Anda di halaman 1dari 24

METODE PELAKSANAAN

Nama Kegiatan : Pembanguna Infrastruktur dan


Pengembangan Kawasan Permukiman
Nama Pekerjaan : Saluran Type 11
(JL. BULAK BANTENG WETAN GG. III (RT.02 RW.08),
JL. BULAK BANTENG WETAN GG. IV (RT.03 RW.08),
JL. BULAK BANTENG WETAN GG. V (RT.04 RW.08)
KEL. SIDOTOPO WETAN KEC. KENJERAN
Lokasi Pekerjaan : Kota Surabaya
Penyedia Jasa : CV. REKSA PERSADA

Metode pelaksanaan ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi administrasi teknis
pelelangan dengan maksud agar dalam penilaian apakah penyedia jasa bisa melaksanakan
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Metode Pelaksanaan adalah suatu rencana kerja yang digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan suatu proyek konstruksi. Metode pelaksanaan mencakup pengelompokan
kegiatan berdasarkan aktivitas, alokasi waktu dan metoda kerja untuk pekerjaan – pekerjaan
utama. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah
terwujudnya bangunan sesuai perencanaan dengan pertimbangan efektifitas waktu dan efisiensi
biaya.
Metode Pelaksanaan ini berisi tentang uraian-uraian mengenai strategi dari kontraktor
dari pra pekerjaan s/d pasca pekerjaan (masa pemeliharaan), untuk melaksanakan pekerjaan agar
sesuai dengan gambar perencanaan, persyaratan dan selesai tepat waktu sesuai dengan kontrak.

A. PEKERJAAN PRA PELAKSANAAN


Sebelum pelaksanaan dimulai kontraktor akan mempersiapkan diri, mengatur strategi
untuk melaksanakan pekerjaan, baik dari segi teknis maupun segi financial. Langkah-
langkah yang ditempuh oleh kami antara lain:
 Membuat rencana waktu kerja/ Time Schedule
 Mempersiapkan personil
 Mempersiapkan peralatan
 Mempersiapkan Cash Flow
Time schedule dan Kurva “S” di buat secara rasional antara pekerjaan yang satu dengan
yang lainnya. Dalam time schedule ini ditampilkan bobot pekerjaan yang dibagi dengan
kebutuhan waktu sehingga kita dapat memonitor setiap saat pekerjaan tersebut melebihi atau
terlambat dari waktu yang kita rencanakan.
B. PEKERJAAN PRA PELAKSANAAN
Sebagaimana yang dipersyaratkan didalam pengumuman Tender dengan
Pascakualifikasi dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pemilihan dan Berita
Acara Pemberian Penjelasan, serta adendum Dokumen Pemilihan, untuk pekerjaan Saluran
Type 11 (JL. BULAK BANTENG WETAN GG. III (RT.02 RW.08), JL. BULAK
BANTENG WETAN GG. IV (RT.03 RW.08), JL. BULAK BANTENG WETAN GG. V
(RT.04 RW.08) KEL. SIDOTOPO WETAN KEC. KENJERAND, kami siapkan tenaga ahli
sebagai berikut:
1. Pelaksana Jalan (SMK Bangunan), Pelaksana Pekerjaan Jalan (TS 045)
2. Pelaksana Draenase (SMK Bangunan), Pelaksana Saluran Irigasi (TS 031)
3. Estimator (STM Bangunan), Juru Hitung Kuantitas (TS 047)
4. Surveyor (SMK Bangunan), Juru Ukur/ Teknisi Survey Pemetaan (TS 004)
5. Drafter (SMK Bangunan), Juru Gambar/ Drafman Sipil (TS 003)
Dengan demikian, sistem koordinasi yang akan dilaksanakan nanti lebih optimal dan
maksimal.

C. PEKERJAAN PASCA PELAKSANAAN


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Persiapan (Mobilisasi & Demobilisasi)
Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan digunakan
dalam pekerjaan.
a. Mobilisasi personil
Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil yang
akan digunakan dalam proyek ini antara lain:
1. Pelaksana Jalan : 1 Orang
2. Pelaksana Draenase : 1 Orang
3. Estimator : 1 Orang
4. Surveyor : 1 Orang
5. Drafter : 1 Orang
6. Pekerja : 40 Orang
7. Tukang : 25 Orang
8. Kepala Tukang : 5 Orang
9. Mandor : 3 Orang
10. Operator Excavator : 1 Orang
11. Supir Dump Truck : 1 Orang
12. Mekanik : 1 Orang

b. Mobilisasi alat
Peralatan yang akan digunakan dilapangan kami dipersispkan paling lambat 3 hari
sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini antara
lain:
1. Dump truck : 1 unit
2. Stemper : 1 unit
3. Excavator : 1 unit
4. Jack drill : 1 unit
5. Alat pembongkaran : 1 set @ 3 alat
Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal pekerjaan dan demobilisasi
dilakukan pada mingggu akhir pekerjan setelah pekerjaan selesai.

c. Mobilisasi bahan
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti Pengadaan U - Ditch + Cover
30.40.120 cm Gandar 5 T, semen, pasir, krikil, batu kali, baja tulangan, kawat beton,
paku dan yang lainnya diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal yang akan
dipersiapkan.

