METODE PELAKSANAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Pekerjaan Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank
Secara garis besar seluruh pekerjaan harus dilakukan pengukuran dan
positioning terlebih dahulu. Jenis alat ukur yang akan digunakan sebagai
berikut:
Theodolite
Meteran panjang 50 – 100 m
Meteran 5 m
Waterpass
Tahapan Pekerjaan :
- Membersihkan area lokasi kerja dari rintangan yang akan dilakukan
pengukuran.
- Menyetel alat ukur pada titik yang sudah ditentukan .
- Membuat bouwplank dan patok – patok pembantu sebagai pedoman
pelaksanaan menjamin keteletian bentuk, posisi, arah elevasi dan lain lain
yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggian saat pekerjaan sedang
berlangsung.
- Pekerjaan bouwplank biasanya dilakukan setelah pekerjaan pengukuran
dilakukan. Pemasangan bouwplank dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak
Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.
- Bouwplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok
kayu 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan
ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan
bouwplank harus di waterpass (horisontal & siku), sedangkan untuk
mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik
pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis
ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan
papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan
dan dipakukan pada patok-patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam
tanah.
Proses Pengeboran
Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan
diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai
kedalaman yang ditentukan.
Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki
kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam
keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu
untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran.
Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor
yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis
menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang.Setelah mencapai
kedalaman sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor
dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi
tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong keluar dari lubang
seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa
tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor
diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan
mendapatkan hasil yang terbaik.
Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari lumpur pekat yang
terjadi. Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih kusus dengan
ukuran yang sesuai dengan diameter lubang bor.
Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi
Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk
pengecoran. Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan
bantuan diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang
bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan
dengan lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor
ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan
baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan
diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm.
Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di
masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.
Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi
keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang
dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2". Dengan
memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan
tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.
Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan
diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai
kedalaman yang ditentukan.
Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki
kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam
keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu
untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran.
Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor
yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis
menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang.Setelah mencapai
kedalaman sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor
dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi
tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong keluar dari lubang
seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa
tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor
diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan
mendapatkan hasil yang terbaik.
Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk
pengecoran. Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan
bantuan diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang
bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan
dengan lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor
ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan
baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan
diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm.
Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di
masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.
Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi
keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang
dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2". Dengan
memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan
tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.
Pengecoran kolom
Pengecoran kolom
Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan
meratakan seluruhnya
Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap
lokasi yang akan diratakan
Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras
Tahapan Pekerjaan :
Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.
Pengecoran kolom
Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan
meratakan seluruhnya
Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap
lokasi yang akan diratakan
Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras
Pekerjaan:
Fabrikasi pembesian yaitu besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.
Pengecoran balok
Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan
mertatakan seluruhnya
Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap
lokasi yang akan diratakan
Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras
Pengecoran balok
Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan
mertatakan seluruhnya
Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap
lokasi yang akan diratakan
Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras
Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang
ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.
Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah
ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar
Bending Schedule). Penekukan / pembengkokan (radius tekuk) besi harus
menggunakan piringan tekuk / roller sesuai kelompok/jenis diameter besi.
Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).
Besi yang belum dan sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari
tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannya
dengan gambar kerja.
Besi disetting di posisi masing – masing kolom dengan menyambung
tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian
berada di dalam garis lipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi
struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang memadai.
Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi
minyak bekisting / moud oil sebelum didirikan.
Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti
tie rod, form tie, steel wale dan adjustad support dipasang.
Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting –
unting, waterpass dan alat ukur.
Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk
batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.
Beton plat lantai merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung.
Untuk tahap–tahap pembuatan beton plat lantai ini sama dengan pengecoran
pada balok, plat dan pekerjaan beton lainnya.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah
pekerjaan pembesian telah selesai dilaksanakan.
Antara bekesting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
Pembuatan bekesting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
Setelah bekesting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
Beton yang digunakan adalah beton mutu K-250.
Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.
Beton plat atap merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung.
Untuk tahap–tahap pembuatan beton plat lantai ini sama dengan pengecoran
pada balok, plat dan pekerjaan beton lainnya.
Pekerjaan:
Fabrikasi pembesian yaitu besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
Beton yang digunakan adalah beton mutu K-175.
Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.
