Anda di halaman 1dari 14

METODE PELAKSANAAN

Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Karau dan Pembuatan Landscape Bendung Karau
Kabupaten Barito Timur

1. PEKERJAAN PENDAHULUAN

 Sosialisasi Pekerjaan Kepada Masyarakat.


Setelah penanda tanganan kontrak selesai dilakukan, maka akan dilaksanakan
sosialisasi pekerjaan kepada masyarakat. Sosialisasi minimal melibatkan pihak
Pemberi Kerja, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Pengawas, dan Aparatur pemerintah
terdiri dari Camat, Kepala Desa, Kepala Dusun, serta masyarakat setempat.

Sosialisasi dimaksudkan untuk menyampaikan informasi pekerjaan kepada


masyarakat, menampung aspirasi dan menjalin hubungan yang baik sehingga
pekerjaan bisa dilaksanakan dengan baik dengan dampak sosial seminimal mungkin.

 Pembuatan Kantor Sementara (Direksi Kit)


Direksi kit dan kelengkapannya akan disiapkan dalam waktu paling lama 14 (empat
belas) hari dari tanggal Surat Perintah Mulai Kerja( SPMK ) diterbitkan. Adapu
kelengkapan yang dipersiapkan sesuai dengan spesifikasi teknis.

 Penyiapan Rencana Kesehatan dan Ksesehatan Kerja


Akan dipersiapkan RKK secara menyeluruh sebelum pelaksanaan pekerjaan, meliputi
pembuatan penyusunan program RKK, manual, prosedur, instruksi, ijin kerja, kartu
identitas pekerja, pelaksanaan sosialisasi dan promosi K3, safety breefing, penyiapan
spanduk, pendaftaran BPJS ketenaga kerjaan dan kesehatan pekerja, penyiapan rambu-
rambu, banner, poster, papan informasi K3, penyiapan APD, peralatan P3K, APAR,
Bendera K3, lampu darurat, dengan jumlah sesuai yang ditetapkan dalam kontrak dan
atas petunjuk Direksi / Pengawas Utama.

 Pembuatan Papan Nama Proyek


Papan nama proyek dari bahan yang disetujui Direksi. Papan nama proyek sedikitnya
memuat informasi Nama Instansi / Pengguna Jasa, Nama dan lokasi pekerjaan, Nomor
dan tanggal kontrak, Nilai dan sumber dana, Jangka waktu pelaksanaan, mama dan
alamat penyedia jasa. Papan nama pekerjaan dipasang setelah mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas Utama.

 Pengukuran Awal / Uitzet


Sebelum dilaksanakan seluruh pekerjaan galian maka akan dilakukan persiapan-
persiapan untuk memberikan kemudahan dalam pelaksanaan yaitu melakukan
pengukuran uitzet. Pengukuran uitzet akan dilakukan setelah mendapat ijin dari PPK
dan Direksi Teknis.

Sebelum melakukan pengukuran, semua personil pengukuran dipastikan mengenakan


APD menyesuaikan dengan kondisi lapangan.
- Pematokan, jarak setiap patok kearah memanjang dibuat dari kayu sesuai spektek,
ditanam kuat sehingga tidak mudah dicabut, bagian atas patok diwarnai dengan
cat merah dan diberi nomor patok.
- Pengukuran situasi, untuk menggambarkan dengan jelas trace dan situasi daerah
yang akan dikerjakan dimulai dan diakhiri pada patok poligon.
- Pengukuran penampang memanjang dengan waterpass, untuk menentukan elevasi
patok-patok tetap dan patok-patok kayu yang telah terpasang.
- Pengukuran penampang melintang, diambil sesuai jarak patok memanjang, sesuai
petunjuk Direksi Lapangan.
- Semua hasil pengukuran digambar untuk disetujui Direksi Lapangan sebagai
acuan pelaksanaan pekerjaan galian.

Hasil pengukuran berupa hitungan volume dan gambar pengukuran yang disajikan
sesuai dengan spesifikasi teknis untuk mendapatkan persetujuan Direksi dan PPK.

 Mobilisasi
Setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan maka dipersiapkan material, peralatan,
dan tenaga yang diperlukan untuk melaksanaan pekerjaan. Penyiapan material,
peralatan dan tenaga harus disetujui oleh Direksi/Pengawas Utama. Selanjutnya
dilakukan mobilisasi material, peralatan dan tenaga kerja. Mobilisasi peralatan berat
dan material pendukung dilakukan melalui jalur laut/sungai menggunakan LCT.

