Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN

NAMA PEKERJAAN : Pembangunan/Rehabilitasi Penahan Gelombang (Break Water) di PPP TUMUMPA

LOKASI : Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tumumpa - Manado

TAHUN ANGGARAN : 2019

Penyusunan Metode Pelaksanaan ini untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi

biaya pelaksanaan.,

Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan pekerja yang akan memasuki lahan harus

mendapat ijin, dan menggunakan perlengkapan keamanan dan keselamatan proyek (K3) sesuai peraturan yang

berlaku serta berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat.

Tujuan pelaksanaan pekerjaan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas Penahan Gelombang (Break Water) dari

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tumumpa yang telah ada, sehingga dapat menambah kapasitas kapal yang merapat

di dermaga.

Seluruh kegiatan pelaksaaan pekerjaan ini harus mengacu pada program kesehatan dan keselamatan kerja, dengan

memperhatiakan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu
dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua
petugas dari pekerja lapangan.
b. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja.
Membuat tempat penginapan di lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali
atas ijin PPK.
c. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dari segala
kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang
berlaku (Jamsostek).
d. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di lokasi harus disediakan
Alat Pelindung Diri (APO) berupa safety helmetdanRompi.
e. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan perlengkapan keselamatan
kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan promosi keselamatan, dan lain - lain.
f. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan danmengambil tindakan
yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
g. untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
Prosedur Operasi Standar (SOP) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

1) Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

2) SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.

3) Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur Keselamatan, PPK, dan Konsultan.

a. Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh komponen proyek yaitu karyawan,

subkon, mandor dan seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap keadaan darurat

b. Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk menjaga kebersihan, kerapihan,

kenyamanan di lingkungan kerja.

Gambar 1. Perlengkapan K3

Gambar 2. Pemakaian Perlengkapan K3


Adapun tahapan pekerjaan yang dirunut berdasarkan poit dalam daftar kuantitas dan harga dan disesuaikan

dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dapat kami uraikan sebagai berikut :

Tahapan Pekerjaan :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

. Pada pekerjaan persiapan ini akan dilakukan pekerjaan sebagai berikut :

a. Administrasi dan Legalitas

 Setelah menerima SPPBJ kami akan mengurus kelengkapan Adminitrasi seperti Surat Jaminan

Pelaksanaan kemudian menandatangani Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

 Berikutnya setelah adanya SPMK dan melakukan rapat persiapan pelaksanaan kontrak bersama

dengan PPK, perencana serta pengawas, dimana hal yang akan dibicarakan antara lain:

Program mutu, organisasi kerja, tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan, jadwal pelaksanaan

pekerjaan yang diikuti uraian metode kerja dengan memperhatikan unsur K3, mobilisasi peralatan dan

personil serta penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan.

 Membuat surat permohonan kepada pihak Direksi Pekerjaan untuk melakukan Mutual Cek Awal

(MCA) secara bersama-sama sekaligus menerima Surat Penyerahan Lapangan.

 Membuat usulan perubahan kontrak kepada PPK bilamana terjadi perbedaan antara volume

kontrak dengan hasil MCA.

b. Pekerjaan Survei Lapangan Dan Pengukuran

Pekerjaan survei lapangan ini sangat perlu dilaksanakan guna mengetahui tentang kemungkinan

adanya kendala-kendala di proyek yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Sebelum pelaksanan pekerjaan fisik, perlu dilakukan pengukuran ulang bersama

(mutual cek awal) antara Kontraktor, Direksi Lapangan dan Konsultan Pengawas serta Panitia Peneliti

Pelaksanaan Kontrak, dengan menggunakan alat ukur (Theodolite dan waterpass serta meter ukur dan

GPS) untuk menentukan koordinat dan elevasi sekaligus dilakukan pemasangan patok-patok dan

bouwplank. Selanjutnya membuat gambar,serta perhitungan-perhitungan teknis (Back Up Data) secara

bersama sesuai hasil MCA dan diajukan kepada PPK untuk diproses lebih lanjut sebagai dasar

pembuatan perubahan kontrak (CCO). Pekerjaan ini dilakukan dalam waktu satu minggu.

c. Papan Nama Proyek

 Papan nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek.

 Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan.

 Bahan yang dipakai : kayu, baliho dan lain-lain.

 Papan nama proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.

 Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.


d. Direksi Keet

Selanjutnya mendirikan Kantor Kontraktor, Ware House, Work Shop, Laboratorium, Barak Pekerja dan

perlengkapan lainnya yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan.

1. Pengukuran Lapangan :

Pengukuran berpedoman pada titik tetap yang ditentukan oleh Direksi Lapangan, sebagai dasar Mutual

Check Awal.Pengukuran menjadi hal yang pokok dan mendasar. Pengukuran disini bertujuan untuk

menentukan titik bench mark dan elevasi dari Break water yang akan dikerjakan. Pengukuran dilakukan

oleh surveyor. Peralatan yang digunakan adalah Theodilite dan Waterpass.

Sebelum memulai pekerjaan pengukuran, Penyedia harus menyerahkan kepada PPK untuk mendapatkan

persetujuannya,metode dan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran situasi dan

detailpotongan melintang.

