Anda di halaman 1dari 9

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan
PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I.T. KERSIK PUTIH
KABUPATEN TANAH BUMBU

LOKASI
KABUPATEN TANAH BUMBU
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Tahun 2020

Setelah mengikuti Aanswizjing serta mempelajari spesifikasi teknis /gambar, maka kami
mengajukan Metoda Pelaksanaan, karena salah satu syarat teknis untuk penawaran pekerjaan
tersebut diatas. Untuk memenuhi persyaratan Teknis dalam penawaran yang kami ajukan, Metoda
Pelaksanaan kami susun berdasarkan aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang dipersyaratkan
dalam spesifikasi teknis dan Gambar Kerja.
Pada pekerjaan ini dituntut profesionalitas tenaga lapangan atau yang akan ditempatkan dilapangan
harus benar-benar orang yang memahami baik teori maupun pengalaman lapangan, jadi untuk
menjaga mutu dan step-step kerja diperlukan orang yang memang sudah pernah mempelajari
menghitung, merencana, mengawasi dan melaksanakan pekerjaan tersebut di atas, jadi apabila ada
kendala dilapangan tim Direksi bisa berargumentasi antara data lapangan dengan data yang yang
direncanakan dengan artian yang sehat yaitu untuk kelancaran dan mutu pekerjaan ini.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a) Pembuatan Papan Nama Proyek
Pembuatan dan pemasangan Papan Nama dilaksanakan dengan disertakan nama kegiatan,
nilai paket pekerjaan, waktu pelaksanaan, nama perusahaan ataupun data lain yang
disetujui oleh direksi teknis. Letak Papan Kegiatan berada di depan lokasi pekerjaan dapat
menggunakan tiang dari besi/kayu
Ukuran dan bahan Papan Nama Proyek sesuai Spesifikasi yang dipersyaratkan dan
disetujui oleh konsultan supervisi atau direksi teknis
b) Pembuatan Papan InformasiPapan Informasi merupakan papan
pemberitahuan/peringatan
yang dibuat dengan plat besi dan batang besi untuk di pasang pada lokasi yang telah
ditentukan dan sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan.
Adapun isi informasi yang akan dibuat akan disesuaikan atas persetujuan dari Pengguna
Jasa setelah kontrak di tanda tangani.
c) Sewa Fasilitas Sementara Kontraktor
Membuat/menyediakan fasilitas kerja berupa :
- Kantor direksi dan kontraktor dengan luasan yang cukup dilengkapi dengan meja,
kursi, lemari buku, dan lain-lain.
- Base Camp dengan luasan yang cukup beserta dengan perlengkapan yang diperlukan.
- Gudang peralatan dan bahan dengan luasan yang cukup.
- semua bahan/peralatan, tenaga dan alat bantu lainnya yang diperlukan jumlahnya
sesuai yang dibutuhkan
d) Mobilisasi dan Demobilisasi Excavator
Mobilisasi alat berat Excavator dan Peralatan lainnya serta personil yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan
mobilisasi peralatan utama dan personil terkaitnya dan sudah diatur jadwalnya terlebih
dahulu saat tahap pengadaan jasa pemborongannya
Demobilisasi untuk peralatan dan personil setelah pekerjaan selesai sesuai dengan kontrak
kerja dan mendapat persetujuan dari direksi. Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia
Jasa pada saat akhir Kontrak, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai setelah mendapat persetujuan dari
direksi kerja
e) Foto dan Dokumentasi
Pembuatan dokumentasi yang menggambarkan awal pelaksanaan pekerjaan dan
kemajuan pekerjaan yang dicapai, selama masa pelaksanaan pekerjaan.
Foto – foto dokumentasi dicetak sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan
Interval pengambilan foto untuk saluran sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan dan
disertai dengan pengambilan koordinat di lokasi tersebut
