Pelajari dan ikuti lembaran ke{a sebelum praktek dimulai Letak jalon harus tegak lurus
Bacalah pita ukur dengan teliti
Alat-Alar Ketja
Macam-macam alat kerja yang dibutuhkan antara lain: pita ukur kain linen,
d.
Keselamatan Kerja
1) Hati-hati dalam membawa dan menancapkan jalon 2) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. 3) Penarikan pitajangan terlalu kencang.
e.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.
t
Grmbar
2.35.
Langknh Kerja
l) Siapkan peralatan yang dipakai sebelum pengukuran. 2) Tancapkan jalon di titik P, Q, R, S. 3) Ukur jarak R ke B pada garis antaraP dan Q, misal5 meter. 4) Ukur jarak R ke C pada garis antara B dan P Sada garis PQ); jaraknya
harus 5 meter lagi (sama kaki).
5)
26
Ukur jarak alas segitiga sama kaki (garis BC) dibagi dua bagian yang sama panjang di titik A, dan terbentuklah dua garis yang siku-siku.
g.
Gombar Kerja
", !,,.-
\^ lu /\ /\
C:n:;;r ].35
I ''.[
-=
''
. )r::
10,0 m
JarakP-C=3m
R-B = 5,0 m Jarak R-C = 5,0 m Jarak B-A = 4,5 m Jarak P-Q = 16,0 m Jarak C-B = 9,0 m Jarak C-A = 4,5 m
t.
jarak
RA=/ps-'or:
fr,-45
= 15s-uo.x
:.,fus
:2.18m.
rP
E
ar'
Skala 1 : 200
E
Gambar 2.37.
27
8.
a.
Tujuatt
Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat: menggunakan alat-alat sederhana untuk pembuatan garis lurus;
l) 2) membuat garis lurus antara I titik yang terhalang bangunan; 3) menggambar hasil pengrrkuran dengan skala yang benar. b.
Petunjuk (tmum
l)
2) 3)
c.
Alat-Alat Kerja Alat-alat yang dibutuhkan sebagai berikut: pita ukur. jalon, dan patok kayu
alat-aiat tulis.
d.
Keselamatan Kerja
2) 3) e.
1)
Lokasi Penguh.rran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.
(idtnhci
Longkah Kerja
1) Srapkan alat-alat sebelum pengukuran dimulai. 2) Tancapkan jalon di titik P dan B. 3) Buat garis sembarang P-R yang tidak terhalang bangunan. 4) Tentukan titik A pada garis PR yang tegak lurus terhadap titik Q dengan
5) 6)
i)
PS.Q4 cc'{.rr, pA Melalui titik SS ukur jarak SS hasil hitungan. Dengan demikian titik telah segaris dengan titik P dan Q.
QA:
PA.SS'
S'
28
8)
PN:PA=NN,:QA NN, :
+f4
g.
Gambar Kerja
P 5,34 s a---------;----qi;r'Y.:s:
Gambar 2.39
'o
,?
= 5,80 m = 5,34 m Panjang XN = i.0 m Panjang SN : 23,60 nr Panjang NN': 14,12 m Panjang MR = 2,0 m Panjang NM : 1,0 m
Panjang
PS
Panjang PS'
Panjang Panjang
QM:
Panjang MA
QM = 14,60 m AM : 2m
3,0 m
N'Q:
1)
X.,lenentukan panjang PA
PS+SN+NM+N,{A 5,8+2,36+1,A+2
32,60 m =
2)
Menentukan panjang
QA
3) 4)
5.8i!#3A
Menentukan panjang
= 2,5598 m
DN
PS+SN
5,80+23,60
29,4M
BN.Q4
PA
lq
l.
9v
_a
Gambar 2.40.
-'{ s 4'
.l
't. 4'
Latihan
1. 2. 3.
Jelaskan:
4.
a. b. c.
Dalam suatu pengulorran ternyata kita harus memotong garis lain dalam pengukuran tersebut. Jelaskan cara pembuatan titik potong garis tersebut dan berapa personil yang dibutuhkan!
30
DENGAi{
:1,i+;;ii,rii,l;L*;,i-":.':,,i#,i',,'::1.+1=S,:::::i:=-:3$i{h[id
ALAT SEDERHAI\A
+ii:::..l rii:-liiiiiiti:l,r"
.aii+i
+:
Mengukur jarak sebenarn\a adrlln :r'rcniiikur panjang penggal garis antar dua buah titik tertentu. Penggal san: in. n:ei'rpakan sambungan penggal-penggal garis lurus yang lebih kecil.
Bagainranakah.;arak ini hams drukur di lapangan yang tidak rata dan terhalang
bangunan, turnbuhan aiau sun-qal'l .\lat paling sederhana macam apakah yang diperlukan?
A.
Jenis
biasanya yang digunakan adalah jarak horisontainya. Pengukuran jarak adalah pekerjaan pengukuran antara dua buah titik baik secara langsung maupun tidak
langsung yang dilaksanakan secara serentak atau dibagi menjadi beberapa bagian. Pengukuran jarak dibedakan menjadi beberapa macam.
dan
metode optik. Pengukuran jarak langsung ada beberapa macam, di antaranya pengukuran jarak dengan kira-kira. Cara ini bisa menggunakan langkah dan menggunakan skala pada peta.
2.
langsung misalnya pita ukur iangkah, alat ukur jarak elektronik, dan lain-lain.
Berikut ini kita akan mempelajari cara mengukur jarak menggunakan skala pada peta. Pengukuran ini dilakukan pada peta, yaitu dengan mengukur jarak pada peta
dan dikalikan dengan skala peta tersebut. Pengukuran ini dilakukanjika hasil yang
diperoleh cukup mendekati saja, jadi tidak perlu tepat sekali, Karena ketelitiannya rendah, langkah ini hanya digunakan untuk membantu penggunaan alat sipat datar
di tengah-tengah antara dua titik. Untuk mempertahankan jarak yang tetap sangat sulit, sehingga untuk mengukur jarak 100 meter, kesalahan yang dibuat sampai beberapa meter. Untuk menghitung jaraknya adalah: D = jarak; D=n.L n: jumlah langkah;
Pengukuran jarak langsung yang kedua adalah pengukuran jarak dengan alat
1.
Kayu Ukur
Pada umumnya ukuran kayu ukur adalah 2 meter atau 5 meter. Terbuat dari kayu yang kedua ujungnya diberi sepatu tembaga untuk mengukur jarak-jarak jauh
bisa digunakan dua batang kayu ukur. Caranya, letakkan kalu ukur yang pertama tepat pada titik dan kemudian pada arah garis yang akan diukur, letakkan kayu ukur yang kedua dengan hati-hati tepat di ujung pertama dengan arahyangsama. Angkat
kayu yang pertama dan dengan hati-hati letakkan kalu ukur di ujung kayu ukur kedua, demikian seterusnya. Kayu akan dapat ditumpangi dengan waterpas guna
memperoleh kedataran.
2.
Rantai LIkur
Rantai ukur terbuat dari baja tipis dengan diameter 3-4 mm. Tiap
ujung rantai
diberi mata yang dihubungkan satu sama lain dan dipasang cincin kuningan untuk tiap panjang 1 meter, 10 meter, 20 metc'r. 1,5 meter. dan 30 meter. Pemakaian alat ini
harus menggunakanpocket balance dengan ga).a
memudahkan pembacaan. Pengukuran jarak dengan rantai mempunyai ketelitian 0.2 sekarang
ini
pelengkap danrantai ukur disediakan beberapa buah pen. guna rnenghindarkan kesalahan-kesalahan pengukuran. Dalam penarikan rantat ukur. harus diperhatikan
mata rantai tidak boleh kusut dan terlipat.
Rantai dapat dibaca langsung sampai titik :arnbungan terdekat (panjangnya 200 mm), dan setiap sambungan ke-i0 diberitanda angka'
Syarat pengukuran dengan rantai ukur:
a.
jika panjang satu jalur melebihipanjang rantai, maka jalan rantai tersebut ditandai dengan batang penentu jarak yang berwama terang;
b. jalur-jalur rantai menjangkau daerah yang penting lainnya; c. titik yang akan diukur saling terlibat; d. tim minimum 2 orung. 3.
.llistsr
Alat ini
han.va dapat digunakan untuk jarak-jarak yang sangat
kecil. Adapun
untuk mengarur jarak-jarak jauh alat ini tidak rnemadai. biasanya panjang maksimum adalah 1 meter.
4.
Pita ukur linen bisa berlapis plastik atau tidak, dan kadang-kadang diperkuat dengan benang serat. T\Pita initersedia dalam ukuran panjang l0 meter, l5 meter, 20 meter, 25 atau3O meter. Pita ukur ini biasanya dibagi pada interval 5 mm atau l0
mm tergantung pada sifat ketelitian pitanya. Kelebihannya alat ini bisa ditarik dan digulung kembali, dan kekurangannya adalah kalau ditarik akan memanjang, lekas rusak dan mudah putus, tidak tahan air.
Jadi untuk kegiatan pengukuran tanah kurang memadai.
32
Pita ukur sebaiknya dilapisi plastik untuk menghindari pemelaran, pita ukur kain dijalin dengan benang fosfor brons.
5.
Pta terbuat dari kain dan anyaman halus dari kuningan rembaga, lebih fleksibel tetapi mudah rusaUputus, pemuaianya besar. dan ketelitiannr a rendah.
Guwbar
i.l.
Gantbar
3.
3. Pedontetet
Gamhar 3.,/.
ttmba
-J.
5.
Cu
rvinteter.
-1J
6.
Pita ukur ini terbuat dari serat rami yang diperkuat dengan anyaman kawat halus campuran serat gelas (fiber glass) dan serat kimia. Biasanya pita ukur ini
dibungkus dengan lapisan cat, berangka tanda graduasi. Kelebihan prtaulrttr fiber glass ini adalah sifatnya aman dipakai dekat alat-alat iistrik. nn-san. tidak mudah bengkok serta mudah pemakaiannya. Kelemahannya adalah sangat mudah memuai dan menyusut akibat pengaruh kelembapan udara. Jadi ketelitiannla agak rendah.
Panjang pira.fiber gla.ss adalah 10, 20, 30, dan 50 meter, dengan graduasi 5 mm
pita 16 mm. Angka toleransi unruk temperafur dan tegangan standar. Dilihat dari besarnl'a kesalahan relatif 1,aitu .j,, - 600L yang berarti angka ketelitiannya rendah. Pada saat menggulung piu tidak boleh terlipat.
serta lebar
7.
Tap)
Alat ukur ini disebut juga pita ukur kadaster, terbuat dari baja berkualitas tinggi yang tebalnya kira-kira 0,4 mm. Pita ukur baja mempunyai ketelitian yang tinggi dan ketahanan cukup lama, lebih tahan air, dan pemuaianya kecil, sehingga pita
ukur baja ini banyak digunakan untuk pengukuran teliti yaitu pada pelaksanaan konstruksi dan penempatan titik-titik kontrol. Pita ukur baja lebarnya kira-kira 12 mm - 20 mm dan 28 mm, tebal0,3 mm 0,4 mm, panjangnya 20 m, 30 m, dan 50 m. Bagian ujung baja diberi pegangan dan
34
10 cm dari pegangan. Tingkat ketelitiannya tinggi, sampai pita milimeter. Ujung-ujung baja ditumpu oleh tripod (tumpuan tiga kaki) yang salah
Pita ukur baja terbuat dari baja karbon atau baja anti karat yang dibungkus cat
putih/metalik. Cat ini berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap asam dan
karat, gradasinya
Toleransi kalibrasi untuk pita ukur baja adalah untuk 50 m. Jadi ketelitiannya cukup tinggi yaitu
ketelitian yang tinggi sebelum dan sesudah pengukuran sebaiknya mengkalibrasikan konstanta dari angka karakteristiknr a. Guna memberikan koreksi terhadap hasil
fr6.
ujungnya ditentukan dengan tepat pada kondisi temperatur dan tarikan yang terkontrol. Koreksi-koreksi tenebut adalah koreksi lenduun koreksi
= ;+; -+.
fturangi)
(mmbah) ltambah)
P: P, :
tarikan di lokasi
tarikan standar
A = luas penampang melintang pita ukur (Mr) E : modulus elastisitas young pita
t : t. : a:
8)
suhu di lokasi
berdiameter 1,7 mm, atau berbentuk pita berpenampang (0,5 x 4) mm yang panjangnya 25 m. Gradasinya diternpatkan pada kedua ujung skala, yaitu dengan jarak 8 cm dan interval I mm. Pita ukur ini digunakan untuk mengukur garis batas (Basic Line) dimana
kesalahan relatif yang diizinkan hanya sebesar
5#oo - #*U
Peke{aan seperti
I x l0{/oC
stabilnya tt6 dapat berubah juga, maka perlu dikalibrasi yaitu berdasarkan panjang gelombang cahaya Ifu86.
35
9.
Roda Ukur
Alat ini berupa roda yang diberi tongkat pegangan, ukuran bulatan roda antara 30 cm - -10 cm. Pencatat jarak diletakkan di antara roda, skalanya dimulai dari cm, m, dan km. Roda ukuran dilengkapi pula jarum penunjuk batas. Alat ini banyak dipakai pada pekerjaan jalan raya. Alat ini harus bekerja secala lurus, jangan sering berkelok-kelok. Unruk tanah-tanah dengan permukaan rata, ketelitian sampai 2oh,
dan untuk yang kasar dan tidak rata, ketelitiannya sangat kurangjarak yang diperoleh
10. Speedometer
Alat ini gunanya untuk menghir.:ng antka. iumlah langkah dicapai menyatakan jarak yang diinginkan. speedometer L'enr,rknr a sepeni arloj i i'ang dilengkapijarum.
Jika alat bergerak angkanla iuea akan bergerak.
11. Cun'imeter Alat ini gunanya untuk mengukur jarak di atas peta, terutama Jarak-jarak yang berbentuk garis lengkung. Setiap gerakan roda menyebabkan jarum berputar.
12. Pedometer
Pedometer digunakan untuk menghitung langkah agar pengukur tidak usah
menghitung jumlah langkah yang diambil. Jumlah langkah yamg dihasilkan menyatakan jarak yang diperolehnya. Bentuk pedometer seperti arlojiyang diikatkan di kaki, pedometer dilengkapi dengan jarum, tiap kali bergerak jarum akan bergerak pada angka-angka yang tertera, setelah selesai baru dihitung dan dilihat berapa jumlah
langkahnya.
B. Sumber-Sumber
1.
Kesalahan Alami
Kesalahan alami yang sering terjadi pada pengukuran jarak biasanya disebabkan
a.
Pengaruh sinar matahari langsung menyebabkan pita ukur memuai, karena suhunya naik, dan akan menyusut kembali jika suhunya kembali normal. Akan tetapi
ada beberapa pita ukur yang sudah mempunyai skala suhu untuk mengoreksinya. Pada pita ukur yang memuai data yang diperoleh lebih pendek.
b.
Karena pengaruh permukaan bumi tidak datar, tetapi berbentuk speris, maka dapat menyebabkan jarak yang diperoleh adalah jarak miring.
36
2. a. b.
c.
Keliru pencatatan data oleh pencatat. Misalnya 50,8 dicatat 58,0 biasanl a karena suara yang tidak keras maupun jauh. Sedangkan pembaca tidak memberitahukan hasilnya dengan suara yangjelas.
d.Pada tanah yang miring, tidak digunakan waterpas tangan dan unting-unting sebagai penanda kedataran dan titik akhir yang tidak lurus. Bila pada tanah
miring tidak mempertimbangkan besarnla keminngan maka metode lang digunakan keliru.
e.
Pengukuran jarak tidak pada earis lurus. Terkadang jarak yang diukur tidak
f.Pita ukur tidak permanen; maksudnya panjang pita ukur dapat berbeda dengan pita ukur yang lainnya, maka harus diadakan kalibrasi.
g.
Pita ukur tidak horizontal. Pengukuran ini harus dibantu dengan waterpas tangan.
h.Pita ukur tidak lurus. Hal ini bisa disebabkan oleh benda atau tumbuhan kecil
yang menghalangi sehingga pita ukur tidak lurus sempuma. i.Pita ukur tidak kencang; pengukuran pita ukur tidak kencang mengakibatkan
j k. 3.
ukuran yang diperoleh lebih panjang. Gaya tarikan pada pita ukur. Pita ukur bersifat elastis saat direntangkan jika penarikan lebih besar dari standar gaya tarik, maka pita ukur mengalami perpanjangan.
Lenturan pita ukur. Pada saat pita ukur dibentangkan seluruhnya mengalami akan terjadi lenturan sendiri oleh gaya berat pada pita ukur itu sendiri. Kesalahon yang Diperkenankan
Besamya kesalahan yang diperkenankan untuk setiap lokasi berbeda-beda, yaitu
pada lapangan datar, besamya kesalahan yang diperkenankan adaiah: Sr= 0,008 JD + orloo3D + olrs Pada lapangan berlereng, besamya kesalahan yang diperkenankan adalah:
5,=0,012
{6
+ 0r0005D +
0J5
Keterangan:
S,
= : S:
S-,
kesalahan yang diperkenankan pada lapangan datar (m); kesalahan yang diperkenankan pada lapangan berlereng
= : D
0n);
kesalahan yang diperkenankan pada lapangan Curam (m);
37
C.
L 2. 3. 4. 5.
kain berminyak. Tiap pita ukur harus mempunyai nomor sendiri-sendiri, sebagai tanda pengenalnya. Pita yang putus dapat disambung dengan kelingan atau dengan memasang pita penyambung, tetapi pita sambunean jangan digunakan pada pekerjaan penting.
kili-kili
Mengingat luas penampang rata-rata prta baja dan tegangan yang diperbolehkan,
sebuah tarikan tak akan merusakkannl'a. tetapi bila pita itu terpuntir dengan
tarikan yang berat bisa putus karenanya selalu dicek agar tidak ada puntiran
atau ikalan sebelum dikenakan pada tegangannya.
6.
D.
Pita ukur baja harus dibakukan atau dikoreksi dulu untuk suhu, tegangan setelah
habis dipakai.
Ada beberapa cara )'ang digunakan untuk mengukur jarak datar, misalnya dengan pedometer (walking measure), curvimeter, pita ukur, dan rantai ukur. Keempat cara
l.
Untuk melakukan pengukuran jarak dengan pedometer (walking measure), ikutilah langkah-langkah berikut ini.
a,
Tuiuan
) 2) 3) 1)
I
menggunakan alat ukur jarak pedometer; melakukan pengukuran jarak dengan alat ukur jarak pedometer; menghitung jumlah jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran;
menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.
L"nrurn
b.
Pennjuk
1) Pelajari dan ikuti iembaran kerja sebelum pengukuran. 2) Peletakan pedometer harus dekat getaran kaki.
c. d.
Alat-Alat Kerja
Peralatan kerja yang dibutuhkan antara lain: pedometer, alat tulis, dan jalon.
Keselamatan Kerja
38
e.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.
Gambar 3.10.
Langkah Kerl,t
i) 2) 3) 4) 5) 6)
7)
Siapkan peralatan ukur r;iak. Tentukan letak titik-titrk rang akan diukur
(A,2,4,6,8).
Tancapkan jalon dititik .\. :. 1. 6. B. Ikatkan pedometer pada kaki sebelah kanan (dekat tumit dengan kencang). Berjalanlah pada garis yang diukur. mulai dari langkah kiri di titik A. Tiap kaki kanan menventuh tanah. jarum akan bergerak menunjuk angka pada pedometer, dan teruskan ke
titik l. 1. 6 dan B. Di titik B langkah 2 hentikan, pedometer dilepas serta lihat angkanya.
Garnbar Kerja
Pedometer
Ganbar 3.11.
Data Hasil Pengukuran Dari hasil pengukuran temyata angka pedometer menrmjuk
136.
i.
(IJ)
: = =
z.L.P
Keterangan L
P
2.(40).136
10880 crn 108,80 m
39
-t
Gambar
3. I
108,80 m
a.
Tujuan
1)
2) melakukan pengukuran jarak dengan alat ukur jarak curvimeter; 3) menghitung jumlah jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran.
b.
Petunjuk (Jmum
1)
2)
Alat-Alat Kerja
Peralatan yang dibutuhkan antara lain: peta, alat tulis, dan curvimeter.
Keselamatan Kerja
2)
1)
Langkah Kerja
l) 2) 3) 4) 5)
Pilih curvimeter yang sesuai dengan skala petanya. Letakan curvimeter di atas tempat titik yang akan diukur di dalam peta. Jalankan roda curvimeter pada garis yang diukur di dalam peta dimana setiap roda bergerak jarum dalam curvimeter juga akan bergerak. Roda
dijalankan sampai di titik akhir dengan hati-hati.
