Anda di halaman 1dari 14

BAB 3

PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1 Metode pelaksanaan


1. Pekerjaan Persiapan
a. Kantor, Barak dan Gudang
Pembuatan Kantor, Barak dan Gudang berfungsi sebagai
tempat wakil dan seluruh staf bekerja, dilengkapi dengan peralatan
kantor yang dibutuhkan, sebagai tempat para tenaga kerja menetap
sementara selama waktu kegiatan, untuk menyimpan bahan-bahan
bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca
dan pencurian.
Pembuatan kantor, barak dan gudang dibuat dengan bentuk dan
ukuran sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan sesuai
dengan gambar rencana. Pembuatan kantor, barak dan gudang akan
dilaksanakan apabila telah mendapatkan persetujuan dari berbagai
pihak- pihak terkait.
Bahan yang digunakan pada pekerjaan in adalah, kayu, triplek,
paku, seng/asbes dan bahan lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan. Peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ini adalah palu,
gergaji dan alat pertukangan lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan.
b. Papan Nama pekerjaan
Sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai kontraktor pelaksana
harus membuat/menyediakan Papan Nama Kegiatan yang
pembuatannya mengacu pada gambar rencana pekerjaan atau dengan
petunjuk serta intruksi dari pihak direksi penyelenggara pekerjaan.
Papan Nama Kegiatan merupakan informasi umum yang
berfungsi sebagai indentitas dari suatu kegiatan, dan terpampang di
areal awal maupun akhir lokasi kegiatan. Bahan yang digunakan
adalah kayu 4/6, Triplek 3 mm dan banner/spanduk yang bertuliskan
informasi tentang pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan gambar
rencana. Peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ini adalah palu,
gergaji dan alat pertukangan lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan.
c. Nomenklatur uk. 60 x 40 cm
Pada pekerjaan ini dilakukan sesuai gambar rencana dan pada

29
saat pekerjaan hamper selesai. Nomenklatur di buat di tempat ahli
pembuatan sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk direksi dan
setelah selesai di buat kemudian di pasang pada tempat yang sudah di
tentukan dan berdasarkan kesepakatan berbagai pihak.
d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pada pekerjaan ini terdapat penambahan aspek dalam lingkup
pekerjaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karena terdapat
pandemi yang terjadi ditengah kegiatan pelaksanaan konstruksi.
Penambahan aspek keselamatan itu adalah penerapan protokol
kesehatan tentang pencegahan penularan Virus Covid-19 yang di atur
dalam Keputusan Bupati Perihal Pencegahan Penyebaran Covid-19
Dalam Penyelenggaraan Konstruksi Nomor 12/Covid-19/IV/2020 dan
Peraturan Bupati Nomor 61 Tahun 2020 Tanggal 10 September 2020
Tentang Penerapan Protokol Kesehatan Untuk Konstruksi. Protokol
Kesehatan Untuk Konstruksi :
• melakukan pemeriksaan suhu tubuh) disetiap pintu masuk
• membatasi aktivitas dan interaksi pekerja hanya dilakukan di
dalam kawasan proyek
• menyediakan ruang kesehatan di tempat kerja yang dilengkapi
dengan sarana kesehatan yang memadai
• melarang setiap orang, baik pekerja maupun tamu, yang memiliki
suhu badan diatas normal untuk berada di dalam lokasi kerja,
• bekerja sama dengan rumah sakit dan/atau Pusat Kesehatan
Masyarakat terdekat dengan lapangan proyek untuk tindakan
darurat,
• Pemilik dan/atau penyedia jasa pekerjaan konstruksi wajib
melakukan pemantauan secara berkala kesehatan pekerja selama
berada di kawasan proyek,
Protokol di atas merupakan protocol yang wajib penyedia jasa
penuhi selama proses pekerjaan berlangsung, karena di atur dalam
Peraturan Bupati Nomor 61 Tahun 2020 Tanggal 10 September 2020.
Selain itu penyedia jasa wajib menjalin kerjasama dengan instansi
terkait dan lain sebagainya. Pada pekerjaan pengendalian awal resiko
pekerjaan dilakukan sesuai dengan lampiran RKK pada pekerjaan ini
baik seluruh kegiatan K3, program K3, sasaran K3 sampai struktur K3
serta peraturan perundang-undangan terlampir pada lampiran KK.
Adapun uraian lainnya pada pekerjaan K3 antara lain :
• Ketentuan Penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang

30
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan
peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar
tempat kerja.
• Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah
kecelakaan kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi
maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi
pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang
ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
• Kontraktor harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3
yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manjemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi
Jalan dan Jembatan No.004/BM/2006 serta peraturan terkait
lainnya yang tertuang dalam dokumen RKK.