2. Pengukuran Lapangan
a. Pengukuran Water Pass
Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat ukur waterpass di atas kaki tiga, dan siapkan pula alat tulis untuk
mencatat hasil pengukuran
2. Buka kaki tiga dari pengunci
3. Berdirikan dan dalam keadaan tidak terkunci tinggikan sampai kira-kira sebatas
dada, kemudian kuncikan kembali
4. Renggangkan ketiga kakinya membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar
kaki sekitar 60 cm dan kepala kaki tiga dalam keadaan mendatar
5. Keluarkan alat ukur dari tempatnya, kemudian pasang di atas kepala kaki tiga yang
sudah disiapkan tadi, pasang skrup yang ada di kepada kaki tifa pada lubang yang
ada di bagian bawah alat ukur cukup kuat agar antara kaki tiga dan alat betul-
betul menjadi satu kesatuan. Lalu injak alat injakan yang ada di kaki tiga
6. Mengatur teropong sejajar dengan dua buah skrup pendatar
7. Putar kedua skup pendatar ke atas atau kebawah secara bersamaan dan skrup
ketiga sebagai pengatur sampingan, sampai gelembung nivo tepat ditengah kotak
8. Untuk memenuhi syarat garis bidik sejajar garis nivo, atur gelembung nivo
tabungnya agar tepat ada ditengah dengan menggunakan skrup pengatur nivo
tabung
9. Arahkan tropong ke sasaran, berupa rambu ukur yang didirikan tegak diatas titik
pengukuran
10. Cek benang diafragma terlihat atau tidak. Bila tidak terlihat putar-putar skrup
pemokus difragma sampai benang diafragma tersebut terlihat jelas
11. Menentukan dua titik A dan B
12. Membagi panjang PQ dalam beberapa slag
13. Membaca benang tengah di tiap slag, dengan menganggap bacaan bt yang
berlawanan dengan arah pengukuran menjadi arah belakang (b), yang searah
menjadi arah muka (m) dan catat pada lembar kerja. Hitung beda tinggi tiap-tiap
slag.

b. Pengukuran Situasi, Potongan Memanjang dan Melintang


- Pengukuran situasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan electronic total station (ets) atau
dengan alat ukur teodolit dengan ketelitian bacaan ≤ 20”. Data yang diukur mencakup
semua obyek bentukan alam dan buatan manusia yang ada disekitar bangunan
rencana. Pada pengukuran situasi tersebut, pengambilan titik ukur detai/ rapat. Hal ini
karena pada lokasi disekitar rencana jembatan akan dilapangkan.
- Profil Memanjang
Pengukuran penampang memanjang dalam pelaksanaanya di lakukan bersamaan
dengan pengukuran sifat datar atau pengukuran penampang melintang.
Pengambilan data penampang memanjang dilakukan dengan setiap perubahan muka
tanah dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada sepanjang trase. Pembacaan rambu
harus di lakukan pada pada tiga benang yaitu: benanf atas, benang bawah, benang
tengah
- Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang saluran di lakukan alat sipat datar pada daerah
datar dan terbuka, tetapi pada daerah dengan topografi bergelombang dilakukan
dengan menggunakan teodolit kompas dengan ketelitian bacaan 20”.
Pengukuran penampang melintang saluran dilakukan tegak lurus dengan ruas
jalan. Pengambilan data dilakukan pada tiap perubahan muka tanah dan sesuai dengan
kerapatan detail yang ada dengan mempertimbangkan factor skala peta yang
dihasilkan dan tingkat kepentingan data yang akan ditonjolkan.
Sketsa penampang melintang tidak boleh terbalik antara sisi kanan dengan sisi
kiri. Untuk mempermudah pengecekan, pada masing masing sisi koridor di beri notasi
yang berbeda, misalnya koridor sebelah kiri dari center line jalan diberi notasi
alphabetic dan untuk koridor sebelah kanan di beri notasi numbers.
Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan persyaratan: Kondisi datar,
landai dan lurus dilakukan pada interval tiap 50 m dengan lebar koridor 75 m ke kiri
dan 75 m ke kanan AS trase jalan.

3. Pasang rambu pengaman lalu lintas


Manajemen mengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan ini di lakukan dengan
dengan berbagai cara antara lain:
a. Memasang berbagai jenis rambu – rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan secara
tepat dan benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai spesifikasi dan
ketentuan yang ada.
b. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk mengatur dan
mengerahkan arus lalu lintas yang ada.
c. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada. Pekerjaan –
pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap arus lalu lintas, di
atur jadwalnya sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu
mengganggu arus lalu lintas yang ada dan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang
berarti.

4. Pemasangan Papan Nama Proyek


a. Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar putih dengan
redaksi dan ukuran 90 x 150 cm ditopang dengan tiang setinggi 250 cm dan sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
c. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang
cukup stabil dan dipasang di lokasi petunjuk Konsultan Pengawas.

