1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Penyiapan RKK
Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, maka dilakukan penyiapan RKK secara
menyeluruh, meliputi pembuatan penyusunan program RKK, manual, prosedur,
instruksi, ijin kerja, kartu identitas pekerja, pelaksanaan sosialisasi dan promosi K3,
safety breefing, penyiapan spanduk, banner, poster, papan informasi K3, penyiapan
APD, pendaftaran BPJS ketenaga kerjaan dan kesehatan pekerja, penyiapan rambu-
rambu, peralatan P3K, APAR, Bendera K3, lampu darurat, dengan jumlah sesuai yang
ditetapkan dalam kontrak dan atas petunjuk Direksi / Pengawas Utama.
Pembuatan Papan Nama Proyek
Papan nama proyek dibuat dari kain reklame dengan tinta anti air. Papan reklame
tersebut ditempelkan pada triplek yang dibingkai dengan kayu berkualitas baik.
Papan nama proyek memuat informasi Nama Instansi / Pengguna Jasa, Nama dan
lokasi pekerjaan, Nomor dan tanggal kontrak, Nilai dan sumber dana, Jangka waktu
pelaksanaan, mama dan alamat penyedia jasa. Papan nama pekerjaan dipasang
setelah mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Utama.
Pengukuran Uitzet
Sebelum dilaksanakan seluruh pekerjaan galian maka perlu dilakukan persiapan-
persiapan untuk memberikan kemudahan dalam pelaksanaan yaitu melakukan
pengukuran uitzet. Pengukuran uitzet akan dilakukan setelah mendapat ijin dari PPK.
- Pematokan, jarak setiap patok kearah memanjang dibuat setiap 50 m dari kayu,
ditanam kuat sehingga tidak mudah dicabut, bagian atas patok diwarnai dengan
cat merah dan diberi nomor patok.
- Pengukuran situasi, untuk menggambarkan dengan jelas trace dan situasi daerah
yang akan dikerjakan dimulai dan diakhiri pada patok poligon.
- Pengukuran penampang memanjang dengan waterpass, untuk menentukan
elevasi patok-patok tetap dan patok-patok kayu yang telah terpasang.
- Pengukuran penampang melintang, diambil sesuai jarak patok memanjang,
sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
- Semua hasil pengukuran digambar untuk disetujui Direksi Lapangan sebagai
acuan pelaksanaan pekerjaan galian.
Hasil pengukuran dituangkan dalam bentuk volume dan gambar yang disajikan sesuai
dengan spesifikasi teknis untuk mendapatkan persetujuan Direksi dan PPK.
Mobilisasi
Setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan maka segera dipersiapkan material,
peralatan, dan tenaga yang diperlukan untuk melaksanaan pekerjaan. Penyiapan
material, peralatan dan tenaga harus disetujui oleh Direksi/Pengawas Utama.
Selanjutnya dilakukan mobilisasi material, peralatan dan tenaga kerja. Mobilisasi
peralatan berat dan material pendukung dilakukan melalui jalur yang paling aman
dan efisien. Direncanakan melalui jalur laut dan sungai. Menggunakan LCT dan
ponton. Untuk mobilisasi alat berat di darat menggunakan tronton.
2. PEKERJAAN TANAH
Untuk menjamin keselamatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan galian tanah
dengan excavator maka diterapkan pengendalian resiko kecelakaan kerja sebagai
berikut :
- Menggunakan excavator yang laik
- Menggunakan operator yang bepengalaman
- Menyiapkan APAR di dalam unit
- Menggunakan metting/landasan
- Pekerja menggunakan APD yang sesuai
- Menggunakan metode penggalian
- Memasang rambu peringatan
Penggunaan jumlah pekerja pada tiap tahapan pekerjaan sesuai dengan analisa
teknis pembangunan Box Culvert yang merupakan bagian dari metode pelaksanaan
ini.
Persiapan Konstruksi :
Melaporkan kepada Direksi/Pengawas Utama mengenai sumber alam (quary)
dan membawa sampel material untuk mendapat persetujuan Direksi/Pengawas
Utama.
Membuat JMF di Unit Pengujian Mutu dan Pembinaan Jasa Kostruksi atau
instansi yang ditunjuk oleh Satker/PPK.
Menentukan titik lokasi yang akan dibangun Box Culvert sesuai dengan peta
rencana dan harus disetujui Direksi/Pengawas Utama.