Bacalah jarum pada curvimeter. Catat dalam daftar pengukuran.
Data Hasil Pengukuran Dari hasil gerakan roda curvimeter, diketahuijarum menunjuk angka 5,2.
o 6' Analis is D ata P engukuran
Pada pengukuran dengan curvimeter, skala peta 1:1000
Jumlah jaraknya
: IJ = =
5200 meter
40
3.
ln1.
q.
Tujuan
2) melakukan Pengukuran jarak dengan alat ukur jarak pita ukur; 3) menghitung jumlah jarak r anu diperoleh dari hasil pengukuran; 4) menggambar hasil penuukuran jarak dengan skala yang benar.
Petunjuk (imwn
1)
l) 2) 3)
L.
Alat-Alat Kerja
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain: pita ukur kain linen/Pita ukur saja/pita ukur fiberglass, alat-alat tulis, dan jalon.
u.
Keselamatan Kerja
1)
2)
e.
Pergunakan pita ukur dengan pita ukur (u aktu rnenasukkan -iangan terlipat. jangan sampai basah terkena air). Gunakan topi dan pakaian keq'a dengan baik.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.
Gombar 3.13.
Langkah Kerja
1)
2) Tentukan titik yang akan di ukur (A, B) 3) Tancapkan jalon di titik A , l, dan 2. 4) Bidik jalon hingga ketiganya membentuk garis lurus betul. 5) Rentangkan pita ukur antara dua titik yaitu A dan l. Usahakan agar tidak
6)
terlalu kencang dalam menarik, tidak bengkok, dan tidak putus. Bacalah angka yang tertera dan catat dalam daftar pengukuran.
41
7)
8) 9)
titik
l0)
A dan 1, tempatkan di titik 3 dan -1 jalon Bidik ketiganya hingga membentuk sebuah gans 1urus. Ukur jaraknya dan demikian seterusnya hingga pengukuran sedia.
Gambar Kerja
Garybar 3.14.
12
h.
6*B
i.
kurang dan3o/o maka jumlah jaraknya adalah jarak-jarak setiap titik yang digabung.
: :
17,00
111,7 meter
r(
Gambar 3.15
16,00 >(
>l
,7 m
4.
Aa
a.
Trjuan
Dengan disediakan seperangkat alat ukurjarak diharapkan dapat
l) 2) 3) 4)
1)
melekukan pengukuran tarrk densan alai :kur rantai ukur; menghirung jumlah jarek r:nu C;perol.'h urr-. hasil peneukuran;
men-egambar hisri pcngukurun larak dengln sk:la rans besar.
Petunjuk L'nunt
Pelajari dan ikuti lembar kerja sebelum pengukuran.
Penempatan rantai ukur dan banyaknyaruntai ukur harus tepat.
Penancapan pen ukur harus disesuaikan dengan rantai ukur.
2) 3)
c.
Alat-Alat Kerja Alat-alat kerja yang diburuhkan antara lain:jaltrn. pen ukur. rantai ukur. dan
alat tulis.
d.
Keselatnattut Ket'jct
1) Pen ukurjangan sampai ketinggalan di lokasi pengukuran 2) Gunakan dan letakkan rantai ukur dengan baik. 3) Hitung jumlah rantai ukur dan pen ukur setiap akan pindah titik.
e.
Loknsi Pengularan
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman sekolah.
,i
Gambctr
3. I 4
fl
J:
Langkah Kerja
l)
2) Tentukan titik-titik yang akan diukur ( A,2, 4, 6,8 ). 3) Tancapkan jalon di titik A, l, 2. 4) Bidik jalon hingga ketiganya membentuk garis lurus. 5) Bentangkan rantai ukur, orang pertama memegang
orang kedua memegang ujung rantai ukur yang lain.
6)
Tancapkan pen ukur di ujung rantai ukur (orang pertama). di atas titik
A-l-2,
dengan me-
+,1
1) 8)
Pindahkan, pen di titik A dicabut dan dipindahkan di tempat pen kesatu yang ditinggalkan oleh orang kedua, sedang orang kedua maju ke arah
titik
2.
Kaitkan ujung rantai ukur pada pen kesatu (orang pertama), dan orang pada kedua merentangkan rantai ukur, kemudian tancapkan pen kedua ujung rantainYa.
pen Orang pertama mencabut pen pertama sambil dipindahkan ke tempat ditinggalkan orang kedua kemudian orang kedua maju ke
9)
kedua 1,ang
arah 3.
l0)
yang dibawa Selanjutnya dengan cara ,vang sama? lakukan hingga pen ukur dengan jumbatas. Berarti orang pertama memegang pen ukur 1 ditambah
g.
2l
ukur
h.
Keterangan: Lj
RumusnYa:
"
j r,'r:+"D{rI;rtr}'
D = panjangrantai ukur
xj
= l3J'J;"1'
n = jumlah Pen
i.
Gambar 3.17
E.
jarak adalah membuat garis yang Tujuan yang akan dicapai dalam pengukuran pasti' Bila terhalang sungai benar-benar lurus sehingga jaraknya dapat diukur dengan langkahyang lebar, bangunan dan danau, maka pengukuran seperti ini memerlukan
langkah tersendiri.
1.
secara langBila jarak antaratitik B dan G (antara dua titik) tidak dapat diukur dilakukan secara langsung atau tidak memungkinkan pembidikan dan pengukuran
44
fu
rh
a.
Garis AC dan BD tegak lurus AB, panjang AC = BD. Pada perpanjangan garis DC, panjang EF = CD, garis GE dan HF tegak lurus
rg
la
Gqmbar 3.18
ln
(e
b.
va
Garis BC dicariagar BA
=.\C
dan sudut di A
n-
= 900. Titik D ditentukan dan perpanjangan BC. Titik E dan F ditentuk:: .:s:r GF tegak
lurus GE, maka panl'ang DF = DB lan panjang
DE:
DC. Titik G dite:r-s.:. r:,1a tarak yang sama dengan AC dari kedua titrk. Gads GF
jang
c.
AG:
CE.
Gumbar 3.19.
hanva
di sini tidak digunakan segitiga siku-silu melainkan segitiga sama kaki ABC, DEF, GHK.
AH:BE-2AB.
Gambar 3.20.
d.
I J
--' *[
Tarik garis secara acak (garis AC) yang tidak terhalang, BC tegak lurus AC dan jarak AB =JAC * BC'
Cnu,Uo,'i.Zt
*_r
2.
lo 'b
1g
Terhalang oleh Sungai Bila jarak antara kedua titik tidak dapat diukur secara langsung karena harus
)-:...
*rr,,
.-
a.
Pada garis
AB letaknya titik C dan D dekat sungai ditarik garis CO tegak lurus AB.
'-.(, r
/ \, :
Jarak CD
laqAa
('lt.l l)i9rl?
:'.'/"-i_ \ P
B
\( ,(
)t,
Gambar 3.22.
45
b.
AB: (4%;aa
d.
Tarik garis DE tegak lurus AB perpanjangan CE sampai G. Tarik garis GF tegak lurus AB.
Dan jarak
Gambar 3.25
cD:
#l3+
J.
Bila jarak antaratitik A dan B tidak dapat di ukur secara langsung akibat adanya danau di antara kedua titik pengukuran tersebut, maka dapat drlakukan pengukuran
dengan metode-metode sebagai berikut. Jika AC = BD, maka
a.
AB:
CD
Gambar 3.26
b.
AB: JBCLA6-
L.
AB:
JBCr +Ac-
Gambar 3.28,
46
' DE - \c('E
Gomltar 3.)9
F.
Ada beberapa langkah kerja khusus yang harus drlakuk.:. rr':iii: penuuii,.::: jarak yang kita kerjakan terhalang sesuatu. Uraian selengk;rnra disajikan berikui ini.
l.
Salah satu penghalang 1'ang kita t'rrukan adalah bangunan. Jika hal ini terjadi, hal-hal yang harus kita perhatikan adalah sebagai berikut.
a.
Tujuan
1)
meggunakan alat-alat ukur jarak atau dapat melakukan pengukuran jarak yang terhalang oleh bangunan;
menggambar hasil pengukuran dengan skala yang benar;
2) 3) 4) b.
Petunjuk (Jmum
1)
2) 3) -.
.llat-Alat Kerja
Peralatan kerja yang dibutuhkan antara lain: jalon, pita Lrkur, alat tulis, dan unting-unting.
d.
Keselamatan Kerja
1)
Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran. Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti.
2) 3)
l-
e.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar halaman Sekolah Menengah Kejuruan.
Gambar 3.30
Langkah-Lorrykolt
Keja
Dari gambar lokasi di atas diketahui bahwa, untuk mengukur jarak dari A ke G
hanya dapat dilakukan dengan metode pertama (dalarn teori di atas), dengan langkah sebagai berikut.
1)
2) 3) 4) 5) 6) l)
8)
titik B dan titik H yang terhalang oleh bangunan sekolah dan tancapkan jalon di atas titik B dan titik H Melalui titik B, buat sudut siku-siku (D) yang tegak lurus BH. Gunakan
Tentukan
cara perbandingan 3
:4:5.
Melalui titik A, buat sudut siku-siku (di titik C) yang tegak lurus BH. Gunakan perbandingan 3 : 4 : 5. Lkur jarak BD dan ukur jarak AC, jarak BD = AC.
Tentukan
titik
titik E. Melalui titik E buat sudut siku-siku yang tegak lurus DC (yaitu titik G) Gunakan cara perbandingan 3 :4 :5, Ukur jarak BD = AC = GE dengan demikian maka titik E terletak pada
dan ketemu garis DC.
Ukur jarak DC, CE, GH, dan gunakan dengan skala yang baik.
g.
Gambar Kerja
T
6m
.1.-7m
d
Gambar 3.31
7m
---rl
-t<-
48
h.
A.B
B-D:
D-C
G-E
AC
G-H
E-F
H-F
C-E
i.
di
atas
Panjang
AC = BD = 6 meter, panjang EF = CD = 7 meter. Dan garis-garis GE dan HF tegak lurus EF. Apabila GE = HF =AC.+ 6= 6= 6 Berarti samadengan teori di atas. Berarti GH terletak pada perpanjangan BA dan panjang AG = CE yaitu jaraknya
sama dengan 20 meter.
Menggambar Hasil Pengukuran Untuk menggambar hasil pengukuran ada beberapa langkah yang harus di penuhi
antara,
lain: tentukan skala jarak, tentukan letak titik di kertas gambar, ukur jarak
masing-masing.
3^ .-li
6m
Skala
jarak I cm =
150 cnr
?-
l+-
7m
20m
--+l
Gambar 3.32.
5.
sungai. Jika hal ini terjadi, hal-hal yang harus kita perhatikan adalah sebagai berikut.
a.
Tujuan
Mengukur jarak yang terhalang oleh sungai mempunyai beberapa tujuan yang
akan dicapai yaitr,r:
) 2) 3)
1
melakukan pengukuranjarak yang terhalang oleh sungai; mengetahui metode yang digunakan untuk mengatasi pada pengukuran yang terhalang sungai;
49
4)
5)
b.
Petunjuk Umum
l) 2) 3)
Alat-Alat Kerja
Alat-alat kerja yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, jalon, unting-unting, dan alat tulis Keselamatan Ket'f a
1) Gunakan jalan sesuai dengan fungsinya. 2) Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti. 3) Pakailah pakaian keqa pada saat pengukuran.
e.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lokasi sungai kecil dekat sekolah.
\, \\a /\
0,t,,i4.1, -i -i-i
tt\
\ir
i
,)( )-/ /@
.o\ \o
I
I
t(
/
\ i( /)\\
'.'
r-
f.
Langkah Kerja
Dari gambar lokasi di atas, diketahui bahu'a untuk mengukur jarak dari C-B
hanya dapat dilakukan dengan metode yang pefiama. sebab sekelilingnya telah dike-
lilingi bangunan dan hanva ada satu sisi 1'airu sebelah utaranya. Langkah-langkah unruk metode ini adalah sebagai berikut. 1) Tentukan garis AB dengan menancapkan jalon titik A dan di titik B. 2) Tancapkan jalon C pada garis AB. 3) Tancapkan jalon di titik O, dimana jarak antara OC harus tegak lurus dengan
AB.
4)
50
g.
Gambar Kerja
ijJ
AC <__
____|
h.
o-c
o-A
6
10
i.
jika pada gans AB dilerakltan t:::s C :. iekat sungai dan ditarik garis ke titik O tesak lums \B rraka ,arak CD :c: ":
CB
Iq{),
S
'
+ = 4,5meter
\.
/
.t..
\
'\.
/
\'
AC {---8m
__---__}
6.
Jika di dekat lokasi pengukuran terdapat danau yang rnenghalangi pekerjaan kita, hal-hal berikut ini harus kita perhatikan secara khusus.
a.
Tujuan
Mengukur jarak yang terhalang oleh danau mempunyai beberapa tujuan yang
akan di capai antara lain:
) l) 3)
1
mengetahui penggunaan alat ukur jarak pada lokasi yang terhalang danau;
5t
4)
5)
b.
telah dilakukan;
menggambar hasil pengukuran dengan skala yang benar.
Petunjuk Umum
1)
2) 3)
Pelajari terlebih dahulu lembaran kerja sebelum melakukan pengukuran. Perhatikan langkah-langkah yang keliru seperti tidak siku-siku garis yang dibuat.
Alat-Alat Kerja
Peralatan keq'a yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, jalon, unting-unting,
dan alat tulis.
Keselamaton Kerja
l) 2) 3)
e.
Lakukan pembacaan pita ukur dengan teliti. Pakailah pakaian ke{a pada saat pengukuran.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di sekitar lembah dekat sekolah.
Gambar 3.36.
f.
Langkah Kerja
Dari gambar lokasi di atas, diperkirakan untuk mengukur jarak dari A-B dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada pengukuran kali ini dipakai metode yang
ketiga, sebab di sekelilingnya ada sungai. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
l) Tancapkan jalon di titik A dan di titik B. 2) Tancapkanjalon C di sebelah danau, bebas letaknya. 3) Tentukan garis tegak lurus AC dengan menggunakan perbandingan3 '.4 : 5,
diperpanjang hingga lurus mengarah ke jalan B.
4)
52
g.
Gambar Kerja
h.
i.
BC = 16 m, maka:
Jarak
AB
v400 20 Meter
Jadi jarak
AB = 20 Meter
Skala
I :200
Untuk menggambar hasil pengukuran harus ditentukan terlebih dahulu skala jaraknya, letak titik di kertas gambar dan
ukur j araknya masing-masing.
Gambar 3.38.
G.
Mengukur Jarak pada Thnah Miring Untuk mengukur jarak pada tanah miring, ikutilah langkah-langkah kerja
berikut.
53
l.
Miring
Unfuk mengukur jarak mendatar pada tanah yang miring, tidak dilakukan dengan mengukur jarakantara dua titik langsung. Lihat gambar di bawah ini.
Jika diamatr daiam gambar, temyata jarak sesugguhnya jarak A-B adalah garis yang mendatar (garis AO). Adapun garis antara titik A dan B adalah merupakan jarak miring. Kadang-kadang oleh para pengukur hal ini dianggap hal biasa, padahal bisa berbeda, antaru miring dan jarak sesungguhnya.
Garis AO dianggap horizontal, yang berarti bahwa setelah dilakukan sipat datar (baik sederhana maupun pesawat) terhadap
titikAdan titik B ada perbedaan tinggi yang besar. Titik B berada tepat di atas O yang berarti panjang garis AB merupakan jarak miring (slope distance), sedang garis AO disebut garis horizontal.
Pada beberapa pekerjaan peneukuran ada yang memperhi-
Pada gambar, jika dilihat tern\ ata 1'ang diukur adalah jarak miring dari lengkung bumi. Untuk mengukur dalam skala besar harus diperhitungkan. tetapi dalarn kajian ini tidak dibahas lebih lanjut.
Gambor 3.40.
Jarak horizontal adalah faktor terpenting dalam pengukurjarak, akan tetapi pada pengukuran jarak biasa, hasil angka an yang diperoleh biasanya adalah jarak miring sehingga perlu dicarikan cara penyeiesaian agarjarak horizontal sesungguhnya bisa dicari. Teknik/cara penyelesaian dalam pengukuran jarak pada tanah miring dapat dilakukan dengan cara yaitu:
a. b. c. {t.
dilakukan koreksi, dilakukan secara bertingkat, dan dilakukan secara terpotong-polong (braking tape).
Formula Korel*i
Formula koreksi dilakukan pada pengukuran jarak pada tanah yang miring (slopel dengan kemiringan 3 - 10 persen, untuk kemiringan 1 - 2 persen jarak miringnya secara langsung diambil sebagaijarak horizontalnya. Koreksi ini dilakukan dengan mengukur jarak langsung pada tanah yang landai (kemiringan 3 10 persen, atau
tanah yang agak iandar). Formula ini dapat diiakukan dengan meletakkan sebatang kayu ukur yang berukuran s di atas tanah. Kemudlan tancapkan patok kalu yang
ujungnya dihimpitkan pada ka1'u ukur. Kavu uk-ur diangkat hingga mendatar h. Jarak kayu yang diangkat dengan tanah adalah r'ldiukurjarak v). Jikajarak miring sudah diketahui (9) dan beda tinggi v sudah drketahui maka kita harus mengurangijarak
sebesar (
2Y]
s untuk menentukan
jarak mendatar.
Kemiringan (slope)=
Keterangan:
100 %
(ionthar 3..! i
h: t : v:
54
v2
:
:
s'](dalil Pythagoras)
sl--
hl
h h
a) Vs- - v-
v2
Gamhur
-1.12
,'-,
don
: s-
\'l
r-s Dari pengukuran diperoleh. panjang s : 5 metcr dan panjanr i = 0.1 meter. Tr,.ntukan pintang t.irlk horizontal (h).
Harga
koreksi
= t: - 2s r) t.l
Gunhar 3.13
l5 {)ifll
Kemiringannya:
Panjang horizontalny,a
=
h.
O,OO1
SloPe
= *"tOO%
0.r
\,1 s- t.s 0.1
h :
q-
.: '
x 100%
-!
'\l
1.5
-1.999 rneter
109/o
dan untuk
b.
Bertingkat
Cara menyelesaikan pengukuran di tanah yang miring dilakukan secara bertingkat; dilakukan pada tanah dengan kemiringan antara 3 sampai 10 persen.
Dalam kemiringan ini cara koreksipun bisa menggantikan metode bertingkat. Akan tetapi lebih baik jika metode bertingkat dikombinasikan dengan koreksinya. Biasanya, pada pengukuran secara bertingkat, setiap kali pengukuran horizontal memanfaatkan seluruh panjang pitaukumya. Untuk membuat garis iurus kebawah,
maka pada ujung pita ukur digantungi unting-unting. Unting-unting merupakan proyeksi pita ukurke perrnukaan tanah. Titik yang dibuat oleh unting-unting merupakan
titik arval pengukuran selanjutnya. Berikut ini disajikan contoh-contoh benhrk pengukiiran berlingkat.
55
L
rllll
benang
unting-unting
20m
pita ukur -
targg
^,..-
,1
m
u
nting-unling
I
Gambar 3.46. Tanah miring dengan waterpas, tongkat
benang
lalon
ukur.
Jarak kedua
yaitu h:, - *
h adalah jarak mendatamya, sedangkan jumlah jaraknya dihitung dengan cara menjumlahk an jarak mendatar seluruhnya.
c.
Terpotong
cara penyelesaian dengan cara terpotong merupakan pengukuran pada tanah yang miring dengan kemiringan di atas 10 persen. pada saat pengukuran jarak horizontal dengan metode terpotong ini tidak menggunakan seluruh panjang pita ukur, tetapi dipotong-potong setiap tanahnya bukan pada kedatarannya. Secara umum langkah-langkahnya sama dengan metode bertingkat. Cara koreksi pada pengukuran
metode terpotong ini adalah dengan melakukan dua kali pengukuran pada saat titik yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan angka rata-ratadan hasil peng-
kemiringan 33%
benang
unting-unting
56
waterpas tangan
Jarak diperoleh dengan menjumlah jarak-jarak mendatarnva. Adapun jarak mendatarnya diperoleh dengan menerapkan rumus p\lhasoras \ aitu
6=f;
H.
Untuk mengukur dan menghitung jarak pada tanah memperhatikan beberapa hal yang mempengaruhi.
l.
Pengukuran jarak pada tanah miring secara bertingkat dilakukan pada kemi_ ringan 3% l0%. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
o.
Tujuan
1) 2) melakukan pengukuran jarak pada tanah yang miring; 3) menghitung jumlah jarak dan menghitung koreksinya; 4) menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.