II. PEKERJAAN JALAN PAVING


1 Rabat Beton 1pc : 2ps : 3kr
Adapun pelaksanaan pekerjaanya sebagai berikut:
1. Bila tidak ditentukan lain, adukan beton dibuat dengan menggunakan
mesin pengaduk beton. Penentuan jenis dan ukuran beton molen harus
sepengetahuan Direksi.
2. Permukaan bagian dalam molen dibersihkan, tidak diperbolehkan
ada kerak - kerak beton sisa adukan yang dibuat sebelumnya.
3. Campuran Adukan Beton. Campuran adukan beton harus dibuat sesuai dengan
Rencana Campuran Beton yang sesuai dengan RKS. Sehubungan dengan hal itu,
jumlah PC, bahan - bahan adukan dan air untuk membuat adukan beton harus
ditakar dengan alat - alat penakar yang tertera dalam RKS.
4. Waktu Pengadukana.
a. Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran beton
adalah paling sedikit 1 1/2 menit untuk 1 m3 beton dihitung
dari saat sesudah semua bahan, kecuali air, dimasukkan ke dalam
molen.
b. Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin
pengaduk lebih besar dari l m3. Contoh: untuk 2 m3, waktu
pengadukan adalah: 1 1/2 menit + 1 menit = 2 1/2 menit dan
seterusnya.
5. Kekentalan Adukan 1 Rabat Beton
a. Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T-
15-1990-03).
b. Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
c. Untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah air
yang digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan
cuaca atau kelembapan bahan - bahan adukan.
6. Pengecoran Rabat Beton
a. Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh
Direksi/Pengawas.
b. Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca
buruk dan bila pada lokasi yang sama sedang dilaksanakan
pekerjaan pemancangan tiang pancang.
c. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai dan
harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan.
d. Pada waktu pengecoran, adukan beton tidak boleh dijatuhkan
dengan tinggi jatuh lebih dari 1,5 m. Bila tinggi jatuh adukan beton
lebih dari 1,5 m maka kerikil akan terpisah dari adukan dan akan
membentuk sarang - sarang kerikil yang berongga.
e. Untuk pengecoran yang dalam/tinggi, dapat menggunakan saluran
vertikal dan/ atau corong yang licin agar adukan beton yang
melaluinya tetap homogen.
f. Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang
telah dicorkan, tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2
(dua) meter dalam arah datar.
g. Bagian struktur yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi
lapis, tiap lapis harus mempunyai tinggi yang merat/seragam dan
tidak melebihi 100 cm, harus dihindarkan terjadinya lapisan, yang
tingginya tidak seragam dan berbentuk miring. Pengecoran lapisan
yang berikutnya harus dilakukan pada waktu lapisan sebelumnya
masih lunak. Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan
beton harus seijin Direksi.
h. Dalam cuaca panas, Rckanan harus melakukan langkah - langkah
pengamanan agar adukan beton tidak terlalu cepat mengering,
misalnya dengan cara melindunginya dari panas matahari secara
langsung.
7. Perawatan Selama Proses Pengerasan Rabat Beton
a. Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang -
kurangnya selama 14 (empat belas) hari setelah dicor, dengan cara
disirami air, atau ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau
dengan cara lain yang dapat dibenarkan.
b. Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru
dicor dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton
tersebut.
c. Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir di
permukaan beton yang masih basah.

2 Rekondisi Kanstin, Uskup, Paving


a. Rekondisi Kanstin
Material yang digunakan untuk setiap m1 Kanstin adalah Kanstin Trap uk. 15.25.40 ;
K-175.
Peralatan Inti yang digunakan adalah Peralatan pertukangan manual seperti cangkul,
sekop, sapu, gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya
Urutan Pelaksanaan Pekerjaan:
1. Dipasang sesuai dengan ketinggian dan lebar galian yang sesuai dengan
direncanakan.
2. Bagian tepi batas paving digali untuk kedalaman pondasi kanstin yang tertanam
3. Selanjutnya kanstin dipasang dengan diberi nat-nat dan setiap sambungannya
diisi dengan Bagian tepi luar kanstin diurug dengan tanah urug agar kanstin
posisinya tidak bergeser.
4. Pekerjaan dilaksanakan sampai panjang yang ditentukan.
5. Pekerjaan ini dilakukan minggu ke enam sampai dengan minggu ke tujuh.
b. Rekondisi Uskup
Material yang digunakan untuk setiap m1 Uskup adalah Topi Uskup.
Peralatan Inti yang digunakan adalah Peralatan pertukangan manual seperti cangkul,
sekop, sapu, gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya
Urutan Pelaksanaan Pekerjaan Rekondisi Topi Uskup dilakukan minggu ke enam
sampai dengan minggu ke tujuh yaitu, dipasang agar paving tidak bergeser sehingga
paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya .Topi Uskup dipasang menyesuaikan sisi-
sisi tepi pola block paving yang terpasang sesuai dengan yang disyaratkan dalam
petunjuk teknis dan gambar.
c. Rekondisi Paving
Material yang digunakan untuk setiap m' Rekondisi Paving adalah Paving Stone yg
sudah terpasang sebelumnya. Peralatan Inti yang digunakan adalah Peralatan
pertukangan manual seperti cangkul, sekop, sapu, gerobak dorong, dan peralatan
kecil lainnya.
Urutan Pelaksanaan Pekerjaan:
1. Pekerjaan dilaksanakan setelah badan jalan sudah diratakan baik dari segi pondasi
agregatnya maupun pasir rata dibawah paving.
2. Pasang kepalaan paving sebagai acuan untuk kelurusan dan elevasi permukaan
paving agar supaya merata.
3. Selanjutnya pasang satu-persatu paving mengikuti benang kepalaan sampai lebar
yang ditentukan.
4. Untuk kekuatan pasangan paving maka segera dilakukan pemasangan topi uskup
sebagai pengunci tepi paving.
5. Bagian tepi batas paving digali untuk kedalaman pondasi kanstin yang tertanam.
6. Selanjutnya kanstin dipasang dan setiap sambungannya diisi dengan adukan.
7. Bagian tepi luar kanstin diurug dengan tanah urug agar kanstin posisinya tidak
bergeser.
8. Pekerjaan dilaksanakan sampai panjang yang ditentukan.