Untuk menjamin keselamatan kerja, maka diterapkan prosedur keselamatan kerja


berdasarkan identifikasi bahaya dan pengendalian resiko yang telah diuraikan dalam
dokumen RKK.

Setelah peralatan sampai dilapangan, maka bersama-sama Direksi / Pengawas utama


melakukan pengecekan jumlah peralatan dan spesifikasi peralatan serta kondisi
peralatan untuk dibuatkan berita acara serah terima peralatan.

2. PEKERJAAN REHABILITASI SALURAN TERSIER

A. Pekerjaan gusuran/pengupasan tanah secara mekanis.


 Pada pelaksanaan pekerjaan ini diterapkan prosedur K3, seluruh pekerja yang terlibat
dalam pekerjaan ini menggunakan APD yang sesuai dengan jenis resiko yang telah
diidentifikasi.
 Pada pekerjaan ini digunakan peralatan berat berupa bulldozer.
 Sebelum dilakukan penggusuran, lokasi yang akan digusur akan ditandai dengan
patok-patok dari kayu yang diberi cat sehingga jelas terlihat.
 Penggusuran dilakukan pada lokasi-lokasi yang ditunjukkan gambar kerja.
 Penggusuran dilakukan untuk mengupas tanah dari tumbuhan termasuk akar-akarnya.
 Tanah harus digaruk sampai kedalaman lebih dari retak-retak tanah yang ada dan
minimum sampai kedalaman 15 cm.
 Lubang-lubang dan bekas-bekas yang terjadi ada muka tanah harus diratakan sehingga
mendapat persetujuan Direksi.
B. Pekerjaan Timbunan Tanah Borrow Area (jarak hauling 0,5 – 1 ) km
 Pada pelaksanaan pekerjaan ini diterapkan prosedur K3, seluruh pekerja yang terlibat
dalam pekerjaan ini menggunakan APD yang sesuai dengan jenis resiko yang telah
diidentifikasi.
 Bahan untuk timbunan diambil dari “Borrow Area” harus telah disetujui oleh Direksi
dan telah dilakukan pengujian untuk mengetahui kelayakannya.
 Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas setebal 20 cm
(atau sesuai petunjuk Direksi) dan material kupasannya sementara ditempatkan di
sekitarnya, yang kemudian akan digunakan untuk menimbun lokasi borrow area
setelah penggalian selesai dilakukan.
 Penggalian tanah dilakukan dengan excavator standar dan dimuat ke dalam dump
truck.
 Dump truck mengangkut tanah hasil galian sampai titik terdekat ke lokasi saluran
tersier.
 Truk menumpahkan tanah timbunan, dan selanjutnya tanah timbunan dihampar
dengan buldozer.
 Apabila lokasi saluran tersier jauh dari titik maksimal penumpahan material timbunan,
maka timbunan harus diangkut dengan peralatan yang memungkinkan sampai pada
lokasi saluran, kendaraan kecil seperti gerobak dorong sesuai persetujuan Direksi.
 Selanjutnya dilakukan pemadatan lapis demi lapis menggunakan vibrator roller sesuai
petunjuk Direksi.
 Timbunan dilakukan untuk membuat tanggul saluran tersier sesuai gambar kerja.
Timbunan juga dilakukan pada tempat-tempat lain yang ditunjukkan dalam gambar
kerja.
 Timbunan harus benar-benar padat dan mendapat persetujuan Direksi.

C. Galian tanah kedalaman 0m s.d 2m (mekanis) untuk saluran.

Penggalian tanah secara mekanis menggunakan excavator standart dilakukan untuk


membuat saluran tersier dengan metode sebagai berikut :
 Pada pelaksanaan pekerjaan ini diterapkan prosedur K3, seluruh pekerja yang terlibat
dalam pekerjaan ini menggunakan APD yang sesuai dengan jenis resiko yang telah
diidentifikasi.
 Excavator berada dipermukaan tanah dialas dengan metting, dipastikan posisi dan
kedudukan excavator mantap.
 Sebelum dilakukan penggalian maka lokasi yang akan digali harus ditandai dengan
pato-patok kayu yang diberi cat sehingga terlihat jelas.
 Disepanjang saluran yang akan digali dipasang profil saluran setiap jarak 25 m dengan
ukuran sesuai gambar rencana/kerja.
 Excavator menggali tanah dengan bentuk dan kedalaman sesuai gambar kerja.
 Daerah yang tidak memungkinkan digali dengan excavator, harus digali dengan cara
manual sesuai ppetunjuk Direksi.
3. PEKERJAAN PEMBUATAN BOX TERSIER

Pada pelaksanaan pekerjaan ini diterapkan prosedur K3, seluruh pekerja yang terlibat
dalam pekerjaan ini menggunakan APD yang sesuai dengan jenis resiko yang telah
diidentifikasi.