Dengan penyediaaan alat ukur jarak, diharapkan dapat mencapai tujuan berikut: melakukan pengukuran jarak dengan alat-alat ukur jarak;
b.
Petunjuk (Jmum
1) Pelajari terlebih dahulu lembaran kerja sebelum melakukan pengul-uran. 2) Letakkan unting-unting harus di atas tanah. 3) Pembacaan pita secermat mungkin dengan bacaansampai milimeter.
57
C,
Alar-.4.lat Kariu
.\1at-alat r ang dibutuhkan antara lain: pita ukur, tongkat ukur, benang dan unting-
Kej u
r I) 3)
i
e.
Pakailah pakaian kerja pada saat melakukan pensukuran. Bersihkan peralatan sehabis dipakai. Jagalah agar waterpas tidak jatuh ke tanah.
Lokasi Pengukuran
Pengukuran dilakukan di daerah miring di sekitar sekolah.
Langkah
Keja
l) Tenrukan titik.A, dan titik B sebagaititik yang akan diukur jaraknya. 2) Pasang pada titik A sebuah patok kayu. 3) Letakkan sebatang tongkat ukur dengan titik awal di titik A (ujung tongkat,
di A).
4)
5)
6) 7) 8) 9)
diberi patok kayu. Ulorr tinggi tongkat ukur sampai permukaan tanah. Ukur jarak titik A ke titik 1 (arak miring).
Letakkan tongkat ukur dengan titik awal di titik satu tepat di atas patok. Demikian dilakukan seterusnya (dimulai nomor 3) hingga pengukuran selesai.
Gambar Kerja
Gambar 3.5l
58
h.
Titik
Jarak miring
3,01 5
Tinggi (v)
0,30 0,25 0,28 0,20 0,30 0,21 0,27 0,28 0,29 0,28
A-l
t-2
3-4
4-5
5-6
6-7
3,012 3,012
0,130 3,014 3,013
1-8
8-9
9-B
1) Mencari koreksi
Rumusnya:
a
Keterangan:
Koreksi
t-
0,0149 meter
0,0104 meter 0,0130 meter
= ,l#r; : 0,0066 meter Titik 4 dan titik 5 : ,r.l,,S = 0,0149 meter Titik5dantitik6 = *i# = 0,0121 meter Titik6dantitikT = -*th : 0,0121 meter Titik 7 dan titik 8 = ,^ro"u* = 0,0130 meter Titik 8 dan titik 9 = *fru = 0,0139 meter Titik 9 dan titik B = .5* = 0,0130 meter
2)
Mencari jarakhoizontal antara dua titik
Rumusnya:
Ke(erongon:
h;$-- *
59
3,015-ffl#l = 3,000 meter Titik i dan titik 2 : 3,010 - (jf,(* ) : 3,000 meter
TitikAdantitik 1 =
Titik2dantitik3
: 3,013-(*#;) : 3,000meter = 3,000 meter Titik 3 dan titik 4 : 3,007 - tffi1 Titik4dantitik5 = 3,015-tf*l = 3,000meter : 3,000 meter Titik 5 dan titik 6 = 3,012 - fffi1 Titik 6 dan titik 7 : 3,012 -1ffi I : 3,000 meter
= 3,013-t**"1 = 3,000meter Titik 8 dan titk 9 = 1.01+ -, ,l,th ) : 3,000 meter TitikgdantitikB = 3,013-(+) = -1.000meter
Trtik-dantitik8
3)
a)
Rumusnya:
.. r,::tri
,,.ff5.:'i#, 1i,r
+'fi9* q,
,,-,:,,.jr
h*
+ fa, + lrn
+'ql4 hr;+%
'
L,
= =
+ 3,000 + 3,000
30,000 meter
b)
=
Xkoreksi:
30,124
0,0149 + 0,0104 + 0,013 + 0,0066 + 0,0149 + 0,0121 + 0,0121
=
Jadi
IJ =
0,724
30,000 meter
Titik
Jarak miring
Koreksi
v2
Jarak horizontal
(m)
3,015
LS
0,0 49
0,0 04 0,0 .30 0,0( )66 0,0 149 0,0 t2l 0,0 t21 0,0 t30 0,0 t39 0,0 t30
S-* L.t
v2
A-1
t-2
2-3
3,010
3,013
3-4
4-5
5-6 6-7 7-8
B-9
3,007
3,015
0,27
0,28 0,29 0,28
3,012 3,012
0,013
3,014
3,013
9-B Jumlah
3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000 30,000
34,124
0,1240
60
+
15,00 m
3,00'->tI
I
Gambar 3.5)
.,.
IF
soo
+3,00-;
t-3,00
Gamhar 3
i3
2.
lliing
Jika kemiringan tanah \3119 irr:r rr..: -r-1.:-:.--..: berikut ini harus diperhatikan secara khus;s
:t t ;-':
-, --'
a.
Tujuan Penyediaan alat ukur jarak, diharapkan dapat membantu kita mencapai tu.;uan
berikut:
t) 2) 3) 4)
b.
I
melakukan pengukuranjarak dengan alat ukurjarak; melakukan pengukuran jarak pada tanah yang miring; mengukurjarak pada tanah yang miring dengan kemiringan lebih dari 10%;
menggambar hasil pengukuran jarak dengan skala yang benar.
Petuniuk Umum
pengukuran.
2) 3)
c,
Alat-Alat Kerja
Peralatan yang dibutuhkan antara lain: pita ukur, tongkat ukur, benang dan unting-unting, waterpas tangan, patok kayu, dan potongan kayu.
61
Keselamatan Kerja
i) Pakailah pakaian kerja pada saat melakukan pengukuran. 2) Jagalah waterpas agar tidak jatuh ke tanah. 3) Gunakan potongan kayu sesuai dengan tujuan semula.
Lokosi Lokasi pengukuran di bukit kecil di dekat sekolah.
Ganir,i,
-"
-i:
..
Langkah Kerja
1) Tentukan patok di titikA dan titik B sebagai titik i'ang akan diukur jaraknya. 2) Tancapkan patok kayu (potongan kalut di titik pangkal A sebagai titik o
awal.
3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) g.
nya ditempatkan pada potongan kayu. Pegang keduanl a secara bersamaan. Pasang sebuah unting-unting di pangkal tongkat ukur dan potongan kayu.
Aturlah agar potongan kalu bisa tegak lurus. Letakkan waterpas tangan di atas tongkat ukur, aturlah hingga gelembung
tepat berada di tengah-tengah (mendatar) dengan cara menggeser naik atau
Ukur tinggi tongkat sampai permukaan tanah. Ukur jarak titik A ke titik I (arak miring). Titik
ukur.
Letakkan potongan kalu tepat di ujung tongkat ukur. Demikian seterusnya, (lakukan mulai langkah 3) hingga pengukuran selesai.
Gambar Kerja
Gambar 3.55.
62
';
Titik I
Jarak miring
Tinggi (v)
0,8
1,0 1,5
A-r | 1-2 I
I
4,20 s.0s
4-s I
I
| j-4 I
I I
2-3
s,rt
s.zo
3,0 3,0
O-
5-6 I t__s.lo
7-B
s.:-,
Keterangan:
9-B I
8-9
+--'\-l
+.so
s.05 5,45
(-)
1)
Rumusny'a:
1={s--vL la l
Dari data pengukuran di atas, maka jarak horizontal antara: Titik A dan titik I 4,1231 meter lAxl,
-1d 4,2473 meter 4,2956 meter Jta5, -ls .,[sor lrt' = 4,6946 meter {ms, -,}r; : 4,9691 meter Titik 9 dan titik B : vE+s, - 0j, 5,416g meter
i!10'
: -0s, Titik 1 dan titik 2 : lCtt _ ml : 4,9500 meter Titik 2 dan titik 3 : S.rt= = 5,0311 meter Titik 3 dan titik.l = !C:0,L{f : 4,2473 meter Titik 4 dan titik 5 = ,!:ii- - 311- : 4,4297 meter
3)
Rumusnya:
a),EI =
h+s
* h*
+ ho.r+ hrs
hs-n
+ hne
63
Titik
Jarak Miring
Tinggi (v)
.f,'J
l3
1
A/.-
4,20 5,05
0,8
1,0
1,5
4,1
t-2
3
4,9-i00
5,031 I
5?5
5,20 5,35 5,20 4,55 4,80 5,05 5,45 Jumlah
3-4
4*5
3,0
3,0
4,2473
4,4291
5-6 6-7
7-8
8-9 9-B
4,2473
4,2956 4,6946
4,9691
5,4168
0.6()
46,4046
jarak
Skala tinggi
200 20
46,40 m
Gambar 3.56.
L*tlh&n,,'
l) 2) 3) 4)
5)
Apa yang dimaksud dengan jarak horizontal (arak datar)? Pengukuranjarak dibedakan menjadi dua macam. Apa yang dimaksudjarak
langsung pada pekerjaan survei?
Sebutkan alat-alat untuk mengukur jarak langsung antara dua titik? Apa syarat pengukuran dengan rantai ukur dan bagaimana cara pengukuran
dengan rantai ukur? Pengukuran jarak biasanya rawan terhadap kesalahan dalam pengukuran tersebut. Apa penyebab timbulnya kesalahan-kesalahan yang dialami peng-
ukur?
6)
Pada pengukuranjarak dengan pita ukur kita akan bertemu dengan berbagai
ukuran
64
7) 8)
a) b) c)
Bagaimana teknik/cara pengukuran jarak pada tanah yang miring? Pengukuran jarak dengan sistem bertin_ekat diukur dengan menggunakan
pita ukur baja sepanjang 10 meter. Setiap kali pengukuran jarak dengan pita ukur ditancapkan pancang kau ar. Pancang kaw atyangdibawa ada 1 0 buah.
Bila seluruh pancang kariat relah habis terpakai,tetapi titik yang diukur masih kurang 3,2 meter. sedanekan pada awal pengukuran ditancapkan patok, berapa panjang daerah rane diukur?
6s
BAB IV
::il-itil
::
SE,DE,RHANA
ili:til:rl':;:lli:i::: jr,i:i:,1:iii.::i,i,,1t'
,.,,:i itir:liii.i,+rii,i:ii:ii:j,itti:i..
i+
Mengukur perbedaan tinggi antara dua buah titik adalah mengukur jarak antara
sebuah
titik terhadap sebuah bidang horizontal yang melewati titikyang lain, sebagai
bidang acuan.
Ada sebuah bidang yang melewati kedua titik tersebut dan tegak lurus bidang horizontal (bidang acuan). Terhadap garis hasil perpotongan kedua bidang inilah
titik ditentukan. Terhadap garis itu juga sudut elevasi yang menunjukkan beda tinggi dapat diukur. Akan tetapi bagaimanakah garis itu dapat ditentukan secara teliti dengan alat sederhana di lapangan?
beda tinggi kedua
A.
sejumlah titik. Penguk-uran sipat datar diartikan pula sebagai perbedaan pengukuran elevasi, yaitu perbedaan vertikal antara dua titik ataujarak dari bidang referensi yang
telah ditetapkan ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertikal. Biasanya permukaan
air laut rata-rata yang digunakan sebagai bidang referensinya; sedangkan sebagai bidang
H = elevasi titik A
Pengukuran jarak vertikal secara langsung atau tidak langsung untuk menentukan beda tinggi antara dua tempat atau titik merupakan proses penentuan ketinggian sejumlah titik. Beda tingginya adalah jarak vertikal antara dua bidang datar di mana
titik tersebut berada. Jarak vertikalantara suatu titik dengan bidang acuan/permukaan air laut disebut ketinggian titik. Penentuan elevasi atau perbedaan tinggi diperlukan
dalam pembuatan gedung, pembuatan jalanraya,pembuatan saluran air dan pembuatan
jalan kereta api, karena permukaan bumi ini tidaklah seluruhnyadafar; ada ppnung,
tu
Air Iaut dijadikan dasar dalam mengukur tinggi sesuatu dan sebagai permukaan
perbandingan; sehingga permukaan tersebut harus benar-benar datar.
relatiftitik{itik A. l. l. -1 J:r B ;rp;t drtentukan dengan menegakkan rambu/.jalon secara berturut-rurur Dr,j: :lrir, re rsebut dan membaca angka yang terpotong garis datar. Titik .\ diradrkrn sebagai acuan pada interPada gambar di atas, ketinggian
val tertentu. Alat penyipat datar dipasane pada p..,sisr baru. pembacaan pada rambu/ jalon yang pertama (l) dari posisi baru drsebur penibacaan ke belakang, dan pembacaan rambu,'ialon terakhrr
rl
muka. Pembacaan ketincuian r.ing lclah diperoleh dicatat dengan cara yang sama, tetapi ketinggian datum ltitik A) dihituns dengan cara yang berbeda.
B.
dinn.-.:'-'*r
i,: f::.',:,:
l.
2.
menenfukan letak ketinggian (elevasi) sesuatu titik i,ang berada di atas atau di bawah bidang pedoman adalah pennukaan air laut yang tenang; rnelakukan pengukuran jarak antara dua titik; menentukan perbedaan tinggi antara
J.
'4. 5.
ltt l---B;B
Ill
vh--
67
Beda Tinggi
1.
secara langsung adalah sebuah segitiga yang terbuat dari kayu, yang bertiang tengah
vertikal dipasang unting-unting dan di ujung bau'ah batang horizontal dibuat lukisan segitiga. Bila unting-unting berada tepat di atas lukisan segitiga bidang permukaan
di mana alat tersebut diletakkan, berarti bidang permukaannya adalah datar. Alat ini cocok untuk pemeriksaan rel kereta api 1,an_e terbuat dari baja.
Gttnthur
J.J
-leglrlgo {rr.r'rr
Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan titik berat unting-unting secara vertikal
yang dikombinasikan dengan bidang datarlhorizontal dari segitiga kayu. Kayu dibuat tegak lurus dengan bidang datarkayu. Seperti diketahui, gaya-gayayangbekeqa secara
bersama-sama dalam unting-unting dalam arah tegak lurus, mengarah ke bumi dalam
titik berat. Titik berat akan selalu mengarah tegak lurus ke bumi. Syarat alat ini adalah, (1) bidang horizontal yang dibentuk oleh segitiga kayu harus tegak lurus dengan letak paku, tempat pak-u diletakkan, dan tempat benang dikaitkan; (2) benang dan unting-unting harus bebas bergerak tanpa tersentuh oleh penghalang; (3) segitiga kayu harus berdiri tegak lurus dan tidak boleh condong ke samping kanan atau kiri. Cara menggerakkan alat ini, letakkan segitiga dan unting-unting di atas bidang datar, biarkan agar tenang dan lihat ujung unting-unting. Jika tepat berada di atas
satu
lukisan segitiga berarti bidang dinyatakan datar; apabila belum berarti bidang yang
2.
sederhana yang digunakan untuk menentukan garis horizontal pada suatu permukaan,
iika kemiringannya tidak diketahui dengan pandangan mata. Dengan alat ini dapat drtentukan garis horizontal kedua titiknya, karena pada alat ini terdapat tabung pandangan yang dilengkapi dengan lubang bidikan pada salah saru ujungnya dan tanda silang sebagai tandahonzontal pada ujung lainnya. Di dalam mbung terdapat pula gelembung udara sebagai indikator pengukuran. Jika gelembung udara terdapat di tengah bidikan. n"i. .;.:n. \-rtk:naupun
rambu merupakan garis datar.
Bt=
B*M
Beda tinggi
:
Bacaan Muka
Bacaan Belakang
Jarak
Cara menggunakan:
Gambar 4.7
a. b. c. d. e.
-----l
Ukurjarak A dan B (catat dalam daftar). Letakkantongkatpenyanggadi antaratitikAdanB,letakkan handlevel diatas tongkat penyangga. Atur hingga gelembung berada tepat di tengahtengah.
Baca rambu belakang dan muka (catat dalam daftar).
69
3.
Alat Tabung U
Alat tabung U adalah pipa U yang diisi dengan cairan, jika diletakkan maka permukaan air pada kedua kaki akan bergerak untuk membentuk permukaan yang horizontal. Bidang daramya adalah bidang permukaan air. Alat ini sangat sederhana dan mudah menggunakannya. Alat ini memiliki ketelitian yang kurang bagus. Prinsip kerja alat tabung U ini adalah bekerja berdasarkan prinsip bejana berhubungan dan diusahakan alat pengukurjarak berhimpit dengan tabung dan tepat
pada permukaan airnya.
Permukaan air
Tabung muka
Bt=B-M
Beda tineei = Bacaan
Gctmbor 4.6.
Belakang
Bacaan Muka
Cara penggunaan alat harnpir sama dengan penggunaan menggunakan lland level, hanya bedanya penyangga sudah satu rangkaian dengan prpa tabung ini sehingga lebih mudah menggunakannya. Jarak yang diperbolehkan dalam pengukuran dengan tabung tidak boleh melebihi jarak antara kedua tabLrng. Jenis lain waterpas tabung, yaitu tabung dihubungkan satu sama lain dengan slang karet, Tabung terdiri dari dua buah tabung gelas tanpa dasar Kedua tabung diisi dengan air hingga penuh. Kedua tabung ada sumbatnya, dan bila sumbat dibuka, maka air akan berjalan dan lama-lama tenang. Permukaan air keduanya (ika sudah
tenang) membentuk garis mendatar di antara keduanya. Dengan penghubung slang
jarak uniuk pengukuran dengan alat ini relatiflebih panjang dari tabung U yang di atas. Jaraknya tergantung panjang slangnya. Syarat yang harus dipenuhi adalah tidak ada gelembung di dalam slang, slang tidak tertekuk, dan tidak bocor.
Garis datar Permukaan air Penyumbat Permukaan air
Tabung
Gambar 4.9.
4.
Waterpas Waterpas terbuat dari sebatang kayu atau baja yang di dalamnya dipasang nivo.
Nivo adalah tabung/kaca yang sedikit lentur sebagian kecil yang diperuntukkan bagi penguapan, nivo diisi dengan zat calr (eter) kedua uiung tabungnya tefiutup, ge10
iembung yang ada di dalam nivo akan selalu bergerak ke arah -vang seialu tinggi. \Vaterpas dalam keadaan seimbang horizontal jika gelembung !'ang ada di dalam
nivo berada dalam titik izang paling tinggi. Untuk mengetahui peka tidaknya gelembung uap, pada taburg digoreskan beberapa buah garis. Jika gelembung berada tepat di tengah gan! .i: ::."k: u ater:l: dapat dikatakan seimbang. Garis singgung yang ada di dalar: i.:r-r!. d, i.n:j:.
:. :.:.r::-:::.i::. =r. -r.:- i:r -l:l jalan menyetel sepotong atau sebilah papan. Kemudian te:.rr.': :::i:::,-. yang berlawanan, maka akan didapat gelembung berada ,i, :<::.-- .-_-:.- . :.: . l:n
pembagi disebut garis bidik. Jika gelembung be:-:c= -uaris-garis garis pembidik, garis bidik horizontaluntuk mengontrol nir o ,t::.:
yang bidang atasnya sejajar dengan bidang bauah. Syarat yang harus dipenuhi adalah:
a. b. c.
;Gumbar 4.10
secara kasar,
alat bantu
seperti tongkat ukur. prta L:KLlr'. rin:rn---.::,i:-,a. ,r..:r r":. :. ?-:.'. :i: jf,Iar diletakkan dr atas tongkat ukur dan ditempelkan pada.laltrn \Jng s..J;: i;-::r .uruS. Untuk membuat jalon berdiri tegak lurus digunakan unting-untinu :c'0.1:r.ir alat bantunya, pada ujung jalon diberi unting-unting dan diamkan supaya berada dr tengah-tengah. Pengukuran penyipat datar dapat dilakukan dengan rneletakkan salah satu ujung
tongkat ukur di atas tanah dan ujung tongkat yang satunya digerakkan naik dan
" turun, agar gelembung rvaterpas yang ada di atas tongkat ukur tepat berada di tengahten-eah.
Pengganti tongkat ukur dapat pula digunakan benang, tetapi hasilnyajauh lebih
kasar dari tongkat kayu. Untuk melakukan pengukuran dengan waterpas tangan
dapat dilakukan rninimal oleh tiga orang. Jarak antara kedua titik yang diukur tidak
Cara
I a.
b.
Tinggi dari A sampai tongkat ukur diukur = bacaan belakang Tinggi dari B sampai tongkat ukur
B : M= Bt =
beda tinggi
t-.^L
B
t
Gumbur
4.ll
t1
Untuk mencari perbedaan tinggi antara dua titik dapat dicari dengan mengurangi
bacaan belakang dengan bacaan muka
Bt=B*M
Contoh:
1.