Gambar 3.1 Pekerjaan Papan Nama Dan Direksi Keet

2. Pekerjaan tanah
a. Uitzet trase saluran
Kegiatan Uitzet Trase Saluran dilakukan dengan pedoman pada
patok tetap yang ada (BM) disekitar lokasi kegiatan. Pelaksanaan
pekerjaan pengukuran dilakukan oleh tenaga berpengelaman dan
professional serta berpedoman pada gambar rencana pekerjaan
pengukuran dan sesuai dengan petunjuk direksi, meliputi pengukuran
penampang memanjang (long section) dan pengukuran penampang
melintang (cross section) dengan menggunakan alat ukur Theodolith,
water pass dan alat pertukangan lainnya. Pekerjaan ini dilakukan pada
saat Pengukuran dan Pemeriksaan Lapangan Bersama (PLB) yang
dihadiri oleh Tim FE/PLB, unsur UPT, Pengawas Lapangandan

31
Penyedia Jasa, setelah pengukuran dilakukan maka data hasil ukur di
hitung bersama-sama, lalu hasil perhitungan tersebut di terapkan di
lapangan sesuai dengan volume Daftar Kuantitas.
b. Galian tanah biasa sedalam 1 m
Pekerjaan galian tanah biasa dilaksanakan setelah pengukuran
kembali lapangan selesai dikerjakan. Sebelum pekerjaan galian
dimulai dilakukan pengaturan air yang mengalir pada saluran sesuai
kebutuhan dengan mengatur buka tutup pintu air (jika ada). Hal ini
tidak memungkinkan maka akan dibuat kistdam, sebelum galian
dilaksanakan maka terlebih dahulu dipasang bowplank dan terlebih
dahulu mengeringkan air yang tergenang dalam titik galian
menggunakan pompa air.
Bowplank dari papan dan kaso yang telah dipasang harus kokoh dan
tidak goyang. Tiap jarak kurang lebih 3m’ antara bowplank diberi
benang sebagai tanda alur batas untuk pekerjaan galian tanah dan
pekerjaan galian batu kedalaman 1m’ galian dapat dilaksanakan secara
bertahap dengan menggali tidak terlalu panjang dan dilakukan sebagai
berikut:
• Dalam dan lebar galian disesuaikan dengan ukuran yang telah
ditetapkan dalam gambar rencana. Untuk galian pondasi, pondasi
dibuat lebih lebar 20 cm untuk memudahkan dalam pelaksanaan
• Dilakukan juga pembersihan terhadap hasil galian tanah
• Penggalian akan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak akan
merusak dan menggangu bangunan atau kontruksi lainnya atau
yang dapat menimbulkan kecelakaan
• Hasil galian baik tanah jika tidak dipergunakan untuk bahan
material, mempertinggi tanggul atau menimbun daerah-daerah
lainnya maka akan dipindahkan dari tempat kegiatan menurut
petunjuk direksi, meratakan galian tanah atau galian batu dilokasi
kerja akan dilaksanakan jika mendapat persetujuan direksi
• Galian yang telah selesai akan kami laporkan kepada direksi untuk
mendapat persetujuan, sehingga kami dapat melanjutkan pekerjaan
selanjutnya yaitu pekerjaan pasangan batu.
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Pompa air
honda kapasitas 3”, Cangkul, Linggis, Pengki dan alat pertukangan
lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan.

