Anda di halaman 1dari 57

METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN : PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN OBYEK


WISATA KABUPATEN JEPARA
PEKERJAAN : PENATAAN LINGKUNGAN WISATA RELIGI
MAKAM KI AGENG SENTANU
LOKASI : DESA KARANGRANDU KECAMATAN PECANGAAN
TAHUN ANGGARAN : TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN
CV. SAPTA KARYA MANUNGGAL adalah Perusahaan Jasa Konstruksi mencakup pekerjaan
Arsitektur, Sipil dan Tata Lingkungan . Perusahaan memiliki komitmen kuat untuk senantiasa
memberikan dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui produk bermutu tinggi dan
pelayanan terbaik yang dilandasi dengan tingkat keamanan tertinggi dan menerapkan metode
kerja yang tepat, praktis, tepat dan aman. Metode pelaksanaan pelayanan ini biasanya digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan agar menghasilkan pekerjaan yang optimal sesuai
dengan yang diharapkan, baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas.

II. METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN PERSIAPAN


- PENANGANAN PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
1. Mobilisasi dilaksanakan selambatnya dalam waktu 7 hari kalender sejak penerbitan
SPMK dengan meminta persetujuan direksi, kegiatan ini meliputi :
a. Penyiapan Fasilitas Direksi Keet.
Direksi keet dibangun dekat lokasi pekerjaan berdekatan dengan barak / gudang
untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan. Pada direksi keet ditempatkan perabot dan
perlengkapan kantor, gambar kerja, dokumen spesifikasi teknis, jadwal pelaksanaan
dan perlengkapan P3K.
Layout direksi keet dan gudang :
Direksi Gudang
Keet

Ruas jalan yang dilaksanakan

b. Barak / Gudang
Barak / Gudang digunakan untuk menyimpan peralatan dan material agar terjaga
keamanan dan terlindung dari cuaca yang dapat merusak / mengurangi kualitas
material, dibangun dekat lokasi pekerjaan yang berdekatan dengan direksi keet.
c. Mendatangkan personil dan peralatan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan.
Peralatan yang dimobilisasi adalah :
1. Pompa air
2. Concrette Mixer
3. Dump Truck
4. Hand Stamper
2. Koordinasi dengan masyarakat setempat dan pihak direksi untuk memberikan informasi
akan dimulainya pekerjaan serta memberikan penjelasan tentang maksud dan manfaat
dari pekerjaan yang akan dikerjakan, serta mendapatkan dukungan, kesepakatan dan izin.
Penyiapan jalan kerja ke lokasi pekerjaan untuk kelancaran pengiriman material.
3. Melakukan Pengukuran awal / setting out untuk menentukan patok dasar / peil ± 0,00
dan detail kondisi lokasi pekerjaan pada tiap mata pembayaran, yang tertuang dalam
gambar kerja / shop drawing. Pengukuran awal sebelum pekerjaan dimulai meliputi
pengukuran memanjang dan melintang bangunan. Pengukuran memanjang dan
melintang dilaksanakan dengan jarak / interval tertentu sesuai petunjuk direksi dan
pengawas lapangan serta untuk menentukan elevasinya atau titik tetap dilapangan,
setelah hasil pengukuran didapat selanjutnya dihitung secara bersama – sama kontraktor
dan pengawas untuk diajukan sebagai data akhir kuantitas yang akan dilaksanakan sesuai
kondisi lapangan yang ada saat ini.
Pada bagian ini peralatan yang digunakan adalah:
a. Theodolit
b. Bak ukur / rambu ukur
c. Patok dan cat
d. Meter ukur 50 cm
e. Buku tulis dan perlengkapanya
Bouwplank dibuat dari patok tiang yang terbuat dari kayu kaso yang ditanam pada
sekitar lokasi pekerjaan. Antar patok tiang tiang yang dihubungkan dengan kayu kaso
papan yang daripadanya terdapat tanda / marketing dari cat yang menandakan ketinggian
/ elevasi, letak titik tengah / center dari suatu bagian konstruksi. Antar bouwplank
terdapat pula benang yang ditarik untuk mengarahkan kesikuan dan kelurusan /
kemiringan dari suatu bagian knstruksi. Dengan bantuan tarikan benang pada
bouwplank, ukuran / dimensi dari suatu bagian konstruksi dapat seragam, lurus dan siku.
Bouwplank ditempatkan sekitar 1 meter dari lokasi pelaksanaan pekerjaan.
4. Pembuatan papan nama proyek
Papan nama proyek dibuat dengan bahan dan ukuran sesuai pada dokumen lelang atau
menurut petunjuk Direksi. Setelah jadi dipasang ditempa yang mudah dilihat.
5. Dokumen dan Administrasi
Pengambilan dokumentasi dilakukan pada lokasi pekerjaan yang akan dikerjakan dengan
menggunakan dokumentasi foto sebagai bukti pekerjaan dilaksanakan dengan benar
sesuai spesifikasi.
6. Pembersihan lahan
Lahan lokasi pekerjaan dibersihkan dari semua material yang mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, mulai dari material sampah organik, an-organik, padat dan cair. Keseluruhan
material hasil pembersihan lokasi dikeluarkan dari lokasi pekerjaan menggunakan alat
angkut yang disesuaikan dengan jenis dan volume material yang akan diangkut.
Pekerjaan bongkaran dilakukan pada bagian – bagian bangunan lama / existing, tanaman
dan konstruksi / material lain pada lokasi proyek yang tidak lagi dibutuhkan / akan
mengganggu kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil bongkaran diangkut keluar
dari lokasi pekerjaan dan dibuang pada lokasi pembuangan yang telah disepakati / sesuai
petunjuk direksi
7. Site Manajemen
Site manajemen merupakan sistem pengaturan tata kerja dilapangan yang meliputi
pengaturan tata letak direksi keet, gudang material, barak kerja, dan penempatan alat
berat. Direksi keet dibangun untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan. Pada direksi keet
ditempatkan perabot dan perlengkapan kantor, gambar kerja, dokumen spesifikasi teknis,
jadwal pelaksanaan dan perlengkapan P3K.
Barak / Gudang digunakan untuk menyimpan peralatan dan material agar terjaga
keamanan dan terlindung dari cuaca yang dapat merusak / mengurangi kualitas material.
8. Manajemen Material
Sistem Manajemen Material merupakan kumpulan manajemen yang berfungsi
mendukung kelengkapan perputaran aliran material dari pembelian material sampai
dengan pengontrolan volume dan aliran waktu penggunaan material dalam proyek.
Klasifikasi jenis material pada proyek ini secara umum jenis material yang digunakan
dapat dibagi menjadi berikut :
a. Material Fabrikasi
Material Fabrikasi adalah material- material yang akan diolah untuk proses fabrikasi
menjadi produk yang siap pakai dilapangan.
b. Material Non Fabrikasi
Material Non Fabrikasi adalah material –material yang tidak memerlukan proses
fabrikasi dan dapat langsung digunakan dilapangan. Material non fabrikasi yang
digunakan dalam proyek ini.
9. Manajemen Alat
Sistem manajemen alat merupakan kumpulan manajemen yang mendukung pelaksanaan
proyek yang mencakup penggunaan alat yang seefisien mungkin termasuk akses
pergantian alat antara proyek jalan yang satu dengan yang lain.
10. Manajemen Tenaga ( Manusia )
Sistem manajemen tenaga merupakan kumpulan manajemen yang mendukung
pelaksanaan proyek yang mencakup penggunaan tenaga yang seefisien mungkin
sehingga proyek dapat berjalan sesuai target. Sistem manajemen tenaga ini dilakukan
dengan mengirimkan tenaga ahli ke lokasi proyek satu minggu sebelum proyek dimulai
untuk mengadakan persiapan.

III. PENANGANAN PEKERJAAN UTAMA


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan lapangan dan peralatan
a. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah disiapkan
di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
b. Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan
lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan
pembanguna.
c. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak
merusak struktur tanah.
2. Pengukuran dan pemasangan bowplank
a. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank menggunakan kayu/papan yang diketam rata
pada sisi kerjanya.
b. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dan mendapat persetujuan dengan Direksi, garis lurus antara papan
bouwplank menggunakan benang yang sudah dilakukan pelevelan.
c. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan
3. Air kerja
Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya.
Untuk pengadaan air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja.
Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk
mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk
keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh
dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang
telah ditentukan.
B. PEKERJAAN RUANG WUDLU
I. PEKERJAAN TANAH
1. Menggali tanah biasa sedaalam 1m
Galian dilakukan secara manual.
a. Sebelum tanah digali dipasang/ditarik benang dari titik-titik ikat untuk mengetahui
berapa lebar dan panjang digali sampai kedalaman sesuai dg gambar.
b. Semua pekerjaan galian dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat, ketinggian
ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran dari Direksi.
c. Penyedia Barang/Jasa akan merapikan semua penggalian permanen sampai garis
dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Hasil galian yang tidak terpakai diangkut dan dibuang ke tempat lain.
e. Setelah galian selesai memberitahu Direksi untuk memeriksa hasil galian
f. Pekerjaan selanjutnya dilakukan apabila hasil galian sudah disetujui dan diijinkan
oleh Direksi.
2. Urugan tanah kembali
a. Bahan urugan tanah harus dibersihkan dari kotor-kotoran seperti akar-akaranm,
sampah, dan bahan organik lainya
b. Untuk tanah bekas galian yang dapat digunakan harus mendapat persetujuan dari
pengawas/direksi
c. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis maksimal 20cm dan disiram dengan air
secukupnya dan kemudian dipadatkan.

