untuk
mengawasi dan menjalankan proses pelaksanaan secara teknis dan prosedural administrasi
meliputi :
- Tenaga kualifikasi S1 Teknik Arsitek 1 orang memiliki SKA Arsitektur yang berlaku
- Tenaga kualifikasi S1 Teknik Sipil 1 orang memiliki SKA Pelaksana Struktur yang berlaku
- Tenaga kualifikasi STM Jurusan Bangunan 1 orang memiliki SKT Pelaksanan Lapangan
Pekerjaan Perumahan dan Gedung yang masih berlaku
- Tenaga kualifikasi SMA sederajat 1 orang sebagai tenaga administrasi
Sedangkan daftar peralatan minimal untuk membantu pelaksanaan pekerjaan yang
menjadi persyaratan tender telah kami lampirkan bukti kepemilikan, kwitansi pembelian, faktur
atau dukungan alat atau sewa alat bermaterai, yang telah terdokumentasi. Adapun
peralatan minimalnya meliputi penyediaan :
- M o b i l Dump truck 2 unit
- Mesin Molen 1unit
- Mesin Stamper 1 unit
- Mesin genset 1 unit
- Profil tank 2 unit
- Gerobak dorong 4 unit
- Alat pertukangan 2 set dan 1 unit mesin molen
2. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta komposisi kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.
3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03. Penimbunan kerikil dengan
pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin
adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum
5. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja
polos BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240 Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga
dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan
dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka
waktu panjang. Besi beton digunakan pada pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan
ditempat yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. Membengkok
dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus
dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas terlebih dahulu.
1.1 Komposisi/Campuran Beton/Mutu Beton
a. Komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi yaitu : beton
mutu K-225 dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, atau sesuai dengan gambar kerja. Mutu
beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design dari laboratorium yang
disepakati antara Kontraktor dan Pengendali Kegiatan, Kecuali ditentukan lain, maka
sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.. Untuk lantai kerja menggunakan
beton mutu K-100.
b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi/Konsultan Pengawas
apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
c. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, yaitu:
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton
harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03
1.2 Cetakan dan Acuan Beton
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan
oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi
ketentuan- ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03.
1.3 Pengecoran
a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi/Konsultan
Pengawas. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat - tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan -papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki
tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
b. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari
1,5 m.
1.4 Perawatan Beton
a. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai
berikut:
- Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
-
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan
lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut
perintah
Direksi/Konsultan Pengawas.
Untuk
selanjutnya
Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini sudah tercakup
dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang
ditawarkan untuk pekerjaan ini mencakup biaya-biaya bekisting, air, pasir, kerikil,
semen, pemeliharaan, pengujian beton, serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai
dengan persyaratan dan keperluan yang termaksud diatas.
3. Pemasagan lispank lurus, rata tidak bergelombang dan benar-benar horizontal sesuai
dengan gambar.
4. Pemasagan seng genteng harus dari kanan bawah.
Rangka plafond menggunakan material baja tipis ( hollow ). Adapun metode Pemasangan Plafond
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titik-titik sekrup kait.
2. Pasang Sekrup Kait
3. Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan posisi tegak lurus.
4. Pasang Rangka Tepi Plafon ( list profil) sebagai list tepi pada garis sipatan
5. Tentukan jarak penempatan Kait Penggantung.
6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafon.
7. Pasang Rangka Utama (Top Cross Rail)
8. Pasang Rangka Pembagi
9. Pasang plafond dengan spesifikasi material yang telah ditentukan pada gambar kerja, RKS
dan RAB
VII. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN KUNCI
Kusen pintu dan jendela serta daun pintunyayang digunakan adalah dari bahan
material alumunium dengan ukuran sesuai dengan gambar bestek.
VIII. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond
Plywood serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan dinding
sebelah dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat tembok jadi,
berkualitas baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sebelum pengecatan dimulai,
permukaan dinding yang akan dicat harus dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas
pemasangan bata harus diratakan, lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir pada
bagian tertentu di amplas sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar rata.
Warna cat yang diinginkan adalah sesuai dengan
Direksi/Konsultan
Pengawas.
Semua
petunjuk
RKS
atau
petunjuk
ketebalan yang sama dengan 3 kali pengulangan pengecatan. Semua permukaan baik beton
dan kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan kertas amplas.
Pencampuran
kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat kayu disesuaikan dengan
pabrik
atau
petunjuk
direksi/konsultan
pengawas.
Sebelum
arahan
dilakukan pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor akan menunjukan contoh warna dan merk yang akan digunakan dan
dimintai persetujuan direksi/konsultan pengawas.