2.
titik A dan
Cara
II
T
-,.cc n'u(a
-F I
L.lnilnC-Unl rO
+
I
a. Tinggi b.
diukur :
dari
sampai benang
bacaan belakang
bacaan muka
diukur:
Keterangan:
B1
A
I
l
Gamhar 1.12.
B-
: Bt :
M
Untuk mencari perbedaan tinggi antara dua titik dapat dicari dengan mengurangi bacaan belakang dengan bacaan muka.
Bt=B *M
Contoh:
Bacaan belakang Bacaan muka Beda
= :
5.
Slang Plastik
Slang plastik dapat digunakan untuk menentukan beda tinggi antara dua titik.
Prinsip kerja slang plastik dalam pengukuran adalah bahwa bagian atas dari suatu zat cair akan selalu berada dalam keadaan mendatar. Slang plastik hanya digunakan untuk jarak-jarak yang pendek, misalnya bangunan-bangunan gedung. Alat ini termasuk alat yang sederhana dan mudah diperoleh.
Untuk penggunaan slang plastik ada beberapa syarat yang harus diperhatikan antaru
lain sebagai berikut. Slang plastik tidak boleh mengandung gelembung-gelembung udara. Jadi kita
a.
harus sering memeriksa apakah slang masih dapat berfungsi dengan baik dengan
72
waktu pengisian, letak air harus berada pada tempat yang lebih tinggi dan dibiarkan mengalir ke ujung yang lebih rendah. Jika masih ada gelembung,
b.
biarkan air mengalir sampai gelembungnya tidak ada. Slang plastik tidak boleh kotor, karena menyulitkan pembacaan letak datarnya, dan sulit dilihat apakah ada gelembung atau tidak.
Pada saat digunakan, slang plastik tidak boleh terlipat atau tertekuk, lipatan
pada slang menyebabkan tersumbatnya aliran air sehingga tidak datar lagi. Untuk melewati tanah yang lebih tinggi sekali alat ini tidak bisa dipakai. Pada saat digunakan, slang plastik salah satu ujungnya tidak boleh tem.itup
karena akan mengakibatkan air di dalam slang tidak bisa bergerak karena udara
Posisi jalon atau mistar yang digunakan untuk mengukur kedataran tidak boleh
miring, baik ke depan, ke belakang atau ke samping. Posisi mistar yang tidak
tegak lurus akan menyebabkan elevasi kedatarannya tidak tepat (bisa menambah
ke dalam slang.
Prinsip kerja slang plastik berdasarkan prinsip bejana berhubungan yaitu bila air sudah tenang berarti kedua permukaan datar. Slang plastik yang digunakan
biasanya bergaris tengah 10 mm. benvarna benins. dan diisi air. Saat digunakan slang plastik dilengkungkan membenruk hurul L Beda tinggi pada pengukuran antara dua
cara:
Dalam pembahasan ini disajikan dua pekerjaan pengukuran penyipat datar dengan
slang plastik untuk pengukuran terbuka dan pengukuran tertutup (keliling).
Kesimpulannya dengan menggunakan slang plastik dapat dengan mudah ditentukan beda tinggi antaradua titik yang berdekatan, dengan mempekerjakan personil sebanyak empat orang.
Beda tinggi = Bacaan mistar belakang
I
Tinggi air di A (Bacaan mistar belakang)
t
Tinggi air di B (Bacaan mistar muka)
:," l.:
"
1 A..: : :..:-:.1
;.1
:.:
r:.:'"
,^-^',--!
l :': :.:..
I
:
73
Untuk mencari perbedaan tinggi antara dua titik dapat dican dengan mengurangi bacaan mistar belakang oleh bacaan mistar muka. Contoh:
Bacaan belakang Bacaan muka Beda tinggi
titik A
, Tnggi air dari A sampai muka air diukur : belakang : f.'-.: 'lir dari B sampai muka air diukur = bacaan muka
r;
Gcnih,ir
-1.
i.
Ki;rt,tnr;t.r.
6.
Klinometer
Klinometer adalah alat penyipat datar yang berfungsi untuk mengukur sudut kemiringan dari suatu daerah (areal). Alat ini diusahakan agar pada waktu kita membidik obje,k gelembung nivo selalu berada ditengah-tengah. Ada bermacam-macam
jenis klinometer, tetapi yang umum dipakai adalah Abne.v let,el yaifi penyipat datar tangan dengan gelembung udara dapat diputar pada keadaan verlikal. Cara pemakaian klinometer diletakkan jauh dari rambu, arah bidikan ditujukan pada rambu sehingga garis pandang akan paralel dengan tanah. Saat bidikan diarahkan ke suatu rambu, gelembung dalam tabung bergerak dan dengan cara memutar
knop pada lengan penunjuk sampai gelembung dalam tabung terletak pada tanda silang penunjuk. Setelah gelembung tepat berada di tengah, dengan lengannya penunjuk akan menunjukkan sudut kemiringan dari tanah yang bersangkutan. Dengan pembacaan pada skala lengan penunjuk, alat tersebut langsung menentukan kemi-
ringan dan jaraknya bisa dicari. Jarak data antara titik A dan B dapat dicari dengan mengalikan jarak dengan
sudutnya
Keterangan:
d = dm.cos
d adalahjarak, dan
titik yang diukur. Bila sudut kemiringan sudah diketahui, beda tinggi antara kedua titik dapat
dan
dihitung dengan mengalikan jarak miring dengan harga sinus sudutnya' Bt = dm.sintx Bt adalah beda tinggi, dm adalah jarak miring dan o, adalah sudut yang diperoleh dari klinometer.
74
a. b. c.
gelembung harus tepat di tengah jalon/rambu harus tegak lurus jaraknya tidak terlalujauh
t
I
Bt = Beban tir
I I I
Jalonhambu
I
Ganfiar 4.15
Contoh:
Sudut miring r anr ,trpe:- .e: Jarak minn_rnra
,tr.-.v= 39'
10
me:::
dm. cos o
= 1g..in = 5 meter
_1r
D.
1.
"
Contoh:
tst =
B*M,
Keterangan:
Bt = beda tinggi antara dua titik B : bacaan mistar belakang M = bacaan mistar muka
=
(B)
maka beda
tingginya
= +0,133
l.
Keterangan:
I(+)-r(*)
Tinggi titik akhir-tinggititik awal
Bt I(b)
)(M)
75
Contoh:
(f,b) = 17,421 m ()m) = 74,020 m _ = *3,401m (naik) Maka beda tingginya b. Jumlah beda tinggi + (I +) = 2,421
a.
berarti
Maka beda
tingginya
+1,474 m (naik)
tingginya
-0,234 m (turun)
3.
Mencari ketinggian titik yang diukur jika tanpa koreksi "Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggi titik
sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda titngginya"
Contoh:
1 adalah :
100.000
-0.068
100.000
titik
0.065
99.9il
4.
Rumusnya: a. At=IG)-EN) b. At=E(+)-IF) Contoh: a. Jumlah bacaan belakang Jumlah bacaan muka :
Maka koreksi beda
Keterangan"
At
m_
b.
5.
a. ltn = ?
r
x
Atn
b ar,r= $
76
at
il:,;#:ll,,ilt,r**,
n
= jumlah titik yang diukur
Contoh:
a. b.
Koreksi beda
Jumlah
tingginya = *
diukur
0,1 13 m
titik
yang
seluruhnya = 450 rn
Jika hasil koreksi pada setiap titik negatif maka dalam perhitungan dianggap
positif dan sebaliknya jika koreksinr a positif maka dalam perhinrngan dianggap negatif.
Mencariketinggian titik rang d::i,uriika ada koreksi "Untuk mencari tinggr tirik mri::ls-masing titik yang diukur adalah tinggi titik
sebelumnl
a
ditambah .l'.3-
i.r-r:r.-: xda
"
Contoh:
B=
- r.tll
0"020 101,221
llt{l.rtil(i
=+
E.
1.
a.
l)
gian yang dibaca, semakin jauh letak titik yang akan diukur, hendaknya
2) 3) 4)
Kesalahan pembacaan, contoh: harusnya 3,92 dlbaca3,82. Kesalahan pencatatan,bacaan belakang dicatat sebagai bacaan muka Penembakan ke depan tidak dilakukan pada titik yang sama (geser dari
tempatnya).
b.
Jika condong ke belakang maka akan terbaca data elevasi yang lebih tinggi dari yang sebenamya. Untuk mengatasinya digunakan untingunting agar rambu benar-benar tegak.
77
2) 3)
yang keras.
Jarak
2.
a. b.
1) Pandangan mata kurang cermat (paralaks). 2) Gelembung tidak datar (pada waterpas tangan).
Disebabkan oleh rambu 1) Graduasi pita ukur yang tidak teliti.
2) Adanya kesalahan indeks dari pita ukur. 3) Sambungan awal pita ukur yang tidak sempuma.
3.
Kesalahan alami
a. b. c. d.
Pengaruh sinar matahari langsung. dapat mengubah garis kolimasi. Perubahan posisi alat penf ipat data dan jalon/tongkat ukur, misalnr a oleh
teliti.
Pengaruh lengkung bumi (bisa diabaikan dengan membuat jarak yang
sama
).
di
a. b. c. F.
menggrmakan nivo pada jalon agar bisa menunjukkan vertikal tidaknya rambu/jalon; menggunakan metode pencatatan pengamatan yang telah diakui dengan kontrol-kontrol untuk mendeteksi adanya salah hitung'
Langkah terakhir dalam penyipat datar dengan alat sederhana adalah menggambarkan profil hasil pengumpulan yang telah dilaksanakan. Untuk menggambar hasil pengukuran ada beberapa macam langkah-langkahnya. Buatlah empat garis yang sejajar 2 cm pada kertas gambar di bagian paling
1.
2. 3. 4. 5. 6. 1.
78
bawah sendiri. Pada garis pertama, tulislah dan gambarkan letak berdasarkan skala jarak tertentu (skala panjang).
titiktitik
Tuliskan jarak-jarak antwa ke dua titik pada garis kedua. Antara garis pertama dan kedua juga untuk menuliskan jumlah jarak darijumlah jarak-jarak yang telah dilewati, dimulai dari titik awal pengukuran (0,000) sampai titik yang terakhir.
Antara garis kedua dan ketiga untuk menuliskan tinggi masing-masing titik yang diukur
Antara garis ketiga dan keempat, untuk menuliskan kemiringan suatu rencana profil. Besar kemiringan adalah beda tinggi dibagi jarak dan dikalikan 100%. Tentukan letak titik-titik berdasarkan ketinggiannya dan tentukan pula skala
tinggi.
a. b.
Tentukan
Tentukan
8.
Dari data di atas, jarak terringgi dan terendah adalah 3m (yaitu 1g0,000 167,000:3,000 m) maka dapat ditenrukan skala rinseinra.
Tentukan ietak titik-titik berdasarkan ketinssian ma-rinq-nasine dan hubungkan titik-titik tersebut" Dari sini tergambarlah h:s:i pentukurin \ans relah dilaku-
ir,
jarak (skala panjang) dan skala tinggi. Skala jarak dibuat lebih kecil dari pada skala tinggi dan biasanra dibuat skaia tinggi 10 kali lebih besar dari
skala jarak.
Skalojarak
Skalatinggi
I: 1.
1000 100
F;I
I - '': -:l -^|
-------] ll
o o o
A = 18,00
@
16
3&
O
o O 4
o o o
30.00 20.00
@ N.
O q
,rnn
N 6 N
o
25 0a
a = N
35,00
O N
O oO N
r-;_l 1,,,1
I I
Tirik
(1)
(2)
sN N
@ N
@ $@ N
N N
ots
@ N
0,5410
0,700k
#
I
rinooi
ritir
I I
(3)
x"ri'i.g..
I (4)
0,000
0,50
LW
1,51
2,n
Gambar 4.16.
79
G.
Untuk mengukur, menghitung, dan menggambar beda tinggi dengan alat sederhana, kita perlu mempelajan beberapa hal berikut.
1.
Pengukuran penyipat datar sederhana dengan waterpas tangan dilakukan mengikuti langkah-langkah di bawah ini.
a.
Tujuan
Menyipat datar sederhana dengan waterpas tangan mempunyai beberapa rujuan yang akan dicapai yairu:
h.
2) 3) mengetahui ketinggian masins-masing titik vang diukur; 4) menggambar hasil perhirungan dan data r ang diperoleh; 5) dapat melakukan pengukuran jarak dan beda tinggr. Petunjuk (Jmum 1) Pelajari lebih dahulu lembaran ke{a sebelum melakukan pekeqaan pengukuran.
1)
mengetahui beda tinggi antara dua titik; mengetahui beda tinggi antara titik au al dan titik akhir;
":
2)
(.
Alat-Alat Keria
Peralatan kerja yang dibutuhkan adalah: tongkat ukur, waterpas tangan, jalon,
d.
Lokasi Pengukuran
Sekitar lokasi halaman sekolah.
U
1
Gambar 4.17.
80
e.
Keselamatan Keria
1) Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran. 2) Gunakan jalon sesuai dengan fungsrnya. 3) Pakailah alat dencan benar, khusus waterpas jangan dijaruhkan.
f.
Langkah Kerlu
) 2) 3)
I
4) 5) 6) 7)
titik A sebagai titik awal pengukuran. Letakkan jalon kedua di atas titik 1, kemudian ukur jarak antara titik A dan titik 1 (diusahakan tidak melebihijarak/panjang tongkat ukur). Berilah tongkat ukur di antarajalon A dan 1, pegang erat-erat.
Di atas tongkat ukur kita letakkan waterpas tangan, dan ujung tongkat ukur
jalon I dinaikkan atau diturunkan sehingga gelembung waterpas ransan betul-betul berada di tengah. Beri tanda coretan di bawah tepat tongkat itu dalam jalon.
di
Ukur tinggi coretan di jalon A dimulai dari tangan dengan meteruR I r seba-eai bacaan belakang). ukur tinggi coretan dijalon I dimulai dan ranah dengan
meteran
Pengukuran seperti di atas belum memberikan data l ane akurar. Agar lebih teliti dapat dilakukan dengan cara berikut.
1. 7. 3. 4. 5. 6. 7. g.
Tentukan alat-alat yang akan digunakan dan disiapkan. Ujung tongkat ukur A diletakkan di antara titik A (titik awal pengukuran).
Di
atas ton_skat ukur diletakkan waterpas tangan dan ujung tongkat ukur yang
uklr
sampai
titik
1.
Gantungkan unting-unting pada ujung tongkat ukur dan tongkat ukur kedua diletakkan pada titik-titik
tangan.
1
Ukur jarak antara bidang atas tongkat ukur kedua sampai titik I (merupakan pembacaan belakang), ukur jarak juga bidang atas tongkat ukur sampai titik 2
(merupakan pembacaan muka), catat dalam daftar pengukuran.
I
I
Gqmhar 4.18
),
Gambar 4.19.
h.
Nomor titik
Jarak (m)
Belakang
Muka
2,00 0,400 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2.00
A
I
2 J
1
0.s00
0.490 0.510 0.150 0.390 0.110
4
5
0,400
0,500 0,500 0,500
6 7
8
0,460 0,490
0,530 0,600 0,600
0,490
0,500 0,570
t0 l1 B
t.
l.
Keterangan:
titik
Rumusnya:
Bt*B *M
B : M
dua
titik
bacaan belakang
= bacaan muka
titik I : 0,400 - 0,410 : - 0,01 Titik ldantitik 2=0,500-0,500= 0 Titik 2 dan titik 3 : 0,550-0,490 = 0,06 Titik 3 dantitik 4:0,460*0,540: - 0,08 Titik 4 dan titik 5 : 0,500 - 0,450: 0,5 Titik 5 dan titik 6 = 0,400 - 0,390: 0,01 Titik 6 dan titik 7 : 0,500 -0,420 = 0,08 Titik 7 dan titik 8 = 0,500 -0,469 = 0,04 Titik 8 dan titik 9 : 0,590 - 0,490: 0,01 Titik 9 dan titik 10 = 0,490 - 0,530 = - 0,04 Titik 10 dan titik l1 = 0,500 - 0,600 = - 0,10 Titik 11 dan titik B : 0,570 - 0,600 : - 0,03
Titik A
dan
82
2.
Rumusnya:
A,
Bt=IB_T,M
Keterangan:
EB =
(0,4+9,519,55+0,46+0,5+0,4+0,5+0,5+0,5+0,49+0,5*0,53)
(0,4 I +0, 5+0,49+0,5 4+0,45+0,39+0,42+0,46+0,49+0,
5,g7
IM =
5 3 +0.6*0,6)
= 5,88
Bt
= IB_IH,t = 1il;,1;11,,
b.
I(+)
Br
E X.(+).:-
f, (-)
Keterangan:
I (-)
Bt
-=:'" - 0'26
{,01 (turun)
3.
titik
Mencari ketinggian titik yang diukur Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggi
perhirungan ini, tinggi masing-masing titik adalah, jika: titik A tingginl'a ditenrukan -100,000, maka:
tinggititik 1=100.00-0.01 = 99.99 tinggititik 2: 99.99- 0 - 99.99 tinggititik 3: 99,99- 0.06=100.05 tinggi titik 4 = 100,05 - 0,0 99.97
titik 5- 99,97+ 0,05:100,02 tinggititik 6= 100,02 + 0,01 =100.03 tinggi titik 7 : 100,03 + 00,8 = 100,11 tinggi titik 8 = 100,11 + 0,04 = 100,15
tinggi
tinggititik 9 =
tinggi
100,15
0,01 :100,16
titik 10 = 100,16 - 0,04 = 100,12 tinggi titik 11 : 100,12 - 0,10 = 100,02 tinggititik B = 100,02 - 0,03 = 99,99
Dari tinggi masing-masing titik di atas dan perhitungan beda tinggi dapat
dimasukkan dalam tabel:
83
Nomor
Pembacaan Mistar
Beda tinggi
Tinggi
Titik
Belakang
0,400 0,500 0,550 0,460 0,500 0,400 0,500 0,500 0,500
Muka
Jarak (m)
Titik
100,00
A
1
0,410
0,01 0
2 J
a
0.s00
0.190 0,540 0,450 0,390 0.120 0.160 0.190 0.530 0,600 0,600
4
5
6
1
8
0,08 0.04
0.0
00,1 5
i
0,04 0,10 0.03
I 00,1 6
l0
11
B
Jumlah
5,880
r,t.l-<
0 26
Untuk mencari beda tinggi antara titik au'al dan titik akhir dapat juga dikontrol dengan tinggi titik awal dan tinggi titik akhir.
Bt = Tinggi titik akhk
:
=
99,990
100,000
-0,010 (nrrun)
Ternyata hasil yang diperoleh tetap sama, jadi perhitungan di atas dianggap benar.
J. 1. 2. 3.
Langkah-langkah penggambaran hasil pengukuran adalah sebagai berikut. Membuat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak + 2 cm.
J,8,9,
Letakkan jarak masing-masing titik dalam titik-titik yang dibuat oleh garis pada
jarak
dan
4:
4. 5.
6 danT:2,00, jarakT dan 8 =2,00, jarak 8 dan 9 = 2,00, jarak 9 dan l0:2,00, jarak l0 dan 11 =2,00,jarak 1l dan B:2,00. Letakkan tinggi masing-masing titik di antara garis kedua dan ketiga. Letakkan persentase % kemiringan rencana profil di antara garis ketiga dan
keempat.
Carilah kemiringan profrl dulu yaitu
: q#P
,, i,,,
* IOOX
84
titik I -
99'99 100'00 x
ee'ee
titik I
dan
-)929 x rc}% =
>:
Kemiringan
100%
1000,0
-lo{)'(ll r
= -4
t{t
lnqJ;10Q2 x 100% =
100.11=1QQ,3
Kemiringantitik6dantitik
Kemiringan titik T dan
Kerniringan titik 8 dan Kemiringan titik 9 dan Keminnean Keminngan
7=
x 100% = 4(naik)
rrcO'E
l0
100%
= -1,5 (turun)
= IAQ2-rlqJ2 x 100% : -5 (rurun) titik 11 dan titik B : 9999.'@, x 100% = -1,5 (turun)
titik t0
dan
titiklt
6.
Tentukan
titik reningr: ;.a: i:rer,i.eh. da:r buar inrenalnra. Dari hirungan tinggi trtrk di ai::. r:iti ie:::.:g: .:::. i=sr. :e-::-:grr rc= .-100,16 dibulatkan ke atas menjadi 100.10.1en:.:. ,:. ::::::n. r '.I r'.: ., terendah dari hasil hitungan adalah 99,97 dibulatkan ke bau r: r:.:-rdr v',.* dan titik ini terletak di titik nomor 4. Iadi ada empat tingkatan inten al 1'airu
99,90,100,00,100,10 dan 100,20. Membuat skala tinggi l:100 dan garis mendatar juga dibuat. Tentukan letak masing-masing berdasarkan tinggi titik yang bersangkutan dari
pengukuran.