Membuat bedeng sebagai tempat istirahat pekerja dan penyimpanan material
selama berlangsungya pekerjaan.
Malakukan drop material yang diperlukan. Dan selanjutnya drop material akan
dilakukan dengan menyesuaikan per tahapan pekerjaan untuk menghindari
kerusakan ataupun kehilangan material di lapangan.
Kisdam
Pembuatan kistdam depan dan belakang sebagai berikut :
Pekerja menggunakan APD yang sesuai.
Memasang rambu peringatan
Membuat tabat sementara/kisdam, dan dinding penahan rembesan untuk
mengalihkan arah aliran dalam saluran supaya tidak terjadi banjir maupun
kekeringan di lahan pertanian.
Kisdam dibuat dari karung berisi pasir yang ditumpuk sedemikian rupa disedan dan di
belakang lokasi yang akan dibuat box culvert.
Jika diperlukan maka dapat diperkuat dengan pemancangan cerucuk penahan
dinding kisdam sesuai petunjuk Direksi Teknis.
Saluran Pengelak
Apabila debit saluran tinggi dan arus air dalam saluran sangat deras sehingga
berpotensi mengganggu kelancaran pekerjaan maka akan dibuat saluran pengelak
(diversion channel). Saluran pengelak dibuat dengan menggali dan membelokkan
saluran dibagian hulu rencana Box Culvert dan ditembuskan di bagian hilir rencana
Box Culvert, sehingga debit air saluran akan mengalir melalui saluran pengelak
tersebut, dan mempermudah proses dewatering dan pelaksanaan konstruksi.
Galian Tanah
Pekerja menggunakan APD yang sesuai.
Sebelum dilakukan penggalian, terlebih dahulu dilakukan pengeringan air dengan
penyedotan dan dibuang keluar kisdam.
Galian dilakukan pada penampang bangunan box culvert yang telah diukur dan
dilakukan pematokan sebelumnya.
Galian dilakukan sampai mendapat peil latai dan sayap bangunan yang rata dan rapi
dengan kedalaman dan dimensi galian menyesuaikan dengan gambar kerja
sedemikian rupa sehingga memudahkan pelaksanaan bagian pekerjaan selanjutnya.
Hasil galian ditumpuk disekitar lokasi Box Culvert sesuai petunjuk Direksi/Pengawas
Utama.
Jika tanah sangat mudah longsor, maka akan dibuat barau penahan tanah sesuai
petunjuk Direksi/Pengawas Utama.
Pemancangan Cerucuk
Pekerja menggunakan APD yang sesuai.
Meruncingkan cerucuk dia 10 cm panjang 4 m
Pemancangan cerucuk dilakukan pada daerah yang sudah digali dan dalam keadaan
kering tanpa genangan air. Jika ada genangan maka harus dilakukan dewatering
telebih dahulu.
Pemancangan cerucuk dengan jarak atar cerucuk sesuai gambar kerja.
Pemancangan dilakukan menggunakan peralatan sesuai spektek hingga kedalaman
maksimal sesuai petunjuk Direksi.
Cerucuk yang sudah terpancang maksimal harus dipotong rata.
Penulangan Pondasi
Pekerja menggunakan APD yang sesuai.
Memotong dan membentuk tulangan pondasi koker, lantai arus dan balok pondasi.
(dilakukan di daratan)
Membuat beugel pondasi dari besi yang dibentuk dengan metode pembengkokan
sesuai gambar kerja.
Ujung bengkokan beugel dibuat dengan model kait miring, panjang minimal kaitan 5
cm atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas Utama
Merakit tulangan pondasi dan lantai arus dilakukan diatas lantai kerja.
Tulangan utama balok pondasi berada di posisi bagian dalam lingkar beugel.
Jumlah tulangan utama dan jarak beugle sesuai dengan gambar kerja.
Setiap persilangan tulangan utama dan beugle diikat kuat dengan kawat bendrat
sehingga posisi dan jarak beugle tidak bisa berubah.
Memasang tulangan stek vertikal dinding koker dengan cara merakit dan
menyatukannya pada tulangan lantai arus.
Ujung tulangan vertikal dinding pilar dibuat kaitan miring.
Memastikan tulangan pada posisi yang tepat dan tidak menempel pada bekisting.