Pekerjaan pengukuran harus dilakukan pada waktu Pengawas Lapangan beradadi tempat pekerjaan.

Patok-patok tersebut danhurufnyaharus dicat denganwarna:

 Patok Poligon dan waterpass :warnamerah, hurufhitam.

 Patok Poligon sebagai CP(control Point): warna biru, huruf hitam.

Patok-patok control point(CP) harus dibuat dari pipa paralon ukuran diameter 10cm,diisibeton.Dengan

tinggi diatas tanah sepanjang 25cm agar terlihat jelasdan diberi perkuatan sedemikian sehingga cukup

kuat selama pelaksanaan pekerjaan.

Profil-profil melintang tembok laut rencana harus dibuat tiap jarak 10 muntuk jarak lurus dan untuk

jarak lengkung disesuaikan. Profil-profil harus dibuat darikayu/kaso utuh lurus dan dengan

Ukuran paling kecil 5/7cm serta sambungan-sambungannya diperkuat dengan paku atau tali.

Semua patok-patok tetap pengukuran termasuk "BenchMark" yang terdapat pada daerah/lokasi

pekerjaan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik sampai pekerjaan tersebut diterima oleh

pihak PPK untuk keduakalinya. Setelah dilakukan pengukuran kembali, harus segera mungkin

diterbitkannya hasil pengukuran berupa gambar kerja, ukuran dimensi pasangan, elevasi dan lain-lain,

ukuran berdasarkan gambar design/revisi rencana yang ditentukan setelah hasil Uitzet.

Keseluruhan pekerjaan persiapan dilaksanakan pada minggu pertama.

2. Perlengkapan K3 :

Perlengkapan K3 yang dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan yaitu berupa helm dan

rompi.Perlengkapan K3 tersebut sangat berguna sebagai alat pelindung diri dari para pekerja selama

melaksanakan pekerjaa, agar terhindar dari bahaya yang dapat terjadi.

Perlengkapan K3 ini harus dipakai selama masa pelaksanaan sampai dengan selesainya pekerjaan yaitu

dari minggu pertama sampai dengan minggu ke 21.


B. PEKERJAAN PENATAAN KEMBALI REVETMENT.

1. Pekerjaan Galian batu menggunakan excavator :

Pekerjaan galian batu ini dilaksanakan untuk membongkar konstruksi lama yang terdiri dari pasangan

batu, dan akan disiapkan sebagai lahan untuk melaksan akan konstruksi break water. Pekerjaan galian

batu ini menggunakan excavator jenis long arm karena dibutuhkan jangka Dan alat yang lebih jauh untuk

dapat menjangkau material batu yang terdapat dalam air.

Pekerjaan galian ini mengacu pada gambar kerja atau spesifikasi dan petunjuk direksi, serta

dilaksanakan sesuai ukuran dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau menurut ukuran

dan ketinggian lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelaksanaan pekerjaan galian batu

dilakukan selangkah demi selangkah, setelah galian mencapai kedalaman yang sesuai dengan gambar

rencana,atas persetujuan Direksi/Pengawas.

Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 2 sampai minggu ke 4.

2. Pemasangan Geotextile tipe c :

Setelah pekerjaan galian batu telah selesai dilaksanakan dapat dilanjutkan dengan pemasangan

geotextile tipe c pada dasar galian (sesuai gambar kerja).Geotextile berfungsi sebagai screen atau

penyaring agar supaya material pengisi berupa pasir tidak akan terbawa oleh arus dan pengaruh pasang

surut yang terjadi.

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah selesainya pekerjaan galian batu, yaitu pada minggu ke 5 sampai

minggu ke 6.

3. Pekerjaan timbunan batu 50 – 100 Kg :

Pekerjaan timbunan batu 50-100 Kg dilaksanakan setelah selesainya pekekerjaan pemasangan

geotextile tipe c. Timbunan batu diletakkan dengan hati-hati diatas permukaan geotextile agar supaya

tidak merusak lapisan geotextile yang telah terpasang.

Pekerjaan timbunan batu ini dilaksanakan mengacu pada gambar kerja untuk semua ukuran, baik elevasi

maupun lebar penampang break water, dan harus selalu sesuai dengan petunjuk dari direksi

pekerjaan.Untuk kelurusan dan elevasi harus tetap dikonttrol dengan menggunakan alat ukur theodolite

dan waterpass.

Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 6 sampai minggu ke 15.

4. Pekerjaan timbunan pasir:

Setelah pekerjaan timbunan Batu 50 – 100 kg selesai dilaksanakan dan telah sesuai dengan elevasi yang

ditunjukkan dalam gambar kerja, maka dapat dilanjutkan dengan pekerjaan timbunan pasir pada

permukaan pekerjaan timbunan batu. Hal ini dimaksudkan agar didapatkan permukaan yang rata pada

bagian atas dari konstruksi break water. Setelah selesai pekerjaan hamparan pasir, harus dipadatkan

dengan menggunakan alat pemadat.

Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 11 sampai minggu ke 16.

5. Pekerjaan cor beton K200 :


Pekerjaan cor beton K200 dilaksanakan diatas lapisan timbunan pasir yang telah selesai

dipadatkan.Sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu harus dibuat job mix design untuk

mendapatkan komposisi yang tepat dan sesuai dengan mutu beton yang disyaratkan.

Material berupa batu pecah 2/3, pasir beton, semen dan air dicampur dengan mengunakan alat

pencampur beton (concrete Mixer). Dan setelah itu, campuran beton dituangkan dengan memperhatikan

ketebalan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas. Pengecoran harus dilakukan

secara langsung dan menyeluruh. Setelah selesai seluruh pekerjaan pengecoran dilakukan Kegiatan

Curing (perawatan).

Melakukan Kontrol Kualitas.

Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum

dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap rencana elevasi dan ketebalan pengecoran,

serta kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya

pengecoran, campuran dari Concrete mixer diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang

tercantum dalam spesifikasi.

Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas dan Direksi

Lapangan untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.

Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 13 sampai minggu ke 17.

6. Pekerjaan Plesteran 1 : 4

Pekerjaan plesteran dilaksanakan diatas permukaan cor lantai beton K200.Sebelum dilaksanakan

pekerjaan plesteran, maka permukaan lantai cor harus dibersihkan dari semua kotoran dan debu yang

ada agar supaya didapatkan ikatan yang baik antara permukaan cor dan plesteran lantai.

Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke 15 sampai minggu ke 19.

7. Pemasangan Fender :

Fender merupakan bahan pabrikasi berupa bantalan karet dan harus dipesan terlebih dahulu.

Pemasangannya ditempatkan pada bagian sisi luar dari liesplank dermaga dengan menggunakan baut

fisher khusus bantalan karet Fender sesuai dengan gambar kerja atau petunjuk direksi lapangan.

8. Pamasangan Bollard :

Bollard atau Bit Bollard merupakan tiang pengikat tambang kapal ke dermaga. Bollard atau Bit Bollard

merupakan bahan pabrikasi dan harus dipesan terlebih dahulu. Pemasangannya ditempatkan pada bagian

atas lantai kantilever sejajar dengan balok beton atau tiang dermaga dan pada permukaan dari

konstruksi break water atau sesuai gambar kerja dan petunjuk direksi lapangan. Pemasangannya
ditancapkan pada bagian beton, dan sambungan antara Bollard dan lantai dermaga harus ditutup dengan

beton cor.

Pekerjaan pemasangan fender dan bollard dilaksanakan pada minggu ke 20 sampai minggu ke 21.

C. PEKERJAAN PORTAL.

Pekerjaan cor beton K200 :

Pekerjaan cor beton K200 pada pekerjaan portal mengikuti spesifikasi pada pengecoran beton K200

pada konstruksi break water. Pengecoran ini dilaksanakan pada bagian kaki atau tiang dari konstruksi

portal besi

sesuai dengan gambar kerja atau petunjuk direksi lapangan.

1. Pekerjaan Plesteran 1 : 4

Pekerjaan plesteran pada pekerjaan portal dilaksanakan pada bagian kaki portal untuk menutup

permukaan dari pengecoran kaki portal.Pekerjaan plesteran ini harus memperhatikan kelurusan dan

kerapihan dari hasil pekerjaan, dan harus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan

2. Pemasangan pipa besi galvanis 3”

Pekerjaan pemasangan pipa besi galvanis 3” dikerjakan untuk membuat konstruksi portal agar dapat

membatasi tonase kendaraan yang dapat memasuki area Break water. Pemasangan pipa galvanis 3”

dilaksanakan dengan menggunakan mesin las pada simpul konstruksi portal yang dibuat sesuai dengan

gambar kerja.

Pekerjaan konstruksi portal berupa cor beton K200,plesteran 1:4 dan pemasangan pipa besi galvanis 3”

ini dilaksanakan pada minggu ke 19.

D. PEKERJAAN LAIN – LAIN :

1. Administrasi :

Untuk melengkapi Administrasi/Dokumentasi dan laporan-laporan akan dikerjakan :

 Laporan berkala secara menyeluruh.

 Catatan kemajuan pekerjaan, yang ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan.

 Dokumen Foto, meliputi :

 Pekerjaan sebelum dilaksanakan

 Pekerjaan sedang dilaksanakan


 Pekerjaan setelah dilaksanakan

 Disusun rapi dan diketahui Direksi Pekerjaan. Foto-foto diambil pada setiap STA.

 Membuat As-built Drawing atau gambar yang sesuai pekerjaan lapangan.

 Membuat Laporan harian, mingguan dan bulanan.

 Membuat Back-up data sesuai dengan hasil pekerjaan dilapangan.

Pembersihan Akhir

Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan pembersihan akhir

dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan dibongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut

petunjuk Direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari

pelaksanaan pekerjaan.

Kawangkoan 28 Mei 2019

Di Buat Oleh

CV TONAKO

TREIVE R.R INKIRIWANG

Direktur

Anda mungkin juga menyukai