f) Pengukuran Construction Drawing (CD) dan As Built Drawing (ABD)
Pekerjaan pengukuran dilakukan pada lokasi pekerjaan yang dilaksanakan, yang
kemudian ditindaklanjuti dengan penggambaran, dengan skala yang ditentukan oleh
Direksi.
Selama kegiatan pengukuran membuat patok-patok (Bouwplank) yang telah ditetapkan
di lapangan dan berdasarkan ukuran- ukuran (Bouwplank) tersebut maka pekerjaan dapat
dilaksanakan.
Pengukuran dilakukan berdasarkan titik ikat (Bench Mark) yang ditentukan oleh Direksi.
Apabila diperlukan membuat titik ikat baru yang letaknya berdekatan dengan daerah
pekerjaan, maka terlebih dahulu minta ijin secara tertulis kepada Direksi. Jika Direksi
memberikan persetujuan tertulis, maka titik ikat baru tersebut dituangkan pada gambar
pengukuran, dengan menunjukkan secara jelas mengenai koordinat dan elevasi titik
ikat dimaksud.
Pengukuran dilaksanakan dengan mengikuti trace sesuai dengan gambar rencana.
Pengukuran dilakukan ke arah memanjang dan melintang saluran. Pengukuran melintang
saluran dilakukan setiap jarak 50 m searah memanjang saluran, dan dengan lebar
pengukuran menyesuaikan lebar saluran diukur dari as saluran atau dari as saluran
melintang ke arah kiri dan kanan ke bagian tepi luar tanggul saluran atau sesuai petunjuk
Direksi. Untuk lokasi-lokasi tertentu dan dianggap perlu (misalkan belokan, perlintasan
dengan sungai/jalan raya/dan lain sebagainya), jarak searah memanjang saluran tersebut
dapat diperkecil.
Pada pekerjaan bangunan struktur, pekerjaan pengukuran dilakukan pada sebelum,
selama dan sesudah pekerjaan bangunan selesai dilaksanakan.
Pekerjaan pengukuran dilaksanakan dengan alat ukur yang mempunyai presisi tinggi dan
selalu ditera, misalkan dengan theodolite maupun waterpass.
Pekerjaan penggambaran dilakukan pada gambar pelaksanaan/gambar kerja
(Construction Drawing) dan gambar purna bangun (As Built Drawing).
Pekerjaan Pengukuran dan penggambaran ini berlangsung selama masa pelaksanaan
pekerjaan.
g) Pekerjaan penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta keselamatan kontruksi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, penyedia jasa menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi berdasarkan Surat Edaran
Menteri Pekerjaan Umum No. 11/SE/M/2019. SMK3 Konstruksi adalah merupakan bagian
dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi (K3) pada setiap
pekerjaan konstruksi. K3 Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan Konstruksi
Pada paket pekerjaan ini, pembiayaan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dialokasikan
dalam komponen biaya sesuai sebagaimana dalam spesifikasi dipersyaratkan
Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 (SMK3) dilakukan untuk Menjamin agar pada
pelaksanaan kegiatan pekerjaan tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kecelakaan
kerja, mencegah/menghindari maut, bila bahaya mengancam jiwa korban, sebagai upaya
menenteramkan penderita sehingga tidak gelisah dan sedapat mungkin berusaha
menghilangkan atau mengurangi rasa takut dan sakitnya, serta menjamin produktifitas
tidak terganggu dan menuju kondisi Nol Kecelakaan (Zero Accident).
Dalam mengantisipasi resiko kecelakaan pekeriaan, maka untuk menghindari terjadinya
kecelakaan dan cara untuk pelaksanaan, proyek akan menekankan pengendalian
pengamanan. Kontraktor akan menugaskan staffnya untuk hal tersebut selama pelaksanaan
pekerjaan
Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan akan selalu menerapkan system keselamatan dan
kesehatan kerja dan mempersiapkan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