A. Pekerjaan galian tanah secara mekanis.


 Penggalian tanah secara mekanis menggunakan excavator standart dilakukan pada
lokasi yang ditunjukan dalam gambar kerja.
 Excavator berada dipermukaan tanah dialas dengan metting, dipastikan posisi dan
kedudukan excavator mantap.
 Sebelum dilakukan penggalian maka lokasi yang akan digali harus ditandai dengan
pato-patok kayu yang diberi cat sehingga terlihat jelas.
 Excavator menggali tanah dengan bentuk dan kedalaman sesuai gambar kerja.
 Bagian-bagian yang tidak bisa digali secara mekanik, harus digali secara manual
sesuai petunjuk Direksi.
 Hasil galian ditumpuk sekitar dilokasi galian, jika memenuhi syarat dapat digunakan
sebagai materian timbunan sesuai persetujuan Direksi

B. Pekerjaan pasangan batu belah.


 Konstruksi batu belah diperuntukan pada tempat-tempat yang ditunjukan gambar kerja
atau sesuai petunjuk Direksi.
 Batu belah yang digunakan adalah batu berkualitas baik yang telah disetujui Direksi.
 Batu dipasang sedemikian rupa dengan rapi dan diantara batu/rongga diberi adukan
campuran 1pc : 4psr.
 Pada sisi yang diekspos dibuat sedemikian rupa hingga permukaan yang dihasilkan
relatif rata dan rapi dan mudah untuk diplaster.

C. Pekerjaan pembesian.
 Pembesian dilakukan mengguankan besi bekualitas baik sesuai SNI.
 Penulangan dilakukan pada struktur plat dan strukstur yang ditunjukkan dalam gambar
kerja.
 Dimensi dan bentuk penulangan sesuai gambar kerja.
 Pada setiap persilangan besi diikat kuat dengan kawat bendrat.

D. Pekerjaan bekisting tanpa perancah.


 Bekisting dibuat dari bahan sesuai petunjuk Direksi.
 Bekisting dibuat untuk tetap kaku dan kuat menahan beton sebelum mengeras.
 Bekisting dibuat sesuai bentuk jadi beton yang diinginkan.

E. Pekerjaan beton K-175.


 Setelah pembesian dan pemasangan bekisting selesai dilakukan, maka dilanjutkan
dengan pengecoran beton.
 Seluruh campuran beton yang digunakan harus sudah melalui proses Mix Design dan
telah disetujui oleh Direksi.
 Harus dipastikan bahwa tulangan besi tidak menempel pada bekisting, dapat dilakukan
dengan mengganjal besi dengan tahu beton.
 Pengecoran harus padat, dapat digunakan concrete vibrator.
 Setelah pengecoran selesai maka beton harus dijaga agar tetap lembab.
 Bekisting hanya boleh dibuka setelah umur beton cukup, atau sesuai petunjuk Direksi.

F. Pekerjaan plasteran campuran 1pc : 4 psr.


 Permukaan beton yang terekspos dilpaster dengan campuran 1pc : 4 psr
 Perataan plasteran dilakukan dengan alat bantu penggosok plasteran.
 Plasteran rata-dan rapi, pada susut-sudut harus runcing dan lurus.

G. Pekerjaan Acian.
 Permukaan plasteran sebelum mengering sempurna harus segera diaci, ini untuk
menjamin agar acian dapat lengket menyatu dengan permukaan plasteran.
 Acian harus benar-benar rata dan halus.
 Hasil acian harus dijaga dari pengeringan yang ekstrim karena panas matahari agar
tidak terjadi retak-retak halus.

H. Pekerjaan perapihan hasil galian.


 Perapihan tanah hasil galian disekitar box tersier dilakukan secara manual
 Tanah hasil galian ditimbunkan pada lokasi yang disetujui Direksi.
 Hasil timbunan harus rapi dan bersih.
 Pada timbunan dilakukan pemadatan sesuai petunjuk Direksi
 Bangunan harus ditinggalkan dalam kedaan bersih dari sampah sisa-sisa pekerjaan.

