Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN RKB SDN 002 KECAMATAN NUNUKAN SELATAN


Pelaksanaan pekerjaan pembangunan RKB SDN 002 Kecamatan Nunukan Selatan
secara teknis di atas kertas diperkirakan tidak akan terlalu rumit dalam metode pelaksanaannya
di lapangan dibandingkan daerah wilayah tiga yang ada di daerah Kabupaten Nunukan. Hal ini
disebabkan karena lokasi pekerjaan masih berada di sekitar Kota Nunukan sehingga akses
mobilisasi material dan material itu sendiri cukup mudah untuk diperoleh setiap saat atau dalam
kondisi tertentu.
Adapun mengenai personil tenaga perusahaan yang dipersyaratkan

untuk

mengawasi dan menjalankan proses pelaksanaan secara teknis dan prosedural administrasi
meliputi :
- Tenaga kualifikasi S1 Teknik Arsitek 1 orang memiliki SKA Arsitektur yang berlaku
- Tenaga kualifikasi S1 Teknik Sipil 1 orang memiliki SKA Pelaksana Struktur yang berlaku
- Tenaga kualifikasi STM Jurusan Bangunan 1 orang memiliki SKT Pelaksanan Lapangan
Pekerjaan Perumahan dan Gedung yang masih berlaku
- Tenaga kualifikasi SMA sederajat 1 orang sebagai tenaga administrasi
Sedangkan daftar peralatan minimal untuk membantu pelaksanaan pekerjaan yang
menjadi persyaratan tender telah kami lampirkan bukti kepemilikan, kwitansi pembelian, faktur
atau dukungan alat atau sewa alat bermaterai, yang telah terdokumentasi. Adapun
peralatan minimalnya meliputi penyediaan :
- M o b i l Dump truck 2 unit
- Mesin Molen 1unit
- Mesin Stamper 1 unit
- Mesin genset 1 unit
- Profil tank 2 unit
- Gerobak dorong 4 unit
- Alat pertukangan 2 set dan 1 unit mesin molen

Sedangkan metode pelaksanaan pekerjaan RKB SDN 002 Kecamatan Nunukan


Selatan secara teknis , meliputi bebarapa hal , antara lain :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah disiapkan
di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
2. Pembersihan lokasi yang menjadi dudukan bangunan dengan membuang lapisan top
soil sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
3. Pemasangan bouwplank yang menandakan tempat bangunan, dan juga menjadi acuan
as bangunan pada waktu pelaksanaan

4. Pemasangan papan nama proyek dengan mencantumkan nama pekerjaan, lokasi,


sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan pengawas serta kontraktor
pelaksana
5. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta kelengkapan
administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
6. Pembuatan direksi keet sebagai tempat bagi pelaksana dan perencana serta owner untuk
berdiskusi mengenai pekerjaan yang terlaksana di lokasi . Selain itu di bangun pula
base camp buat tenaga kerja dan gudang material yang biasanya terintegrasi dengan direksi
keet.
7. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan penempatan bahan /
material dan lalu lintas.
II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
1. Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui
ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
2. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5 :1 untuk jenis tanah yang
kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1 : 10 atau
dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
3. Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 atau disesuaikan dengan ukuran
kedalam pondasi sesuai dengan gambar kerja.
4. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar
tukang lebih leluasa bekerjanya atau disesuaikan dengan ukuran lebar pondasi sesuai
dengan gambar kerja.
5. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar
tidak mengganggu pekerjaan.
6. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume pekerjaan, gambar
kerja dan RKS
III. PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Semen.
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (
SNI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

2. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta komposisi kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.
3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03. Penimbunan kerikil dengan
pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin
adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum
5. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja
polos BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240 Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga
dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan
dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka
waktu panjang. Besi beton digunakan pada pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan
ditempat yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. Membengkok
dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus
dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas terlebih dahulu.
1.1 Komposisi/Campuran Beton/Mutu Beton
a. Komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi yaitu : beton
mutu K-225 dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, atau sesuai dengan gambar kerja. Mutu
beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design dari laboratorium yang
disepakati antara Kontraktor dan Pengendali Kegiatan, Kecuali ditentukan lain, maka
sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.. Untuk lantai kerja menggunakan
beton mutu K-100.
b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi/Konsultan Pengawas
apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
c. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, yaitu:
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton
harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03
1.2 Cetakan dan Acuan Beton
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan
oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi
ketentuan- ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03.
1.3 Pengecoran
a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi/Konsultan
Pengawas. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat - tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan -papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki
tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
b. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari
1,5 m.
1.4 Perawatan Beton
a. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai
berikut:
- Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
-

Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan
lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut

perintah

Direksi/Konsultan Pengawas.

Untuk

selanjutnya

diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.


b.

Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini sudah tercakup
dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan yang
ditawarkan untuk pekerjaan ini mencakup biaya-biaya bekisting, air, pasir, kerikil,
semen, pemeliharaan, pengujian beton, serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai
dengan persyaratan dan keperluan yang termaksud diatas.