9. Pekerjaan ini dilakukan minggu ke enam sampai dengan minggu ke tujuh.

III. PEKERJAAN TANAH


1 Pengangkutan Tanah Keluar Proyek
a. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan
apabila tidak bisa dibuang secara langsung, maka untuk sementara dapat diletakan
didaerah sekitar saluran.
b. Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
c. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada
tempat tersebut sampai 1 (satu hari) Seluruh hasil material bekas galian drainase
harus dibuang dan tempat bekas penempatan sementara hasi galian, ditinggalkan
dalam keadaan rapih dan bersih.
d. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah Dump
Truk dengan kapasitas muat 5 Ton atau bila kondisi jalan/ area yang tidak
memungkinkan bisa menggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas
lapangan
e. Penyedia jasa akan melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan
pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3
volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.

2 Penggalian Tanah Biasa untuk Konstruksi


a. Pekerjaan ini mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila ada
dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang memuaskan
dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b. Pekerjaan ini diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan material
yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum garis,
ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan
oleh Direksi.

 Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, akan diperbaiki
oleh penyedia jasa sebagai berikut :
a. Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut.
b. Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug
kembali dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang
diperintahkan oleh Direksi.
 Prosedur Penggalian
a. Penggalian dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus
mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang
dijumpai termasuk tanah, padas, lumpur, batu bata, batu beton dan lainlain.
Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan
terhadap material di bawah dan di luar batas galian.
b. Seluruh galian dijaga agar bebas dari air dan peenyedia akan menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk
pengeringan, panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara,
tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat
untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan dengan
pompa.
 Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian
a. Penyedia jasa memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin
keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian.
b. Selama masa pekerjaan galian, penyedia jasa menjaga setiap saat suatu
lereng yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila
diperlukan, kontraktor harus menahan atau menyangga struktur di
sekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi tidak stabil atau rusak
oleh pekerjaan galian.
c. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas
kepala, penyedia jasa menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja
yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat
peralatan galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat
kerja galian.
d. Seluruh tepi galian terbuka diberi penghalang yang cukup untuk mencegah
pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada
badan jalan atau bahu harus ditambah dengan bambu pada malam hari
dengan drum dicat putih atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi

3 Pengurugan Pasir (PADAT)


a. Bahan yang digunakan sebagai urugan paris padat adalah Pasir Urug
b. Mutu Bahan.
- Pasir Urug terbebas dari Lumpur, Oli, Air, bahan organic maupun an organic.
c. Peralatan yang digunakan Manual seperti Cangkul, sekop, keranjang, gerobak
dorong, dan peralatan kecil lainnya selanjutnya menggunakan stemper untuk
memadatkan.
d. Prosedur Pelaksanaan
- Pekerjaan ini dilakukan pada minggu ke tiga sampai dengan minggu ke empat,
urugan pasir dilakukan setelah galian dan bongkaran paving dan saluran lama,
urugan pasir sesuai dengan ketebalan seperti dalam RKS.
- Menyiapkan terlebih dahulu lokasi yang akan diurug.
- Area yang akan diurug terlebih dahulu dibersihkan dari material yang bukan
merupakan bahan urugan.
- Urugan dipadatkan menggunakan alat stemper.

4 Pengurugan Sirtu (PADAT)


a. Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Sirtu Urug
b. Mutu Bahan.
- Sirtu Urug terbebas dari Lumpur, Oli, Air, bahan organic maupun an organic.
c. Peralatan yang digunakan Manual seperti Cangkul, sekop, keranjang, gerobak
dorong, dan peralatan kecil lainnya selanjutnya menggunakan stemper untuk
memadatkan.
d. Prosedur Pelaksanaan
- Pekerjaan ini dilakukan pada minggu ke tiga sampai dengan minggu ke empat,
urugan sirtu dilakukan setelah galian dan bongkaran paving dan saluran lama,
urugan sirtu sesuai dengan ketebalan seperti dalam RKS.
- Menyiapkan terlebih dahulu lokasi yang akan diurug.
- Area yang akan diurug terlebih dahulu dibersihkan dari material yang bukan
merupakan bahan urugan.
- Urugan dipadatkan menggunakan alat stemper.