. 8.
9. 2.
lain:
Hubungkan
pengukuran.
titik-titik
profil dari
Menyipat datar sederhana dengan slang plastik rnempunyai beberapa tujuan antara
a. b. c.
mengctahui beda tinggi antara dua titik; mengetahui beda tinggi antara titik awal dan titik akhir; mengetahui ketinggian masing-masing titik yang diukur. Dalam kajian ini, pengukuran dengan slang plastik disajikan dua bentuk peng-
a. 1)
a)
85
bb bb
,
)
c0
tz
C q N
6-5
'I
z0'00
L
:1
ZZ
v
E
,
i:X AZ
O-
6=
sr'001
c a
v /,
z
O oN
o-= 'r ,f
I t'00 L
00 8r
o o
N
6-'6 oc
9t'00t
50
00 9r
1Y
?,
ru,
00,L
O O. N
NC
6 =
It 00t
o O.
: -
t-t l=l
l.-t
<
v
a
;:
z.
o
N
a-= OG IC
z0'00 I
00 01
6
O.
2 ,%
00'8
O N
6-5
N=
\
UUq E\ \cs, ,U) ss\ +5ri a-: :-S
L6'66
o q
7
o
'1
90'00 t
c f
-:
009
\
2
N
o oN
:
oc
66 66
00't
-F>
aa aa
OE
G
-e
\J
o O.
N
00'z 66'66
, ,
00'0
O q N
00'00 t
oE
--J
ry
O O O
o o
o oO O
o oo o
'6-
G:
CrF'
c G o .C :< :E
E
:z
86
b) c) a) b)
meliputi beda tinggi ankra dua titik. beda tinggi anura titik awal dan titik
akhir, menghirung keting-eian masing-masing titik yang akan diukur;
menggambar profil memanjang dengan skala jarak dan skala tinggi.
Petunjuk L'ntunt Pelajari lebih dahulu lembar kerja sebelum melakukan pekelaan pengukuran.
Perhatikan langkah pertama pada waktu pengukuran, diantara n1is121'jalon
tidak boleh miring, slang jangan sampai tertekuk, salah satu ujungnia jangan tertutup dan bentangan slang plastik tidak boleh terlalu kencang.
Alat-Alat Kerja
Peralatan kerja yang dibutuhkan antaralain: slang plastik, pita ukur/mistar ukur. patok, jalon, dan alat-alat tulis.
Keselamatan Kerja
a) b) c)
s)
Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik supava air tidak rumpah Lakukan pembacaan mistar dengan teliti
Gunakan jalon sesuai dengan fungsinl'a
Gambor
Keju
a) b)
c)
d)
di titik A hanra diperoieh data belakang di titik I ada dua buah data. y'airu bacaan muka dan bacaan belakang di titik 2 ada dua buch data. vaitu bacaan muka dan bacaan belakang di titik 3 hanra diper,-.ir'h data muka saja.
Jalon dan rnistar
Keterottgon:
t
finggi air
<__
d, _-___1' <__
Jarak A-1
Jarak
d2 1-2
Gambar 4.)1.
t-
d: --__1,'
Jarak 2-3
87
6)
-l
,I
GLtmbur 4.22
7)
Gambar Kerja
8)
Langkah Keria
a) b) c) d) e) 0
Isi slang plastik dengan air sampai tidak ada gelembungnya' jaraknya kurang dari panjang Pasang jalon di titik A dan di titik 1 yang
harus tegak slang yang digunakan atau disesuaikan dengan medannya. Jalon
lurus. Bentangkan slang plastik yang sudah diisi air di antara titik A dan titik I kedua dan tempelkan melekat dengan jalon yang tegak lurus, biarkan supaya permukaan air tenang dengan sendirinya' jalon A dan Setelah air di daiam slang tenang, beri tanda coretan pada jalon 1 dan lepaskan slang plastik, selama melepaskan slang plastik, di(tumpah). usahakan kedua ujungnya ditutup denganjari agar air tidak keluar
g)
ukur ketinggian muka air slang plastik ujung A dan muka air slang plastik pengdi ujung I dengan mistar ukur atau meteran saku, catat dalam daftar ukuran. Ketinggian muka air di ujung A disebut sebagai bacaan belakang dan ketinggian muka air di ujung I sebagai bacaan muka' Ukur jarak antara jalon A dan jalon 1, catat dalam daftar pengukuran sebagai
jarakantaraA dan I
Pindahkan jalon
h)
88
pekerjaan selesai.
9)
Nomor Titik
Belakang 0,452
4,642 0,610 0,250 0,550 0.400
Muka
Jarak (m)
A
I
2
3
4,210
0,520 3,92A 0,588 3,500 0,700 3,680 0,350 3,700
4
5
0,420 3,520
0,560
l0)
Gambar Pengukuran
slang plastik Jalon + meteran
Gontbat'1.)4.
ll)
a)
titik
Rumusnya: Bt = Keterangan'
B-M
bacaan Belakang bacaan rnuka
Titik2dantitik 3 : 0,610-0,700 : -0,090 Titik3dantitik 4 = 0,250-0,350 = -0,100 Titik4 dan titik 5 = 0,550 -0,420 = -t-0,130 Titik 5 dan titikB : 0,400 -0,560 : -0,160
-0,068 *0,054
b)
l)
Bt = EB
EM
Keterangan"
lB
= jumlah
bacaan belakang
lM=
,t
,*:
: t:i;;+
0,642 + 0,610 + 0,250 + 0,550 + 0,400) 0,588 + 0.700 + 0,350 + 0,420 + 0,s60)
!:i11Bt = IB - IM
= 1.901
3,138
: - 0,234(turun)
(2)
It;;trangan. B: = beda tinggi titik awal dan titik akhir jumlah beda tinggi + I -, = I, -, = jumlah beda tinggi c)
,(-) :
st = E(+)-Et-t
0,054 + 0,130 = 0.181 0,068 + 0,090 + 0.100 + 0,160 = 0418
I(+) =
Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah tinggi titik sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda tingginya. Pada perhitungan ini, tinggi masing-masing titiknl a adalah:
Jika tinggi titik A ditentukan:100,000 maka: 99,932 Tinggi titik 1 = 100,000 - 0,068
titikz:99,932 + 0,054 Tinggi titik 3 = 99,986- 0,090 Tinggi titik4 = 99,896- 0,100
Tinggi
: 99,196 Tinggi titik 5: 99,796 + 0,130 : 99.926 Tinggi titik B : 99,926- 0.160 = 99.166
Dari tinggi masing-masing titik di aus dapat dimasuklian ke dalam tabel:
= 99,986 = 99,896
Nomor Titik@
A
I
2
J
Pembacaan
\listar
Jarak
(m)
0,452
0,642 0,610
4,20
--T-r
0,068 0,054 0,090 0,100
0,1 30
Beda tinggi
Tinggi
100,000
0,520
3,92 0,588 3,50 0,700 3,68 0,350 3,70
99,932
99p86
99,896
99,796
0,250
0,550 0,400
4
5
0,420
0,520
?<?
99,920
99,766 0,418
B
Jumlah
\ED
5)
0,160
0,1 84
2,904
3,1 38
Untuk mencari beda tinggi antaratitik awal dan titik akhir dapat juga dihitung dengan melihat tinggi titik awal dan tinggi titik akhir.
Bt =
Dari ketiga cara untuk menentukan beda tinggi titik awal dan titik akhir ternyata
akan menghasilkan besar yang sama yaitu
dapat diguna-
ll)
Penggambaran Hasil Pengtkuran Dalam menggambar digunakan dua skala yaitu skala jarak dengan skala tinggi
titik tertinggi dan hasil perhitungan dan dibulatkan ke atas dan titik terendah dan perhirungan dan dibulatkan ke bawah. Dari hasil pembulatan digunakan untuk menentukan interval titik tertinggi dan titik terendah. Dalam perhitungan di atas, titik tertinggi 100,000 tidak dibulatkan, tetap 100,000 yaitu titik A. Titik terendah ada di titik B yaitu 99,'166 dibulatkan menjadi 99,700. Jadi ada empat
menggambar can
cari
a) b) c) d) e)
Buat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak Letakkan notasi garis pertama. Letakkan notasi titik A.
pertama.
1. 2, 3,
t 2 cm.
titik A, 1,2,3,4,
Letakkan jarak ma.ing-masins titik dalam titik-titik 1,ang dibuat pada garis kedua, yairu padajarak Adan i = l.ltl. jarak I dan I = i.9l:iarak I dan -1
= 3,50;jarak 3 dan 4:3,68: jarak -1 dan i = l-t-ir,r' :.irax j da: B = -r.-<1. Letakkan tinggimasing-masing titik 1airu anrara gans kedua dan ketiga. Letakkan persentase (%) kemiringan rencana profil di atas garis ketiga
dan keempat.
Effiscr
x 100%
1,615 (turun)
1,377 (naik)
= 91S90#?eE0 x fi1% = -2,5J1 (turun) Kemiringantitik3 dantitik4 = 9WeZ;:i9'825 x 100% :_ 2,717 (turun)
3
Kemiringan titik 4 dan titik
Kemiringantitik5 dantitikB
= =
99pt#'%
x 100%
3,513 (naik)
4,545(turun)
Wf6+#L-e20 x 100% =_
0
g) h)
Tentukan titik tertinggi dan terendah, dan buat empat interval seperti hasil
i)
dari hasil pengukuran. Hubungkan titik secara berurutan dan terbentuk gambar profil hasil pengukuran,
9l
029'a
00'6 t
.< -s
! <
00e'9 t
e0'001 |
l:.
I
I I
lN=
+
?
029'L!
20 00r
! <
O o d
r=
N=
:
l\
t-
/6'66
N
\zt'8
90'00 t
\=
N tsl o-'6 rC
+
\\
rilS
uv
: ak) ")
O N c!
<*,
66'66
ooa v
!!c -,- v)
o o c!
bb tlb
@_ @c
-jf l-
00'0
00'00r
o o o
o o oo)
o @O)
o O
'6::
65
OE C;F -C
o
E
c)
o
Y
;< :-
92
b.
Pengertian penyipat datar keliling atau tertutup adalah pengukuran dimana titik awal pengukuran juga merupakan titik akhir pengukuran. Cara pelaksanaan peng-
ukuran di lapangan adalah sama dengan cara pelaksanaan pengukuran menyipat datar terbuka dengan slang plastik. Analisis data yang digunakan juga sama, cara
mencari beda tinggi, beda tinggi titik awal dan titik akhir sebagian besar sama dengan
analisis data cara terbuka. Yang membedakan antara terbuka dan tertutup adalah pada pengukuran penyipat datar tertutup harus diberlakukan adanya koreksi beda
tinggi. Hal rni disebabkan titik awal : titik akhir, jadi tinggi titik awal harus sama dengan tin_egi titik akhir. Padahal dalam pelaksanaannya tidak begitu, mesti ada selisihnya. selisrh:'.: r:r i ans dijadikan koreksi dengan membagi sesuai jaraknya.
1)
Tujuan
a) b)
Dengan drsediakan alat slang plastik diharapkan siswa dapat: melakukan pengukuran menyipat datar dengan slang pla-srik. menghitung hasil pengukuran yang meliputi beda tingg: beda tinggi antara masins-masing titik yang diukur;
::'-:i-: r-; irrik titik awal dan titik akhir dan mensh:r-:: ^i:.nggian
c) d)
2)
&:
:kala tin.egi,
Petunjuk
a) b) c)
3)
Perhatikan langkah-langkah yaang keliru seperti;alon mrnng. slang rertekuk, salah satu ujung slang tertutup dan bentangan tidak terlalu kencan_q.
Lokasi Pengukuran
Sekitar lokasi halaman sekolah.
lL
U
-tLJ
l'[r
Gambar 4.26.
tI
93
Alat-Alat Kerja
Alat-alat ke{a yang dibutuhkan adalah: slang plastik, pita ukur, mistarimeteran saku, patok, kalon, dan alat tulis. Keselamatan Kerja
a)
b) c)
Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik. Lakukan pembacaan mistar dengan teliti.
Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.
6) Langkah Kerja
a)
di
gunakan.
b)
c)
Isi slang plastik dengan air sampai tidak ada gelembungnya. Pasang jalon di titik A dan titik 1 i'ang jaraknya kurang dari panjang slang iang digunakan atau disesuaikan dengan medannya dan usahakan jalon
harus tegak lurus.
d)
Bentangkan slang plastik rang sudah diisi air di antara titik A dan
titik
e)
dan tempatkan melekat dengan.lalon rang tegak lurus. Biarkan sampai kedua permukaan air tenang dengan sendinnr a. Setelah air di dalam slang tenang, ben tanda catatan pada jaion A dan '-
jalon 1 dan lepaskan slang plastik. Selama melepaskan slang plastik, diusahakan kedua ujungnya ditutup dengan ibujari agar air tidak keluar. Ukur ketinggian muka air slang plastik ujung A dan muka air slang plastik
ujung 1 dengan mistar ukur atau meteran saku, catat dalam daftar pengukuran. Ketinggian air di ujung A dicatat sebagai bacaan belakang dan ketinggian air di ujung 1 dicatat sebagai bacaan muka. Ukurjarak antarajalon A danjalon 1, catat dalam daftar pengukuran sebagai jarakantar A dan 1. Pindahkan jalon A ke titik 2 dan lakukan langkah d) sarnpai g) hingga pekerj aan selesai. Pengukuran selanjutnya juga demikian.
h)
7)
Gambar Kerja
Gambar 4.27
94
Ganbar 4.28
8)
Nomor Titik
A
1
Jarak
Belakang
Muka
(m)
l
0,452
0,642 0,610 0,520
4,200 3,920
3,500
0,420
0.620 3,680 0.510
t-r. F.
0.1s0
4
5
0.6:0
0.10(.)
tlt',
3,620
0,540 0,460
rr.
jlr
r,r
3.680
_1.100
(_i.-l I
8 9 10
11
U.-ill
0,600 0,530 0,460 0,410
_1.105
-r.105
-:.1
_1._<,
'
A
Analisis hasil pengukuran: Mencari bcda tinggi antar dua titik
i-
3.o.lc,
a)
Rumusnya:
Bt=B-M
Keterangan'Bt
= B= M:
A dan l Bt=0,452-0,520= -0,068 1 dan 2 Bt:0,642 - 0,420 = 0,222 2 dan 3 Bt= 0,610- 0,620= -0,010
3 dan 4Bt=0,450-0,540= -0,090 4 dan 5 Bt: 0,620 - 0,600 = - 0,020 5 dan 6Bt=0.400-0,520= -0,120 6 dan 7 Bt:0.540 - 0,410 = 0,130 7 dan 8 Bt: 0,460 - 0,520 = - 0,060 8 dan 9Bt=0,570-0,600= -0,030
dan 10 Bt = 0.610
0,080
0,120
0,020
95
Alat-Alat Kerja
Alat-alat kerja yang dibutuhkan adalah: slang plastik, pita ukur, mistar,/meteran
saku, patok, kalon, dan alat tulis.
s)
Keselamatan Kerja
a) b) c) a) b) c) d) e) f)
Berhati-hati dalam memindahkan slang plastik. Lakukan pembacaan mistar dengan teliti.
Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya.
Isi slang plastik dengan air sanrnri tidak ada gelembungnya. Pasang jalon di titik A dan trrr I ', :rq taraknya kurang dari panjang slang yang digunakan atau disesuaii<.in dengan medannya dan usahakan jalon
harus tegak lurus.
:-*: Cr:sr air di antara titik A dan titik dan tempatkan melekat denean '.i: '.::_{ rc'sak lurus. Biarkan sampai
1
den:":
sei^.c.nn\ a.
Setelah air di dalam slang tenang. bei-r t:nda catatan pada jalon
A dan..
jalon 1 dan lepaskan slang plastik. Selama melepaskan slang plastik, diusahakan kedua ujungnya diturup dengan ibu ian agar air tidak keluar.
Ukur ketinggian muka air slan_s plastik utuns \ dan muka air slang plastik ujung 1 dengan mistar ukur atau meteran saku. catat dalam daftar pengukuran. Ketinggian air di ujung .\ dic:::: seo.rclr bacaan belakang dan ketinggian air di ujung 1 dicatat sebasai brcaan muka. Ukurjarak antarajalon A danjalon 1 . catr dairnr danar pengukuran sebagai jarakantar A dan 1. Pindahkan jalon A ke titik 2 dan lakukan iangkah d.; sampai g) hingga
pekerjaan selesai. Pengukuran selanj utnya j uga demikian.
g) h)
Gambar
Keria
Gamhor 4.27
94
Gambar 4.28.
8)
\fistar
Jarak (m)
Nomor Titik
Belakang
A
1
0,452 0.611
0.51
o.J_i
I,r
4.200
r,r.5l0
3,920
2 J
I +
r'r
6
1 8
3,200
0,410 3,305 0,520 3,405
9
10
l1
A
Analisis hasil peneukuran: Mencari beda tinggi antar dua trtik
a)
Rumusnya: Bt=B-M
Contoh: pada pengukuran antara titik:
B=
M_
A dan I
Bt = 0,452 - 0,520 = - 0,069 dan 2Bt:0,642-0,420= 0,222 2 dan 3 Bt = 0,610 - 0,620 = - 0,010 3 dan 4 Bt:0,450 - 0,540 = - 0,090 4 dan 5 Bt = 0,620 - 0,600 = - 0,020 5 dan 6 Bt = 0,400 - 0,520 = - 0,120 6 dan 7 Bt = 0,540 - 0,410 = 0,1 30 7 dan 8 Bt: 0,460 - 0,520 = - 0,060 8 dan 9 Bt: 0,570 - 0,600 = - 0,030 9 dan l0 Bt : 0,61 0 - 0,530 = 0,080
0,460 = 0,410 =
0,1 20
0,020
95
b)
--: =
_ : = :,:.Jr t::ttri
_
'_-
Rumusnya:
1) 2)
Bt =
Beda tinggi
Bt = x(b)
Br
I(m)
= --nhh
:e.rkanc
-:-..hbacaan
3)
x(+)
- I(-)
r,-,=
jumlah u.ou
tiolli
;tllror'$iT*' I(+) = 0,222+ 0,020+0,130 +0,080+ 0,120+ 0,020=0,592 I(-) : 0,068 +0,010+ 0,090 + 0,120+0,060+ 0,030=0,378 Jadi Bt : f1+1- I(-)
=
0,592
c)
Keterangan.
Rumusnya:
a.
Dt =
IG) -
L(m)
!lo,=
I(m): I(+)=
b Dt = r(+) - E(-)
Dt: I(+) - I(-) = 0,592 - 0,378
=
0,214
I(-):
d)
Keterangan:
Rumusnya:
a.
Ah
=*
A_
AL= koreksi di titik ke-n d, = jarak di titik ke n At = koreksi beda tinggi n = jumlah titik
ld=
jumlah jarak
(ld)
= ffi
x0,214=0,0208+0,0000001 :0,0208001
x 0,214= 0,0194138 x 0,214
= =
4,20 +3,92+ 3,5 + 3,68+ 3,62+ 3,680 + 3,2+3,305 + 3,405 + 3,6 + 3,5 + 3,6 43,21
padatitik
pada pada
1=
Dt,
ffi
o-4zlt
0,0173337
padatitik
96
4=
Dt^=
ffi
"0,214=0,0182252
Dt,:
Dtu =
x x
6
7 8
Dt?:
Dti:
Dtq:
10
1
1
Dt=
.0.111= 0.4178290
:Dt =lt=
titik A
: , 0.111 :
,
(,).1
l1
0,0173331 0,0178290
Jumlah seluruhnya
0.1i-r991-)l)
0,0000001
:0,214
4,214 maka
salah satu
Karena hasil koreksi pada seriap titik adalah positif, maka dalam perhitungan menjadi negatif yaitu menjadi --r-t.ll-1. agar tetap koreksinya ditambah 0.0000001 pada
titik
titik I menjadi
0,0208001.
e)
Untuk mencari tinggi titik masing-masing titik yang diukur adalah titik sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan beda tinggi dan ditambah atau dikurangi
koreksi setiap titiknya. Pada perhitungan ini, tinggi masing-masing titiknya dihitung sebagai berikut.