32
Gambar 3.2 Pekerjaaan Galian Tanah
c. Galian tanah berbatu sedalam 1 m
Pada pekerjaan ini cara pengerjaannya hampir sama dengan galian
tanah biasa, hanya saja pada pekerjaan ini dibutuhkan tidak hanya
pompa air honda kapasitas 3”, cangkul, linggis, pengki dan alat
pertukangan lainnya namun dibutuhkan alat lainnya berupa Jack
Hammer untuk mempermudah penggalian tanah yang berbatu.
Sebelum pekerjaan galian dimulai dilakukan pengaturan air yang
mengalir pada saluran sesuai kebutuhan dengan mengatur buka tutup
pintu air (jika ada). Hal ini tidak memungkinkan maka akan dibuat
kistdam, sebelum galian dilaksanakan maka terlebih dahulu dipasang
bowplank.
Bowplank dari papan dan kaso yang telah dipasang harus kokoh
dan tidak goyang. Tiap jarak kurang lebih 3m’ antara bowplank diberi
benang sebagai tanda alur batas untuk pekerjaan galian tanah dan
pekerjaan galian batu kedalaman 1m’ galian dapat dilaksanakan secara
bertahap dengan menggali tidak terlalu panjang dan dilakukan sebagai
berikut:
• Dalam dan lebar galian disesuaikan dengan ukuran yang telah
ditetapkan dalam gambar rencana. Untuk galian pondasi, pondasi
dibuat lebih lebar 20 cm untuk memudahkan dalam pelaksanaan
• Dilakukan juga pembersihan terhadap hasil galian tanah
• Penggalian akan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak akan
merusak dan menggangu bangunan atau kontruksi lainnya atau
yang dapat menimbulkan kecelakaan
• Hasil galian baik tanah jika tidak dipergunakan untuk bahan
material, mempertinggi tanggul atau menimbun daerah-daerah
lainnya maka akan dipindahkan dari tempat kegiatan menurut
petunjuk direksi, meratakan galian tanah atau galian batu dilokasi
kerja akan dilaksanakan jika mendapat persetujuan direksi
• Galian yang telah selesai akan kami laporkan kepada direksi untuk

33
mendapat persetujuan, sehingga kami dapat melanjutkan pekerjaan
selanjutnya yaitu pekerjaan pasangan batu/pekerjaan beton.

Gambar 3.3 Pekerjaan Galian dan kisdam

d. Timbunan tanah atau urugan tanah Kembali


Pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan pasangan batu selesai,
dapat juga dilakukan secara bertahap. Pekerjaan ini dimaksudkan
untuk menutup bekas galian dan meninggikan/ membentuk tanggul
saluran sesuai ketinggian dan dimensi dari gambar rencana.
• Pelaksanaan pekerjaan mengisi kembali galian dilakukan sebagai
berikut:
• Tanah yang digunakan untuk mengisi kembali bekas galian, adalah
tanah hasil galian tenaga orang. Dipilih tanah yang kwalitasnya
baik, diperkirakan volumenya cukup.
• Tanah dihamparkan lapis demi lapis secara manual dengan tebal
antara 10 sampai 20 cm secara visual kadar air tanah juga dijaga
dengan melakukan penyiraman. Kemudian ketinggian sesuai
gambar rencana atau sesuai petunjuk direksi
• Setelah timbunan mencapai dimensi dan ketinggian gambar
rencana maka akan dilakukan perapihan secara manual.
Peralatan yang digunakan : Cangkul, pengki dan stamper serta alat
pertukangan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan.

3. Pekerjaan Pasangan
a. Mortar tipe N (campuran 1 PC4 PP) Molen
Mortar adalah istilah lain dari adukan, atau dikenal juga
sebagai spesi adalah campuran dari bahan pengikat (semen, kapur),
bahan pengisi (pasir) dan air. Mortar berguna sebagai bahan pengikat
antara bata/batu yang satu dengan bata/batu yang lainnya, menutup
permukaan bata/batu yang tidak rata dan lain-lain. Sebelum pekerjaan
dimulai kontraktor membuat dan mengajukan sample mortar untuk
dilakukan pengujian laboratorium terhadap mutu mortar dan mutu