5 Bongkar Pasangan Lama


a. Peralatan Inti yang digunakan adalah Peralatan Manual (Cangkul, sekop, keranjang,
gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya)
b. Prosedur Pelaksanaan
 Pembongkaran dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan
manusia, baik orang lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun
pekerjaannya sendiri.
 Semua Material bekas bongkaran diangkut keluar proyek.
 Bongkaran Pasangan Lama Sebelum pekerjaan dimulai penyedia jasa
membongkar pasangan paving dan saluran yang tidak sesuai lagi dengan gambar
yang baru, hasil bongkaran dibuang dari luar lokasi pekerjaan jangan sampai
terganggu pekerjaan yang akan dikerjakan. Sebelum memulai bongkaran
pasangan lama penyedia jasa akan konsultasi dengan konsultan pengawas dan
direksi teknis dari dinas terkait. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu pertama.

6 Pembongkaran Plat Eksisting


a. Peralatan Inti yang digunakan adalah Peralatan Manual (Cangkul, sekop, keranjang,
gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya)
b. Prosedur Pelaksanaan
 Pembongkaran dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan
manusia, baik orang lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun
pekerjaannya sendiri.
 Semua Material bekas bongkaran diangkut keluar proyek.
 Bongkaran Plat Eksisting dilaksanaakn saat melakukan bogkaran pasangan lama,
hasil bongkaran dibuang dari luar lokasi pekerjaan jangan sampai terganggu
pekerjaan yang akan dikerjakan. Sebelum memulai bongkaran Plat Eksisting
penyedia jasa akan konsultasi dengan konsultan pengawas dan direksi teknis dari
dinas terkait. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu pertama.

IV. PEKERJAAN SALURAN


1 Pengadaan & Pemasangan U - Ditch + Cover 30.40.120 cm Gandar 5 T
a. Top Bottom yang dimaksud adalah Box Culvert Precast yang berasal dari
pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 5 Ton/m2
b. Top Bottom menggunakan mutu beton K-350 dengan mutu baja Standart SNI,
Diameter min. 8 mm dengan toleransi dimensi max 2 mm
c. Penyedia jasa memesan untuk pembuatan Top Bottom Precast tersebut pada
sebuah pabrik, yaitu CV. INTICON yang beralamat di Jalan Desa Centong RT.03
RW.01 Kec. Gondang Mojokerto.
d. Mutu, Dimensi serta Detail Top Bottom Precast yang dipesan sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi.
e. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia jasa diwajibkan mengundang
pihak pengguna untuk melakukan inspeksi/ tinjauan ke produsen melihat tahapan
dan pemakaian bahan pabrikasi. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis, maka pihak pengguna berhak menolak produk. beton
precast.
f. Penyedia jasa memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan Top Bottom Precast (
yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari Pabrik (dengan
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik,
kepada Direksi dan Pengawas.
g. Biaya transportasi Top Bottom Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya
ditanggung oleh Penyedia jasa.
2 Pekerjaan Cor Setempat Beton Bertulang (K-225) Dengan Besi ; 132kg
a. Adapun pelaksanaan pekerjaanya Cor Setempat Beton Bertulang sebagai
berikut:
1. Bila tidak ditentukan lain, adukan beton dibuat dengan menggunakan
mesin pengaduk beton. Penentuan jenis dan ukuran beton molen harus
sepengetahuan Direksi.
2. Permukaan bagian dalam molen dibersihkan, tidak diperbolehkan
ada kerak - kerak beton sisa adukan yang dibuat sebelumnya.
3. Campuran Adukan Beton. Campuran adukan beton harus dibuat sesuai dengan
Rencana Campuran Beton yang sesuai dengan RKS. Sehubungan dengan hal itu,
jumlah PC, bahan - bahan adukan dan air untuk membuat adukan beton harus
ditakar dengan alat - alat penakar yang tertera dalam RKS.
4. Waktu Pengadukana.
a. Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran beton
adalah paling sedikit 1 1/2 menit untuk 1 m3 beton dihitung
dari saat sesudah semua bahan, kecuali air, dimasukkan ke dalam
molen.
b. Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin
pengaduk lebih besar dari l m3. Contoh: untuk 2 m3, waktu
pengadukan adalah: 1 1/2 menit + 1 menit = 2 1/2 menit dan
seterusnya.
5. Kekentalan Adukan Cor Setempat Beton Bertulang
a. Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T-
15-1990-03).
b. Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
c. Untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah air
yang digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan
cuaca atau kelembapan bahan - bahan adukan.
6. Pengecoran Cor Setempat Beton Bertulang
a. Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh
Direksi/Pengawas.
b. Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca
buruk dan bila pada lokasi yang sama sedang dilaksanakan
pekerjaan pemancangan tiang pancang.
c. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai dan
harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan.
d. Pada waktu pengecoran, adukan beton tidak boleh dijatuhkan
dengan tinggi jatuh lebih dari 1,5 m. Bila tinggi jatuh adukan beton
lebih dari 1,5 m maka kerikil akan terpisah dari adukan dan akan
membentuk sarang - sarang kerikil yang berongga.
e. Untuk pengecoran yang dalam/tinggi, dapat menggunakan saluran
vertikal dan/ atau corong yang licin agar adukan beton yang
melaluinya tetap homogen.
f. Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang
telah dicorkan, tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2
(dua) meter dalam arah datar.
g. Bagian struktur yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi
lapis, tiap lapis harus mempunyai tinggi yang merat/seragam dan
tidak melebihi 100 cm, harus dihindarkan terjadinya lapisan, yang
tingginya tidak seragam dan berbentuk miring. Pengecoran lapisan
yang berikutnya harus dilakukan pada waktu lapisan sebelumnya
masih lunak. Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan
beton harus seijin Direksi.
h. Dalam cuaca panas, Rckanan harus melakukan langkah - langkah
pengamanan agar adukan beton tidak terlalu cepat mengering,
misalnya dengan cara melindunginya dari panas matahari secara
langsung.
7. Perawatan Selama Proses Pengerasan Cor Setempat Beton Bertulang
a. Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang -
kurangnya selama 14 (empat belas) hari setelah dicor, dengan cara
disirami air, atau ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau
dengan cara lain yang dapat dibenarkan.
b. Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru
dicor dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton
tersebut.
c. Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir di
permukaan beton yang masih basah.
8. Pembukaan Bekisting
a. Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan normal
bekisting pelat hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28 hari.
b. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga statis tanpa getaran,
goncangan atau pukulan yang bisa merusak beton.