4. PEKERJAAN JEMBATAN PENYEBERANGAN

Pada pelaksanaan pekerjaan ini diterapkan prosedur K3, seluruh pekerja yang terlibat
dalam pekerjaan ini menggunakan APD yang sesuai dengan jenis resiko yang telah
diidentifikasi dan diuraikan dalam dokumen K3.

A. Galian tanah kedalaman 0 m s.d 2 m (mekanis).


 Sebelum dilakukan galian akan dipasang patok-patok sebagai acuan penggalian.
 Galian tanah dilakukan secara mekanis pada lokasi yang telah ditentukan.
 Bagian yang tidak bisa dilakukan secara mekanis harus dilakukan secara manual.
 Bentuk dan kedalaman galian sesuai gambar kerja.

B. Bekisting tanpa perancah.


 Bekisting dibuat dari bahan yang disejui oleh Direksi.
 Bekisting dibuat dengan bentuk sesuai gambar kerja.
 Bekisting harus kaku dan kuat untuk memikul adukan beton..

C. Pekerjaan pembesian.
 Pembesian dilakukan mengguankan besi bekualitas baik sesuai SNI.
 Dimensi dan bentuk penulangan sesuai gambar kerja.
 Pada setiap persilangan besi diikat kuat dengan kawat bendrat.
 Hasil penulangan harus mendapat ppersetujuan Direksi.
D. Pekerjaan beton K-175.
 Setelah pembesian dan pemasangan bekisting selesai dilakukan, maka dilanjutkan
dengan pengecoran beton.
 Seluruh campuran beton yang digunakan harus sudah melalui proses Mix Design dan
telah disetujui oleh Direksi.
 Harus dipastikan bahwa tulangan besi tidak menempel pada bekisting, dapat dilakukan
dengan mengganjal besi dengan tahu beton.
 Pengecoran harus padat, dapat digunakan concrete vibrator.
 Setelah pengecoran selesai maka beton harus dijaga agar tetap lembab.
 Bekisting hanya boleh dibuka setelah umur beton cukup, atau sesuai petunjuk Direksi.

E. Pekerjaan Acian.
 Permukaan plasteran sebelum mengering sempurna harus segera diaci, ini untuk
menjamin agar acian dapat lengket menyatu dengan permukaan plasteran.
 Acian harus benar-benar halus dan rapi,
 Hasil permukaan acian harus dijaga dari cuasa dan pengeringan yang ekstrim karena
terik matahari.

F. Pekerjaan perapihan hasil galian.


 Perapihan tanah hasil galian disekitar box tersier dilakukan secara manual
 Tanah hasil galian ditimbunkan pada lokasi yang disetujui Direksi.
 Timbunan harus dipadatkan dengan hasil akhir rapi dan bersih.
 Bangunan harus ditinggalkan dalam keadaan bersih dari sisa-sisa material pekerjaan.

5. PEKERJAAN PEMBUATAN RUMAH/PENDOPO


Pekerjaan Pembuatan Rumah/ Pendopo akan dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :

A. Pekerjaan kontruksi rangka bangunan kayu kelas I


 Menyediakan balok kayu kelas I dengan ukuran sesuai spektek..
 Memasang kontruksi kayu ( lantai dan dinding )
Konstruksi rangka kayu dibuat sesuai gambar kerja.
Pada sambungan / join diperkuat dengan pasak/paku sesuai petunjuk Direksi.
Konstruksi kayu harus dibuat dengan rapi dan kuat.

B. Pekerjaan serutan atau papan atau balok kayu (manual)


Papan atau balok kayu yang diekspos sesuai gambar kerja harus diserut rapi
menggunakan serutan/ketam.

C. Pekerjaan atap metal


Pekerjaan rangka atap dan atap dikerjakan setelah pekerjaan rangka badan terpasang,
agar jika terjadi hujan maka pekerjaan dibawahnya tidak terkendala.
 Peasangan rangka atap dan atap metal multi roof sesuai gambar kerja.
 Bahan rangka atap menggunakan bahan sesuai spektek/petunjuk Direksi
 Rangka atap yang terdiri dari kuda-kuda, kasau dan reng harus dipasang kuat
menyatu dengan rangka badan.
 Atap metal dipasang dengan rapi sesuai petunjuk/manual pemasangan atap.
 Bubungan atap dibuat dari seng metal polos yang diperkuat dengan rangka papan
perabung.
 Listplank papan 2/10 + 2/20 kayu I dipasang pada ujung kaki atap, diperkuat
dengan paku.