34
bahan dasar mortar. Setelah mendapatkan hasil laboratorium
kontraktor meminta persetujuan dengan memberikan mix design dan
hasil uji laboratorium kepada inspektor pengawas dan pihak terkait
lainnya. Setelah mendapatkan persetujuan dari berbagai pihak maka
proses pekerjaan dapat dilaksanakan.
Alat yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah, cangkul,
concrete mixer merek Trindo kapasitas 0,3 – 0,6 m3 dan alat-alat
pertukangan lainnya yang berhubunan dengan pekerjaan. Mortar
mempunyai beberapa jenis, jenis pada pekerjaan ini adalah jenis
mortar tipe N. Adapun langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
• Batu yang akan dipasang dibersihkan dengan air dan dibuat ukuran
yang seragam, sekurang- kurangnya mempunyai lebar tidak kurang
dari 20 cm dan tebal minimum 15 cm, tidak berongga, tidak
retak/pecah dank eras.
• Pemasangan batu dilakukan dengan tidak bersinggungan ada ruang
antara batu dengan batu (siar pita) dan selanjutnya ruang tersebut
diisi dengan mortar/adukan dengan spesi yang telah ditentukan
dari spek, akan dibuat takaran adukan / dolak dari box kayu (untuk
1 zak semen (50 kg), tinggi 25 cm lebar 40 cm). Alas tempat
adukan dibuat dari kayu atau bahan lain serta ditutup dengan alas
yang kedap air sehingga air semen tidak merembes keluar alas
serta adukan tidak tercampur dengan tanah. Pengadukan akan
menggunakan alat (beton molen/concret mixer).
• Apabila diperkirakan akan hujan, maka sebelum kegiatan
ditinggalkan, pasangan batu akan ditutup dengan kertas semen atau
penutup lainnya agar pasangan batu tidak tertimpa langsung oleh
air hujan yang dapat merusak pasangan batu tersebut.
• Pasangan batu yang terletak langsung, diatas tanah terlebih dahulu
akan diberi alas dengan lantai kerja/lapisan spesi setebal 2 cm.
• Permukaan pasangan batu sebelah luar yang tidak diplester, akan
dipasang batu muka yang di susun baik, rata, teratur sehingga dari
segi estitika terlihat bagus dan siar pitanya di isi dengan adukan
sehingga terlihat rata dan tidak ada celah.
• Semua pasangan akan dipasang pipasulingan dari bahan paralon
dengan diameter 1.5 inch, banyak dan letak pipa pengering
tergantung dari keadaan tanah dan perkiraan banyaknya air tanah
yang harus di alirkan serta akan ditempatkan paling bawah tepat
pada elevasi muka air normal
• Dibelakang pipa pengering akan dipasang injuk setebal 10 cm

35
serta kerikil, sehingga butiran tanah tidak terbawa mengalir oleh
air tanah

Gambar 3.4 Pekerjaaan Pasangan Batu


b. Bongkar pasangan batu dengan Jack Hammer
Pekerjaan bongkaran dilakukan berdasarkan arahan dan
petunjuk direksi terkait beserta gambar rencana. Alat yang
dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah Jack Hammer, palu, linggis,
cangkul dan alat pertukangan lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan.
c. Siaran tipe M (campuran 1 PC2 PP)
Seiring dan setelah dengan pekerjaan Mortar tipe N
(campuran 1 PC : 4 PP) pada badan dari pasangan batu bagian luar
akan diikuti oleh pekerjaan siaran tipe M (campuaran 1 PC : 2 PP),
sebelum pekerjaan siaran dilaksanakan, spasi antara batu muka akan
dikorek terlebih dahulu saat adukan masih agak basah dengan
kedalaman sekitar kurang lebih 1-2 cm , kemudian disiar oleh adukan
campuran semen dan pasir yang telah diayak dengan menggunakan
sendok kecil selebar dari spesi adukan dan digosok sehingga
permukaannya halus dan rata
Pelaksanaan siaran dilakukan sebagai berikut :
• Sebelum kegiatan siaran dimulai, siar-siar akan dikorek terlebih
dahulu, dibersihkan dan disiram dengan air
• Lebar siaran dibuat sedemikian rupa sehingga lebar siaran hamper
sama, kira-kira selebar 1 cm pada bagian siar tegak maupun datar
tidak boleh terjadi siar lurus lebih dari 2 (dua) batu.
Peralatan yang digunakan sendok semen, ember dan alat pertukangan
lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan.

d. Plesteran tebal 1,5 cm, tipe S (campuran 1 PC3 PP)