Bisa dibantu dengan pemasangan alas beton pada bagian samping dan bawah
tulangan.
Untuk menjaga konsistensi dalam komposisi adukan akan digunakan dolak dari kayu
yang ukurannya telah ditentukan bersama dan disetujui Direksi Lapangan kecuali
apabila diminta perubahan komposisi dan konsistensi adukan oleh pengguna jasa.
Pertama-tama concrete mixer diisi dengan agregat (batu, pasir) dan semen yang
telah ditakar, dan selanjutnya pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan. Alat
dijalankan hingga agregat dan semen tercampur rata. Waktu pencampuran akan
diukur pada saat air dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Lama
pencampuran setelah air dimasukan adalah hingga campuran terlihat benar-benar
merata.
Adukan beton yang sudah matang segera dikeluarkan dari mesin pengaduk kedalam
gerobak dorong, dari gerobak dorong adukan beton dituangkan ke dalam cetakan.
Pada saat pengecoran beton ditusuk-tusuk dengan kayu atau menggunakan vibrator
supaya tidak terdapat rongga pada sheetpile beton.
Hasil pengecoran harus selalu dijaga dari kerusakan dan pengeringan yang ekstrim.
Dilakukan dengan menutupkan karung goni yang dijaga agar tetap basah dengan
penyiraman secara rutin selama 3 hari.
Pengecoran pondasi dan lantai arus dilakukan dengan bantuan talang yang dibuat
dari papan mal untuk mempermudah menyaluran beton cair ke dalam bekesting.
Pengecoran pondasi dan lantai arus dilakukan sekaligus sehingga konstruksi menjadi
satu kesatuan yang monolite.
Setelah pondasi mengering dan keras maka bekesting harus dibuka sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas Utama.
Konstruksi dinding dan sayap samping
Peasangan lapisan geotextile dan sand cement dilakukan setelah pengecoran dinding
sayap agar tidak terjadi kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan diatasnya, atau
sesuai petunjuk Direksi.
Pemasangan geotextile pada tempat yang ditunjukan pada gambar kerja sesuai
petunjuk Direksi.
Geotextile harus dipasanga dengan baik dan dijamin tidak rusak / bocor.
Dilanjutkan dengan pemasangan sand cement bag diatas lapisan geotextile yang
ditunjukan dalam gambar kerja dan sesuai petunjuk Direksi Teknis.
Sand cement bag di buat dengan jumlah sesuai spektek.
Pekerjaan lain-lain
Dilakukan pengecatan pada bangunan utama dengan menggunakan cat yang tahan
terhadap air.
Pembuatan dan pemasangan nomenklatur setelah mendapat persetujuan Direksi
Teknis.
Pembongkaran kistdam
Konstruksi kisdam dibongkar dengan sempurna.
Menutup saluran pengelak
Jika sebelumnya dibuat saluran pengelak, maka setelah konstruksi Box Culvert
selesai, harus dilakukan penutupan saluran pengelak.
Penutupan dilakukan dengan menimbun saluran pengelak dengan material tanah
hingga padat.
Jika diperlukan harus dibuat barau pada timbunan bagian tepi saluran agar tidak
tergerus arus air.
Perapihan tanggul depan dan belakang Box Culvert jika ada bagian yang rusak akibat
pekerjaan pembangunan Box Culvert.
3.1 PEMBUATAN BOX CULVERT TYPE 1,5 M
Penggunaan jumlah pekerja pada tiap tahapan pekerjaan sesuai dengan analisa
teknis pembangunan Box Culvert yang merupakan bagian dari metode pelaksanaan
ini.
Persiapan Konstruksi :
Melaporkan kepada Direksi/Pengawas Utama mengenai sumber alam (quary)
dan membawa sampel material untuk mendapat persetujuan Direksi/Pengawas
Utama.
Membuat JMF di Unit Pengujian Mutu dan Pembinaan Jasa Kostruksi atau
instansi yang ditunjuk oleh Satker/PPK.
Menentukan titik lokasi yang akan dibangun Box Culvert sesuai dengan peta
rencana dan harus disetujui Direksi/Pengawas Utama.
Membuat bedeng sebagai tempat istirahat pekerja dan penyimpanan material
selama berlangsungya pekerjaan.
Malakukan drop material yang diperlukan. Dan selanjutnya drop material akan
dilakukan dengan menyesuaikan per tahapan pekerjaan untuk menghindari
kerusakan ataupun kehilangan material di lapangan.