IV. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLASTERAN


Pekerjaan dinding mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2 Ps
dan campuran 1 Pc : 4 Ps
a.Pasangan batu bata dinding keliling bangunan dipasang batu, dinding dimulai dari
permukaan sloof hingga peil 20 cm diatas permukaan lantai dipasang bata ttrasram bata
dengan campuran 1 semen banding 2 pasir. Untuk dinding kamar mandi/toilet dipasang batu
bata transram 1 Pc : 2 Ps setinggi 1,5 meter dari permukaan lantai. Sedangkan dinding
lainnya dipasang pasangan bata bata 1Pc : 4Ps dengan campuran 1 semen banding 4 pasir
sesuai dengan gambar bestek.
b. Semua pasangan batu bata sebelum dikerjakan terlebih dahulu direndam dalam air hingga
jenuh.
c. Seluruh bata yang digunakan bermutu baik, bentuk seragam, siku dengan tekstur yang sama,
warna merah tua, tanpa retak, tahan terhadap air dan tidak rapuh.
d. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi
syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi
air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis
digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
e. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan
syarat :
- Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan
benang.
- Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi
30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
f. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata.
Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada
sudut.
g. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak
bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan
secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ). Pahatan tersebut setelah dipasang
pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plasteran yang dilaksanakan secara sempurna,
dikerjakan bersama-sama dengan plasteran seluruh bidang tembok.
i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi
perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya
secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

Pekerjaan plesteran mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2 Ps


dan campuran 1 Pc : 4 Ps
a. Plesteran 1 Pc : 2 Ps dengan campuran 1 semen Banding 2 Pasir dilakukan pada pasangan
bata 1 Pc : 2 Ps, sedangkan Plesteran 1 Pc : 4 Ps dengan campuran 1 semen Banding 4 Pasir
dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 4 Ps
b. Pekerjaan plesteran yang lainnya dilakukan pada permukaan beton, kolom, sloof, dan
ring balk atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pada bidang-bidang dinding yang akan diplester harus
disiram, dibasahi dengan air

bersih, bebas dari kotoran dan lain-lain atau sesuai

dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas, permukaan plesteran harus rapid an rata.


d. Pekerjaan plesteran dilakukan pasir yang halus dengan permukaan yang rapi dan
tidak bergelombang.
V. PEKERJAAN LANTAI
1. Pada saat membeli keramik dari toko material sebelumnya dipisahkan dahulu keramik yang
sewarna, meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu pembakarannya berbeda
akan meyebabkan perbedaan warna hal ini akan menggurangi keindahan pasangan keramik.
2. Keramik mempuyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1, KW 2, KW 3.
KW 1 adalah keramik dengan kualitas terbaik disusul dengan KW 2 dan KW 3.
3. Untuk jenis keramik tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh, sehingga dalam proses
pemasangan nantinya tidak meyerap air semen.
4. Meyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik, agar nantinya tidak terjdi
bongkar pasang.
5. Menggukur ruagan yang akan dipasang keramik.
6. Membuat gambar kerja pasangan keramik bedasarkan hasil pengukuran sehingga dapat
ditentukan pemotongan lebar rencana las-lasan pada pinggir ruangan.
7. Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.
8. Membuat kepalaan keramik bedasarkan ukuran gambar kerja yang sudah dibuat.
9. Memasang keramik.
10. Memasang nuk keramik.
VI. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
Metode Pemasangan Atap adalah sebagai berikut :
1. Rangka kuda-kuda berbahan material baja ringan yang di pasang sesuai dengan gambar.
2. Pemasangan antara reng dengan rangka kuda-kuda disesuaikan dengan bahan penutup atap
yang di pakai. Pemasangan reng biasanya bedasarkan tarikan benang diagonal, virtikan dan
horizontal untuk mendapatkan bidang atap yang rata.

3. Pemasagan lispank lurus, rata tidak bergelombang dan benar-benar horizontal sesuai
dengan gambar.
4. Pemasagan seng genteng harus dari kanan bawah.
Rangka plafond menggunakan material baja tipis ( hollow ). Adapun metode Pemasangan Plafond
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titik-titik sekrup kait.
2. Pasang Sekrup Kait
3. Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan posisi tegak lurus.
4. Pasang Rangka Tepi Plafon ( list profil) sebagai list tepi pada garis sipatan
5. Tentukan jarak penempatan Kait Penggantung.
6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafon.
7. Pasang Rangka Utama (Top Cross Rail)
8. Pasang Rangka Pembagi
9. Pasang plafond dengan spesifikasi material yang telah ditentukan pada gambar kerja, RKS
dan RAB
VII. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN KUNCI
Kusen pintu dan jendela serta daun pintunyayang digunakan adalah dari bahan
material alumunium dengan ukuran sesuai dengan gambar bestek.
VIII. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond
Plywood serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan dinding
sebelah dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat tembok jadi,
berkualitas baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sebelum pengecatan dimulai,
permukaan dinding yang akan dicat harus dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas
pemasangan bata harus diratakan, lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir pada
bagian tertentu di amplas sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar rata.
Warna cat yang diinginkan adalah sesuai dengan
Direksi/Konsultan

Pengawas.

Semua

petunjuk

RKS

atau

petunjuk

permukaan pengecatan harus rata dan semua

ketebalan yang sama dengan 3 kali pengulangan pengecatan. Semua permukaan baik beton
dan kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan kertas amplas.

Pencampuran

kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat kayu disesuaikan dengan
pabrik

atau

petunjuk

direksi/konsultan

pengawas.

Sebelum

arahan

dilakukan pelaksanaan

pekerjaan, kontraktor akan menunjukan contoh warna dan merk yang akan digunakan dan
dimintai persetujuan direksi/konsultan pengawas.

IX. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik yang ditanam
didalam beton, kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan pitting, baik
sakelar, stop kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik didalam pipa maupun di atas
plafon. Pemasangan jaringan listrik mengikuti petunjuk pemasangan dari PLN.
X. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan lain lain meliputi penyelesaian pelaksanaan pekerjaan taman dan saluran air
( saluran drainase tersier ) yang dilakukan, sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama)
Pekerjaan. Kontraktor pelaksana wajib membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama
pada atap, lantai dinding, pintu/jendela, plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga
harus membersihkan barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa material yang
digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan, sehingga halaman benar-benar
bersih dan rapih.

Anda mungkin juga menyukai