Apabila pekerjaan mortan telah selesai semua dan kemudian

36
pada bagian atas dari pasangan ditutupi oleh plesteran dengan
campuran spesi 1 : 3, alat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah
ramset dan alat pertukangan lainnya. langkah kerjanya adalah sebagai
berikut :
• Pasir untuk spesi plesteran akan disaring terlebih dahulu dan pasir
yang dipakai adalah pasir yang lolos dari saringan berdiameter
lubang 2,5 mm
• Sebelum plesteran dilakukan, bagian bidang yang telah berlumut
akan digodog dan dibersihkan dengan air selanjutnya kegiatan
plesteran dapat dilaksanakan
• Plesteran dipasang dalam suatu lapisan yang tebalnya 1,5 cm
• Plesteran pada saat kegiatan diserahkan, akan di upayakan mulus
dan rata air (water pas) tanpa goresan, bintik-bintik serta bilamana
diketok tidak terdengar suara kosong disemua tempat.
Peralatan yang digunakan concrete mixer merek Trindo kapasitas 0,3
– 0,6 m3 sendok semen, ember dan alat pertukangan lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaan
e. Penanaman rumput lempengan
Penanaman rumput dilaksanakan setelah pekerjaan urugan
selesai dilaksanakan, rumput yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi yang berlaku serta penanaman dilakukan pada tempat telah
disepakati berbagai pihak terkait.

3.5 Gambar Penanaman Rumput


f. Peilskaal/Mistar duga muka air
Peliskal dibuat di workshop penyedia jasa kemudian dirakit dan
dipasang pada tempat yang telah ditentukan dan sesuai spesifikasi
teknis yang berlaku.
4. Pekerjaan Beton

37
a. Beton mutu, fc = 14,5 MPa (K175), slump (12.2) cm, w/c =
0,66 (Molen)
Bahan Material yang dibutuhkan pada pekerjaan ini adalah Pasir
Beton, Batu Pecah/Kerikil, Semen Portland dan Air. Kemudian bahan
tersebut diaduk menggunakan alat concrete mixer merek Trindo
kapasitas 0,3 – 0,6 m3 dan alat yang dibutuhkan lainnya concrete
vibrator cangkul, sekop, dolak, ember dan alat pertukangan lainnya.
Perbandingan campuran bahan material dan pengadukan dilakukan
untuk beton mutu K-175 sesuai dengan SNI (Standar Nasional
Indonesia). Sebelum pengecoran dilaksanakan bekisting harus sudah
terpasang dengan kuat untuk memudahkan pelaksanaan sesuai dengan
gambar. Untuk mendapatkan karakteristik kuat dan padat pengecoran
harus menggunakan concrete vibrator. Dalam proses pengecoran
pelaksana harus membuat sample beton dengan bentuk kubus untuk
dilakukan uji lab.
b. Pembesian dengan besi polos atau ulir
Besi tulangan Polos atau ulir yang didatangkan ketempat
lokasi kerja masih dalam keadaan terikat dan diberi label yang dapat
menunjukan ukuran serta panjang dan diameter batang besi tersebut.
Batang-batang tulangan tersebut harus sesuai mutu dan kualitas yang
telah ditentukan oleh direksi, tidak bengkok-bengkok dan bebas dari
gemuk atau pelumas dan karat. Dalam penyimpanan digudang kami
akan menangani seluruh besi tulangan sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi distorsi, pengotoran serta kerusakan lainnya.
Sebelum memenuhi pekerjaan tulangan kami akan
menunjukan daftar yang telah disyahkan oleh pabrik pembuat baja
yang dapat memberikan berat satuan nominal dalam kilogram dari
setiap ukuran dan kelas dari baja tulangan terserbut.
Pemotongan dan pembengkokan tulangan harus dalam
keadaan dingin agar mutu dan kualitas baja tidak rusak, dalam
pengikatan baja tulangan harus diikat dengn kuat agar tidak bergeser
sewaktu penempatan pengecoran beton. Untuk selimut beton, pada
tulangan dilapis bawah dari lanati dan sisi-sisi dinding dipasang paku
beton yang tebalnya sesuai dengan selimut beton.
Alat yang digunakan adalah alat pertukangan yang
berhubungan dengan pekerjaan.