b. Pekerjaan Pembesian dengan besi beton


1. Pelaksanaan pembesian dengan besi beton memerlukan tempat yang cukup luas
untuk menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan
gambar yang telah disetujui.
2. Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi)
disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
3. Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
4. Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
5. Besi beton yang telah dipotong diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya
tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
6. Untuk pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan
dengan pemasangan bekesting.

7. Acuan untuk Beton Struktur ( Bekisting )


1. Bekisting terbuat dari Plywood tebal 9 mm dan rangka yang kokoh terbuat
dari kayu keras, sama sekali tidak diijinkan memakai bambu sebagai rangka
bekisting.
2. Bekisting rapat dan kedap air, terutama pada sambungan-sambungan. Pada saat
pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau adukan beton yang mengalir keluar
karena bocor.
3. Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi bahan sejenis
minyak yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan
pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan olie bekas tidak bisa
dibenarkan.
4. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus
atas seijin Direksi/ Pengawas.
5. Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas
terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak menolak dan
memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap bekisting yang
dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun ukuran -
ukurannya.
V. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pembersihan Lapangan
Pemberisiha dilakukan minggu ke dua belas yaitu membersihkan segala barang-barang,
sisa-sisa material dan peralatan-peralatan selama pekerjaan yang sudah tidak diperlukan
lagi untuk persiapan pekerjaan diserahkan pada pihak pertama. Selain rangkaian
tahapan-tahapan pekerjaan tersebut diatas, sebelum penyerahan pertama pekerjaan
persiapan administrasi perlu dilakukan antara lain menyiapkan:
1. Laporan Harian : Kegiatan setiap hari meliputi tenaga, alat dan material.
2. Laporan Mingguan.
3. Back up volume (Progress) : Back up fisik lapangan yang selesai dilaksanakan.
4. Dokumentasi : Foto 0%, 50% dan 100%.
5. Laporan MC 100 % dan Gambar Asbuild Drawing.

2 Pemasangan Pipa Domestik Air Kotor 4"


a. Material yang digunakan adalah Pipa PVC type AW dengan diameter 4”. Panjang
masing - masing pipa ± 1,20 meter
b. Dengan adanya pelaluan drainase memperkokoh struktur dari rembesan atau aliran air
tanah. Sehingga struktur Saluran Batu kali tidak terjadi guling.
c. Jarak Pemasangan Pipa Per 480 cm