Kisdam
Pembuatan kistdam depan dan belakang sebagai berikut :
Pekerja menggunakan APD yang sesuai.
Memasang rambu peringatan
Membuat tabat sementara/kisdam, dan dinding penahan rembesan untuk
mengalihkan arah aliran dalam saluran supaya tidak terjadi banjir maupun
kekeringan di lahan pertanian.
Kisdam dibuat dari karung berisi pasir yang ditumpuk sedemikian rupa disedan dan di
belakang lokasi yang akan dibuat box culvert.
Jika diperlukan maka dapat diperkuat dengan pemancangan cerucuk penahan
dinding kisdam sesuai petunjuk Direksi Teknis.
Saluran Pengelak
Apabila debit saluran tinggi dan arus air dalam saluran sangat deras sehingga
berpotensi mengganggu kelancaran pekerjaan maka akan dibuat saluran pengelak
(diversion channel). Saluran pengelak dibuat dengan menggali dan membelokkan
saluran dibagian hulu rencana Box Culvert dan ditembuskan di bagian hilir rencana
Box Culvert, sehingga debit air saluran akan mengalir melalui saluran pengelak
tersebut, dan mempermudah proses dewatering dan pelaksanaan konstruksi.
Pemancangan Cerucuk
Pekerja menggunakan APD yang sesuai.
Meruncingkan cerucuk dia 10 cm panjang 4 m
Pemancangan cerucuk dilakukan pada daerah yang sudah digali dan dalam keadaan
kering tanpa genangan air. Jika ada genangan maka harus dilakukan dewatering
telebih dahulu.
Pemancangan cerucuk dengan jarak atar cerucuk sesuai gambar kerja.
Pemancangan dilakukan menggunakan peralatan sesuai spektek hingga kedalaman
maksimal sesuai petunjuk Direksi.
Cerucuk yang sudah terpancang maksimal harus dipotong rata.
Urugan Pasir dan lantai kerja
Pekerja menggunakan APD yang sesuai.
Urugan pasir dilakukan sesuai dengan kuantitas yang ditetapkan dalam spektek.
Timbunan pasir dipadatkan dengan penyiraman air secukupnya sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas Utama.
Setelah urugan pasir selesai dilaksanakan maka dilakukan pemasangan bekesting
sederhana untuk menahan dinding bagian bawah galian agar tidak runtuh ketika
dilakukan pengecoran lantai kerja.
Pembuatan campuran beton untuk lantai kerja, komposisi campuran dan cara
pembuatan sesuai dengan spektek dan petunjuk Direksi/Pengawas.
Pengecoran lantai kerja dengan menuangkan adukan diatas urugan pasir yang sudah
dipadatkan dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
Adukan lantai kerja harus diratakan menggunakan penggosok plasteran untuk
mempermudah pekerjaan selanjutnya.
Penulangan Pondasi
Pekerja menggunakan APD yang sesuai.
Memotong dan membentuk tulangan pondasi koker, lantai arus dan balok pondasi.
(dilakukan di daratan)
Membuat beugel pondasi dari besi yang dibentuk dengan metode pembengkokan
sesuai gambar kerja.
Ujung bengkokan beugel dibuat dengan model kait miring, panjang minimal kaitan 5
cm atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas Utama
Merakit tulangan pondasi dan lantai arus dilakukan diatas lantai kerja.
Tulangan utama balok pondasi berada di posisi bagian dalam lingkar beugel.
Jumlah tulangan utama dan jarak beugle sesuai dengan gambar kerja.
Setiap persilangan tulangan utama dan beugle diikat kuat dengan kawat bendrat
sehingga posisi dan jarak beugle tidak bisa berubah.
Memasang tulangan stek vertikal dinding koker dengan cara merakit dan
menyatukannya pada tulangan lantai arus.
Ujung tulangan vertikal dinding pilar dibuat kaitan miring.
Memastikan tulangan pada posisi yang tepat dan tidak menempel pada bekisting.
Bisa dibantu dengan pemasangan alas beton pada bagian samping dan bawah
tulangan.
Pengecoran pondasi dan lantai arus
Pekerja menggunakan APD yang sesuai.
Menyiapkan campuran beton K-225 sebagaimana disyaratkan dalam spektek.