D. Pekerjaan lantai/dinding
 Menyediakan papan kayu kelas I
 Memasang kontruksi kayu ( lantai dan dinding )
Konstruksi lantai dan dinding dibuat dari papan kayu sesuai gambar kerja.
Papan yang sudah diserut rapi dipasang pada rangka lantai dan dinding diperkuat
dengan paku.
Ukuran paku yang digunakan harus disesesuaikan dengan ketebalan papan
sehingga papan terpasang kuat dan tidak pecah.
Papan yang pecah akibat pemasangan harus diganti dengan papan yang baru.
Kepala paku harus terbenam ke dalam papan/ tidak boleh menonjol keluar.

E. Pekerjaan pengecoran selasar


 Galian tanah (manual) sesuai gambar kerja,
 Pekerjaan pengecoran beton tumbuk dengan campuran sesuai spektek dan
ketebalan sesuai gambar kerja

F. Pekerjaan plafond
 Pekerjaan rangka plafond kayu kelas II
Rangka plapond dibuat dari kayu kelas II ukuran sesuai gambar kerja.
Rangka plapond harus rapi dan kuat menahan plapon.
 Plafond
Plapon dibuat dari bahan sesuai spektek/petunjuk Direksi.
Plapon dipasang pada rangka plapon diperkuat dengan paku.
 Pengecatan
Setelah plapon terpasang dengan rapi maka dilakukan pengecatan.
Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan.
Cat yang digunakan harus berkualitas baik.
Pengecatan harus rapi dan rata.

G. Pekerjaan instalasi listrik


 Instalasi stop kontak dan titik lampu harus sesuai gambar kerja.
 Kabel-kabel yang tersembunyi diatas plapon harus tersusun rapi.
 Sambungan-sambungan harus diisolasi dengan baik.
 Rumah lampu yang menempel duplapon harus disekurp dengan kuat.
H. Menyediakan dan memasang daun pintu dan jendela
 Daun pintu dan jendela dibuat dengan ukuran sesuai gambar kerja.
 Daun pintu dan jendela harus dibuat dari kayu berkualitas baik, tidak bengkok dan
tidak cacat.
 Bentuk daun pintu dan jendela sesuai petunjuk Direksi
 Daun pintu dan jendela dipasang menggunakan engsel bekualitas baik, dilengkapi
dengan handle, kunci dan slot.
 Daun pintu dan jendela dicat sesuai petunjuk Direksi

I. Pengecatan dinding
Sebelum dilakukan pengecatan dinding harus bebas dari kotoran.
Dinding di lapisi dengan cat dasar dan di amplas/dihaluskan permukaannya..
Pengecatan dilakukan dengan cat yang berkualitas sesuai spektek dan disetujui oleh
Direksi.

J. Pekerjaan tandon air dan tower


 Galian tanah (manual) dilakukan untuk pondasi tower dengan ukuran sesuai
gambar kerja
 Dilanjutkan dengan pekerjaan bekisting dari bahan sesuai spektek. Bekisting
harus kuat menahan beton sebelum mengeras.
 Pekerjaan pembesian dilakukan pada rangka struktur tower sesuai gambar kerja.
 Setelah bekisting dan tulangan besi terpasang maka dilanjutkan pekerjaan
pengecoran dengan beton K-175
 Pengecoran harus benar-benar padat tidak ada rongga-rongga di dalam beton.
 Setelah cukup umur, atas persetujuan Direksi, bekesting dapat dibuka.
 Bagian-bagian beton yang tidak mulus harus dirapikan dengan plasteran.
 Dilanjutkan dengan pekerjaan acian pada bidang yang diekspos.
 Dilanjutkan dengan pekerjaan rangka atap kayu kelas II
 Pasangan atap metal multi roof
 Menyediakan dan memasang tandon
Tendon dipasang diatas tower.