A: 100,000, maka : ringgi titik I 100,000 + (-0,068) - 0,0208001 = 99,91120 tinggi titik 2 :99,9112 + 0,222 - 0,0194138 = 100,11379
Jika tinggi titik
tinggititik
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
3 = 100,11379-0,010-0,0173337 titik 4 : 100,08646 - 0,090 -0,0182252 titik 5 :99.918235 * 0,020 - 0.0179280 titik 6 =99.980307-0.110-0.0181151 titik - = 99.S-1:0rl -r,t.'-lr-i - tl.r'i ji-lir-r titik ri = 99.9-i6:-r; r. ,t\1.' - ....r-:r:. titik 9 = 99.8:9E66 - [r.rr-ir,r rr.rr,r'r,6r-i' titik l0 :99,833003 - 0.0t0 - 0.01-.ils9 titik ll : 99,89567 + 0,120- 0.0173337 titik A :99,99834 + 0.020 - 0,0178290
= 100,08646 = 99,978235
= 99.980i0= 99.!l:(.,!: = is.r-]'-r'
= =
=
99.s9-<6-
99,99834
100,00052
Dari tinggi masing-masing titik di atas dapat disimpulkan bahwa tinggi titik A 100,000 100,0000 sama dengan tinggi titik akhir di A Sesuai dengan penjelasan di atas bahwa dalam pengukuran keliling atau tertutup
97
\tlr:1trf
trtik
Pembacaan mtstar
Jarak (m)
Belakang
Muka
4,200 0,520
1 q?0
'a
.\
I
0.1il
0,642
0,6
,r1.000
I
0.222
|
0,068
0.0 0.(l
2
3
l0
0,420
0,620
500
3,680
4
5 6 7 8 9
I I
0020
|
o,o, o 0,0e0
0,0 82151
0,0
iorr.rl86
ee.9-8
eq 980 q9.812 99.956
S9.E79
00
0,,,0
0,0
0,0
3,305
o.rio
0.080
|
I
0.060
0,0
i0
1i
0,580 0,439
I
Ir
o.o:o
0,0
0,0 0,0 0,0
6863r
782e0 73337
i I
I
0.
l:0
i -0,:28
A
Jumlah
0.0:0
78290 I +roo.ooo
E(B)-6,364
I(m)=6,1s
,d-43,21
I(+) =0.5s:
n? 40000
Menggambar hasil pengukuran Menggambar hasil pengukuran merupakan langkah terakhir dalam pekerjaan
ini. Dalam menggambar diperlukan dua skala l airu skala jarak dan skala tinggi
dengan harapanjarak yang relatifjauh dapat dieambarkan pada kertas dengan skala yang kecil, dan beda tinggi digambarkan dengan skala yang lebih besar, biasanya 10 kali skala jarak. Dalam tuiisan ini disunakan skala jarak dan skala tinggi I cm : 0.1 m.
cm :
I m,
Ada dua besaran ) ang diperlukan dalam menggambar yaitu jarak antara titik
titik. Sebelum menggambar, terlebih dahulu tentukan titik tertinggi dari hasil perhitungan dan dibulatkan ke atas, dan tentukan titik
dan tinggi masing-masing
terendah dari hasil perhitungan dan dibulatkan ke bawah, Dari hasil pembulatan tersebut dapat ditentukan interval titik tertinggi dan titik yang terendah diguna-
Misal titik tertinggi di titik 2 yaitu 100,1l3 dibulatkan menjadi 100,200. Titik terendah di titik 9 yaitu 99,833 dibulatkan menjadi 99,800. Jadi ada 5 interval yaitu 99,900, 100,000, 100,200 dan 99,800.
Langkah-langkah dalam menggambar adalah sebagai berikut.
Buat 4 garis pada kertas gambar bagian bawah dengan jarak 2 cm. Letakkan notasi titik+itik dengan menggunakan skala jarak pada garis pertama. Letakkan jarak masing-masing-masing titik (antara ke dua titik) dalam titik-
titik yang dibuat pada garis kedua. (4) Letak:kan tinggi masing-masing titik di antara garis kedua dan ketiga. (5) Letakkan persentase (%) kemiringan rencana profil di antaru garis ke-3
dan ke-4. Cara mencari kemiringan profil
adalah:
tttx#lttt
100%
pggt;a@
titik I
adalah
x loo%
2,119 (turun)
98
(6)
Tentukan titik tertinggi dan dibulatkan ke atas, tenrukan juga titik terendah dan dibulatkan ke bawah. Dari hasil pembulatan tersebut dapat ditentukan interval titik tertinggi dan titik rerendah. Buat skala tinggi r :r 00, yaitu dibuat garis mendatar sejauh 1 cm. Tentukan letak masing-masing berdasarkan tinggi titik vang bersangkutan dari hasil pengukuran. Hubungkan titik-titik secara berurutan, hingga terbenruk eambar prof rl hasil pengukuran.
100.200
1
00,1 00
99.900 99,800
O c
+20,2
'at(
:LrL^
-27
_10.8
tJ.un
Skala tinggi
99
tz't,
o o @-
000'00r
oG +=
866'66 z9'6e
+
o a q
i..
! <
968 66
2,
2
Lt'9e O O
@-
1l
!
:
008 66
L9'ZT
<
v:
O $-
3= l=
618'66
i ^c.
",%
,//z
90L,6Z
./z
7
08'92
O d
N-= NL
r=
-:< i.
tr5n\i
996',66
qq =-r\
=
v
o N.
o *-=
rG rC
%
o
O O O O.
09.ZZ
zr8'66
o O
o O
q o o
o o o. o
Ov
N5
o o -c.tr ;\
E
:<
100
il*
c. l1
a) b) c) 2)
mensetahui ketinggian masing-masing titik yang diukur; melakukan pengukuran jarak dan beda tinggi dengan klinometer.
Petunjuk L'nntnt
a) b) c)
ukuran Gunakan tabel sinus atau kosinus atau kalkulator untuk menyelesaikan
hirunean Letak jalon harus tegak lurus
3) Alat-Alar Kiri,t
Alat-alat rang drperlukan adalah: pesawat klinometer, penyangga klinometer, pita ukur (meteran r. :lat rulis. dan unting-unting.
4)
Lokasi Pengukuran
Sekitar lokasi lembah dekat sekolah.
s)
Keselamatan Kerja
a) Pakailah pakaian kerja pada saat pengukuran. b) Gunakan jalon sesuai dengan fungsinya. c) Klinometer jangan ditaruh sembarang di atas tanah.
61
Langkah Kerja
a) b) c) d) e)
titik
Ukur titik klinometer dari tanah dan aturlah posisi nivo tabung agar terletak horizontal.
l0l
0 g) h)
Bidikkan atau arahkan melaluai tabung pembidik klinometer dan arahkan ke titik 1, sesuaikan ketinggian bidikan pada jalon 1. Lihat berapa sudutnya (sudut miring) dan ukur jarak miring dari titik A
sampai
titik
Demikian seterusnya untuk titik-titik selanjutnya danlakukan dengan cara yang sama.
Gambar Kerja
Bt = Beda tinggi
Gamhor 4.32.
8)
Titik
A
0
300
dm (m)
1qs
155
4,40 3,60 4,60 2,00 3,60 2,00
I
2
J
1
34'
270
160
4
130
5
600 6
340
1 450
t02
a)
Rumusnya:
d:
dm.cosu
Keterangan:
Titik A dan titik 1 Titik 1 dan titik I = Titik 2 dan titik i = Titik 3 dan rrrik -l = Titik 4 dan ritik 5 = Titik 5 dan titik 6 = Titik 6 dan titik I : Titik 7 dan tiiik B:
4,0 meter
3,5 meter
4.5 meter
1.0 meter
3.0 rneter
= 1.414 meter
b)
Bt =
Dari beda tinggi antara dua titik:
Titik A dan titik I : 3,95 sin 30o = 2,0 Titik 1 dan titik 2: 3,55 sin 34o : 2,0 Titik 2 dan titik 3 : 4,40 sin2lo : 2,0 Titik 3 dan titik 4: 3,60 sin 16o : 1,0 Titik 4 dan titik 5 : 4,60 sin 13o : 1,0 Titik 5 dan trtik 6 : 2.00 sin 60" = 1.73 Titik 6 dan trtik 7 : 3.60 sin 3-l' = 1.0 Titik 7 dan titik B : 2,00 sin 45" : 1,414 c) Mencari ketinggian titik yang diukur
0 =
d-:
Untuk mencari tinggi titik masing-masing tinggi titik yang diukur adalah tinggi
titik sebelumnya ditambah dengan beda tingginya. masing-masing titik adalah: Titik A tingginS,a ditentukan = 100,000 Tinggi ririk I = 100.000 - 2.00 = 99.000
Tinggititikl= 98.00-1.00 Tinggi titrk -r = 96.00 - 1.00 Tinggi trtik-1 = 9-{.00 - 1.00 Tinggititik5= 93,00-1,00
= 96.000 = 91.000 = 9i.000 = 92,000 Tinggi titik 6 = 92,00 - 1,732 = 90,268 : 88,268 Tinggi titik 7 = 90,268 -2 Tinggi titik B= 88,268 -1,414 = 86,850
r03
d)
Rumusnya: Bt = tinggi titik akhir * tinggi titik awal = tinggi titik akhir di B - tinggi titik awal di A = 86,850 - 100,000
-13,15 m (turun)
miring
Jarak datar
Beda tinggi
Tinggi
Titik
A
0
300
dm(m) 3,95
55 4,40 3,60
1
d=dcoso
-1.100
Bt=dsins
2,000
Titik
100,000
340
2
I r'rr'r0
21"
J
16" 4
130
5
l.r,t-rr-l jlr r
-1.
94,000
1,000 93,000
1,000
4,60 | -l.5tlrt
600 6 340
7 450
B
Jumlah
92,000
1.732
90,268
2.000 98,268 1,414 86,850
8)
dengan slang plastik. Gambar hasil pengukuran ditunjukkan oleh gambar 4'33'
104
00,000
678
oa 6$ o
O
3,20
o
a O q @ 6
3,00
o R 0
o
o
4,00
O
O
o o o
3,50
O $
@
O $o
^l YI
4,50
O O O
3,oo
.-t,-;
t
I
'l lll.l
@ o
o o o$ o
,;l:
,,lt lt,,
I r{
r.l rl r{r
l'0,00{)
*28
Itrtrlt
llil llil
lttrrrr
tUttrr
"/
r
O
r.,ttttl',tr I ii
Latihan
1. 2. i. 1.
Sebutkan alat-alat sederhana dalam pengukuran beda tinggi dan cantumkan s1'arat masin g-masing alatny al
Bagaimana cara penggunaan hand level?
5.
a. b. c.
titik awal dan titik akhir; ketinggian masing-masing titik! Pengukuran beda tinggi den-ean alat-alat sederhana memungkinkan adanya
beberapa kesalahan .vang disebabkan oleh petugas, intrumen (alat) dan alami. Sebutkan dan jelaskan penyebab kesalahan oleh petugas, alat dan pengaruh
6.
alami tersebut! Bagaimana cara mengatasinya? Pengukuran dengan slang plastik, berhrjuan menentukan beda tinggi antara titik awal dan titik akhir.
a. b. c.
Jarak
Beda ttngst
A
I
2
3
0,632
0.432
0.550 0.620
0.611 0.542
0,601
B Jumlah
0,405
r (+):...
106
BAB V
MENGUKURBEDA TII{GGI
DENGAN
ii.i:fr,'..+ia:iiiii':'::;ii1ii+':ji-'itt.:r:i,i"rii:rr::]!ir.!,1
,:r.rrij:,{i:.+
titik terhadap :rdang horizontal (bidang acuan) yang melewati titik lain. Bila
bidang khal'al ini sud:h diketahui letaknya dengan bantuan alat sipat datar maka
beda tinggi dapat diLrk::r
Di
manakah bidang horizontal acu.rr ::..: harus ditenfukan, dan bagaimana pula beda
tinggi harus diukur? Dan bagaimanakah setiap r13t sifat datar dapat membantu pengukuran beda tinggi secara teliti, mengingat kekhasan masing-masing alat membantu menentukan
kedataran suatu garis acuan pengukrran.
A.
ukuran perbedaan elevasi. Perbedaan lang dimaksud adalah perbedaan tinggi di atas air laut kesuatu titik tertentu sepanrang garis vertikal. Perbedaan tinggi antara
Tujuan dari pengukuran menyipat datar adalah mencari beda tinggi antara dua
titik yang diukur. Bila salah satu titiknya telah diketahui ketinggiannya terhadap permukaan air laut, maka ketinggian titik yang lain dapat ditentukan lewat pengukuran.
Dalam bab sebelumnya telah dibicarakan cara pengukuran ketinggian dengan alat-alat soderhana yang mempunyai keuntungan tersendiri, tetapi yang paling tetap
dan teliti adalah menggunakan pesawat sipat datar.
Garis bidik
I
hA
t
hB
t,
Gambar 5.1.
107
melalui suatu bidang horizontal. Garis bidik adalah suatu garis horizontalyang menembus titrk tengah teropong. Apabila teropong berputar maka garis bidik akan
membenruk suatu bidang dan bila teropongnya horizontal maka garis bidiknya pun akan horizontal. Pada saat menentukan beda trnggi antara
harus dalam keadaan horizontal. Leuat g,rris bidik yang horizontal kita mengukur
tinggi garis bidik dari tanah baik di titik .{ maupun di titik B. Bumi mempunyaipermukaan ketinggi:n r:ng tidak sama atau mempunyai selisih tinggi. Apabila selisih tinggi dari dua buah titik dap:r .|ketahur maka tinggi titik kedua
dan seterusnya dapat dihitung setelah titik pertama cikerahur tineginva.
B.
Jenis-Jenis Pengukuran Sipat Datar Ada beberapa macam pengukuran menyipat datar di antaranya:
1.
2. 3. 4.
a. b. c. d. e. a. b.
menyipat datar resiprokal menyipat datar luas Dalam bab ini hanl'a akan disajikan pengukuran sipat datar memanjang, baik terbuka maupun keliling.
Dalam siruasi tertenu, jarak antara dua titik, yaitu titik A dan titik B yang harus dibedakan tingginya, dapat panjang sekali dan tidak dapat dijangkau oleh pita ukur.
Rambu ukurnya tidak terbaca atau terbaca namun kurang teliti, dan garis-garis bidik
tidak memotong mistar karena jatuh di bawah atau di atas mistar, Pada kondisi ini jarak antara titik A dan titik B dibagi dalamjarak-jarak yang kecil, sehingga pengukuran dapat dilakukan dengan mudah. Cara pengukuran seperti ini disebut pengukuran menyipat datar memanjang.
C.
ukur alat sipat datar. Biasanya alat ini dilengkapi dengan nivo yang berfungsi untuk mendapatkan sipatan mendatar dari kedudukan alat dan unting-unting untuk mendapatkhn kedudukan alat tersebut di atas
miliki
1.
Pesawat Sipat Datar Pesawat sipat datar yang kita gunakan dapat ditemukan pada beberapa alat
berikut.
108
it,'riiirlililli:r
ir,,ili;
:rlj;
a.
sederhana. Bagian-bagian dump.v level meliputi trivet stuge (landasan statif), levelling sc/?rs (pengatur nivo). tribrach
(
(niro tabung). \'ane harus diperhatikan dari pesawat ini adalah jika gelembung nir o tabung berada di tengah berarti
sumbu c-c setejer s,.:n:bu b-b sumbu c-c tegak lurus sumbu ke satu.
S.varat-.'.::'. r.:i sipat datar dumpy adalah: l) sari: :r:;':.;..1:ar benang silang harus tegak lurus pada SLilll ^.. r.':]fu.
2) 3)
garls
:,.:i
elrflS -rilr.
::\rr
Petunjuk fienSr\rr'riS.rt -lwnplmulai dengan menyetel statif, arah sumbu diatur oleh kepala t/t,rc'iiiii-g ,;.-i.i. n.'lat paralel disekrupkan pada statif, sumbu irotasi teleskop tegak lurus drdapat ..icnc.lii
.lra
pada teleskop diputar sampai sejalar densan sekrup penyetel, sekrup penyetel di putar sampai gelernbung berada di ten\rah. tabung udara tepat berada
-eelembung
bung udara disetel dengan sekrup tisa. Pekenaan inr diulang-ulang agar gelembung pada bidang horizontal. Dumpy
di tengah. .lika sudah dr teneah berarti teleskop sudah terletak /elel merupakan pesasat sipat datar lane sudah
sumbu vertikal -1 mur-mur penyetel nivo secara
permanen
+, objektif
Vry_
-\ ,z/
Pelat
paralel
(a) 't'
(b)
_ryye__
tt
t'ol 't
3l . z',
109
Gambar 5.5.
Dn
b.
Tilting Let e I
Perbedaan rilrittg level dan durnpy level adalah teleskopnya tidak dapat dipaksa
bergerak seiaiar dengan plat paralel benar-benar sentral berarti alat nir o kotak dan nivo tabung.
di
ini lebih
mudah dibandingkan dengan dumpy level, setelah sekrupnr a sampai nivo lingkaran
dapat diungkit naik atau turun terhadap sendinya, dan rnenrpunl ai dua nivo yaitu
Dalam tilting level terdapat sekrup pengungkit teroponc dan hanya terdiri dari
tiga bagian saja. Sekrup pengungkit dipakai untuk mengatur gelembung nivo tabung
agar tepat di tengah+engah sejajar teropong. Pengungkitan akan mengubah gelem-
bung nivo dan menggerakkan posisi teroponu pada kedudukan mendatar. Bagian
tilting level yang utama adalah dudukan alat. terrrprrng. dan niro utama. Pengoperasian agar garis kolimasi sqatar sumbu niro adalah menggunakan metode patok sebagaimana halnya penvetelan instrumen sipat datar tabung dan menyetel sekrup pengungkit agar gradasin\ a (a - r ) pada rambu dapat dibaca.
Gambar 5.6.
Kon.s tr r tks i i n s tnmte
n s ipot dol or
u n
gkit it ilti n g.
110
,o@@@@o@@@
ir
@ @ @
1.
2 3. 4.
GunL.ur
LlLttLtr
olonlalti\
5. 6,
7.
Lensa objektif (depan Lensa objektif (belakang) Lensa pengfokus Kilimator pembidik Prisma kompensator Prisma tetap Pelembab
'1
Se<'-: ::^..rpa1-cjatar
B. Prisma pemilih
Grnil,,tr
-i.
!.
[7771-t17'i11.
'
otonlolis.
c.
Attomatic' Let'el
Pada alat ini yang otomatis adalah sistem pengaturan garis bidik yang tidak lagi
tergantung pada nivo yang terletak di atas teropong. Alat ini hanya mendatarkan bidang nivo kotak rnelalui tiga sekrup penyetel dan secara otomatis sebuah bandul menggantikan fungsi nivo tabung dalam mendatarkan garis nivo ke target yang
"
dikendaki. Bagian-bagian dari alat sipat datar otonratis di antaranya: kip bagian bawah (sebagai landasan pesa\\ at ) ans menurllpu pada kepala statif), sekrup penyetel
kedataran (untuk menyetel ni\ o). tr'ropong. ni\ o kotak (sebagai pedoman penyetelan rambu kesatu yang tegak lurus
pengatur lbkus (menyetel ketajaman gambar objek). Keistimervaan utama dari penyipat datar otomatis adalah garis bidiknya yang melalui perpotongan benang silang tengah selalu horizontal meskipun surnbu optik
alat tersebut tidak horizontal. Pesawat ini muncul karenau,aktu menyetel instrumen-
instrumen penyipat datar memerlukan banyak waktu dan selama pentbacaannya pun selalu diadakan pengontrolan apakah gelembung uap berada di tengah-tengah nivo.
Oleh karena itu. timbul kebutuhan akan penyipat darar otomatis. Pengoperasian alat ini dirnulai dengan memasangkan pesawat pada suatu kaki tiga dengan bantuan ketiga sekrup penyetelkita arahkanpadanivo kotak. Pembidikan
instrumen pada sebuah bak dilakukan dengan cara yang sama seperti pada instrumen penyipat datar tradisional, yaitu diarahkan dan disetel secara cermat dengan sekrup penyetel halus. Benang-benang silang dan gambaran objek disetel dan diatur. Syarat utama dari alat
garis bidik dan pengontrol instrumen juga merupakan syarat yang harus ada.
t1l
ar darr rambu
I I I
---l
L
---t
----t
lensa
perlc, -s
Guntbut'
5. I
0. Dus,ri.
i,.,;
i, I l,
t'
() I (t
n1i tl I \'
Dalam gambar di atas, sinar mendatar d.rri rambu menembus lensa objektif pada ketinggian A. perpotongan benan_s ril.rn::. Ruang yang terlihat adalah tempat
prisma. beberapa di antaranya bebas berar r.rn :rllrCfti bandul teredam. Karena sifat gerakan ini. maka prisma memantulkan sinr.rr r::rg nrclalui A secara horizontal untuk
semua posisi teleskop.
ii
I
2.