II. PEKERJAAN GALIAN


Semua pekerjaan tanah galian yang diperlukan dilakukan menurut dokumen, kontrak dan
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan galian batu
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses dan
bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang diperlukan
serta pengangkutan material hasil galian kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan
akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.
Terlebih dahulu menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali, metoda kerja
pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi pembuangan
akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan timbun, paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.
Sebelum melaksanakan pekerjaan galian terlebih dahulu melakukan pengukuran dan
pematokan bersama PPK sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar
selesai dikerjakan atau waktu yang lain sesuai dengan perintah PPK yang hasilnya berupa
gambar hasil pengukuran yang menunjukkan elevasi muka tanah, tampang memanjang
dan melintang yang diserahkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. Gambar- gambar
hasil pengukuran pra-konstruksi diatas untuk selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dan
dasar perhitungan kuantitas pekerjaan galian.
Selama melakukakan pekerjaan galian, selalu melakukan upaya pencegahan dari kerusakan
dan melindungi tanah dibawah elevasi galian pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar
tetap dalam keadaan yang baik.
 Galian Tanah dengan cara Manual
Sebelum melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu menyerahkan gambar detail rencana
pelaksanaan pekerjaan Galian Tanah. Serta menyerahkan daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan melaksanakan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Lokasi pekerjaan disiapkan dan dibersihkan dari segala
hal yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaanGalian tanah secara manual
dilakukan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu
Sebelum melakukan galian terlebih dahulu lokasi pekerjaan dibersihkan dari segala semak
belukar, pohon-pohon serta bahan-bahan lainnya yang dapat mengganggu kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
Sebelum pekerjaan galian dilaksanakan harus diberi tanda pada bagian yang akan digali
dengan patok kayu dan batas-batas tempat buangan hasil galian, patok kayu diberi cat
merah/kuning atau biru sehingga dapat dilihat dengan jelas.
Penggalian agar dilaksanakan serapi mungkin, bila terjadi longsoran-longsoran akibat
pelaksanaan pekerjaan maka dirapikan kembali tanah yang longsor dan mengangkat
kembali galian sesuai dengan desain/gambar kerja (contruction drawing).
Tanah hasil galian sedapat mungkin dijadikan timbunan/urugan kembali, Tanah hasil galian
bila tidak digunakan untuk bahan timbunan maka disingkirkan dari tempat pekerjaan ke
tempat yang tidak mengganggu keamanan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
arahan dan petunjuk konsultan pengawas dan direksi.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan akan diurug kembali
secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada kedalaman yang
ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta dipadatkan.
Agar hasil pengukuran prestasi atau as built drawing tidak berbeda dengan construction
drawing, maka sebelum melaksanakan pekerjaan galian terlebih dahulu melaksanakan
pengecekan lapangan dengan melakukan pengukuran-pengukuran sebelum memulai
pekerjaan berikutnya. Hal ini dimaksudkan, jika terjadi selisih dimensi yang diinginkan
dalam desain/gambar kerja maka dapat segera diperbaiki/dibetulkan.
 Galian Tanah Mekanik
Sebelum melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu menyerahkan gambar detail rencana
pelaksanaan pekerjaan Galian Tanah. Serta menyerahkan daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan melaksanakan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Lokasi pekerjaan disiapkan dan dibersihkan dari segala
hal yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan Galian tanah secara mekanik dilakukan menggunakan alat berat Excavator. Tanah
hasil galian ditempatkan pada tempat yang sudah ditentukan (seperti gambar) dan
dibentuk serta dirapikan dengan bucket sesuai instruksi/petunjuk Direksi. Penggalian tanah
di daerah rawa dengan alat Excavator biasanya mempergunakan landasan (matting) dari
kayu yang kuat, mudah didapat dilokasi pekerjaan seperti batang kelapa, agar alat tidak
amblas.
Kemiringan tebing dibuat sedemikian agar tidak terjadi kelongsoran juga hasil buangan
tidak terlalu dekat dengan tebing saluran yang digali dan harus sesuai petunjuk Direksi dan
gambar. Dalam hal pekerjaan penggalian kedalaman, lebar maupun panjang saluran tidak
memenuhi ukuran-ukuran yang telah ditentukan dalam gambar, maka segera diperbaiki
sesuai petunjuk Direksi.
pekerjaan dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar
atau ditunjukkan oleh Direksi / Pengawas
Pekerjaan galian dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap material
dibawah dan diluar batas galian.
Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau setiap material yang
tidak disetujui oleh Direksi / Pengawas Teknik sebagai bahan timbunan dibuang dan
diratakan dalam lapis yang tipis pada lokasi yang telah ditentukan dan sesuai petunjuk
Direksi / Pengawas,
III. TIMBUNAN SIRTU
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan timbunan
sirtu untuk perkerasan jalan inspeksi serta penyediaan semua tenaga kerja dan peralatan
untuk pelaksanaan semua pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan dan
penyelesaikan pekerjaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu menyerahkan gambar detail rencana dan
contoh material timbunan kepada Direksi serta menyerahkan daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan melaksanakan pekerjaan timbunan kepada direksi pekerjaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu lokasi pekerjaan dibersihkan dari segala
hal yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan dapat mengurangi mutu
dan kualitas hasil pekerjaan.
Timbunan sirtu diangkut dan dibawa ke permukaan lokasi yang telah disiapkan pada saat
cuaca cerah
Timbunan ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang
merata yang bila di padatkan akan memenuhi toleransi tebal yang disyaratkan. Bilamana
timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin di bagi rata
sehingga sama tebal
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis dipadatkan dengan
peralatan pemadat baby roller dan disetujui direksi pekerjaan sampai mencapai kepadatan
yang disyaratkan.
Setelah padat dan rapi kemudian dilakukan cek ketebalan untuk mengetahui sesuai
speksifikasi baik kualitas maupun kuantitas yang didampingi oleh pihak direksi