K. Pembuatan wc dan sanitasi

Konstruksi wc dan sanitasi dibuat sesuai gambar kerja, dengan tahapan sebagai
berikut:
 Galian tanah manual
 Pekerjaan bekisting
 Pekerjaan pembesian
 Pekerjaan beton K-175
 Pekerjaan pasangan batu
 Pasangan pipa
 Menyediakan dan memasang Pipa 3/4
 Menyediakan dan memasang kran 3/4
 Menyediakan dan memasang Pipa 2
 Menyediakan dan memasang closet jongkok
 Menyediakan dan memasang bak fiber glass Uk. 50x50 Sudut
 Pemasangan lantai keramik

Pipa-pipa harus dipasang dengan baik, setiap sambungan harus diberi lem pipa,
drat pada kran-kran harus dilapisi selltip agar tidak terjadi kebocoran.

6. PEKERJAAN PEMBUATAN LANDSCAPE BENDUNG KARAU


Pada pelaksanaan pekerjaan ini diterapkan prosedur K3, seluruh pekerja yang terlibat
dalam pekerjaan ini menggunakan APD yang sesuai dengan jenis resiko yang telah
diidentifikasi.

A. Pekerjaan Paving Stone/Pedestrian


 Pekerjaan timbunan tanah dari borrow area dengan jarak hauling 0,5 - 1 km
Timbunan dilakukan pada daerah yang ditunjukkan pada gambar kerja.
Timbunan harus dibentuk, diratakan dan dipadatkan sesuai gambar kerja.
 Galian tanah manual
Galian dilakukan pada daerah yang ditunjukan dalam gambar kerja untuk
mendapatkan permukaan yang rata atau memperoleh level tinggi dan rendah
permukaan.

 Menghampar pasir urug


Terlebih dahulu mmembuat kansteen pada kontruksi tepi untuk menahan urugan
pasir dan pavingston agar tidak bergeser.
Pasir dihamparkan dipermukaan tanah lokasi yang akan dipasang paving stone.
Hamparan pasir harus benar-benar rata dan dipadatkan.
 Menyediakan dan memasang paving stone.
Paving stone dibuat sesuai gambar kerja dengan campuran sesuai spektek atau
dipesan pada supplier sesuai petunjuk Direksi.
Paving stone dipasang rapi sesuai gambar kerja.

A. Pembuatan Pos Jaga


 Pengukuran dan pemasangan bouwplank
Sebelum dimulai pekerjaan konstruksi terlebih dahulu dilakukan pengukuran dan
pemasangan bowplank sebagai acuan.
 Pekerjaan gusuran/kupasan tanah (mekanis),
Gusuran dan kupasan dilakukan untuk mebersihkan dan meratakan permukaan
tanah yang akan dibangun pos jaga
Hasil gusuran dan kupasan jika tidak bisa dijadikan sebagai meterial timbunan
maka harus dibuang dari lokasi pekerjaan.
 Pekerjaan timbunan tanah dari borrow area dengan jarak hauling 0,5 - 1 km,
Timbunan pada daerah yang ditunjukan pada gambar kerja dan di padatkan sepadat
mungkin.
 Galian tanah manual,
Galian dilakukan pada penampang pondasi bangunan rumah jaga.
 Pekerjaan Pasangan batu belah 1 pc 4 psr
Pasangan batu menggunakan material batu belah berkualitas baik.
Batu dipasang rapi sedemikian rupa, antar betu direkatkan dengan adukan semen
1Pc : 4Psr.
 Pekerjaan pembesian
Pembesian dilakukan pada struktur bangunan pos jaga sesuai gambar kerja.
Pembesian harus mendapat persetujuan Direksi sebelum dilakukan pengecoran.
 Pekerjaan bekisting tanpa perancah
Bekesting harus didesain kuat untuk menahan adukan selama beton belum
mengeras.
 Pekerjaan beton K-175
Setelah bekesting dan pembesian selesai, maka dilanjutkan dengan pengecoran
menggunakan beton K-175.

 Pasangan bata merah


Pembuatan dinding pos jaga menggunakan pasangan batu bata merah dengan
adukan campuran 1Ps : 4Psr.
Bata yang digunakan harus bekualitas baik dan telah disetujui Direksi.
 Pekerjaan plesteran camp. 1 pc 4 psr
Selanjutnya dinding diplaster dengan bahan campuran 1 pc : 4 psr
Plasteran harus rapi dan rata, tidak bergelombang.

 Pekerjaan acian
Finishing acian dilakukan pada dinding yang telah diplaster.
Acian haru halus dengan sudut-sudut tajam dan segaris.
 Pekerjaan pengecatan
 Pasangan atap metal multi roof
 Pekerjaan rangka atap kayu kelas II
 Pekerjaan urugan tanah kembali

B. Pembuatan WC umum dan sanitasi 2 buah


WC Umum dan sanitasi dibuat sesuai gambar kerja.