Rambu Ukur
antara garis karena sering dipakai.
dasar putih agar saat dilihat
(lumbor
5.1
l.
bidik dengan permukaan tanah. Rambu ukur terbuat dari kayu atau campuran logam aluminium. Ukurannya, tebal 3 cm - 4 cm , lebamya + l0 cm dan panjang 2 m,3 m,4 m atau 5 m. Pada bagian bawah diberi sepatu, agar tidak aus
Rambu ukur dibagi dalam skala, angka-angka menunjukkan ukuran dalam desimeter. Ukuran desimeter dibagi dalam sentimeter oleh E dan oleh kedua garis.
Oleh karena itu, kadang disebut rambu E. Ukuran meter yang dalam rambu ditulis dalam angka romawi. Angka pada rambu ukur tertulis tegak atau terbalik. Pada bidang lebamya ada lukisan milimeter dan diberi cat merah dan hitam dengan cat
darijauh tidak menjadi silau. Meter teratas dan meter terbawah berwarna hitam, dan meter di tengah dibuat berwama merah.
n2
Fungsi rambu ukur adalah sebasai alat banru dalam menenrukan beda tinggi dan mengukur jarak dengan nrenssunak:n pesJ\\ai. Rambu ili,..r :r:sa:ra dib:ca langsung oleh pembidik.
Berdasarkan
a. b.
Rambu nesatii
nracanr
hanra huruth,va yang terbalik, angka nolnyatetap dibawah. Rambu ini diperuntukkan bagi pesawat yang belum dilengkapi lensa pembalik. Rambu positif (+), yairu rambu yang letak angkanya tegak. Letak huruf dan angka nol tetap berada di bawah. Rambu ini diperuntukkan bagipesawat yang sudah dilengkapi dengan lensa pembalik. pesawat yang sekarang banyak dipakai sudah memakai rambu ini.
Pembacaan rambu ukur dapat dilakukan oleh pembidik dengan melihat lensa di dalam pesa\\'at dengan cara: mulai milimeter, sentimeter, desimeter, dan meter,
milimeter, sentimerer, desimeter di belakang koma, yaitu 0,000 atau M, DCM meter, desi senri mili. misal 1.250.
!-,-1r
+i f; r
Ti
R.;
T
'?,,
HE
50
mm=5
II
.:.-
t=
Keterangctn:
EIY
EIT
lomm
seliapsutu
I i/i,o.r..r
Pada gambar dalam teropong akan terlihat J iracam Denlnq. r aitu benang atas. bawah, tengah, tegak. Adapun yang dipakai dalam perhitungan adalah bacaan benang tengah. Akan tetapi, pembacaan terhadap benang tengah belum tentu benar. sehin_uga dalam pengukuran harus diadakan koreksi pembacaan. Rumus-rumus unruk mencari
koreksi atau kebenaran pembacaan benang tengah atau mmus koreksi pembacaan
rambu adalah:
Benang tegak
113
a.
pembacaan benang atas dikurangi pembacaan benang tengah benang tengah dikurangi pembacaan benang bawah
= pembacaan
BA-BT=BT-BB
b.
= dua kali
BA+BB=lBT
pembacaan benang atas ditambah pemb:caan benang bawah kemudian dibagi dua = benang tengah.
BA+ BB
':t
=BT
1.9s
Contoh:
koreksi pembacaan:
Dengan rumus
1 BA - BT = B. - 3) l.il-i-I.:i: = .-i:l-r.r'r-
..:5
2,152
rumus
2.20
rumui_l Bl-BB=
P ent
pembacaan benar
r.i=Uqi
-1,255
= =
1,255
1,255 berarti pembacaan benar
salah
satu dan rumus di atas, bila hasilnya seperti di atas berarti pembacaan sudah benar.
bacaan benang
1,535
1,420 1,325
0,115 = 0,095 berarti pembacaan harus diulangi karena hasilnya tidak benar.
Dalam pembacaan rambu, koreksi adalah keharusan, karena pembacaan rambu
akan berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Akibat dari ketidaktepatan pembacaan
rambu dapat mengakibatkan beda tinggi dan data yang didapat tidak benar. Cara memegang rambupun akan mempengaruhi hasil pembacaan, untuk itu
harus dibantu dengan nivo dan letak tangan terutama annya atau jari-jari tidak menutup angka-angkanya.
angka
dan simbol dalam rambu. Jadi dalam memegang rambu diusahakan pada pegang-
114
a. b. :
&.
Pembacaan rambu dimulai dari benang atas, dan baru benang tengah, benang bawah. Pembacaan rambu dilakukan pada ketiga benang dan tidak boleh langsung
: :. g.
hen::: :::ruahnya saja. S.:.:: r-,- - pembacaan rambu harus dilakukan koreksi terhadap pembacaannya. :,:-r--: :-':*h dalam teropong diusahakan berhimpit dalam satu garis dengan jl- : .--r_.:l r ang ada dalam rambu ukur.
rambu harus tegak lurus (vertikal), har -;ir;ts-unting atat nivo yang diletakkan pada rambu.
gerak).
Pembacaan rambu dilakukanjikapesawat sudah siap dioperasikan vans,liran,Ja
\3:-:-kan
dengan letak gelembung yang berada di dalam pesawatberada di tensah-rensah. Pembacaan rambu selain lakukan koreksi yang disebutkan bacaan rambu dapat juga digunakan untuk menentukan
pesa\L'at dengan rambu, jarak yang diperoleh dari hasil hr:::_:.: r:,-.lan rambu disebut ,.::.. ..-: -.: . :,::.:.;aan rambu adalah: jarak optis. Rumus-::: -s ::::\
:::::::k::
rEEvl1
Keterangan:
benans barr rh
lrL I: I L
lil
lEs tii-rll
ll
il ll ED ldlh
TE__
, il,
I
I >
Iil..iil\
t_
lllt llIlt
l= il-
Contoh:
IETHP IE
_11_<
"
atas = I bacaan benang tengah = 1.1-i5 bacaan benang bau'ah : 1.185 a. Jarak optis (BA - BB1 x 1gg ( 1,325 - 1.1 85) x 196
bacaan benan-g
]FZT- E
l=3ll tE_A)t
|-ililil-ilil-
lE
tF
0,14
100
b.
Jarak
optis
=
14 meter
[(BA
BT)
ler
BB)] x 169
1,185)] x lgg
] x lgg
14 meter
D.
1' 2.
Kesalahan skala rambu yang sudah lama tidak dikalibrasi dan tidak dikoreksi. Penempatan rambu yang tidak betul-betul vertikal, kesalahan akibat terjadinya
kemiringan rambu dapat membuat elevasi yang didapat tidak tepat, jika rambu
I l5
condong ke depan maka elevasi yang dibaca lebih rendah dari elevasi yang
benar. Jika rambu condons ke belakang maka elevasi yang dibaca lebih tinggi dari elevasi yang benar. Jika rambu condong ke samping kiri atau kanan menga-
kibatkan garis vertikal pesawat tidak sejajar dengan garis vertikal pada rambu.
3. 4. 5. 6. .
1
Rambu terbenam karena tidak ditempatkan pada tumpuan yang keras, lokasi
penempatan rambu dilapisi tanah lunak. Sebaiknya ditancapkan patok terlebih
titik
8.
ffi
N
{ru
qkT+
il*
ll
r I
II.,NI
T-lr
I I
lk=;il
ll,kl
E-_
lkll r-T--n
E$
c.
Rambu ukur negatiJ
IT
I
E:l rl
rr
-L
[E I rl
--I
I I I I I I I I I ! ! r I I ! I I I I a I I I I I I I I I I ! I I I I I t I I I I I I I I
Rambu ukur
116
Berikut ini disajikan beberapa kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh instrumen sipat datar.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Lokasi penempatan sipat datar ditempatkan pada tanah lunak yang tidak dilandasi patok.
Kesalahan sumbu kolimasi, yaitu garis kolimasi tidak sejajar dengan sumbu
nivo tabung.
pada
Inier
Kesalahan akibat pandangan mata yang kurang cermat dan kurang terfokusnya lensa mengakibatkan kesalahan yang bersifat acak, biasanya disebut kesalahan paralaks.
Adapun kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh pengaruh alam antara lain
sebagai berikut.
1.
Pengaruh lengkung bumi: pemukaan bumi tidak datar akibatnva lengkung bumi harus diperhitungkan
2. 3.
Pengaruh sinar matahari langsung: sinar matahari dapar mengubah kondisi alat
sipat datar dan mengubah garis kolimasi, juga menyebabkan pemuaian parsial
pada alat sipat datar. Pengaruh refraksi cahaya: pengaruh
cahaya
E. Teknik Pengukuran
Dalam pelaksanaan pengukuran menl rpat datar unruk menentukan beda tinggi
antara dua titik, ada tiga cara
per{,r\lrl:
peni:.::.:,-. -i'.if,tn\a.
garis bidik
1.
Tp
BT
dan baca benang tengahnya. maka beda tinggi antara titik A dan titik B = tinggi pesawat
D = jarak
_*_
Gambar 5.17
ll =Tp'*
bt
t17
Pesawat didirikan
dua titik.
di
antara
di antara Didirikan titik, A dan B. dua rambu pada titik A dan B dan
Pesawat diletakkan
a
u-u.'uz-l
titik A
tengah muka.
BT =B
3.
B
--
;= :\
l.---"--D-l
Gamhar -\.19. Gunthur 5.)rt
titik A dan titik B. Baca benang tengahnya, masing-masing benang tengah di trtik A dan : benang tengah di titik B,. Beda tinggi di anlara dua titik A dan B bacaan benang tengah di A dikurangi bacaan benang tengah di B. titik A dan titik B, dirikan rambu di
atas
BT=bto-bt*
Teknik ketiga ini dilakukan dalam keadaan terpaksa jika harus melalui rintangan niisalnya sungai dan tidak memungkinkan penggunaan cara pertama dan kedua.
Dari ketiga teknik pengukuran beda tinggi di atas, cara kedua yaitu dengan meletakkan pesawat di antara dua titik adalah cara yang paling baik dan iebih teliti.
Hal ini disebabkan karena dengan cara kedua ini kesalahan dapat diperkecil, terutama kesalahan yang disebabkan oleh garis bidik yang tidak sejajar dengan garis arah
nivo (gelembung).
F.
Seperli yang dijelaskan di atas tentang teknik pengukuruan pen,vipat datar ada tiga macam, maka teknik perhitungannya masing-masing berbeda, yaitu:
118
l.
titik adalah
BT=Tp-Bt
Keterangan:
: : Bt BT :
Tp
tinggr pesau,at
benang tengah beda tinggi
B
Contoh:
1.-D-->l
(,untlrttr 5.2l
Di titik A. Tinggi pesrri:t (Tp) Di titik B. bacaan ber.ins atas bacaan t,e:::ng tengah bacaan ber;ns ba*'ah
A
1,35 meter
1,435 meter
Kontr.,. :embacaan
rambu
BA + BB=2.87
+ 1,285 2,72
1,435
:
=
x
2. 1,360 2.72bbenar
Jarak optrs
rlnu ,Jidapat
=
=
{BA
BB) x 169
169
(7,435-1,285)
15 meter
=
C.
Beda
tinggi
antara 2
titik =
Tp
1,35
Bt
:
2.
1,36
BT=Bto*Bt*,
Keterangon:
Contoh:
Di titik A (belakang)
bacaan benang bacaan benang tengah : bacaan benang bawah :
atas
1,375
1,309
BT Bt*
1,243.
Bt.=
Di titik B, (muka)
di titik muka
1,230
1,764
1,098
1t9
a.
A,
BA + BB
2BT
2.1,309
1,618 F benar
1,375
1,243
2,618
AB F-d,
Di titiK
B,
BA + BB
2BT
2.1,764
----*1.--dr.rl D.----.---.-------.---.-----------.-------_l
Ganbar 5.22
1.230
1,098
2328
2,328bbenar
1sg
b.
(BA-BB)x
(1,375
1,243.y
1gg
13.1 meter
(BA-BB)x
13,2 meter
100
= antera pe$awat dan titik A + antara pesawat dan titik B : 73,2 + 13,2
=
26,4 meter
c.
titik =
BtB
BtM
:
Pesawat di luar kedua
1,309
1,164
= 0,145 meter
titik
Keterangan:
Beda tinggi antara dua titiknya adalah =
BT = Bte
Bte
= = Bt, =
BT
Bto
benang tengah di B
Dititik A,
Di titik B,
bacaan benang
atas = 1,475 bacaan benang tengah = 1,400 bacaan benang bawah = 1,325
bacaan benang
atas
= 1,210
1,225
1,180
a.
Di titiK
A,
BA + BB
2BT
120
Di titiK
B,
BA + BB
1,270
2BT
2.1,225
1,180 2.45
2,45
+benar
b.
(BA-BB;x
1gg
|.-dr------l
(BA-BB)x196
(
l<-
D+l
Gontho,. 5
d2+l
1.270
1,180) x l$$
)-l
9 meter
Jarak antara
=
=
titik B
= 15-9
6 meter
antara dua
c.
Beda
tinggi
titik
Secara khusus. teknik perhirunuan i'ang disajikan di au-. ad.:.':. untuk menentukan beda tinggi antara ritik *aja. Padalel :a&
:B:: :*:+:
tfli-r--j :t;r
datar.kitadihadrpr::.:rJ.::<t--itr::::i:':-:r:iis::ii:-;r-r.r,'.::r;-.-; iru, diburuhkan hL':L':::i i;r.- r. t- .---+- -+ -:---r:r_.:6: {:- }.-- -:-::j hasil pengukuran \rns .e::r::
1.
Teknik penentuan beda tinggi antara ntrk airai dar titrk a"-ri:
Rumusnya:
a. b. c.
tsT = E(b)
*I(m)
Keterangan:
BT
beda tinggi
titik anur,
Contoh: a. Jumiah bacaan belakang (lb) = Jumlah bacaan muka ()m) = Maka beda tingginya = b. Jumlah beda tinggi + (I+) = (I-) = Jumlah beda tinggi Maka beda tingginya =
I(+) :
IC)
::::: :.:.:; -
12,620 m
5,701 m (naik)
c.
tingginya
Jika hasilnya (+) berarti tanahnya naik dan Jika hasilnya (-) berarti tanahnya turun
2.
Tinggi I titik A Beda tinggi titik A dan titik Maka tinggi titik I
=
1
=
=
=
0,075
99.925 meter
3.
Rumusnya:
a.
At = X(B)
- I(m)
Keterangan:
b.
Contoh:
rt = X(+) - I(-)
rt :
a.
b.
Jumlah bacaan muka I(m) : 16.50-1 m Maka koreksi beda tingginl'a = 1.106 m 1.668 m Jumlah beda trnggr It-t 0,362 m Jumlah beda tinggi li-l Maka koreksi beda tingginya = 1,306 m
I(b)
1-.869
nr
4.
Rumusnya:
Ar a, At, = ?
Keturangan:
b. Afir= S*o,
Contoh:
In :
jumlah jarak
tinggi = 1,306 m buah titik Jumlah titik yang diukur = 15 Maka koreksi setiap titik = lJa6 :0,08706 m b. Jumlah jarak seluruhoyu : 350,000 m 1,306 m Koreksi beda tinggi = : 23,33 m Jarak titik A ke titik I a.
Koreksi beda
t22
dn
ED
XAt x 1'306
:#
:
ditulis
0,08706
-0,08706
Jika hasil koreksi pada setiap titik negatif maka dalam perhitungan dianggap positif dan sebaliknya jika koreksinya positifmaka dalam perhitungan dianggap
negatif.
5.
Teknik penentuan ketinggian titik jika ada koreksi Ketinggian titik-titik yang diukur = tinggi titik sebelumnya ditambah (+) atau dikurangi (-) beda tingginya dan ditambah (+) atau dikurangi (-) dengan harga koreksinya.
Contoh;
Tinggi
titik.\
B
il:
-l.l
0rU nr
-0,8706 m
= 97,8050 m
titik awal juga merupakan titik akhir
Penggunaan rumus-rumus koreksi biasanya dipakai pada bentuk pengukuran dengan metode menutup atau keliling di mana dari pengukuran, yang berarti tinggi awal harus sama dengan tinggi akhir pengukuran.
Namun terkadang hasil pengukuran yang diperoleh tidak tepat, tetapi ada keiebihan
dan kelebihan ini drjadikan sebagai koreksinya.
G.
digambar. Artinya data-datatentang jarak dan tinggi titiknya sudah dihitung dengan
baik. Untuk menggambar hasil pengukuran dapat dilakukan dengan cara berikut.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2 cm.
Pada garis pertama untuk menuliskan
yang berjarak sesuai dengan jaraknya masing-masing. Jarak ini diukur berdasar-
kan skalajarak.
Antara garis pertama dan kedua, untuk menuliskan jarak masing-masing titik yang diawali dari titik pertama dengan jarak 0,00 meter, Antara garis kedua dan ketiga, dipergunakan untuk menuliskan ketinggian
masing-masing titik. Antaragaris ketiga dan keempat unfuk menuliskan persentase kemiringan suatu
rencana proyek. Besar kemiringan adalah beda tinggi dibagijarak dan dikalikan 100%.
Pada garis keempat untuk menuliskan jarak setiap 5Q meter (0,5 hm) yang
8.
Melalui titik-titik pada garis pertama tadi buatlah garis tipistipis ke atas, dan pada bidang ini buatlah garis-garis mendatar yang berjarak sesuai dengan skala tingginya. Banyaknya garis tergantung beda tinggi antara titik tertinggi dan
titik
terendah.
a.
Tentukan
Tentukan
misalnya:
b.
titik
Dari data di atas, maka jarak tertinggi dan terendah adalah 3 meter yaitu
g
3,000 meter, sehingga skala tingginya sudah didapat' Tenrukan letak dan kedudukan masing-masing titik berdasarkan ketinggian profil 180.000 167.000
rnem3nang :tau hasil pengukuran beda tingginya. Dalam mensi::'.r:r hasrl pl'ngukuran beda tinggi diperlukan dua jenis skala, yaitu skala jarak tskai; pir-.,:.i , c;r skaia tinggi. Skala jarak dibuat lebih kecil daripada
skalatinggidanbiasanradiouarskaiatinsci l0kalilebihbesardariskalajarak. Alasan menggunakan skala rang berbcd: adalah bahr.va biasanya jarak memanjang jauh lebih besar dari pada jarak pada beda tinggini a. Bila kita menggunakan skala yang sama dengan skala kecil, maka panjang dapat kita gambarkan, tetapi beda tinggi tidak dapat digambar. Demikian pula sebaliknya bila digunakan skala L
yang besar, maka beda tinggi dapat digambarkan, tetapijarak memanjang tidak dapat
digambarkan. Besar skala tinggi biasanya diambil 10 kali, 50 kali, atau 100 kali dari skala panjang. Hal ini sangat tergantung dari daerah yang diukur. Untuk itu diperlukan kejelian dalam memilih kedua skaia agar hasil pengukuran dapat digambar dengan baik.
100,000 99,500
98,500
96.500
50,00
124
Pengukuran beda tinggi yang akan dilaksanakan adalah menyipat datar tnemanjang terbuka jarak langsung dan tertutup jarak optis. Dengan dua bentuk
tersebut, dapat memberikan dasar kemampuan untuk mengukur, menghitung dan
menggambar pada bentuk menyipat datar yang lain.
l.
titik
Hal pertama yang akan kita pelajari adalah menyipat datar memanjang terbuka
jarak langsune. Langkah kerja yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
a.
Tu.jutut
Dengan disediakan seperangkat pesawat waterpas (sipat datar) diharapkan dapat: menr etel pesa\\'at sipat datar hingga siap untuk dioperasikan dengan cepat
1)
dan benrr:
2) 3) 4) b. .i 2) 3) 4) c. l)
menghitung hasil pengukuran yang meliputi: beda tinggi antar dua titik.
beda tinggi antaratitik awal dan titik akhir, dan ketinggian masing-masing
Petunjuk lJmum
Pengukuran menyipat datar memanjang terbuka adalah pengukuran meman-
titik yang lain dapat dihitung ketinggiannya. Pelajari lebih dahulu lembaran kerja dengan sebaik-baiknya sebelum
memulai pengukuran.
Alat-Alat Kerja
Alat-alat yang dibutuhkan adalah: pesawat waterpas, statif, pita ukur, dan rambu
ukur.
d.
Lokosi Pengukuran
Sekitar lokasi halaman sekolah.
125
Gambar 5.25
e.
Keselamatan Kerla
1)
Pesawat harus selalu dipayungi agar terhindar dari panas matahari dan hujan.