Beton dicampur dalam concrete mixer yang dijalankan secara mekanis dengan jenis
dan ukuran yang distujui oleh Direksi.
Pencampur dilengkapi dengan tangki air yang mencukupi dan alat ukur yang akurat
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
Bahan-bahan beton yang telah disetujui Direksi/Pengawas Utama dicampur
menggunakan mesin pengaduk beton (concrete mixer). Lama pengadukan antara 1,5
– 3 menit atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas Utama setelah bahan-bahan beton
dimasukan kedalam molen pengaduk.
Untuk menjaga konsistensi dalam komposisi adukan akan digunakan dolak dari kayu
yang ukurannya telah ditentukan bersama dan disetujui Direksi Lapangan kecuali
apabila diminta perubahan komposisi dan konsistensi adukan oleh pengguna jasa.
Pertama-tama concrete mixer diisi dengan agregat (batu, pasir) dan semen yang
telah ditakar, dan selanjutnya pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan. Alat
dijalankan hingga agregat dan semen tercampur rata. Waktu pencampuran akan
diukur pada saat air dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Lama
pencampuran setelah air dimasukan adalah hingga campuran terlihat benar-benar
merata.
Adukan beton yang sudah matang segera dikeluarkan dari mesin pengaduk kedalam
gerobak dorong, dari gerobak dorong adukan beton dituangkan ke dalam cetakan.
Pada saat pengecoran beton ditusuk-tusuk dengan kayu atau menggunakan vibrator
supaya tidak terdapat rongga pada sheetpile beton.
Hasil pengecoran harus selalu dijaga dari kerusakan dan pengeringan yang ekstrim.
Dilakukan dengan menutupkan karung goni yang dijaga agar tetap basah dengan
penyiraman secara rutin selama 3 hari.
Pengecoran pondasi dan lantai arus dilakukan dengan bantuan talang yang dibuat
dari papan mal untuk mempermudah menyaluran beton cair ke dalam bekesting.
Pengecoran pondasi dan lantai arus dilakukan sekaligus sehingga konstruksi menjadi
satu kesatuan yang monolite.
Setelah pondasi mengering dan keras maka bekesting harus dibuka sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas Utama.
Konstruksi dinding dan sayap samping
Penimbunan Oprit
Dilakukan penimbunan oprit, dan perataan timbunan kanan-kiri sambil dipadatkan
mengikuti petunjuk Direksi.
Timbunan menggunakan tanah pilihan berkualitas baik.
Pemadatan dapat dibantu dengan stamper seijin Direksi Teknis.
Penimbunan harus padat dan hasil permukaan akhir rata dengan permukaan atas box
culvert.
Pekerjaan lain-lain
Dilakukan pengecatan pada bangunan utama dengna menggunakan cat yang tahan
terhadap air.
Pembuatan dan pemasangan nomenklatur setelah mendapat persetujuan Direksi
Teknis.
Pembongkaran kistdam
Konstruksi kisdam dibongkar dengan sempurna.
Menutup saluran pengelak
Jika sebelumnya dibuat saluran pengelak, maka setelah konstruksi Box Culvert
selesai, harus dilakukan penutupan saluran pengelak.
Penutupan dilakukan dengan menimbun saluran pengelak dengan material tanah
hingga padat.
Jika diperlukan harus dibuat barau pada timbunan bagian tepi saluran agar tidak
tergerus arus air.
Perapihan tanggul depan dan belakang Box Culvert jika ada bagian yang rusak akibat
pekerjaan pembangunan Box Culvert.
4. PEKERJAAN MONITORING
6. PEKERJAAN AKHIR
a. Pengukuran akhir seluruh hasil pekerjaan As Built Drawing ( A.B.D ) dan membuat
daftar perhitungan volume dan gambar ABD sesuai dengan spesifikasi teknis dan
petunjuk Direksi/Pengawas Utama. Dari hasil akhir pengukuran dan perhitungan
volume ABD maka harus dipastikan volume kontrak telah terpenuhi.
b. Demobilisasi Peralatan dan tenaga.
Setelah semua volume kontrak terpenuhi maka dilakukan demobilisasi atas ijin
Direksi/ Pengawas Utama.
Demobilisasi dilakukan dengan menerapkan prosedur keselamatan kerja
sebagaimana mobilisasi.
c. Melaksanakan pemeliharaan pekerjaan selama masa pemeliharaan.