3. Urugan pasir hurug


Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah dan atas persetujuan
Direksi. Dipilih pasir yang baik secara teknis,bebas dari akar, bahan-bahan organis,
barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban
yang optimum untuk pemadatan. Kemudian padatkan pasir urug tersebut dengan
memakai alat stamper, jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan
tebal pasir urug seperti yang direncanakan
II. PEKERJAAN PONDASI
1. Pemasangan batu kosong/Anstamping
a. Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada garis dan arah
yang tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
b. Bahan saringan pasir dan kerikil harus sesuai dengan spesifikasi teknik.Lapisan
dasar harus diletakkan dengan tebal yang sama dan cukup rata agar menjadi
pondasi yang kuat untuk pemasangan batubelah dan batu pecah.
c. Batu belah yang dipakai dalam pasangan batu kosong harus diletakkan pada lapisan
dasar dengan cara sedemikian rupa sehinggapasangan batu kosong yang selesai
dikerjakan menjadi stabil dan tidak longsor

2. Pemasangan pondasi batu belah 1SP : 6PP muntilan


Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan
batu kali.
Pembuatan profil :
a. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil
dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
b. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
c. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik
tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas
profil sesuai peil pondasi.
d. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku
agar lebih kuat.
e. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil,
sehingga menjadi kuat dan kokoh.
f. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak
tepat,demikian juga peilnya.
Pemasangan batu kali :
a. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan
urugan pasir.
c. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
d. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi
25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar
batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
e. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai
ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.

3. Pasang pondasi rolag trashram bata merah 1 Pc : 5 Ps (SNI)


a. Pasangan bata rolaag dipasang dibagian tepi teras atau tangga.
b. Sebelum melakukan pemasangan bata Rollag, terlebih dahulu dipasang profilan
benang sebagai acuan kerataan Pasangan Pondasi Bata Rollag
c. Siapkan adukan dengan campuran 1Pc : 5 Ps untuk melekatkan bata-bata tersebut.
d. Mengambil spesi menggunakan sendok spesi kemudian meletakkannyapada bata
e. Mulai menyusun Rollag dengan posisi batu bata sejajar sesuai gambar yang
ditentukan.
f. Pasangan bata rolaag ini berfungsi sebagai pembatas dan penyangga tepi lantai, agar
lantai tidak mengalami penurunan serta memudahkan dalam pekerjaan pemasangan
lantai keramik.
III. PEKERJAAN BETON
1. Pembuatan beton sloof (K200)
a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan sloof beton.
b. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
c. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
d. Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di samping. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk
menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
e. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran sloof yang
digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci sloof tersebut
harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli jadi. Jika ingin
membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm dan plat besi
tebal 3-5 mm. Jarak sloof sangat tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila
jarak kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi rata.
Namun jika jarak kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin
ke bawah jarak sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
f. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap kolom.Untuk
mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun
goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat
penting.
g. Setelah komponen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai
dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu
dengan menggunakan alat concreate vibrator.
2. Pembuatan beton kolom (K200)
a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan kolom beton.
b. Menyiapkan sepatu kolom yang ditarik garis lurusnya dari sloof. Fungsinya agar
bekisting tepat berada pada titik koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan.
Sepatu kolom biasanya menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
c. Melakukan perakitan besi tulangan sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
d. Memasang bekisting kolom. Jangan lupa beton decking atau tahu beton penyangga
besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar
tidak berubah selama proses pengecoran.
e. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran sloof yang
digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci balok tersebut
harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri dari kayu dan besi atau bisa
membeli barang jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10
mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm.
f. Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom terhadap sloof dan
balok.Untuk mendapatkan kolom struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh
miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support
dinilai sangat penting.
g. Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai
dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu
dengan menggunakan alat concreate vibrator.

3. Pembuatan beton ring balk (K200)


a. Pekerjaan diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang
ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.
b. Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk
(jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending
Schedule). Penekukan/ pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan
piringan tekuk/ roller sesuai kelompok/ jenis diameter besi. Periksa pemasangan
kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).
c. Besi yang belum & sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan
hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannnya dengan gambar
kerja.
d. Besi disetting di posisi masing-masing kolom dengan menyambung tulangan stek
yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis
sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi struktur, serta sudah terpasang
“beton decking” yang memadai.
e. Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak
bekisting/mould oil sebelum didirikan.
f. Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting-unting,
waterpas dan alat ukur.
g. Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk
batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom. Pekerjaan Plat Beton
h. Setelah komponen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai
dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu
dengan menggunakan alat concreate vibrator.

4. Pembuatan daag beton (K200)


a. Pekerjaan diawali dengan pemasangan bekisting
b. Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk
(jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending
Schedule). Penekukan/ pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan
piringan tekuk/ roller sesuai kelompok/ jenis diameter besi. Periksa pemasangan
kawat bendrat.
c. Besi yang belum & sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan
hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannnya dengan gambar
kerja.
d. Setelah bekisting dan tulangan sudah siap kemudian area daag yang akan dicor
dilakukan pembersihan menggunakan mesin air compressor.
e. Setelah area daag yang akan dicor sudah bersih dari sampah dan kotoran tahap
berikutnya yaitu melakukan pengecoran dengan mutu beton yang sudah ditetapkan,
Pada saat pengecoran, setelah beton segar dituangkan dan dipadatkan dengan
concreate vibrator, kemudian dilakukan pekerjaan perataan permukaan beton sesuai
dengan ketebalan yang telah direncanakan.

5. Pembuatan kuda-kuda beton (K200)


a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan kuda-kuda beton.
b. Melakukan perakitan besi tulangan sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
c. Memasang bekisting kolom. Jangan lupa beton decking atau tahu beton penyangga
besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar
tidak berubah selama proses pengecoran.
d. Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai
dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu
dengan menggunakan alat concreate vibrator.
6. Pekerjaan rabat beton (100)
Langkah kerja untuk pekerjaan rabat beton lantai adalah:
a. Bahan yang digunakan untuk mencampur beton, harus memenuhi spesifikasi dan
ketentuan.
b. Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau
K.100.
c. Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
d. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
e. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
f. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember. setelah beton
segar dituangkan dan dipadatkan dengan concreate vibrator,
g. Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.
7. Pembuatan beton tutup septic tank (K175)
a. Pekerjaan diawali dengan pemasangan bekisting sebagai media cetak beton tutup
septict tank
b. Mempersiapkan besi yang kemudian dipotong dan dirakit sebagai tulangan plat
beton untuk tutup septic tank.
c. Besi yang sudah dipotong dan dirangkai diletakkan pada bekisting yang telah
disiapkan.
d. Setelah bekisting dan tulangan sudah siap kemudian area yang akan dicor dilakukan
pembersihan.
e. Setelah area yang akan dicor sudah bersih dari sampah dan kotoran tahap berikutnya
yaitu melakukan pengecoran dengan mutu beton yang sudah ditetapkan, Pada saat
pengecoran, setelah beton segar dituangkan dan dipadatkan dengan concreate
vibrator, kemudian dilakukan pekerjaan perataan permukaan beton sesuai dengan
ketebalan yang telah direncanakan.