 Pekerjaan gusuran/kupasan tanah (mekanis), untuk memperoleh permukaan tanah


yang rata.
 Pekerjaan timbunan tanah dari borrow area dengan jarak hauling 0,5 - 1 km
Timbunan dlakukan pada tempat-tempat yang ditunjukan dalam gambar kerja
 Galian tanah manual
Galian dilakukan untuk mempersiapkan pondasi bangunan.
Kedalaman dan bentuk lubang galian sesuai gambar kerja.
 Pekerjaan Pasangan batu belah 1 pc 4 psr
Pondasi dibuat dari pasangan batu belah, dipasang rapi dengan adukan 1pc : 4psr.
 Pekerjaan bekisting
Bekisting dibuat sedimikian rupa, kuat memikul bton selama beton belum
mengeras.i
 Pekerjaan pembesian
Menggunakan besi dengan ukuran sesuai gambar kerja.
 Pekerjaan beton K-175
Pengecoran beton K-175 pada strukstur yang ditunjukan pada gambar kerja.
 Pekerjaan rangka atap kayu kelas II dan Pasangan atap metal multi roof
Rangka atap dan penutup atas dikerjakan segera setelah rangka strukstur jadi, agar
dapat melindungi pekerjaan-pekerjaan dibawahnya dari hujan.
 Pekerjaan pasangan bata merah
Dinding bangunan menggunakan pasangan batu bata merah, dipasang dengan rapi.
 Pekerjaan plesteran camp. 1 pc 4 psr
Dinding dan bidang-bidang yang diekspos harus diplaster rapi, dan dilanjutkan
dengan
 finishing acian halus
 Pasangan pipa
 Menyediakan dan memasang Pipa ¾, dipasang sebagai pipa pembuangan ke dalam
safetytank.
 Menyediakan dan memasang Pipa 2’’ dipasang sebagai pipa drain.
 Menyediakan dan memasang kran ¾, kran harus terpasang kuat dan tidak bocor.
 Menyediakan dan memasang closet jongkok.
Closed harus dipasang dengan kuat, kedap tidak bocor, deperkuat dengan adukan
semen.
 Pemasangan lantai keramik.
Lantai difinishing dengan keramik berkualitas baik.
Pemasangan keramik harus rapi dan diberi nat sesuai peunjuk Direksi.
Pada nat keramik harus ditutup dengan lapisan oker.
 Menyediakan dan memasang bak fiber glass Uk. 50x50 sudut
Bak dipasang pada setiap sudut WC disesuaikan dengan letak kran air.
 Menyediakan dan memasang washtafell
 Pekerjaan pengecatan
 Pemasangan Pompa air
Pompa air dipasang pada tempat sesuai petunjuk Direksi.
Pompa air harus dipasang dengan baik, sesuai petunjuk manual.
Pompa air harus dipastikan dapat berfungsi dengan baik, mampu menyedot dan
mengalirkan air ke bak-bak WC.
 Pekerjaan urugan tanah kembali
Bekas-bekas penggalian harus diurug kembali dengan rapi dan dipadatkan.

C. Pembuatan Bangku Taman 6 buah


 Menyediakan balok kayu kelas I
 Menyediakan papan kayu kelas I
 Memasang kontruksi kayu
 Pekerjaan pengecatan
Bangku taman dibuat sesuai gambar kerja. Balok dan papan kayu diketam halus
dan dirakit menjadi bangku taman, dan difinishing dengan cat anti air.

D. Pekerjaan Bak Sampah


 Menyediakan bak sampah
 Besi Penyangga
Bak sampah dipasang pada besi penyangga sesuai gambar kerja.

E. Pekerjaan Gazebo 10 buah


 Menyediakan balok kayu kelas I
 Menyediakan papan kayu kelas I
 Memasang konstruksi kayu
 Pasangan atap metal multi roof
 Pekerjaan rangka atap kayu kelas II
 Pekerjaan beton K-175
 Pekerjaan Pengecatan

Gazebo dibuat dari bahan kayu kelas I. Balok dan papan kayu diketam rapi dan
dirakit menjadi gazebo sesuai gambar kerja. Sambungan dan join antar segmen
kayu diperkuat dengan pasak/paku. Gazebo dilengkapi dengan atap dan difinising
dengan cat berkualitas baik.