2)
3)
Langkah Kerja
1)
z)
3) 4)
Dirikan pesawat di atas titik P1 dan seiei :::ig.l sr.ip untuk dioperasikan. Arahkan pesawat ke titik belakang t.\ r r;ng t.'i:h dtpasang rambu ukur,
baca benang tengahnya dan dikontr..l keLrenarannl'a dengan membaca
benang atas dan bawah (catat dahi::
5)
Pesawat
J":ar pen-uukuran). diarahkan ke titik muka tB r r:ng telah berdiri rambu pula,
L
baca
benang tengahnya dan dikontrol kebt'nrrannr a dengan bacaan benang atas dan bawah. (Catat dalam daftar pergr:kuran 6) 1)
8)
Ukurjarak antaratitik B dan titrk C.,terg:n prta ukur. Bagi dua jarakini 'ncnkutni a. misal di titik Pr. sama panjang untuk tempat pesa\\ at
Dirikan pesawat di titik P., setel hingga siap dioperasikan, lakukan langkahlangkah kerja dan nomor 5) dan 5 r. Demikian seterusnya hingga penuiikuran selesai pada titik terakhir yang ditentukan.
g.
Gambar Kerja
t26
l+-
dr
--
Pz- 6,
,l
Gambar 5.27. h.
Belakang
Muka
Jarak (m)
'.
1.311 r
I ll
titikAdantitikB = 1,327 - 1.365 : -0,044 titikBdantitikC :1,440 - 1,480: -0,040 titik C dan titik D = 1,460 - 1,330 : 0,130
titik D dan titik E : 1,560 - 1,220: -0,340 titik E dantitik F : 1,320 - 1,260 : -0,060 titik F dan titik G = 1,430 - i,370 = 0,160
i_
2)
Rumusnya:
a,
BT
I(B)
I(M)
BT = I(B) -
Ir\l) -1-:
belakang muka
8,531
- S.li:j
(naik
r
= 0,506
b.
BT = I(+) -
I(-)
=
Keterangan. I(+) : 0,130 + 0.11(.,- . r, BT : beda tinggi titik awal I(-) : 0,044 + 0.0-1[t BT : ,(+) _ I(_) dan akhir = 0,59 - 0.081 I(+) : jumlah beda tinggi positif : jumlahbedatingginegatif = 0,506 (naikt I(-) 3) Mencari ketinggian titik 1.:: : -' -Tinggi masing-masing titik \ masing titik adalah:
rt.59
3t: J:*.'*'
-'
:-:
' '-'
'..'
'
*'. I QQ.!r.tr r.
tinggititikDtingginr: = v-.- -tinggi titik E ttnggrr,,j =' r''.'lt' tinggi titik F tingg:nr: = irxl.-ii6 tinggititik G tinggrnra =
berikut.
100.{-16
r1.-i{tt 0.060
.-:"='r|{r.r.U6 = iUU.i86
100,446
0,060 :100,446
Nomor
Jarak
Beda tinggi
+
Titik
Muka
(m)
23,0
Tinggi
0,044
0,040 100,000
A
B C
1,440 1,460
1,560
1,365 24,00
1,480
99,956 99,916
20,50
0,1 30
D
E
F
1,330
1,320 [,430
1,220 20,80 1,260 21,00 0,060 1,370 129,90 0,590 0,084 0,060
100,446 100,s06
G Jumlah
8,531
8,025
128
Untuk menentukan beda ting,ei antara titik au,al dan titik akhir dapat dilakukan dengan melihat tinggi titik aual dan ringgi titik akhir.
100,506
100.00(r
',
0,506 (naikt
Temyata hasil r anc drp.'rtrleh tetap sar..: bahwa perhinrngan di atas benar.
l.
1) Pada kertas gambar bagian 'r',,.: : : ,: j g.rns yang berjarak 2 cm. 2) Pada garis pertanta unruk : .- - :r :- . . -..t.r urama yang sesuai dengan jaraknya masing-masin5 . .-,. - :,: -' ::.::J\:n skala jarak titiknya adalah
Langkah-langkah penggambaran
;J:
j :.:r:.:. xrikut.
3) 4)
A, B, C, D, E, F. G. Pada garis kedua uni.... --- - -. i- :::.r-_t.trik antara kedua titik yaitu 23.0,24,0A 10'5tt: l'''^ ' Antara -uaris pcrt:::r J.:- :--' .- t-.:. -,:" unruk ntenuhskan jumlah jrak titik-titik\ans:i j: j j - --= I -. -.- :.:tulardantitikaualpengukuran r.n'la.9fr yaifu0.0oo. l: , -- I --:
titikr::.:: -.--. - - , ,
l0t r.-< ^
r -: ",i'i :'.6
1f)f).JJ6:
l.'l'.-
ti.eei
: -0,191 (turun) q'q!r..el95 x 100% : Kemiringan titik B dan ririk C = -0,166 (turun) 1(!!{-#t" x 100o/o = 0,634 (naik) Kemiringan titik C dan titik D =
=
ee'e59.
#Faaa
x 100%
l(x)j^81E0 1-00'J46
1,650 (naik)
6=
'l-0'0.5il6ftljfA446 x
100%:
7) Letaklian besamya jarak setiap 50 meter yang dimulai dari titik pertama dengan
titik-titik pada garis pertama dan pada bidang ini buatlah garis-garis mendatar yang berjarak sesuai dengan skala tingginya.
e) Tentukan titik tertinggi dan terendah kemudian dibuat intervalnya. Dari hitungan
tinggi titik di atas, titik tertinggi dari hasil hitungan adalah 100,506, dibulatkan ke atas menjadi 100,600, dan titik ini terletak di titik G. Titik terendah dari
hasil perhitungan adalah 99,916, dibulatkan ke bawah menjadi 99,900 dan titik ini terletak pada titik C. Jadi ada 7 tingkatan/interval yaitu 99,900; 100,000; 100,100; 100,200; 100,300; 100,400; 100,500.
119
TA,
!.-
_=
m'st
o O.
O O
o @o N
I.BB
Sa,',
o q o
I
09'/9
9ic
t,
O O N
00
/,
O N
9t6 66
@_
=-=
t-
00'e z
v9b bb
O O. O N
o_ o#
000'0
00'00 t
o o
O
o NO O
O 6 O O
O O O
o-
o o
o-
'6r
CrF
c G o C
E q) :<
o o
1l()
1r) Hubungkan titik-titik secara berurutan dan terbentuk gambar profil memanjang dari hasil pengukuran.
t2) Cantumkan
2.
Pengukuran keliling jarak optis dilakukan dari suatu titik tertentu dan berakhir pada titik tersebut. Pengukuran jarak dilakukan tidak menggunakan pita ukur tetapi dengan menghitung dari hasil pembacaan rambu. Langkah kerja untuk menyipat datar memanjang tertutup (keliling) jarak optis adalah sebagai berikut.
a.
Tujuan
1)
2) 3) 4) b.
1
terampil menyetel pesawat sipat datar sehingga siap untuk dioperasikan; melakukan pengukuran menyipat datar memanjang keliling jarak optis; menghitung hasil pengukuran yang meliputi: beda tinggi antara kedua titik, koreksibeda tinggi untuk setiap titik, ketinggian masing-masing titik yang
diukur;
menggambar profil memanjang hasil pengukuran.
Peruniuk L'mum
\lenr rpai daur keliling adalah menr ipat datar dimana :iik sr:.
i11oj
:r.:-.----
3. c.
p-[.ii-:::.::*.:- -;,--: >: ] atas. benan { :i:..:: ::- :.: - .- . :.: .' : Dalam
Alat-Alat Keja
Peralatan kerya i J:.! J.r*i-:.r:r. :r..:r: .:.r. l'::.:," :l : l ukur, jalon, rol metelpita ukur. dan alat-aiar Ltlrl: uJ.L f'i_\ !i.1i
d.
Lokasi Pengukuran
Sekitar lokasi halaman sekolah.
l3r
e.
Keselamatan Kerja
1)
Pesawat harus seialu dipayungi agar terhindar dari panas matahari dan hujan. Gunakan bagian dari pesau at sesuai dengan fungsinya masing-masing.
2) 3)
Langkah Kerja
1) Siapkan semua peralatan seperti terse3 L:: dl lt3s sebelum mulai pengukuran 2) Menuju ke lokasi pengukuran dan dirikan p$a\\:: ir .rntara dua titik belakang A dan titik muka B kira-kira di tengah+engah. oa:r stel pesawat hingga
siap dioperaskan.
3) 4) 5) 6)
1)
6'
Arahkan teropong ke titik belakang (A) yang telah didinkan rambu. Baca
benang atas, benang tengah dan benang bawah. Kontrol pembacaan rambu
ini dan catat dalam daftar pengukuran sebagai pembacaan rambu belakang. Putar pesawat dan diarahkan ke titik muka (B) yang telah berdiri rambu.
Baca benang atas, benang tengah dan benang bawah. Hasilnya dicatat dalam
daftar pengukuran sebagai data pembacaan rambu muka. Pindahkan pesawatkira-kira di pertengahan titik B dan titik C, aturpesawat hingga siap untuk dioperasikan. Lakukan pekerjaan seperti langkah 3) dan
4). Semua pembacaan rambu dicatat dalam daftar pengukuran. Demikian seterusnya hingga pengukuran selesai pada titik yang telah ditentukan (titik terakhir). Buatlah laporan hasil pengukuran dengan lengkap dan beful.
Gambar Kerja
Gantbar 5.30
--P
Gambar 5.31
I )_
h.
Belakang \lulia
Keterangon;
?::
' .J'i'i
i.5-1t,t 0.66-1
1.-1.15
I,t5t
1,322 I,905
1,805
1.283
1,705
713 0,640
0,567
.^ 16
,.,.95]
l._r25
A I
l.ls5
133
Analisis Data
P engukuran
l)
1={Ba-Bb)x
Keterangan:
169
J Ba :
Bb =
100
'ul = It'r'r =
Tr:rk B dar: titik
11.-{ meter
10.6 meter
33,0 meter
Titik P-dan
P- = titik C =
= Titik C dan titik P., : (0,943 - 0,767) x 100 : Titik Pr dan titik D = (1,568 - 1,322) x 100 :
JaraktitikB danC
Jarak
11.6.18 (1.085
1,025) 1,420)
x 100 = xx 100=
6,0 meter
titik c dan D
: : : :
(0,877
(1.905
0.663 x
1.705) x
100 100 :
i.,1 meter
20,0 meter
41,4 meter 17.0 meter
titik D dan E
= Titik F dan titik Pu = (0,935 - 0,765) x 100 = Titik dan titik G : (1,306 - 1'164) x 100 :
iarak titik E dan F
P6
0,982) x
27.6 meter
44,6 meter 17,0 meter 14,2 meter
Jarak
titik F dan G
31,2 meter
14,6 meter
0,567) x 100
21,8 meter
36,4 meter
titik G dan H
(1
,411 (0,952
1,279)
X X
0'728)
100 100 =
100 100
13,2 meter
22,4 meter
35,6 meter
titik H dan I
: (1,325 (1,527
1,323)
1,185) x
titik I dan J
: : =
20,4 meter
14,0 meter 34.4 meter
134
26,4 meter
14,0 meter
A = -10.1 meter Jumlah jarak A sampai A lagi: I-' = -:h'\.r merer 2) Mencari beda tinggi antara dua rir:r
Jarak titik J dan
Rumusnya: BT = Bt, -
Btu,
Kelerangan:
BT =
Bta
Btr.r
.:-..- - --r Pada pengukuran ini. t:J: : -1; -- :-: AdanB,BT = l._::,,_ .. _-. . .._- *:::r
=
benr:_:
:
+
rnaik)
BT
::: :r.:
-: : -: :i: :-:
i*,
. -^r merer (turun) - . \ meter (turun) = - -:.irneter(turun) : .-. .i ]-< neier rrurun
.: ,, :ii:a:
:erer (rurun)
= --: Jdan.\.B- = __
I dan J. Bl
':r = :: =
r{ -;.:.- -:.
:.=
a)
BT =
l-::. :: i .--- :
-:_i
t' . r. : .r.:.
KL'ler0ng0n: beda tinggi jumlah bacaan belakang jumlah bacaan rnuka jumlah beda tinggi +
I(+) =
I(-) :
jumlah beda
tinggi-
Dalam perhitungan ini dicoba digunakan cara ketiga, terlebih dahulu menghirung jurnlah
I(+)
Jadi
,(-) : :
1,117
BT = I(+) - I(-)
-2,382
-1,265 (turun)
1-1r
4) Mencari koreksi beda tinggi Rumusnya: Keturangan; a) AT = I(b) - I(m) At : koreksi beda tinggi
b)
at =
I(-)
At
5) a)
o
Rumusnr
Keterangan:
A*
atn
. = dn x at ;o
.-
= tumlah titik
Bila koreksi titik bertanda plus (-). maka koreksi setiap titik bertanda negatif (-). Sebaliknya bila koreksi titik bertanda negatif l-t. maka koreksi setiap titik bertanda positif (+). Dalam perhitungan ini digunakan rumus yang kedua yaitu:
.dn Atn =
j6
xAt
TitikB AtB
Titik C Atc
: #
=
ffi : TitikD AtD % TitikE AtE : ** TitikF AtF = H Titikc Atc = # Titik H AtH = # Titikl At, = #
TitikJ Atr
Titik A AtA
x -1,265 = x _1,265 :
x -1,265 = x_t,26s = x
_1,265
0.113'14
0.09901
0.1-1500
0.11230
x -1,265 = 0,12520
=#x-1,265
=
_1,265
0,13887
136
Karena hasil koreksi pada setiap titik adalah negatif, maka dalam perhitungan menjadi positif yaitu menjadi 1,265.
6)
Untuk mencari tinggi masing-masing titik yang diukur adaiah tinggi titik sebelumnya ditambah atau dikurangi beda tinggi dan ditambah koreksi setiap titiknya.
Pada perhitungan
Tinggititikl = 98,83051 *0.56-i -0.12231 : 99,45788 TinggititikJ = 99.45788 -0.:-0.11825 = 99,77613 Tinggi titikA = 99;t7613 *0.085-0,13887 :100,00000
= 100,000 +0,321 +0,11344 : 100.11044 Tinggi titik C = 100.44044 -0,479+ 0,09901 = 100.06016 Tinggi titik D = 100,06046 -0,590 + 0.145()0 = 99.61516 TinggititikE = 99,61546-0,265 - 0.l-ttlrI = 99.49216 Tinggi titik F -- 99,49276 - 0,078 - 9.1-r,1-10 = 99,56806 Tinggi titik G = 99,56806 - 0.385 - 0.10-l,i 99,29031 TinggititikH = 99,29031 -0.58-i-0.11-s20 = 98,83051
TinggititikB
Tinggi
titikA =
Dari hasil perhitungan tinggi masing-masing titik di atas dapat dilihat bahwa tinggi titik A awal =100,000 sama dengan tinggi titik akhir di A =100,000. Jadi
sesuai dengan keterangan di atas bahwa dalam pengukuran keliling atau terrutup
Jarak (m)
Beda
tin'tsj
Muka
r.-rl-
K':.ek'iTinssi ,i,ir.:
l. l 1 -i,1,{
100.000
t.350 r.055
0,85,s
! 3f
i t/
1
| 1r.
+
1.-1-!)
0 590
0"265 0,078
0.3 85
t00.440
i0^09902
I
00.060
e9.6
r5
0. lrl-s00 0, I 4230
D
E
F
I.5+rl
1,067
I .rt.+,5
41.4
1,805
99,492
44.6
0. t 5330
0. 1 0725
0"1
0.8s0
0.640
1.345
,l+5
J l._
(i
H
1.235
36.4
8.585 0.505
2520
|.225
0,12231
0.840 31.4 0.20 0.085
1.425
J
99,15
.)/n
0.r 1825
99,17 6
t.D.5
40.4
A
Jumlah
l.l
IB=1r.367
0.13887
55
N{=12.632
I t r-2.382
100.000 1.26500
131
:*-
;t :\or
Ha-sil Pengtkuran
1t Buat empat garis yang be{arak 2 cmpada kertas bagian bawah. 2) Tuliskan titik A, B, C, D, E, F, G, H, I, J pada garis pertama sesuai skala
jaraknya.
3) 4) 5) 6)
Tuliskan jarak antara kedua titik yaitu: 33; 28,8; 42,2; 41,4; 44,6;31,2; 36,4;35,6;3-l.l: 10.1 pada garis kedua. Tuliskan jumlah iarak dimulai 0,000; 33,000; 61,8; 1 04, 145,4; 190; 221,2;
257,6;293,2: il-.6: -1t': ditulis diatara garis pertama dan kedua. Tuliskan tinggi nrasing-rnrsrns titik di antara garis kedua dan ketiga.
Tuliskan kemiringan di :nura sans ketiea dan keempat yaitu: Kemiringan
titik.\
da:r
l[tti
KemiringantitikcdanD
2A%#@
99'492
x 100%
= -1,055 (turun)
Kemiringan titik D dan
E=
.99'61s
x 100%
-0,29'7 (turun)
p = qe'r5-:912r r lOgozir
=
0.170 (naik)
KemiringantitikcdanH
= %2#H
=
-1,264 (turun)
x100%
I = 99'45#&EiA
=
1,761 (naik)
x fi1%
J =
99'710-29'4s7 x fi1%
0,930 (naik)
= Ea!ffiry]o x fi1%
=
0,555 (naik)
7. 8, 9.
138
Tentukan tingkat/intervalnya, titik tertinggi 100,440 dibulatkan ke atas menjadi 101,000 dan titik terendah 98,830 dibulatkan ke bawah menjadi 98,000; intervalnya ditentukan 98,000; 99,000; 100,000; 101,000. Tentukan letak masing-masing titik berdasarkan ketinggiannya. Hubungkan titik-titik secara berurutan hingga terbentuk gambarnya.
00'89e
000'00t
3= o-9
-L
o q
O 6
09'/zt
,r2
9L/'66
$ o
3x o_E
/9V'66
o O. o o
Y '%.
0z't6z
@-
rC
o o
(o= r_=
I
09'LgZ 08'86
I
DZ'17.2
N
aaz aa
i , ,
00'06 t
89S',66
a,
,.
v
0t'9,
r
,
Z
00
r0t
N N
s r 9'66
oO O 6= o?
7
0B'r9
0r'7'00l,
7
v
co
o-jf,
o N
00't0
0rr'00 t
O,
o o
t-
%
O
o
000'0
o-6
-c
00'00 t
8.
o
O
o oO
o)
o o O o O)
Ctj-r
P{
G o) C
:l
0)
139
Latihan
l.
Jelaskan yang dimaksud dengan perbedaan elevasi dan apa tujuan pengukuran
menyipat datar?
2. Jenis-jenis pengukuran sipat datar ada bermacam-macam. Sebutkanl 3. Sebutkan alat-alat yang dipakai untuk sipat datar! 4. Bagaimana perbedaan antara pesawat dumpy level, tilting level dan automatic
level?
5. Ada dua jenis rambu ukur. Sebutkan dan terangkan apa fungsinya masingmasing!
6. Berkaitan 7.
dengan rambu ukur, dalam pembacaan perlu dilakukan koreksi terhadap hasil pembacaannva. Bagaimana mengoreksi hasil pembacaannya? Pada pengukuran beda tinggi dengan alat sipat datar, kesalahan dapat muncul oleh rambu, alat sipat datar, dan pengaruh alam. Terangkan maksudnya!
8. Teknik pengukuran adatiga macam. Sebutkan dan bagaimana cara mencari beda tingginya masing-masing?
9.
10. Kita akan melakukan pengukuran antara titik A dan titik B secara memanjang
a. b. c.
B.'da tinggi
\luka
l.lltr
r.360
r 300
; r |
0.980
0,805
140
-]i----.
:,
DAFTAR PUSTAKA
r.
r+,.":,i
,,oli.rirl;,r:+ ,.+,i.,liili.':..::.:,
il.::.::.,; L.'iden; Spruit, Van Mantgen & Des Does B.V P. cs. 1980. .\ltt,ti ,,: ::i:aften. Leiden: Spruyt. \an Mantgen & De Does.
.,:-.-
Brighty, S.G. l9rr -!.nrg uti Aqui de For Site Enginer. BSP. Second edition. Br D \1 S::: Lrng BSP Profesional Book. For London edisi Burgh Bostrrn P:... \it.r \lelboume.
1979.
kori
Heinz Frick. 1985. .4lat L'kur Tcnult dut Pettggunaanrrir. \'rgrakarta: Kanisius.
Jacob Rais. 196). l.',,:;,
t-|:;r
Tanah. Semaranq:
C:::...:
karta. Pradn\.:
?;::.r'
'.-:
LtLui Pi',i;.i.',.
Lt:iri
Ttutcrit 1. Jakarta:
M.
Russel C. Brinker
'.
Uhr
M.
Pradnya Pramita.
t41