3 Rekondisi Pas Batu kali


Material yang digunakan untuk Rekondisi Pas Batu kali adalah Batu kali yg
sudah terpasang sebelumnya dan penambahan material jika diperlukan. Peralatan Inti
yang digunakan adalah Peralatan pertukangan manual seperti cangkul, sekop, sapu,
gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya.
Urutan Pelaksanaan Pekerjaan:
1. Menyiapkan lokasi yang akan dikerjakan apakah dimensi galian pondasi sudah
sesuai gambar dan disetujui direksi pekerjaan.
2. Material batu belah dibersihkan terlebih dahulu dari tanah dan kotoran yang
dapat mengurangi lekatan dengan mortar kemudian dibasahi agar tidak
meresapkan air semen dari mortar.
3. Mencampur adukan dengan perbandingan 1 semen dan 3 pasir menggunakan
mesin pengaduk molen.
4. Kemudian pasang mortar sebagai landasan batu dengan tebal minimal 3 cm
sedikit demi sedikit sampai batu tertanam sebelum adukan mengeras, kemudian
batu ditata sedemikian sehingga meminimalisir rongga diantara pasangan batu,
dan rongga tersebut seluruhnya harus terisi dengan adukan.
5. Jarak antar sela batu kali tidak boleh lebih dari 3 jari dan bentuk batu kali bulat
yang sudah dipecah, Pasangan Batu Kali harus lurus dan kemiringan dan
ketebalan sesuai gambar perencanaan.
6. Adukan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan Direksi dan dibuatkan
bak takaran agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan semen.
7. Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak mengandung zat-zat
yangmerusak ikatan semen dan Pencampuran material dilakukan dengan
Concrete Mixer.
8. Pasangan batu dirapikan dengan plesteran dan acian di permukaan atas dan siaran
spesi dibagian tampak depan pasangan.
9. Apabila diperlukan akan dipasang lubang drain dengan menggunakan pipa PVC.
10. Pekerjaan Rekondisi Pas Batu kali dilaksanakan sampai panjang yang ditentukan.

4 Plesteran Halus 1 PC : 4 Ps tb. 1,5 cm


a. Material yang digunakan untuk setiap m2 pekerjaan ini adalah
• Semen PC
• Pasir Pasang
b. Peralatan Inti yang digunakan:
Cangkul, sekop, ember, gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya seperti cetok,
ruskam, palu.
c. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan
 Tahap plesteran yaitu pekerjaan plesteran dengan Perbandingan spesi yang
dipakai yaitu 1 Semen : 4 Pasir dilakukan minggu ke delapan sampai dengan
minggu ke sembilan. Pada saat melakukan plesteran harus diprofil terlebih
dahulu agar hasil plesteran lurus dan tidak bengkok.
 Material Semen PC, Pasir Pasangan dan Air sudah harus on site di lokasi
yangakan dikerjakan.
 Untuk plesteran pasangan batu, perbandingan campuran antara semen dan
pasir satu berbanding empat ( 1 : 4).
 Semua bagian yang akan diplesteran harus bersih dari kotoran dan disiram
dengan air selama proses pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak
terjadi retak-retak akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.

5 Pekerjaan Acian
a. Material yang digunakan untuk setiap m2 pekerjaan ini adalah
• Semen PC
• Pasir Pasang
b. Peralatan Inti yang digunakan:
Cangkul, sekop, ember, gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya seperti cetok,
ruskam, palu.
c. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan
 Pekerjaan Acian dipakai perekat Portland Cement (PC) sesuai tersebut di atas
dan pasir pasang diayak halus, untuk seluruh bagian dengan campuran 1Pc :
2Ps.
 Dilaksanakan pada setiap sudut luar dan dalam, sudut-sudut dinding dan beton
dan di tempat lainnya sesuai yang tertera dalam Gambar Rencana.
 Dikerjakan oleh tukang yang khusus untuk pekerjaan ini, dengan pedoman
tegak dan datar sedemikian rupa sehingga didapat hasil yang lurus, rata halus,
sudut sikunya tajam.

6 Sewa Tiang Penyangga Utilitas


a. Pekerjaan ini dilakukan apabila ada utilitas berupa tiang listrik, tiang telkom yang
mengganggu pemasangan box culvert Penyangga tiang utilitas digunakan agar
saat pengerukan lokasi tiang utilitas tidak roboh karena tanah yang tidak stabil
saat pengerukan untuk saluran.
b. Material yang digunakan adalah Bambu Bongkotan dengan diameter 10 s/d 12
cm .Panjang masing - masing bambu 3 meter
c. Bambu dipasang arah pada masing - masing sisi dipasang 1 buah sejajar, dengan
jarak sesuai dengan gambar rencana. Untuk Pemancangannya adalah sebagai
berikut:
 Alat pemancang dipakai Drop Hammer kapasitas 100 kg yang dilengkapi
dengan konstruksi kaki tiga dari pipa besi dan katrol dengan ketinggian jatuh
2 meter. bambu dipancangkan dalam keadaan baik, tidak cacat yang dapat
mengurangi kekokohan pekerjaan.
 Apabila pamancangan tidak bisa terbenam seluruhnya (belum sesuai dengan
gambar rencana) maka drop hammer diganti dengan yang lebih berat
sehingga kedalaman tiang bambu dapat dipancangkan sesuai dengan gambar
rencana.
 Apabila dari hasil pemancangan tersebut di atas menurut Direksi hasilnya
meragukan misalnya tiang bambu miring, pecah dan sebagainya maka
penyedia jasa akan mencabut tiang bambu tersebut dan diharuskan
melakukan pemancangan ulang.
 Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut di atas adalah menjadi
tanggung jawab penyedia jasa sepenuhnya.