IV. PEKERJAAN KISTDAM DAN DEWATERING


Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pengeringan dilokasi pekerjaan guna menjamin mutu,
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan membuat bangunan sementara
yang berupa tanggul, bangunan/saluran pengelak, bangunan pengamanan, penyediaan pompa
air, dan lainnya untuk memindahkan aliran air sehingga tidak menggenangi lokasi pekerjaan
dan membongkar/membersihkannya bila pekerjaan telah selesai dikerjakan
Sebelum melakukan pekerjaan Kistdam Dan Dewatering terlebih dahulu, mengajukan rencana
kerja lengkap yang memuat metode, tahap-tahap pekerjaan dan kebutuhan waktu pengeringan
dan dimintakan persetujuan Direksi.
Penyedia Jasa akan menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan dan
menjamin adanya peralatan pompa yang cukup dan siap dioperasikan di lapangan setiap waktu
guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air. Cara menjaga galian bebas dari air,
pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara yang dapat disetujui oleh
Direksi dan Konsultan Supervisi.

V. PANCANGAN GALAM
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, pemancangan galam serta penyediaan
semua tenaga kerja dan peralatan untuk pelaksanaan semua pekerjaan-pekerjaan yang
diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaikan pekerjaan pemancangan galam sesuai
ketentuan dalam dokumen kontrak
Sebelum melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu lokasi pekerjaan dibersihkan dari segala
hal yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan dapat mengurangi mutu
dan kualitas hasil pekerjaaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu menyerahkan gambar detail rencana dan
contoh jenis galam kepada Direksi serta menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja
yang akan melaksanakan pekerjaan galam kepada Direksi Pekerjaan
Bahan material dan peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan pancangan galam pada
pelaksanaan pekerjaan ini telah memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi teknis dan telah
disetujui oleh direksi
Untuk dimensi dan jarak antar pancangan galam disesuaikan dengan gambar rencana atau
menurut perintah Direksi Pekerjaan.
Sebelum pemancangan terlebih dahulu memasang patok/tanda titk yang akan dipasang
pancangan galam sesuai dengan jarak antar pancangan galam yang ditunjukan pada gambar
atau menurut petujuk direksi pekerjaan.
Pancangan dilaksanakan dengan cara manual dengan menggunakan alat bantu alat
pancang, bila diperlukan sebelum dilakukan pemancangan pada ujung bagian bawah cerucuk
diruncingkan terlebih dulu dengan menggunakan alat kampak atau sejenisnya.
cerucuk yang sudah dipancang keseluruhan, pada bagian atas diratakan secara keseluruhan
sesuai dengan elevasi bangunan yang ditunjukan pada gambar

VI. URUGAN TANAH


Sebelum melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu menyerahkan gambar detail rencana
pelaksanaan pekerjaan Urugan Tanah. Serta menyerahkan daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan melaksanakan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan
Pekerjaan urugan kembali dikerjakan sesuai dengan gambar kerja dan spasifikasi yang
dipersyartkan serta disetujui oleh konsultan pengawas/direksi
Terlebih dahulu lokasi pengurugan dibersihkan dari segala hal yang bisa mengurangi mutu
pekerjaan dan yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan
Pengurugan tanah lakukan dilakukan lapis demi lapis sesuai dengan ketentuan. Pada setiap
lapisan tersebut, lakukan pemadatan sebelum ditambahkan dengan material urug untuk
lapisan berikutnya mengunakan peralatan yang memadai sesuai arahan dan petunjuk
konsultan pengawas/direksi..

VII. PEKERJAAN BETON


Pekerjaan beton meliputi pekerjaan beton K-125 dan Pekerjaan beton K-175
Bahan material dan peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan beton pada pelaksanaan
pekerjaan ini telah memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi teknis dan telah disetujui oleh
direksi serta Komposisi dan campuran adukan sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi dan
telah disetujui oleh direksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu membuat job mix beton/mix desain
beton sesuai dengan bahan dan material yang digunakan serta menyerahkan gambar detail
rencana pelaksanaan pekerjaan beton yang dibuat dan contoh jenis bahan cor beton kepada
Direksi Pekerjaan. Serta menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan cor beton kepada Direksi Pekerjaan
Pengadukan Beton menggunakan alat mekanik yaitu concrete mixer serta alat bantu seperti
cangkul, keranjang, sekop, kotak adukan, ember, kasut kayu/besi, kereta dorong dan lain-lain
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton dilakukan sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat
pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai
slump
Adukan diangkut dan dituangkan ke acuan/bekisting dan tulangan yang telah disiapkan dan
dipadatkan dengan alat pemadat yang sesuai patunjuk dan arahan konsultan pengawas dan
direksi , Setelah umur beton kolom telah mencapai yang disyaratkan, maka bekisting dibongkar
dan akan dilakukan perawatan beton sesuai petunjuk dan persetujuan konsultan pengawas
Pengecoran beton dilakukan dengan kecepatan sedemikian sehingga beton selama
pengecoran tersebut tetap dalam keadaan plastis dan dengan mudah dapat mengisi ruang
diantara tulangan. Suatu pengecoran tersebut tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut
selesai. Beton yang telah mengeras sebagian atau beton yang telah terkontaminasi oleh bahan
lain, beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah pengikatan
awal tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas lapangan.
Setelah dimulainya pengecoran, maka pengecoran tersebut harus dilakukan secara menerus
hingga mengisi secara penuh panel atau penampang sampai batasnya, atau sambungan yang
ditetapkan sebagaimana yang diijinkan atau dilarang pada ketentuan siar pelaksanaan. Semua
beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan peralatan yang sesuai
selama pengecoran dan mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke semua
sudut cetakan.
Pembukaan cetakan dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton
dan atas ijin dan persetujuan direksi. Beton yang baru dibuka cetakannya diperlihatkan kepada
Direksi untuk dinilai kwalitas pengecorannya, beton yang hasilnya banyak keropos sampai
tulangan terlihat, maka ditangani tersendiri atas petunjuk Direksi
Perawatan beton (curing) dilakukan dengan air seperti yang diisyaratkan dan Direksi berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera setelah beton cukup keras
untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau
cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Penyempurnaan
permukaan-permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan disaksikan oleh
Direksi. Permukaan-permukaan beton akan diuji/ditest oleh Direksi dimana perlu untuk
menentukan apakah ketidakteraturan permukaan berada dalam batas-batas yang di - tentukan
dan sesuai spesifikasi yang disyaratkan
Pengecoran beton tidak dilaksanakan selama hujan deras atau lama sedemikian yang
mengakibatkan spesi/mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi
tidak boleh dihamparkan pada constructon joints dan air semen atau spesi yang hanyut dan
terhampar dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Pekerjaan Beton dibuat berdasarkan dimensi dan elevasi bangunan yang akan dibuat
berdasarkan gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.
Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan harus diamankan agar tidak terjadi
kecelakaan, baik akibat terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan terluka
ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat dilokasi kerja
yang aman atau dibawa ke work shop atau digudang penyimpanan alat.
Material yang digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka harus ditutup dan
ditempatkan dilokasi yang aman jauh dari jangkauan anak-anak agar tidak terjadi kecelakan
akibat menghirup debu semen atau termakan bahan semen tersebut. Pasir dan kerikil sisa hasil
pengecoran harus dibuang atau dikumpulkan ditempat yang aman.
Untuk sisa bahan adukan yang terbuang pada saat pengecoran yang sifatnya
mengganggu dibersihkan dan dibuang ketempat pembuangan
.
VIII. BEKISTING
Material untuk bekisting dapat dibuat dari kayu atau material lain yang disetujui Pengawas.
material bekisting yang digunakan memenuhi kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kwalitas dan
kekuatan, sehingga didapat hasil beton yang halus, rata, dan sesuai dimensi yang
direncanakan.
Sebelum pengecoran beton, semua bekisting telah terpasang kokoh, kedap air dan sesuai
pada tempatnya serta telah dibersihkan dari semua kayu potongan, serbuk gergaji, gumpalan
mortar kering, benda asing dan genangan air harus dibuang dari antara bekisting
Apabila diperlukan, untuk memperkuat cetakan dilakukan dengan memasang baut atau
penguat/pengunci (clamp) dalam jumlah yang cukup kuat untuk mencegah cetakan
mengembang. Baut dan clamp yang dipakai harus dari jenis dan tipe yang dapat dipotong
dibawah permukaan beton 2 cm atau lebih sehingga tidak ada metal sedalam 3 cm dari
permukaan beton
Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/kontak dengan beton dapat dilapisi dengan
bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan bersih dan
mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan sebelum besi tulangan
dipasang, dan dijaga agar non- staining releasingagent tidak mengotori besi tulangan. Sebelum
penuangan beton dilaksanakan, cetakan telah dibersihkan dan dibasahi dengan baik
Pembukaan cetakan/bekisting dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan
pada beton apabila umur beton telah terpenuhi dan sesuai petunjuk dan arahan konsultan
pengawas dan direksi.