IV. PEKERJAAN PASANGAN
A. Pekerjaan Pasangan Batu Kali dan Aanstamping
Pasangan batu kali meliputi Pekerjaan Anstamping batu terdiri dari pasir urug
dan batu kali yang ditata sedemikian yang sisi yang kosong diisi dengan urugan
pasir dan di siram dengan air sampai mengisi sela-selabatu yang yang satu
dengan yang lain sampai padat. Selanjutnya dilakukan pekerjaan pasangan
pondasi batu kali dengan campuran 1 : 4 sesuai dengan gambar baik ketinggian
dan lebar pondasi.
1. Syarat – syarat material semen, agreat halus ( pasir ) dan air adalah sama
dengan pada peraturan ini.
a.) Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar,
seperti pasangan batu atau lapisan batu, haruslah batu yang bersih
dan keras, tahan lama dan homogen menurut persetujuan direksi /
pengawas dan bersih dari campuran besi, noda – noda , lubang pasir,
cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil
dari sumber yang disetujui direksi.
b. Pasangan batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecah dengan palu secara
kasar dan berukuran sembarang, sehingga kalau dipasang bisa saling
menutup. Setiap batu harus berukuran antara 6kg s/d 15 kg, akan
tetapi batu yang yang lebih kecil dapat dipakai atas yang lebih kecil
dapat dipakai atas persetujuan direksi, ukuran maksimum harus
memperhatikan tebal dinding. Tetapi juga harus memperhatikan
batasan berat seperti tercantum diatas.
c.Alas dan sambungan
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dulu
sebelum dipakai dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus
kepada arah tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan
( speci), semua sambungan diisi padat dengan adukan speci pada
pekerjaan berlangsung tebal adukan speci tidak lebih dari 50 mm
lebarnya. Serta tidak boleh ada batu berhimpit satu sama lain. Pasak
tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.
d. Penyelesaian sambungan
Kecuali jika ditentukan lain, sambungan dengan adukan ( speci ) semen
: pasir = 1 : 5 yang kelihatan harus disiar rata dan halus pada waktu
pekerjaan sedang berlangsung dengan menjaga supaya dijamin
adanya keserafgaman warna. Semua sambungan yang tidak kelihatan
harus diiisi rata dengan adukan.
e. Perlindungan perawatan
Dalam melaksanakan pekerjaan pasangan batu dalam cuaca tidak
menguntungkan dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang
telah selesai. Pemborong harus memenuhu persyaratan-persyaratan
yang lazim dipakai atau ditentukan oleh direksi. Pekerjaan pasangan
tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan cukup lama
sehingga mengakibatkan speci larut. Speci yang telah dipasang dan
larutkarena hujan, harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerjaan batu kosong yang belum
mantap.
D. Pekerjaan Plesteran
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian (petak-
petak).
Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala
menonjol .± 3 cm dari bidang tembok, untuk merentangkan
benang.
Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang
menempel pada benang, maka temboknya harus dipahat dulu
supaya didapat plester sama tebal dan rata.
Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan benang
dibuat plester utama yang berhimpit dengan benang-benang tadi,
sebagai standar tebal plester.
Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter.
Setelah ini selesai, benang dapat dilepas.
Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan,
kemudian digores dengan penggaris besar dan lurus mulai dari
bawah ke atas untuk memperoleh bidang yang rata.
Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer
(kapur + semen merah + air) sambil digosok dengan papan gosok
supaya permukaan standar yang rata, ini disebut mengaci.
Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus
merupakan sudut siku (90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1
semen : 3 pasir supaya tahan benturan-benturan ringan.
E. Pasangan Batu Alam
Pekerjaan pasangan batu alam ini meliputi pelaksanaannya. Untuk
pasangan batu alam, sebelum pemasangan dimulai dipersiapkan batu alam
dalam keadaan dibasahi dengan air, untuk mendapatkan hasil yang lurus
dan rata pada pemasangan batu alam tiap baris ada tarikan benang dan
waterpas, juga diperhatikan untuk campuran pasangan batu alam seperti
yang ada dalam gambar.
Tahapan Pelaksanaan :
Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram
terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu alam.
Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
dinding batu alam yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
Buat adukan untuk melekatkan batu alam.
Rendam batu alam terlebih dahulu dalam air.
Buat kepalaan pemasangan batu alam yang nantinya dijadikan
acuan untuk pemasangan berikutnya.
Kemudian lekatkan batu alam selanjutnya pada permukaan dinding
dengan acuan pasangan kepalaan batu alam yang telah dibuat.
Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan pasangan batu alam yang rata.
Batu alam dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian yang
direncanakan,
Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu alam.
Setelah pemasangan batu batu alam selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan batu
alam. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
F. Acian dan Benangan
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan :
Persiapan bahan peralatan : air, semen, cetok, kertas bekas zak
semen dan bahan-bahan lainnya sesuai kebutuhan.
Menyiapkan tempat penampungan air : ember cor, ember bekas
cat atau tempat lainnya yang dapat digunakan untuk menampung
air.
Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja
tidak boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal
serta cepat kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan
acian dinding
Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah agar
nantinya dinding tidak meyerap air semen.
Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan
dinding dengan menggunakan cetok.
Menghalusksan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen
sehingga permukaan benar-benar rata dan halus.
G. Pemasangan Kansteen
Permukaan tanah yang telah padat yang berhubungan dengan pasir alas
harus rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan
untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi. Berikut metode
pelaksanaan pemasangan kanstin :
• Cleaning (Pembersihan) lapangan area untuk pekerjaan kanstin, pastikan
permukaan tanah sudah rata dan padat.
• Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi dan hindarkan
pemasangan secara acak.
• Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu
ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat
dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan
terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada
benang pembantu tambahan agar pola tetap dapat dipertahankan.
• Pada pemasangan kanstin berikan jarak 1 – 2 CM untuk spasi antar
kanstin.
• Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk
membentuk pola yang baik pemasangan kanstin harus mengikuti alur
pemasangan kanstin
• Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
• Pola Pemasangan kanstin harus sesuai urutan secara teratur agar
pemasangan dapat tersusun rapi dan baik.
H.
Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau
mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan
menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau
ke kanan. Namun, daun pintu ada yang tidak berputar pada engsel, melainkan
bergeser di depan kusennya. Pintu tersebur dinamakan dengan pintu geser.
Kedudukan daun pintu pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen
pintu, kecuali pada bagian bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di atas
lantai dalam manajemen proyek.
Cara Pemasangan
Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi
bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah
(untuk pintu dengan 3 engsel)
Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah
daun pintu pada kusen pintunya.
Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen
Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut dalam
manajemen proyek;
Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas.
Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas
daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau
kain untuk memegang kaca.
Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun
pintu/jendela.
Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang
dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca
karena gerakan martil
4) Pekerjaan Panel
5.2. Bahan
a. Rangka Rangka vertikal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi
hollow minimal 0,3 mm. Rangka horizontal atas dan bawah dari metal
runner berbahan steel galvanized, berupa profil kanal C (C-Channal).
b. Penutup Partisi dan mebeulair Penutup partisi menggunakan bahan Gypsum
dengan kualitas baik. Sedangkan untuk mebeulair : Jenis plywood veneer
yang dipakai adalah plywood nyatoh dan plywood mega sungkai atau sesuai
yang tercantum dalam gambar desain. Kayu padat/solid yang dipakai adalah
sama/sejenis dengan plywood veneer yang dipakai dalam satu barang/item
tersebut. Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran
jadi artinya ukuran kayu sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.
Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap air
yang cukup, terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut :
Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu
yang sesuai standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik
mungkin, dalam ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak
terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat
mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang
c. Alat Pengikat dan Bahan Perekat Mebeulair Alat Pengikat : Sediakan alat-alat
pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur, paku, sekrup, baut dan jenis
lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak
menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar
kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya tidak retak.
Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang
terbuat dari logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan
mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-
tingginya. Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak
berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang
konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak
rapi dan tidak meninggalkan noda (terutama bila di-spesifikasikan bahwa
permukaan kayu diberi “clear / transparent finish”).
d. Bahan Finishing 2 – HPL
Persyaratan : High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex
Grassmerino motif kayu dan warna solid atau Setara, warna sesuai dengan
skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana. Tebal HPL yang
disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil
post forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm. Proses laminasi
sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system) di bengkel / work-
shop Kontraktor. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar rencana/desain. Permukaan HPL dilarang keras diamplas. Bagian
tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging
berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL
nya atau sesuai petunjuk gambar rencana/desain.
5.3. Pelaksanaan
a. Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.Pasang
rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan
jarak rangka 60x60 cm.Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang
tegak lurus (siku).Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow
dengan perkuatan menggunakan sekrup gypsum.Lembaran gypsum board
dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan instalasi mekanikal
dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang baru
lembaran gypsum board sisi berikutnya dipasang.Cek kerataan permukaan
pasangan dinding partisi gypsum board.Sambungan antar gypsum board
diberi textile tape dan di compound kemudian digosok dengan ampelas
halus untuk mendapatkan permukaan yangrata/flat.Tutup semua kepala
sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar permukaan
rata.Pekerjaan terakhir adalah finishing cat permukaan gypsum.
7) Meja Credenza
Work top atau Top table, terbuat dari bahan Plywood, dengan tebal
total minimal 20 mm.
Semua bagian dilapis dengan HPL, kecuali bagian bawah meja dan yang
tidak terlihat, diperbolehkan dengan lapisan yang lebih tipis ( tacon,
melamin atau setara) atau melaminto putih.
HPL yang dipakai adalah ex Grasmerino motif kayu dan warna solid
atau setara
Proses finishing HPL harus serapih mungkin.
Seluruh sistem memakai sistem knock down / bongkar pasang.
Pelubangan meja untuk kabel dibuat serapih mungkin dan ditutup
dengan cable cap (grommet).
8)
9)
10)
4) Pek. Waterproofing
Bersihkan bidang yang akan dilakukan pengecatan dari kotoran atau sisa –
sisa material yang menempel.
Cat bidang dengan cat anti air secara merata kemudian berikan sabut silika
jika memang dibutuhkan kemudian cat kembali.
2) Pemasangan Floordrain
Floor drain yang digunakan adalah semutu dengan merk Dalam Negeri,
metal verchroom, lubang diameter 2 inchi dilengkapi dengan siphon dan
penutup berengsel.
Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar itu.
Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan
telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.
Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat
beton kedap air.
Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan
dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
4. Pek. Bubungan
5. Pekerjaan Kalsiplank
Untuk Bangunan ini menggunakan listplank panel GRC 9mm ex. elepant
termasuk asesoris mur dan pemasangan pekerjaan listplank harus
mendapat persetujuan dari pengawas / direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan peralatan,
pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan, untuk pekerjaan istrik tegangan rendah.
Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit breaker (MCB) untuk
kapasitas lebih besar dari 100A hingga 300A harus dari type adjusted case (MCCB)
dan fixed/bolt-on. Handel pengoperasian CB harus dapat secara jelas
menunjukkan apakah CB pada posisi on, off atau “ triped “.
CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan ampere trip (AT)
pada temperatur keliling 40oC, 600V ratings dan kemampuan pemutusan arus
hubungan singkat minimum pada 380V (RMS symmetrical) sesuai seperti yang
tercantum dalam gambar.
* Magnetic Contactor
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung. Kumparan
contactor harus sesuai untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan tahan bekerja
continue pada 10% tegangan lebih tinggi dan harus dapat pula menutup dengan
sempurna pada 85% tegangan nominal.
* Selector Switch
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy duty dan
kedap minyak.
Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak.
Lampu indikator harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas prismatic,
pemasangan secara ulir dengan diameter ± 2.5 mm, lampu harus type long life.
* Terminal Block
Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20% terminals untuk
cadangan.
* Name Plate
Name plate harus terbuat dari plastik gravis berlaminasi, putih bagian dalam dan
bagian hitam pada bagian permukaan.
* Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang konduktor
tidak kurang dari 2.5 mm2, rating tegangan 600 V .
Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri.
Pengawatan (Internal Wiring )
Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara sistematik dan rapih.
Semua hubungan kawat harus dilakukan melalui penghubung / terminal khusus.
Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel dan hubungan keduanya
diperkuat dengan cara dipres.
Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan baut serta
dilengkapi dengan ring yang bergerigi tepinya untuk menghindari kemungkinan
hubungan menjadi longgar. Pengawatan dari peralatan-peralatan yang dipasang
pada pintu panel yang menuju pada satu kompartemen harus digabung dalam
satu bendel yang fleksibel dan diikat kuat-kuat pada pintu dan rangka panel untuk
menghindari gejala pemutaran pada terminal kabel control. Interwiring harus
kontinu dari terminal ke terminal tanpa sambungan, dan setiap kabel control
harus diberikan label bernomor yang harus dicantumkan pada gambar-gambar
kerja (shop drawing).
Pemeriksaan dan Pengujiaan
Pemeriksaan dan pengujiaan meliputi :
Pemeriksaan secara visual (appearance inspection) terhadap kelengkapan
peralatan apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud.
Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handle.
Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
Pengujian tahanan insulasi.
Pengujian kontinuitas rangkaian.
Pengujian dengan tegangan.
8) Pengadaan dan Pemasangan Fiting Down Light Lengkap dengan Lampu 20 watt
Sediakan terlebih dahulu Downlight dan Lampu yang akan di pasang,
isolasi, kabel, baut, obeng, cutter, gunting, dan lainnya.
Menyiapkan gambar layout penerangan untuk instalasi seperti jumlah
lampu yang akan di pasang, jarak antar titik lampu yang satu dengan yang
lainnya, jarak titik lampu dengan dinding, jenis saklar (saklar ganda atau
tunggal), posisi saklar,dan group penerangan.
Matikan aliran listrik yang menuju lampu, jika kita kurang merasa aman
gunakan tes-pen (kadang ada kebocoran arus pada kabel Grounding =
tespen menyala lemah => periksa instalasi untuk memastikan)
Lubangi plafon rumah anda seukuran Downlight yang Anda punya,
paskan pada Downlight jangan sampai longgar ataupun kekecilan untuk
lubang pada plafon.
Pastikan Downlight sudah terinstal dengan kabel lampu saklar, jangan
lupa isolasi pada kabel yang terhubung antara kabel saklar dengan kabel
Downlight bawaan, pastikan kabel terisolasi rapat, bila perlu lapisi kabel
dengan pipa paralon kecil mencegah kabel di gerogoti binatang pengerat.
Tata rapih kabel di atas plafon mencegah terjadinya konsleting listrik dan
agar tidak berantakan apabila salah satu kabel rusak, mudah untuk
diperbaiki.
Pasang Downlight pada plafon yang berlubang, jangan lupa mengkaitkan
kait bawaan Downlight agar pas dan tidak goyah, jangan lupa untuk
mengunci bagian-bagian dengan baut.
Setelah Downlight terpasang pasang lampu sesuai selera mode yang
Anda inginkan untuk pencahayaannya.
Apabila lampu sudah terpasang kini Anda test dengan menyalakan lampu
lewat saklar.
Lampu Downlight sudah terpasang , kini tinggal Anda menikmati suasana
baru dalam segi pencahayaan.
1.1 Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan Pengaspalan, semua bagian yang terlibat harus terlebih
dahulu memahami bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan
pengaspalan jalan harus didasarkan pada :
a. Spesifikasi.
b. Gambar perencanaan yang berstatus “for construction”.
c. Risalah lelang.
d. Shop drawing.
1.2 Pelaksanaan
Pekerjaan pengaspalan dilaksanakan sesuai dengan tahapan sebagai berikut :
1.2.1 Pelapisan tack coat.
Sebelum tack coat dilapiskan maka permukaan concrete box dibersihkan terlebih
dahulu dengan compressor. Pelapisan tack coat ini dilaksanakan di atas permukaan
concrete box secara merata dengan menggunakan asphalt sprayer. Penghamparan
AC-WC harus dilakukan antara 1 s/d 4 jam.
1.2.3 Pemadatan AC
Pemadatan AC terbagi dalam 3 bagian yaitu :
a. pemadatan pertama (brakdoewn rolling)
b. pemadatan kedua (intermediate rolling)
c. pemadatan terakhir (final rolling)
Pemadatan pertama dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 111 C s/d 102 C
atau sekitar 0 - 10 menit sejak AC digelar. Penggelaran ini menggunakan tandem
roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction.
Pemadatan perkedua dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 102 C s/d 83 C
atau sekitar 10 - 20 menit sejak AC digelar. Penggelaran ini menggunakan pneumatic
tire roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction.
Pemadatan terakhir dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 83 C s/d 63 C atau
sekitar 20 - 45 menit sejak AC digelar. Penggelaran ini menggunakan tandem roller
dengan jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction.
XV.
XVI.