D. RENCANA PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN


Setelah dilaksanakan Penyerahan I (pertama) pekerjaan atau PHO maka selanjutnya
menjadi tanggung jawab penyedia jasa untuk memenuhi masa pemeliharaan selama 6
(enam) bulan, dengan demikian dalam masa waktu tersebut masih menjadi kewajiban
penyedia jasa apabila dalam jangka waktu pemeliharaan tersebut ada kerusakan atau
pekerjaan tersebut memerlukan perbaikan dan perawatan sampai dengan dilakukannya
Penyerahan kedua atau FHO (Final Hand Over). Rencana penanganan masa pemeliharaan
untuk jenis pekerjaan yang memerlukan tindakan pemeliharaan atau perbaikan adalah

1. Rekondisi Kanstin,Uskup,paving
Identifikasi kerusakan perlu dilakukan dengan melakukan pemeriksaan secara
berkala terhadap kemungkinan gejala awal kerusakan yang sering timbul antara lain
adalah : retak, pecah, Penurunan/Ambles.
Metode perbaikan pada perkerasan paving adalah : Bagian paving yang retak
atau pecah diganti dengan paving baru sedangkan untuk paving yang ambles maka
lapisan paving dibongkar berikut pondasi tanah/agregat dibawahnya untuk kemudian
diurug kembali dan dipadatkan, setelah padat dan merata maka paving bisa dipasang
kembali dan dihampar pasir urug disela-sela nat paving.
2. Pengadaan & Pemasangan U - Ditch + Cover 30.40.120 cm Gandar 5 T
Identifikasi kerusakan perlu dilakukan dengan melakukan pemeriksaan secara
berkala terhadap kemungkinan gejala awal kerusakan yang sering timbul antara lain
adalah : retak, pecah.
Metode perbaikan lereng/talud dari pasangan batu : Perbaikan retak pada
pasangan batu dan amblesan lantai dasar saluran, pembersihan saluran dari sedimen
dan sampah. Identifikasi kerusakan perlu dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
secara berkala terhadap kemungkinan gejala awal kerusakan yang sering timbul
antara lain adalah : retak, pecah, Penurunan/Ambles. Metode perbaikannya adalah :
Dilakukan pengecoran kembali Buis Beton U20 yang pecah kemudian bagian tepi
luar Buis Beton U20 diurug dengan tanah setinggi pasangan semula
Sedangkan untuk Cover akan diidentifikasi kerusakan perlu dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kemungkinan gejala awal
kerusakan yang sering timbul antara lain adalah : retak, pecah.
Metode perbaikannya adalah : Dilakukan pengecoran kembali Cover
30.40.120 yang pecah kemudian dikeringkan dan dipasang kembali.

E. METODE PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN KERJA


Berusaha mewujudkan sasaran utama pelaksanaan K3 yaitu meminimalisir resiko
terjadinya kecelakaan kerja sehingga angka kecelakaan kerja adalah 0 (nol) dari awal
pelaksanaan sampai dengan akhir pekerjaan, dan penyedia Jasa bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap keselamatan seluruh tenaga kerja dan pihak lain yang berkaitan
langsung dengan lokasi pekerjaan seperti pengguna jalan.
Untuk mewujudkan sasaran tersebut maka beberapa hal yang harus dipahami dan
dilaksanakan oleh kami selaku penyedia jasa adalah sbb:
1. Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keselamatan seluruh tenaga
kerja dan pihak lain yang berkaitan langsung dengan lokasi pekerjaan seperti
pengguna jalan.
2. Memastikan bahwa seluruh jenis peralatan yang dipakai dalam kondisi layak pakai
dan tidak beresiko membahayakan tenaga kerja maupun pengguna jalan.
3. Memilih metode kerja yang beresiko kecil menimbulkan terjadinya kecelakaan
kerja maupun kecelakaan lain sebagai akibat dari metode tersebut.
4. Melengkapi rambu - rambu peringatan disetiap bagian dari lokasi pekerjaan yang
dianggap berpotensi menimbulkan gangguan atau kecelakaan serta menugaskan
personil khusus untuk mengatur lalu lintas dilokasi pekerjaan sehingga
menghindarkan pengguna jalan dan atau tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja.
5. Memberikan pengarahan kepada para tenaga kerja yang terlibat setiap hendak
memulai pekerjaan tentang masing - masing jenis pekerjaan dan kemungkinan
resiko kecelakaan/bahaya yang ditimbulkan. Serta menyediakan peralatan
keamanan/safety seperti helmet, rompi kerja dan sepatu boot untuk tenaga kerja.
6. Melakukan pengawasan secara intensif baik secara teknis maupun yang berkaitan
dengan keselamatan kerja selama pelaksanaan pekerjaan, yaitu dengan selalu
menempatkan personil dilokasi atau harus standby di lokasi pekerjaan.
7. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

Surabaya, 10 Agustus 2018


Dibuat Oleh,
CV. REKSA PERSADA

TEGUH WAHYU SETIYONO


Direktur

Anda mungkin juga menyukai