IX. PEMBESIAN
Material untuk tulangan yang digunakan sesuai dengan spesisifikasi yang dipersyaratkan,
permukaan tulangan dan permukaan beberapa penyangga tulangan dibersihkan dari karat
berat, kotoran, lemak atau bahan asing yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan dapat
mengganggu kekuatan beton
Besi tulangan dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan dipasang pada
lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan beton.
Besi tulangan menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan kuat
pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses penuangan
dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak diijinkan
mencuat keluar permukaan beton.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan dibersihkan dari material
lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya yang
menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan beton.
Semua besi tulangan dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar kecuali bila
ditentukan dan disetujui berbeda oleh PPK
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa persetujuan PPK. Penyambungan dilakukan dengan overlap sepanjang
mungkin. Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung sesuai dengan gambar.
Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap tidak kurang dari 300 mm diameter besi
tulangan dan batang melintang dengan overlap 150 mm. Untuk penyambungan dengan cara
overlap, besi tulangan dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut
beton tetap memenuhi ketentuan

X. PASANGAN BALOK STOP LOG


Jenis balok stop log yang dipergunakan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan dan
disetujui oleh direksi
Penggunaannya dengan membuat coakan ± 5 cm agar terpasang dengan rapi dan air tidak
merembes.
Pekerjaannya dilapangan disesuaikan dengan gambar dan kondisi lapangan serta sesuai
petunjuk konsultan pengawas dan direksi.

XI. LAIN – LAIN


Setelah seluruh item pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dokumen
kontrak maka kontraktor pelaksana/penyedia melakukan pembersihan lokasi dari sisa-sisa
material dan sampah. Setelah dinyatakan pekerjaan selesai 100 % sesuai dengan ketentuan
dokumen kontrak maka dilakukan serah terima pertama hasil Pekerjaan (PHO) kepada Pihak
Pengguna Jasa,
Setelah serah terima pertama (PHO) maka dilaksanakan pemeliharaan dengan masa
pelaksanaan pemeliharaan sebagaimana yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak,
selama masa pemeliharaan kontraktor pelaksana/penyedia berkewajiban memelihara hasil
pekerjaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan, dan jika
dalam rentang masa pemeliharaan terdapat kerusakan, kontraktor pelaksana/penyedia wajib
memperbaiki dan segala biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan menjadi tanggung jawab
kontraktor pelaksana/penyedia
Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar kerja / bestek tapi tidak dinyatakan dalam
metode ini atau sebaliknya, akan tetapi menyangkut pekerjaan ini, maka akan dilaksanakan
dan diselesaikan sesuai petunjuk pengawas dan direksi.

Paringin, 13 Januari 2020

Penawar
CV. SINAR ALAM JAYA

FADLI FAUZI
Direktur

Anda mungkin juga menyukai