IV. PEKERJAAN DINDING


1. Pekerjaan dinding bata expose
a. Untuk pekerjaan yang pertama yaitu siapkan peralatan kerja (Cetok, benang, pahat,
ember, paku, pensil, amplas, kain lap, alat aduk semen)
b. Siapkan bahan perekat bata expose, semen MU (perekat keramik dinding)
c. Kupas cat lama dengan cara di amplas
d. Permukan dinding di pahat secara acak (diketrik), jarak dan kedalaman kurang lebih
2 cm
e. Tarik benang dari ujung dinding ke sisi dinding yang akan di pasang bata expose
(rata/waterpas)
f. Bata expose bagian muka jangan sampai terkena semen karena bisa flex sehingga
bata expose jadi tidak menarik. Apabila terkena semen secepatnya dibersihan
dengan kain yang bersih (jangan kain yang terkena semen)
g. Setelah bata expose sudah ditempelkan pada dinding, bersihan permukana bata
expose yang telah dipasang dengan kuas

2. Pekerjaan rooster
a. Pasangan roster dipasang dengan campuran 1: 3
b. Pemasangan roster sebelum dipasang dibasahi terlebih dahulu agar mendapatkan
daya rekat yang sempurna
c. Pemasangan roster dikerjakan bersama dengan pekerjaan pasangan batu bata
d. Pemasangan roster dilakukan sesuai dengan gambar kerja

V. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Pekerjaan plesteran 1 Pc : 6 Pp tebal 15mm pasir Muntilan
Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua
kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir, spesi diaduk dengan
molen untuk mendapatkan hasil yang homogen. Kemudian pasir dimasukkan ke dalam
gentong molen terlebih dahulu kemudian semen dengan perbandingan tersebut di atas
dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru
diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi molen masih
mengaduk. Setelah spesi sudah matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan
spesi dituang ke kotak tempat spesi. Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana
tukang dan pembantu tukang sudah siap ditempat. Sebelum plesteran dipasang terlebih
dahulu semua permukaan yang akan diplester dibersihkan. Apabila bidang yang akan
diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air
bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan
dengan air semen. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran
yang sudah selesai karena sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah
selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan dan
dirapikan sehingga terlihat bagus. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel
dibersihkan dan dibuang

2. Pemasangan acian
Basahi plesteran yang sudah kering menggunakan air sampai benar-benar jenuh.
Maksud dari pembasahan ini adalah agar plesteran yang kering tidak menyerap banyak
air pada saat acian basah ditempel. Apabila plesteran menyerap air yang berlebih maka
acian menjadi tidak menempel sempurna yang akan menyebabkan retak-retak.
Buat adukan menggunakan semen mortar dengan perbandingan sesuai dengan merk
semennya.
Tempelkan adukan basah ke dinding, kemudian ratakan dengan jidar agar permukaan
lebih rata.
Gosok dan ratakan sampai permukaan benar-benar rata.
Setelah kering bisa dicek dengan menggunakan jidar apakah hasilnya sdah rata.
Pengecekan bisa dilakukan menggunakan sinar. Karena permukaan yang bergelombang
akan kelihatan apabila diberi cahaya.
VI. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Pasang rangka atap baja ringan
a. Tahap persiapan
Menyiapkan rencana pemasangan atap dan peletakan kuda-kuda kemudian
mengecek peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja.
b. Levelling dan marking
Mengatur permukaan ring balok supaya rata dan sikudengan menggunakan alat
waterpass, kemudian memastikan rangka dasar ring balok mengikat semua bagian
bangunan dan mengukur jarak yang dibutuhkan antara kuda-kuda dan meteran,
langkah terakhir darile5elling dan marking yaitu memberikan tanda untuk
meletakkan kuda-kuda supaya sesuai dengan rancangan gambar atap yang sudah
dibuat.
c. Perakitan dan pemasangan kuda-kuda
Kuda-kuda harus dipasang secara hati-hati dan sesuai dengan nomor ring balok
kemudian memastikan sisi kanan dan kiri pada rangka kuda-kuda tidak terbalik dan
setelah itu mengencangkan ring balok supaya posisi kuda-kuda tidak berubah,
langkah selanjutnya :
 Memeriksa semua jarak antara kuda-kuda
 Memastikan kedataran "levelling kuda-kuda”
 Memasang balok nok
 demasang bracing "pengikat sebagai penguat.
 Memasang reng
 Memasang gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpuh pada
ring balok
 Kemudian memasang ceillng battens untuk memperkuat ikatan antara kuda-kuda.
d. Tahap akhir pemasangan Memeriksa kembali apakah pemasangan kuda-kuda sudah
sesuai dengan gambar, kedataran nok pada semua sisi atap dan memastikan
overhang sudah terpasang dengan benar atau belum.

2. Pemasangan atap genteng jatiwangi super/besar


a. Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting)
dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng
jatiwangi.
b. Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng
serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak
sama mengakibatkan genangan air.
c. Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok
atap.
d. Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan
penutup atap).

3. Pemasangan genteng bubung jatiwangisuper/besar


Bubungan adalah pertemuan dari dua bidang atap yang merupakan garis miring
menyudut . Adapun langkah kerja yaitu sebagai berikut :
a. Tentukan tinggi ukuran tinggi pasangan genteng metal bubungan.
b. Pasang benang pada dua buah profil, sesuaikan tinggi pemasangan.
c. Mulailah pemasangan genteng metal bubungan dimulaidari ujung garis atap.

4. Pasang lisplank lb20cm ex kalsiplank


a. Pasang listplank tersebut secara memanjang sesuai dengan kebutuhan atap dan
perencanaan yang telah dibuat.
b. Perhatikan jarak pemasangan antara sekrup yang sebaiknya tidak terlalu jauh agar
ikatanya semakin kuat, dan dipasang memanjang mengikuti listplank tersebut.
c. Sesudah listplank berhasil dipasang, kemudian masing-masing sekrup dan
sambungan diberikan dempul.

VII. PEKERJAAN SANITASI


1. Memasang closet jongkok porselen
Sebagai langkah awal adalah mempersiapkan luban gpengeluaran atau saluran feset ke
arah septic tank.
a. Gunakan pipa PVC atau sejenisnya, pemasangan pipa-pipa ini harus telah disiapkan
semenjak pembuatan pondasi rumah.
b. Menentukan posisi kloset yang telah di tetapkan dalam gambar denah rumah.
c. Hal penting yang harus diperhatikan adalah posisi pipa pada bagian kloset harus
lebih tinggi dari septic tank, sehingga kotoran cepat mengalir ke tempat
peresapannya. Untuk kloset jongkok posisinya harus lebih tinggi dari lantai kamar
mandi atau keramik.
d. Pasang batu bata sebagai penopang dan dinding bagian bawah kloset. Gunakan
adukan pasir dan semen 3 : 1. Susun batu bata dengan rapat pada bagian pinggir atau
dinding. Buat lekukan berbentuk kotak dengan ukuran lebih kecil dari kloset sebagai
penampung ke arah lubang pipa. Dinding lubang ini harus diplester dengan adukan
semen dan pasir 1 : 2, kemudian diaci agar tidak terjadi rembesan ke pori-pori tanah.
e. Posisi lubang pipa dapat diletakkan di bagian depan atau bawah kloset, atau
belakang. Semua arah dapat di gunakan.
f. Pasang keramik terlebih dahulu agar terbentuk corak keramik yang baik. Kemudian
letakkan kloset di atasnya menggunakan aci atau adukan 1: 2. Pada bagian pinggir
atau tepi kloset di tutup dengan naad.
g. Kelebihan pemasangan kloset setelah proses pasangkeramik adalah tanda tidak perlu
lagi menggunakan waterpas sebagai peratanya. Dengan catatan pasangan keramik
sudah datar, atau jika pun miring sedikit, usahakan ke arah depan, dan kanan kiri
rata.

2. Pemasangan floor drain


a. Floor drain dipasang ditempat - tempat sesuai dengan gambar untuk itu. Floor drain
yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat.
b. Pada tempat - tempat yang telah dipasang Floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai
dengan ukuran floor drain tersebut.
c. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi kemudian dibersihkan dari noda -
noda semen dan tidak adakebocoran
3. Pemasangan kran Ø ½ atau Ø ¾
a. Hal yang pertama adalah sebelum kita mamasang kran pastikan bahwa instalasi
tembok dan pipa sudah benar - benar selesai dikerjakan hal ini untuk menghindari
Kran rusak oleh benturan dan goresan.
b. Hal yang kedua adalah pastikan air yang akan dialirkan sudah bersih dari kotoran
maupun sisa material bangunan.
c. Kemudian untuk pemasangan kran lilitkan seal tape pada drat kran yang akan
dipasang. Hal ini untuk mencegah supaya sambungan tidak bocor saat dialiri air.
d. Pasang Kran ke pipa searah jarum jam
e. Periksa sambungan kran dari kebocoran dengan mengaliri air pada instalasi.

4. Pemasangan pipa PVC tipe AW Ø ½ , tipe AW Ø ¾ , tipe AW Ø 1 , tipe AW Ø 2 , tipe


AW Ø 4
a. Dilantai dasar pipa talang tegak harus diberi bantalan yang kuat.
b. Sambungan - sambungan antara pipa PVC diberi solvent cement dari kwalitas baik
yang disetujui oleh pengawas.
c. Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC dan pipa ABS atau fitting logam, maka
menggunakan sambungan ulir atau flend dengan fitting antara lain faucet elbow
valve socket dan lain - lain dan sambungan tersebut diberi lem khusus.
d. Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
doop atau plug dengan bahan material yang sama.
e. Pipa - pipa sebelum disambung harus ditest dahulu terhadap kebocoran hal ini
dilakukan sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan.
f. Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang tertanam di tanah pada saat
jarak 3 m harus diberikan pondasi bantalan beton 1 pc : 3 ps : 5 krl, pondasi ini juga
dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
g. Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian pertemuan
antara pipa tegak dan datar dilantai dasar.

5. Pekerjaan septic tank buis beton Ø 100 cm


a. Pertama tentukan lokasi dimana letak septik tank yang akan di tempatkan.
b. Selanjutnya setelah menentukan lokasi penempatan septik tank, adalah membuat
galian dengan model lingkaran dengan ukuran diameter dan kedalaman sesuai
ukuran septi tank buis beton
c. Buat dua lubang galian yang jaraknya jangan terlalu jauh dari lubang yang pertama
dan lubang yang kedua kira kira 50cm, lubang yang pertama digunakan sebagai
septik tank utama dan yang lubang ke dua digunakan sebagai resapan. Septik tank
utama fungsinya sebagai tampungan tinja pertama kali tinja masuk ke dalam septik
tank jadi setelah tinja masuk dari dalam closet menuju saluran pipa menuju septik
tank utama. Resapan diguanakan sebagai tampungan tinja kedua setelah septik tank
utama telah penuh biasanya resapan hanya ber isi air kotor
d. Setelah lubang terbuat masukan buis beton ke dalam lubang yang telah di buat tadi
secara berlahan mengunakan teknik dan cara tertentu.
e. Catatan dalam setiap luabang bisa di masukan 3 sampai 4 buis beton setiap buis
beton berukuran panjang 100cm sekat setiap tumpukan buis beton mengunakan bata
atau ijuk tujuannya agar septik tank bisa tahan lama
f. Selanjutnya adalah membuat saluran pembuatan saluran dari closet menuju septik
tank di usahakan terjadi kemiringan sehinga air beserta kotoran tinja bisa mudah
masuk ke dalam septik tank
g. Untuk ukuran salauaran di usahakan memilih ukuran diameter lebih besar lebih baik
supaya menghindari saluran mampet atau tersumbat
h. Setelah saluran terpasang sempurna selanjutnya pengetesan atau uji coba bisa di
lakukan untuk mengetes apakah saluran tersebut berkerja dengan baik
i. Langkah selanjutanya setelah semua langkah – langkah di atas selesai adalah
langkah yang terakir yaitu menutup septik tank buis beton mengunakan tutupnya
rekatkan antara penutup septik tank buis beton dan septik tank mengunakan adukan
semen halus
j. Untuk septik tank yang telah jadi bisa di beri angin-angin di atas septik tank resapan
mengunakan pipa pvc berguna untuk sirkulasi udara

6. Pemasangan tower air stainless 500 lt lengkap aksesoris


Tanki air atasmenggunakan tanki stainless dengan kapasitas 500 lt. tanki dilengkapi
dengan lubang inlet, outlet, drain, manhole dan ventilasi. Tanki ditempatkan pada
dudukan yang kuat, konstruksi beton sebagai tumpuan tangki air ini menggunakan
beton campuran 1 : 2 : 3.

7. Pemasangan mesin pompa air ex sanyo/ shimizu lengkap aksesoris


a. Pasang instalasi penimpaan ruang pompa terlebih dahulu, pemasangan pompa
dipasang setelah instalasi pendukung seperti pipa plumbing dan kabel listrik
dipasang dengan benar
b. Pasang pompa, baca buku petunjuk pemasangan pompa air yang disertakan di pada
kemasan pembelian sehingga semua bagian dapat terpasang dengan benar.
c. Sambung instalasi daya ke pompa.
d. Lakukan running test pompa.
e. Jika ada kesulitan dapat bekerjasama dengan tukang plumbing atau kontraktor
mekanikal elektrikal.

VIII. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING


1. Pemasangan lantai keramik 30 x 30 cm warna
a. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
b. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
c. Buat adukan untuk pasang keramik.
d. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik yang rata
dan garis siar/nat yang lurus.
e. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
f. Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang
sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik
lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
g. Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
h. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
i. Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah itu
baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
j. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari kotoran.
2. Pemasangan dinding keramik
a. Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME sudah
terpasang.
b. Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
c. Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
d. Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang rata dan garis
siar/nat yang lurus.
e. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
f. Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan dengan
perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding keramik
lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
g. Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan yang rata.
h. Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan
pasangan keramik mudah pecah.
i. Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass.
j. Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu baru
dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.
IX. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Pasang instalasi saklar
a. Tentukan titik – titik saklar sesuai dengan gambar yang ditentukan
b. Buat alur instalasi titik-titik saklar. Sebaiknya alur instalasi merapat ke tembok
untuk memperkecil kemungkinan kabel terkena cangkul atau benda tajam lainnya
saat perawatan atau renovasi.
c. Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakantidak
tampak dari luar (tertanam)
d. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom betonharus dipasang terlebih
dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasuk-kan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
e. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
f. Dudukan tempat saklar dibuat setinggi150 cm dari lantai, saklar harus rata dengan
dinding.
2. Pemasangan Instalasi titik lampu
a. Tentukan lokasi titik-titik lampu sesuai dengan gambar yang telah ditentukan
b. Buat alur instalasi kabel listrik dari stop kontak terdekat ke lokasi titik-titik lampu.
Sebaiknya alur instalasi kabel itu merapat ke tembok untuk memperkecil
kemungkinan kabel terkena cangkul atau benda tajam lainnya saat perawatan atau
renovasi.
c. Potong panjang pipa PVC sesuai alur yang ada. Warnai pipa dengan cat besi.
d. Masukkan kabel ke dalam pipa dan tanam di dalam tanah.
e. Setelah itu, hubungkan bagian ujung kabel ke rumah lampu, sedangkan ujung yang
lainnya ke stopkontak.
3. Pasang saklar ex Panasonic / Broco
a. Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan
cutter.
b. Pasang conduit dan inbow dos.
c. Tunggu sampai plester dinding akhir.
d. Sambungan saklar dengan aslinya.
e. Pasang saklar, gunakan waterpass agar rata.
4. Pasang lampu 15 watt ex philips
a. Jenis lampu yaitu philips 15 watt
b. Ukur diameter lubang kap lampu bagian dalam ring atau bibir kap lampu dibuka.
c. Buat lingkaran sesuai dengan ukuran kap lampu downlight. Lubangi dengan
menggunakan pisau cutter yang tajam. Jangan terlalu besar atau terlalu kecil.
d. Sambungkan kedua kabel sesuai dengan warnanya, (api biasanya berwarna merah,
dan massa biasanya berwarna biru atau hitam).
e. Gunakan isolasi yang berkualitas untuk menutup sambungan.
f. Masukkan kabel ke dalam plafon dan pasang kap diplafon pasang tuas pengunci dan
bibir kap lampu.
g. Pasang bola lampu, biasanya menggunakan lampu LED.

5. Pasang lampu ex 8 watt ex philips


a. Jenis lampu yaitu philips 8 watt
b. Ukur diameter lubang kap lampu bagian dalam ring atau bibir kap lampu dibuka.
c. Buat lingkaran sesuai dengan ukuran kap lampu downlight. Lubangi dengan
menggunakan pisau cutter yang tajam. Jangan terlalu besar atau terlalu kecil.
d. Sambungkan kedua kabel sesuai dengan warnanya, (api biasanya berwarna merah,
dan massa biasanya berwarna biru atau hitam).
e. Gunakan isolasi yang berkualitas untuk menutup sambungan.
f. Masukkan kabel ke dalam plafon dan pasang kap diplafon pasang tuas pengunci dan
bibir kap lampu.
g. Pasang bola lampu, biasanya menggunakan lampu LED.

X. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecat tembok baru dengan mowilex luar ruangan
a. Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut
menggunakan kuas.
b. Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
c. Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
d. Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas,
sikat kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
e. Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
f. Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
g. Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti
jamur/lumut. Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua)
lapis dengan menggunakan cat dinding emultion.
h. Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
2. Pengecatan bata expose
a. Bersihkan dinding bata expose terlebih dahulu dari debu dan kotoran yang
menempel. Tujuannya tentu agar cairan cat dapat menempel pada permukaan
dinding ini dengan sempurna.
b. Pengecatan cat dasar pada permukaan dinding bata expose sebaiknya dilakukan
dengan roll supaya lebih mudah dan cepat.
c. Pilih cat yang berwarna merah bata sehingga warna asli batubata tetap terjaga
dengan baik. Gunakan juga cat yang bersifat waterproof, khususnya bila dinding
batubata expose ini berada di lingkungan exterior.
d. Pengecatan pada dinding batubata sebaiknya dilakukan sebanyak minimal dua kali
lapisan untuk menghasilkan tampilan dinding yang bagus.

XI. PEKERJAAN PINTU DAN KUNCI


1. Pasang pintu alumunium
a. Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap
yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai.
b. Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan
kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus
maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
c. Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di
isi silicone sealant.
d. Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu. Frame pintu dipasang pada kusen dengan menggunakan penggantung engsel
yang disekrup ke kusen.

2. Pemasangan kunci kamar mandi


a. Pastikan pintu di lubang sesuai ukuran/jarak handle/penguncinya
b. Tempel soket dengan posisi yang lurus menghadap pada dalam kamar mandi
sedangkan yang lengkung menghadap ke luar. Kmudian baut dengan kencang.
c. Pasang handle bagian luar (ada lubang kunci) yang sudah dirangkai dan kaitkan
handle dengan soket.
d. Baut dan kencangkan ring bagian dalam. Pasang ring bagian luar dan kencangkan
sampai menempel pada pintu.
e. Pasang handle dalam yang ada tombol penguncinya dan pastikan pengunci sudah
pas. Untuk mengetaui sudah pas ataupun belum dengan cara menariknya.
3. Pemasangan engsel pintu
a. mengukur lebar dan tinggi pintu serta kusen menggunakan meteran/pita ukur.
b. Agar engsel mampu menahan beban pintu dengan baik, disarankan untuk memasang
tiga engsel sekaligus pada masing-masing pintu dengan ukuran menyesuaikan
ukuran pintu.
c. buat tempat engsel terlebih dahulu agar hasil pekerjaan terlihat rapi. Pahat sisi
samping pintu dan kusen tepat di posisi yang sudah ditandai memakai alat mata
profil yang berbentuk lop
d. Engsel dipasang di pintu terlebih dahulu, kemudian baru tempelkan ke kusen.
Letakkan engsel tepat pada tempatnya, lalu ikat menggunakan sekrup. Pemasangan
sekrup bisa dilakukan memakai obeng maupun bor listrik.

C. PEKERJAAN PAGAR + GAPURA


I. PEKERJAAN TANAH
1. Menggali tana biasa sedalam 1 m
Galian dilakukan secara manual.
a. Sebelum tanah digali dipasang/ditarik benang dari titik-titik ikat untuk mengetahui
berapa lebar dan panjang digali sampai kedalaman sesuai dg gambar.
b. Semua pekerjaan galian dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat, ketinggian
ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran dari Direksi.
c. Penyedia Barang/Jasa akan merapikan semua penggalian permanen sampai garis
dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Hasil galian yang tidak terpakai diangkut dan dibuang ke tempat lain.
e. Setelah galian selesai memberitahu Direksi untuk memeriksa hasil galian
f. Pekerjaan selanjutnya dilakukan apabila hasil galian sudah disetujui dan diijinkan
oleh Direksi.
2. Pengurugan kembali
a. Bahan urugan tanah harus dibersihkan dari kotor-kotoran seperti akar-akaranm,
sampah, dan bahan organik lainya
b. Untuk tanah bekas galian yang dapat digunakan harus mendapat persetujuan dari
pengawas/direksi
c. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis maksimal 20cm dan disiram dengan air
secukupnya dan kemudian dipadatkan.

3. Urugan pasir hurug


Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah dan atas persetujuan
Direksi. Dipilih pasir yang baik secara teknis,bebas dari akar, bahan-bahan organis,
barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban
yang optimum untuk pemadatan. Kemudian padatkan pasir urug tersebut dengan
memakai alat stamper, jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan
tebal pasir urug seperti yang direncanakan
II. PEKERJAAN PONDASI
1. Pemasang batu kosong/Anstamping
a. Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada garis dan arah
yang tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
b. Bahan saringan pasir dan kerikil harus sesuai dengan spesifikasi teknik.Lapisan
dasar harus diletakkan dengan tebal yang sama dan cukup rata agar menjadi
pondasi yang kuat untuk pemasangan batubelah dan batu pecah.
c. Batu belah yang dipakai dalam pasangan batu kosong harus diletakkan pada lapisan
dasar dengan cara sedemikian rupa sehinggapasangan batu kosong yang selesai
dikerjakan menjadi stabil dan tidak longsor

2. Pemasangan batu belah 1SP : 6 PP Muntilan


Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan
batu kali.
pembuatan profil :
a. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil
dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
b. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
c. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik
tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas
profil sesuai peil pondasi.
d. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku
agar lebih kuat.
e. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil,
sehingga menjadi kuat dan kokoh.
f. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak
tepat,demikian juga peilnya.
Pemasangan batu kali :
a. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan
urugan pasir.
c. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
d. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi
25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar
batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
e. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai
ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.

III. PEKERJAAN BETON


1. Pembuatan FootPlat ( K200 )
a. Setelah penggalian dilakukan, dilanjutkan dengan pengurukan pasir urug dengan
ketebalan sesuai spesifikasi, dilanjutkan dengan penghamparan Beton sebagai lantai
kerja.
b. Pembesian serta Pengecoran antara Plat Pedestal dan Pondasi Pedestal dapat
dilakukan bersamaan tergantung dari pada dimensi dan design masing-masing.
c. Besi Tulangan dimater sesuai spesifikasi dipotong sesuai dengan ukuran pada
gambar kerja dengan menggunakan bar cutter sedangkan pembengkokan tulangan
mengunakan bar bender .
d. Panjang pembengkokan tulangan sengkang dilakukan sesuai dengan ketentuan bar
bending schedule.
e. Besi Tulangan dipabrikasi dengan cara mengikatkan tulangan pokok kolom dengan
tulangan sengkang menggunakan kawat bendrat, jarak dan jumlah tulangan pokok
disesuaikan dengan shop drawing dan bestek.
f. Perakitan Bekisting, setelah dirakit dilumuri dengan minyak bekisting.
g. elakukan job mix design dan job mix formula untuk kualitas beton yang diinginkan.
h. Pengecoran Beton diratakan denan menggunakan concrate vibrator.

2. Pembuatan beton sloof ( K200 )


a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan sloof beton.
b. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
c. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
d. Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di samping. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk
menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
e. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran sloof yang
digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci sloof tersebut
harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli jadi. Jika ingin
membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm dan plat besi
tebal 3-5 mm. Jarak sloof sangat tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila
jarak kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi rata.
Namun jika jarak kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin
ke bawah jarak sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
f. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap kolom.Untuk
mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun
goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat
penting.
g. Setelah komponen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai
dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu
dengan menggunakan alat concreate vibrator.

3. Pembuatan beton kolom ( K200 )


a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan kolom beton.
b. Menyiapkan sepatu kolom yang ditarik garis lurusnya dari sloof. Fungsinya agar
bekisting tepat berada pada titik koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan.
Sepatu kolom biasanya menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
c. Melakukan perakitan besi tulangan sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
d. Memasang bekisting kolom. Jangan lupa beton decking atau tahu beton penyangga
besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar
tidak berubah selama proses pengecoran.
e. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran sloof yang
digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci balok tersebut
harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri dari kayu dan besi atau bisa
membeli barang jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10
mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm.
f. Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom terhadap sloof dan
balok.Untuk mendapatkan kolom struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh
miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support
dinilai sangat penting.
g. Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai
dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu
dengan menggunakan alat concreate vibrator.

4. Pekerjaan beton balok ( K200)


a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan balok beton.
b. Memasang bekisting kolom dan beton decking atau tahu beton penyangga besi
tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak
berubah selama proses pengecoran.
c. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
d. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran balok
yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci balok
tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli jadi.
Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm
dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak balok sangat tergantung dari jarak pasangan
kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk balok 4 dengan jarak
dibagi rata. Namun jika jarak kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan
prinsip semakin ke bawah jarak sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar
di bawah.
e. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap kolom.Untuk
mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun
goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat
penting.
f. Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai
dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu
dengan menggunakan alat concreate vibrator.
5. Pekerjaan ringbalk ( K200 )
a. Pekerjaan diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok berupa papan yang
ditopang dengan perancah pekerjaan pembesian kolom.
b. Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk
(jangkar, radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending
Schedule). Penekukan/ pembengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan
piringan tekuk/ roller sesuai kelompok/ jenis diameter besi. Periksa pemasangan
kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar).
c. Besi yang belum & sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan
hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannnya dengan gambar
kerja.
d. Besi disetting di posisi masing-masing kolom dengan menyambung tulangan stek
yang terdapat pada ring balok. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis
sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi struktur, serta sudah terpasang
“beton decking” yang memadai.
e. Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi minyak
bekisting/mould oil sebelum didirikan.
f. Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan unting-unting,
waterpas dan alat ukur.
g. Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk
batas/level pengecoran di sisi atas bekisting dinding/kolom. Pekerjaan Plat Beton
h. Setelah komponen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai
dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu
dengan menggunakan alat concreate vibrator.
6. Pekerjaan rabat beton ( K100 )
Langkah kerja untuk pekerjaan rabat beton lantai adalah:
a. Bahan yang digunakan untuk mencampur beton, harus memenuhi spesifikasi dan
ketentuan.
b. Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau
K.100.
c. Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
d. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
e. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
f. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember. setelah beton
segar dituangkan dan dipadatkan dengan concreate vibrator,
g. Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

IV. PEKERJAAN DINDING


1. Pemasangan dinding bata expose
a. Untuk pekerjaan yang pertama yaitu siapkan peralatan kerja (Cetok, benang, pahat,
ember, paku, pensil, amplas, kain lap, alat aduk semen)
b. Siapkan bahan perekat bata expose, semen MU (perekat keramik dinding)
c. Kupas cat lama dengan cara di amplas
d. Permukan dinding di pahat secara acak (diketrik), jarak dan kedalaman kurang lebih
2 cm
e. Tarik benang dari ujung dinding ke sisi dinding yang akan di pasang bata expose
(rata/waterpas)
f. Bata expose bagian muka jangan sampai terkena semen karena bisa flex sehingga
bata expose jadi tidak menarik. Apabila terkena semen secepatnya dibersihkan
dengan kain yang bersih (jangan kain yang terkena semen)
g. Setelah bata expose sudah ditempelkan pada dinding, bersihkan permukana bata
expose yang telah dipasang dengan kuas
V. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecatan bata expose
a. Bersihkan dinding bata expose terlebih dahulu dari debu dan kotoran yang
menempel. Tujuannya tentu agar cairan cat dapat menempel pada permukaan
dinding ini dengan sempurna.
b. Pengecatan cat dasar pada permukaan dinding bata expose sebaiknya dilakukan
dengan roll supaya lebih mudah dan cepat.
c. Pilih cat yang berwarna merah bata sehingga warna asli batubata tetap terjaga
dengan baik. Gunakan juga cat yang bersifat waterproof, khususnya bila dinding
batubata expose ini berada di lingkungan exterior.
d. Pengecatan pada dinding batubata sebaiknya dilakukan sebanyak minimal dua kali
lapisan untuk menghasilkan tampilan dinding yang bagus.

VI. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


1. Pasang instalasi saklar
a. Tentukan titik – titik saklar sesuai dengan gambar yang ditentukan
b. Buat alur instalasi titik-titik saklar. Sebaiknya alur instalasi merapat ke tembok
untuk memperkecil kemungkinan kabel terkena cangkul atau benda tajam lainnya
saat perawatan atau renovasi.
c. Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakantidak
tampak dari luar (tertanam)
d. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom betonharus dipasang terlebih
dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasuk-kan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
e. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
f. Dudukan tempat saklar dibuat setinggi150 cm dari lantai, saklar harus rata dengan
dinding.
2. Pemasangan Instalasi titik lampu
a. Tentukan lokasi titik-titik lampu sesuai dengan gambar yang telah ditentukan
b. Buat alur instalasi kabel listrik dari stop kontak terdekat ke lokasi titik-titik lampu.
Sebaiknya alur instalasi kabel itu merapat ke tembok untuk memperkecil
kemungkinan kabel terkena cangkul atau benda tajam lainnya saat perawatan atau
renovasi.
c. Potong panjang pipa PVC sesuai alur yang ada. Warnai pipa dengan cat besi.
d. Masukkan kabel ke dalam pipa dan tanam di dalam tanah.
e. Setelah itu, hubungkan bagian ujung kabel ke rumah lampu, sedangkan ujung yang
lainnya ke stopkontak.
3. Pasang saklar ex Panasonic / Broco
a. Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan
cutter.
b. Pasang conduit dan inbow dos.
c. Tunggu sampai plester dinding akhir.
d. Sambungan saklar dengan aslinya.
e. Pasang saklar, gunakan waterpass agar rata.
4. Pasang lampu 15 watt ex philips
a. Jenis lampu yaitu philips 15 watt
b. Ukur diameter lubang kap lampu bagian dalam ring atau bibir kap lampu dibuka.
c. Buat lingkaran sesuai dengan ukuran kap lampu downlight. Lubangi dengan
menggunakan pisau cutter yang tajam. Jangan terlalu besar atau terlalu kecil.
d. Sambungkan kedua kabel sesuai dengan warnanya, (api biasanya berwarna merah,
dan massa biasanya berwarna biru atau hitam).
e. Gunakan isolasi yang berkualitas untuk menutup sambungan.
f. Masukkan kabel ke dalam plafon dan pasang kap diplafon pasang tuas pengunci dan
bibir kap lampu.
g. Pasang bola lampu, biasanya menggunakan lampu LED.

5. Pasang lampu ex 8 watt ex philips


a. Jenis lampu yaitu philips 8 watt
b. Ukur diameter lubang kap lampu bagian dalam ring atau bibir kap lampu dibuka.
c. Buat lingkaran sesuai dengan ukuran kap lampu downlight. Lubangi dengan
menggunakan pisau cutter yang tajam. Jangan terlalu besar atau terlalu kecil.
d. Sambungkan kedua kabel sesuai dengan warnanya, (api biasanya berwarna merah,
dan massa biasanya berwarna biru atau hitam).
e. Gunakan isolasi yang berkualitas untuk menutup sambungan.
f. Masukkan kabel ke dalam plafon dan pasang kap diplafon pasang tuas pengunci dan
bibir kap lampu.
g. Pasang bola lampu, biasanya menggunakan lampu LED.
D. PEKERJAAN LANDSCAPE
I. PEKERJAAN TANAH
1. Menggali tanah biasa sedaalam 1m
Galian dilakukan secara manual.
a. Sebelum tanah digali dipasang/ditarik benang dari titik-titik ikat untuk mengetahui
berapa lebar dan panjang digali sampai kedalaman sesuai dg gambar.
b. Semua pekerjaan galian dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat, ketinggian
ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran dari Direksi.
c. Penyedia Barang/Jasa akan merapikan semua penggalian permanen sampai garis
dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Hasil galian yang tidak terpakai diangkut dan dibuang ke tempat lain.
e. Setelah galian selesai memberitahu Direksi untuk memeriksa hasil galian
f. Pekerjaan selanjutnya dilakukan apabila hasil galian sudah disetujui dan diijinkan
oleh Direksi.

2. Urugan tanah kembali


a. Bahan urugan tanah harus dibersihkan dari kotor-kotoran seperti akar-akaranm,
sampah, dan bahan organik lainya
b. Untuk tanah bekas galian yang dapat digunakan harus mendapat persetujuan dari
pengawas/direksi
c. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis maksimal 20cm dan disiram dengan air
secukupnya dan kemudian dipadatkan.

3. Membuang tanah sejauh 30 m


Dengan jarak buang 30 m maka pengangkutan dipilih menggunakan tenaga manual.
Pemuatan dipergunakan dengan karung yang kemudian di angkut menggunakan tenaga
manusia.
4. Urugan pasir hurug
Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah dan atas persetujuan
Direksi. Dipilih pasir yang baik secara teknis,bebas dari akar, bahan-bahan organis,
barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban
yang optimum untuk pemadatan. Kemudian padatkan pasir urug tersebut dengan
memakai alat stamper, jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan
tebal pasir urug seperti yang direncanakan
II. PEKERJAAN PONDASI
1. Pasang pondasi rollag trashram 1 Pc : 3 Ps (SNI)
a. Pasangan bata rolaag dipasang dibagian tepi teras atau tangga.
b. Sebelum melakukan pemasangan bata Rollag, terlebih dahulu dipasang profilan
benang sebagai acuan kerataan Pasangan Pondasi Bata Rollag
c. Siapkan adukan dengan campuran 1Pc : 5 Ps untuk melekatkan bata-bata tersebut.
d. Mengambil spesi menggunakan sendok spesi kemudian meletakkannyapada bata
e. Mulai menyusun Rollag dengan posisi batu bata sejajar sesuai gambar yang
ditentukan.
f. Pasangan bata rolaag ini berfungsi sebagai pembatas dan penyangga tepi lantai, agar
lantai tidak mengalami penurunan serta memudahkan dalam pekerjaan pemasangan
lantai keramik.

III. PEKERJAAN BETON


1. Membuat beton mutu f’c=9,8 Mpa mutu K125 (SNI)
a. Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
b. Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan
menggunakan concerete pan mixer.
c. Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pmbesian dan bekisting.
Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan kedalam
beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
d. Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
e. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
f. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan
Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi
rata dan halus.
g. Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan
karung basah.
h. Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
2. Blok paving tebal 6 cm dengan pavig mutu k 225 (SNI)
a. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
b. Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah
terpasang tidak bergeser.
c. Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan
dengan menggunakan jidar kayu.
d. Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja
pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
e. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving
block cutter.
f. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan abu batu.
g. Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau
stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar
paving block satu sama lainnya.
h. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.

IV. PEKERJAAN DINDING


1. Pemasangan dinding bata merah kalipucang tebal ½ bata camp. 1SP : 8PP Muntilan
a. Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.
b. Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi
kolom praktis, ring balok, dan lubang kusen.
c. Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai
untuk mengurangi penyerapan air.
d. Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah
dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis dengan
menggunakan adukan 1SP : 8PP.
e. Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.
f. Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan sampai mencapai
elevasi yang diinginkan.
g. Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan
sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi
maksimum.

V. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Pemasangan plesteran 1Pc : 6Pp tebal 15mm pasir muntilan
Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua
kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir, spesi diaduk dengan
molen untuk mendapatkan hasil yang homogen. Kemudian pasir dimasukkan ke dalam
gentong molen terlebih dahulu kemudian semen dengan perbandingan tersebut di atas
dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru
diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi molen masih
mengaduk. Setelah spesi sudah matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan
spesi dituang ke kotak tempat spesi. Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana
tukang dan pembantu tukang sudah siap ditempat. Sebelum plesteran dipasang terlebih
dahulu semua permukaan yang akan diplester dibersihkan. Apabila bidang yang akan
diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air
bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan
dengan air semen. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran
yang sudah selesai karena sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah
selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan dan
dirapikan sehingga terlihat bagus. Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel
dibersihkan dan dibuang

VI. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Mengecat tembok baru dengan mowilex luar ruangan.
a. Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut
menggunakan kuas.
b. Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
c. Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
d. Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas,
sikat kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
e. Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
f. Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
g. Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti
jamur/lumut. Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua)
lapis dengan menggunakan cat dinding emultion.
h. Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
2. Pas. Prasasti
Prasasti terpasang pada salah satu tembok yang ditentukan oleh direksi pekerjaan.Tata
Cara Pelaksanaan Pekerjaan:
a. Bersama-sama Direksi Pekerjaan, dilakukan pemeriksaan ulang pekerjaan.
b. Bersihkan permukaan yang akan dipasang prasasti.
c. Pasang Prasasti dengan acian semen lalu bersihkan kembali prasasti dari kotoran.

IV. TAHAP PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN


1. DEMOBILISASI ALAT
Setelah pekerjaan dianggap selesai semua sesuai dengan pemeriksaan awal (pra PHO) maka
peralatan kerja yang dipergunakan untuk bekerja ditarik kembali dari lokasi pekerjaan menuju
gudang / bengkel kontraktor
2. PEMBERSIHAN LOKASI
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dilokasi pekerjaan dari sisa sisa
material, kotoran bekas bongkaran dan kotoran lain yang dapat mengganggu kelancaran lalu
lintas, bekas kotoran dibuang diluar lokasi pekerjaan.
3. PENYERAHAN PEKERJAAN
Setelah pekerjaan selesai maka kontraktor mengajukan permohonan untuk diadakan
pemeriksaan pekerjaan dalam rangka penyerahan yang pertama kalinya ( PHO ).
Kegiatan Provisional Hand Over ( PHO )
 Yang dimaksud dengan PHO adalah serah terima awal dari seluruh pekerjaan
fisik yang dilaksanakan oleh kontraktor dengan baik dan benar.
 Pada umumnya dipersyaratkan bahwa PHO dapat diusulkan oleh kontraktor jika
pekerjaan major telah dapat diterima, namun secara total Kontraktor masih harus
menyelesaikan sisa pekerjaan yang masih belum terselesaikan dan harus terus
memeliharanya sampai batas FHO dinyatakan selesai.
 Prosedur PHO :
o Paling sedikit pekerjaan telah mencapai 100 % pekerjaan major item dan
97 % dari seluruh nilai kontrak dan modifikasinya, Kontraktor
mengajukan tertulis ( request PHO ) kepada Konsultan Pengawas untuk
PHO
o Konsultan Pengawas meneliti dan mengajukan permohonan tersebut
kepada Pemberi Tugas dalam tempo paling lama 10 hari sejak hari
permohonan Kontraktor.
o Konsultan membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas tentang usulan
PHO yang diajukan oleh Kontraktor.
o Pemberi Tugas memproses pembentukan panitia penilai PHO
o Panitia Penilai PHO membuat daftar kerusakan dan kekurangan dari
pekerjaan dan hasil pengujian yang relevan harus dilampirkan pada
proses verbal PHO.
o Untuk perbaikan penyimpangan – penyimpangan dan kerusakan –
kerusakan, panitia penilai hanya memberi ijin satu periode penundaan
tidak lebih dari 30 hari sejak terahir penyelesaian pelaksanaan pekerjaan
(atau perpanjanganya).
o Dibuat Berita Acara PHO jika seluruh persyaratan telah dipenuhi.

4. PENGENDALIAN PEMELIHARAAN PEKERJAAN PADA “ WARRANTY PERIOD”


Perbaikan Selama Masa Jaminan Pemeliharaan
Kegiatan Pemeliharaan Pekerjaan yang sudah Di-PHO-kan
o Masa pemeliharaan adalah masa dimulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang
dihitung dari mulai tanggal perkiraan pekerjaan 100 % berdasarkan rekomendasi
Konsultan Pengawas sampai dengan berakhirnya kontrak pekerjaan yang sudah
disetujui.
o Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk memperbaiki, menyempurnakan hasil
pekerjaan yang belum dapat diterima atau memuaskan Tim Panitia Penilai Serah
Terima pada waktu Provisional Hand Over, mengenal kualitas atau kuantitas
o Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan minor yang
belum selesai dan lain lain.
o Prosedur :
 Setelah berakhir waktu perbaikan atau penyempurnaan, Kontraktor
memberitahukan kepada Pemberi Tugas.
 Tim Panitia Penilai serah terima yang sudah ditunjuk oleh Pemberi Tugas
mengadakan pemeriksaan ulang.
 Apabila menurut Tim Panitia Penilai serah terima tidak ada kekurangan atau
cacat lagi, maka Panitia Penilai membuat Berita Acarapemeriksa hasil
pekerjaan yang disampaikan pada Pemberi Tugas.
o Selama masa pemeliharaan harus ada kesepakatan antar pemilik, kontraktor dan
konsultan tentang :
 Personel pengawas yang dipertahankan
 Personel kontraktor yang dipertahankan
 Daftar peralatan yang masih akan digunakan

5. KEGIATAN FINAL HAND OVER


o FHO adalah serah terima akhir dari seluruh pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh
kontraktor dengan baik dan benar, setelah Kontraktor menyelesaikan seluruh
perbaikan yang tertera pada daftar perbaikan yang disusun oleh Panitia Penilai PHO
dan telah melewati masa pemeliharaan sesuai bunyi kontrak.
o Tujuan : untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor
telah selesai dan dapat diterima dengan baik.
o Yang perlu diperhatikan adalah unsur – unsur :
 Kelengkapan administrasi
 Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik.
 Kesesuaian dengan perncanaan
o Prosedur
 Pemberi Tugas mengundang kembali Panitia Penilai PHO/FHO untuk
melaksanakan proses FHO.
 Panitia Penilai memeriksa ulang seluruh data yang terdapat pada daftar
pekerjaan yang harus diperbaiki
 Panitia Penilai akan memeriksa pekerjaan – pekerjaan dan
mendokumentasikan semua kerusakan
 Jika telah dilakukan penyelesaian semua perbaikan pekerjaan, Konsultan
Pengawas akan memberikan rekomendasi dan Pemberi Tugas akan memberi
keputusan dan mengeluarkan berita acara FHO
Setelah proses verbal FHO dilaksanakan seperti diuraikan dan kerusakan kerusakan
diperbaiki seperti dijelaskan maka pada saat yang sama “Retention Money” yang masih
tertinggal dikembalikan
V. PENANGANAN PELAKSANAAN RK3K
KEGIATAN : PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN OBYEK
WISATA KABUPATEN JEPARA
PEKERJAAN : PENATAAN LINGKUNGAN WISATA RELIGI
MAKAM KI AGENG SENTANU
LOKASI : DESA KARANGRANDU KECAMATAN PECANGAAN
TAHUN ANGGARAN : TAHUN 2018
Dengan berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan
produktivitas tenaga kerja dapat lebih meningkat dan diharapkan tingkat penyelesaian proyek
dapat lebih cepat dari yang ditentukan schedule. Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan
Kerja ( K-3 ) / OHSAS 18001 : 2017 yang ditujukan untuk perbaikan mutu dan pelayanan secara
berkesinambungan. Pedoman mutu, kesehatan dan keselamatan kerja (PMK3) C.V. SAPTA
KARYA MANUNGGAL bertujuan menjamin sistem manajemen mutu, kesehatan dan
keselamatan serta mengeliminir bahaya potential terhadap lingkungan kerja sehingga dapat
menjalankan praktek kerja yang aman
 Tujuan, Sasaran, Dan Program :

NO TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM


I Mewujudkan Mutu Produk Sesuai
Persyaratan
1 100% karyawan mendapat sosialisasi a. Sosialisasi K3 kepada seluruh
K3, karyawan
2 Rata-rata penilaian unjuk kerja pemasok a. Seleksi Suplier sesuai dengan prosedur
300
3 Rata-rata penilaian unjuk kerja a. Seleksi subkontraktor sesuai dengan
Subkontraktor: prosedur
a. Perorangan : 200
b. Subkontraktor : 300
4 Rata-rata LPTS s.d, akhir proyek : 1 a. Dalam penanganan produk berdasarkan
dengan persyaratan yang ada
5 Rata-rata laporan keluhan pelanggan : 3 a. Dalam penanganan produk berdasarkan
dengan persyaratan yang ada
6 Rata-rata temuan mayor adalah 0, Minor a. Pelaksanaan K3 sesuai dengan Manual
adalah 1 Mutu, Prosedur, dan Instruksi kerja
Catatan adalah 5 s.d, akhir proyek
II Mewujudkan Kesejahteraan dan
Kedisiplinan Karyawan
1 Absensi Keterlambatan rata-rata 5% a. Peningkatan kedisiplinan melalui
perbulan aturan dan sanksi
III Tidak adanya kecelakaan ditempat
kerja
Kecelakaan Ringan : 2
Kecelakaan Sedang : 0
Kecelakaan Berat : 0
1 75% APD disediakan sesuai dengan a. Pengadaan APD disetiap kegiatan yang
pekerjaanya berkaitan dengan bahaya
b. Memantau terjadinya insiden dan
kecelakaan
2 Pelanggaran terhadap tenaga kerja yang a. Kewajiban memakai Alat Pelindung
tidak menggunakan APD minimal 25% Diri
3 25% karyawan yang terkait dalam K3 a. Pelatihan personil yang terkait dengan
mendapat pelatihan K3 yang sesuai K3 untuk memenuhi kompetensi
dengan bidangnya s.d, akhir proyek.
4 75% lokasi diproyek dipasang rambu a. Pemasangan Guardline untuk isolir area
yang sesuai dan memadai pada pekerjaan-pekerjaan:
- Pengelasan, pemotongan dan
penyambungan
- PDA dan Loading Test
- Jalur keluar masuk truck pengangkut
tanah keluar proyek
- Bongkaran bekisting
b. Pemasangan Rambu - rambu
peringatan:
- Awas manuver alat berat
- Hati - hati keluar masuk kendaraan
proyek
- Hati – hati ada pekerjaan pengelasan
- Hati – Hti pembongkaran bekisting
- Dilarang merokok
- Jagalah kebershan
- Cabut power listrik dari peralatan
setekah tidak digunakan
- Hati – hati tengangan tinggi
c. Mengajukan Working Permit
(Izin Kerja) pada pekerjaan / aktivitas
yang termasuk High Risk
d. Meminta bukti pengesahan Alat Berat
Pihak ke 3 beserta SIO operatornya
IV Peningkatan Kesehatan dan
Karyaawan
1 Rata – rata absensi tidak masuk karena a. Mengadakan kerja sama dengan RS
sakit sebesar 5% untuk penyelenggaraan konsultasi
kesehatan dan layanan pengobatan bagi
karyawan
b. Mengadakan pengecekan kesehatan
bagi karyawan
2 Parameter fisika, kimia, biologi di a. Kerjasama dengan instansi yang
lingkungan kerja sesuai dengan nilai ditunjuk
ambang batas
V Peningkatan Kesehatan Karyawan
1 75% Karyawan dan mitra kerja a. Sosialisasi K3 melalui Media Papan
memahami K3 s.d, akhir proyek Informasi K3
b. Penyuluhan K3 pada saat Briefing K3
setiap, Weekly dan Moonthly Meeting
bersama Subkontraktor
c. Sosialisasi K3 kepada Subkontraktor
dan supplier
VI Mewujudkan Zero Waste di
Lingkungan Proyek
1 Tidak ada ceceran / tumpahan BBM dan a. Menyediakan Spillage kit, berupa:
Pelumas yang berdampak pada Pasir, serbuk gergaji atau majun pada
pencemaran tanah area area yang dibutuhkan
2 Tidak adanya kontaminasi asbes a. Pengecatan seluruh atap asbes yang
digunakan atau pemasangan plafond
b. Mengganti segera atap asbes yang
rusak
3 75% sampah basah daan kering di Proyek a. Pengadaan tempat sampah secara
dibuang secara terpisah terpisah
VII Emisi Gas Buang Kendaraan Sesuai
dengan Persyaratan NAB
1 Rata-rata emisi gas buang yang dihasilkan a. Pengecekan emisi gas buang setiap 1
oleh kendaraan operasional dan alat berat tahun sekali dan service periodik
sesuai dengan persyaratan NAB
VIII Kesesuaian Dengan Peraturan
Perundang-Undangan berkaitan
dengan K3
1 Pemenuhan UU dan Peraturan K3 a. Pemantauan UU dan Peraturan yang
dimasing-masing bagian sebesar > 50% berkaitan dengan K3 setiap triwulan
s.d. akhir proyek

Identifikasi Bahaya dan Pengendalian resiko bahaya


IDENTIFIKASI
PENGENDALIAN
NO JENIS / TYPE PEKERJAAN JENIS BAHAYA dan
RESIKO K3
RESIKO K3
1 2 3 4
1 Mobilisasi dan demobilisasi Terlindas, tertabrak - Lakukan P3K, untuk
armada pertolongan pertama
(Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan
2 Pengeringan Terpeleset, terjatuh - Lakukan P3K, untuk
pertolongan pertama
(Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan
3 Pasang profil melintang Terpeleset, terjatuh - Lakukan P3K, untuk
pertolongan pertama
(Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan
4 Galian tanah pasangan Tertimbun longsor, - Lakukan P3K, untuk
Terkena benda tajam, pertolongan pertama
jatuh, terbentur, terpukul (Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan
5 Pekerjaan Beton Tersiram Agregat cor - Lakukan P3K, untuk
- Cor Beton K175 pertolongan pertama
- Cor Beton K100 (Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan
6 Pekerjaan Bekisting dan Terjatuh, tertusuk paku, - Lakukan P3K, untuk
pembesian tertusuk besi. pertolongan pertama
(Menyediakan Kotak
P3K – dan Helm
proyek, Sepatu boot
karet, Sarung tangan
VI. PENUTUP
Demikian Uraian metode pelaksanaan ini kami susun untuk melaksanakan pekerjaan PENATAAN
DAN PENGEMBANGAN KAWASAN OBYEK WISATA KABUPATEN JEPARA

Jepara, 2 Juni 2018


C.V. SAPTA KARYA MANUNGGAL

ZAINAL ARIFIN
direktur
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN : PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN OBYEK
WISATA KABUPATEN JEPARA
PEKERJAAN : PENATAAN LINGKUNGAN WISATA RELIGI MAKAM
KI AGENG SENTANU
LOKASI : DESA KARANGRANDU KECAMATAN PECANGAAN
TAHUN ANGGARAN : TAHUN 2018

SPESIFIKASI YANG
NO URAIAN PEKERJAAN MATERIAL KETERANGAN
DITAWARKAN
1 Pasangan dinding - Batu bata - Bata kalipucang
2 Beton Cor - Batu Kris - Batu kris lokal
- Pasir Pasang - Pasir Muntilan
- Semen / PC - Gresik / Tigaroda / Holcim
3 Pasangan batu belah - Batu belah - Batu belah lokal
- Pasir Pasang - Pasir Muntilan
- Semen / PC - Gresik / Tigaroda / Holcim
4 Pembesian - Besi beton - Besi beton ex PT. Krakatau
- Kawat bendrat steel
5 Bekesting, - Paku - Raja paku
- Papan - Randu
- Kayu - Kayu Sengon
- Minyak - Pertamina
- Bekesting
6 Sanitasi - Pipa PVC - Paralon PVC
- Pompa Air - Sanyo/Shimizu
7 Penutup atap - Rangka Atap - Rangka Atap baja ringan
- Genteng - Genteng & Genteng bubung
Jatiwangi besar
- Lisplank - Kalsiplank
8 Elektrikal - Saklar - Saklar Panasonic/Broco
- Lampu - Lampu philips 8 & 15 watt

Jepara, 20 Juni 2018


C.V. SAPTA KARYA MANUNGGAL

ZAINAL ARIFIN
direktur

Anda mungkin juga menyukai