Gazebo diletakkan diatas permukaan tanah, tiap kaki gazebo dipasang kuat pada
pondasi stapak dari beton K-175.

F. Pekerjaan Pagar Kawasan dan Gapura


Pagar kawasan dan Gapuran dibuat dengan tahapan sebagai berikut :
 Pekerjaan gusuran/kupasan tanah (mekanis)
 Galian tanah kedalaman 0 m - 2 m (mekanis)
 Pekerjaan pasangan batu
 Pekerjaan pembesian
 Pekerjaan bekisting tanpa perancah
 Pekerjaan beton K-175
 Pekerjaan plesteran camp. 1 pc 4 psr
 Pekerjaan acian
 Pengecatan
 Perapian tanah hasil galian (manual)
Pagar dan gapura dibuat sesuai dengan gambar kerja.

G. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal


 Pekerjaan lampu taman hias
 Pekerjaan lampu sorot
 Pekerjaan tiang listrik
 Pekerjaan box panel
 Pekerjaan instalasi listrik
Tata letak tiang listrik, box panel, titik lampu harus sesuai dengan gambar kerja.
Kabel-kable yang ditanam dalam tanah harus dilindungi dengan pipa PVC sesuai
petunjuk Direksi.
Sambungan-sambungan harus diisolasi kuat dan kedap air.
H. Pekerjan Tanaman/Taman
 Menyediakan dan menanam pohon palm
 Menyediakan dan menanam pohon beringin
 Menyediakan dan menanam pohon cemara
 Menyediakan dan menanam pohon pucuk merah
 Menyediakan dan menanam pohon melati
 Menyediakan dan menanam bunga asoka
 Menyediakan dan menanam bunga bougenvile
 Menyediakan dan menanam rumput gajah mini
 Pengadaan pot bunga
 Pupuk kandang/kompos
 Tanah subur
 Galian tanah manual
Dilakukan untuk membuat lubang-lubang tempat penanaman tanaman hias.
Lubang-lubang diisi dengan tanah subur dan pupuk kompos.
Tanaman yang ditanam dalam pot, maka pot harus diidi dengan tanah subur dan
pupuk kompos.
Tanaman diletakan pada media tanam yang telah disiapkan baik diatas tanah
langsung maupun di dalam pot sesuai petunjuk Direksi.
 Timbunan dan perapihan,
Timbunan dan perapihan dilakukan setelah penanaman pada lokasi taman sehingga
taman dalam keadaan bersih ketika pekerjaan selesai.
 Pekerjaan Sclupture taman dibuat sesuai gambar kerja.

I. Pekerjaan Tempat Bermain


 Ayunan
 Luncuran
 Jungkat-Jungkit

Tempat bermain dibuat sesuai gambar kerja.


Ayunan, luncuran dan jungkat-jungkit harus dibuat dari bahan berkualitas dan
memiliki kekuatan yang baik sehingga aman digunakan.

7. PEKERJAAN MONITORING
 Mengadakan pertemuan dengan pihak Direksi pekerjaan.
 Membuat laporan harian.
 Membuat laporan Mingguan.
 Membuat laporan Bulanan.
 Membuat laporan evaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dengan rencana
kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah disepakati bersama sesuai Dokumen
Perjanjian Kerja.
8. DOKUMENTASI PEKERJAAN
Pengambilan foto dokumen.
 Awal Pekerjaan
 Sedang Pelaksanaan.
 Akhir Pekerjaan.
Pengambilan dokumentasi harus memperhatikan titik ikat pengambilan, sehingga foto
0% - sedang kerja – 100% adalah foto pada titik yang sama sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas Utama.

9. PEKERJAAN AKHIR

a. Pengukuran akhir seluruh hasil pekerjaan As Built Drawing ( A.B.D ) dan membuat
daftar perhitungan volume dan gambar ABD sesuai dengan spesifikasi teknis dan
petunjuk Direksi/Pengawas Utama. Dari hasil akhir pengukuran dan perhitungan
volume ABD maka harus dipastikan volume kontrak telah terpenuhi.
b. Demobilisasi Peralatan dan tenaga.
Setelah semua volume kontrak terpenuhi maka dilakukan demobilisasi atas ijin
Direksi/ Pengawas Utama.
Demobilisasi dilakukan dengan menerapkan prosedur keselamatan kerja sebagaimana
mobilisasi.
c. Melaksanakan pemeliharaan pekerjaan selama masa pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai