Anda di halaman 1dari 64

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN RENOVASI GEDUNG KANTOR

CABANG KALIANYAR PT. PEGADAIAN (Persero)

TAHUN ANGGARAN 2018

METODE PELAKSANAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Pekerjaan Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank
Secara garis besar seluruh pekerjaan harus dilakukan pengukuran dan
positioning terlebih dahulu. Jenis alat ukur yang akan digunakan sebagai
berikut:
 Theodolite
 Meteran panjang 50 – 100 m
 Meteran 5 m
 Waterpass
Tahapan Pekerjaan :
- Membersihkan area lokasi kerja dari rintangan yang akan dilakukan
pengukuran.
- Menyetel alat ukur pada titik yang sudah ditentukan .
- Membuat bouwplank dan patok – patok pembantu sebagai pedoman
pelaksanaan menjamin keteletian bentuk, posisi, arah elevasi dan lain lain
yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggian saat pekerjaan sedang
berlangsung.
- Pekerjaan bouwplank biasanya dilakukan setelah pekerjaan pengukuran
dilakukan. Pemasangan bouwplank dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak
Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.
- Bouwplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok
kayu 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan
ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan
bouwplank harus di waterpass (horisontal & siku), sedangkan untuk
mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik
pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis
ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan
papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan
dan dipakukan pada patok-patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam
tanah.

2) PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK


Menyediakan dan mengusahakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan
nama Pemilik Proyek, Nama Proyek, Volume pekerjaan/jangka waktu
pelaksanaan, besarnya biaya proyek, sumber dana dan nama rekanan (bila di
subkontrakkan).
Papan nama proyek merupakan informasi dan wujud transparansi kegiatan
kepada masyarakat. Papan nama proyek dipasang pada lokasi kegiatan dan
mudah dilihat oleh umum.
Langkah – langkah kerja:
 Kayu yang di pilih harus kayu yang kuat, tidak rapuh (papan kayu kelas III)
 Ukuran dimensi yang digunakan proporsional dan terlihat jelas
 Kayu papan dan kaso di potong sesuai ukuran tersebut
 Kayu papan di lapisi dengan cat minyak
 Setelah di cat, kemudian papan di mall (penulisan)
 Pemasangan papan proyek

3) PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN LAPANGAN


Sebelum melaksanankan pembongkaran gedung lama/eksisting, pemborong
terlebih dahulu melaporkan mekanisme kerja pembongkaran kepada pemilik
Proyek serta berkoordinasi untuk hasil bongkaran yang perlu dibuang dan yang
perlu dijaga Semua penghalang dalam batas tanah bangunan yang menghalangi
jalannya pekerjaan harus dibongkar atau dibersihkan dan dipindahkan dari
tanah bangunan itu, kecuali hal-hal yang tercantum dalam gambar atau yang
ditentukan oleh Pemberi tugas harus dilindungi agar tetap utuh. Pelaksanaan
pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan
harta benda atau bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Kerusakan yang
terjadi pada harta/benda instansi atau badan lain atau perorangan di dalam
atau di luar halaman karena alasan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dari
Pemberi tugas/Pemilik. Semua pohon-pohonan, semak-semak, rumput-
rumputan dan tumbuh-tumbuhan lainnya yang ada di daerah yang harus
diurug, harus dihilangkan / dibersihkan kecuali kalau tercantum supaya tetap
berada disitu.
Semua saluran-saluran yang masih berjalan: roil, air, listrik atau benda-benda
lain yang berfaedah harus di lindungi agar tidak rusak, kecuali kalau dinyatakan
untuk dihilangkan. Bila timbul kerusakan harus diperbaiki atau diganti oleh
Pemborong atau beban Pemborong bila benda-benda tersebut di atas itu ada
dan masih berfungsi dan tidak dinyatakan dalam gambar dan yang tidak
diberitahukan kepada pemborong dan kini membutuhkan perlindungan atau
perlu ditempatkan kembali, maka Pemborong harus bertanggung jawab untuk
mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menjamin agar benda-benda itu
tetap berjalan lancar dan tidak mendapat gangguan. Semua hasil bongkaran
diserahkan kepada pemilik proyek, dan untuk barang hasil bongkaran yang
sudah tidak digunakan akan dibawa keluar dari area proyek dan menjadi
tanggung jawab pemborong.
Tahap pelaksanaan
 Pembongkaran bangunan gedung dapat dilakukan oleh pemilik
dan/atau pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan
penyedia jasa pembongkaran bangunan gedung yang memiliki sertifikat
sesuai dengan peraturan perundangundangan.
 Khusus untuk pembongkaran bangunan gedung yang menggunakan
peralatan berat dan/atau bahan peledak harus dilaksanakan oleh
penyedia jasa pembongkaran bangunan gedung.
 Dalam hal pemilik dan / atau pengguna bangunan gedung yang
pembongkarannya ditetapkan dengan surat sebagaimana dimaksud
dalam tidak melaksanakan pembongkaran dalam batas waktu yang
ditetapkan, surat persetujuan pembongkaran dicabut kembali.
 Pembongkaran bangunan gedung yang pelaksanaannya dapat
menimbulkan dampak luas terhadap keselamatan umum dan
lingkungan harus dilaksanakan berdasarkan rencana teknis
pembongkaran yang disusun oleh penyedia jasa perencanaan teknis
yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundangundangan.
 Rencana teknis pembongkaran harus disetujui oleh pemerintah daerah,
kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah, setelah
mendapat pertimbangan dari tim ahli bangunan gedung.
 Dalam hal pelaksanaan pembongkaran berdampak luas terhadap
keselamatan umum dan lingkungan, pemilik dan Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah melakukan sosialisasi dan pemberitahuan tertulis
kepada masyarakat di sekitar bangunan gedung, sebelum pelaksanaan
pembongkaran.
 Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung mengikuti prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
 Dalam hal tenaga kerja atau orang lain mungkin tertimpa bahaya yang
disebabkan oleh kejatuhan bahan atau benda dari tempat kerja yang
lebih tinggi, harus dilengkapi dengan penadah yang kuat atau daerah
berbahaya tersebut harus dipagar.
 Dinding-dinding tidak boleh dirubuhkan kecuali lantai dapat menahan
tekanan yang diakibatkan oleh runtuhnya dinding tersebut.
 Tenaga kerja harus dilindungi terhadap debu dan pecahan-pecahan
yang berhamburan.
 Apabila tenaga kerja sedang membongkar lantai harus tersedia papan
yang kuat yang ditumpu tersendiri bebas dari lantai yang sedang
dibongkar.
 Tenaga kerja dilarang melakukan pekerjaan di daerah bawah lantai
yang sedang dibongkar dan daerah tersebut harus dipagar.
 Konstruksi baja harus dibongkar bagian demi bagian sedemikian rupa
sehingga terjamin kestabilan konstruksi tersebut agar tidak
membahayakan sewaktu dilepas.
 Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin agar tenaga
kerja dan orang-orang lain tidak kejatuhan bahan-bahan atau benda-
benda dari atas sewaktu cerobong-cerobong yang tinggi dirubuhkan

4) MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Mobilisasi disini dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu : Mobilisasi
personil tenaga inti pelaksana, Mobilisasi material, Mobilisasi tenaga kerja
dan Mobiliasi peralatan.
Mobiliasasi personil akan dilakukukan oleh sebelum pekerjaan dimulai
sampai masa persiapan selesai, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pelaksana dalam menyusun planning kerja setelah terlebih dahulu mengenal
lapangan dan melakukan identifikasi terhadap kemungkinan permasalahan
yang timbul nantinya selama waktu definitive pelaksanaan pekerjaan dimulai.
Sedangkan mobilisasi material dan tenaga kerja tidak dirinci disini, karena
penjelasan disini lebih menitikberatkan pada pada rencana mobilisasi alat
berat.
Mobilisasi alat berat akan dilakukan sesuai dengan kebutuhannya untuk
pekerjaan yang akan segera dilakukan di lapangan.
Demobilisasi alat akan dilakukan setelah pekerjaan yang menggunakan alat
selesai dikerjakan dan setelah pekerjaan yang membutuhkan penggunaan
peralatan telah benar-benar selesai dilaksanakan.

II. PEKERJAAN PEKERJAAN TANAH


1) Pekerjaan Galian Tanah Biasa Sedalam 1 meter
Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan spek pekerjaan dimana kedalaman
galian yang diminta adalah 1 meter, jika terdapat akar – akar pohon saat
penggalian haruslah dibersihkan agar tidak mengganggu pekerjaan yang
lainnya.
Tahap-tahap pekerjaan:
 Penggalian tanah dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran
panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
 Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk
jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat
dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan
tanah tempat meletakkan pondasi.
 Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah
padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2.
 Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5
kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman
tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran
pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
 Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan
penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

2) Pekerjaan Galian Tanah Biasa Sedalam 2 meter


Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan spek pekerjaan dimana kedalaman
galian yang diminta adalah 2 meter, jika terdapat akar – akar pohon saat
penggalian haruslah dibersihkan agar tidak mengganggu pekerjaan yang
lainnya.
Tahap-tahap pekerjaan:
 Penggalian tanah dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran
panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
 Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk
jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat
dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan
tanah tempat meletakkan pondasi.
 Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah
padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2.
 Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5
kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman
tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran
pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan
penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

3) Pekerjaan Urugan Kembali


Pekerjaan urugan tanah kembali ini digunakan untuk mengembalikan tanah
yang telah digali kedalam tanah yang telah digali tersebut. Pekerjaan ini
dikerjakan setelah pekerjaan pondasi dan sloof telah dilaksanakan. Pekerjaan
ini meliputi beberapa tahap pekerjaan:
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Tanah dari galian tersebut dikembalikan ke dalam lubang galian kembali
setelah pekerjaan pondasi dan sloof telah selesai dikerjakan.
 Pengembalian urugan tanah menggunakan alat cangkul,sekop dan alat bantu
yang lainnya.
 Urugan tanah kembali dipadatkan dengan stamper sampai tanah urugan
benar–benar padat.
4) Pekerjaan Urugan Pasir (Bawah Lantai dan Pondasi)
Pekerjaan urugan pasir dipergunakan sebagai dasar galian dan konstruksi
bawah lainnya. Pasir urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang yang
bersih/bebas dari lumpur, kotoran-kotoran, sampah dan benda-benda organis
lainnya yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya pemadatan. Urugan pasir
dipadatkan dengan cara disiram air. Ketebalan urugan pasir bawah pondasi,
sloof & pondasi setapak disesuaikan dengan gambar rencana.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Mengangkut material menuju lokasi dengan menggunakan Dump Truck.
 Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan
pekerjaan penimbunan.
 Meratakan material sampai ketebalan yang direncanakan. Sebagai panduan
maka dipasang patok yang ditandai sesuai dengan tinggi hamparan.

III. PEKERJAAN STRUKTUR

1) Pek. Beton Rabat 1Pc : 3 Psr : 5 Krl


Pelaksanaan Pekerjaan Beton :
 Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan
penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-
tempat yang aman.
 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata harus
memakai mesin Pengaduk beton/Concrete mixer pengaduk (untuk
pembuatan beton praktis campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr)
 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus
dipadatkan dengan concrete vibrator
 Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang
terlalu cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas
permukaan terus menerus selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah
pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi
dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
 Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak
merusak beton yang sudah mengeras
 Tebal rabat beton sesuai leveling dengan finishing pukulan sapu lidi/rol cat
(jika ada).

2) Pek. Beton Rabat Bertulang dgn Pembesian 80 Kg/M3 (S1)

Pelaksanaan Pekerjaan Beton :


 Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan
penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-
tempat yang aman.
 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata harus
memakai mesin Pengaduk beton/Concrete mixer pengaduk (untuk
pembuatan beton praktis campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr) atau memakai Ready
Mix (untuk pembuatan beton struktur dengan mutu beton fc’ 19 Mpa).
 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus
dipadatkan dengan concrete vibrator
 Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang
terlalu cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas
permukaan terus menerus selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah
pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi
dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
 Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak
merusak beton yang sudah mengeras
 Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka
sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata dengan campuran 1 pc : 3
ps : 6 kr dengan ketebalan minimum 5 cm.

3) Pek. Pondasi Borpile

Proses Pengeboran
 Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan
diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai
kedalaman yang ditentukan.
 Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki
kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam
keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu
untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran.
Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor
yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis
menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang.Setelah mencapai
kedalaman sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor
dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi
tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong keluar dari lubang
seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa
tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor
diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan
mendapatkan hasil yang terbaik.

Pembersihan Lubang Bor

 Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari lumpur pekat yang
terjadi. Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih kusus dengan
ukuran yang sesuai dengan diameter lubang bor.
Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi

 Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk
pengecoran. Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan
bantuan diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang
bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan
dengan lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor
ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan
baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan
diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm.
 Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di
masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.
Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi
keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang
dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2". Dengan
memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan
tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.

Pengecoran Bore Pile

 Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke dalam lubang


bor.
 Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor di awal pengecoran,
maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan
kawat beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter
kebawah dari corong pipa tremi.
 Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 16-18cm ditampung di
dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton
setelah cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton
mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan
secara terus-menerus untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi.
Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan
mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar lubang.
 Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton sehingga
beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk
memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, maka harus dilakukan
hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu tertanam di
dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus
menerus agar corong tidak kosong.
 Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus
dalam keadaan tertanam di dalam beton.Pengecoran dihentikan setelah
adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.
 Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran
dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk
dipakai pada titik bor selanjutnya.

4) Pondasi D 1,0 x 1,0 M dgn Pembesian 156 Kg/M3 (P1)


Proses Pengeboran

 Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan
diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai
kedalaman yang ditentukan.
 Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki
kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam
keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu
untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran.
Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor
yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis
menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang.Setelah mencapai
kedalaman sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor
dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi
tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong keluar dari lubang
seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa
tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor
diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan
mendapatkan hasil yang terbaik.

Pemasangan Besi Beton Dan Pipa Tremi

 Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk
pengecoran. Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan
bantuan diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang
bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan
dengan lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor
ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan
baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan
diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm.
 Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di
masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.
Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi
keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang
dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2". Dengan
memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan
tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.

Pengecoran Bore Pile

 Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke dalam lubang


bor.
 Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor di awal pengecoran,
maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan
kawat beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter
kebawah dari corong pipa tremi.
 Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 16-18cm ditampung di
dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton
setelah cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton
mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan
secara terus-menerus untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi.
Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan
mendorong air/lumpur dari bawah menuju keluar lubang.
 Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton sehingga
beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk
memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, maka harus dilakukan
hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu tertanam di
dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus
menerus agar corong tidak kosong.
 Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus
dalam keadaan tertanam di dalam beton.Pengecoran dihentikan setelah
adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.
 Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran
dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk
dipakai pada titik bor selanjutnya.

5) Kolom 15 x 15 Cm dgn Pembesian 280 Kg/M3 ( K1 )


Tahapan Pekerjaan :
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Pemasangan bekisting kolom:

 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar


 Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting.
Penempatan scaffolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan
yang kuat, kokoh dan tidak miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta
sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara
merata di seluruh permukaan

Pembesian pada kolom


 Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan
diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga
sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam kolom

Pengecoran kolom

 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan


kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan
meratakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap
lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

6) Kolom 20 x 20 Cm dgn Pembesian 365 Kg/M3 ( K2 )


Tahapan Pekerjaan :

 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan


gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Pemasangan bekisting kolom:


 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting.
Penempatan scaffolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan
yang kuat, kokoh dan tidak miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta
sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara
merata di seluruh permukaan

Pembesian pada kolom


 Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan
diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga
sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam kolom

Pengecoran kolom
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan
meratakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap
lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

7) Kolom 25 x 25 Cm dgn Pembesian 365 Kg/M3 ( K3 )

Tahapan Pekerjaan :
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:

Pemasangan bekisting kolom:


 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting.
Penempatan scaffolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan
yang kuat, kokoh dan tidak miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta
sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara
merata di seluruh permukaan

Pembesian pada kolom


 Memasang penyangga kayu penggantung besi kolom
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan
diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga
sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam kolom

Pengecoran kolom
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah kolom terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan
meratakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap
lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

8) Sloof 20 x 30 Cm dgn Pembesian 205 Kg/M3

Pekerjaan:
 Fabrikasi pembesian yaitu besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

9) Balok 20 x 30 Cm dgn Pembesian 285 Kg/M3


Pemasangan bekisting balok:
 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting.
Penempatan scaffolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan
yang kuat, kokoh dan tidak miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta
sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara
merata di seluruh permukaan

Pembesian pada balok


 Memasang penyangga kayu penggantung besi balok
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan
diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu oenyangga
sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam balok

Pengecoran balok
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan
mertatakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap
lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

10) Balok 20 x 40 Cm dgn Pembesian 245 Kg/M3

Pemasangan bekisting balok:


 Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar
 Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi penehan bekisting.
Penempatan scaffolding dipasang sejarak 90 cm
 Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan
yang kuat, kokoh dan tidak miring
 Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya
 Membersihkan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta
sambungan harus rapat
 Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara
merata di seluruh permukaan

Pembesian pada balok


 Memasang penyangga kayu penggantung besi balok
 Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan
diameter pada gambar kerja
 Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu oenyangga
sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan perakitan
 Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi
 Membersihkan bekisting dalam balok

Pengecoran balok
 Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan
kompresor udara
 Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk
mempermudah pekerjaan
 Menentukan daerah stop cor dengan membersihkan potongan bambu
 Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran
berlangsung atau beton sedang mengalami setting
 Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian half
slab sambil dilakukan pemadatan dengan vibrator
 Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan dan
mertatakan seluruhnya
 Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpas pada setiap
lokasi yang akan diratakan
 Setelah beton mengering, permukaan digosok dan dihaluskan
 Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras

11) Balok 15 x 25 Cm dgn Pembesian 205 Kg/M3


Tahapan Pekerjaan :
 Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang
ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.
 Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah
ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar
Bending Schedule). Penekukan / pembengkokan (radius tekuk) besi harus
menggunakan piringan tekuk / roller sesuai kelompok/jenis diameter besi.
Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).
 Besi yang belum dan sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari
tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannya
dengan gambar kerja.
 Besi disetting di posisi masing – masing kolom dengan menyambung
tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian
berada di dalam garis lipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi
struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang memadai.
 Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi
minyak bekisting / moud oil sebelum didirikan.
 Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti
tie rod, form tie, steel wale dan adjustad support dipasang.
 Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting –
unting, waterpass dan alat ukur.
 Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk
batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.

12) Balok 15 x 20 Cm dengan Pembesian 255 Kg/M3

 Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang
ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.
 Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah
ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar
Bending Schedule). Penekukan / pembengkokan (radius tekuk) besi harus
menggunakan piringan tekuk / roller sesuai kelompok/jenis diameter besi.
Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).
 Besi yang belum dan sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari
tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannya
dengan gambar kerja.
 Besi disetting di posisi masing – masing kolom dengan menyambung
tulangan stek yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian
berada di dalam garis lipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi
struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang memadai.
 Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi
minyak bekisting / moud oil sebelum didirikan.
 Setelah bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti
tie rod, form tie, steel wale dan adjustad support dipasang.
 Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting –
unting, waterpass dan alat ukur.
 Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk
batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom.

13) Plat Lantai, Tebal 12 Cm dgn Pembesian 150 Kg/M3

Beton plat lantai merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung.
Untuk tahap–tahap pembuatan beton plat lantai ini sama dengan pengecoran
pada balok, plat dan pekerjaan beton lainnya.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah
pekerjaan pembesian telah selesai dilaksanakan.
 Antara bekesting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekesting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekesting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-250.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

14) Plat Tangga, Tebal 10 Cm dgn Pembesian 90 Kg/M3


Beton plat tangga merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung.
Untuk tahap–tahap pembuatan beton plat lantai ini sama dengan pengecoran
pada balok, plat dan pekerjaan beton lainnya.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekesting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekesting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekesting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

15) Plat Atap , Tebal 10 Cm dgn Pembesian 90 Kg/M3

Beton plat atap merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung.
Untuk tahap–tahap pembuatan beton plat lantai ini sama dengan pengecoran
pada balok, plat dan pekerjaan beton lainnya.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:


 Fabrikasi pembesian yaitu Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekesting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekesting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekesting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-225.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
 Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.

16) Sloof 15 x 25 Cm dgn Pembesian 150 Kg/M3

Pekerjaan:
 Fabrikasi pembesian yaitu besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan
gambar bestek.
 Besi yang telah dipotong dirangkai dilokasi pekerjaan dengan
menggunakan kawat beton.
 Pembuatan bekesting dilaksanakan setelah pekerjaan pembesian telah
selesai dilaksanakan.
 Antara bekisting dan tulangan dipasang beton decking dengan ketebalan
sesuai dengan ketentuan.
 Pembuatan bekisting menggunakan multipleks, papan, dan balok-balok,
dibentuk sesuai dengan ukuran dan gambar kerja yang ditetapkan
 Setelah bekisting dibuat, dicek kembali ukuran-ukuran dimensi agar tidak
terjadi kekeliruan.
 Bekesting harus bersih dari kotoran-kotoran, debu dan benda-benda lain
yang dapat mengurangi mutu beton.
 Setelah besi dan bekesting telah terpasang dengan benar maka segera
dilakukan pengecoran.
 Beton yang digunakan adalah beton mutu K-175.
 Beton yang telah siap di tuang kedalam bekesting, dipadatkan dengan
mesin penggetar vibrator dan setelah itu diratakan.
Dilakukan perawatan beton sampai pada umur rencana beton.
IV. PEKERJAAN PASANGAN
A. Pekerjaan Pasangan Batu Kali dan Aanstamping
Pasangan batu kali meliputi Pekerjaan Anstamping batu terdiri dari pasir urug
dan batu kali yang ditata sedemikian yang sisi yang kosong diisi dengan urugan
pasir dan di siram dengan air sampai mengisi sela-selabatu yang yang satu
dengan yang lain sampai padat. Selanjutnya dilakukan pekerjaan pasangan
pondasi batu kali dengan campuran 1 : 4 sesuai dengan gambar baik ketinggian
dan lebar pondasi.
1. Syarat – syarat material semen, agreat halus ( pasir ) dan air adalah sama
dengan pada peraturan ini.
a.) Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar,
seperti pasangan batu atau lapisan batu, haruslah batu yang bersih
dan keras, tahan lama dan homogen menurut persetujuan direksi /
pengawas dan bersih dari campuran besi, noda – noda , lubang pasir,
cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil
dari sumber yang disetujui direksi.
b. Pasangan batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecah dengan palu secara
kasar dan berukuran sembarang, sehingga kalau dipasang bisa saling
menutup. Setiap batu harus berukuran antara 6kg s/d 15 kg, akan
tetapi batu yang yang lebih kecil dapat dipakai atas yang lebih kecil
dapat dipakai atas persetujuan direksi, ukuran maksimum harus
memperhatikan tebal dinding. Tetapi juga harus memperhatikan
batasan berat seperti tercantum diatas.
c.Alas dan sambungan
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dulu
sebelum dipakai dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus
kepada arah tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan
( speci), semua sambungan diisi padat dengan adukan speci pada
pekerjaan berlangsung tebal adukan speci tidak lebih dari 50 mm
lebarnya. Serta tidak boleh ada batu berhimpit satu sama lain. Pasak
tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.
d. Penyelesaian sambungan
Kecuali jika ditentukan lain, sambungan dengan adukan ( speci ) semen
: pasir = 1 : 5 yang kelihatan harus disiar rata dan halus pada waktu
pekerjaan sedang berlangsung dengan menjaga supaya dijamin
adanya keserafgaman warna. Semua sambungan yang tidak kelihatan
harus diiisi rata dengan adukan.
e. Perlindungan perawatan
Dalam melaksanakan pekerjaan pasangan batu dalam cuaca tidak
menguntungkan dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang
telah selesai. Pemborong harus memenuhu persyaratan-persyaratan
yang lazim dipakai atau ditentukan oleh direksi. Pekerjaan pasangan
tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan cukup lama
sehingga mengakibatkan speci larut. Speci yang telah dipasang dan
larutkarena hujan, harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerjaan batu kosong yang belum
mantap.

2. Semua pekerjaan pasangan batu kali harus dilaksanakan sesuai gambar


– gambar dan syarat-syarat yang ditentukan. Pekerjaan pasang batu kali
baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa ukuiran
kedalamannya dan telah disetujui oleh direksi / pengawas. Jika
pasangan batu kali terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian
pasangan batu kali harus bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi
ikatan yang kokoh dan sempurna, didalam pasangan batu kali sama
sekali tidak boleh terdapat rongga-rongga atau cela-cela.
3. Adukan yang dipergunakan untuk pasangan batu kali adalah 1 PC : 4 PS.
Pasangan batu kali yang terletak pada tanah urug harus didasari dengan
lantai kerja, diurug pasir dan dipadatkan setebal sesuai dengan gambar
rencana, setelah tanah urug dibawahnya mengalami proses stabilisasi
tanah.
B. Rollag 1 Bata
Adapun uraian tahap pelaksanaan pekerjaan Pasangan Bata Rolag adalah
sebagai berikut :
• Sebelum melakukan pemasangan bata Rollag, terlebih dahulu dipasang
profilan kayu dan benang sebagai acuan kerataan Pasangan Bata Rollag
• Menyusun bata penyanggah untuk membantu dalam penyusunan Rollag
•Mulai menyusun Rollag sedikit memiring kekiri dan kekanan dansemakin
tegak lurus ditengah-tengah (pertemuan dari kanan dan kiri).Kemirinngan
batu sekitar 60
• dan campuran/spesi yang diberikan pada bagian tengah sedikit lebih
banyak untuk mengisi kekosongan
• Cek kedataran dengan menggunakan waterpass.
C. Pasangan Batu Bata Merah
Pekerjaan pasangan bata merah ini meliputi pekerjaan dinding. Untuk
pasangan bata merah/batu bata, sebelum pemasangan dimulai
dipersiapkan bata merah dalam keadaan dibasahi dengan air, untuk
mendapatkan hasil yang lurus dan rata pada pemasangan bata merah tiap
baris ada tarikan benang dan waterpas, juga diperhatikan untuk campuran
pasangan bata merah seperti yang ada dalam gambar dan RAB. Untuk
pemasangan dinding dengan campuran 1pc : 4psr, pasangan bata ini
meliputi :
- Alat yang digunakan ; molen, kotak adukan, ember, sekop, cangkul,
keranjang/kotak takar, cetok, benang, waterpas
- Tenaga yang dipakai ; pekerja, Tukang batu dan mandor
- Bahan yang digunakan ; bata merah, pasir semen dan air.
1. Untuk pasangan batu bata adukan yang dipergunakan adalah 1PC:4PS
2. Semua bata sebelum dipasang harus direndam dalam air dan bata harus
utuh ( tidak patah ) sehingga akan diperoleh hasil pasangan yang rata,
lurus dengan siar-siar yang sama.
3. Pasangan batu bata tidak diperkenankan memakai batu bata bekas.
4. Pasangan batu bata hanya diperbolehkan maksimum setinggi 1 M untuk
tiap-tiap hari kerja dan maksimum setiap 12 m2 harus diberi kolom
praktis
5. Pasangan tembok batu bata trasram adukan yang digunakan 1 PC : 4 PS
dipasamg diatas sloof setinggi 40 cm dan dipasang pada semua tembok
dan tempat – tempat lain sesuai dengan gambar atau yang dianggap
perlu oleh direksi.

D. Pekerjaan Plesteran
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian (petak-
petak).
 Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala
menonjol .± 3 cm dari bidang tembok, untuk merentangkan
benang.
 Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang
menempel pada benang, maka temboknya harus dipahat dulu
supaya didapat plester sama tebal dan rata.
 Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan benang
dibuat plester utama yang berhimpit dengan benang-benang tadi,
sebagai standar tebal plester.
 Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter.
Setelah ini selesai, benang dapat dilepas.
 Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan,
kemudian digores dengan penggaris besar dan lurus mulai dari
bawah ke atas untuk memperoleh bidang yang rata.
 Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer
(kapur + semen merah + air) sambil digosok dengan papan gosok
supaya permukaan standar yang rata, ini disebut mengaci.
 Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus
merupakan sudut siku (90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1
semen : 3 pasir supaya tahan benturan-benturan ringan.
E. Pasangan Batu Alam
Pekerjaan pasangan batu alam ini meliputi pelaksanaannya. Untuk
pasangan batu alam, sebelum pemasangan dimulai dipersiapkan batu alam
dalam keadaan dibasahi dengan air, untuk mendapatkan hasil yang lurus
dan rata pada pemasangan batu alam tiap baris ada tarikan benang dan
waterpas, juga diperhatikan untuk campuran pasangan batu alam seperti
yang ada dalam gambar.
Tahapan Pelaksanaan :
 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram
terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu alam.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
dinding batu alam yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu alam.
 Rendam batu alam terlebih dahulu dalam air.
 Buat kepalaan pemasangan batu alam yang nantinya dijadikan
acuan untuk pemasangan berikutnya.
 Kemudian lekatkan batu alam selanjutnya pada permukaan dinding
dengan acuan pasangan kepalaan batu alam yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan pasangan batu alam yang rata.
 Batu alam dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian yang
direncanakan,
 Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu alam.
 Setelah pemasangan batu batu alam selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan batu
alam. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
F. Acian dan Benangan
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan :
 Persiapan bahan peralatan : air, semen, cetok, kertas bekas zak
semen dan bahan-bahan lainnya sesuai kebutuhan.
 Menyiapkan tempat penampungan air : ember cor, ember bekas
cat atau tempat lainnya yang dapat digunakan untuk menampung
air.
 Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja
tidak boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal
serta cepat kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan
acian dinding
 Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah agar
nantinya dinding tidak meyerap air semen.
 Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan
dinding dengan menggunakan cetok.
 Menghalusksan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen
sehingga permukaan benar-benar rata dan halus.
G. Pemasangan Kansteen
Permukaan tanah yang telah padat yang berhubungan dengan pasir alas
harus rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan
untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi. Berikut metode
pelaksanaan pemasangan kanstin :
• Cleaning (Pembersihan) lapangan area untuk pekerjaan kanstin, pastikan
permukaan tanah sudah rata dan padat.
• Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi dan hindarkan
pemasangan secara acak.
• Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu
ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat
dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan
terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada
benang pembantu tambahan agar pola tetap dapat dipertahankan.
• Pada pemasangan kanstin berikan jarak 1 – 2 CM untuk spasi antar
kanstin.
• Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk
membentuk pola yang baik pemasangan kanstin harus mengikuti alur
pemasangan kanstin
• Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
• Pola Pemasangan kanstin harus sesuai urutan secara teratur agar
pemasangan dapat tersusun rapi dan baik.

H.

V. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

1) Pek. Kusen Alluminium 4" ( 4.5 x 10 )

Pemasangan kusen Alminium ini dapat dilakukan dengan cara:


 Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah
terjangkau
 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as
bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen
 Pasang angker pada kusen secukupnya
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter
dari tinggi bouwplank
 Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan
unting-unting
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan
menjadi kokoh
 Chek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada
tempatnya, ketinggian dan ketegakkan dari kusen
 Bersihkan tempat sekelilingnya

2) Pek. Daun Pintu Alluminium

Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau
mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan
menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau
ke kanan. Namun, daun pintu ada yang tidak berputar pada engsel, melainkan
bergeser di depan kusennya. Pintu tersebur dinamakan dengan pintu geser.
Kedudukan daun pintu pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen
pintu, kecuali pada bagian bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di atas
lantai dalam manajemen proyek.

Cara Pemasangan
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
 Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi
bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah
(untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah
daun pintu pada kusen pintunya.
 Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
 Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen

3) Pek. Daun Jendela Alluminium Kaca Bening 5 mm & 10 mm

Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut dalam
manajemen proyek;
 Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas.
Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas
daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
 Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau
kain untuk memegang kaca.
 Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun
pintu/jendela.
 Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
 Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang
dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca
karena gerakan martil

VI. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK

1) Pekerjaan Lantai Granit Tile (Keramik) 60 x 60 cm,


Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.
 Sortir granit agar memperoleh keseragaman (ukuran dan warna)
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.
 Granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil
ini untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
pada gambar kerja.
 Mulailah memasang granit lantai ke arah vertikal dan horisontal
sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan
 Setelah granit kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang
keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan adukannya sudah
kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari
kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.

2) Pekerjaan Lantai Keramik 30 x 30 cm

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:


 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.
 Sortir keramik agar memperoleh keseragaman (ukuran dan warna)
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.
 Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil
ini untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
pada gambar kerja.
 Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan horisontal
sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan,
 Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang
keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan adukannya sudah
kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari
kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.

3) Pekerjaan Lantai Keramik 25 x 25 cm Anti Slip, KM dan WC


Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.
 Sortir keramik agar memperoleh keseragaman (ukuran dan warna)
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.
 Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil
ini untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
pada gambar kerja.
 Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan horisontal
sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan,
 Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang
keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan adukannya sudah
kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari
kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.

4) Pekerjaan Lantai Keramik 25 x 40 cm, Anti Slip, KM dan WC


Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.
 Sortir keramik agar memperoleh keseragaman (ukuran dan warna)
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.
 Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil
ini untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
pada gambar kerja.
 Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan horisontal
sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan,
 Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang
keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
 Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan adukannya sudah
kering, maka sudah bisa untuk dicor nad.
 Langkah terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari
kotoran sisa adukan dan sisa cor nad.

VII. PEKERJAAN PLAFOND DAN BACK DROP


1) Pek. Rangka Plafond Hollow
 Tentukan marking elevasi plafon dan buat garis sipatan serta titik – titik
paku kait.
 Pasang paku kait
 Pasang penggantung rangka plafon dengan posisi tegak lurus
 Pasang rangka tepi plafon sebagai list tepi pada garis lipatan
 Tentukan jarak penempatan kait penggantung
 Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian
rangka plafon.
 Pasang rangka utama
 Pasang rangka pembagi
 Pasang dan kencangkan clip/rod
 Pasang panel gypsum pada rangkaplafon dengan secrup ceiling
menggunakan screw driver dan setiap sambungan harus tepat pada
rangka.
2) Pek. Plafond Gypsumboard dengan Tebal 9 Mm
 Rangka dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja. Biasanya
pemasangan rangka plafon ini beriringan dengan pemasangan rangka atap
baja ringan.
 Memperhatikan ruanga, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih
dahulu.
 Pasang alat bantu (scafolding), jika bisa yang menggunakan roda agar tidak
merusak keramik.
 Kemudian pasang GRC sesuai dengan gambar kerja
 Pemasangan diatur atar papan pertigaan.

3) Pek. Pasang List Gipsum 5/5 Cm


List plafon digunakan untuk memperindah plafon yang dipasang. Pekerjaan ini
meliputi beberapa tahap pekerjaan:
 Bersihkan area tepi dari plafon yang bersentuhan dengan tembok.
 Kemudian beri lem compound pada sisi tembok dan plafon yang akan
dipasang list plafon.
 Kemudian plafon diletakkan pada tempat yang sudah diberi lem dan sesuai
dengan gambar rencana (shop drawing).
List plafon dipotong dengan menggunakan alat potong list plafon agar list
plafon tidak rusak.

4) Pekerjaan Panel

4.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan panel HPL pada partisi
plywood dan plafon/ceiling/langit-langit, juga panel back-dropped sesuai
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/MK.

4.2 Persyaratan Bahan


a. Bahan panel HPL yg digunakan pada partisi adalah : - HPL tebal 3-4
mm bermutu baik. - Plywood tebal minimal 9 mm sebagai backing
atau alas/HPL. - Rangka plywood sebagai penebal dan pengaku. -
Bahan perekat adalah lem putih setara Rakol atau di-stapler. - Kayu
HPL yang kering dan bermutu baik untuk edging sekeliling panel
b. Bahan panel Back-dropped adalah plywood dengan ketebalan 18
mm, finishing HPL

4.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Alas/backing/dasar untuk dipasangi panel, baik partisi maupun
plafon/ceiling, harus merupakan permukaan yang bersih dan rata.
b. Panel kayu/plywood dan backwall/backdrop adalah di-finish
dengan HPL
c. Panel kayu/plywood setelah selesai di-finish, diberi perlindungan
agar tidak rusak/cacat oleh pekerjaan lainnya.

5) Pekerjaan Dinding Partisi

5.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding


partisi satu muka gypsum, termasuk pemasangan rangka sesuai yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas
a. Pekerjaan yang dimaksud dengan spesifikasi ini mencakup pengadaan
barang-barang , tenaga kerja, perabotan, serta perlengkapan pengiriman
serta instalasi dari furniture/meubelair di site sesuai dengan layout.
b. Pengadaan furniture sesuai jenis yang diterangkan di gambar dan Bill of
Quantity (BOQ)
c. Pengiriman, penyimpanan, serta pengaman satuan meubelair harus
dilakukan sehingga tidak mengakibatkan kerusakan.
d. Meubelair harus disimpan hingga pekerjaan fisik sudah siap untuk
menerimanya.
e. Lindungi semua permukaan meubelair untuk mencegah kotoran, goresan,
serta panas matahri dan hujan selama pengiriman.
f. Simpan di tempat yang kering dan bersih hingga tidak merusak meubelair.

5.2. Bahan
a. Rangka Rangka vertikal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi
hollow minimal 0,3 mm. Rangka horizontal atas dan bawah dari metal
runner berbahan steel galvanized, berupa profil kanal C (C-Channal).
b. Penutup Partisi dan mebeulair Penutup partisi menggunakan bahan Gypsum
dengan kualitas baik. Sedangkan untuk mebeulair : Jenis plywood veneer
yang dipakai adalah plywood nyatoh dan plywood mega sungkai atau sesuai
yang tercantum dalam gambar desain. Kayu padat/solid yang dipakai adalah
sama/sejenis dengan plywood veneer yang dipakai dalam satu barang/item
tersebut. Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran
jadi artinya ukuran kayu sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.
Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap air
yang cukup, terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut :
Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu
yang sesuai standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik
mungkin, dalam ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak
terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat
mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang
c. Alat Pengikat dan Bahan Perekat Mebeulair Alat Pengikat : Sediakan alat-alat
pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur, paku, sekrup, baut dan jenis
lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak
menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar
kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya tidak retak.
Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang
terbuat dari logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan
mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-
tingginya. Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak
berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang
konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak
rapi dan tidak meninggalkan noda (terutama bila di-spesifikasikan bahwa
permukaan kayu diberi “clear / transparent finish”).
d. Bahan Finishing 2 – HPL
Persyaratan : High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex
Grassmerino motif kayu dan warna solid atau Setara, warna sesuai dengan
skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana. Tebal HPL yang
disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil
post forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm. Proses laminasi
sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system) di bengkel / work-
shop Kontraktor. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar rencana/desain. Permukaan HPL dilarang keras diamplas. Bagian
tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging
berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL
nya atau sesuai petunjuk gambar rencana/desain.
5.3. Pelaksanaan
a. Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.Pasang
rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan
jarak rangka 60x60 cm.Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang
tegak lurus (siku).Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow
dengan perkuatan menggunakan sekrup gypsum.Lembaran gypsum board
dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan instalasi mekanikal
dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang baru
lembaran gypsum board sisi berikutnya dipasang.Cek kerataan permukaan
pasangan dinding partisi gypsum board.Sambungan antar gypsum board
diberi textile tape dan di compound kemudian digosok dengan ampelas
halus untuk mendapatkan permukaan yangrata/flat.Tutup semua kepala
sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar permukaan
rata.Pekerjaan terakhir adalah finishing cat permukaan gypsum.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana diwajibkan untuk meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil),
termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. Juga terlebih
dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan pekerjaan-
pekerjaan yang terkait dengan partisi, diantaranya adalah : - Pekerjaan
Instalasi pada dinding - Pekerjaan Kosen, dan lain sebagainya yang terkait
dalam terlaksananya pekerjaan ini.
c. Plywood yang dipasang adalah plywood yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Yang dimaksud dengan plywood adalah kayu lapis
bukan woodblock / blocktieak, Kontraktor / Penyedia Barang / Jasa harus
dapat menunjukkan contoh kepada Direksi maupun pemberi tugas sebelum
malaksanakan tugas.
d. Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahulu
di atas bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa
terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
e. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
f. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat,
kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
g. Bahan penutup adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar. Plywood dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan
alat bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar
minimal berjarak 300 mm.
h. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.

6) Pekerjaan Acoustic Ceiling


6.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond gypsum board
termasuk pemasangan rangkanya dan penyetelan kembali atau re-kondisi
leveling acoustic ceiling existing, sesuai yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.
6.2 Persyaratan Bahan
a. Rangka : Rangka dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi
hollow minimal 0,3 mm dan diberi meni.
b. Penutup langit-langit : Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik
produk Jaya Plasterboard atau produk lain yang setara, tebal = 9mm
c. Bahan penutup sambungan plafond : Compound atau bahan plester ex
UB400 atau produk lain yg setara. Dan paper tape yang berpori/berlubang
dan bergaris tengah.
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK,
Perencana dan Pemberi Tugas.
6.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil),
termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.
c. Pemasangan rangka plafond besi hollow disesuaikan dengan kondisi
ruangan dan dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar
dengan memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit yang
dipasangnya
d. Rangka penggantung bisa menggunakan besi hollow 2x4 cm, konstruksi
ke pelat dak beton di fisher dan sekrup atau dengan paku tembak-dyna
bolt.
e. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak
cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan
merupakan bidang miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
f. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan
rangka harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang
bergelombang.
g. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti
yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar. Plafond gypsum board dipasang dengan sekrup
khusus dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal
berjarak 300 mm.
h. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.
i. Sambungan plafond gypsum board diberi compound dengan sebelumnya
diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas
sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum board hilang.
j. Setelah plafond gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit
harus rata, lurus, waterpas dan antara unit-unit gypsum board tidak
terlihat.bergelombang dan sambungan
k. Pelaksanaan pekerjaan penyetelan level plafond ceiling acoustic harus
dilakukan secara hati-hati terhadap semua komponen yang terdapat di
bagian dalam atau dibalik plafond acoustic, yaitu semua komponen
instalasi Mekanikal & Elektrikal existing dan yang baru.

7) Meja Credenza
 Work top atau Top table, terbuat dari bahan Plywood, dengan tebal
total minimal 20 mm.
 Semua bagian dilapis dengan HPL, kecuali bagian bawah meja dan yang
tidak terlihat, diperbolehkan dengan lapisan yang lebih tipis ( tacon,
melamin atau setara) atau melaminto putih.
 HPL yang dipakai adalah ex Grasmerino motif kayu dan warna solid
atau setara
 Proses finishing HPL harus serapih mungkin.
 Seluruh sistem memakai sistem knock down / bongkar pasang.
 Pelubangan meja untuk kabel dibuat serapih mungkin dan ditutup
dengan cable cap (grommet).
8)
9)
10)

VIII. PEKERJAAN PENGECATAN

1) Pek. Cat Tembok


Berikut adalah beberapa langkah pengecatan interior dan eksterior yang benar
dan baik:
 Tembok baru masih penuh dengan pori-pori yang bisa mengisap cat.
Karena itu,untuk menghemat cat, sebaiknya Anda melapisi tembok baru itu
dengan sealer tembok water based atau solvent based yang berkualitas
baik.
 Setelah dilapis, permukaan tembok akan menjadi lebih halus, rata, dan siap
untuk dicat. Sebelum melakukan pengecatan, perhatikan kelembaban
tembok yang terjadi akibat bahan yang digunakan sebagai campuran bahan
dasar tembok.
 Sedangkan untuk tembok lama, apalagi yang sering dicat, pori-porinya
sudah tertutup sehingga kadang cat baru sulit menempel dan terlihat
menggelembung. Jika ternyata Anda ingin mengganti cat lama dengan cat
baru, baik dengan warna yang sama ataupun berbeda, sebaiknya terlebih
dulu keroklah seluruh permukaan tembok yang catnya mengelupas.
Selanjutnya ampelas seluruh permukaan tembok hingga sisa-sisa cat lama
terkikis habis. Lalu bersihkan dengan lap basah dan keringkan.
 Kemudian sapukan cat dasar pada permukaan tembok. Anda dapat
menggunakan roller. Cukup satu lapis. Biarkan hingga kering sekitar 1-2
jam. Cat dasar juga membantu mencegah serangan alkali yang terkandung
dalam campuran antara semen, pasir, dan air yang digunakan untuk
membentuk tembok. Sebaiknya sebelum memberi cat dasar, tembok harus
benar-benar kering dan bersih.
 Campurkan cat eksterior dengan air sebanyak 10 persen dari jumlah cat.
 Aduklah hingga tercampur rata. Tuangkan dalam bak untuk mengecat.
Celupkan roller ke dalam cat, lalu gulirkan roller pada permukaan hingga
cat tak menetes. Untuk tahap akhir, sapukan cat pada permukaan tembok.
 Gunakan kuas untuk mengecat pinggiran tembok atau lis. Setelah lapisan
pertama mengering (2-3 jam), lanjutkan mengecat lapisan kedua di atas
lapisan pertama.
 Mengecat tembok dengan satu warna sebaiknya dikerjakan dalam satu kali
pengerjaan. Sebelum cat terpoles di seluruh permukaan tembok, jangan
berhenti agar hasilnya tak membuat warna tampil berbeda.

2) Pek. Cat Plafond Gypsumboard


Langkah pekerjaan pengecatan pada plafon sama dengan pengecatan pada
tembok. Bahan cat yang digunakan juga adalah cat untuk tembok / dinding.
Perbedaan mendasar yang ada adalah bahwa list plafon terletak di bagian atas
dalam posisi mendatar, sehingga diperlukan cara khusus dalam menyapukan cat
pada plafon.

3) Pek. Polituran Lisplank


 Bersihkan bidang yang akan di plitur dari kotoran dengan menggunakan
amplas halus
 Sapukan plitur kesemua bidang yang dplitur secara merata
 Setelah kering amplas kembali untuk mendapatkan hasil yang maksimal
dengan amplas halus agar bidang menjadi rata saat dilakukan pengecatan.

4) Pek. Waterproofing
 Bersihkan bidang yang akan dilakukan pengecatan dari kotoran atau sisa –
sisa material yang menempel.
 Cat bidang dengan cat anti air secara merata kemudian berikan sabut silika
jika memang dibutuhkan kemudian cat kembali.

IX. PEKERJAAN SANITARY

1) Pemasangan Kloset Duduk + Aksesories


 Buka cover toilet set dan baca petunjuk, dengan begitu akan diketahui
jarak dari dinding belakang kloset ke bagian tengah pipa (jika merek
American Standard biasanya 30,5 cm).
 Persiapan alat yang diperlukan, antara lain: Bor listrik, gergaji besi, meteran
ukur, obeng plus dan obeng minus, Catut atau tang kakaktua, kunci inggris,
lem silicon, kunci pipa, kunci 10 dan 12, dynabolt ukuran 10 mm sebanyak
2 buah.
 Mempersiapkan lubang pembuangan dan pipa suplai air bersih sebelum
melakukan pemasangan kloset. Sebagaimana pernah dijelaskan di atas.
 Ukur lubang pengunci bowl (untuk merek American Standard berjarak 14,5
cm), tandai dengan pensil atau sejenisnya, dan lubangi pada sisi kanan dan
kiri dengan jarak tersebut dengan membagi dua titik tengah pipa.
Kemudian masukkan dynabolt, kencangkan menggunakan kunci 12,
lepaskan mur-nya.
 Balik kloset dan pasang wax ring dengan cara menekannya pada bagian sisi
lubangnya dan pastikan lengket pada sisi lubang kloset.
 Pasang stop kran, T, flexible hose dan jet shower yang berada pada bagian
belakang kloset. Gunakan kunci inggris untuk mengencangkan drat-nya.
 Stop kran, T Drat, dan flexible hose
 Jika kloset duduk menggunakan tempat duduk yang memiliki bijet, maka T
juga harus dipasang pada bagian belakang juga. Jika kloset dipasang
terlebih dahulu akan menyulitkan Anda ketika akan memasang stop kran.
 Pasang kloset di atas lubang pipa yang telah dipasang dynabolt pada kedua
sisi kanan dan kiri. Masukkan lubang kaki kloset pas pada dynabolt dan
pasang ring dan mur, kemudian kencangkan dengan kunci 12.
 Pasang alat-alat dalam tangki/tank trim dan memasangnya pada kloset
dengan memasang rubber tank terlebih dahulu sebagai pencegah bocor
dan dudukan tanki.
 Sambungkan flexible hose pada T dan tank trim dan kencangkan dengan
memutar drat secukupnya.
 Pengaturan ketinggian air dapat Anda atur sendiri sesuai dengan selera
Anda.
 Tahap berikutnya adalah memasang tutup tangki dan tombol (push
button).
 Kemudian memasang seat cover pada kloset.
 Lakukan pengetesan jika kloset telah dipasang, apakah terdapat rembesan
atau kebocoran pada tangki dan flexible hose.

2) Pemasangan Floordrain
 Floor drain yang digunakan adalah semutu dengan merk Dalam Negeri,
metal verchroom, lubang diameter 2 inchi dilengkapi dengan siphon dan
penutup berengsel.
 Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar itu.
 Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan
telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.
 Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
 Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat
beton kedap air.
 Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan
dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

3) Pemasangan Kran Air


 Semua kran yang dipakai adalah semutu merk Dalam Negeri atau setaraf
dengan chormed finish. Ukuran disesuaikan dengan keperluan masing-
masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
 Stop kran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putiran berwarna
hijau, diameter dan penempatan sesuai dengan gambar untuk itu.
 Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

4) Pemasangan Kran wastafel


 Kran yang dipakai adalah semutu merk ex san Ei Y 50 JRN-L Dalam Negeri
atau setaraf dengan chormed finish. Ukuran disesuaikan dengan keperluan
masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
 Stop kran yang dapat digunakan semutu merk Kitazawa ex Jepang, bahan
kuningan dengan putiran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai
dengan gambar untuk itu.
 Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

5) Pemasangan Wastafel + Aksesories


 Washtafel yang digunakan adalah semutu merk KIA lengkap dengan segala
accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya, warna putih, kecuali
ditentukan lain.
 Washtafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya.
 Ketinggian dan konstruksi harus disesuaikan dengan gambar untuk itu,
serta petunjuk-petunjuk dari produsen dalam brosur. Pemasangan harus
baik, rapi, waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda serta
penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-
kebocoran.

X. PEKERJAAN ATAP, KANOPI DAN PAGAR

1. Pekerjaan Konstruksi Atap


Untuk pekerjaan konstruksi atap, menggunakan konstruksi atap baja
ringan yaitu jenis , galvalum UK 100 tbl 0,55 mm dengan reng 36, dan
konstruksi pendukung lainnya, sedang untuk pemasangan konstruksi
Rangka atap Galvalum memakai sub kontraktor khusus konstruksi baja
ringan/galvalum yang bersertifikat, pemasangan semua sesuai dengan
gambar kerja dan spesifikasi teknis.

2. Pekerjaan Penutup Atap


Atap untuk Bangunan ini menggunakan Atap Alderon atau setara/ Atap
type transparan Alderon atau setara / sedangkan untuk bubungan
memakai bubungan nok Alderon/setara. Untuk genteng harus
mengajukan contoh kepada pengawas / direksi untuk mendapatkan
persetujuan.

3. Pek. Genteng Flat Beton

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:


 Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan
diatas atap (disusun) pada titik-titik tertentu.
 Genteng dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian
bawahnya secara horizontal. Dengan cara pemasangan genteng pada
bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu dimasukan genteng pada
bagian bawahnya. Pertemuan dengan jurai genteng dipotong dengan
bentuk segitiga agar rapi.

4. Pek. Bubungan

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:


 Pemasangan benang sebagai patokan pemasangan genteng
 Sebelum genteng pada bubungan dipasang terlebih dilakukan semenisasi
sebagai perekat antara genteng bubungan dan ganteng setelah itu
dipasang genteng.

5. Pekerjaan Kalsiplank
Untuk Bangunan ini menggunakan listplank panel GRC 9mm ex. elepant
termasuk asesoris mur dan pemasangan pekerjaan listplank harus
mendapat persetujuan dari pengawas / direksi untuk mendapatkan
persetujuan.

6. Pek. Relling Tangga

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan:


 Marking As & elevasi untuk posisi railling & tentukan letak tiang railling
tangga
 Pasang tiang railling pada awal trap
 Tarik benang antar kedua tiang railling
 Pasang tiang railling sesuai dengan jarak desain & matikan dudukan tiang
railling tangga
 Pasang railling horisontal dengan menumpu pada tiang
 Sambung railling horisontal untuk trap berikutnya
 Ratakan & haluskan sambungan serta bersihkan railling tangga yang telah
terpasang

7. Pek. Aluminium Composit Panel

7.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


1. Pembuatan Gambar Kerja (Shop Drawing).
2. Menentukan volume lembar Aluminium Composit Pannel (ACP).
3. Pembuatan marking pada dinding gedung.
4. Proses Cutting Grooving.
5. Pemasangan Rangka Panel dan Panel.
6. Pemasangan ACP.
7.1.1 Pembuatan Shop Drawing
Tujuannya adalah untuk mengetahui tipe dan tampak setiap permukaan,
detail sambungan, detail pemasangan, detail pertemuan aluminimum dengan
komponen - komponen lainnya yang berhubungan lansung maupun tidak
langsung serta kelengkapan ukuran-ukurannya.
7.1.2 Menentukan Volume Lembar ACP
Menentukan volume bahan yang akan digunakan dilapangan adalah
sangatpenting untuk dilakukan karena merupakan suatu kebutuhan yang
harus dipenuhi oleh kontraktor sehingga tidak terjadi kekurangan atau
kelebihan yang mengakibatkan kerugian baik pada kontraktor maupun pada
owner. Volume bahan dapat ditentukan dengan melihat atau membaca dari
Shop Drawing yang telah disediakan owner.

7.1.3 Proses Marking pada Dinding Existing


Pemarkingan adalah proses penandaan pada dinding existing yang tujuannya
untuk menentukan posisi dan arah pemasangan rangka hollow dan posisi
dinabol yang akan dipasang. Pemarkingan dilakukan sebelum dilakukan
penggroovingan. Pelaksanaan pemarkingan pada ketinggian tertentu dapat
dilakukan dengan menggunakan gondola, jika gedungnya hanya sampai lantai
5 maka cukup stager saja yang tersusun dari bamboo atau pipa besi.
Pemarkingan hanya cukup dilakukan 3 orang saja, 2 orang menarik benang
sedangkan 1 orang menandai. Alat-alat marking yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Level
b. Meteran
c. Piano wire
d. Alat alat bantu seperti benang, tinta dll.
Symbol-simbol yang dipakai marking sama dengan marking pada jendela.

7.1.4 Proses Cuting Grooving


Sebelum dilakukan proses cutting grooving maka dipersiapkan pola potong
terlebih dahulu baik untuk profil aluminium maupun panel dan juga pola
grooving untuk panel komposit. Proses Cutting Grooving adalah poses
pemotongan lapisan polyethilene panel sebagai tempat dimana posisi siku
aluminium diletakkan pada sisi panel yang berfungsi sebagai tempat mengikat
panel dengan kerangka hollow di lapangan. Proses cutting grooving biasanya
dilakukan difabrikasi / workshop harus berdasarkan shop drawing yang telah
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Proses fabrikasi dan perakitan
dikerjakan dengan menggunakan alat / mesin besar sehingga presisi, rapi,
kokoh dan dengan bentuk sambungan yang sesuai standard toleransi.

7.1.5 Pengerjaan Pemasangan Rangka Hollow pada Dinding Existing


Pemasangan rangka hollow dilakukan setelah proses permarkingan selesai.
Pemasangan dilakukan ke arah vertikal dahulu (mullion) dan harus sejajar satu
dengan yang lainnya. Setelah diperiksa kelurusannya, maka mullion hollow
tersebut didynabolt. Selanjutkan dilanjutkan pemasangan aluminium hollow
ke arah horisontal (transom).

7.1.6 Pemasangan Alumunium Panel ke Rangka Hollow


Langkah selanjutnya adalah pemasangan Alumunium Composite Panel yang
telah diberi siku ke rangka hollow sebelumnya. Pemasangan ini harus
terpasang tegak lurus dan mengikuti patokan (brach mark). Dalam
pemasangan yang harus diperhatikan adalah penempatan siku agar tidak
saling bertumpukan. Pemasangan Alumunium Composite Panel harus
dilakukan oleh orang yang sudah memiliki keahlian pada bidangnya
mengingat pekerjaan ini berhubungan langsung dengan ketinggian serta
memiliki risiko yang cukup tinggi. Pada umumnya pemasangan ACP pada
ketinggian 4 lantai dapat menggunakan scafolding, sedangkan pemasangan
diatas 10 lantai harus menggunakan peralatan Gondola yang dilengkapi
dengan 2 orang crew. Setiap pekerja harus dilengkapi dengan alat-alat safety
seperti safety belt, pelindung kepala untuk menjaga apabila terjadinya
accident.
Pamasangan Alumunium Composite Panel pada dimensi bangunan tertentu
misalnya kolom atau balok yang berbentuk lingkaran atau bentuk siku, maka
pemasangannya agak sedikit berbeda. Pada lembaran panel ACP yang telah
digrooving harus dilakukan pencacahan (pemotongan pada sisi panel yang
jaraknya cukup dekat) setelah itu ditekuk disesuaikan dengan rangka hollow
yang melingkari kolom atau balok. Pencacahan ini dilakukan supaya
mempermudah penekukan sesusai dengan profil kolom atau balok. Pada
dasarnya kolom atau balok yang berbentuk lingkaran pemasangan rangka
holownya tidak membentuk lingkaran melainkan kumpulan potongan –
potongan hollow yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk
lingkaran.

7.1.7 Pekerjaan Sealant.


Sealant adalah bahan perekat yang kuat digunakan untuk menutup gap
disekeliling panel komposit. Jarak antar gap ± 2.00 cm. Sealant dapat bertahan
sampai dengan lebih kurang 10 tahun. Material yang akan digunakan adalah
jenis yang berbahan dasar silicon netral. Sealant jenis ini baik digunakan untuk
permukaan kaca, aluminium maupun panel komposit. Pemasangan sealent
harus dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu
1) Permukaan yang akan dilapisi sealent harus dalam keadaan bersih.
2) Diantara celah (nud) harus diberi busa padat tujuannya adalah agar sealent
yang masuk dapat tertahan busa padat.
3) Dari sisi panel yang terpasang harus diberi isolative uk. 2cm di bagian yang
akan dilalui tidak kena sealent dan rapih.
4) Langkah selanjutnya gunakan sealent sesuai dengan kebutuhan dilakukan
sedikit demi sedikit secara terus menerus. Gunaka kape untuk meratakan
tumpukan sealent
5) Jika sudah kering, maka solatif yang menempel dilepas.

XI. PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITASI

1) Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC 4"


 Untuk saluran air kotor juga digunakan pipa PVC dengan ketebalan 5 mm
semutu merk “paralon atau benlon”, produksi dalam negeri. Pemilihan
salah satu merk produksi adalah mengikat untuk seluruh proyek.
 Jaringan-jaringan harus dilengkapi dengan pipa hawa (vent) sesuai gambar.
Pipa hawa harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka banjir alat
sanitair tertinggi, dengan kemiringan 2%. Pipa hawa menembus atap harus
dibuat tahan cuaca, ujung atas terletak 15 cm diatas muka atap. Untuk
vent pipa dipakai PVC.
 Sambungan-sambungan pipa PVC memakai system “spigot” atau system
susuk dengan perekat solvent semen.
 Sambungan-sambungan pipa tanah harus diberi penguat pondasi pasangan
bata (1 ps : 2 ps) sampai kuat yang menyelimuti sekeliling pipa dan
kemudian diselimuti pasir urug.
 Setip titik simpul T,Y dan X harus diberi lubang pembersih (clean out) untuk
memudahkan pemeliharaan.

2) Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC 3"


 Untuk saluran air kotor juga digunakan pipa PVC dengan ketebalan 5 mm
semutu merk “pralon atau benlon”, produksi dalam negeri. Pemilihan salah
satu merk produksi adalah mengikat untuk seluruh proyek.
 Jaringan-jaringan harus dilengkapi dengan pipa hawa (vent) sesuai gambar.
Pipa hawa harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka banjir alat
sanitair tertinggi, dengan kemiringan 2%. Pipa hawa menembus atap harus
dibuat tahan cuaca, ujung atas terletak 15 cm diatas muka atap. Untuk
vent pipa dipakai PVC.
 Sambungan-sambungan pipa PVC memakai system “spigot” atau system
susuk dengan perekat solvent semen.
 Sambungan-sambungan pipa tanah harus diberi penguat pondasi pasangan
bata (1 ps : 2 ps) sampai kuat yang menyelimuti sekeliling pipa.
 Setip titik simpul T,Y dan X harus diberi lubang pembersih (clean out) untuk
memudahkan pemeliharaan.

3) Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC 3" (pembuangan air hujan)


 Untuk saluran air kotor juga digunakan pipa PVC dengan ketebalan 5 mm
semutu merk “pralon atau benlon”, produksi dalam negeri. Pemilihan salah
satu merk produksi adalah mengikat untuk seluruh proyek.
 Jaringan-jaringan harus dilengkapi dengan pipa hawa (vent) sesuai gambar.
Pipa hawa harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka banjir alat
sanitair tertinggi, dengan kemiringan 2%. Pipa hawa menembus atap harus
dibuat tahan cuaca, ujung atas terletak 15 cm diatas muka atap. Untuk
vent pipa dipakai PVC.
 Sambungan-sambungan pipa PVC memakai system “spigot” atau system
susuk dengan perekat solvent semen.
 Sambungan-sambungan pipa tanah harus diberi penguat pondasi pasangan
bata (1 ps : 2 ps) sampai kuat yang menyelimuti sekeliling pipa dan
kemudian diselimuti pasir urug.
 Setip titik simpul T,Y dan X harus diberi lubang pembersih (clean out) untuk
memudahkan pemeliharaan.
 Kemiringan jaringan pipa-pipa mendatar untuk air kotoran dan air hujan
adalah 1-2%.

4) Pengadaan dan Pemasangan Pipa Air Bersih 1" AW PVC


 Instalasi air bersih dilengkapi dengan katup pengaman beserta bak
pengontrolnya untuk jaringan distribusi yang masuk kedalam bangunan.
 Jaringan pipa yang tertanam dalam tanah, dipasang pada kedalaman
minimun 60 cm untuk diameter 4 inchi dan yang lebih besr, dan pada
kedalaman minimun 40 cm untuk diameter 3 inchi dan yang lebih kecil.
Pipa-pipa tersebut diberi pondasi untuk tumpuan, terbuat dari pasangan
pondasi 1 pc : 3 pc : 5 kr pada setiap jarak 3 m dan pada sambungan-
sambungan dan pada belokan-belokan.
 Jaringan utama pipa tegak dipasang melalui “ shaft” yang disediakan,
jaringan pembagi yang melalui dinding harus tertanam pada/dalam lapisan
plesteran.
 Jaringan pipa yang tegak lurus dan yang tergantung dalam bangunan
dipasang denga klem-klem / angker baut setiap jarak 2 m yang tertanam
kuat pada bangunan.
 Pemasangan pipa air bersih dan kran-kran pada semua keperluan sanitair
dilaksanakan untuk pipa air bersih yang diambil dari saluran induk yang ada
dengan pipa 01” sedang untuk saluran pembagi dengan pipa ¾”.
 Kran-kran air dipergunakan produksi dengan kualitas yang baik.
 Penyambungan dan instalasi air dalam, sampai ke resevoir atau saluran
bersih yang ada lengkap dengan stop kran dan bak meternya sesuai dengan
gambar.
 Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, sehingga tidak mengalami
kebocoran.

5) Pengadaan dan Pemasangan Pipa Air Bersih 2" AW PVC


 Instalasi air bersih dilengkapi dengan katup pengaman beserta bak
pengontrolnya untuk jaringan distribusi yang masuk kedalam bangunan.
 Jaringan pipa yang tertanam dalam tanah, dipasang pada kedalaman
minimun 60 cm untuk diameter 4 inchi dan yang lebih besr, dan pada
kedalaman minimun 40 cm untuk diameter 3 inchi dan yang lebih kecil.
Pipa-pipa tersebut diberi pondasi untuk tumpuan, terbuat dari pasangan
pondasi 1 pc : 3 pc : 5 kr pada setiap jarak 3 m dan pada sambungan-
sambungan dan pada belokan-belokan.
 Jaringan utama pipa tegak dipasang melalui “ shaft” yang disediakan,
jaringan pembagi yang melalui dinding harus tertanam pada/dalam lapisan
plesteran.
 Jaringan pipa yang tegak lurus dan yang tergantung dalam bangunan
dipasang denga klem-klem / angker baut setiap jarak 2 m yang tertanam
kuat pada bangunan.
 Pemasangan pipa air bersih dan kran-kran pada semua keperluan sanitair
dilaksanakan untuk pipa air bersih yang diambil dari saluran induk yang ada
dengan pipa 0.1” sedang untuk saluran pembagi dengan pipa ¾”.
 Kran-kran air dipergunakan produksi dengan kualitas yang baik.
 Penyambungan dan instalasi air dalam, sampai ke resevoir atau saluran
bersih yang ada lengkap dengan stop kran dan bak meternya sesuai dengan
gambar.
 Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, sehingga tidak mengalami
kebocoran.

6) Pengadaan dan Pemasangan Pipa Air Bersih 1/2" AW PVC


 Instalasi air bersih dilengkapi dengan katup pengaman beserta bak
pengontrolnya untuk jaringan distribusi yang masuk kedalam bangunan.
 Jaringan pipa yang tertanam dalam tanah, dipasang pada kedalaman
minimun 60 cm untuk diameter 4 inchi dan yang lebih besr, dan pada
kedalaman minimun 40 cm untuk diameter 3 inchi dan yang lebih kecil.
Pipa-pipa tersebut diberi pondasi untuk tumpuan, terbuat dari pasangan
pondasi 1 pc : 3 pc : 5 kr pada setiap jarak 3 m dan pada sambungan-
sambungan dan pada belokan-belokan.
 Jaringan utama pipa tegak dipasang melalui “ shaft” yang disediakan,
jaringan pembagi yang melalui dinding harus tertanam pada/dalam lapisan
plesteran.
 Jaringan pipa yang tegak lurus dan yang tergantung dalam bangunan
dipasang denga klem-klem / angker baut setiap jarak 2 m yang tertanam
kuat pada bangunan.
 Pemasangan pipa air bersih dan kran-kran pada semua keperluan sanitair
dilaksanakan untuk pipa air bersih yang diambil dari saluran induk yang ada
dengan pipa 01” sedang untuk saluran pembagi dengan pipa ¾”.
 Kran-kran air dipergunakan produksi dengan kualitas yang baik.
 Penyambungan dan instalasi air dalam, sampai ke resevoir atau saluran
bersih yang ada lengkap dengan stop kran dan bak meternya sesuai dengan
gambar.
 Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, sehingga tidak mengalami
kebocoran.

7) Pek. Septictank dan Peresapan


Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah. Agar
tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat. Rancangan
dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak berfungsi
dengan baik.
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih
dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu diperhatikan
hal-hal berikut:
Kemiringan pipa.
Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses pembuangan limbah. Selisih
ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran, sebaiknya sebesar
mungkin. Agar mengalir lancar, kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm
terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
Pilih pipa saluran yang tepat.
Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC. Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah
yang memiliki banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih
besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut,
rentan mampat.
Bak harus kuat dan kedap air.
Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus kedap air, agar limbah tidak
mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar
berupa campuran kerikil dan pasir.
Spesifikasi bahan untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain:
 dinding septic tank terbuat dari pasangan batu bata 1pc: 4 ps
 lantai kerja dari cor beton tanpa tulangan
 Penutup sep tic tank terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan 12 cm
sehingga kuat menahan beban kendaraan melintas diatasnya.
 resapan terbuat dari bahan ijuk, pasir, dan kerikil.
8) Pek. Peresapan air kotor
 Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap
tekanan 10 bar, penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat
sehingga tidak mudah bocor.
 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate
valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah
dibuat.
 Pasangan clean out dan accessories lainnya.
 Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan
besi siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat
menerima beban air.
 Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding
belum diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya
tidak bergerak saat menerima beban air.
 Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka
kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan
ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
 Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar
sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan
kebocoran.
 Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
 Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
 Buat sumur resapan dan bak kontrol.

XII. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan peralatan,
pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan, untuk pekerjaan istrik tegangan rendah.

1.2. Gambar-Gambar Rencana

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan-


peralatan seperti : panel, jalur kabel, lampu dan lain-lain. Penyesuaian harus
dilakukan di lapangan; karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan
ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.

1.3. Standart dan Peraturan

Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti standart dalam


PUIL terbitan terakhir (2000), SPLN, SII atau standart-standart internasional yang
tidak bertentangan dangan PUIL.

Disamping itu peraturan/hukum daerah setempat yang ada hubungannya dengan


pekerjaan ini harus ditaati pula. Surat ijin bekerja sebagai instalatir dari kelas yang
sesuai dengan pekerjaan ini harus dimiliki secara sah oleh pemborong, satu copy
surat ijin tersebut harus diserahkan kepada direksi segera setelah pekerjaan
selesai.
Komponen-komponen panel
* Busbar

Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas.


Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan konduktifitas tinggi (98%
atau lebih besar), dan harus mempunyai kuat hantar arus kontinu yang standart
dan sesuai dengan yang dimaksud pada gambar.

Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :

+ phasa : merah, kuning dan hitam.


+ netral : biru.
+ ground : hijau, kuning.

Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan diadakan


penyambungan dengan penghantar pentanahan terhadap lemari panel, rangka
dan badan peralatan dari metal, conduits dan lain-lain.

* Circuit Breaker (CB)

CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit breaker (MCB) untuk
kapasitas lebih besar dari 100A hingga 300A harus dari type adjusted case (MCCB)
dan fixed/bolt-on. Handel pengoperasian CB harus dapat secara jelas
menunjukkan apakah CB pada posisi on, off atau “ triped “.

CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan ampere trip (AT)
pada temperatur keliling 40oC, 600V ratings dan kemampuan pemutusan arus
hubungan singkat minimum pada 380V (RMS symmetrical) sesuai seperti yang
tercantum dalam gambar.

Main CB yang harus dilengkapi dengan pengaman terhadap gangguan ke tanah


(ground fault protection). Produk yang dapat diterima adalah merk MG , AEG atau
setara.

Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai sertifikat


keaslian barang dari produsen atau agen resmi yang ditunjuk.

* Magnetic Contactor

Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung. Kumparan
contactor harus sesuai untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan tahan bekerja
continue pada 10% tegangan lebih tinggi dan harus dapat pula menutup dengan
sempurna pada 85% tegangan nominal.

Contactor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making current sebesar


15% arus nominal, dan kemampuan electrical operation sebanyak 2.000.000 kali.

* Selector Switch

Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy duty dan
kedap minyak.

* Lampu Indikator / Pilot lamp

Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak.

Lampu indikator harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas prismatic,
pemasangan secara ulir dengan diameter ± 2.5 mm, lampu harus type long life.

* Terminal Block

Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas penghalang


diantaranya, dengan rating 600 volts minimum.

Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20% terminals untuk
cadangan.

* Name Plate

Name plate harus terbuat dari plastik gravis berlaminasi, putih bagian dalam dan
bagian hitam pada bagian permukaan.

Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.

* Kabel Kontrol

Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang konduktor
tidak kurang dari 2.5 mm2, rating tegangan 600 V .
Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri.
Pengawatan (Internal Wiring )
Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara sistematik dan rapih.
Semua hubungan kawat harus dilakukan melalui penghubung / terminal khusus.
Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel dan hubungan keduanya
diperkuat dengan cara dipres.
Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan baut serta
dilengkapi dengan ring yang bergerigi tepinya untuk menghindari kemungkinan
hubungan menjadi longgar. Pengawatan dari peralatan-peralatan yang dipasang
pada pintu panel yang menuju pada satu kompartemen harus digabung dalam
satu bendel yang fleksibel dan diikat kuat-kuat pada pintu dan rangka panel untuk
menghindari gejala pemutaran pada terminal kabel control. Interwiring harus
kontinu dari terminal ke terminal tanpa sambungan, dan setiap kabel control
harus diberikan label bernomor yang harus dicantumkan pada gambar-gambar
kerja (shop drawing).
Pemeriksaan dan Pengujiaan
Pemeriksaan dan pengujiaan meliputi :
 Pemeriksaan secara visual (appearance inspection) terhadap kelengkapan
peralatan apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud.
 Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handle.
 Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
 Pengujian tahanan insulasi.
 Pengujian kontinuitas rangkaian.
 Pengujian dengan tegangan.

XIII. PEKERJAAN LISTRIK


1) Pengadaan dan Pemasangan Instalasi penerangan dengan Menggunakan Kabel
NYY
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
 Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom
beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel
diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus
rata (untuk memudahkan penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal
petir.
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah
plat / balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada
shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu
rumit (banyak).

2) Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Stop Kontak denganMenggunakan Kabel


NYM
Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi 150
cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan
saklar harus rata dengan dinding.

3) Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Exaustfan


Beberapa pertimbangan penting dalam pemasangan exhaust fan adalah kita harus
menghitung perbandingan antara ukuran exhaust fan dengan lebar ruangan.
Perbandingannya adalah :
a. Exhaust fan ukuran 8 inchi sebaikny digunakan untuk ruangan 4m2
b. Exhaust fan ukuran 10 inchi sebaikny digunakan untuk ruangan 8m2
c. Exhaust fan ukuran 12 inchi sebaikny digunakan untuk ruangan 12m2
Pemasangan exausfan bisa diletakkan di dinding, plafond ataupun di jendela

4) Pengadaan dan Pemasangan Saklar Tunggal


Sakelar listrik berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian listrik.
 Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu denah instalasi lampu, sklar dan
stop kontak.
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
 Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom
beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel
diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus
rata (untuk memudahkan penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal
petir.
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah
plat / balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding batako/beton pada
shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu
rumit (banyak).
 Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang
setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

5) Pengadaan dan Pemasangan Saklar. Sakelar listrik berfungsi untuk


menghubungkan atau memutuskan rangkaian listrik.
 Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu denah instalasi lampu, sklar dan
stop kontak.
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
 Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom
beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel
diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus
rata (untuk memudahkan penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal
petir.
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah
plat / balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding batako/beton pada
shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu
rumit (banyak).
 Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang
setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

6) Pengadaan dan Pemasangan Saklar Triple


Sakelar listrik berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian listrik.
 Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu denah instalasi lampu, sklar dan
stop kontak.
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
 Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom
beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel
diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus
rata (untuk memudahkan penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal
petir.
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah
plat / balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding batako/beton pada
shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu
rumit (banyak).
 Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang
setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

7) Pengadaan dan Pemasangan Outlet Stop Kontak


Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi 150
cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan
saklar harus rata dengan dinding.

8) Pengadaan dan Pemasangan Fiting Down Light Lengkap dengan Lampu 20 watt
 Sediakan terlebih dahulu Downlight dan Lampu yang akan di pasang,
isolasi, kabel, baut, obeng, cutter, gunting, dan lainnya.
 Menyiapkan gambar layout penerangan untuk instalasi seperti jumlah
lampu yang akan di pasang, jarak antar titik lampu yang satu dengan yang
lainnya, jarak titik lampu dengan dinding, jenis saklar (saklar ganda atau
tunggal), posisi saklar,dan group penerangan.
 Matikan aliran listrik yang menuju lampu, jika kita kurang merasa aman
gunakan tes-pen (kadang ada kebocoran arus pada kabel Grounding =
tespen menyala lemah => periksa instalasi untuk memastikan)
 Lubangi plafon rumah anda seukuran Downlight yang Anda punya,
paskan pada Downlight jangan sampai longgar ataupun kekecilan untuk
lubang pada plafon.
 Pastikan Downlight sudah terinstal dengan kabel lampu saklar, jangan
lupa isolasi pada kabel yang terhubung antara kabel saklar dengan kabel
Downlight bawaan, pastikan kabel terisolasi rapat, bila perlu lapisi kabel
dengan pipa paralon kecil mencegah kabel di gerogoti binatang pengerat.
 Tata rapih kabel di atas plafon mencegah terjadinya konsleting listrik dan
agar tidak berantakan apabila salah satu kabel rusak, mudah untuk
diperbaiki.
 Pasang Downlight pada plafon yang berlubang, jangan lupa mengkaitkan
kait bawaan Downlight agar pas dan tidak goyah, jangan lupa untuk
mengunci bagian-bagian dengan baut.
 Setelah Downlight terpasang pasang lampu sesuai selera mode yang
Anda inginkan untuk pencahayaannya.
 Apabila lampu sudah terpasang kini Anda test dengan menyalakan lampu
lewat saklar.
 Lampu Downlight sudah terpasang , kini tinggal Anda menikmati suasana
baru dalam segi pencahayaan.

9) Pengadaan dan Pemasangan Fiting TL TKI RM Lengkap dengan lampu 2X20


watt
 Sediakan terlebih dahulu dan Lampu yang akan di pasang, isolasi, kabel,
baut, obeng, cutter, gunting, dan lainnya.
 Menyiapkan gambar layout penerangan untuk instalasi seperti jumlah
lampu yang akan di pasang, jarak antar titik lampu yang satu dengan yang
lainnya, jarak titik lampu dengan dinding, jenis saklar (saklar ganda atau
tunggal), posisi saklar,dan group penerangan.
 Matikan aliran listrik yang menuju lampu, jika kita kurang merasa aman
gunakan tes-pen (kadang ada kebocoran arus pada kabel Grounding =
tespen menyala lemah => periksa instalasi untuk memastikan)
 Lubangi plafon rumah anda seukuran TL TKI RM 2X20 watt yang Anda
punya, paskan pada fitting jangan sampai longgar ataupun kekecilan
untuk lubang pada plafon.
 Pastikan TL TKI RM sudah terinstal dengan kabel lampu saklar, jangan
lupa isolasi pada kabel yang terhubung antara kabel saklar dengan kabel
bawaan, pastikan kabel terisolasi rapat, bila perlu lapisi kabel dengan
pipa paralon kecil mencegah kabel di gerogoti binatang pengerat.
 Tata rapih kabel di atas plafon mencegah terjadinya konsleting listrik dan
agar tidak berantakan apabila salah satu kabel rusak, mudah untuk
diperbaiki.
 Pasang fitting pada plafon yang berlubang, jangan lupa mengkaitkan kait
bawaan lampu agar pas dan tidak goyah, jangan lupa untuk mengunci
bagian-bagian dengan baut.
 Setelah fitting terpasang pasang lampu sesuai selera mode yang Anda
inginkan untuk pencahayaannya.
 Apabila lampu sudah terpasang kini Anda test dengan menyalakan lampu
lewat saklar.

10) Pengadaan dan Pemasangan lampu TL TKO 2X40 watt


Pemasangan dan pengadaan lampu sesuai dengan spesifikasi dan titik titik yang
telah ditentukan dalam gambar kerja.

11) Pengadaan dan Pemasangan Panel MCB


Pemasangan panel
 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian
atas dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16
mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.

XIV. PEKERJAAN PENGASPALAN


1. Pekerjaan Persiapan

1.1 Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan Pengaspalan, semua bagian yang terlibat harus terlebih
dahulu memahami bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan
pengaspalan jalan harus didasarkan pada :
a. Spesifikasi.
b. Gambar perencanaan yang berstatus “for construction”.
c. Risalah lelang.
d. Shop drawing.

1.1.1 Mempersiapkan Gambar Pelaksanaan ( Shop Drawing ).


Gambar pelaksanaan yang harus dipersiapkan minimal terdiri dari Gambar Denah,
Gambar Potongan dan Gambar Detail yang dapat memberikan kemudahan dalam
pelaksanaan.

1.1.2 Mempersiapkan material


Material yang akan dipakai untuk pekerjaan Asphalt Concrete Wearinf Course (AC-
WC) harus terlebih dahulu dilakukan pengujian. Dari hasil pengujian ini akan dijadikan
dasar komposisi campuran AC-WC yang akan digunakan dan untuk mengetahui
material tersebut sesuai spesifikasi atau tidak. Jenis tes yang dilaksanakan meliputi :
1. Tes Gradasi dengan Analisa Saringan ( Sieve Analisys )
2. Marshall Test.
3. Abrasi butiran (Tes Los Anggeles).
4. Tes resapan asphalt ke butiran

1.1.3 Trial Mix dan Trial Compaction


Trial Mix dilaksanakan berdasarkan analisa dari hasil tes material. Trial mix yang
dilaksanakan digunakan untuk mengadakan Trial Compaction. Trial Compaction
dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan yang
sebenarnya. Dari hasil trial compaction, akan diketahui :
• jenis alat pemadat dan kapasitasnya
• waktu pelaksanaan dan
• jumlah lintasan yang diperlukan untuk memadatkan material.

1.1.4 Staking Out


Laksanakan staking out di lapangan untuk menentukan :
1. Patok Referensi. (elevasi dan koordinat)
2. Patok Centre Line.
3. Patok Batas AC-WC.

1.2 Pelaksanaan
Pekerjaan pengaspalan dilaksanakan sesuai dengan tahapan sebagai berikut :
1.2.1 Pelapisan tack coat.
Sebelum tack coat dilapiskan maka permukaan concrete box dibersihkan terlebih
dahulu dengan compressor. Pelapisan tack coat ini dilaksanakan di atas permukaan
concrete box secara merata dengan menggunakan asphalt sprayer. Penghamparan
AC-WC harus dilakukan antara 1 s/d 4 jam.

1.2.2 Penghamparan AC-WC


Asphalt ConcreteWearing Course (AC-WC) dari Asphalt Mixing Plan (AMP) diangkut
dengan dump truck ke lokasi proyek. Pada saat pengangkutan ini harus dijaga
temperatur AC dengan jalan menutupi dengan terpal. Penghamparan AC dilakukan
dengan cara menuangkan AC dari dump truck ke asphalt finisher, selanjutnya dari
asphalt finisher AC tersebut digelar. Ketebalan dan temperatur AC pada saat
penggelaran harus sesuai dengan ketentuan/spesifikasi. Apabila cuaca tidak
memungkinkan (hujan) maka penghamparan harus dihentikan dan dilanjutkan
kembali setelah cuaca memungkinkan.

1.2.3 Pemadatan AC
Pemadatan AC terbagi dalam 3 bagian yaitu :
a. pemadatan pertama (brakdoewn rolling)
b. pemadatan kedua (intermediate rolling)
c. pemadatan terakhir (final rolling)
Pemadatan pertama dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 111 C s/d 102 C
atau sekitar 0 - 10 menit sejak AC digelar. Penggelaran ini menggunakan tandem
roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction.
Pemadatan perkedua dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 102 C s/d 83 C
atau sekitar 10 - 20 menit sejak AC digelar. Penggelaran ini menggunakan pneumatic
tire roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction.
Pemadatan terakhir dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 83 C s/d 63 C atau
sekitar 20 - 45 menit sejak AC digelar. Penggelaran ini menggunakan tandem roller
dengan jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah :


1. Lapis asphalt concrete (AC) paling atas yang diselesaikan setiap section
pemadatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki kemiringan sesuai
spesifikasi.
2. Patok referensi elevasi asphalt concrete (AC), centre line, batas-batas AC dan
patok kemiringan agar dibuat dengan jelas, diupdate sesuai dengan elevasi AC
yang telah diselesaikan dan dijaga keberadaannya untuk memudahkan
pemeriksaan dan pengontrolan pekerjaan.
3. Pemadatan pada jalan lurus dimulai dari tepi perkerasan sejajar as jalan menuju
ke tengah. Pada tikungan, pemadatan dimulai dari bagian yang rendah sejajar as
jalan menuju ke bagian lebih tinggi. Pada bagian tanjakan dan turunan harus
dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan menuju ke bagian yang tinggi.
4. Roda penggilas pada lintasan pertama ditempatkan di muka.
5. Pada waktu pemadatan roda mesin gilas harus dibasahi (dilap) dengan air.

XV.
XVI.

Anda mungkin juga menyukai