38
Gambar 3.6 Pekerjaan Pembesian Tulangan
c. Bekisting dengan multiflex 12 mm atau 18 mm (TP)
Pekerjaan bekisting bisa jadi hal penting dalam proyek
bangunan, kesalahan dalam perencanaan, pengadaan atau
pengelolaanya bisa menyebabkan keterlambatan atau bahkan
kegagalan proyek.Gambar cetakan akan dibuat dahulu dan untuk
mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan, untuk bagian beton
yang nantinya akan terlihat maka bagian tersebut diberi lapisan kayu
yang permukaannya dihaluskan terlebih dahulu atau diberi lapisan
seng/kayu lapis, sehingga tidak melendut selama dan sesudah
pengecoran maka cetakan harus disokong.
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah gergaji,
meteran, palu dan alat pertukangan lainnya. Pelaksanaan untuk
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
• Pengukuran lokasi pekerjaan dengan tepat berdasarkan gambar
shop drawing bekisting
• Selalu membersihkan bekisting sebelum dipasang, adanya kotoran
pada dinding bekisting dapat menimbulkan hasil cor beton tidak
rapi, retak atau bahkan kegagalan struktur.
• Pemasangan menyesuaikan garis marka ukur yang telah dibuat.
• Cek ukuran (posisi, ketegakan, kedataran).
• Cek Perkuatan bekisting apakah sudah benar-benar kuat.
• Jika sudah maka bisa dilakukan pengecoran beton.

39
Gambar 3.7 Pekerjaan pembesian dan bekisting
d. Bongkar bekisting secara biasa
Pekerjaan ini dilakukan apabila pembetonan sudah dilakukan dan
menunggu umur beton sesuai dengan aturan yang berlaku,
pembongkaran ini dilakukan secara biasa karena bekisting yang sudah
terpakai tidak dipakai kembali untuk pekerjaan lainnya. Peralatan
yang digunakan palu, linggis dan alat pertukangan lainnya.

Gambar 3.8 pekerjaan pengecoran beton mutu K-175


5. Pekerjaan Dewatering
a. Kistdam pasir/tanah karung plastik bagor uk. 43 x 65 cm
Bahan yang digunakan karung ukuran 43 x 65 cm, kemudian
karung tersebut diisi dengan pasir/tanah sebanyak voleme yang
ditentukan. Alat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah pacul,
skop dan alat pertukangan lainnya, pekerjaan ini dilakukan
berbarengan dengan pekerjaan yang dilakukan berbarengan dengan
pekerjaan galian.
Sebelum pekerjaan galian dan pasangan batu dilaksanakan,
dilakukan pengeringan saluran dengan cara menutup pintu air yang

40
menuju kelokasi pekerjaan. Pengeringan ini dibicarakan pada saat
sosialisasi, tetapi jika pengeringan ini tidak bisa dilakukan, maka
akan dibuat kisdam. Kisdam dibuat dari timbunan pasir/tanah yang
dipadatkan dan dimasukan kedalam karung plastik atau bagor
berukuran 43 x 65 cm, sehingga mendekati kedap dan kuat terhadap
gerusan aliran sungai. Apabila air masih belum bisa diatasi maka
proses pengeringan dibantu dengan pompa air sehingga proses galian
dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.

Gambar 3.9 Pekerjaan Kisdam


b. Kerangka kayu untuk 1 m3 kistdam pasir/tanah uk. 43 cm
x 65 cm.
Rangka kayu untuk kisdam berfungsi untuk
memperkuat/memperkokoh kisdam dari hantaman aliran air, sehingga
apabila terjadi banjir kisdam tetap berdiri kokoh. Bahan yang
digunakan kayu kaso ukuran 5/7, paku 7, kawat dan lain-lain. Alat
yang digunakan adalah alat pertukangan lainnya yang berhubungan.
Potong kayu rangka dengan ukuran yang sudah disesuaikan
pada gambar rencana, susun kayu rangka tersebut di batas pekerjaan
yang akan di gali dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana dan
di rekatkan dengan paku dan juga kawat, Kisdam dibuat sepanjang
rencana pasangan batu dan pelaksanaannya simultan atau overlap
dengan pekerjaan galian apabila masih ada air.

6. Pekerjaan Pintu Air dan peralatan Hidromekanik


a. Pintu Sorong Baja dengan Pemutar Biasa b=600
Pelaksanaan pintu air dilaksanakan di workshop yang ditentukan oleh
penyedia jasa. Pintu air di buat sesuai dengan spesifikasi teknis yang
berlaku dan sesuai dengan gambar rencana yang kemudian di angkut

41
menggunakan mobil pickup ke lokasi pekerjaan untuk dilakukan
perakitan dan pemasangan pintu air pada titik yang telah ditentukan.

Gambar … Pekerjaan Pintu Air

42

Anda mungkin juga menyukai